topik khusus anti korupsi ii.docx

6
 Nilai & Prinsip Anti Korupsi Nilai-nilai Anti Korupsi  Nilai-nilai anti korupsi akan mendukung prinsip- prinsip anti korupsi untuk dijalankan dengan baik. Nilai-nilai tersebut terdiri atas : 1. Kejujuran Menurut Sugono, jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Dan bagi mahasiswa nilai kejujuran di dalam kampus dapat diwujudkan dalam  bentuk tidak melakukan kecurangan akademik, seperti tidak mencontek saat ujian, ti dak melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai. Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan kemahasiswaan, misalnya membuat laporan keuangan kegiatan kepanitiaan dengan jujur. 2. Kepedulian Menurut Sugono, peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa. Nilai kepedulian dapat diwujudkan antara lain dengan berusaha ikut memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di kampus, memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus. Selain itu dapat juga diwujudkan dengan cara mengindahkan seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam dan di luar kampus. 3. Kemandirian Kemandirian bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri tanpa menggantungkan pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.  Nilai kemandirian dapat diwujudkan dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara mandiri, tugas-tugas akademik secara mandiri, dan menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana. 4. Kedisiplinan Menurut Sugono, disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, serta fokus pada pekerjaan. 5. Pertanggung jawaban

Upload: aradia-vero

Post on 09-Oct-2015

16 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Nilai & Prinsip Anti Korupsi

Nilai-nilai Anti KorupsiNilai-nilai anti korupsi akan mendukung prinsip-prinsip anti korupsi untuk dijalankan dengan baik. Nilai-nilai tersebut terdiri atas :1. KejujuranMenurut Sugono, jujur didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang. Dan bagi mahasiswa nilai kejujuran di dalam kampus dapat diwujudkan dalam bentuk tidak melakukan kecurangan akademik, seperti tidak mencontek saat ujian, tidak melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai. Nilai kejujuran juga dapat diwujudkan dalam kegiatan kemahasiswaan, misalnya membuat laporan keuangan kegiatan kepanitiaan dengan jujur.2. KepedulianMenurut Sugono, peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang mahasiswa. Nilai kepedulian dapat diwujudkan antara lain dengan berusaha ikut memantau jalannya proses pembelajaran, memantau sistem pengelolaan sumber daya di kampus, memantau kondisi infrastruktur lingkungan kampus. Selain itu dapat juga diwujudkan dengan cara mengindahkan seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di dalam dan di luar kampus.3. KemandirianKemandirian bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri tanpa menggantungkan pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Nilai kemandirian dapat diwujudkan dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara mandiri, tugas-tugas akademik secara mandiri, dan menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan secara swadana.4. KedisiplinanMenurut Sugono, disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Nilai kedisiplinan dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan mengatur waktu dengan baik, kepatuhan pada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku di kampus, mengerjakan segala sesuatunya tepat waktu, serta fokus pada pekerjaan.5. Pertanggung jawabanMenurut Sugono, tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa bisa dituntut, dipersalahkan, dan diperkarakan). Nilai tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus dihayati oleh mahasiswa. Penerapan nilai tanggung jawab dapat diwijudkan dalam bentuk belajar sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, serta menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.6. Kerja KerasBekerja keras didasari dengan adanya kemauan yang berasosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, tenaga, kekuatan, dan pantang mundur. Dimana kerja keras dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara melakukan sesuatu dengan menghargai proses juga tidak hanya hasil akhir saja. Tidak melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan sungguh-sungguh.7. KesederhanaanGaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa mengenyam masa pendidikannya. Nilai kesederhanaan dapat diterapkan misalnya dengan hidup sesuai dengan kemampuan, tidak pamer kekayaan, membeli barang sesuai kebutuhan, dsb.8. KeberanianNilai keberanian dapat dikembangkan mahasiswa dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab, dsb.9. KeadilanAdil adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Karakter adil perlu dibina agar mahasiswa dapat belajar mempertimbangkan dan mengambil keputusan secara adil dan benar. Nilai keadilan dapat diwujudkan dalam bentuk selalu memberikan pujian tulus pada kawan yang berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada kawan yang kurang berprestasi, tidak memilih-milih kawan, dsb.Prinsip-prinsip Anti-Korupsi1. AkuntabilitasAkuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja. Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan kewajiban untuk dapat memberikan jawaban kepada sejumlah otoritas eksternal. Prinsip akuntabilitas dapat diterapkan oleh mahasiswa misalnya dengan membuat program-program kegiatan kemahasiswaan dengan mengindahkan aturan yang berlaku di kampus dan dijalankan sesuai dengan aturan.2. TransparansiPemberantasan korupsi dimulai dari transparansi. Transparansi menjadi pintu masuk sekaligus kontrol bagi seluruh proses dinamika struktural kelembagaan. Dalam prosesnya transparansi dibagi menjadi lima, yaitu proses penganggaran, proses penyusunan kegiatan, proses pembahasan, proses pengawasan, dan proses evaluasi. Prinsip transparansi yang dapat diterapkan mahasiswa dalam kehidupan kampus misalnya dengan adanya program kegiatan mahasiswa dan laporan kegiatannya harus dapat diakses oleh seluruh mahasiswa.3. KewajaranPrinsip kewajaran ditujukan untuk mencegah terjadinya manipulasi dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark-up maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat prinsipkewajaran terdiri dari komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan informatif. Cara mewujudkannya salah satunya adalah ketika menyusun anggaran program kemahasiswaan harus dilakukan secara wajar, demikian pula dalam menyusun laporan pertanggung jawabannya.4. Kebijakan Kebijakan berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Aspek-aspek kebijakan terdiri atas isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana kebijakan, dan kultur kebijakan. 5. Kontrol KebijakanKontrol kebijakan merupakan upaya agar kebijakan yang dibuat betul-betul efektif dan mengeliminasi semua bentuk korupsi. Bentuk kontrol kebijakan berupa partisipasi, evolusi dan reformasi.

