tradisi sejarah dalam masyarakat indonesia masa pra aksara

24
MAKALAH TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA-AKSARA Disusun oleh : 1. Elsa Febrie Alvianitasari (13) 2. Faza Amaliya (15) 3. Meilinda Fatma (17) 4. Mohammad Tabi’in Ma’ruf (19) 5. Noor Shofia Zahra (21) SMA NEGERI 1 PATI Jalan Panglima Sudirman No.24 Telp. (0295) 381454 Pati 59113 Fax. (0295) 381491 E-mail : [email protected] i

Upload: mohammad-maruf

Post on 28-Nov-2015

1.219 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

MAKALAH TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA...SMAN1PATI

TRANSCRIPT

Page 1: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

1

MAKALAH

TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA

MASA PRA-AKSARA

Disusun oleh : 1. Elsa Febrie Alvianitasari (13)

2. Faza Amaliya (15)

3. Meilinda Fatma (17)

4. Mohammad Tabi’in Ma’ruf (19)

5. Noor Shofia Zahra (21)

SMA NEGERI 1 PATI

Jalan Panglima Sudirman No.24 Telp. (0295) 381454 Pati 59113

Fax. (0295) 381491 E-mail : [email protected]

i

Page 2: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

2

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

limpahan rahmat dan karunianya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul :

“TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA-

AKSARA”

Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Tuhan Yang Maha ESA serta tidak lepas bantuan dari berbagai pihak, untuk

itu penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang

membantu dalam pembuatan makalah ini.

Tim penulis menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih sangat jauh

dari kesepurnaan baik materi maupun penulisannya. Namun demikian, tim penulis telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, karenanya penulis

dengan rendah hati dan tangan terbuka bersedia menerima masukan, saran, dan usul

guna penyempurnaan makalah ini.

Akhirnya tim penulis berharap agar makalah ini dapat berguna bagi seluruh

pembaca.

Pati, Agustus 2011

Tim Penulis

ii

Page 3: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

3

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah ........................................................................... 1

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................... 1

1.4 Tujuan Penulisan ................................................................................. 2

1.5 Manfaat Penulisan ............................................................................... 2

1.6 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 2

BAB 2 ISI

2.1 Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Sebelum Mengenal Tulisan ..... 3

2.2 Jejak-Jejak Sejarah Indonesia ............................................................... 9

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 19

3.2 Saran-Saran .......................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 21

iii

Page 4: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Masalah

Dalam setiap masyarakat terdapat tradisi yang merupakan kebudayaan yang

dimiliki oleh masyarakat tersebut. Tradisi yang dimiliki oleh suatu masyarakat

mengalami perkembangan. Salah satu tradisi yang dimiliki oleh masyarakat tersebut

adalah tradisi sejarah. Tradisi ini mengandung arti bagaimana masyarakat menjelaskan

masa lalunya berdasarkan perkembangan kebudayaan yang dimilikinya. Perkembangan

tradisi dapat dilihat dari masa praaksara dan masa aksara.

Melalui makalah ini, tim penulis akan menjelaskan bagaimana perkembangan tradisi

sejarah masyarakat Indonesia masa praaksara.

1.2 Pembatasan Masalah

Melihat dari latar belakang masalah serta memahami pembahasannya maka penulis

dapat memberikan batasan-batasan berikut :

1. Cara masyarakaat mewarisakan masa lalunya

2. Tradisi sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan

3. Melacak jejak-jejak sejarah masyarakat Indonesia

1.3 Rumusan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana cara masyarakat mewariskan masa lalunya?

2. Bagaimana sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan?

3. Bagaimana cara melacak jejak-jejak sejarah masyarakat Indonesia?

1

Page 5: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

5

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui cara masyarakt mewariskan masa lalunya

2. Mengetahui sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan

3. Mengethaui jejak-jejak sejarah masayarakat Indonesia

1.5 Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

semua pihak, khususnya kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan wawasan.

Manfaat lain dari penulisan makalah ini adalah diharapkan dapat dijadikan acuan untuk

sumber belajar yang mudah, ringkas dan mudah dipahami, sehingga dapat menjadikan

siswa paham tentang tradisi sejarah masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Data penulisan makalah ini diperoleh melalui studi kepustakaan, metode

kepustakaan ini adalah suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang tradisi

sejarah masyarakat Indonesia sebelum penulis juga memperoleh data dari internet.

