tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan...

13
Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan aman dan berkualitas Nenny Puji Lestari, 1 Deni Kurniadi Sunjaya 2 1 Mahasiswa IKM Unpad, 2 IKM FK Unpad Abstrak Pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas telah menjadi kebutuhan dasar seluruh masyarakat. Fenomena maraknya medical tourism membuktikan hal tersebut. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan masyarakat saat ini tidah terbatas pada pelayanan kesehatan pada umumnya. Mereka lebih perhatian dan menginginkan pelayanan berkualitas. Hal ini dapat dipenuhi dengan penyediaan pelayanan yang berkualitas dan aman. Tujuan dari kajian ini untuk melihat bagaimana perbaikan pelayanan kesehatan dalam konsep mutu dan keselamatan pasien. Kajian ini dilakukan terhadap sejumlah pengalaman dari institusi kesehatan yang telah melakukan perbaikan dalam pelayanan. Analisis dilakukan berdasarkan teori dan isu keselamatan pasien yang ada saat ini. Terbukti bahwa terdapat 4 solusi untuk perbaikan pelayanan kesehatan yang dilakukan di sejumlah rumah sakit yaitu : 1. Dukungan pemimpin yang memiliki visi, 2. Pemanfaatan teknologi, 3. Regulasi yang responsif, 4. Sumber daya yang memadai. Transformasi pelayanan kesehatan menjadi upaya untuk peningkatan kualitas dan keamanan dalam pelayanan kesehatan. Lima hal yang ditawarkan oleh National patient safety foundations untuk peningkatan kualitas pelayanan seperti, pelayanan terintegrasi, keterlibatan pasien dalam pelayanan, iklim kerja yang kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. Saat ini, perbaikan pelayanan yang berkualitas dan aman sudah harus dilakukan di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini dapat ditempuh dengan pendekatan transaksional dan tranformasional untuk perbaikan kualitas pelayanan bagi keselamatan pasien. Kata kunci : Transformasi pelayanan kesehatan, kualitas dan keselamatan pasien

Upload: hatuong

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan aman dan berkualitas

Nenny Puji Lestari,1 Deni Kurniadi Sunjaya

2

1Mahasiswa IKM Unpad,

2IKM FK Unpad

Abstrak

Pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas telah menjadi kebutuhan dasar seluruh

masyarakat. Fenomena maraknya medical tourism membuktikan hal tersebut. Perilaku pencarian

pelayanan kesehatan masyarakat saat ini tidah terbatas pada pelayanan kesehatan pada

umumnya. Mereka lebih perhatian dan menginginkan pelayanan berkualitas. Hal ini dapat

dipenuhi dengan penyediaan pelayanan yang berkualitas dan aman. Tujuan dari kajian ini untuk

melihat bagaimana perbaikan pelayanan kesehatan dalam konsep mutu dan keselamatan pasien.

Kajian ini dilakukan terhadap sejumlah pengalaman dari institusi kesehatan yang telah

melakukan perbaikan dalam pelayanan. Analisis dilakukan berdasarkan teori dan isu

keselamatan pasien yang ada saat ini.

Terbukti bahwa terdapat 4 solusi untuk perbaikan pelayanan kesehatan yang dilakukan di

sejumlah rumah sakit yaitu : 1. Dukungan pemimpin yang memiliki visi, 2. Pemanfaatan

teknologi, 3. Regulasi yang responsif, 4. Sumber daya yang memadai. Transformasi pelayanan

kesehatan menjadi upaya untuk peningkatan kualitas dan keamanan dalam pelayanan kesehatan.

Lima hal yang ditawarkan oleh National patient safety foundations untuk peningkatan kualitas

pelayanan seperti, pelayanan terintegrasi, keterlibatan pasien dalam pelayanan, iklim kerja yang

kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan.

Saat ini, perbaikan pelayanan yang berkualitas dan aman sudah harus dilakukan di

seluruh fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini dapat ditempuh dengan pendekatan transaksional

dan tranformasional untuk perbaikan kualitas pelayanan bagi keselamatan pasien.

