topdal tunda_instrumentasi dan navigasi 2014

14
Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda] TUGAS TENGAH SEMESTER INSTRUMENTASI DAN NAVIGASI TOPDAL TUNDADisusun Oleh : Fathul Alim (12/331644/PN/12736) Dosen Pengampu : Dr. Ir. Djumanto, M.sc. Dr. Suwarman Partosuwiryo, A.Pi.,MM. JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

Upload: fathulalim

Post on 19-Jan-2016

249 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

TUGAS TENGAH SEMESTER

INSTRUMENTASI DAN NAVIGASI

“TOPDAL TUNDA”

Disusun Oleh :

Fathul Alim (12/331644/PN/12736)

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Djumanto, M.sc.

Dr. Suwarman Partosuwiryo, A.Pi.,MM.

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

DAFTAR ISI

I. Pendahuluan..................................................................................................................... 1

I.1. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

I.2. Tujuan ...................................................................................................................... 2

II. Dasar Teori ..................................................................................................................... 3

III. Studi Area dan Metode ................................................................................................. 5

III.1. Studi Area .............................................................................................................. 5

III.2. Metode ................................................................................................................... 5

IV. Pembahasan .................................................................................................................. 6

IV.1. Navigasi ................................................................................................................ 6

IV.2. Topdal Tunda ........................................................................................................ 7

V. Penutup........................................................................................................................... 10

V.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 10

V.2. Saran ....................................................................................................................... 10

Daftar Pustaka ..................................................................................................................... 11

Page 3: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian-bagian Topdal Tunda ............................................................................ 8

Page 4: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

BAB I

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangunan perikanan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk

meningkatkan produksi di bidang perikanan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan

melalui penerapan teknologi yang lebih baik. Apabila pengembangan perikanan di suatu

wilayah perairan ditekankan pada perluasan kesempatan kerja, maka teknologi yang perlu

dikembangkan adalah jenis unit penangkapan ikan yang relatif dapat menyerap tenaga kerja

banyak, yang disertai dengan pendapatan nelayan yang memadai (Monintja, 2000).

Selanjutnya dalam kaitan dengan penyediaan protein untuk masyarakat Indonesia, maka

dipilih unit penangkapan ikan yang memiliki produktivitas unit serta produktivitas nelayan

yang tinggi, namun masih dapat dipertanggungjawabkan secara biologis dan ekonomis.

Kapal merupakan alat atau perangkat kehidupan yang termasuk tua. Ketika alat

transportasi lain belum dikenal, kapal sudah dimanfaatkan manusia. Dalam relief Candi

Borobudur, misalnya terdapat gambaran penggunaan kapal atau perahu. Candi yang dibangun

Raja Samaratungga, salah satu keturunan Wangsa Syailendra, itu selesai dibangun pada 26

Mei 824 Masehi atau abad ke-9. Dengan dicantumkan pada relief, maka bisa dipastikan

bahwa kapal sudah digunakan pasa periode sebelum masa itu (Mudho, 2011).

Ketika teknologi mulai dikenal manusia, kapal atau perahu juga semakin spesifik

penggunaannya. Kini telah dikenal berbagai berbagai jenis kapal. Dari segi tenaga

penggeraknya, kini dikenal kapal uap, kapal nuklir, kapal layar, dan sebagainya. Dari segi

pemanfaatannya, kini dikenal kapal penumpang, kapal barang, kapal tunda, kapal untuk

mencari ikan, kapal pemecah es, dan sebagainya. Sementara dari jenis pelayarannya, kini

dikenal kapal selam dan kapal ambang.

Mempelajari mengaenai moderenisasi armada peikanan dan alat-alat navigasi akan

menambah wawasan mengenai perkembangan teknologi perkapalan. Salah satu alat navigasi

yang penting adalah topdal tunda. Topdal tunda merupakan alat konvensional perkapalan.

Alat-alat navigasi perlu dipelajari sebelum melakukan pelayaran.

Page 5: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

I.2. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari salah satu alat

navigasi yaitu topdal tunda. Menambah pengetahuan mengenai pengoperasian alat topdal

tunda, bagian-bagian alat, dan cara-cara perawatannya.

Page 6: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

BAB II

II. DASAR TEORI

Secara umum pengertian kapal adalah setiap sarana apung yang digunakan atau dapat

digunakan sebagai alat angkut ataupun yang digunakan atau dapat digunakan untuk wadah

kerja di air, termasuk alat dan peralatan yang lazim dan merupakan bagian yang tak dapat

dipisahkan dari sarana apung tersebut. Menurut Sasono (2012) kapal adalah kendaraan air

dengan bentuk dan jenis tertentu yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik atau

ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan

air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan angkutan di perairan,

kepelabuhan, serta keselamatan dan keamanan. Pelayaran dipimpin oleh seorang nahkoda

kapal yang menjadi pemimpin umum di atas kapal dan mempunyai wewenang dan

tanggungjawab tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Sasono,

2012).