2

Page 6: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

6

BAB 2

ISI

2.1 TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA SEBELUM

MENGENAL TULISAN

Kehidupan masyarakat indonesia sebelum mengenal tulisan disebut juga dengan

kehidupan masyarakat indonesia Zaman Prasejarah. Zaman prasejarah ini

berlangsung sangat lama. Manusia yang hidup pada zaman ini belum mengenal

tulisan. Sehingga generasi selanjutnya serta para peneliti tidak mendapatkan bukti-

bukti tertulis mengenai kehidupan manusia pada zaman praaksara. Meskipun mereka

meninggalkan benda-benda kebudayaan, namun tetap tidak tersingkap secara penuh.

Bagan Untuk Memperoleh Gambaran Kehidupan Manusia Sebelum Mengenal Tulisan

Dilakukan melalui tradisi lisan, dimana pengertian tradisi lisan itu sendiri adalah

sebagai berikut:

Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/adat istiadat,

menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari

seseorang kepada orang lain.

Para Ahli

Mengamati danmerekonstruksi bendapeninggalan budayamanusia

Membuat Penafsiran danPerkiraan kehidupan Manusia

Gambaran kehidupan manusia yangterungkap hanya sebagian kecil darisisi-sisi kehidupan manusia padawaktu itu

3

Page 7: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

7

Tradisi lisan dapat juga diartikan sebagai pengungkapan lisan dari satu generasi

ke generasi yang lain, dst.

Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam

masa lampau masyarakat manusia.

Tradisi sejarah masyarakat sebelum mengenal tulisan merupakan tradisi dalam

mewariskan pengalaman masa lalu serta pengalaman hidup sehari-hari yang terkait

dengan adat istiadat, kepercayaan, nilai moral pada generasi mereka sendiri dan

generasi yang akan datang melalui tradisi lisan, peringatan-peringatan berupa

bangunan serta alat hidup sehari-hari. Tradisi lisan mengandung kejadian-kejadian

sejarah, nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa, lagu

dan mantra, serta petuah leluhur.

Tradisi lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi meskipun

belum mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu merekam pengalaman masa

lalunya.

Sebagai contoh tradisi lisan:

Aktivitas bercocok tanam sampai sekarang masih ada karena diwariskan secara

bertahap dan turun temurun dari nenek moyang kita kepada generasi

selanjutnya.

Aktivitas membuat gerabah yang mulai dikenal pada masa bercocok tanam yang

semakin berkembang, bagaimana cara mereka mewariskan keahliannya?

1. Cara Masyarakat Mewariskan Masa Lalu

Ada dua aspek utama dari peninggalan masa lalu yang tidak boleh dilupakan. Pertama,

peninggalan masa lalu yang bersifat material, misalnya benda-benda kebudayaan.

Kedua, peninggalan masa lalu yang bersifat nonmaterial, misalnya falsafah hidup,

cita-cita, etos, nilai, norma, dan lain-lain. Jadi kebudayaan mereka hanya

disosialisasikan secara lisan dan melalui benda-benda kebudayaan. Ada beberapa cara

untuk mewariskan masa lalu pada masyarakat diantaranya :

4

Page 8: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

8

a. Melalui Keluarga

Pewarisan oleh keluarga dilakukan secara bertahap, mulai dari yang sederhana dan

mudah dipahami menuju ke sesuatu yang kompleks atau rumit. Yang diwariskan

adalah kebudayaan material (buatan manusia yang dapat diraba dan dilihat) dan

kebudayaan nonmaterial (kepercayaan, nilai, norma, dan bahasa). Keluarga

mewariskan semuanya melalui sosialisasi. Pewarisan tersebut dilakukan dengan cara

sosialisasi adat istiadat/kebiasaan baik secara:

Langsung (secara lisan diberitahukan mengenai tradisi dan adat istiadat yang

berlaku, misalnya mengajarkan secara lisan tentang tradisi dalam suatu

keluarga)

Tidak langsung (dengan memberi contoh dalam hal perilaku sehari-hari).

