tinjaun umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 uu bank indonesia no. 23 tahun...

51

Upload: hoangnga

Post on 07-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,
Page 2: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

BANK INDONESIAUntuk informasi lebih lanjut hubungi:Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi KebijakanTim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi KebijakanTim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi KebijakanTim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi KebijakanTim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi KebijakanBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterBiro Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan MoneterDirektorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter

Telepon : +62 61 3818163+62 21 3818206 (sirkulasi)

Fax. : +62 21 3452489E-mail : [email protected] : http://www.bi.go.id

Page 3: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

i

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INDONESIA

Laporan Kebijakan Moneter dipublikasikan secara triwulanan oleh Bank Indonesia setelah

Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober. Selain dalam

rangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana

telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, laporan ini berfungsi untuk dua maksud

utama, yaitu: (i) sebagai perwujudan nyata dari kerangka kerja antisipatif yang mendasarkan

pada prakiraan ekonomi dan inflasi ke depan dalam perumusan kebijakan moneter, dan

(ii) sebagai media bagi Dewan Gubernur untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat

luas mengenai berbagai pertimbangan permasalahan kebijakan yang melandasi keputusan

kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Dewan Gubernur

Boediono Gubernur

Miranda S. Goeltom Deputi Gubernur Senior

Hartadi A. Sarwono Deputi Gubernur

Siti Ch. Fadjrijah Deputi Gubernur

S. Budi Rochadi Deputi Gubernur

Muliaman D. Hadad Deputi Gubernur

Ardhayadi Mitroatmodjo Deputi Gubernur

Budi Mulya Deputi Gubernur

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERTRIWULAN IV-2008

Page 4: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

ii

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INDONESIA

Page 5: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

iii

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INDONESIA

Strategi Kebijakan Moneter

Prinsip Dasar

Kebijakan moneter dengan ITF menempatkan sasaran inflasi sebagai tujuan utama (overriding objective) dan jangkarnominal (nominal anchor) kebijakan moneter. Dalam hubungan ini, Bank Indonesia menerapkan strategi antisipatif(forward looking) dengan mengarahkan respon kebijakan moneter saat ini untuk pencapaian sasaran inflasi jangkamenengah ke depan.

Penerapan ITF tidak berarti bahwa kebijakan moneter tidak memperhatikan pertumbuhan ekonomi. Paradigmadasar kebijakan moneter untuk menjaga keseimbangan (striking the optimal balance) antara inflasi dan pertumbuhanekonomi tetap dipertahankan, baik dalam penetapan sasaran inflasi maupun respon kebijakan moneter, denganmengarahkan pada pencapaian inflasi yang rendah dan stabil dalam jangka menengah-panjang.

Sasaran Inflasi

Pemerintah setelah berkoordinasi dengan Bank Indonesia telah menetapkan dan mengumumkan sasaran inflasi IHKuntuk tahun 2008, 2009, dan 2010 masing-masing sebesar 5%+1%, 4,5%+1%, dan 4%+1%. Sasaran inflasidimaksud sejalan dengan proses penurunan inflasi secara bertahap (gradual disinflation) mengarah pada sasaraninflasi jangka menengah-panjang yang kompetitif dengan negara lain sekitar 3%.

Instrumen dan Operasi Moneter

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh BankIndonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate merupakan suku bunga sinyaling dalam rangka mencapai sasaraninflasi jangka menengah panjang, yang diumumkan oleh Bank Indonesia secara periodik untuk jangka waktu tertentu.

Dalam rangka implementasi penyempurnaan kerangka operasional kebijakan moneter, terhitung sejak tanggal 9Juni 2008 Bank Indonesia melakukan perubahan sasaran operasional dari suku bunga SBI 1 bulan menjadi sukubunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).

BI Rate diimplementasikan dalam operasi moneter melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uanguntuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter yang tercermin pada perkembangan suku bunga Pasar UangAntar Bank Overnight (PUAB O/N). Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian likuiditas di pasar, operasi moneterharian dilakukan dengan menggunakan seperangkat instrumen moneter dan koridor suku bunga (standing facilities).

Proses Perumusan Kebijakan

BI Rate ditetapkan oleh Dewan Gubernur melalui mekanisme Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan. Dalam halterjadi perkembangan di luar prakiraan semula, penetapan stance kebijakan moneter dapat dilakukan sebelum RDGBulanan melalui RDG mingguan. Perubahan dalam BI Rate pada dasarnya menunjukkan respons kebijakan moneterBank Indonesia untuk mengarahkan prakiraan inflasi ke depan agar tetap berada dalam lintasan sasaran inflasi yangtelah ditetapkan.

Transparansi

Kebijakan moneter dari waktu ke waktu dikomunikasikan melalui media komunikasi yang lazim seperti penjelasankepada press dan pelaku pasar, website, maupun penerbitan Laporan Kebijakan Moneter (LKM). Transparansidimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman dan sekaligus pembentukan ekspektasi masyarakat atas prakiraanekonomi dan inflasi ke depan serta respon kebijakan moneter yang ditempuh Bank Indonesia.

Koordinasi dengan Pemerintah

Untuk koordinasi dalam penetapan sasaran, pemantauan dan pengendalian inflasi, Pemerintah dan Bank Indonesiatelah membentuk Tim yang melibatkan pejabat-pejabat dari berbagai instansi terkait. Dalam pelaksanaan tugasnya,Tim membahas dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan yang diperlukan baik dari sisi Pemerintah maupunBank Indonesia untuk mengendalikan tekanan inflasi dalam rangka pencapaian sasaran inflasi yang telah ditetapkkan.

Langkah-langkah PenguatanKebijakan Moneter dengan Sasaran Akhir Kestabilan Harga

(Inflation Targeting Frameworks)

Mulai Juli 2005 Bank Indonesia telah mengimplementasikan penguatan kerangka kerja kebijakan moneter konsisten denganInflation Targeting Framework (ITF), yang mencakup empat elemen dasar: (1) penggunaan suku bunga BI Rate sebagai policyreference rate, (2) proses perumusan kebijakan moneter yang antisipatif, (3) strategi komunikasi yang lebih transparan, dan(4) penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah. Langkah-langkah dimaksud ditujukan untuk meningkatkan efektivitasdan tata kelola (governance) kebijakan moneter dalam mencapai sasaran akhir kestabilan harga untuk mendukungpertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Page 6: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

iv

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INDONESIA

Page 7: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

v

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INDONESIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-2008Daftar Isi

Daftar Isi

1. Tinjauan Umum ........................................................................... 1

2. Perkembangan Makroekonomi Terkini ..................................... 4

Pertumbuhan Ekonomi .................................................................. 4

Neraca Pembayaran Indonesia ........................................................ 11

3. Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008 ...... 13

Inflasi ............................................................................................. 13

Nilai Tukar Rupiah .......................................................................... 15

Kebijakan Moneter ........................................................................ 17

4. Perekonomian Indonesia ke Depan ........................................... 23

Asumsi dan Skenario yang Digunakan............................................ 23

Prospek Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 25

Prakiraan Inflasi ............................................................................. 31

Faktor Risiko .................................................................................. 32

5. Respon Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008 ........................... 33

Tabel Statistik .................................................................................. 34

Page 8: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

vi

LAPORAN KEBIJAKAN MONETERBANK INDONESIA

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan I-2008 Daftar Isi

Page 9: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tinjauan Umum

1

1. Tinjauan Umum

Kinerja perekonomian Indonesia pada triwulan IV-2008 ditandai dengan mulai

terasanya imbas memburuknya perekonomian global pada perekonomian domestik.

Berlanjutnya pelemahan ekonomi global dan turunnya harga-harga komoditi telah

menekan ekspor Indonesia yang pada gilirannya berdampak pada menurunnya

kinerja neraca pembayaran dan nilai tukar. Di pasar keuangan, krisis keuangan

global telah menyebabkan gejolak di pasar uang, pasar valas, dan pasar obligasi.

Namun, di sisi lain, melemahnya harga komoditas dunia, serta melambatnya

permintaan agregat mendorong turunnya tekanan inflasi. Ke depan, pada 2009

dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan terus melambat, tren

inflasi diperkirakan akan terus menurun sehingga diperkirakan mencapai 5-7%.

Dengan mempertimbangkan perkembangan dan prospek perekonomian, pada

Januari 2009, Bank Indonesia menurunkan BI rate sebesar 50bps menjadi 8,75%.

Perekonomian Indonesia tahun 2008 secara umum mencatat perkembangan yang

baik di tengah terjadinya gejolak eksternal. Perekonomian Indonesia diprakirakan

masih mampu tumbuh sebesar 6,1% dengan motor penggerak didominasi oleh

konsumsi dan ekspor. Sampai dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia

masih tumbuh di atas 6%, sektor keuangan juga masih menunjukkan kinerja yang

baik, tercermin dari nilai tukar yang stabil, meningkatnya IHSG, serta menurunnya

yield SUN.

Namun, sejak triwulan IV-2008, gejolak keuangan global telah menyebabkan

tekanan pada perekonomian Indonesia. Melemahnya ekspor, tekanan pada Neraca

Pembayaran Indonesia, dan gejolak di pasar uang, telah menekan pertumbuhan

ekonomi Indonesia. Di pasar keuangan, kondisi likuiditas keuangan global ketat

dan pada waktu bersamaan persepsi risiko terhadap negara emerging markets

meningkat. Pada gilirannya hal ini menyebabkan anjloknya IHSG dan harga SUN,

serta melemahnya nilai tukar secara tajam sejak awal triwulan IV 2008. Selama

2008, secara rata-rata Rupiah mencatat pelemahan sebesar 5,4% hingga mencapai

Rp. 9.666 per dollar AS.

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat defisit pada tahun 2008. Neraca

transaksi berjalan (current account) mulai mencatat defisit pada triwulan II-2008.

Defisit tersebut lebih disebabkan oleh tingginya kegiatan impor yang didorong

oleh kuatnya permintaan domestik. Sementara itu, neraca transaksi modal dan

finansial, khususnya investasi portofolio, masih mencatat surplus. Neraca transaksi

modal yang surplus tersebut didukung oleh penerbitan global bond serta aliran

masuk modal asing, terutama ke pasar SUN, yang meningkat signifikan pada

triwulan II-2008. Memasuki semester II-2008, kinerja NPI semakin tertekan. Di sisi

transaksi berjalan, ekspor mulai menunjukkan pelemahan akibat penurunan harga

komoditas. Sementara itu, di sisi neraca transaksi modal dan finansial, minat investor

terhadap aset di pasar keuangan domestik telah menurun.

Page 10: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

2

Derasnya aliran keluar modal asing, khususnya di pasar SUN dan SBI, menyebabkan

investasi portofolio mencatat defisit sejak triwulan III-2008, dan semakin meningkat

pada triwulan IV-2008. Defisit baik pada neraca transaksi berjalan, maupun neraca

transaksi modal dan finansial, pada gilirannya menyebabkan lonjakan defisit pada

NPI di triwulan akhir 2008. Secara keseluruhan tahun NPI diprakirakan akan mencatat

defisit sebesar USD2,2 miliar. Sementara itu, cadangan devisa pada akhir Desember

2008 tercatat sebesar USD51,6 miliar. Jumlah cadangan devisa tersebut setara

dengan 4,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Menyikapi berbagai perkembangan yang terjadi, kebijakan moneter pada 2008

diarahkan untuk menurunkan tekanan inflasi yang didorong oleh tingginya

permintaan agregat terutama pada paruh pertama 2008 dan dampak lanjutan

(second round effect) dari kenaikan harga triwulan BBM yang mendorong inflasi

sempat mencapai 12,1%. Tingginya tekanan inflasi yang bersumber dari permintaan

agregat tercermin juga dari defisit transaksi berjalan sejak triwulan II-2008 akibat

melonjaknya impor, serta meningkatnya jumlah uang beredar, terutama M1.

Untuk mengantisipasi berlanjutnya tekanan inflasi, sejak Mei 2008, Bank Indonesia

menaikkan BI rate dari 8% secara bertahap menjadi 9.5% pada Oktober 2008.

Dengan kebijakan moneter tersebut ekspektasi inflasi masyarakat tidak terakselerasi

lebih lanjut dan tekanan neraca pembayaran dapat dikurangi. Selanjutnya, dengan

turunnya harga komoditi dunia serta melambatnya permintaan agregat sebagai

imbas dari krisis keuangan global, Bank Indonesia memperkirakan tekanan inflasi

ke depan menurun sehingga BI rate pada bulan Desember 2008 diturunkan sebesar

25 bps. Secara keseluruhan, inflasi IHK pada 2008 mencapai 11,06%, sementara

inflasi inti mencapai 8,29%.

Ke depan, perekonomian Indonesia tahun 2009 akan sangat dipengaruhi oleh

dinamika perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2009 diperkirakan

berada di kisaran 4,0-5,0%, dengan sumber pertumbuhan terutama berasal dari

permintaan domestik, khususnya konsumsi rumah tangga. Walaupun akan

mengalami perlambatan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih dapat memiliki

daya tahan terutama terkait dengan rencana pemerintah memberikan tambahan

stimulus fiskal pada 2009. Di samping itu, komitmen pemerintah untuk

merealisasikan anggaran lebih awal, kenaikan gaji PNS, faktor Pemilu, dan kenaikan

UMP diperkirakan juga akan menjadi faktor pendorong peningkatan konsumsi

rumah tangga.

Di sisi Neraca Pembayaran Indonesia, Neraca Transaksi Berjalan pada 2009

diperkirakan akan mengalami defisit sekitar 0,11% dari PDB akibat memburuknya

kinerja ekspor, sementara penurunan impor tidak setinggi penurunan ekspor.

Cadangan devisa akhir 2009 diperkirakan menjadi USD 51 miliar atau setara dengan

4,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Di sisi perbankan, industri perbankan dalam negeri diprakirakan akan mengalami

dampak dari krisis keuangan global dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Page 11: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tinjauan Umum

3

Namun secara umum, perbankan nasional masih tetap memiliki daya tahan yang

cukup baik, yang tercermin dari indikator utama perbankan CAR dan NPL. Rasio

kecukupan modal (CAR) masih tetap tinggi meskipun sedikit menurun menjadi

14,3%. Sedangkan NPL meskipun cenderung meningkat, diprakirakan masih berada

di sekitar 5%.

Dengan mempertimbangkan berbagai perkembangan tersebut di atas, Dewan

Gubernur Bank Indonesia pada Januari 2009 untuk menurunkan BI Rate sebesar

50 bps menjadi 8,75%. Ke depan, Bank Indonesia akan mengarahkan kebijakan

moneter yang kondusif bagi permintaan domestik dengan tetap berkomitmen untuk

menjaga stabilitas ekonomi dalam jangka menengah panjang. Secara operasional,

ruang penurunan BI rate masih terbuka jika prospek inflasi tetap mengarah pada

sasaran inflasi jangka menengah. Di bidang perbankan, Bank Indonesia akan terus

berupaya untuk melanjutkan langkah dalam mewujudkan perbankan yang sehat,

kuat dan kompetitif. Disamping itu, upaya meningkatkan kehati-hatian industri

perbankan dalam melewati krisis global senantiasa menjadi perhatian Bank

Indonesia.

Page 12: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

4

2. Perkembangan MakroekonomiTerkini

Dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global terhadap perekonomianDampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global terhadap perekonomianDampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global terhadap perekonomianDampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global terhadap perekonomianDampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global terhadap perekonomian

domestik semakin terasa pada triwulan IV-2008. domestik semakin terasa pada triwulan IV-2008. domestik semakin terasa pada triwulan IV-2008. domestik semakin terasa pada triwulan IV-2008. domestik semakin terasa pada triwulan IV-2008. Meskipun diprakirakan mengalami

perlambatan pada triwulan IV-2008, namun secara keseluruhan tahun pertumbuhan

ekonomi Indonesia diprakirakan masih relatif tinggi. Merosotnya pertumbuhan

ekonomi dunia dan tingginya faktor ketidakpastian di pasar finansial berimbas pada

penurunan kinerja ekspor Indonesia. Di samping itu, memburuknya prospek

perekonomian dunia juga menyebabkan perlambatan pada investasi. Menurunnya

pertumbuhan ekspor dan investasi pada gilirannya berimbas pada penurunan daya

beli masyarakat sehingga memberikan tekanan pada pertumbuhan konsumsi

masyarakat. Pertumbuhan impor pun turut melambat seiring dengan menurunnya

permintaan domestik dan berkurangnya kebutuhan barang impor.