Upaya Pemberantasan Korupsi

Konsep Pemberantasan KorupsiKorupsi diibaratkan seperti penyakit kanker ganas yang sifatnya tidak hanya kronis tetapi juga akut. Korupsi menggerogoti perekonomian sebuah negara secara perlahan, namun pasti. Penyakit ini menempel pada semua aspek kehidupan masyarakat sehingga sulit untuk diberantas. Tidak ada konsep atau program tunggal untuk setiap negara atau organisasi. Ada begitu banyak strategi, cara atau upaya yang kesemuanya disesuaikan dengan konteks, masyarakat atau organisasi yang dituju. Setiap negara atau organisasi harus mencari cara mereka sendiri untuk menemukan solusinya.Upaya Penanggulangan Kejahatan (Korupsi) dengan Hukum PidanaCriminal Policy oleh G. Peter Hoefinagels dibedakan menjadi :1. Kebijakan penerapan hukum pidana (criminal law application)2. Kebijakan pencegahan tanpa hukum pidana (prevention without punishment)3. Kebijakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai kejahatan dan pemidanaan lewat mass media (influencing views of society on crime and punishment / mass media)Secara garis besar upaya penanggulangan kejahatan dapat dibagi menjadi dua yaitu melalui jalur penal (dengan hukum pidana) dan jalur non-penal (diselesaikan di luar hukum pidana dengan sarana-sarana non-penal atau lebih dititik beratkan pada preventif).Sikap preventif memang bukan fokus kerja aparat penegak hukum, namun untuk pencegahan korupsi sifat ini dapat ditemui dalam salah satu tugas dari KPK. Sasaran dari upaya penanggulangan kejahatan melalui jalur non-penal adalah menangani faktor-faktor kondusif penyebab terjadinya kejahatan dalam hal ini korupsi, yakni berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi baik politik, ekonomi maupun sosial yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan atau menumbuh suburkan kejahatan.Upaya yang kedua adalah upaya penal / pidana dengan memberi pidana atau penderitaan atau nestapa bagi pelaku korupsi. Tetapi Rubin berpendapat bahwa pemidanaan sedikit atau tidak mempunyai pengaruh terhadap masalah kejahatan. Dengan kata lain banyak tidaknya kasus kejahatan / korupsi tidak berpengaruh walaupun ada tindak pidana bagi pelakunya. Berbagai pendapat tersebut memberi pelajaran bahwa kita tidak dapat mengandalkan hukum pidana saja untuk memberantas korupsi, karena itu perlu juga upaya lain yang perlu dikembangkan untuk mencegah korupsi .Berbagai Strategi dan/atau Upaya Pemberantasan KorupsiBerikut adalah strategi untuk memberantas korupsi yang dikembangkan oleh United Nations yang dinamakan the Global Program Agains Corruption :1. Pembentukan Lembaga Anti-KorupsiSalah satu cara untuk memberantas korupsi adalah dengan membentuk lembaga yang independen yang khusus menangani korupsi (KPK jika di Indonesia). Selanjutnya perlu juga memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari kepolisian, kejaksaan, pengadilan maupun lembaga permasyarakatan. Untuk tingkat departemen, kinerja lembaga-lembaga audit seperti Inspektorat Jenderal harus ditingkatkan. Reformasi birokrasi dan reformasi pelayanan publik juga bisa dilakukan untuk mencegah korupsi.2. Pencegahan Korupsi di Sektor PublikUntuk mencegah korupsi di sektor publik adalah dengan mewajibkan pejabat publik untuk melaporkan dan mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik sebelum maupun sesudah menjabat. Untuk kontrak pekerjaan atau pengadaan barang baik di pemerintahan pusat, daerah maupun militer, salah satu cara untuk memperkecil potensi korupsi adalah dengan melakukan lelang atau penawaran secara terbuka. Sebuah sistem yang transparan dan akuntabel dalam hal perekruitan pegawai negeri dan anggota militer juga perlu dikembangkan. Selain sistem perekruitan, sistem penilaian kinerja pegawai negeri yang menitikberatkan pada pada proses (proccess oriented) dan hasil kerja akhir (result oriented) perlu dikembangkan juga.3. Pencegahan Sosial dan Pemberdayaan MasyarakatSalah satu upaya memberantas korupsi adalah memberi hak pada masyarakat untuk mendapatkan akses terhadap informasi (access to information). Sebuah sistem harus dibangun di mana kepada masyarakat (termasuk media) diberikan hak meminta segala informasi yang berkaitan dengan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Isu mengenai public awareness atau kesadaran serta kepedulian publik terhadap bahaya korupsi dan isu pemberdayaan masyarakat adalah salah satu bagian yang penting pula dalam upaya pemberantasan korupsi. Salah satu cara untuk ikut memberdayakan masyarakat dalam mencegah dan memberantas korupsi adalah dengan menyediakan sarana bagi masyarakat untuk melaporkan kasus korupsi. Pers dan LSM juga memegang peran penting dalam upaya pemberantasan korupsi.4. Pengembangan dan Pembuatan Berbagai Instrumen Hukum yang Mendukung Pencegahan dan Pemberantasan KorupsiUntuk mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi tidak cukup hanya mengandalkan satu instrumen hukum yakni Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Berbagai peraturan perundang-undangan atau instrumen hukum lain perlu dikembangkan. Salah satu peraturan perundang-undangan yang harus ada untuk mendukung pemberantasan korupsi adalah Undang-Undang Tindak Pidana Money Laundering atau Pencucian Uang. Selain itu juga perlu instrumen hukum berupa UU Perlindungan Saksi dan Korban untuk melindungi saksi dan korban tindak pidana korupsi, dan undang-undang lainnya. Selain itu, untuk mendukung pemerintahan yang bersih, perlu instrumen Kode Etik atau code of conduct yang ditujukan untuk semua pejabat publik, baik pejabat eksekutif, legislatif maupun code of conduct bagi aparat lembaga peradilan (kepolisian, kejaksaan dan pengadilan).5. Monitoring dan EvaluasiAda satu hal penting lagi yang harus dilakukan dalam rangka mensukseskan pemberantasan korupsi, yakni melakukan monitoring dan evaluasi. Tanpa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh pekerjaan atau kegiatan pemberantasan korupsi, sulit mengetahui capaian yang telah dilakukan. Dengan melakukan monitoring dan evaluasi, dapat dilihat strategi atau program yang sukses dan yang gagal. Untuk strategi atau program yang sukses, sebaiknya dilanjutkan. Untuk yang gagal, harus dicari penyebabnya.6. Kerjasama InternasionalHal lain yang perlu dilakukan dalam memberantas korupsi adalah melakukan kerjasama internasional atau kerjasama baik dengan negara lain maupun dengan International NGOs. Sebagai contoh saja, di tingkat internasional, Transparency Internasional (TI) misalnya membuat program National Integrity Systems.