Ilmu pengetahuan saat ini mengalami perkembangan yang pesat, perkembangan

tersebut mulai dari perkembagan pola pikir manusia hingga manusia mampu menciptakan

suatu alat yang dapat digunakan untuk memudahkan kerja manusia dan mampu

menggantikan peran manusia. Hasil dari pemikiran manusia ini memungkinkan manusia

untuk menemukan terobosan baru dalam bidang ilmu pengetahuan, salah satu ilmu

pengetahuan yang diciptakan dari hasil pemikiran manusia adalah penemuan mengenai alat

navigasi. Navigasi adalah suatu proses mengendalikan gerakan alat angkutan baik di udara, di

laut, atausungai maupun di darat dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan lancar,aman

dan efisien. Seiring dengan perkembangan zaman, modernisasi peralatan navigasi sangat

membantu akurasi penentuan posisi kapal di permukaan bumi, sehingga dapat menjamin

terciptanya aspek-aspek ekonomis dalam asas “Bussines to Bussines” (Nomura dan

Yamazaki, 1977).

Alat navigasi tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk menunjukkan arah mata

angin maupun sebagai alat untuk menentukan koordinat suatu lokasi, sistem navigasi sudah

dipergunakan oleh bangsa Mesir kuno sebagai alat untuk pelayaran dan kemudian

dikembangkan lagi oleh bangsa-bangsa lain. Di Indonesia sistem navigasi telah digunakan

sebagai alat bantu trasportasi, baik transportsi darat, udara, maupun air. Dalam perjalanan

Page 7: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

perkembangan navigasi telah memberikan dampak posirif dan negative terhadap sistem

transportasi di Indonesia maupun Negara lain. Diasmping memberikan kemudahan kepada

manusia alat navigasi juga dapat memberikan kesulitan kepada manusia karena penggunaan

teknologi navigasi ini disamping membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan dalam

pengerjaannya serta sangant rumit dalam proses pembuatannya. Manusia sudah mengenal

keberadaan sistem navigasi dengan menggunakan pedoman benda-benda angkasa alamiah

yaitu bulan, bintang, dan matahari manusia pada zaman dahulu tidak hanya menggunakan

bintang, bulan dan matahari sebagai penunjuk navigasi saja mereka juga menggunaknnya

sebagai penunjuk waktu ( William Caper, 2008).

Page 8: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

BAB III

III. STUDY AREA DAN METODE

III.1. Study Area

Kapal di Indonesia sangat beraneka ragam jenis dan ukurannya. Kebanyakan untuk

kapal penangkapan ikan masih berukuran kecil dan masih menggunakan alat-alat

konvensional dibandingkan alat elektronik. Kapal-kapal yang menggunakan alat

konvensional biasanya masih menggunakan topdal tunda untuk pengukuran kecepatannya.

III.2. Metode

Pencarian data dalam makalah ini berasal dari berbagai buku, e-book, maupun

internet dan berita terkait alat-alat konvensional terutama topdal tunda.

Metode untuk penghitungan kecepatan kapal dengan rumus;

Dimana : V= kecepatan (mil/jam) ; S= jarak (mil) ; t= waktu (jam)

𝑉 =𝑆

𝑡

Page 9: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

BAB IV

IV. PEMBAHASAN

IV.1. Navigasi

Navigasi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata navis yang artinya perahu

atau kapal dan agake yang artinya mengarahkan, secara harfiah artinya mengarahkan sebuah

kapal dalam pelayaran. Seiring dengan perkembangan zaman kata „navigasi‟ tidak lagi hanya

digunakan dalam dunia maritim tetapi sering juga digunakan di daratan dan

udara. Navigasi adalah cara menentukan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya

maupun pada peta.

Navigasi erat hubungan nya dengan arah dan berpergian. Pada zaman dahulu, orang

orang banyak menggunakan Navigasi alam pada saat berpergian agar tidak tersesat dalam

perjalanannya dan dapat menemukan jalan kembali ke titik asal. Saat manusia belum

mengenal tentang teknologi navigasi mereka masih menggunakan media alam seperti

menggunakan pedoman benda-benda angkasa alamiah yakni bulan, matahari, dan bintang,

namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan maka Navigasi alam bisa

merupakan gugusan bintang, gunung, pohon, sungai, mata angin, dan lain sebagainya.