Dari sisi penawaran, meski berangsur tumbuh melambat, kontribusi pertumbuhanDari sisi penawaran, meski berangsur tumbuh melambat, kontribusi pertumbuhanDari sisi penawaran, meski berangsur tumbuh melambat, kontribusi pertumbuhanDari sisi penawaran, meski berangsur tumbuh melambat, kontribusi pertumbuhanDari sisi penawaran, meski berangsur tumbuh melambat, kontribusi pertumbuhan

sektor industri pengolahan, perdagangan dan pengangkutan terhadap totalsektor industri pengolahan, perdagangan dan pengangkutan terhadap totalsektor industri pengolahan, perdagangan dan pengangkutan terhadap totalsektor industri pengolahan, perdagangan dan pengangkutan terhadap totalsektor industri pengolahan, perdagangan dan pengangkutan terhadap total

pertumbuhan ekonomi masih dominan. pertumbuhan ekonomi masih dominan. pertumbuhan ekonomi masih dominan. pertumbuhan ekonomi masih dominan. pertumbuhan ekonomi masih dominan. Pertumbuhan sektor industri pengolahan

pada triwulan IV-2008 diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Hal itu dipengaruhi oleh permintaan ekspor yang turun cukup

drastis pada triwulan berjalan. Sementara itu, pertumbuhan sektor perdagangan,

hotel, dan restoran juga diperkirakan mengalami perlambatan seiring dengan

penurunan daya beli masyarakat. Di sisi lain, sektor pengangkutan dan komunikasi

pada triwulan IV-2008 diperkirakan masih tumbuh tinggi. Meskipun diperkirakan

sedikit mengalami perlambatan dibandingkan dengan periode sebelumnya,

pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi masih berada di atas rata-rata

tahun 2007. Berdasarkan asesmen tersebut, Produk Domestik Bruto (PDB) pada

triwulan IV-2008 diprakirakan akan tumbuh mencapai 5,7% (yoy).

PERTUMBUHAN EKONOMI

Permintaan Agregat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV-2008

diprakirakan melambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya menjadi sebesar 5,7% (yoy) (Grafik 2.1). Perlambatan

tersebut terutama disebabkan oleh turunnya pertumbuhan

ekspor yang selanjutnya berimbas pada lemahnya pertumbuhan

konsumsi masyarakat dan investasi swasta (Tabel 2.1). Meskipun

mencatat perlambatan pada triwulan IV-2008, perekonomian

Indonesia diprakirakan mampu tumbuh mencapai 6,1% (yoy)

untuk keseluruhan tahun 2008.

Dilihat dari distribusinya, pangsa konsumsi swasta dan ekspor

terhadap PDB masih dominan pada tahun 2008. Namun

Grafik 2.1

Pertumbuhan PDB

% y-o-y

2005 2006 2007 2008I II III IV

5,0

6,0

7,5

6,5

5,5

4,5

I II III IV I II III IV I II III IV*I II III IV2004

7,0

4,0

Page 13: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan Makroekonomi Terkini

5

demikian, pangsa konsumsi swasta terhadap PDB cenderung menurun dibandingkan

tahun 2007, sedangkan pangsa ekspor cenderung meningkat. Peningkatan pangsa

ekspor terhadap PDB tidak terlepas dari tingginya pertumbuhan ekspor, sejalan

dengan lonjakan harga komoditi di paro pertama 2008.

Grafik 2.2

Indikator Penuntun Konsumsi

Konsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh sebesar 5,0% (yoy) pada triwulanKonsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh sebesar 5,0% (yoy) pada triwulanKonsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh sebesar 5,0% (yoy) pada triwulanKonsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh sebesar 5,0% (yoy) pada triwulanKonsumsi rumah tangga diprakirakan tumbuh sebesar 5,0% (yoy) pada triwulan

IV-2008 atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. IV-2008 atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. IV-2008 atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. IV-2008 atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. IV-2008 atau melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Perlambatan

tersebut sejalan dengan perkembangan indikator penuntun konsumsi yang berada

pada siklus kontraksi. Selain itu, beberapa indikator lain turut mengkonfirmasi

penurunan pertumbuhan konsumsi rumah tangga, di antaranya penjualan

kendaraan bermotor dan pertumbuhan impor barang konsumsi yang bergerak

menurun. Di sisi lain, hasil Survei Konsumen Bank Indonesia (Grafik 2.2)

menunjukkan adanya perbaikan keyakinan konsumen yang mengindikasikan

optimisme masyarakat akan kondisi ke depan. Dengan demikian, meskipun

pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami perlambatan pada triwulan IV-

2008, namun kondisi tersebut mampu terimbangi oleh tingginya pertumbuhan

konsumsi rumah tangga hingga triwulan III-2008, sehingga

secara keseluruhan tahun pertumbuhan konsumsi rumah tangga

diprakirakan akan tetap meningkat dibandingkan dengan tahun

2007.

Melemahnya permintaan eksternal serta tingginya faktorMelemahnya permintaan eksternal serta tingginya faktorMelemahnya permintaan eksternal serta tingginya faktorMelemahnya permintaan eksternal serta tingginya faktorMelemahnya permintaan eksternal serta tingginya faktor

ketidakpastian perekonomian global menyebabkan investasiketidakpastian perekonomian global menyebabkan investasiketidakpastian perekonomian global menyebabkan investasiketidakpastian perekonomian global menyebabkan investasiketidakpastian perekonomian global menyebabkan investasi

pada triwulan IV-2008 tumbuh melambat. pada triwulan IV-2008 tumbuh melambat. pada triwulan IV-2008 tumbuh melambat. pada triwulan IV-2008 tumbuh melambat. pada triwulan IV-2008 tumbuh melambat. Investasi diprakirakan

tumbuh sebesar 9,9% (yoy) pada triwulan IV-2008, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai

12,2% (yoy). . . . . Selain diindikasikan oleh indikator penuntun

investasi yang berada pada siklus kontraksi (Grafik 2.4),

perlambatan investasi juga dikonfirmasi oleh indikator

pertumbuhan impor barang modal yang mengalami penurunan

sejak memasuki triwulan IV-2008. Namun demikian, untuk

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

I II III IV I II III IV I II III IV*Komponen

Tabel 2.1

Pertumbuhan Ekonomi - Sisi Permintaan

2007

* Angka Proyeksi Bank Indonesia

Total Konsumsi 3,8 5,6 2,8 3,5 3,9 4,6 4,6 5,3 5,1 4,9 5,5 5,5 6,7 6,3

Konsumsi Swasta 2,9 3,0 3,0 3,8 3,2 4,7 4,7 5,1 5,6 5,0 5,7 5,5 5,3 5,0

Konsumsi Pemerintah 11,5 28,8 1,7 2,2 9,6 3,7 3,8 6,5 2,0 3,9 3,6 5,5 16,9 14,6

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,4 0,9 0,8 6,8 2,5 7,0 6,9 10,4 12,1 9,2 15,6 13,1 12,0 9,9

Permintaan Domestik 3,2 4,4 2,3 4,3 3,5 5,2 5,2 6,6 6,8 6,0 8,0 7,4 8,1 7,2

Ekspor Barang dan Jasa 11,8 11,4 8,3 6,6 9,4 8,1 9,8 6,9 7,3 8,0 15,5 15,9 14,3 9,4

Impor Barang dan Jasa 4,8 9,3 10,9 9,2 8,6 8,5 6,5 7,0 13,6 8,9 17,8 16,7 11,9 7,1

PDBPDBPDBPDBPDB 5,15,15,15,15,1 5,05,05,05,05,0 5,95,95,95,95,9 6,06,06,06,06,0 5,55,55,55,55,5 6,16,16,16,16,1 6,46,46,46,46,4 6,56,56,56,56,5 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,46,46,46,46,4 6,16,16,16,16,1 5,75,75,75,75,7

200720082006

2006

Impor Barang Konsumsi, M1 Riil, CPI

99

99

99

100

100

100

100

100

101

gPDBKonsRT2 Series97.5

98.0

98.5

99.0

99.5

100.0

100.5

101.0

101.5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

fase kontraksi fase kontraksi fase kontraksi

Page 14: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

6

keseluruhan tahun 2008, investasi tetap diprakirakan meningkat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2007.

Berdasarkan komponennya, pertumbuhan investasi padaBerdasarkan komponennya, pertumbuhan investasi padaBerdasarkan komponennya, pertumbuhan investasi padaBerdasarkan komponennya, pertumbuhan investasi padaBerdasarkan komponennya, pertumbuhan investasi pada

triwulan IV-2008 diprakirakan masih tetap didukung olehtriwulan IV-2008 diprakirakan masih tetap didukung olehtriwulan IV-2008 diprakirakan masih tetap didukung olehtriwulan IV-2008 diprakirakan masih tetap didukung olehtriwulan IV-2008 diprakirakan masih tetap didukung oleh

pertumbuhan investasi nonbangunan (Grafik 2.6). pertumbuhan investasi nonbangunan (Grafik 2.6). pertumbuhan investasi nonbangunan (Grafik 2.6). pertumbuhan investasi nonbangunan (Grafik 2.6). pertumbuhan investasi nonbangunan (Grafik 2.6). Pertumbuhan

investasi nonbangunan mengalami penurunan sejalan dengan

menurunnya dukungan pembiayaan investasi sebagaimana

tercermin pada pertumbuhan kredit investasi riil yang mulai

melambat. Di sisi lain, minat kegiatan investasi pelaku usaha

mengalami sedikit penurunan. Menurut Survei BPS, Indeks

Tendensi Bisnis menurun karena berkurangnya order barang input

dan order luar negeri yang disertai penurunan harga jual riil.

Penurunan ini sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang

mengindikasikan nilai rencana investasi pada semester II-2008

yang menurun dibandingkan semester sebelumnya.

Memburuknya kondisi perekonomian dunia pada triwulan IV-Memburuknya kondisi perekonomian dunia pada triwulan IV-Memburuknya kondisi perekonomian dunia pada triwulan IV-Memburuknya kondisi perekonomian dunia pada triwulan IV-Memburuknya kondisi perekonomian dunia pada triwulan IV-

2008 berdampak signifikan pada penurunan pertumbuhan2008 berdampak signifikan pada penurunan pertumbuhan2008 berdampak signifikan pada penurunan pertumbuhan2008 berdampak signifikan pada penurunan pertumbuhan2008 berdampak signifikan pada penurunan pertumbuhan

ekspor. ekspor. ekspor. ekspor. ekspor. Penurunan harga komoditas di pasar internasional disertai

dengan melemahnya permintaan ekspor dari pasar negara

berkembang seperti China dan India mengakibatkan

pertumbuhan ekspor di triwulan IV-2008 turun signifikan. Indikasi

perlambatan ekspor terlihat dari perkembangan ekspor beberapa

komoditas nonmigas unggulan terutama lemak dan minyak

hewan/nabati serta karet dan barang dari karet yang menurun

dibandingkan bulan sebelumnya (Grafik 2.8). Dengan

perkembangan tersebut, ekspor diprakirakan tumbuh sebesar

9,4% (yoy).

Seiring dengan melambatnya permintaan domestik maupunSeiring dengan melambatnya permintaan domestik maupunSeiring dengan melambatnya permintaan domestik maupunSeiring dengan melambatnya permintaan domestik maupunSeiring dengan melambatnya permintaan domestik maupun

eksternal, impor pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuheksternal, impor pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuheksternal, impor pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuheksternal, impor pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuheksternal, impor pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh

melambat. melambat. melambat. melambat. melambat. Hal tersebut diindikasikan oleh perkembangan

indikator penuntun impor yang masih berada dalam siklus

kontraksi sampai dengan 1 triwulan ke depan (Grafik 2.9).

Turunnya pertumbuhan impor terutama disebabkan oleh

melambatnya pertumbuhan impor bahan baku dan barang

modal. Akibatnya, impor pada triwulan IV-2008 diprakirakan

akan tumbuh lebih rendah mencapai 7,1% (yoy).

Operasi Keuangan Pemerintah

Selama triwulan IV-2008 keuangan Pemerintah mencatat defisitSelama triwulan IV-2008 keuangan Pemerintah mencatat defisitSelama triwulan IV-2008 keuangan Pemerintah mencatat defisitSelama triwulan IV-2008 keuangan Pemerintah mencatat defisitSelama triwulan IV-2008 keuangan Pemerintah mencatat defisit

anggaran sebesar Rp35,3 triliun,anggaran sebesar Rp35,3 triliun,anggaran sebesar Rp35,3 triliun,anggaran sebesar Rp35,3 triliun,anggaran sebesar Rp35,3 triliun, jauh lebih rendah dari defisitjauh lebih rendah dari defisitjauh lebih rendah dari defisitjauh lebih rendah dari defisitjauh lebih rendah dari defisit

triwulan IV-2007 sebesar Rp64,2 triliuntriwulan IV-2007 sebesar Rp64,2 triliuntriwulan IV-2007 sebesar Rp64,2 triliuntriwulan IV-2007 sebesar Rp64,2 triliuntriwulan IV-2007 sebesar Rp64,2 triliun. Dengan demikian, secara

keseluruhan tahun 2008 operasi keuangan Pemerintah mencatat

Grafik 2.4

Indikator Penuntun Investasi

Grafik 2.3

Indeks Keyakinan Konsumen - Survei Konsumen BI

Grafik 2.5

Pertumbuhan Impor Barang Modal

Ekspektasi KonsumenKondisi Ekonomi Saat Ini

Indeks Keyakinan konsumen

Indeks

60

70

80

90

100

110

120

2005 2006 2007 2008

optimis

pesimis

130

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

IPI, Sales Commercial Car, IPI Machinery and Equipment,Cement Consumption

99

99

100

100

101

101

102

102

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

PMTB2 CLI

II III IV

(%)

-10

-5

0

5

10

15

20

25(%)

gPMTB (yoy)

Imp_brg_modal

-30

-10

10

30

50

70

90

110

2005 2006 2007 20081 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

Page 15: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan Makroekonomi Terkini

7

defisit anggaran sebesar Rp4,2 triliun (0,1% dari PDB), jauh lebih

kontraktif dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007

yang mengalami defisit sebesar Rp48,8 triliun (1,3% dari PDB).

Rendahnya defisit tersebut disebabkan oleh meningkatnya

pencapaian target penerimaan negara dan menurunnya

penyerapan belanja negara seiring dengan kenaikan Pendapatan

Negara dan Hibah yang lebih besar dari kenaikan Belanja Negara.

Peningkatan realisasi penerimaan negara didorong oleh kinerja

di sisi perpajakan maupun nonpajak, sedangkan peningkatan

belanja negara terutama didorong oleh meningkatnya Subsidi

akibat kenaikan harga minyak mentah.

Dari sisi pengeluaran, secara keseluruhan Belanja Negara telahDari sisi pengeluaran, secara keseluruhan Belanja Negara telahDari sisi pengeluaran, secara keseluruhan Belanja Negara telahDari sisi pengeluaran, secara keseluruhan Belanja Negara telahDari sisi pengeluaran, secara keseluruhan Belanja Negara telah

mencapai 99,6% dari APBNP, menurun dari periode yang samamencapai 99,6% dari APBNP, menurun dari periode yang samamencapai 99,6% dari APBNP, menurun dari periode yang samamencapai 99,6% dari APBNP, menurun dari periode yang samamencapai 99,6% dari APBNP, menurun dari periode yang sama

tahun lalu sebesar 100,6% dari APBNP. tahun lalu sebesar 100,6% dari APBNP. tahun lalu sebesar 100,6% dari APBNP. tahun lalu sebesar 100,6% dari APBNP. tahun lalu sebesar 100,6% dari APBNP. Realisasi Belanja

Pemerintah Pusat sampai dengan triwulan IV-2008 hanya

mencapai 99,4% dari APBNP, lebih rendah dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya sebesar 101,2% dari APBNP. Dari

belanja Kementerian/Lembaga (K/L) selama triwulan IV-2008

tidak terlihat adanya peningkatan realisasi belanja Pegawai,

Barang dan Modal. Perbaikan penyerapan hanya terjadi pada

pos Belanja Lain seiring pemberian BLT dalam jumlah besar1 .

