topologi jaringan

20
Jenis-jenis Topologi Jaringan Fisik (Physical Topology) Arsitektur topologi suatu bentuk koneksi secara fisik dalam menghubungkan setiap node pada sebuah jaringan. Pada jaringan sederhana local area network (LAN) dikenal 3 topologi yang paling sering digunakan yaitu Topologi Bus, Start (Bintang) dan Ring (Cincin). Seiring waktu penggunaan berkembang topologi secara fisik dengan penggabungan dari 3 topologi tersebut diantaranya yaitu topologi hierarchical/Tree (Pohon), Extended Star, dan Mesh (Tak Beraturan). Topologi Bus Topologi Bus (topologi backbone) adalah topologi jaringan dengan membentangkan kabel (coaxial) memanjang dengan kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node kemudian perangkat jaringan dan komputer-komputer dihubungkan pada kabel tersebut menggunakan T-Connector. Ciri-Ciri Topologi Bus Teknologi lama yang umum digunakan karena sederhana dalam instalasi. Tidak butuh peralatan aktif dalam menghubungkan komputer.

Upload: leompook

Post on 22-Nov-2015

66 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Topologi Bus (topologi backbone) adalah topologi jaringan dengan membentangkan kabel (coaxial) memanjang dengan kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node kemudian perangkat jaringan dan komputer-komputer dihubungkan pada kabel tersebut menggunakan T-Connector.

TRANSCRIPT

Jenis-jenis Topologi Jaringan Fisik (Physical Topology)Arsitektur topologi suatu bentuk koneksi secara fisik dalam menghubungkan setiap node pada sebuah jaringan. Pada jaringan sederhana local area network (LAN) dikenal 3 topologi yang paling sering digunakan yaitu Topologi Bus, Start (Bintang) dan Ring (Cincin). Seiring waktu penggunaan berkembang topologi secara fisik dengan penggabungan dari 3 topologi tersebut diantaranya yaitu topologi hierarchical/Tree (Pohon), Extended Star, dan Mesh (Tak Beraturan).

Topologi BusTopologi Bus (topologi backbone) adalah topologi jaringan dengan membentangkan kabel (coaxial) memanjang dengan kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node kemudian perangkat jaringan dan komputer-komputer dihubungkan pada kabel tersebut menggunakan T-Connector.

Ciri-Ciri Topologi Bus Teknologi lama yang umum digunakan karena sederhana dalam instalasi. Tidak butuh peralatan aktif dalam menghubungkan komputer. Menggunakan konektor BNC tipe T. Pada ujung kabel dipasang konektor 50ohm. Diperlukan repeater untuk jarak yang cukup jauh Discontinue Support.Kelebihan Topologi Bus Hemat Kabel Layout kabel sangat sederhana Biaya instalasi relatif lebih murah Penambahan workstation baru mudah dilakukan tanpa mengganggu workstation yang lain.Kekurangan Topologi Bus Sulit melakukan pelacakan masalah. Signal melewati kabel dalam dua arah dan mungkin terjadi collision (tabrakan pengiriman data). Problem terbesar pada saat kabel putus. Jika salah satu segmen kabel putus, maka seluruh jaringan akan terhenti dan komputer tidak dapat saling berkomunikasi. Topologi Start (Bintang)Topologi Start atau Bintang adalah topologi jaringan yang menyerupai bentuk bintang dengan node ditengah sebuah alat concentrator (hub, switch) sebagai pusat dihubungkan ke setiap station (komputer).

Ciri-ciri Topologi Start (Bintang) Akses kontrol terpusat, teriminal pusat bertindak sebagai pengatur dan juga pengendali komunikasi yang terjadi. Terminal yang lain melakukan komunikasi melalui terminal pusat. Menggunakan alat concentrator Hub, Switch, atau MAU (Multi Access Unit)Kelebihan Topologi Start (Bintang) Tahan terhadap arus lalu lintas jaringan yang sibuk. Tingkat keamanan cukup tinggi. Penambahan ataupun pengurangan station dapat dilakukan dengan mudah. Kerusakan pada satu saluran tidak mempengaruhi saluran yang lain. Mudah dalam mendeteksi kerusakan dan kesalahan pengelolaan dalam jaringanKekurangan Topologi Start (Bintang) Jika Node tengah mengalami gangguan atau kerusakan maka rangkaian jaringan berhenti. Pemakaian kabel jaringan sangat banyak Jaringan sangat tergantung dari terminal pusat. Biaya pengadaan jaringan lebih mahal dari pada topologi bus dan ring. Peran HUB merupakan elemen kritis dan sangat sensitif perlu dijaga jangan sampai bermasalah, penambahan komputer bisa mempengaruhi kecepatan transfer data. Topologi Ring (Cincin)Topologi Ring (Cincin) merupakan pemetaan jaringan komputer yang bentuknya seperti cincin yaitu bulatan melingkar berbentuk rangkaian titik yang masing-masing terhubung ke dua titik lainnya dimana berperan dalam menghubungkan semua komputer.