Seorang pelaut selalu menggunakan teknik navigasi perbintangan pada zaman dahulu

untuk mengetahui arah mana dan posisi mereka saat berlayar di lautan luas tanpa batas.

Selain itu navigasi juga sangat berperan penting dalam membantu manusia di bidang

pertanian karena manusia sebelum mengenal teknologi masih menggunakan alam sebagai alat

navigasi mereka, dengan bantuan dari alam yang berdasar pada benda angkasa ilmiah mereka

mapu untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk menanami sawah dan ladang mareka

dan mereka juga menggunakannya untuk menentukan waktu dan juga untuk kepentingan

yang berkaitan dengan sistem kepercayaan mereka. Penciptaan teknologi biasanya

membutuhkan bantuan di bidang ilmu pengetahuan, dan sebaliknya teknologi sangat

diperlukan dalam untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Kebutuhan

timbale balik inilah yang kemudian menumbuhkan proses interaksi antara sains dan

teknologi (Sahari, 2008).

Navigasi laut adalah sejumlah teknik dan peralatan yang digunakan dalam melakukan

perjalanan atau aktivitas di laut, navigasi yang banyak dipakai dalam perjalanan di laut adalah

kompas, peta dan GPS. Laut merupakan tempat trasportasi yang sangat popular pada masa

Page 10: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

abad pertengahan, yakni antara abad ke-15 sampai abad ke-16. Penggunaan alat navigasi laut

diperuntukan bagi para pelaut yang akan menuju suatu tempat dengan menggunakan laut

sebagai jalan trasportasi mereka, penggunaan Kompas disini berperan sebagai alat penunjuk

arah bagi para pelaut sedangkan peta digunakan sebagai penunjuk jalan dan dipakai untuk

mengetahui medan yang akan dilalui. Navigasi laut ini hampir sama dengan navigasi darat

maupun navigasi sungai karena semua model alat navigasi pada umunya memeliki fungsi

yang sama yakni digunakan untuk membantu manusia dalam menemukan atau sebagai

petunjuk arah perjalanan mereka.

Navigasi laut banyak dipakai di kapal laut sebagai sarana pengaman dan sebagai alat

penunjuk jalan maupun alat komunkasi ketika berada di tengah hamparan laut, banyak kapal-

kapal yang menggunakan alat navigasi laut seperti kompas, peta, rada maupun GPS sebagai

sarana alat bantu mereka ketika mengarungi lautan lepas.

Alat navigasi untuk pelayaran kapal laut dibedakan menjadi 2 macam yaitu alat

navigasi konvensional dan alat navigasi elektronik. Alat navigasi konvensional antara lain

kompas, pesawat penjera celah, perum tangan, topdal tunda, sextant, dsb. Alat navigasi

konvensional umum digunakan dalam kapal-kapal pelayaran, dengan perkembangan

teknologi maka telah diciptakan alat-alat navigasi elekronik yang memberikan kemudahan

dan efektif dalam penggunaannya. Alat navigasi elektronik antara lain radar, GPS,

echosounder, fishfinder, sonar, RDF.

IV.2. Topdal Tunda

Salah satu alat navigasi konvensional yang penting dalam pelayaran kapal adalah

topdal tunda. Topdal tunda merupakan salah satu alat navigasi yang berfungsi untuk

mengukur kecepatan kapal. Tanpa adanya alat ini maka nahkoda tidak dapat menentukan

kecepatan kapal dengan tepat.

Page 11: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

Gambar 1. Bagian-bagian topdal tunda

Prinsip kerja topdal tunda yaitu apabila Log Vin ditarik, maka akan berputar dengan

kecepatan yang tergantung dari kecepatan kapal yang menundanya. Makin cepat kapal

menundanya maka makin besar pula jumlah putarannya, dan makin kecil kecepatan kapal

yang menundanya maka makin kecil jumlah putarannya. Selanjutnya jumlah putaran Log

Vin ini dilanjutkan ke Lonceng Penghitung melalui tali topdal. Pada lonceng topdal tidak

secara langsung dapat menunjukkan kecepatan kapal. Akan tetapi yang langsung ditunjukkan

adalah jarak yang telah ditempuh oleh kapal.

Cara pembacaan pada lonceng penghitung yaitu melihat arah putaran dari jarum kecil

adalah kekiri (berputar berlawanan arah jarum jam), jika jarum kecili berputar satu kali, maka

jarum besar akan berpindah satu bagian skala searah jarum jam. Pada plat jarum kecil tiap-

tiap bagian skala menunjukkan jarak 1/10 mil dan pada plat jarum besar tiap-tiap skala

menunjukkan jarak 1 mil.