Realisasi Belanja K/L hanya mencapai 91,5% dari target APBNP

selama tahun 2008. Sementara itu, dari belanja Non K/L, subsidi

BBM mulai menurun di triwulan IV-2008 seiring kembali turunnya

harga minyak mulai paro kedua 2008. Namun, realisasi Subsidi

BBM selama Januari-November 2008 telah melampaui target

APBNP akibat lebih tingginya volume konsumsi BBM dan harga

minyak mentah sampai dengan triwulan III-2008. Di sisi

pengeluaran daerah, selama tahun 2008 realisasi Belanja Daerah

mencapai 100,1% dari APBNP relatif sama dengan periode yang

sama tahun lalu sebesar 99,6% dari APBNP.

Di sisi pembiayaan, defisit yang di bawah target menyebabkanDi sisi pembiayaan, defisit yang di bawah target menyebabkanDi sisi pembiayaan, defisit yang di bawah target menyebabkanDi sisi pembiayaan, defisit yang di bawah target menyebabkanDi sisi pembiayaan, defisit yang di bawah target menyebabkan

terjadinya kelebihan pembiayaan. terjadinya kelebihan pembiayaan. terjadinya kelebihan pembiayaan. terjadinya kelebihan pembiayaan. terjadinya kelebihan pembiayaan. Meningkatnya yield SUN secara

signifikan menyebabkan Pemerintah tidak melakukan penerbitan

SUN selama triwulan IV-2008. Pemerintah juga membatalkan

penerbitan sukuk (SBSN) global kepada Islamic Development

Bank di akhir tahun 2008. Sampai dengan akhir Desember jumlah

SBN neto mencapai Rp85,9 triliun atau 72,9% dari target APBNP

2008. Namun dengan defisit yang hanya mencapai 0,1% dari

PDB maka jumlah tersebut telah memenuhi kebutuhan

Grafik 2.7

Sentimen Bisnis - BPS

Grafik 2.8

Pertumbuhan Ekspor Menurut Sektor

Grafik 2.6

Pertumbuhan Investasi Bangunan & Nonbangunan

0

5

10

15

20

25

(%) (%)

gEkspor (yoy) rhs ekspor_pertanian

ekspor industri ekspor_mineral

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III2004 2005 2006 2007 2008

-50

-20

10

40

70

100

130

Nov

(%,yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

(%,yoy)

Bangunan Non Bangunan PMTB (rhs)

2005 2006* 2007** 2008***I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

ITB Harga Jual Riil (Rhs)Order Brg. InputOrder dr LNOrder dr DN

Indeks

2005 2006 2007 2008

80

90

100

110

120

130

140

80

90

100

110

120

130Indeks

2004I* II* III* IV* I* II* III* IV* I* II* III* IV* I* II* III* IV* I* II* III* IV*

1 Dengan daya serap sebesar 98,75% untuk BLT tahap I dan 98,42% untuk BLT tahap II,pembayaran BLT sampai dengan 31 Desember 2008 telah mencapai Rp13,12 triliun (PT PosIndonesia).

Page 16: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

8

pembiayaan dari SBN. Dengan kondisi defisit dan pembiayaan

tersebut, Pemerintah membukukan kelebihan pembiayaan

(SILPA) sebesar Rp51,3 triliun. SILPA tersebut direncanakan akan

digunakan untuk membiayai defisit APBN 2009 dan memberikan

ekstra stimulus fiskal di tahun 2009.2

Seperti pola tahun-tahun sebelumnya, peningkatan ekspansiSeperti pola tahun-tahun sebelumnya, peningkatan ekspansiSeperti pola tahun-tahun sebelumnya, peningkatan ekspansiSeperti pola tahun-tahun sebelumnya, peningkatan ekspansiSeperti pola tahun-tahun sebelumnya, peningkatan ekspansi

terjadi sepanjang triwulan IV-2008, seiring besarnya ekspansiterjadi sepanjang triwulan IV-2008, seiring besarnya ekspansiterjadi sepanjang triwulan IV-2008, seiring besarnya ekspansiterjadi sepanjang triwulan IV-2008, seiring besarnya ekspansiterjadi sepanjang triwulan IV-2008, seiring besarnya ekspansi

moneter di bulan Desember 2008. moneter di bulan Desember 2008. moneter di bulan Desember 2008. moneter di bulan Desember 2008. moneter di bulan Desember 2008. Selama triwulan IV-2008, sisi

penerimaan ditandai dengan pendapatan pajak yang relatif stabil,

penerimaan nonpajak yang meningkat, dan tidak ada

penerimaan dari penerbitan SUN. Sementara itu, pengeluaran

membesar terutama untuk pembayaran termin proyek, SUN jatuh

tempo dan berbagai subsidi di bulan Desember. Kondisi tersebut

menyebabkan ekspansi rupiah sebesar Rp106,6 triliun di triwulan

IV-2008. Secara keseluruhan tahun operasi keuangan Pemerintah berdampak

ekspansi sebesar Rp128,3 triliun, terutama bersumber dari termin proyek dan subsidi

nonBBM yang lebih besar dari perkiraan. Sementara itu, pada transaksi valas masih

terjadi inflow di bulan triwulan IV-2008 yang ditandai dengan tingginya penerimaan

pinjaman LN dan pembayaran utang LN.

Penawaran Agregat

Perekonomian pada sisi penawaran pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuhPerekonomian pada sisi penawaran pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuhPerekonomian pada sisi penawaran pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuhPerekonomian pada sisi penawaran pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuhPerekonomian pada sisi penawaran pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh

melambat searah dengan perkembangan pada sisi permintaan. melambat searah dengan perkembangan pada sisi permintaan. melambat searah dengan perkembangan pada sisi permintaan. melambat searah dengan perkembangan pada sisi permintaan. melambat searah dengan perkembangan pada sisi permintaan. Seluruh sektor

perekonomian pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan III-2008 (Tabel 2.2). Sektor industri, sektor

perdagangan hotel dan restoran, serta sektor pertanian masih menjadi pangsa

terbesar terhadap perekonomian. Sementara itu, dilihat dari kontribusinya,

kontributor terbesar terhadap pertumbuhan terutama berasal dari sektor

perdagangan hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, serta sektor

pengangkutan dan komunikasi. Pertumbuhan sektoral yang lebih rendah pada

triwulan IV-2008 dikonfirmasi oleh beberapa indikator seperti utilisasi kapasitas

produksi dan Indeks Tendensi Bisnis BPS. Utilisasi kapasitas produksi menunjukkan

penurunan yang cukup signifikan pada awal triwulan IV-2008. Sementara itu, Indeks

Tendensi Bisnis BPS beserta seluruh faktor pembentuknya mulai mengindikasikan

adanya perlambatan pada triwulan III-2008

Sektor industri pengolahan diprakirakan mengalami perlambatan pada triwulanSektor industri pengolahan diprakirakan mengalami perlambatan pada triwulanSektor industri pengolahan diprakirakan mengalami perlambatan pada triwulanSektor industri pengolahan diprakirakan mengalami perlambatan pada triwulanSektor industri pengolahan diprakirakan mengalami perlambatan pada triwulan

IV-2008, yaitu tumbuh sebesar 3,6% (yoy)IV-2008, yaitu tumbuh sebesar 3,6% (yoy)IV-2008, yaitu tumbuh sebesar 3,6% (yoy)IV-2008, yaitu tumbuh sebesar 3,6% (yoy)IV-2008, yaitu tumbuh sebesar 3,6% (yoy). Melambatnya pertumbuhan sektor

industri pengolahan didukung oleh beberapa indikator seperti utilisasi kapasitas

industri pengolahan dan Indeks Produksi BPS yang hingga awal triwulan IV-2008

mengalami penurunan. Selain itu, Indeks Produksi Survei Produksi Bank Indonesia

juga mengalami penurunan, bahkan penurunan tersebut terjadi di seluruh subsektor

Grafik 2.9

Indikator Penuntun Impor

Industrial Production Index, Volume Listrik Industri, Produksi Kendaraan,IP Industri Pengolahan Japan, IP Kertas dan Produk dari Kertas,IP Pakaian dan Perlengkapannya, PSI Korea, Rp to USD, Rp to JPY,Kredit Kons Riil, M1 Riil

98

99

99

100

100

101

101

102

102pdb_imp

cli_impor

99,2

99,4

99,6

99,8

100,0

100,2

100,4

100,6

100,8

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2009

fase kontraksifasekontraksi

2 Siaran Pers Departemen Keuangan, 1 Januari 2009.

Page 17: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan Makroekonomi Terkini

9

industri sampai dengan awal triwulan IV-2008. Melemahnya permintaan eksternal

akibat krisis perekonomian global memengaruhi kinerja sektor industri, terutama

subsektor industri yang berorientasi ekspor. Beberapa subsektor industri tersebut

adalah industri logam dasar bukan besi, industri bambu, kayu, dan rotan, serta

industri minyak dan lemak.

Di sisi lain, subsektor industri utama juga diprakirakan akan mengalami perlambatanDi sisi lain, subsektor industri utama juga diprakirakan akan mengalami perlambatanDi sisi lain, subsektor industri utama juga diprakirakan akan mengalami perlambatanDi sisi lain, subsektor industri utama juga diprakirakan akan mengalami perlambatanDi sisi lain, subsektor industri utama juga diprakirakan akan mengalami perlambatan.

Subsektor dengan pangsa terbesar, yaitu subsektor industri alat angkut, mesin,

dan peralatannya serta industri makanan, minuman, dan tembakau, diprakirakan

mengalami peralambatan pertumbuhan pada triwulan IV-2008. Beberapa faktor

yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan kelompok alat angkut, mesin dan

peralatannya antara lain adalah menurunnya daya beli masyarakat terutama untuk

barang tahan lama, dan ketatnya likuiditas. Sementara itu, ekspektasi kondisi bisnis

pada triwulan IV-2008 hasil Survei Tendensi Bisnis menunjukkan penurunan pada

triwulan IV-2008, yang bersumber dari penurunan order dari luar negeri serta

order barang input. Dengan perkembangan tersebut, sektor industri pengolahan

untuk keseluruhan tahun 2008 diprakirakan akan melambat dari 4,7% (yoy) pada

tahun 2007 menjadi 4,0% (yoy).

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran diprakirakan akan tumbuh melambat padaSektor perdagangan, hotel, dan restoran diprakirakan akan tumbuh melambat padaSektor perdagangan, hotel, dan restoran diprakirakan akan tumbuh melambat padaSektor perdagangan, hotel, dan restoran diprakirakan akan tumbuh melambat padaSektor perdagangan, hotel, dan restoran diprakirakan akan tumbuh melambat pada

triwulan IV-2008 sebesar 7,3% (yoy). triwulan IV-2008 sebesar 7,3% (yoy). triwulan IV-2008 sebesar 7,3% (yoy). triwulan IV-2008 sebesar 7,3% (yoy). triwulan IV-2008 sebesar 7,3% (yoy). Prakiraan melambatnya pertumbuhan sektor

perdagangan terutama dipengaruhi oleh adanya indikasi melambatnya konsumsi

rumah tangga akibat pelemahan daya beli masyarakat pada triwulan IV-2008. Di

samping itu, melambatnya pertumbuhan di sektor perdagangan, hotel dan restoran

dikonfirmasi oleh beberapa indikator dini, , , , , di antaranya indikator bongkar muat

barang pada empat pelabuhan utama (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan

Ujung Pandang) yang tren pertumbuhannya cenderung melambat. Hal yang sama

juga ditunjukkan oleh indeks penjualan eceran hasil Survei Penjualan Eceran BI

yang turun cukup signifikan pada paro kedua 2008. Sementara itu, indikator

subsektor hotel, yaitu rata-rata tingkat hunian hotel, terutama di Jakarta dan Bali

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

I II III IV I II III IV I II III IV*I t e m

Tabel 2.2

Pertumbuhan Ekonomi √ Sisi Penawaran

2007

Pertanian 6,6 1,6 2,6 2,6 3,4 -1,7 4,7 7,6 3,1 3,5 5,9 4,9 2,4 2,3

Pertambangan dan Penggalian 2,3 3,6 1,1 0,0 1,7 6,2 3,2 1,0 -2,1 2,0 -1,8 -0,7 1,6 1,4

Industri Pengolahan 3,0 3,6 5,9 5,8 4,6 5,2 5,1 4,5 3,8 4,7 4,2 4,0 4,3 3,6

Listrik, Gas, dan Air Bersih 5,1 4,5 5,8 7,7 5,8 8,2 10,2 11,3 11,8 10,4 12,6 12,0 10,6 9,4

Bangunan 7,7 8,5 8,5 8,6 8,3 8,4 7,7 8,3 9,9 8,6 8,0 8,1 7,5 7,0

Restoran, Hotel, dan Perdagangan 4,9 5,9 7,9 7,0 6,4 9,2 7,6 7,9 9,1 8,5 7,1 7,7 7,6 7,3

Pengangkutan dan Komunikasi 12,0 13,8 14,5 17,0 14,4 13,0 12,7 14,1 17,4 14,4 20,3 19,6 17,1 16,3

Keuangan, Persewaan, dan Jasa 5,6 5,2 4,5 6,5 5,5 8,1 7,6 7,6 8,6 8,0 8,2 8,7 8,5 6,9

Jasa-Jasa 5,8 6,0 6,7 6,2 6,2 7,0 7,0 5,2 7,2 6,6 5,6 6,5 6,7 6,0

PDBPDBPDBPDBPDB 5,15,15,15,15,1 5,05,05,05,05,0 5,95,95,95,95,9 6,06,06,06,06,0 5,55,55,55,55,5 6,16,16,16,16,1 6,46,46,46,46,4 6,56,56,56,56,5 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,46,46,46,46,4 6,16,16,16,16,1 5,75,75,75,75,7

200720082006

2006

* Angka Proyeksi Bank Indonesia

Page 18: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

10

juga mengalami penurunan hingga awal triwulan IV-2008. Melihat perkembangan

tersebut, secara keseluruhan tahun sektor perdagangan juga diperkirakan tumbuh

melambat yaitu dari 8,5% (yoy) pada tahun 2007 menjadi 7,4% (yoy) pada tahun

2008.

Pada triwulan IV-2008 sektor pertanian diprakirakan tumbuh sebesar 2,3% (yoy)Pada triwulan IV-2008 sektor pertanian diprakirakan tumbuh sebesar 2,3% (yoy)Pada triwulan IV-2008 sektor pertanian diprakirakan tumbuh sebesar 2,3% (yoy)Pada triwulan IV-2008 sektor pertanian diprakirakan tumbuh sebesar 2,3% (yoy)Pada triwulan IV-2008 sektor pertanian diprakirakan tumbuh sebesar 2,3% (yoy)

sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Melambatnya

pertumbuhan sektor pertanian antara lain disebabkan oleh berlalunya musim panen

padi. Selain itu, perlambatan sektor pertanian juga dipengaruhi oleh subsektor

perkebunan yang mengalami perlambatan terkait dengan turunnya permintaan

ekspor dan menurunnya harga komoditas perkebunan. Meskipun mengalami

tumbuh melambat pada triwulan IV, untuk keseluruhan tahun 2008 sektor pertanian

diprakirakan mampu tumbuh sebesar 3,9%, lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 3,5%. Hal tersebut terjadi karena kinerja

pertanian yang lebih baik pada triwulan-triwulan sebelumnya di tahun 2008.