Ciri-ciri Topologi Ring (Cincin) Setiap terminal dalam Topologi Jaringan Ring adalah repeater yang mempu melakukan 3 fungsi yaitu Penyelipan data yaitu proses data dimasukkan kedalam saluran transmisi, penerimaan data yaitu proses terminal yang dituju telah mengambil data dari saluran, pemindahan data yaitu proses kiriman data diambil kembali oleh terminal pengirim karena tidak ada terminal yang menerimanya. Cincin berfungsi hampir sama dengan concentrator sebagai pusat berkumpul ujung kabel untuk setiap komputer terhubung.Kelebihan Topologi Ring (Cincin) Hemat kabel jaringan. Tidak akan terjadi bentrokan atau tabrakan pengiriman data.Kekurangan Topologi Ring (Cincin) Jika terjadi gangguan satu titik node mengakibatkan semua jaringan terganggu. Sulit mendeteksi gangguan dan kerusakan yang terjadi. Pengembangan jaringan agak kaku. Topologi Extended Star Topologi Extended Star merupakan pemetaan dalam menggambarkan jaringan hasil pengembangan lanjutan dari topologi start (Bintang).

Ciri-ciri Topologi Extended Star Setiap node berkomunikasi langsung dengan sub node dan sub Node berkomunikasi dengan central node dan kembali lagi. Banyak penghubung melebihi kapasitas pada umumnya.Kelebihan Topologi Extended Star Jika satu kabel sub node terputus maka sub node yang lain tidak terganggu.Kekurangan Topologi Extended Star Bila Central node terputus maka semua node pada setiap sub node juga akan terputus. Tidak bisa menggunakan kabel yang lower grade.

Topologi Hierarchical/Tree (Pohon)Topologi Hierarchical yang lebih umum dikenal dengan Topologi Tree (Pohon) merupakan pengembangan dari topologi Bus dan juga topologi Bintang dimana media transmisi satu kabel yang bercabang tetapi loop tidak tertutup. Pada topologi Tree dimulai dari suatu titik (Headend) dimana seperti topologi bintang dan dari situlah kemudian beberapa kabel ditarik bercabang lalu pada setiap cabang terhubung ke beberapa terminal dalam bentuk topologi Bus. Topologi Jaringan pohon juga sering disebut dengan topologi jaringan bertingkat dengan beberapa tingkatan simpul atau node.

Ciri-ciri Topologi Hierarchical/Tree (Pohon) Kombinasi antara topologi bintang dan topologi busKelebihan Topologi Hierarchical/Tree (Pohon) Dapat membentuk kelompok yang dibutuhkan.Kelemahan Topologi Hierarchical/Tree (Pohon) Bila simpul pada hirarki lebih tinggi tidak berfungsi atau bermasalah maka kelompok lain yang berada dibawahnya akan menjadi tidak efektif. Topologi Mesh (Tak Beraturan)Topologi Mesh adalah gambaran hubungan langsung antara perangkat satu dengan perangkat lainnya dimana dibangun dengan memasang link diantara station-station. Topologi Mesh merupakan topologi yang tidak beraturan dan tidak memiliki aturan dalam koneksinya.

Ciri-ciri Topologi Mesh Perangkat berkomunikasi langsung dengan perangkat yang dituju (dedicated links). Tidak adanya perencanaan awal ketika membangun suatu jaringan komputer.