Kata kunci : Transformasi pelayanan kesehatan, kualitas dan keselamatan pasien

Page 2: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

Abstract

Quality and safety health care has become basic community needs. Medical tourism

phenomenon has proved it. For now, people health seeking behavior not limited in generally

health care. They more wanted and respect to qualified care than before. So it would be cleared

with make available safe and quality health care. The purpose these review to see how about

improve health care in quality and patient safety concept

This review examines a number of health institutions experience on quality improved. It

would be analyze with theory and safety current issue to explain that.

Evidence from 4 solutions to improve quality health care : 1. Visionary leader support,

2. Technology utilization, 3. Responsive regulation and 4. Adequate resources. Healthcare

transformation as effort to makes better quality and safety care. Five transformations vision by

national patient safety foundation is transparency, integrated care platform, patient involvement,

joy and meaning work and medical education reform.

In recent years, quality and safety improved should be done to all of healthcare facilities.

This will help to improve healthcare with transactional and transformational approach for safety

patient care.

Key word : Healthcare transformation, quality and patient safety

Page 3: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

Pendahuluan

Pelayanan kesehatan yang berkualitas merupakan harapan terbesar bagi setiap konsumen

kesehatan. Layaknya orang memilih restoran, aspek kualitas menjadi hal penting dalam

menentukan pilihan atas pelayanan yang ada di restoran tersebut. Demikian pula dengan

pelayanan kesehatan yang dengan keragaman produk jasa yang dihasilkan, menuntut adanya

standar kualitas dari produk layanan yang ditawarkannya.

Standar kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan akan

mempengaruhi konsumen dalam memilih pelayanan untuk dirinya. Maraknya fenomena medical

tourism yang melanda masyarakat kita dimana mereka lebih memilih produk layanan kesehatan

yang ditawarkan di negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Menurut Dirjen Bina Upaya

Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Supriyantoro, yang menjadi daya tarik

Singapura menjadi tujuan wisata medis adalah kualitas pelayanan kesehatan yang diberikannya

sebagaimana dilansir dalam Tribunenews.com, Jakarta. 1

Kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan fasilitas kesehatan di negara-negara tujuan

wisata medis tersebut dibuktikan dengan pemenuhan standar kualitas internasional. Bandingkan

dengan kondisi di negara kita, seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dalam

kunjungan kerjanya di RSUP dr Kariadi Semarang menyebutkan baru 50% dari seluruh rumah

sakit di Indonesia yang terakreditasi oleh Kemenkes. Untuk pemenuhan standar kualitas

internasional baru 5 rumah sakit swasta yang memiliki lisensi internasional.2

Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 36/2009 memberikan tangggung jawab terhadap

pemerintah untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau bagi

seluruh masyarakat. Demikian pula dengan UU Rumah Sakit no 44/2009 yang secara tegas

menyatakan bahwa mutu pelayanan dan keselamatan pasien merupakan dasar dan tujuan dalam

penyelenggaraan rumah sakit. Peraturan-peraturan ini memberikan gambaran pentingnya sebuah

pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas yang harus disiapkan sebagai bagian dari system

kesehatan.

Pada saat ini kualitas pelayanan kesehatan memasuki era keselamatan pasien sebagai fokus

utamanya. Keselamatan pasien sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia 3

Pelayanan medis yang tidak aman mengakibatkan peningkatan potensi morbiditas dan mortalitas

serta beban financial bagi system kesehatan dan masyarakat. 4 Oleh karena itu, upaya pelayanan

Page 4: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

kesehatan yang berorientasi pada keselamatan pasien (patient centered care) mutlak diperlukan

untuk menjawab permasalahan tersebut.

Patient centered care menjadi konsep penting dalam peningkatan pelayanan kesehatan.