Cerita atau Dongeng (sebab dalam dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai

nilai-nilai atau sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai

sesuatu yang dipandang tidak boleh dilakukan).

b. Melalui Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya, wilayah

identitas, dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur.

Masyarakat mewariskan masa lalunya melalui:

Tradisi dan adat istiadat (nilai, norma yang mengatur perilaku dan hubungan

antar individu dalam kelompok).

Adat istiadat yang berkembang di suatu masyarakat harus dipatuhi oleh anggota

masyarakat di daerah tersebut. Adat istiadat sebagai sarana mewariskan masa

lalu terkadang yang disampaikan tidak sama persis dengan yang terjadi di masa

lalu tetapi mengalami berbagai perubahan sesuai perkembangan zaman. Masa

lalu sebagai dasar untuk terus dikembangkan dan diperbaharui.

5

Page 9: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

9

Nasihat dari para leluhur, dilestarikan dengan cara menjaga nasihat tersebut

melalui ingatan kolektif anggota masyarakat dan kemudian disampaikan secara

lisan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

Peranan orang yang dituakan (pemimpin kelompok yang memiliki kemampuan

lebih dalam menaklukkan alam) dalam masyarakat.

Contoh: Adanya keyakinan bahwa roh-roh harus dijaga, disembah, dan

diberikan apa yang disukainya dalam bentuk sesaji.

Membuat suatu peringatan kepada semua anggota kelompok masyarakat berupa

lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup serta bangunan tugu atau

makam. Semuanya itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya

dengan melihatnya.

Contoh: Benda-benda (kapak lonjong) dan berbagai peninggalan manusia purba

dapat menggambarkan keadaan zaman masyarakat penggunanya.

Kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang dapat termasuk

sejarah lisan sebab meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan

bangunan yang mereka buat.

Contoh: Menhir (tugu batu), merupakan tugu peringgatan bagi generasi yang

akan datang bahwa di tugu tersebut terdapat arwah nenek moyang yang harus

disembah.

Pertunjukan hiburan. Pertunjukan wayang merupakan salah satu pertunjukan

hiburan yang dilakukan dengan tujuan mendatangkan roh nenek moyang. Dalam

pertunjukan wayang selalu disisipkan petunjuk-petunjuk yang bermanfaat yang

juga menjadi salah satu sarana untuk mengingatkan manusia akan masa lalunya.

Dengan demikian, pertunjukan wayang selain bermakna hiburan juga bermakna

religius.

6

Page 10: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

10

2. Tradisi Masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan

Berikut adalah contoh tradisi masyarakat sebelum mengenal tulisan :

Sistem Kemasyarakatan

Pada masa ini sistem kemasyarakatan menjadi lebih kompak. Gotong royong

menjadi kewajiban mendasar dalam menjalankan hidup, seperti menanam benih,

bercocok tanam dan sebagainya. Dan pada masa ini masyarakat terbagi menjadi

kelompok-kelompok tertentu sesuai bidang keahliannya serta tetap menjaga

keharmonisan hubungan masing-masing kelompok.

Pertanian

Sistem persawahan sudah ada di Indonesia sejak zaman Neolitikuum. Semangat

gotong royong di bidang persawahan terlihat dalam tata pengaturan air dan tanggul.

Dan juga pada zaman perundagian sudah ada spesialisasi pekerjaan dalam

masyarakat.

Kemampuan berlayar

Kemampuan berlayar sudah dimiliki cukup lama bangsa Indonesia. Ini

dilatarbelakangi oleh kedatangan nenek moyang Indonesia dari daratan Asia yang

menggunakan perahu untuk menyebrangi perairan Indonesia. Mengingat letak

geografis Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang mengharuskan

menggunakan perahu untuk sampai ke pulau lain.

Sistem bahasa

Karena wilayah Indonesia yang terletak sepertujuh dari equator dan terdiri atas lautan

dengan beribu-ribu pulau, sehingga bahasa tersebar diseluruh wilayah Indonesia

termasuk rumpun Melayu Austronesia atau bahasa Melayu Kepulauan Selatan. Pada

masa Kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu tumbuh menjadi bahasa resmi kerajaan dan

bahasa pergaulan dalam perdagangan diseluruh seluruh wilayah kepulauan Nusantara

atau sebagian wilayah Asia Tenggara.