Kelebihan Topologi Mesh Data dapat langsung dikirimkan ke komputer tujuan tanpa melalui komputer lainnya. Bila terjadi gangguan koneksi maka gangguan tidak akan mempengaruhi koneksi dengan yang lainnya. Privacy dan juga secutiry lebih terjamin karena komunikasi hanya terjadi antara dua komputer saja dan tidak bisa diakses oleh kompute yang lainnya. Identifikasi permasalahan jaringan lebih mudah.Kekurangan Topologi Mesh Butuh banyak kabel dan juga port input output. Installasi dan juga konfigurasi lebih sulit. Memerlukan space yang lebih besar.

ARSITEKTUR JARINGAN AKSES KABEL OPTIKSecara garis besar terdapat 2 (dua) type arsitektur jaringan kabel optik yaitu arsitektur jaringan aktif dan arsitektur jaringan pasif. Sebelum menentukan arsitektur jaringan mana yang paling tepat untuk diimplementasikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh operator sebelum melakukan pembangunan yaitu ketersediaan infrastruktur jaringan kabel optik existing, perencanaan distribusi lokasi jaringan, biaya untuk pengembangan jaringan kabel optik, tingkat kepadatan pelanggan dan return of investment (ROI). Arsitektur jaringan aktif mengacu pada konfigurasi point to point kabel optik dan atau konfigurasi star.Untuk arsitektur jaringan pasif, berbasis passive optical network (PON). Masing-masing konfigurasi mempunyai sisi positif dan negative dalam implementasinya, dan pemilihan arsitektur mana yang paling cocok diterapkan tergantung pada kebutuhan yang didefinisikan oleh operator.

Arsitektur AktifArsitektur Aktif : Point to PointArsitektur aktif point to point adalah arsitektur dengan mengunakan fiber opticdedicated yang menghubungkan perangkat Optical Line Terminal (OLT) yang berada di Central Office (CO) yang terkoneksi dengan perangkat Optical Network Terminal (ONT) yang terdapat pada terminal pelanggan. Baik OLT maupun ONT adalah perangkat aktif, membutuhkan power dan masing-masing dilengkapi dengan optical laser. Gambaran mengenai arsitektur jaringan aktif point to point terdapat pada gambar 1. Pelanggan dapat berada jauh dari central office (dapat mencapai 80 km) dan setiap pelanggan disediakan satu dedicated fiber optic dengan full bi-directional bandwidth. Arsitektur jaringan ini menjadi kurang efektif terutama ketika biaya penggelaran kabel optic (termasuk perangkat pendukungnya) serta biaya perijinan diperhitungkan sebagai biaya investasi. Disebabkan setiap fiber optic tergelar langsung ke masing-masing pelanggan, maka biaya pembelian fiber optic dan biaya jasa penggelaran fiber optic menjadi simetris dengan penambahan jumlah pelanggan.

Gambar. 1 Arsitektur Point to PointArsitektur Aktif : Star (Point to Multi-Point)Arsitektur aktif star adalah arsitektur point to multi-point yang mana beberapa perangkat pelanggan terkoneksi secara bersama-sama dengan mengunakan satu kabel feeder yang sama yang terkoneksi melalui sebuah remote node yang terletak diantara CO dengan terminal pelanggan. Sebuah remote node dapat melayani sampai seribu terminal pelanggan, dengan menggunakan link distribusi yang terkoneksi dari remote node. Gambaran mengenai arsitektur jaringan aktif point to multipoint terdapat pada gambar. Seperti konfigurasi point to point, lokasi pelanggan dapat berada jauh dari CO (bisa mencapai 80 Km), dan setiap pelanggan disediakan satu dedicated fiber optic dengan full bi-directional bandwidth. Arsitektur star akan mengurangi jumlah fiber optic yang digunakan serta jasa pengelarannya termasuk biaya perijinannya.