Tiga aspek utama pelayanan yang berorientasi pada pasien dalam perspektif individu adalah (1)

mengutamakan kebutuhan pasien dalam pelayanan, (2) melibatkan pasien dalam seluruh tahap

pelayanan (no decision about me without me), dan (3) menjadikan pasien merasa sebagai satu-

satunya pasien yang ditangani. Dimensi patient-centered care itu sendiri dari sisi system

pelayanan kesehatan adalah interpersonal (relationship), klinis (care provision), dan struktural

(system) 5

Sebuah pelayanan dinyatakan berkualitas atau tidak, dapat ditentukan dengan terpenuhinya

lima hal yaitu: (1) responsiveness (ketanggapan), (2) reliability (keandalan, (3) emphaty

(kepedulian), (4) assurance (jaminan) dan (5) tangible (kasat mata). Namun dengan kekhasan

karakteristik yang ada pada pelayanan kesehatan, menurut Institute of Medicine (IOM) dimensi

kualitas pelayanan kesehatan juga diukur melalui aspek keselamatan pasien, efisiensi, efektifitas,

ketepatan waktu, berorientasi pada pasien dan memenuhi asas keadilan. Lebih jauh disebutkan,

bahwa langkah kritis pertama dalam memperbaiki kualitas pelayanan adalah dengan menerapkan

upaya keselamatan pasien dalam setiap tindakan pelayanan. 6

Menjawab kebutuhan untuk menyediakan pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas

sebagai kewajiban negara melalui penyelenggaraan system kesehatan nasional, Kementerian

Kesehatan menargetkan 10 rumah sakit (RS) pemerintah mencapai standar internasional oleh

Joint Commision International (JCI) hingga 2014 nanti. Untuk RS lainnya didorong untuk

mempersiapkan institusinya untuk memenuhi standar JCI sebagai sertifikasi kualitas pelayanan

kesehatan yang mengedepankan manajemen keselamatan pasien.

Target dan harapan pemenuhan standar JCI di setiap fasilitas kesehatan ini memerlukan

kesiapan seluruh stakeholder kesehatan terutama di RS sebagai sasaran utamanya. Pelayanan

yang mengutamakan keselamatan pasien sebagai prioritas, menjadi tantangan bagi RS dan

manajemen untuk peningkatan penampilan organisasi. Meningkatkan mutu dan keselamatan

pasien memerlukan upaya perubahan dengan kombinasi pendekatan transaksional dan

tranformasional. Kombinasi dua pendekatan tersebut akan lebih menjamin keberhasilan

perbaikan kinerja RS menciptakan pelayanan yang aman dan berkualitas. Pada akhirnya,

Page 5: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

bagaimana transformasi yang harus dilakukan di pelayanan kesehatan untuk dapat memenuhi

harapan dalam mewujudkan pelayanan yang aman dan berkualitas?

Melalui kajian literatur tentang kualitas dalam pelayanan kesehatan serta keselamatan

pasien sebagai salah satu dimensi dalam menilai mutu pelayanan kesehatan, kami mencoba

mengulas tentang pelayanan kesehatan dalam konsep mutu dan keselamatan pasien. Isu seputar

pelayanan kesehatan secara global serta pengalaman beberapa institusi pelayanan kesehatan

dalam upaya mencapai kualitas pelayanannya, dijadikan sebagai insight dalam membuka

presfektif baru untuk perubahan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik.

Pelayanan kesehatan dalam system kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sebuah sistem kesehatan. WHO

mendifinisikan pelayanan kesehatan sebagai sekumpulan input yang dikombinasikan untuk

menghasilkan pelayanan dalam bentuk serangkaian intervensi atau tindakan kesehatan.7

Pelayanan kesehatan yang baik adalah dimana pelayanan yang diberikan efektif, aman, dan

berkualitas baik untuk individu atau kelompok. 8

Sistem kesehatan itu sendiri terbangun dari sekumpulan kegiatan yang memiliki tujuan

untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan, yang dalamnya terdapat organisasi-organisasi,

institusi dan sumber daya kesehatan.9 Secara umum, fungsi yang ada dalam sistem kesehatan

adalah : (1) stewardship; (2) pelayanan kesehatan; (3) pembiayaan kesehatan; dan (4) sumber

daya kesehatan.