7

Page 11: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

11

Ilmu Pengetahuan

Pada masa prasejarah masyarakat telah mengenal ilmu pengetahuan dan teknologi.

Diantaranya telah memanfaatkan angin musim sebagai penggerak dalam aktivitas

pelayaran dan perdagangan. Serta ilmu Astronomi sebagai petunjuk waktu dalam

bidang pertaniaan.

Organisasi Sosial

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan dapat hidup tanpa kelompok masyarakat

atau lebih dikenal dengan suku. Kerjasama dan gotong royong saling dilakukan oleh

antar suku, sehingga keharmonisan dapat berlangsung baik.

Teknologi

Sejak masa prasejarah masyarakat telah mengenal teknik pengecoran logam. Alat-

alat rumah tangga, bercocok tanam, berburu, pembuatan perahu bercadik dan lain-

lain telah menggunakan pengecoran logam.

Sistem Ekonomi

Manusia pada zaman ini memenuhi kebutuhan hidupnya dengan menjalin hubungan

barter. Yaitu sistem perdagangan tukar menukar barang dengan barang lain untuk

memenuhi kebutuhan hidup.

Kesenian

Masyarakat prasejarah mengenal kesenian sebagai hiburan untuk mengisi waktu

senggang. Waktu senggang itu mereka gunakan untuk menyalurkan jiwa seni mereka

seperti seni membuat batik, seni wayang, seni membuat gamelan dan lain-lain.

8

Page 12: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

12

2.2 JEJAK-JEJAK SEJARAH INDONESIA

Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau tentu meninggalkan jejak-

jejak sejarah agar dapat diketahui oleh generasi berikutnya. Namun, menemukan jejak-

jejak sejarah bukanlah mudah, karena sudah terjadi ratusan bahkan ribuan tahun yang

lalu. Berikut adalah hal-hal yang dapat membantu menemukan jejak-jejak sejarah

masa lalu, yaitu folklore, mitologi, legenda, dongeng, upacara, dan lagu-lagu daerah

Indonesia.

Bagan Jejak Sejarah Indonesia

1. Folklor

Folklor adalah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang tersebar atau diwariskan secara

turun temurun.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan

cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan.

Mencari Jejak Sejarah

Folklore Mitologi Legenda Lagu Daerah Upacara

FolkloreLisan

FolkloreSebagian Lisan

Folklore bukanLisan

Dongeng

9

Page 13: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

13

James Dananjaya (seorang ahli folklor) menyebutkan ciri-ciri folklor:

1. Folkor diciptakan, disebarkan, dan diwariskan secara lisan (dari mulut ke mulut)

dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2. Folklor bersifat tradisional, tersebar di wilayah (daerah tertentu) dalam bentuk

relatif tetap, disebarkan diantara kelompok tertentu dalam waktu yang cukup

lama (paling sedikit 2 generasi).

3. Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu, karena pencipta

pertamanya sudah tidak diketahui sehingga setiap anggota kolektif yang

bersangkutan merasa memilikinya (tidak diketahui penciptanya).

4. Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama. Diantaranya sebagai

alat pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang

terpendam.

5. Folklor terdiri atas banyak versi.

6. Mengandung pesan moral.

7. Mempunyai bentuk/berpola.

8. Bersifat pralogis.

9. Lugu, polos.

Adapun fungsi folklor, yaitu sebagai berikut:

a. Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu

kolektif.

b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan.

c. Sebagai alat pendidik anak.

d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu

dipatuhi anggota kolektifnya.

Menurut Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor dapat

digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu:

10

Page 14: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

14

1) Folklor Lisan

Merupakan folklor yang bentuknya murni lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan

diwariskan secara lisan.

Folkor jenis ini terlihat pada:

a) Bahasa rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara

rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana

pergaulan dalam hidup sehari-hari. Seperti: logat, dialek, kosa kata bahasanya,

julukan.

b) Ungkapan tradisional adalah kalimat pendek yang disarikan dari pengalaman

yang panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan.

Seperti: peribahasa, pepatah.

c) Pertanyaan tradisional (teka-teki)

Menurut Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang

mengandung satu atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.

d) Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu.

Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu

permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak.

e) Cerita prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun

temurun (dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat. Seperti: mite, legenda,

dongeng.

f) Nyanyian rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang

diungkapkan melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi

rekreatif, yaitu mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari

dari kesukaran hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-

lagu dari berbagai daerah.

11

Page 15: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

15

2) Folklor Sebagian Lisan

Merupakan folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan

lisan. Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor

sebagian lisan, adalah:

a) Kepercayaan rakyat (takhayul), kepercayaan ini sering dianggap tidak

berdasarkan logika karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,

menyangkut kepercayaan dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media

tutur kata.

b) Permainan rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa

bantuan orang dewasa. Contoh: congkak, teplak, galasin, bekel, main tali,dsb.

c) Teater rakyat

d) Tari Rakyat

e) Pesta Rakyat

f) Upacara Adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan

agama ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya

dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang

dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.

3) Folklor Bukan Lisan

Merupakan folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan

secara lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiil (artefak). Yang termasuk dalam

folklor bukan lisan:

a) Arsitektur rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci)

Arsitektur merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan. Dan pada

waktu itu arsitektur lebih difokuskan pada pembangunan

b) Kerajinan tangan rakyat

Awalnya dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk

kebutuhan rumah tangga.

c) Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing daerah

12

Page 16: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

16

d) Obat-obatan tradisional (Seperti kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)

e) Masakan dan minuman tradisional

2. Mitologi

Mite (myth)

Berarti cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat

sebagai cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal

gaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa atau setengah dewa.

Mitologi

Adalah ilmu tentang kesusastraan yang menagndung konsep tentang dongeng suci,

kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan. Peristiwanya

terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan dunia seperti yang kita kenal sekarang,

dan terjadi pada masa lampau yang lama. Cerita yang dimilki setiap suku bangsa di

indonesia biasanya terkait dengan sejarah kehidupan masyarakat di suatu daerah,

seperti awal mula masyarakat menempati suatu daerah. Kisah tentang terjadinya alam

semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk

topografi, dan gejala alam serta petualangan para dewa, kisah percintaan, hubungan

kekerabatan, kisah perang mereka, dunia dewata, makanan pokok. Cerita-cerita yang

terkandung dalam mite bukanlah sejarah tetapi didalamnya terdapat unsur-unsur

sejarahnya.

Contoh mite:

Dewi Sri dari Jawa Tengah dan Bali.

Nyai Pohaci dari Jawa Barat.

Nyai Roro Kidul Laut Selatan dari Yogyakarta.

Mado-Mado (lowalangi) dari Nias.

Wahadi dari Timor.

13

Page 17: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

17

Mitos di Indonesia dibagi menjadi 2 macam berdasarkan tempat asalnya, yakni:

1) Asli Indonesia.

2) Berasal dari luar negeri terutama dari India, Arab, dan kawasan Laut Tengah.

Mitos dari luar negeri umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut sehingga

tidak terasa lagi keasingannya, karena telah mengalami proses adaptasi.

Contoh: Orang jawa telah mengadopsi dewa-dewa serta pahlawan-pahlawan Hindu

sebagai dewa dan pahlawan Jawa. Orang Jawa percaya bahwa mitos yang

berasal dari epos Ramayana dan Mahabarata terjadi di pulau Jawa dan

bukan di India.

3. Legenda

Legenda adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang punya cerita sebagai suatu

kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi.

Legenda bersifat sekuler (keduniawian) terjadi pada masa yang belum begitu

lampau dan bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang.

Legenda ditokohi oleh manusia, meskipun ada kalanya mempunyai sifat luar biasa,

dan seringkali dibantu mahkluk-mahkluk gaib.

Legenda sering dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history). Meskipun

dianggap sebagai sejarah tetapi kisahnya tidak tertulis maka legenda dapat

mengalami distorsi sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.

Untuk menjadikan legenda sebagai sumber sejarah maka harus menghilangkan

bagian-bagian yang menagndung sifat-sifat folklor, seperti bersifat pralogis (tidak

termasuk dalam logika) dan rumus-rumus tradisi.