Gambar. 2 Arsitektur Ponit To Multi Point Arsitektur Pasif : Pasive Optical Network (PON)Passive Optical Network (PON) adalah sebuah teknologi akses yang mengacu pada spesifikasi yang disusun oleh konsorsium vendor Full Service Access Network (FSAN). Selanjutnya ITU merevisi standard PON dan mengeluarkan rekomendasi no G.983.1. Komponen jaringan PON terdiri dari Optical Line Terminal (OLT), Optical Network Unit (ONU) dan passive splitter. OLT dipasang di Central Office (CO) operator, Sedangkan ONU dipasang diterminal akhir menuju pelanggan. Passive Optical Splitter dipasang diantara OLT dan ONU. Passive Optical Splitter berfungsi sebagai pembagi downstream signal dari OLT ke beberapa terminal ONU. Setiap ONU bertugas untuk mengidentifikasi hanya data yang dibutuhkan oleh terminal. FSAN support fungsi Symmetric dan Asymmetric. Umumnya implementasi FSAN mengunakan mode Asymmetric dengan kecepatan downstream mencapai 622 Mbps pada panjang gelombang antara 1480 nm dan 1580 nm, dan 155 Mbps upstream pada panjang gelombang antara 1260 nm dan 1360 nm. Transmisi Upstream dan Downstream dapat mengunakan kabel optic yang terpisah atau mengunakan core optik yang sama dengan mengunakan teknologi Wavelength Division Multiplexing (WDM) Arsitektur Passive Optical Network (PON) mengunakan share media fiber optic dan support konfigurasi point to multipoint. Selain share media, pelanggan juga akan share bandwidth. Pada arsitektur jaringan ini passive optical splitter digunakan untuk membagi bandwidth dari satu single fiber sampai dengan 64 pelanggan dengan jarak maksimal 10 20 km. Arsitektur ini disebut arsitektur passive karena splitter dan perangkat pendukung yang terpasang diantara OLT dan ONT adalah passive (tanpa power) Gambar 3 menunjukkan arsitektur umum jaringan PON. Disisi central office (CO atau sering juga disebut sebagai Head End), koneksi telephone (Public Switch Telephone Network : PSTN) dan internet tersambung melalui perangkat Optical Distribution Network (ODN) yang terdapat pada perangkat Optical Line Termination (OLT). Dengan mengunakan panjang gelombang yang berbeda untuk upstream dan downstream yaitu 1310 nm dan 1490 nm untuk mentransmisikan layanan data dan voice. Untuk layanan video di convert menjadi panjang gelombang 1550 nm, dengan mengunakan optical video transmitter. Panjang gelombang 1550 nm dan panjang gelombang 1490 nm dikombinasikan dengan mengunakan WDM coupler sebagai downstream bersama untuk layanan video. Sehingga untuk layanan triple play dalam 1 (satu) core optic ditansminikasi 3 (tiga) panjang gelombang yang berbeda yaitu 1310 nm, 1490 nm dan 1550 nm. Feeder kabel mentransmisikan signal optic dari CO ke splitter, dimana memungkinkan beberapa ONT terkoneksi dengan mengunakan feeder cable yang sama. Splitter terdapat pada Fiber Distribution Hub (FDH) atau pada primary flexible point (PFP). Umumnya pada splitter sudah ter-splice dan mengunakan konektor disisi outputnya. Jika analog video ditawarkan maka penggunaan type konektor APC (Angle Polished Connector) yang digunakan, hal ini digunakan karena analog video mengunakan high power transmitter yang sangat sensitive terhadap pantulan. Type Konektor UPC (Ultra Polished Connector) hanya digunakan jika mengunakan saluran video berbasis digital. ONT diperlukan dimasing-masing pelanggan yang digunakan sebagai koneksi layanan triple play di pelanggan.

Gambar. 3 Arsitektur Passive Optical NetworkDalam teknologi PON, passive komponen tidak terdapat fungsi penguatan, sehingga ada keterbatasan untuk jarak serta jumlah signal yang di split. Implementasi jaringan pasif inilah yang saat ini dominant digunakan dalam mendukung implementasi teknologi FTTx di PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Beberapa istilah lain dari FTTx sering dijumpai dalam implementasi yaitu : fiber optik sampai ke rumah-rumah (FTTH = Fiber To The Home) atau fiber optic sampai ke gedung-gedung (FTTB = Fiber To The Building), fibre to the curb (FTTC) membawa fiber optik ke operator node yang dekat dengan pengguna, atau fiber to the node (FTTN) membawa fiber optic ke node terdekat di sisi sentral. Gambaran konfigurasi jaringan FTTH dan FTTC seperti terlihat pada gambar 4 dan 5.