Keselamatan pasien dalam mutu pelayanan kesehatan

Keselamatan Pasien (Patient Safety) menurut IOM didefinisikan sebagai layanan yang

tidak mencederai atau merugikan pasien (freedom from accidental injury). Accidental injury

dapat disebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai

rencana yang salah dalam mencapai tujuan. Accidental injury juga akibat dari melaksanakan

suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

(omission).10

Aplikasi dari keilmuan keselamatan pasien ini dalam upaya mencapai tujuan

penyediaan pelayanan kesehatan yang terpercaya.11

Mutu pelayanan kesehatan merupakan sebuah kinerja yang menunjuk pada

kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat memberikan kepuasan pada pasien

Page 6: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

sesuai tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya

sesuai standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan 6. Hal ini memberikan makna bahwa

kualitas pelayanan kesehatan harus memenuhi harapan dari hasil dan manfaat bagi individu dan

masyarakat dengan memperhatikan standar profesionalisme dan berbasis ilmu pengetahuan,

fokus pada tata kelola klinis yang didasari pada efektivitas pemberian layanan kesehatan secara

konsisten 12

Keselamatan pasien merupakan unsur penting dalam sebuah pelayanan kesehatan.

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan salah satunya menempatkan keselamatan pasien

sebagai tujuan yang harus dicapai pada abad 21, selain efisiensi, efektif, tepat waktu, berorientasi

pada pasien dan adil.13

Transformasi pelayanan kesehatan berorientasi keselamatan pasien

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan secara kontinyu harus selalu dilakukan.

Menurut Berwick, upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan digambarkan dalam skema

dengan efek berantai dengan melibatkan 4 unsur dalam pelayanan kesehatan yaitu : (1) pasien

dan masyarakat; (2) system mikro; (3) konteks organisasi; (4) lingkungan.14

Salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dengan berorientasi pada

keselamatan pasien dapat ditempuh dengan mengkombinasikan pendekatan transaksional dan

transformasional. Model ini dikembangkan oleh Raj Behal dengan berdasarkan pada teori Burke

dan Litwin. Pendekatan transaksional ditempuh melalui pembentukan struktur organisasi,

kebijakan, prosedur baru dan penerapan system pelaporan berbasis elektronik. Sedangkan

pendekatan transformasional melalui kepemimpinan, misi dan strategi serta budaya organisasi.15

National Patient Safety Agency (NSPA) sebuah agensi di Inggris menerbitkan tujuh

langkah keselamatan pasien untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Inggris. Tujuh

Langkah tersebut diantaranya : (1) membangun budaya keselamatan pasien; (2) pimpinan dan

dukungan staf; (3) integrasi aktivitas manajemen risiko; (4) membangun system pelaporan; (5)

melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien dan publik; (6) belajar dan berbagi pengalaman

tentang keselamatan pasien; (7) implementasi solusi untuk mencegah kerugian.16

Ketujuh

langkah ini yang kemudian di adaptasi di berbagai negara termasuk Indonesia untuk mencapai

tujuan keselamatan pasien di pelayanan kesehatan.

Page 7: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

Perkembangan pelayanan kesehatan yang mengedepankan keselamatan pasien di seluruh

dunia dalam 13 tahun terakhir ini masih bergerak secara perlahan. 17

Di Indonesia, kampanye

gerakan keselamatan pasien yang dimulai sejak 2005 hingga saat ini belum menunjukkan hasil

yang optimal. Pembentukan Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit yang ditetapkan

melalui Permenkes 1691/Menkes/Per/VIII/2001 sebagai salah satu strategi regulasi diharapkan

mampu mempercepat pencapaian keselamatan pasien untuk peningkatan kualitas pelayanan

kesehatan.