Legenda diwariskan secara turun temurun, biasanya berisi petuah atau petunjuk

mengenai yang benar dan yang salah. Dalam legenda dimunculkan pula berbagai

sifat dan karakter manusia dalam menjalani kehidupannya yaitu sifat yang baik dan

yang buruk, sifat yang benar dan yang salah untuk selanjutnya dijadikan pedoman

bagi generasi selanjutnya.

14

Page 18: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

18

Jan Harold Brunvard menggolongkan legenda menjadi 4 kelompok, yaitu:

i. Legenda keagamaan (religious legend)

Termasuk dalam legenda ini adalah legenda orang-orang suci atau saleh

(hagiografi). Hagiografi meskipun sudah tertulis tetapi masih merupakan folklor

sebab versi asalnya masih tetap hidup diantara rakyat sebagai tradisi lisan. Contoh:

Legenda Wali Songo.

ii. Legenda Alam Gaib

Legenda ini biasanya berbentuk kisah yang benar-benar terjadi untuk

meneguhkan kebenaran “takhyul” atau kepercayaan rakyat. Legenda macam ini

biasanya berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami oleh

seseorang. Maka, legenda alam gaib yaitu cerita pengalaman seseorang dengan

makhluk gaib, hantu, siluman, dan sebagainya. Hampir di setiap masyarakat di

Indonesia terdapat legenda tentang alam gaib, terutama tentang legenda hantu.

iii.Legenda Setempat

Legenda yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat, dan bentuk

topografi, yaitu bentuk permukaan suatu daerah. Contoh: Legenda Danau Toba.

Legenda Gunung Tangkuban Perahu di Bandung, yang bentuknya mirip perahu

yang terbalik.

iv. Legenda Perseorangan

Cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap oleh yang empunya cerita

benar-benar pernah terjadi. Contoh: Legenda Panji yang berasal dari tradisi lisan

yang sering berintegrasi dengan dongeng “Ande-ande Lumut” dan dongeng ‘Kethek

Ogleng”

15

Page 19: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

19

4. Dongeng (folktale)

Dongeng merupakan prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi oleh yang

mempunyai cerita. Dongeng tidak terikat oleh waktu maupun cerita.

Dongeng adalah”cerita pendek” kolektif kesusastraan lisan.

Diceritakan untuk hiburan, meskipun banyak juga yang melukiskan kebenaran,

berisikan pelajaran (moral), atau bahkan sindiran.

Tokohnya, biasanya binatang (fables), seperti Si Kancil, maupun manusia seperti

Bawang Merah dan Bawang Putih.

Terkadang ada pergeseran sebuah legenda menjadi dongeng.

Contoh : “Terjadinya Gunung Tangkuban Perahu” ke dongeng “Sangkuriang” dapat

terjadi karena kini cerita Sangkuriang oleh sebagian penduduk Sunda sudah dianggap

fiktif.

5. Lagu-lagu Daerah

Lagu adalah syair-syair yang ditembangkan dengan irama yang menarik.

Lagu daerah adalah lagu yang menggunakan bahasa daerah. Ciri-cirinya:

Terdiri atas kata-kata dan lagu yang keduanya tidak dapat dipisahkan.

Sifatnya mudah berubah-ubah (dapat diolah menjadi nyanyian pop)

Beredar secara lisan diantara kolektif tertentu dan memiliki banyak varian,

berbentuk tradisional.

Bentuknya sangat beraneka ragam, yakni dari yang paling sederhana sampai

yang cukup rumit.

16

Page 20: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

20

Fungsi nyanyian rakyat:

i. Kreatif, yaitu untuk menghilangkan kebosanan hidup sehari-hari untuk

menghibur diri dan untuk mengiringi permainan anak-anak.

ii. Sebagai pembangkit semangat, yaitu nyanyian untuk bekerja.

iii. Sebagai protes sosial, yaitu proses mengenai ketidakadilan dalam masyarakat

atau negara bahkan dunia.

iv. Untuk memelihara sejarah setempat.