Gambar. 4 Jaringan FTTH

Gambar. 5 Jaringan FTTCPerbedaan penyebutan dalam FTTx didasarkan pada lokasi penempatan ONU FTTH / FTTO, ONU dipasang didalam rumah atau kantor, dimana posisinya dekat dengan terminal pelanggan FTTB, ONU dipasang pada koridor gedung FTTC, ONU dipasang di Curb dan letaknya jauh dari customerDalam tabel berikut disebutkan beberapa perbedaan utama dari FTTH, FTTO, FTTB dan FTTC

Keseluruhan Jaringan PON mengunakan fiber optic. Kondisi ini untuk mengantisipasi perkembangan akan kebutuhan bandwidth di sisi jaringan akses. Beberapa kebutuhan layanan baru di sisi pelanggan adalah layanan triple-play, dimana secara bersama-sama pelanggan dapat menikmati 3 (tiga) jenis layanan sekaligus melalui satu jaringan akses. Penjelasan lebih detail mengenai implementasi FTTH, FTTO, FTTB dan FTTC adalah sebagai berikut :FTTH (Fiber To The Home)

1. Penempatan Perangkat :a. PON OLT di pasang di Central Office atau ruang perangkat jika diinstall di area perumahanb. Splitter dipasang diluar building, dipasang di dinding atau cabinet outdoor. Untuk implementasi gedung bertingkat, satu splitter dapat digunakan untuk melayani beberapa tingkat sekaligus. Umumnya splitter akan dipasang ditengah-tengah area layanan untuk menghemat penggunaan fiber opticc. ONU dipasang di atas meja atau terpasang di dinding di ruangan pelanggan2. Service yang disediakan :a. VoIP, Telepon Analog, IPTV, Monitor, CATV, Internet3. Interface yang dibutuhkan di ONU :a. POTS, FE/GE, WiFi, RF4. Kebutuhan bandwidth :a. 10 100 Mbps per pelanggan5. Area yang dilayani :a. Perumahanb. Apartemenc. Villa

FTTO (Fiber To The Office)Aplikasi FTTO mirip dengan implementasi FTTH, perbedaan umumnya terletak pada jarak ONU ke perangkat pelanggan yang biasanya bisa mencapai 50 m. Gambaran mengenai solusi jaringan FTTO terlihat pada gambarUntuk case ini, ONU menyediakan beberapa port interface sekaligus untuk melayani beberapa terminal pelanggan secara bersamaan. Service yang dibutuhkan selain IP juga TDM, sebagai contoh untuk menyediakan E1 Interface yang akan disambungkan ke PABX

FTTB (Fiber To The Building)

Gambaran solusi FTTB terlihat pada gambar, diatas1. Penempatan Perangkat :a. PON OLT di pasang di Central Office, basement atau ruang perangkat jika diinstall di gedungb. Splitter dipasang didalam gedung, untuk melayani beberapa lantai sekaligus.c. ONU dipasang di basement atau ditiap lantai tergantung pada jumlah pelanggan serta efektivitas layanan2. Service yang disediakan :a. VoIP, Telepon Analog, IPTV, Monitor, CATV, Internet, VPN, TDM leased line3. Interface yang dibutuhkan di ONU :a. POTS, FE/GE, E1, ADSL/ADSL2/ADSL2+, VDSL2, SHDSL4. Kebutuhan bandwidth :a. Bandwidth untuk setiap terminal mengunakan rasio pembagi, biasanya antara 50 100 Mbps untuk setiap pelanggan5. Area yang dilayani :a. Gedung perkantoran atau pusat bisnis

FTTC (Fiber To The Curb)

Gambaran solusi FTTC terlihat pada gambar 2-12, berikut :1. Penempatan Perangkat :a. PON OLT di pasang di Central Officeb. Splitter dipasang di luar gedung.c. ONU dipasang di basement atau curb, dipasang di tiang atau outdoor cabinet untuk melayani pelanggan perumahan2. Service yang disediakan :a. VoIP, Telepon Analog, IPTV, Internet3. Interface yang dibutuhkan di ONU :a. POTS, FE/GE, E1, ADSL/ADSL2/ADSL2+, VDSL2, SHDSL

4. Kebutuhan bandwidth :a. Bandwidth untuk setiap terminal mengunakan rasio pembagi, biasanya antara 100 Kbps 100 Mbps untuk setiap pelanggan5. Aplikasi :a. Terintegrasi dengan layanan ADSL2+ atau VDSL2+