Pertemuan internasional di Paris pada April 2012 yang membahas tentang Quality And

Safety in Healthcare memberikan gambaran tentang budaya mutu untuk keselamatan pasien

tidak hanya bercermin pada dunia penerbangan biasa. Akan tetapi sudah merefleksikan diri pada

aerospace dan formula 1. 18

Budaya yang dibangun di kedua organisasi yang bergerak di bidang

aerospace dan formula 1 ini tidak memberikan peluang untuk terjadinya kesalahan sekecil

apapun. Belajar pada pengalaman kegagalan misi Chalengger 1986, hal ini memacu organisasi

untuk lebih proaktif mengembangkan budaya keselamatan. sehingga kondisi normalization of

deviance yang memicu kegagalan tersebut tidak terulang lagi.

Di dunia kesehatan, kondisi normalization of deviance dalam tindakan dan pelayanan

kesehatan seringkali ditemukan. 18

Situasi yang menyimpang namun dianggap normal ini dalam

pelayanan kesehatan diantaranya seperti kebiasaan tidak menggunakan alat pelindung diri

(APD), personal hygiene petugas, tidak terbiasanya menngunakan checklist surgery pada proses

pembedahan dan masih banyak lagi yang lainnya. Kondisi ini berpotensi terhadap terjadinya

kesalahan yang fatal dalam pemberian pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi tugas besar bagi

sector kesehatan dalam upaya perbaikan pelayanan kesehatan yang lebih aman dan berkualitas.

Tantangan sektor kesehatan dalam perbaikan kualitas pelayanan membutuhkan strategi

yang tidak sederhana. Implementasi regulasi tentang mutu dan keselamatan pasien dari tingkat

pusat, daerah hingga unit pelayanan (Dinas Kesehatan, RS dan Puskesmas), manajemen

keselamatan yang reaktif dan proaktif di organisasi pelayanan kesehatan 19

dan penerapan

pelayanan bersertifikasi internasional adalah beberapa strategi yang dapat ditempuh.

Sebagaimana disampaikan oleh Prof Utarini bahwa regulasi yang responsif dapat mempercepat

keberhasilan intervensi mutu pelayanan dan keselamatan pasien.20

Upaya dan strategi yang ada tersebut memerlukan kontinyuitas dalam pelaksanaannya.

Kepemimpinan dan komitmen yang kuat dari stakeholder menjadi hal penting dalam

Page 8: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

keberhasilan pelaksanaan strategi tersebut. Pemahaman akan budaya mutu dalam pelayanan

kesehatan perlu di tumbuhkan si seluruh lapisan stakeholder kesehatan yang termasuk

didalamnya para pengambil kebijakan di tingkat daerah. Hal ini sebagaimana teori Berwick

dalam peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Pemahaman tentang budaya mutu di Indonesia menghadapi dua front yang berbeda.21

Disatu sisi berhadapan dengan persiapan menghadapi BPJS yang masih berkutat dengan akses

dan keterjangkauan pelayanan. Disisi yang lain, tantangan pasar global sector kesehatan yang

menawarkan pelayanan berkualitas yang menjadikan Indonesia sebagai target pasar dan bukan

penyedia layanan yang berkualitas. Ironinya, di kedua sisi ini belum menempatkan mutu

pelayanan kesehatan di Indonesia sebagai skala proiritas. 21

Mengatasi hal ini, diperlukan transformasi melalui perubahan yang terencana di sector

kesehatan terutama untuk peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Pendekatan

Berwick dapat diaplikasikan dalam analisis masalah dan penetapan solusi peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan.

Solusi melalui perubahan terencana di sektor kesehatan dapat ditempuh dalam 2

pendekatan yaitu : (1) perbaikan tata kelola system kesehatan: dan (2) perbaikan mutu pelayanan

di RS. 21

Melalui kolaborasi di dua solusi ini diharapkan dapat membentuk perubahan sikap dan

perilaku yang akhirnya mengubah iklim organisasi dan budaya pada kurun waktu yang

ditentukan. Untuk menuju kondisi perubahan yang diharapkan tersebut diperlukan

kepemimpinan yang memiliki komitmen dan passion yang kuat di bidang keselamatan dan

kualitas pelayanan.