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuhSektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuhSektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuhSektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuhSektor pertambangan dan penggalian pada triwulan IV-2008 diperkirakan tumbuh

sebesar 1,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnyasebesar 1,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnyasebesar 1,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnyasebesar 1,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnyasebesar 1,4% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Perlambatan

tersebut terutama disebabkan melemahnya permintaan ekspor serta turunnya harga

komoditas seperti ditunjukkan oleh perkembangan ekspor batubara, ekspor bijih,

kerak dan abu logam, serta ekspor alumunium. Selain itu, perlambatan sektor

pertambangan dan penggalian juga terkait dengan menurunnya tingkat produksi

pertambangan migas, terutama di Riau dan NAD akibat sumur-sumur pengeboran

yang sudah tua. Dari sisi pembiayaan, menurunnya kredit yang disalurkan pada

sektor pertambangan sampai dengan pertengahan triwulan IV-2008 memberikan

indikasi kuat akan perlambatan di sektor pertambangan. Melihat perkembangan

itu, sektor pertambangan dan penggalian untuk keseluruhan tahun 2008

diperkirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 0,1%

pada tahun 2008.

Pada triwulan IV-2008 sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan tumbuhPada triwulan IV-2008 sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan tumbuhPada triwulan IV-2008 sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan tumbuhPada triwulan IV-2008 sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan tumbuhPada triwulan IV-2008 sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan tumbuh

sebesar 16,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasebesar 16,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasebesar 16,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasebesar 16,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnyasebesar 16,3% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Masih tingginya pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama

bersumber dari subsektor komunikasi yang terus menunjukkan tren peningkatan

sebagaimana tercermin pada indikator jumlah pelanggan seluler. Sementara itu,

subsektor pengangkutan tumbuh relatif stabil hingga pertengahan triwulan IV-08.

Dengan perkembangan tersebut, selama tahun 2008, sektor pengangkutan dan

komunikasi tumbuh mencapai 18,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2007

yang mencapai 14,4% (yoy).

Sektor bangunan pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh melambatSektor bangunan pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh melambatSektor bangunan pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh melambatSektor bangunan pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh melambatSektor bangunan pada triwulan IV-2008 diprakirakan tumbuh melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,0% (yoy).dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,0% (yoy).dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,0% (yoy).dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,0% (yoy).dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,0% (yoy). Pertumbuhan

sektor bangunan ini dikonfirmasi oleh beberapa indikator seperti pertumbuhan

pembangunan properti komersial Survei Properti Komersial BI. Melambatnya

pertumbuhan juga tercermin dari perkembangan pertumbuhan konsumsi semen

sampai dengan pertengahan triwulan IV-2008 yang mengalami penurunan. Untuk

Page 19: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan Makroekonomi Terkini

11

keseluruhan tahun 2008, sektor bangunan diprakirakan tumbuh sebesar 7,7%

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 8,6%.

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI)

Intensitas krisis global yang kian kuat dan perlambatan ekonomi dunia semakinIntensitas krisis global yang kian kuat dan perlambatan ekonomi dunia semakinIntensitas krisis global yang kian kuat dan perlambatan ekonomi dunia semakinIntensitas krisis global yang kian kuat dan perlambatan ekonomi dunia semakinIntensitas krisis global yang kian kuat dan perlambatan ekonomi dunia semakin

menekan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2008.menekan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2008.menekan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2008.menekan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2008.menekan kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV-2008.

Melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia yang berdampak pada penurunan harga

komoditas menyebabkan ekspor pada triwulan IV-2008 lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Hal itu menyebabkan transaksi berjalan pada triwulan

laporan mengalami defisit meskipun impor mulai melambat. Sementara itu, transaksi

modal dan finansial masih terus mengalami tekanan akibat adanya penyesuaian

aliran modal asing. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada

akhir triwulan IV-2008 mencapai USD51,6 miliar atau setara dengan 4,0 bulan

impor dan pembayaran Utang Luar Negeri (ULN) Pemerintah.

Transaksi Berjalan

Nerasa transaksi berjalan pada triwulan IV-2008 diprakirakan masih mengalamiNerasa transaksi berjalan pada triwulan IV-2008 diprakirakan masih mengalamiNerasa transaksi berjalan pada triwulan IV-2008 diprakirakan masih mengalamiNerasa transaksi berjalan pada triwulan IV-2008 diprakirakan masih mengalamiNerasa transaksi berjalan pada triwulan IV-2008 diprakirakan masih mengalami

tekanan yang disebabkan oleh semakin melemahnya kinerja ekspor Indonesiatekanan yang disebabkan oleh semakin melemahnya kinerja ekspor Indonesiatekanan yang disebabkan oleh semakin melemahnya kinerja ekspor Indonesiatekanan yang disebabkan oleh semakin melemahnya kinerja ekspor Indonesiatekanan yang disebabkan oleh semakin melemahnya kinerja ekspor Indonesia.

Melemahnya permintaan eksternal dan anjloknya harga komoditas ekspor

menyebabkan kinerja ekspor pada triwulan IV-2008 menurun. Di sisi lain, impor

pada triwulan IV-2008 melambat sejalan dengan menurunnya aktivitas ekonomi

domestik, turunnya harga minyak, dan semakin terbatasnya sumber pembiayaan

valuta asing. Dengan perkembangan tersebut neraca perdagangan barang

diperkirakan masih mencatat surplus sedangkan transaksi di sisi transaksi jasa,

pendapatan dan transfer berjalan mengalami defisit.

Berdasarkan data periode Januari - November 2008, nilai ekspor nonmigas tercatat

sebesar USD100,3 miliar atau tumbuh sebesar 18,5% (yoy). Tingginya pertumbuhan

ekspor didukung oleh pertumbuhan ekspor kelompok barang pertanian dan industri

masing-masing tumbuh 31,7% dan 20,7%. Sementara nilai ekspor komoditas

pertambangan hanya tumbuh 4,9% dari periode yang sama tahun lalu, dipicu

oleh turunnya volume ekspor batubara dan tembaga serta anjloknya harga

komoditas logam di pasar internasional. Di sisi lain, impor nonmigas periode Januari-

November 2008, tercatat sebesar USD93,1 miliar atau tumbuh 41% yoy. Semua

kelompok barang impor seperti kelompok barang konsumsi, bahan baku, dan

barang modal masing-masing tumbuh sebesar 27%; 40,6%; dan 51,2%.

Di sektor migas, surplus neraca perdagangan ditopang oleh tingginya nilai ekspor

gas. Selama Januari-Oktober 2008, nilai ekspor minyak dan gas masing-masing

tercatat sebesar USD14,0 miliar dan USD14,7 miliar atau masing-masing tumbuh

43,7% dan 52,4% dari periode yang sama tahun lalu. Di sisi impor, turunnya volume

impor minyak tertutupi oleh lonjakan harga minyak di delapan bulan pertama 2008,

sehingga nilai impor minyak selama periode Januari-Oktober 2008 masih tumbuh

cukup tinggi mencapai 50,1% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, neraca

Page 20: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

12

perdagangan minyak Indonesia periode Januari-Oktober 2008 mencatat defisit

USD8,3 miliar. Namun demikian, dukungan dari solidnya ekspor gas menjadikan

sektor migas tetap mencatat surplus USD6,4 miliar.

Neraca Modal dan Finansial

Transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2008 diprakirakan mengalamiTransaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2008 diprakirakan mengalamiTransaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2008 diprakirakan mengalamiTransaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2008 diprakirakan mengalamiTransaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2008 diprakirakan mengalami

tekanan. tekanan. tekanan. tekanan. tekanan. Semakin dalam dan meluasnya pengaruh krisis yang berujung pada

kesulitan likuiditas global berdampak pada aliran dana ke Indonesia. Pelepasan

dana asing pada instrumen SBI dan SUN masih terus berlangsung selama triwulan

IV-2008. Di sisi lain, perkembangan positif terjadi pada arus modal investasi langsung

yang diperkirakan mencatat surplus. Surplus tersebut berasal aliran dana asing

menyusul transaksi merger beberapa bank domestik dengan bank luar negeri.

Sementara itu, di pasar saham, instabilitas bursa saham global serta tren penurunan

harga komoditas dunia meningkatkan kedalaman koreksi indeks harga saham

Indonesia yang telah berlangsung sejak pertengahan triwulan III-2008.

Cadangan Devisa

Dengan perkembangan pada transaksi berjalan serta neraca modal dan finansial

tersebut di atas, posisi cadangan devisa sampai dengan akhir triwulan IV-2008posisi cadangan devisa sampai dengan akhir triwulan IV-2008posisi cadangan devisa sampai dengan akhir triwulan IV-2008posisi cadangan devisa sampai dengan akhir triwulan IV-2008posisi cadangan devisa sampai dengan akhir triwulan IV-2008

mencapai USD51,6 miliarmencapai USD51,6 miliarmencapai USD51,6 miliarmencapai USD51,6 miliarmencapai USD51,6 miliar atau setara dengan 4,0 bulan impor dan pembayaran

Utang Luar Negeri Pemerintah.

Page 21: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008

13

3. Perkembangan dan KebijakanMoneter Triwulan IV-2008

Tekanan inflasi pada triwulan IV-2008 cenderung menurun bila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan

laju inflasi tersebut terutama diakibatkan oleh faktor nonfundamental yang tercermin

pada penurunan inflasi administered prices terkait dengan kebijakan Pemerintah

untuk menurunkan harga BBM bersubsidi. Inflasi volatile food juga menunjukkan

tren menurun seiring dengan penurunan harga pangan global. Dari sisi fundamental,

inflasi inti menurun terkait dengan berkurangnya tekanan dari inflasi impor.

Sementara itu, rata-rata nilai tukar rupiah selama triwulan laporan melemah 15,5%

dari Rp 9.221/USD menjadi Rp 10.914/USD. Meningkatnya intensitas krisis pasar

keuangan global sejak September 2008 yang dipicu oleh bangkrutnya perusahaan

Lehman Brothers menimbulkan tekanan terhadap nilai rupiah. Namun demikian,

kebijakan makroekonomi yang berhati-hati disertai langkah stabilisasi nilai tukar di

pasar secara umum dapat meminimalkan tekanan yang berlebihan akibat

perkembangan eksternal tersebut.

Untuk menjaga stabilitas makroekonomi, Bank Indonesia memutuskan untuk

menurunkan BI Rate sebesar 25 bps hingga menjadi 9,25% pada akhir triwulan IV-

2008. Kebijakan ini didukung oleh serangkaian upaya untuk menjaga stabilitas

rupiah dan berbagai langkah penguatan di sisi operasi pengendalian moneter.

INFLASI

Laju inflasi IHK triwulan IV-2008 menurun dibandingkan dengan triwulanLaju inflasi IHK triwulan IV-2008 menurun dibandingkan dengan triwulanLaju inflasi IHK triwulan IV-2008 menurun dibandingkan dengan triwulanLaju inflasi IHK triwulan IV-2008 menurun dibandingkan dengan triwulanLaju inflasi IHK triwulan IV-2008 menurun dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya.sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya.sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya.sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya.sebelumnya dan periode yang sama tahun sebelumnya. Secara triwulanan, inflasi

IHK pada triwulan IV-2008 mencapai 0,54% atau menurun dari triwulan sebelumnya

yang sebesar 2,88% dan periode yang sama tahun sebelumnya

yaitu 2,09%. Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi

tahunan pada akhir triwulan IV-2008 meningkat menjadi 11,06%

(yoy) dari 10,47% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 3.1).

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, penurunan laju inflasi

terutama terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok

transportasi (Grafik 3.2). Penurunan tersebut terkait dengan

berakhirnya bulan Ramadhan dan penurunan harga BBM

bersubsidi pada Desember 2008. Sementara itu, peningkatan

inflasi hanya terjadi pada kelompok sandang yang didorong oleh

peningkatan harga emas perhiasan sejalan dengan meningkatnya

harga emas internasional.

Penurunan laju inflasi IHK terutama disebabkan oleh faktorPenurunan laju inflasi IHK terutama disebabkan oleh faktorPenurunan laju inflasi IHK terutama disebabkan oleh faktorPenurunan laju inflasi IHK terutama disebabkan oleh faktorPenurunan laju inflasi IHK terutama disebabkan oleh faktor

nonfundamental berupa menurunnya tekanan inflasinonfundamental berupa menurunnya tekanan inflasinonfundamental berupa menurunnya tekanan inflasinonfundamental berupa menurunnya tekanan inflasinonfundamental berupa menurunnya tekanan inflasi

Grafik 3.1

Perkembangan Inflasi IHK

%, mtm %, yoy

-1

1

2

3

4

5

2006 2007 2008

MtM (SBH 2007)

YoY (RHS)

0

4

8

12

18

20

16

14

10

6

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

Page 22: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

14

Grafik 3.4

Nilai Tukar dan Inflasi Negara Mitra Dagang

Grafik 3.3

Ekspektasi Inflasi - Consensus Forecast

administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices dan dan dan dan dan volatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile foodvolatile food. . . . . Penurunan inflasi pada

kelompok administered price terkait penurunan harga BBM per

1 dan 15 Desember 2008. Sementara itu, inflasi volatile food

juga menunjukkan tren menurun berkaitan dengan menurunnya

harga komoditas pangan internasional. Namun bila dilihat dari

sumbangannya, inflasi inti merupakan penyumbang utama inflasi

pada triwulan IV-2008. Hal tersebut berkaitan dengan masih

tingginya ekspektasi inflasi (Grafik 3.3), sedangkan depresiasi

nilai tukar memberikan dampak relatif terbatas.

Inflasi Inflasi Inflasi Inflasi Inflasi volatile food volatile food volatile food volatile food volatile food triwulan IV-2008 mengalami penurunantriwulan IV-2008 mengalami penurunantriwulan IV-2008 mengalami penurunantriwulan IV-2008 mengalami penurunantriwulan IV-2008 mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yang

sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. Penurunan inflasi volatile food tersebut

terkait dengan relatif terjaganya kondisi pasokan dan

menurunnya harga pangan global. Secara triwulanan, inflasi

volatile food pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar 0,80% atau

menurun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

sebesar 4,65% dan periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar 4,39%. Menurunnya inflasi pada triwulan laporan

disebabkan oleh menurunnya harga pangan internasional yang

berdampak pada beberapa komoditas terkait terutama minyak

goreng. Dengan perkembangan tersebut, laju inflasi tahunan

volatile food triwulan IV-2008 mencapai 16,48% (yoy).

Inflasi Inflasi Inflasi Inflasi Inflasi administered prices administered prices administered prices administered prices administered prices triwulan IV-2008 menuruntriwulan IV-2008 menuruntriwulan IV-2008 menuruntriwulan IV-2008 menuruntriwulan IV-2008 menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yangdibandingkan dengan triwulan sebelumnya dan periode yang

sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. sama tahun sebelumnya. Penurunan inflasi administered prices

tersebut akibat dari kebijakan Pemerintah menurunkan harga

BBM bersubsidi sejalan dengan menurunnya harga minyak

mentah dunia. Secara triwulanan, inflasi administered prices pada

triwulan IV-2008 tercatat mengalami deflasi menjadi 2,36%,

menurun dari triwulan sebelumnya sebesar 2,89%. Dengan

perkembangan tersebut, laju inflasi tahunan administered prices

triwulan IV-2008 mencapai 15,99%.

Sejalan dengan menurunnya tekanan dari inflasi impor, inflasiSejalan dengan menurunnya tekanan dari inflasi impor, inflasiSejalan dengan menurunnya tekanan dari inflasi impor, inflasiSejalan dengan menurunnya tekanan dari inflasi impor, inflasiSejalan dengan menurunnya tekanan dari inflasi impor, inflasi

inti pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkaninti pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkaninti pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkaninti pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkaninti pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahundengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahundengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahundengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahundengan triwulan sebelumnya dan periode yang sama tahun

sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. sebelumnya. Inflasi impor yang cenderung menurun diindikasikan

oleh menurunnya inflasi negara mitra dagang dan inflasi IHPB

impor yang merupakan indikator pergerakan harga barang-

barang impor (Grafik 3.4). Secara triwulanan, inflasi inti pada

triwulan IV-2008 mencapai 1,64% atau menurun bila

dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 2,27%

dan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 1,93%.