Cara pengoperasian topdal tunda :

1. Siapkan peralatan di buritan kapal dan alat pencatat waktu (jam).

2. Pasang Sepatu Log Topdal pada pagar buritan kapal dengan kencang.

3. Kaitkan lonceng penghitung pada sepatu log.

Page 12: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

4. Ikat dan rangkaikan masing-masing bagian topdal yang terdiri dari roda pengatur dan tali

tunda, pemberat (tonnece) dan pengapung atau sirip topdal (log vin).

5. Pengapung (sirip todal) dipegang, turunkan bagian yang lainnya secara perlahan-lahan.

6. Lemparkan sirip topdal kearah belakang, hindari kekusutan pada tali topdal (tali tunda).

7. Pegang tali topdal dengan kuat dan bila pengapung (sirip topdal) sudah mendapat tekanan

di air maka akan berputar. Putaran sirip topdal akan diteruskan ke roda pengatur dan

selanjutnya ke lonceng penghitung.

8. Saat roda pengatur mulai berputar, catat waktunya.

9. Catat jarak yang ditempuh kapal dengan cara melihat pada skala yang ditunjukkan pada

lonceng penghitung dan catat juga waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak tersebut.

Tata cara perawatan bila topdal selesai dipergunakan yaitu tali topdal dibelakang roda

pengatur ditarik sehingga tali pada lonceng penghitung menjadi sedikit kendor. Kemudian

kaitan tali topdal pada roda pengatur dilepas. Setelah itu tali topdal dihibop dan ujung tali

diarea kembali ke dalam air.Hati-hati selama sirip topdal masih berada di dalam air dan kapal

masih bergerak maju, maka sirip topdal dan tali topdal masih tetap berputar. Lepaskan tali

topdal dari sirip topdal. Cuci tali topdal dengan air tawar dan keringkan dengan cara diangin-

anginkan lalu setelah kering dirapihkan. Selanjutnya angkat sirip topdal ke atas deck dan cuci

dengan air tawar. Lepaskan roda pengatur dari poros lonceng penghitung. Lepaskan lonceng

penghitung dari tempat duduknya, dan simpan kembali ke dalam kotaknya.

Tata cara perawatan topdal yaitu pada waktu memasang atau menaikkan sirip topdal

harus dijaga agar tidak tersentuh oleh benda-benda keras. Bila selesai dipergunakan, Sirip

topdal dicuci dengan air tawar, lalu dikeringkan dan dilumasi dengan gemuk. Tali topdal cuci

dengan air tawar, lalu keringkan dengan cara diangin-anginkan dan setelah kering digulung

rapi. Bagian-bagian yang bergerak dari lonceng penghitung diperiksa dan dibersihkan serta

diminyaki. Selanjutnya semua peralatan disimpan pada tempat yang aman dan kering.

Page 13: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

BAB V

V. PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Mengetahui jenis dan fungsi alat navigasi sangat penting, hal ini dikarenakan

banyaknya bahaya navigasi yang dapat mengancam keselamatan pelayaran, dan untuk

menghindarinya dibutuhkan pengetahuan tentang alat-alat navigasi untuk menentukan alat

mana yang harus digunakan pada saat terjadi suatu bahaya navigasi.

Beberapa fungsi alat navigasi pada makalah ini adalah topdal tunda dimana alat ini

sangat diperlukan untuk mengetahui kecepatan kapal sehingga dapat mengukur kecepatan

dengan tepat saat berlayar maupun berlabuh. Akan sangat berbahaya apabila alat ini tidak ada

dalam pelayaran. Topdal tunda sangat diperlukan untuk keamanan pelayaran.

V.2. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu dibutuhkan kritik dan saran

sebagai masukan untuk penulis guna memperbaiki segala kekurangan yang ada pada

penulisan makalah ini.

Page 14: Topdal Tunda_Instrumentasi Dan Navigasi 2014

Instrumentasi dan Navigasi [Topdal Tunda]

DAFTAR PUSTAKA

Besari, Sahari. 2008. Teknologi di Nusantara. Salemba Teknika. Jakarta.

Mudho, Y. 2011. Modernisasi Armada Perikanan. Cakra Books. Jakarta.

Monintja, D. 2000. Prosiding Pelatihan Untuk Pelatih Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu.

Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nomura, M, dan Yamazaki T. 1997. Fishing Techniques. JICA. Tokyo.

Sasono, Herman Budi. 2012. Manajemen Pelabuhan dan Realisasi Ekspor Impor. Andi

Offset. Yogyakarta.

William, Caper. 2008. Navigasi dan Penerapannya. Karisma. Tanggerang.