Penguatan kepemimpinan yang berkomitmen dalam transformasi pelayanan kesehatan

menjadi kunci keberhasilan mewujudkan pelayanan berkualitas. Pada pelayanan kesehatan di

RS, para pemimpin tersebut datang dari pemimpin di lingkungan eksternal RS, pemimpin

internal RS, dan pemimpin dalam proses klinis. 21

Kolaborasi kepemimpinan di tiga aspek ini

akan mampu membawa perubahan positif dalam budaya mutu dan keselamatan di pelayanan

kesehatan.

Implemetasi langkah yang telah diterapkan di RS Anak Cincinnati dan Royal Children

Hospital (RCH) di Australia menunjukkan hasil yang positif dalam pengembangan keselamatan

pasien untuk peningkatan kualitas pelayanan. Komitmen organisasi yang tinggi dengan

kerjasama semua komite yang ada di RCH berdampak pada penguatan kinerja rumah sakit dalam

Page 9: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

memberikan pelayanan bagi masyarakat. Penggunaan strategi pemanfaatan IT dan strategi

pengembangan SDM dengan HealthSMART juga merupakan langkah yang ditempuh untuk

optimalisasi program keselamatan pasein di RCH 22

Pada salah satu sesi dalam konferensi internasional ISQua ke 29 di Genewa 21-24 Oktober

2012, dikemukakan wacana penerapan budaya mutu dan keselamatan tidak terbatas pada

lingkungan RS semata, namun lebih luas di seluruh pelayanan kesehatan. Hal ini dipandang

penting terutama pada pelayanan kesehatan dasar dalam upayanya memenuhi pelayanan

kesehatan universal. 23

Hal ini menjadi tantangan yang lebih besar bagi stakeholder kesehatan

tingkat nasional dan regional untuk dapat mengantisipasi kebutuhan tersebut.

Transformasi pelayanan kesehatan dapat dipandu dengan strategi yang di tawarkan The

Lucian Leape Institute dengan National Patient Safety Foundation. Lima konsep untuk visi

transformasi pelayanan kesehatan daiantaranya adalah : (1) transparansi; (2) bentuk pelayanan

yang terintegrasi; (3) keterlibatan konsumen (pasien); (4) Joy and meaning work (iklim kerja

petugas) dan (5) reformasi pendidikan kedokteran.17

Pengalaman sejumlah rumah sakit di Indonesia dalam membangun budaya keselamatan

pasien untuk pelayanan yang berkualitas ditempuh melalui berbagi pendekatan. Perubahan

sistem yang fundamental ditempuh RS Cipto Mangunkusumo dengan pengembangan pola pikir

“The House of Quality and Patient Safety of RS Ciptomangunkusomo” dengan 4 pilar utama

yaitu : (1) proses manajemen risiko; (2) 7 langkah menuju keselamatan pasien; (3) Tujuan

keselamatan pasien dan (4) 6 dimensi keselamatan pasien. Penerapannya melalui kepemimpinan

dan edukasi berkelanjutan kepada staf, serta kerjasama tim dan komunikasi efektif. 24

Pengalaman yang tidak jauh berbeda juga ditempuh oleh RS Tarakan yang menerapkan

starategi komunikasi efektif manajer dan manajer klinis dalam mencapai visi RS “safety, trusteed

and satisfaction”. Penyederhanaan struktur organisasi untuk memudahkan komunikasi dan

pemanfaatan teknologi merupakan langkah yang di tempuh RS tarakan. Komitmen pimpinan

dalam shared value and vision melalui komunikasi berbasis karakter staf merupakan kekuatan

dalam transformasi budaya mutu dan keselamatan di RS Tarakan. 25

Tidak berlebihan kiranya bagi sektor kesehatan untuk mengambil langkah maju untuk

memulai upaya transformasi di pelayanan kesehatan mulai saat ini. Mengingat kompleksitas

pelayanan kesehatan, kita percaya bahwa pelayanan kesehatan sudah seharusnya menjadi “high

reliability organization” yang memerlukan akuntabilitas dalam konsistensi pelayanan yang