Grafik 3.2

Inflasi dan Sumbangan Inflasi per Kelompok

Barang dan Jasa Triwulan IV-2008 (y-o-y)

12,53

10,92

7,96

6,66

7,49

3,49

2,1

2,74

0,53

0,34

0,5

1,36

16,35

7,33

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman,Rokok, dan Tembakau

Perumahan, Listrik, Air, Gas,dan Bahan Bakar

Sandang

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi, danOlah Raga

Transportasi, Komunikasi,dan Jasa Keuangan

%

Sumbangan (m-t-m)Inflasi (m-t-m)

%, yoy

5

6

7

8

9

10

11

2007 2008

2008 2009

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Inflasi Negara Mitra Dagang (skala kanan)

%,yoy

IHK (Skala Kiri)

%,yoy

-12

-7

-2

3

8

13

18

23

0

1

2

3

4

5

2004 2005 2006 2007 2008

Depresiasi/Apresiasi Rp/USD(Skala kiri)

2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12

16,88

4,07

2,66

Page 23: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008

15

Grafik 3.5

Rata-Rata Nilai Tukar Rupiah

Namun demikian, dampak depresiasi nilai tukar pada triwulan

laporan relatif terbatas menahan laju penurunan inflasi inti. Bila

dilihat dari komponen barangnya, emas perhiasan merupakan

komoditas yang memberikan andil cukup besar terhadap inflasi

triwulan IV-2008 dengan sumbangan sebesar 0,18%.

Berdasarkan perkembangan tersebut, laju inflasi inti triwulan IV-

2008 mencapai 8,29% (yoy).

NILAI TUKAR RUPIAH

Nilai tukar rupiah sepanjang triwulan IV-2008 terus mengalami

tekanan akibat dari meningkatnya intensitas krisis pasar

keuangan global sejak September 2008 yang dipicu oleh

bangkrutnya perusahaan Lehman Brothers. Hal tersebut

menyebabkan selama triwulan IV-2008 rupiah terdepresiasi,

baik secara rata-rata maupun point to point dengan volatilitas

yang meningkat. Rata-rata rupiah triwulan IV-2008 mencapai

Rp 10.914/USD atau melemah 15,5% dibandingkan dengan

rata-rata triwulan sebelumnya yang mencapai Rp 9.221/USD

(Grafik 3.5), sedangkan secara point to point rupiah mencapai

level Rp 10.900/USD atau melemah 13,9% dibandingkan

dengan akhir triwulan sebelumnya yaitu Rp 9.385/USD.

Pergerakan rupiah yang terdepresiasi mengakibatkan volatilitas

rupiah pada triwulan IV-2008 melonjak tajam dari 1,17%

menjadi 9,78% (Grafik 3.6).

Meningkatnya risiko gejolak pasar keuangan global, eskalasi krisisMeningkatnya risiko gejolak pasar keuangan global, eskalasi krisisMeningkatnya risiko gejolak pasar keuangan global, eskalasi krisisMeningkatnya risiko gejolak pasar keuangan global, eskalasi krisisMeningkatnya risiko gejolak pasar keuangan global, eskalasi krisis

sektor keuangan di AS, serta persepsi terhadap prospek neracasektor keuangan di AS, serta persepsi terhadap prospek neracasektor keuangan di AS, serta persepsi terhadap prospek neracasektor keuangan di AS, serta persepsi terhadap prospek neracasektor keuangan di AS, serta persepsi terhadap prospek neraca

pembayaran memengaruhi perkembangan rupiah selamapembayaran memengaruhi perkembangan rupiah selamapembayaran memengaruhi perkembangan rupiah selamapembayaran memengaruhi perkembangan rupiah selamapembayaran memengaruhi perkembangan rupiah selama

triwulan IV-2008. triwulan IV-2008. triwulan IV-2008. triwulan IV-2008. triwulan IV-2008. Perlambatan ekonomi yang dialami negara

maju (G3) akibat ketatnya likuiditas serta jatuhnya penyaluran

kredit berdampak luas terhadap ekonomi regional. Penurunan

ekspor, seiring dengan melambatnya permintaan ekspor dari

negara maju yang mengalami resesi, mendorong memburuknya

prospek neraca pembayaran Indonesia. Sementara itu,

berlanjutnya krisis di sektor keuangan AS hingga mengenai sektor

otomotif memicu terjadinya capital flight sejalan dengan risk

aversion investor asing. Hal tersebut berdampak pada pembalikan

dana asing dari aset negara regional sehingga menyebabkan

mata uang regional mengalami tekanan depresiasi. Daya tahan

fundamental domestik yang masih kondusif ditambah dengan

stance kebijakan moneter ketat dan stabilisasi di pasar valas oleh

Bank Indonesia mampu menahan tekanan depresiasi rupiah yang

lebih besar.

Grafik 3.6

Volatilitas Nilai Tukar Rupiah

Grafik 3.7

Yield Spread antara Global Bond RI dan UST-Note

Kurs Harian Rata-rata Triwulanan

2007 2008

Rp/USD

8600

9000

9400

9800

10200

10600

11000

11400

11800

12200

12600

10900

9.103 9.221

10.914

1Jan

29Jan

26Feb

26Mar

23Apr

21Mei

18Jun

16Jul

13Ags

10Sep

8Okt

5Nov

3Des

31Des

28Jan

25Feb

24Mar

21Apr

19Mei

16Jun

14Jul

11Ags

8Sep

6Okt

3Nov

1Des

29Des

Rp/USD %

1/3

9,78

8000

8500

9000

9500

10000

10500

11000

11500

12000

12500

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00Kurs Harian

Volatilitas Harian

Volatilitas Triwulanan

2005 2006 2007 20081/3 1/3 1/3

Rp/USD

IDR/USD Yield Spread

2008

10900

7,16

%

9.000

9.500

10.000

10.500

11.000

11.500

12.000

12.500

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

Mar Apr Jun AgsJan Feb Mei Jul Sep Okt DesNov

Page 24: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

16

Grafik 3.9

Perbandingan Imbal Hasil Beberapa Negara

Grafik 3.10

Permintaan dan Penawaran Valas

Perkembangan kondisi eksternal yang masih mengalami tekanan

mendorong faktor risiko kembali meningkat. Memburuknya

kondisi ekonomi global menyebabkan kembali maraknya flight

to quality terutama dari kawasan emerging markets. Hal tersebut

tercermin dari peningkatan tajam indikator EMBIG (Emerging

Market Bond Index Global) spread yang merupakan spread antara

yield US Treasury dan komposit dari yield negara-negara

emerging markets. Pesimisnya investor dalam menanamkan

dananya di aset rupiah mengakibatkan indikator yield spread

meningkat tajam dari 411 bps (akhir triwulan III-2008) hingga

mencapai 716 bps pada akhir triwulan IV-2008 (Grafik 3.7).

Sementara itu, ekspektasi depresiasi masih terlihat dari

peningkatan indikator premi swap yang sempat mencapai 20%

(Grafik 3.8).

StanceStanceStanceStanceStance kebijakan Bank Indonesia yang cenderung ketat di kebijakan Bank Indonesia yang cenderung ketat di kebijakan Bank Indonesia yang cenderung ketat di kebijakan Bank Indonesia yang cenderung ketat di kebijakan Bank Indonesia yang cenderung ketat di

tengah kecenderungan penurunan suku bunga globaltengah kecenderungan penurunan suku bunga globaltengah kecenderungan penurunan suku bunga globaltengah kecenderungan penurunan suku bunga globaltengah kecenderungan penurunan suku bunga global

menjadikan menjadikan menjadikan menjadikan menjadikan spreadspreadspreadspreadspread imbal hasil rupiah semakin lebar. imbal hasil rupiah semakin lebar. imbal hasil rupiah semakin lebar. imbal hasil rupiah semakin lebar. imbal hasil rupiah semakin lebar. Imbal hasil

investasi rupiah, yang diindikasikan oleh selisih suku bunga

dalam negeri dengan luar negeri dan selisih yield obligasi

Pemerintah (domestic currency) dengan yield US T-Note, masih

tertinggi dibandingkan dengan negara-negara regional lainnya

(Grafik 3.9). Selisih suku bunga Dalam Negeri - Luar Negeri

(Uncovered Interest Parity) masih menunjukkan peningkatan

dari 7,05% pada akhir triwulan III-2008 menjadi 10,9% pada

akhir triwulan laporan. Apabila imbal hasil tersebut juga

mempertimbangkan faktor risiko1, selisih suku bunga Dalam

Negeri-Luar Negeri (Covered Interest Parity) menjadi 3,78%

pada triwulan laporan.

Gejolak pasar keuangan global yang dipicu krisis pasar kreditGejolak pasar keuangan global yang dipicu krisis pasar kreditGejolak pasar keuangan global yang dipicu krisis pasar kreditGejolak pasar keuangan global yang dipicu krisis pasar kreditGejolak pasar keuangan global yang dipicu krisis pasar kredit

di AS terus menekan dan menimbulkan pesimisme pelaku pasardi AS terus menekan dan menimbulkan pesimisme pelaku pasardi AS terus menekan dan menimbulkan pesimisme pelaku pasardi AS terus menekan dan menimbulkan pesimisme pelaku pasardi AS terus menekan dan menimbulkan pesimisme pelaku pasar

secara global. Kondisi tersebut mendorong investor asingsecara global. Kondisi tersebut mendorong investor asingsecara global. Kondisi tersebut mendorong investor asingsecara global. Kondisi tersebut mendorong investor asingsecara global. Kondisi tersebut mendorong investor asing

menarik dananya dari SBI dan SUN, meskipun pada sahammenarik dananya dari SBI dan SUN, meskipun pada sahammenarik dananya dari SBI dan SUN, meskipun pada sahammenarik dananya dari SBI dan SUN, meskipun pada sahammenarik dananya dari SBI dan SUN, meskipun pada saham

masih menunjukkan peningkatan.masih menunjukkan peningkatan.masih menunjukkan peningkatan.masih menunjukkan peningkatan.masih menunjukkan peningkatan. Pelepasan kepemilikan asing

pada SBI dan SUN sepanjang triwulan laporan masing-masing

mencapai Rp 11,9 triliun (USD 1,2 miliar) dan Rp 16,8 triliun

(USD 1,6 miliar), sehingga posisi kepemilikan asing masing-

masing mencapai Rp 8,5 triliun (USD 752 juta) dan Rp 87,4

triliun (USD7,8 miliar). Sementara itu, penempatan asing di

saham masih meningkat sebesar Rp 11,6 triliun (USD1,06

miliar).

Grafik 3.8

Premi Swap Berbagai Tenor

1 Dalam hal ini indikator risiko yang digunakan adalah yield spread antara obligasi valasPemerintah Indonesia dengan UST-Notes

Sumber : Reuters (diolah)

%

Premi 6 M Premi 12 M

Premi 1 M Premi 3 M

2008

25

20

15

10

5

0Jan Jan Mar Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov

bps

Sumber: Bloomberg

50

250

450

650

850

1050

1250

2008

Jul Ags Sep Okt Nov Des

Philippines Thailand Malaysia

Indonesia Vietnam China

Net S(+)/D(-) dari Pelaku DN Net S(+)/D(-) dari Pelaku LNNet S(+)/D(-) Total Pelaku DN+LN Kurs - rhs

US$ Juta IDR/USD

Excess Supply

Excess Demand

-1000

-5000

-3000

1000

3000

5000

8600

9100

9600

10100

10600

11100

11600

2007 2008

Jun Ags OktAprFeb DesJan Mar Mei Jul Sep Nov Jun AgsAprFebJan Mar Mei Jul Sep Okt DesNov

Page 25: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008

17

Permintaan valas dalam negeri masih didominasi oleh permintaan valas korporasi.Permintaan valas dalam negeri masih didominasi oleh permintaan valas korporasi.Permintaan valas dalam negeri masih didominasi oleh permintaan valas korporasi.Permintaan valas dalam negeri masih didominasi oleh permintaan valas korporasi.Permintaan valas dalam negeri masih didominasi oleh permintaan valas korporasi.

Hal tersebut sejalan dengan masih tingginya impor dan pembayaran Utang Luar

Negeri. (Grafik 3.10). Secara rata-rata, permintaan valas korporasi pada triwulan

laporan menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya dari USD354 juta

per hari menjadi sekitar USD253 juta per hari.

KEBIJAKAN MONETER

Strategi Kebijakan

Sepanjang triwulan IV-2008, Bank Indonesia telah menaikkan BI Rate sebesar 25Sepanjang triwulan IV-2008, Bank Indonesia telah menaikkan BI Rate sebesar 25Sepanjang triwulan IV-2008, Bank Indonesia telah menaikkan BI Rate sebesar 25Sepanjang triwulan IV-2008, Bank Indonesia telah menaikkan BI Rate sebesar 25Sepanjang triwulan IV-2008, Bank Indonesia telah menaikkan BI Rate sebesar 25

bps pada awal triwulan sampai akhirnya kembali menurunkannya sebesar 25 bpsbps pada awal triwulan sampai akhirnya kembali menurunkannya sebesar 25 bpsbps pada awal triwulan sampai akhirnya kembali menurunkannya sebesar 25 bpsbps pada awal triwulan sampai akhirnya kembali menurunkannya sebesar 25 bpsbps pada awal triwulan sampai akhirnya kembali menurunkannya sebesar 25 bps

hingga menjadi 9,25% pada akhir triwulan IV-2008 hingga menjadi 9,25% pada akhir triwulan IV-2008 hingga menjadi 9,25% pada akhir triwulan IV-2008 hingga menjadi 9,25% pada akhir triwulan IV-2008 hingga menjadi 9,25% pada akhir triwulan IV-2008 . Kebijakan tersebut dilakukan

guna menjaga dan mengamankan pencapaian sasaran inflasi jangka menengah

dengan mencermati berbagai perkembangan serta mempertimbangkan kondisi

ekonomi makro secara keseluruhan dan stabilitas sistem keuangan. Level BI Rate

tersebut kemudian dicerminkan pada perkembangan suku bunga PUAB O/N.

Sejak digunakannya suku bunga sebagai sasaran operasional kebijakan moneter,

sinyal kebijakan moneter melalui perubahan BI Rate terus ditransmisikan ke sektor

keuangan melalui berbagai jalur. Di pasar uang,Di pasar uang,Di pasar uang,Di pasar uang,Di pasar uang, suku bunga pasar uang berbagai

tenor bergerak mengikuti arah BI Rate dengan variasi antar tenor yang semakin

membaik. Hal tersebut memperkuat transmisi ke suku bunga perbankan khususnya

pada suku bunga deposito, sedangkan suku bunga kredit merespons secara lebih

terbatas. Peningkatan BI Rate mulai berimplikasi pada meningkatkan pertumbuhan

DPK masyarakat di perbankan dan akselerasi pertumbuhan kredit mulai

menunjukkan sedikit penurunan. Di pasar saham, Di pasar saham, Di pasar saham, Di pasar saham, Di pasar saham, IHSG selama periode tahun 2008

mengalami koreksi sebesar 51% dan ditutup pada posisi 1.355 pada akhir tahun.

IHSG bahkan sempat mencapai posisi terendahnya di 1.139 pada Oktober 2008.

Di pasar SUN, Di pasar SUN, Di pasar SUN, Di pasar SUN, Di pasar SUN, kinerja SUN mengalami tekanan dan yield SUN meningkat lebih

tinggi dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun 2005. Namun kinerja SUN

menjelang akhir tahun 2008 mulai menunjukkan perbaikan. Di pasar Reksadana,Di pasar Reksadana,Di pasar Reksadana,Di pasar Reksadana,Di pasar Reksadana,

NAB reksadana terus melemah sejalan dengan kinerja underlying asset-nya.