6. Upacara

Selain melalui hal diatas, cara yang dapat dilakukan untuk mengenal kesadaran

sejarah yang belum mengenal tulisan adalah dengan upacara. Upacara yang

dimaksud yaitu upacara yang umumnya memiliki nilai sakral oleh masyarakat

pendukung kebudayaan tersebut. Upacara ini merupakan bentuk perilaku masyarakat

yang menunjukkan kesadaran terhadap masa lalunya. Upacara merupakan usaha

manusia untuk mencari hubungan dengan Tuhan, para dewa, atau makhluk-makhluk

halus yang mendiami alam gaib. Awal mula upacara ini sejak Zaman Kerajaan

Majapahit sudah terdapat kebiasaan untuk merayakan hari besar nasional, baik

berupa upacara-upacara keagamaan maupun kenegaraan. Setelah masuknya agama

dan kebudayaan Islam upacara tersebut diwarnai dengan unsur-unsur islami. Upacara

merupakan rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat pada aturan-aturan

tertentu (adat istiadat, agama, dan kepercayaan).

Fungsi Upacara :

i. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada

kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan

pada mereka.

Upacara tersebut juga dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari kemarahan

kekuatan-kekuatan gaib yang seringkali diwujudkan dalam berbagai malapetaka

dan bencana alam. Biasanya terkait dengan legenda yang berkembang di

masyarakat tentang asal usul mereka.

17

Page 21: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

21

ii. Sebagai alat legitimasi tentang keberadaan mereka seperti tertuang dalam cerita

rakyat.

Contoh: Upacara “Kasodo” oleh masyarakat Tengger di Sekitar Gunung Bromo.

Upacara “Larung Samudra” yaitu melarung makanan ke tengah laut.

Upacara “ Seren Taun” di daerah Kuningan.

Upacara “ Mapang Sri” di daerah Parahyangan.

18

Page 22: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

22

BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Zaman prasejarah Indonesia merupkan zaman ketika masyarakat Indonesia sebelum

mengenal tulisan. Untuk mengetahui kehidupan masyarakat Indonesia pada masa

praaksara bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu, para ahli mencoba untuk

melakukan pengamatan dan membuat penafsiran dari benda-benda kebudayaan yang

ditinggalkan oleh masyarakat pada masa itu.

Para ahli juga mencoba untuk melakukan penelitian terhadap berbagai hal yang

dapat membuka tabir kehidupan masyarakat Indonesia pada masa prasejarah seperti tata

cara mewariskan masa lalu, melalui cerita-cerita dongeng, dan lain sebagainya.

Penelusuran kehidupan masyarakat Indonesia juga dilakukan melalui system

kepercayaan, kemasyarakatan, pertanian, kemampuan berlayar, system bahasa,

pengetahuan, organisasi sosisal dan lain sebagainya.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat Indonesia pada masa pra-aksara

adalah :

Masyarakat agraris-religius dengan corak pekerjaan bercocok tanam padi.

Memiliki tingkat peradaban yang tinggi (teknologi perundagian) dan pelayaran.

Hidup berkelompok berdasarkan asas gotong royong, musyawarah dan mufakat.

Merupakan masyarakat komunal dengan asas kesejahteraan bersama.

19

Page 23: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

23

3.2 SARAN-SARAN

1. Kita harus mengetahui tentang sejarah Indonesia, terutama hal-hal yang

terkandung di dalamnya seperti tradisi sejarah. Karena sejarah merupakan

kekayaan yang sangat berharaga sekali untuk diambil manfaatnya.

2. Pelajaran sejarah ini sangat bermanfaat sekali, terutama kepada generasi muda

agar menjadi generasi yang lebih baik dengan mengambil hal-hal positif yang

terkandung didalamnya untuk pedoman/pengarah hidup.

20

Page 24: TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

24

DAFTAR PUSTAKA

M, Tarunasena. 2007. Sejarah SMA/MA Kelas X. Jakarta: Departemen PendidikanNasional.

http://mustaqimzone.wordpress.com/2009/11/22/tradisi-sejarah-masa-pra-aksara/

http://mustwiebagoes.blogspot.com/2008/02/tradisi-sejarah-masyarakat-indonesia.html

http://make-smart.blogspot.com/2010/02/jejak-sejarah-di-dalam-foklore-mitologi.html

http://alumnisejarah.ucoz.com/publ/1-1-0-1

http://senyawa-kimia.blogspot.com/2010/02/jejak-jejak-sejarah-masyarakat.html

21