Page 10: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

aman, efektif dan berfokus pada pasien. IOM merekomendasikan untuk adanya perubahan dalam

sistem kesehatan dan langkah perubahan yang radikal adalah dengan “think about care and how

it is provided”. Pelayanan kesehatan tidak hanya memerlukan perbaikan tetapi sebuah

transformasi.17

Simpulan

Kualitas dan keselamatan dalam pelayanan kesehatan merupakan dua hal yang saling

terikat satu dengan lainnya. Pelayanan yang berkualitas pada saat ini sudah sampai pada era

keselamatan pasien sebagai tolok ukurnya. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pasien

menjadi dasar di beberapa institusi pelayanan kesehatan dalam menggerakkan organisasinya

menuju pelayanan yang berkualitas. Dengan strategi yang tepat, keberhasilan memenuhi harapan

pelayanan yang berkualitas dapat diwujudkan.

Pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas dapat terselenggara melalui upaya

perbaikan dan perubahan yang terencana dengan memadukan pendekatan transaksional dan

transformasional. Sejumlah pengalaman memberikan gambaran bahwa sebuah transformasi

dapat menjadi pintu masuk untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dukungan kepemimpinan

yang visioner dan berkomitmen tinggi, pemanfaatan teknologi, dukungan regulasi yang responsif

serta sumber daya yang memadai, menjadikan pelayanan yang aman dan berkualitas bukan

sekedar angan. Akan tetapi dapat di wujudkan.

Menuju sebuah pelayanan kesehatan yang aman dan berkualitas tentunya memerlukan

strategi dan tahapan yang tidak sederhana. Kesiapan stakeholder di pelayanan kesehatan menjadi

hal penting untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu diperlukan analisis yang berkelanjutan

dengan mengaplikasikan pendekatan Berwick dalam perbaikan kualitas pelayanan. Analisis ini

akan membantu dalam memahami tingkat kebutuhan di setiap pelayanan kesehatan yang pada

akhirnya dapat dijadikan langkah dalam menentukan strategi transformasi yang dapat ditempuh

oleh pelayanan kesehatan.

Ucapan terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Deni K. Sunjaya, dr., DESS atas telaah dan

perbaikan selama proses diskusi dan bimbingan.

Page 11: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

Daftar Pustaka

1. Ini yang bikin orang Indonesia berobat ke Singapura, Tribunnews.com [diunduh pada 24

november 2012] terdapat pada www. tribunnews.com/2012/11/08

2. Seribu RS belum terakreditasi, Suara merdeka.com, [diunduh pada 24 november 2012]

terdapat pada www.suaramerdeka.com/vi/indek.php/read/news/2012/11/24/13676/

3. WHO, Patien safety research: a guide for developing training programmes, Geneve 2012

[diunduh pada 21-11-2012] terdapat pada http ://www.who.intl/pasien safety/research

4. Ashish Jha dan David Bates ., Global burden of unsafe care disampaikan pada 29th ISQua

International Conference, Geneva, 21-24 October 2012, [diunduh pada 21-11-2012]

5. Adi Utarini Kompetensi manajer dan manajer klinis rumah sakit dalam pengembangan

patient centered care, disampaikan dalam seminar ilmiah 20 tahun MMR UGM dan Forum

mutu IHQN VIII, Yogyakarta 10-13 Oktober 2012

6. Institute of Medicine: Crossing the quality chasm: A new health system for the 21th century.

Washington DC: National Academy Press; 2001

7. Mursaleena I, Health System assessment apparoach ; A How to manual. Arlington, VA;

USA Agency for international –Management science for health; 2006

8. The right to health-the fact sheet. Geneva; WHO; 2007 [diunduh 4 nopember 2011] tersedia

pada ; http ://who.int

9. Health System Improving Performance. WHO; 2000 Departemen Kesehatan RI. Panduan

Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta; 2006 hal 1-46

10. Departemen Kesehatan RI. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta;

2006 hal 1-46

11. Grant T Savage & Eric S Williams, Performance Improvement in Health Careuality, 2008

12. Linda Emanuel DB, Conway J, Comber J, Hatlie M, Leape L et al. What exactly is patient

safety? [serial on internet] [diunduh 2 Juli 2012] tersedia dari http;//www.ihi.org