Dari sisi kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus melakukan serangkaian upayaDari sisi kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus melakukan serangkaian upayaDari sisi kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus melakukan serangkaian upayaDari sisi kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus melakukan serangkaian upayaDari sisi kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus melakukan serangkaian upaya

untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Upaya menjaga kestabilan nilai tukar

rupiah dilakukan melalui penerapan kebijakan moneter yang berhati-hati serta upaya

stabilisasi nilai tukar yang ditempuh secara konsisten. Hal tersebut dilakukan untuk

mencegah volatilitas nilai tukar yang berlebihan dengan tetap menjaga kecukupan

cadangan devisa untuk memenuhi kebutuhan fundamental perekonomian. Di

samping itu, penguatan strategi komunikasi serta peningkatan efektivitas peraturan

prudensial dan monitoring lalu lintas devisa terus dilakukan untuk menopang

pengelolaan kebijakan tersebut.

Page 26: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

18

Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr MeiSuku Bunga (%)

BI Rate 8,00 8,00 8,00 8,00 8,25 8,50 8,75 9,00 9,25 9,50 9,50

Penjaminan Deposito 8,25 8,00 8,00 8.00 8,25 8,25 8,25 8,75 8,75 10,00 10,00

Dep 1 bulan (Weighted Average) 7,07 6,95 6,88 6,86 6,98 7,19 7,51 8,04 9,26 10,14 n.a

Dep 1 bulan (Counter Rate) 6,97 6,9 6,84 6,85 6,84 7,01 7,18 7,42 7,74 7,74 8,51

Base Lending Rate 13,14 12,92 12,83 12,75 12,77 12,80 12,95 13,21 13,26 13,26 14,07

Kredit Modal Kerja (KMK) 12,99 12,96 12,88 12,93 12,92 12,99 13,14 13,42 13,93 14,67 n.a

Kredit Investasi (KI) 12,81 12,71 12,59 12,47 12,36 12,51 12,61 12,86 13,32 13,88 n.a

Kredit Konsumsi (KK) 16,04 15,96 15,83 15,74 15,67 15,71 15,73 15,78 15,87 16,05 n.a

Tabel 3.1

Perkembangan Berbagai Suku Bunga

Triwulan I-2008 Triwulan II-2008 Triwulan III-2008

Suku Bunga

Dalam upaya menjaga pencapaian sasaran inflasi dengan tetap memerhatikanDalam upaya menjaga pencapaian sasaran inflasi dengan tetap memerhatikanDalam upaya menjaga pencapaian sasaran inflasi dengan tetap memerhatikanDalam upaya menjaga pencapaian sasaran inflasi dengan tetap memerhatikanDalam upaya menjaga pencapaian sasaran inflasi dengan tetap memerhatikan

momentum pertumbuhan ekonomi, BI Rate selama tahun 2008 naik sebanyak 6momentum pertumbuhan ekonomi, BI Rate selama tahun 2008 naik sebanyak 6momentum pertumbuhan ekonomi, BI Rate selama tahun 2008 naik sebanyak 6momentum pertumbuhan ekonomi, BI Rate selama tahun 2008 naik sebanyak 6momentum pertumbuhan ekonomi, BI Rate selama tahun 2008 naik sebanyak 6

kali (150 bps) dan kemudian turun sebesar 25 bps menjadi 9,25% di akhir tahun.kali (150 bps) dan kemudian turun sebesar 25 bps menjadi 9,25% di akhir tahun.kali (150 bps) dan kemudian turun sebesar 25 bps menjadi 9,25% di akhir tahun.kali (150 bps) dan kemudian turun sebesar 25 bps menjadi 9,25% di akhir tahun.kali (150 bps) dan kemudian turun sebesar 25 bps menjadi 9,25% di akhir tahun.

Dengan kondisi BI Rate tersebut, maka seluruh suku bunga yang pergerakannya

dikaitkan dengan BI Rate secara otomatis bergerak mengikuti pergerakan BI Rate.

Suku bunga PUAB O/N yang bergerak dengan volatilitas tinggi di awal tahun 2008,

semakin membaik semenjak memasuki triwulan kedua. Hal tersebut mencerminkan

keberhasilan kebijakan penyempurnaan operasi moneter untuk menjaga stabilitas

suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) overnight.

Kenaikan BI Rate diikuti dengan peningkatan suku bunga deposito dengan skalaKenaikan BI Rate diikuti dengan peningkatan suku bunga deposito dengan skalaKenaikan BI Rate diikuti dengan peningkatan suku bunga deposito dengan skalaKenaikan BI Rate diikuti dengan peningkatan suku bunga deposito dengan skalaKenaikan BI Rate diikuti dengan peningkatan suku bunga deposito dengan skala

yang lebih besar, seiring upaya perbankan untuk menambah pendanaannyayang lebih besar, seiring upaya perbankan untuk menambah pendanaannyayang lebih besar, seiring upaya perbankan untuk menambah pendanaannyayang lebih besar, seiring upaya perbankan untuk menambah pendanaannyayang lebih besar, seiring upaya perbankan untuk menambah pendanaannya

(((((fundingfundingfundingfundingfunding) dari DPK.) dari DPK.) dari DPK.) dari DPK.) dari DPK. Berdasarkan rata-rata tertimbang, suku bunga deposito 1 bulan

hingga November 2008 meningkat sebesar 44,65% (321 bps), atau lebih besar

dibandingkan dengan peningkatan BI Rate. Peningkatan suku bunga deposito

terutama terjadi pada kelompok Bank Swasta Nasional yang diikuti kelompok Bank

Asing dan Campuran serta Bank Umum Swasta Domestik. Sementara itu, kelompok

BPD masih lambat dalam menyesuaikan suku bunga simpanan berjangkanya. Secara

bulanan, suku bunga deposito tertinggi untuk tenor 1 - 6 bulan terus meningkat

hingga menjadi 14,62 - 15,42%. Namun untuk suku bunga deposito tenor 12 dan

24 bulan menunjukkan penurunan di akhir tahun seiring dengan ekspektasi

penurunan BI Rate.

Kenaikan BI Rate juga ditransmisikan ke suku bunga kredit. Kenaikan BI Rate juga ditransmisikan ke suku bunga kredit. Kenaikan BI Rate juga ditransmisikan ke suku bunga kredit. Kenaikan BI Rate juga ditransmisikan ke suku bunga kredit. Kenaikan BI Rate juga ditransmisikan ke suku bunga kredit. Kenaikan biaya dana

berimbas pada suku bunga kredit, khususnya kredit modal kerja dan kredit investasi.

Per November 2008, rata-rata tertimbang suku bunga kredit modal kerja melonjak

sebesar 197bps, yang terjadi pada kelompok Bank Asing dan Campuran serta Bank

Umum Swasta Nasional. Sementara itu, rata-rata suku bunga kredit investasi juga

terus meningkat mencapai 109bps, yang juga dikontribusi oleh kelompok Bank

Asing dan Campuran serta Bank Umum Swasta Nasional. Sementara itu, kelompok

BPD tetap menjadi kelompok bank yang paling lambat merespons kenaikan BI Rate.

Triwulan IV-2008

Page 27: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008

19

Dana, Kredit, dan Uang Beredar

Dana Pihak Ketiga (DPK) mulai menunjukkan peningkatan di akhir tahun seiringDana Pihak Ketiga (DPK) mulai menunjukkan peningkatan di akhir tahun seiringDana Pihak Ketiga (DPK) mulai menunjukkan peningkatan di akhir tahun seiringDana Pihak Ketiga (DPK) mulai menunjukkan peningkatan di akhir tahun seiringDana Pihak Ketiga (DPK) mulai menunjukkan peningkatan di akhir tahun seiring

dengan meningkatnya suku bunga deposito (Grafik 3.11). dengan meningkatnya suku bunga deposito (Grafik 3.11). dengan meningkatnya suku bunga deposito (Grafik 3.11). dengan meningkatnya suku bunga deposito (Grafik 3.11). dengan meningkatnya suku bunga deposito (Grafik 3.11). Pada November 2008,

DPK tumbuh sebesar 19,13% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan di tahun 2007 yang sebesar 17,67% (yoy) (Grafik 3.11). Peningkatan

tersebut dikontribusi terutama oleh deposito yang meningkat sebesar 22,28%,

namun tabungan dan giro tumbuh melambat masing-masing sebesar 18,58% dan

14,25%. Penyumbang utama dari meningkatnya pertumbuhan deposito adalah

kelompok Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta, dan perorangan.

Sementara itu, perlambatan pada komponen tabungan terjadi pada seluruh

kelompok (Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Swasta, Pemerintah

Daerah dan perorangan) kecuali pada kelompok Badan/Lembaga Pemerintah. Hal

tersebut diindikasikan terkait dengan terjadinya peralihan ke deposito seiring dengan

semakin menariknya tingkat suku bunga.

Kenaikan BI Rate justru diikuti dengan pertumbuhan kredit yangKenaikan BI Rate justru diikuti dengan pertumbuhan kredit yangKenaikan BI Rate justru diikuti dengan pertumbuhan kredit yangKenaikan BI Rate justru diikuti dengan pertumbuhan kredit yangKenaikan BI Rate justru diikuti dengan pertumbuhan kredit yang

semakin akseleratif. semakin akseleratif. semakin akseleratif. semakin akseleratif. semakin akseleratif. Efek tunda kebijakan moneter masih

berlangsung di pasar kredit, sebagaimana tampak pada

pertumbuhan tahunan kredit pada November 2008 yang

mencapai 37,9%. Pertumbuhan kredit tersebut lebih tinggi

dibandingkan dengan akhir tahun 2007 yang hanya tumbuh

sebesar 26,5%. Berdasarkan penggunaannya, kenaikan

pertumbuhan tahunan kredit pada bulan laporan terjadi pada

kredit investasi, diikuti oleh kredit modal kerja dan kredit

konsumsi. Dari sisi debitur, kenaikan pertumbuhan kredit

terutama dinikmati oleh kelompok perusahaan asuransi dan

pembiayaan BUMN, perusahaan pembiayaan BUMS dan BPR.

Likuiditas perekonomian tumbuh melambat dan lebih rendahLikuiditas perekonomian tumbuh melambat dan lebih rendahLikuiditas perekonomian tumbuh melambat dan lebih rendahLikuiditas perekonomian tumbuh melambat dan lebih rendahLikuiditas perekonomian tumbuh melambat dan lebih rendah

daripada historisnya. daripada historisnya. daripada historisnya. daripada historisnya. daripada historisnya. Pada November 2008, M1 dan M2 masing-

masing tumbuh 11,9% dan 18,3%. Secara rata-rata pertumbuhan

M1 dan M2 selama Januari-November masing-masing meningkat

18,9% dan 16,3% atau hampir seluruhnya melambat dari periode

yang sama di tahun 2007 yaitu masing-masing sebesar 22,7%

dan 15,6%. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan M1 dan M2

secara riil sepanjang Januari-November 2008 menjadi masing-

masing sebesar 8,4% dan 5,1% (Grafik 3.12), melemah dari

periode yang sama tahun sebelumnya seiring dengan menurunnya

daya beli yang bersumber dari tingginya inflasi dan melemahnya

nilai tukar di tahun 2008 dibandingkan dengan tahun 2007.

Pasar Keuangan

Kinerja pasar saham di tahun 2008 mengalami koreksi tajam.Kinerja pasar saham di tahun 2008 mengalami koreksi tajam.Kinerja pasar saham di tahun 2008 mengalami koreksi tajam.Kinerja pasar saham di tahun 2008 mengalami koreksi tajam.Kinerja pasar saham di tahun 2008 mengalami koreksi tajam.

Pada awal perdagangan tahun 2008, IHSG sempat mencapai

Grafik 3.12

Pertumbuhan Riil M1 dan M2

Grafik 3.11

Perkembangan Dana vs Kredit

Suku Bunga Kredit dan Depo (%)(%, y-o-y)

6

9

12

15

18

21

24

33

36

39

6

8

10

12

14

16

18

2005 2006 2007 2008

Total DPK Total Kredit rKredit (rata-rata) rDepo (rata-rata)

30

27

Jul Sep Nov Jul Sep NovJan Mar Mei Jul Sep NovJan Mar Mei Jul Sep NovJan Mar Mei

%, y-o-y

(12)

(9)

(6)

(3)

0

3

69

12

15

18

21

24

27

30

M1 Riil

Currency Riil

M2 Riil

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1 1 3 5 7 9 1

Page 28: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

20

Grafik 3.13

Perkembangan IHSG tahun 2008

level 2.830 pada (9 Januari 2008) yang merupakan level tertinggi

yang pernah dicapai sejak Bursa Efek Indonesia didirikan. Namun

perkembangan selanjutnya IHSG justru mengalami koreksi tajam

dan bahkan sempat menyentuh level 1.111,39 (28 Oktober 2008)

atau merupakan level yang terendah sejak tahun 2005.

Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa IHSG mulai pulih

kembali seiring dengan mulai meredanya gejolak pasar keuangan

global dan ditutup sedikit menguat pada level 1.355 di

penghujung tahun (Grafik 3.13). Searah dengan kondisi tersebut,

kapitalisasi pasar juga terpangkas sebesar 43,89% atau ditutup

pada posisi Rp 1.076,5 triliun.

Koreksi IHSG lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Koreksi IHSG lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Koreksi IHSG lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Koreksi IHSG lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Koreksi IHSG lebih disebabkan oleh faktor eksternal. Faktor

eksternal tersebut bersumber dari pecahnya bubble pasar

keuangan global yang pada akhirnya memicu keketatan likuiditas

global dan berimbas pada penguatan dolar Amerika secara

signifikan terhadap seluruh mata uang dunia. Proses tersebut akhirnya turut memicu

deleveraging dan resesi global. Dampak dari krisis tersebut menyebabkan institusi

keuangan mengalami kesulitan likuiditas dan bahkan mengalami kebangkrutan

sehingga mendorong investor asing untuk cenderung memindahkan dananya dari

negara emerging markets termasuk Indonesia. Kondisi tersebut berdampak pada

pasar saham secara global yang terkoreksi secara signifikan di tahun 2008. Langkah

the Fed yang terus memangkas Fed Fund Rate hingga mendekati 0% yang diikuti

oleh pemotongan suku bunga secara terkoordinasi oleh negara-negara lainnya,

injeksi likuiditas, bail-out atas beberapa institusi keuangan dan perusahaan di sektor

riil, mampu meningkatkan kepercayaan pasar meskipun koreksi tetap tidak dapat

terhindarkan.

Dari sisi domestik, beberapa risiko turut mewarnai dinamika pergerakan IHSG padaDari sisi domestik, beberapa risiko turut mewarnai dinamika pergerakan IHSG padaDari sisi domestik, beberapa risiko turut mewarnai dinamika pergerakan IHSG padaDari sisi domestik, beberapa risiko turut mewarnai dinamika pergerakan IHSG padaDari sisi domestik, beberapa risiko turut mewarnai dinamika pergerakan IHSG pada

tahun 2008. tahun 2008. tahun 2008. tahun 2008. tahun 2008. Risiko tersebut di antaranya berupa pelemahan nilai tukar yang sempat

menyentuh level Rp 12.700 per USD (24 November 2008) serta melebarnya nilai

tukar rupiah di pasar Non Delivery Forward (NDF) dengan posisi spot. Selain itu, isu

negatif mengenai kondisi likuiditas bank serta kompleksitas permasalahan saham

turut mewarnai perkembangan saham.