13. Flynn E. Summary of crossing the quality of chasm: A new system for 21th century dalam

The Patient Safety Handbook. 2004 [diunduh 25 Juni 2012]; 25-34

14. Berwick DM, A User‟s manual for the IOM‟s „quality chasm‟ report. Health Affairs. 2002

[diunduh 2 Juli 2012] ; 20; 80-90 tersedia dari http ://content.health affairs.org/content/

21/3/80 full.pdf

Page 12: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan

15. Raj Behal. An Organization Development Framework for Rtanformaational Change in

Patient Safety: a Guide for Hospital Senior Leaders dalam The Patient Safety Handbook.

Eds Barbra J. Younberg, Martin J Hatlie, Malloy Lithographing. USA. 2004 [diunduh 22

juni 2012];h.26-51

16. National Patient Safety Agency, Seven steps to pateient safety: a guide for NHS staf, 2003

17. Leape L., Berwick D., Clancy C., Conway J., Gluck P., Guest J., et al, Transforming

healthcare: a safety imperative, Original viewpoint, Qual Saf Health Care 2009 18:424-428

[diunduh pada 27 Juli 2012] tersedia pada http://qshc.bmj.com/content/ 18 / 6 /

424.full.html #related-urls

18. Laksono Trisnantoro. Laporan Imnternational Forum in Quality and Safety in Healthcare,

Paris 17-20 April 2012, [serial on internet][diunduh 25 Juli 2012]

19. Hollnagel E, Proactive approach to safety management. The Health Foundation [thought

paper]. 2012 [diunduh 2 juli 2012]; 1-10 tersedia dari http;//www.health.org.uk

20. Adi Utarini, Mutu Pelayanan Kesehatan di Indonesia: Sistem Regulasi yang Responsif

[Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar] Yogyakarta; UGM; 2011

21. Laksono Trisnantoro, Kepemimpinan sebagai kapitasi organisasi untuk membangun budaya

keselamatan pasien, Sesi Kepemimpinan dan perubahan budaya organisasi menuju budaya

keselamatan pasien, disampaikan dalam seminar ilmiah 20 tahun MMR UGM dan Forum

mutu IHQN VIII, Yogyakarta 10-13 Oktober 2012

22. Trisasi Lestari. Konteks organisasi dalam implementasi “patient safety‟. Indonesian

Healthcare Quality Network ; 2006 [diunduh 25 Juni 2012]; II(4); 1-3

23. Bates D, Esmail, A., Allegranzi B., Twun-Danso N., Larizgoitia I., Safer care outside the

hospital: a discussion, Session Governance, Leadership and Health Policy disampaikan

pada 29th

ISQua International Conference, Geneva, 21-24 October 2012 [diunduh pada 21

November 2012]

24. Fathema Djan Rachmat, Strategi berkomunikasi dengan klinisi: Teknik Komunikasi, Role

Model dan Action. Sesi Strategi komunikasi kepada klinisi dan manajer rumah sakit untuk

implementasi patient centered care, disampaikan dalam seminar ilmiah 20 tahun MMR

UGM dan Forum mutu IHQN VIII, Yogyakarta 10-13 Oktober 2012

25. Kusmedi Prihanto, Strategi menggerakkan klinisi sebagai ujung tombak patient-centered

care, Sesi Strategi komunikasi kepada klinisi dan manajer rumah sakit untuk implementasi

patient centered care, disampaikan dalam seminar ilmiah 20 tahun MMR UGM dan Forum

mutu IHQN VIII, Yogyakarta 10-13 Oktober 2012

Page 13: Tranformasi pelayanan kesehatan mewujudkan pelayanan …pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/09/Publikasi-artikel-a... · kondusif dan reformasi pendidikan kesehatan. ... pelayanan