Di tengah ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi, investor asing masih mencatatDi tengah ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi, investor asing masih mencatatDi tengah ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi, investor asing masih mencatatDi tengah ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi, investor asing masih mencatatDi tengah ketidakpastian pasar keuangan yang tinggi, investor asing masih mencatat

net beli namun dengan tren kepemilikan yang berjangka pendek. net beli namun dengan tren kepemilikan yang berjangka pendek. net beli namun dengan tren kepemilikan yang berjangka pendek. net beli namun dengan tren kepemilikan yang berjangka pendek. net beli namun dengan tren kepemilikan yang berjangka pendek. Pada tahun 2008,

aktivitas investor asing di pasar saham cenderung bersifat spekulatif yang terlihat

dari aktivitas jual-beli yang berlangsung secara cepat. Kondisi tersebut merupakan

cerminan dari perilaku asing yang cenderung responsif di tengah kondisi

ketidakpastian pasar keuangan global. Pada penghujung tahun 2008, harga saham

yang cenderung undervalued ditambah dengan mulai membaiknya kondisi pasar

keuangan global menyebabkan investor asing mulai membukukan net beli. Namun

aktivitas pembelian asing masih cenderung jangka pendek dengan profit taking

dari aset yang undervalued tersebut. Selama tahun 2008, investor asing masih

2.900

2.700

2.500

2.300

2.100

1.900

1.700

1.500

1.300

1.100Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

IHSG per 30 Desember 2008: 1.355,4

RisikoResesi

AS

AncamanPerlambatan

PerekonomianGlobal (G7)

Minyak NaikUSD 110 per barrel- Unwinding Carry

Trade

Risiko Fiskal Naik,Pasar SUN

Memburuk,Tekanan Inflasi Krisis

KeuanganGSE

Lehman Brothers Bangkrut,Institusi Lain berpotensi

mengalami kebangkrutanKondisi global smkn tidak pasti,spekulasi injeksi likuiditas tidak

akan menahan resesi bursa disuspensiFFR 1%

Capital outflow oleh

Pelemahan NilaiTukar, Spread NDFdan Spot Melebar

Bursa domestik panik,diperparah oleh kasus gagal

FFR 3%

FFR 3,5%

RatingWarren Buffet

malakukan reinsured

FFR 2,25%+ injeksiLikuiditas

FFR 2%

Rilis PDB 6,3%(diatas proyeksi

6,1%)

Pernyataan Fed dan Bank Sentrallain kembali injeksi Likuiditas

Pemilu AS

Kebijakan baru BI danPemerintah serta buyback

8

8

8

8

8,258,5

8,759 9,25

9,5

9,25

2008

Page 29: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perkembangan dan Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008

21

Grafik 3.14

Net Beli Asing Saham

Grafik 3.15

Yield SUN Berbagai Tenor

tercatat melakukan net beli sebesar Rp18,7 triliun atau jauh

menurun dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencatat net

beli Rp32,92 triliun (Grafik 3.14). Dinamika aktivitas asing di pasar

saham selama tahun 2008 tersebut yang dibarengi oleh aksi jual

investor domestik justru berdampak pada peningkatan porsi

kepemilikan asing menjadi sebesar 67,8% dari tahun sebelumnya

sebesar 63,6%.

Di pasar SUN, kinerja SUN pada triwulan IV-2008 kembaliDi pasar SUN, kinerja SUN pada triwulan IV-2008 kembaliDi pasar SUN, kinerja SUN pada triwulan IV-2008 kembaliDi pasar SUN, kinerja SUN pada triwulan IV-2008 kembaliDi pasar SUN, kinerja SUN pada triwulan IV-2008 kembali

mengalami tekanan. mengalami tekanan. mengalami tekanan. mengalami tekanan. mengalami tekanan. Pada tahun 2008, yield SUN dengan tenor

benchmark 10 tahun sempat mencapai posisi tertingginya di

20,96% (27 Oktober 2008). Kenaikan yield juga merata untuk

seluruh tenor dan serinya. Kebijakan BI untuk menurunkan BI

Rate dari 9,5% menjadi 9,25% pada Desember 2008,

menurunnya perkiraan inflasi, menguatnya nilai tukar, serta mulai

membaiknya faktor risiko eksternal menyebabkan yield SUN

kembali turun. Secara tahunan, yield SUN naik 270 bps untuk

tenor jangka pendek, sedangkan untuk tenor jangka menengah

dan jangka panjang kenaikan yield SUN masing-masing adalah

231 bps dan 207 bps (Grafik 3.15).

Penurunan kinerja SUN pada tahun 2008 lebih disebabkan olehPenurunan kinerja SUN pada tahun 2008 lebih disebabkan olehPenurunan kinerja SUN pada tahun 2008 lebih disebabkan olehPenurunan kinerja SUN pada tahun 2008 lebih disebabkan olehPenurunan kinerja SUN pada tahun 2008 lebih disebabkan oleh

faktor eksternal. faktor eksternal. faktor eksternal. faktor eksternal. faktor eksternal. Gejolak pasar keuangan global yang mengarah

pada keketatan likuiditas secara global dan proses deleveraging

menyebabkan yield SUN untuk seluruh tenor terus naik. Kondisi

yield SUN juga terus tertekan searah dengan terjadinya

pelemahan nilai tukar. Penurunan kinerja SUN juga sejalan

dengan kenaikan risiko emerging market sebagaimana tercermin

dari berbagai indikator yang terdapat dalam Global Stability

Financial Report (GSFR) IMF Oktober 2008. Bahkan terdapat

kecenderungan bahwa emerging market asset mulai

menunjukkan perilaku seperti toxic asset2 . Searah dengan kondisi

tersebut, EMBIG Indonesia mengalami kenaikan signifikan. Dalam

kondisi tersebut, interest rate differential yang makin melebar

spread-nya terlihat tidak berpengaruh signifikan.

Gejolak yang terjadi di pasar SUN menyebabkan menurunnyaGejolak yang terjadi di pasar SUN menyebabkan menurunnyaGejolak yang terjadi di pasar SUN menyebabkan menurunnyaGejolak yang terjadi di pasar SUN menyebabkan menurunnyaGejolak yang terjadi di pasar SUN menyebabkan menurunnya

keyakinan pelaku pasar. keyakinan pelaku pasar. keyakinan pelaku pasar. keyakinan pelaku pasar. keyakinan pelaku pasar. Kondisi tersebut tercermin dari tipisnya

volume dan frekuensi perdagangan SUN. Hal tersebut merupakan

indikasi bahwa pelaku pasar masih wait and see dalam menyikapi

volatilitas yang terjadi pada pasar keuangan global. Volume total

perdagangan SUN pada tahun 2008 tercatat sebesar Rp1.246,7

triliun atau turun dari posisi tahun 2007 sebesar Rp1.564 triliun

(Grafik 3.16). Sementara itu, frekuensi rata-rata harian

2 Asset derivatif, Mortgage Backed Securities, Credit Default Swap dan sebagainya.

Grafik 3.16

Rata-Rata Harian Volume Perdagangan SUN

Rp, Triliun

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2007 2008

Akumulasi Net Beli Asing

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Data per 12/31/2008

sumber: Bloomberg

% 100bps

0

4

8

12

16

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Perubahan Bulanan (RHS) Saat Ini Bulan Lalu

1YR 2YR 4YR 5YR 6YR 7YR 8YR 9YR 10YR 15YR 20YR 30YR

Rp, Triliun

0

2

4

6

8

10

RRH-Vol Perdagangan SUN

2007 20081 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 30: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

22

perdagangan SUN relatif stabil pada 266 kali pada tahun 2008

dibandingkan tahun 2007 sebesar 253 kali (Grafik 3.17).

Kinerja reksadana mengalami koreksi di akhir tahun. Kinerja reksadana mengalami koreksi di akhir tahun. Kinerja reksadana mengalami koreksi di akhir tahun. Kinerja reksadana mengalami koreksi di akhir tahun. Kinerja reksadana mengalami koreksi di akhir tahun. NAB

reksadana sempat mencapai nilai tertinggi selama setahun

sebesar Rp 95,92 triliun pada Mei 2008, meskipun terus

mengalami penurunan sejak Juli 2008. Peningkatan NAB yang

signifikan di awal hingga pertengahan tahun ditopang oleh

kinerja pasar sahams dan pasar SUN. Namun demikian, memasuki

semester II-2008 pergerakan reksadana menunjukkan

pembalikan arah hingga mencapai titik terendahnya pada

Oktober 2008 sebesar Rp 73,28 triliun (data per 13-17 Okt 2008,

terkait masalah teknis publikasi data oleh Bapepam-LK) 3 .

Penurunan tersebut tidak lain disebabkan oleh turunnya harga

dari underlying asset reksadana. Namun demikian, penurunan

lebih lanjut tertahan oleh aksi beli investor terkait dengan harga unit reksadana

yang undervalued seiring dengan pergerakan harga saham dan SUN sebagai

underlying asset-nya. Selain itu, usaha edukasi/promosi oleh agen reksadana kepada

nasabah potensial cukup membantu untuk menjaga volume reksadana.

Grafik 3.17

Rata-Rata Harian Frekuensi Perdagangan SUN

3 Data Resmi Bapepam per Oktober 2008. Belum terkininya data NAB reksadana dikarenakan oleh sistem Informasireksadana yang masih mengalami pengembangan.

X, Kali

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 122007 2008

RRH-Frekuensi

Page 31: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perekonomian Indonesia ke Depan

23

4. Perekonomian Indonesia ke Depan

Perekonomian Indonesia di 2009 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,0-5,0%Perekonomian Indonesia di 2009 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,0-5,0%Perekonomian Indonesia di 2009 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,0-5,0%Perekonomian Indonesia di 2009 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,0-5,0%Perekonomian Indonesia di 2009 diprakirakan tumbuh pada kisaran 4,0-5,0%.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut sangat dipengaruhi oleh dinamika

perekonomian global yang ditandai oleh resesi di negara mitra dagang utama dan

melambatnya perekonomian di negara mitra dagang. Resesi dan perlambatan

ekonomi tersebut, yang kemudian diikuti oleh penurunan harga komoditas produk

ekspor dan terbatasnya trade financing, mengakibatkan pertumbuhan ekspor di

2009 diprakirakan jauh lebih rendah dibandingkan dengan 2008. Menurunnya

pertumbuhan ekspor diprakirakan akan memengaruhi daya beli masyarakat dan

akan berdampak pada turunnya konsumsi rumah tangga. Dari sisi pembiayaan

konsumsi, pertumbuhan kredit konsumsi diprakirakan akan semakin terbatas.

Namun demikian, pertumbuhan konsumsi diprakirakan masih relatif kuat jika

dibandingkan rata-rata historis, terkait dengan beberapa faktor seperti: kenaikan

upah minimum provinsi (UMP), kenaikan gaji pegawai negeri sipil (PNS), faktor

pemilihan umum (Pemilu), dan kebijakan pemerintah di bidang perpajakan serta

multiplier effect dari kebijakan pemerintah. Melambatnya pertumbuhan ekspor

dan konsumsi yang diikuti dengan terbatasnya pembiayaan investasi pada gilirannya

akan menurunkan pertumbuhan investasi dan juga impor. Dari sisi sektoral,

perlambatan sektor eksternal diprakirakan berdampak langsung ke sektor tradable

(sektor industri pengolahan, pertanian, dan pertambangan).

Tekanan inflasi pada 2009 diprakirakan cenderung menurun menuju kisaran 6,0%Tekanan inflasi pada 2009 diprakirakan cenderung menurun menuju kisaran 6,0%Tekanan inflasi pada 2009 diprakirakan cenderung menurun menuju kisaran 6,0%Tekanan inflasi pada 2009 diprakirakan cenderung menurun menuju kisaran 6,0%Tekanan inflasi pada 2009 diprakirakan cenderung menurun menuju kisaran 6,0%

± 1%. 1%. 1%. 1%. 1%. Secara fundamental, penurunan tekanan inflasi didukung oleh turunnya

imported inflation sejalan dengan turunnya harga komoditi, pangan dan energi

dunia, serta terkendalinya ekspektasi inflasi. Selain itu, produksi pangan di dalam

negeri yang sangat baik dalam tahun 2008, serta adanya perlambatan permintaan

agregat merupakan faktor penunjang pencapaian inflasi yang rendah pada 2009.

Dari sisi non fundamental, penurunan inflasi tahun 2009 didukung oleh terjaganya

pasokan dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok serta minimnya

administered prices.

ASUMSI DAN SKENARIO YANG DIGUNAKAN

Kondisi Perekonomian Internasional

Perekonomian dunia pada 2009 diprakirakan melambat cukup signifikan.

Kontraksi perekonomian negara-negara maju (AS, Euro dan Jepang) yang telah

terjadi sejak paro kedua 2008 diprakirakan berlanjut ke 2009. Imbas perlambatan

ekonomi negara maju akan semakin besar dan meluas ke berbagai negara. Negara-

negara berkembang di Asia secara umum akan tumbuh melambat seiring dengan

melambatnya permintaan dari negara maju. Disamping itu, kondisi permintaan

domestik yang melemah juga menjadi faktor yang mempengaruhi perlambatan

ekonomi di negara berkembang. Untuk menahan pelemahan ekonomi, berbagai

negara melakukan percepatan konsumsi dan investasi dari sektor pemerintah.

Page 32: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

24

Pemerintah China mengeluarkan stimulus fiskal senilai USD586 miliar untuk

memberi stimulus perekonomian melalui pembangunan infrastruktur dan proyek

sosial. Menyusul China, Singapura pada 2009 juga akan melakukan stimulus

fiskal untuk membantu perusahaan dalam mencegah pemutusan hubungan kerja

(PHK). Dengan berbagai perkembangan tersebut, secara keseluruhan

pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 diprakirakan sebesar 2,2%, melambat

dari 2008 (Tabel 4.1).

Sejalan dengan lemahnya permintaan dunia, harga komoditas diprakirakan turun

signifikan pada 2009. Pada awal 2009, harga komoditas global diprakirakan masih

cenderung rendah. Secara rata-rata, harga minyak jenis minas pada triwulan I lebih

rendah dari rata-rata tahunan. Sentimen lemahnya permintaan dunia masih lebih

kuat pengaruhnya dibandingkan dengan faktor sentimen konflik di Timur Tengah,

sehingga harga minas di triwulan I-2009 diprakirakan berkisar USD50 per barel.

Harga logam secara umum diprakirakan akan tetap turun pada triwulan I-2009

dibandingkan triwulan IV-2008. Hal ini disebabkan turunnya permintaan logam

sebagai dampak kontraksi sektor manufaktur di berbagai negara. Searah dengan

harga komoditas internasional, tekanan inflasi 2009 diprakirakan menurun. Tekanan

inflasi di negara maju pada 2009 diprakirakan melambat dipicu jatuhnya harga

komoditas global sebagai dampak melemahnya permintaan, apresiasi dolar AS dan

tingginya ketidakpastian di pasar finansial. Seiring dengan semakin tertekannya

permintaan domestik di negara maju, terdapat potensi terjadinya deflasi terutama

bagi negara-negara yang menempuh kebijakan suku bunga yang mencapai 0%.

Sementara itu, inflasi di negara berkembang pun melambat yang lebih dipengaruhi

oleh jatuhnya harga komoditas global, terutama jatuhnya harga minyak. Tekanan

inflasi dunia yang cenderung menurun menyebabkan

arah kebijakan moneter dunia diprakirakan

cenderung bias longgar.

Skenario Kebijakan Fiskal

Krisis ekonomi global yang masih terus berlangsung

berpotensi meningkatkan defisit APBN 2009. UU

No.41/2008 tanggal 10 November 2008 tentang

APBN 2009 menyebutkan defisit APBN 2009 sebesar

Rp51,28 triliun atau 1% dari PDB. Namun demikian,

krisis keuangan global yang masih terus berlangsung

berpotensi meningkatkan defisit tersebut terutama

karena prakiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih

rendah dari asumsi APBN 2009 sebesar 6%.

Peningkatan defisit diprakirakan dibiayai dari

kelebihan pembiayaan APBNP 2008 (SILPA 2008) dan

penarikan standby loan secara bilateral maupun

multilateral. Defisit diprakirakan menjadi lebih rendah

seiring penurunan harga minyak mentah.

PDB DuniaPDB DuniaPDB DuniaPDB DuniaPDB Dunia 5,15,15,15,15,1 5,05,05,05,05,0 3,73,73,73,73,7 2,22,22,22,22,2

Negara MajuNegara MajuNegara MajuNegara MajuNegara Maju 3,03,03,03,03,0 2,62,62,62,62,6 1,41,41,41,41,4 -0,3-0,3-0,3-0,3-0,3

Amerika Serikat 2,8 2,0 1,4 -0,7

Kawasan Euro 2,8 2,6 1,2 -0,5

Jepang 2,4 2,1 0,5 -0,2

Negara Maju Lainnya 4,5 4,7 2,9 1,5

Negara BerkembangNegara BerkembangNegara BerkembangNegara BerkembangNegara Berkembang 7,97,97,97,97,9 8,08,08,08,08,0 6,66,66,66,66,6 5,15,15,15,15,1

Afrika 6,1 6,1 5,2 4,7

Eropa Timur dan Tengah 6,7 5,7 4,2 2,5

Negara Persemakmuran 8,2 8,6 6,9 3,2

Negara Berkembang Asia 9,8 10,0 8,3 7,1

China 11,6 11,9 9,7 8,5

India 9,8 9,3 7,8 6,3

Negara Timur Tengah 5,7 6,0 6,1 5,3

Amerika Latin 5,5 5,6 4,5 2,5

Tabel 4.1

Proyeksi PDB Dunia

Sumber: IMF, WEO November 2008

2006Proyeksi

20072008 2009

Page 33: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perekonomian Indonesia ke Depan

25

PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI

Prahara keuangan global diprakirakan akan berimbas ke perekonomian Indonesia

pada tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan mengalami perlambatanPertumbuhan ekonomi diprakirakan mengalami perlambatanPertumbuhan ekonomi diprakirakan mengalami perlambatanPertumbuhan ekonomi diprakirakan mengalami perlambatanPertumbuhan ekonomi diprakirakan mengalami perlambatan

dari 6,1% (2008) menjadi 4,0-5,0% (2009). dari 6,1% (2008) menjadi 4,0-5,0% (2009). dari 6,1% (2008) menjadi 4,0-5,0% (2009). dari 6,1% (2008) menjadi 4,0-5,0% (2009). dari 6,1% (2008) menjadi 4,0-5,0% (2009). Lesunya permintaan dunia dan

merosotnya harga-harga komoditas akan ditransmisikan ke perekonomian domestik

melalui jalur perdagangan internasional. Pertumbuhan ekspor barang dan jasa

diprakirakan akan terpangkas sekitar separo dari pertumbuhan 2008. Di tengah

kondisi eksternal yang kurang kondusif tersebut, permintaan domestik diprakirakan

akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Perlambatan pertumbuhan konsumsi

swasta yang lebih dalam pada 2009, akibat turunnya income effect dari ekspor,

diprakirakan dapat ditahan oleh pengeluaran para kontestan Pemilu, kenaikan UMP

dan gaji PNS, serta kebijakan pemerintah di bidang pendapatan. Sementara itu,

pertumbuhan investasi diprakirakan akan tumbuh melambat akibat melemahnya

permintaan dan ketidakpastian iklim usaha.

Prospek Permintaan Agregat

Konsumsi rumah tangga diprakirakan mengalami perlambatan cukup signifikanKonsumsi rumah tangga diprakirakan mengalami perlambatan cukup signifikanKonsumsi rumah tangga diprakirakan mengalami perlambatan cukup signifikanKonsumsi rumah tangga diprakirakan mengalami perlambatan cukup signifikanKonsumsi rumah tangga diprakirakan mengalami perlambatan cukup signifikan

pada 2009. Setelah tumbuh tinggi pada 2008, konsumsi rumah tangga diprakirakanpada 2009. Setelah tumbuh tinggi pada 2008, konsumsi rumah tangga diprakirakanpada 2009. Setelah tumbuh tinggi pada 2008, konsumsi rumah tangga diprakirakanpada 2009. Setelah tumbuh tinggi pada 2008, konsumsi rumah tangga diprakirakanpada 2009. Setelah tumbuh tinggi pada 2008, konsumsi rumah tangga diprakirakan

hanya tumbuh sekitar 4,3-4,6% pada 2009.hanya tumbuh sekitar 4,3-4,6% pada 2009.hanya tumbuh sekitar 4,3-4,6% pada 2009.hanya tumbuh sekitar 4,3-4,6% pada 2009.hanya tumbuh sekitar 4,3-4,6% pada 2009. Perlambatan konsumsi rumah tangga

yang sudah mulai terlihat sejak triwulan III-2008 diprakirakan akan terus melambat

pada 2009. Perlambatan konsumsi rumah tangga tersebut disebabkan oleh

menurunnya daya beli masyarakat, khususnya karena imbas dari turunnya kinerja

ekspor (income effect) dan turunnya harga saham/aset keuangan lainnya (wealth

effect). Terpukulnya kinerja ekspor diprakirakan berdampak pada pengurangan

jumlah tenaga kerja, sebagaimana dialami oleh petani kelapa sawit dan buruh

industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Adanya PHK tersebut diprakirakan

mendorong konsumen untuk menunda belanja konsumsinya (precautionary saving).

Melemahnya konsumsi rumah tangga juga disebabkan oleh berkurangnya sumber

pembiayaan konsumsi rumah tangga, khususnya yang berasal dari perbankan. Pada

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

I II III IV I II III IV*Komponen

Tabel 4.2

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

2007

* Angka Proyeksi Bank Indonesia

Total Konsumsi 4,6 4,6 5,3 5,1 4,9 5,5 5,5 6,7 6,3 6,0 5,0 - 5,2

Konsumsi Swasta 4,7 4,7 5,1 5,6 5,0 5,7 5,5 5,3 5,0 5,4 4,3 - 4,6

Konsumsi Pemerintah 3,7 3,8 6,5 2,0 3,9 3,6 5,5 16,9 14,6 10,7 9,6 - 9,9

Total Investasi 7,0 6,9 10,4 12,1 9,2 15,6 13,1 12,0 9,9 12,5 6,7 - 7,4

Permintaan Domestik 5,2 5,2 6,6 6,8 6,0 8,0 7,4 8,1 7,2 7,7 5,5 - 5,8

Ekspor Barang dan Jasa 8,1 9,8 6,9 7,3 8,0 15,5 15,9 14,3 9,4 13,7 4,3 - 6,1

Impor Barang dan Jasa 8,5 6,5 7,0 13,6 8,9 17,8 16,7 11,9 7,1 13,2 6,1 - 6,5

PDBPDBPDBPDBPDB 6,16,16,16,16,1 6,46,46,46,46,4 6,56,56,56,56,5 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,46,46,46,46,4 6,16,16,16,16,1 5,75,75,75,75,7 6,16,16,16,16,1 4,0 - 5,04,0 - 5,04,0 - 5,04,0 - 5,04,0 - 5,0

20072008

2008* 2009*

Page 34: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

26

2009, pertumbuhan penyaluran kredit - termasuk kredit konsumsi - diprakirakan

menurun hingga ke kisaran 15-20%. Penurunan ini terkait dengan persepsi

meningkatnya risiko debitur dan kecenderungan perbankan menjaga likuiditas yang

relatif tinggi di tengah ketidakpastian.

Walaupun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan masihWalaupun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan masihWalaupun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan masihWalaupun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan masihWalaupun demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprakirakan masih

dapat berada sedikit di atas rata-rata historisdapat berada sedikit di atas rata-rata historisdapat berada sedikit di atas rata-rata historisdapat berada sedikit di atas rata-rata historisdapat berada sedikit di atas rata-rata historis sepanjang tahun 2001-2008 sebesar

4,2%. Prakiraan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan kenaikan UMP

dan gaji PNS, dukungan kebijakan pemerintah di bidang fiskal, dan penyelenggaraan

Pemilu 2009. Laju kenaikan UMP 2009 secara umum melebihi laju inflasi 2009.

Kebijakan pemerintah antara lain berupa kenaikan Pendapatan Tidak Kena Pajak,

penyederhanaan tarif PPh Badan dan PPh Orang Pribadi, insentif PPh bagi

perusahaan yang masuk bursa dan UMKM, pengurangan pajak dividen perusahaan,

serta kenaikan anggaran bantuan sosial. Anggaran tersebut dipergunakan untuk

program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (PNPM), jaminan

kesehatan masyarakat, dan bantuan tunai bersyarat.

Sementara itu, penyelenggaraan Pemilu 2009 diprakirakan memberikan dorongan

bagi pertumbuhan konsumsi rumah tangga, walau tidak lagi sebesar Pemilu 2004.

Hal itu disebabkan oleh berkurangnya dukungan pembiayaan partai peserta Pemilu

akibat menurunnya pendapatan ekspor dan merosotnya pendapatan dari bursa

saham. Selain itu, pangsa kebutuhan konsumsi rumah tangga yang dibiayai oleh

kredit yang masih rendah, yaitu sekitar 8-9%, menyiratkan belum terlalu besarnya

peran kredit dalam pembiayaan konsumsi rumah tangga. Kenaikan penghasilan

kelompok masyarakat menengah keatas pada tahun 2008 yang secara umum naik

19%-22% dibandingkan tahun 2007, diprakirakan menjadi salah satu sumber

pendukung konsumsi rumah tangga pada 2009.

Kegiatan konsumsi pemerintah pada tahun 2009 diprakirakan tumbuh melambatKegiatan konsumsi pemerintah pada tahun 2009 diprakirakan tumbuh melambatKegiatan konsumsi pemerintah pada tahun 2009 diprakirakan tumbuh melambatKegiatan konsumsi pemerintah pada tahun 2009 diprakirakan tumbuh melambatKegiatan konsumsi pemerintah pada tahun 2009 diprakirakan tumbuh melambat

pada kisaran 9,6-9,9%pada kisaran 9,6-9,9%pada kisaran 9,6-9,9%pada kisaran 9,6-9,9%pada kisaran 9,6-9,9%. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh penurunan dana

perimbangan ke daerah sebagai akibat penurunan harga minyak mentah. Sementara

itu, konsumsi pemerintah pusat tetap tumbuh meningkat. Konsumsi pemerintah

antara lain didorong oleh anggaran Pemilu dan kenaikan gaji PNS. Pada semester I-

2009 konsumsi pemerintah diprakirakan tetap tumbuh positif dan berangsur

menurun pada semester II-2009 seiring dengan berakhirnya kegiatan Pemilu.

Pada 2009 kegiatan investasi diprakirakan tumbuh sebesar 6,7-7,4%, melambatPada 2009 kegiatan investasi diprakirakan tumbuh sebesar 6,7-7,4%, melambatPada 2009 kegiatan investasi diprakirakan tumbuh sebesar 6,7-7,4%, melambatPada 2009 kegiatan investasi diprakirakan tumbuh sebesar 6,7-7,4%, melambatPada 2009 kegiatan investasi diprakirakan tumbuh sebesar 6,7-7,4%, melambat

dibandingkan tahun 2008.dibandingkan tahun 2008.dibandingkan tahun 2008.dibandingkan tahun 2008.dibandingkan tahun 2008. Hal itu disebabkan oleh kondisi permintaan yang

melemah dan kemungkinan terbatasnya sumber pendanaan dari perbankan. Pada

2009, perlambatan investasi yang signifikan terutama dialami oleh investasi

nonbangunan. Pergerakan investasi jenis ini sangat tergantung pada kondisi

perekonomian. Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi, dunia usaha cenderung

menunda ekspansi usahanya. Indikasi penundaan investasi diantaranya terjadi di

sektor industri TPT, industri semen, dan perluasan kebun kelapa sawit. Penundaan

investasi tersebut sebagian besar disebabkan oleh kondisi finansial yang tidak

memungkinkan dan kondisi permintaan yang lemah.

Page 35: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perekonomian Indonesia ke Depan

27

Sementara itu, investasi bangunan diprakirakan mengalami perlambatan yang tidak

sedalam investasi nonbangunan. Namun, proyek-proyek bangunan terutama

infrastruktur diprakirakan sedikit melambat. Terhambatnya pembangunan

infrastruktur tersebut bersumber dari masalah regulasi, teknis, dan pembiayaan. Di

pihak lain, pendirian bangunan oleh swasta diprakirakan menurun seiring dengan

semakin terbatasnya sumber pembiayaan. Hal tersebut terindikasi dari rencana

penghentian pembangunan proyek-proyek baru oleh pengembang dan kenaikan

uang muka kredit pemilikan rumah (KPR) menjadi 20-30% dari harga rumah, naik

dari sebelumnya yang berkisar 10%.

Sebagai imbas dari melemahnya ekonomi dunia, pertumbuhan ekspor barang danSebagai imbas dari melemahnya ekonomi dunia, pertumbuhan ekspor barang danSebagai imbas dari melemahnya ekonomi dunia, pertumbuhan ekspor barang danSebagai imbas dari melemahnya ekonomi dunia, pertumbuhan ekspor barang danSebagai imbas dari melemahnya ekonomi dunia, pertumbuhan ekspor barang dan

jasa diprakirakan mengalami perlambatan yang signifikan, untuk tumbuh sebesarjasa diprakirakan mengalami perlambatan yang signifikan, untuk tumbuh sebesarjasa diprakirakan mengalami perlambatan yang signifikan, untuk tumbuh sebesarjasa diprakirakan mengalami perlambatan yang signifikan, untuk tumbuh sebesarjasa diprakirakan mengalami perlambatan yang signifikan, untuk tumbuh sebesar

4,3-6,1%. 4,3-6,1%. 4,3-6,1%. 4,3-6,1%. 4,3-6,1%. Resesi yang berkepanjangan di negara maju, termasuk Amerika Serikat,

Jepang dan Euro-Area, serta perlambatan pertumbuhan di beberapa negara

berkembang yang menjadi tujuan ekspor Indonesia, seperti China dan India, akan

memberikan tekanan pada pertumbuhan ekspor Indonesia. Sementara itu,

keterbatasan trade financing diprakirakan juga menghambat kinerja ekspor ke depan.

Dampak lesunya permintaan eksternal dan pembiayaan tersebut yang mulai berimbas

ke kinerja ekspor sejak triwulan IV-2008 diprakirakan akan terus berlangsung pada

2009. Berdasarkan penelitian Bank Indonesia, ekspor komoditas utama Indonesia

sangat elastis terhadap pendapatan negara partner dagang utama, yaitu Singapura,

AS, dan Jepang. Penurunan pendapatan negara tersebut akan berpengaruh terhadap

ekspor komoditas utama, seperti TPT, logam, kertas, batubara, dan produk kimia.

Selain itu, pengetatan skema pembiayaan ekspor diprakirakan juga memengaruhi

kinerja pembiayaan eksportir. Dari sisi impor, pertumbuhan di 2009 diprakirakanpertumbuhan di 2009 diprakirakanpertumbuhan di 2009 diprakirakanpertumbuhan di 2009 diprakirakanpertumbuhan di 2009 diprakirakan

terpangkas cukup signifikan (tumbuh pada kisaran 6,1-6,5%) dibandingkan tahunterpangkas cukup signifikan (tumbuh pada kisaran 6,1-6,5%) dibandingkan tahunterpangkas cukup signifikan (tumbuh pada kisaran 6,1-6,5%) dibandingkan tahunterpangkas cukup signifikan (tumbuh pada kisaran 6,1-6,5%) dibandingkan tahunterpangkas cukup signifikan (tumbuh pada kisaran 6,1-6,5%) dibandingkan tahun

20082008200820082008. Lemahnya permintaan - baik yang berasal dari kegiatan ekonomi domestik

maupun ekspor - menyebabkan rendahnya permintaan impor

Prospek Penawaran Agregat

Krisis ekonomi global yang masih berlangsung menyebabkan pertumbuhanKrisis ekonomi global yang masih berlangsung menyebabkan pertumbuhanKrisis ekonomi global yang masih berlangsung menyebabkan pertumbuhanKrisis ekonomi global yang masih berlangsung menyebabkan pertumbuhanKrisis ekonomi global yang masih berlangsung menyebabkan pertumbuhan

ekonomi dari sisi sektoral tahun 2009 diprakirakan lebih rendah dibandingkanekonomi dari sisi sektoral tahun 2009 diprakirakan lebih rendah dibandingkanekonomi dari sisi sektoral tahun 2009 diprakirakan lebih rendah dibandingkanekonomi dari sisi sektoral tahun 2009 diprakirakan lebih rendah dibandingkanekonomi dari sisi sektoral tahun 2009 diprakirakan lebih rendah dibandingkan

dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. dengan prakiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2008. Perlambatan pertumbuhan

ini terjadi hampir di semua sektor ekonomi. Krisis ekonomi global tersebut

berdampak pada pada pelemahan daya serap yang lebih dalam terhadap produk-

produk berbagai sektor perekomian. Permintaan yang merosot menyebabkan

penumpukan stok hasil produksi. Kondisi ini diperburuk dengan menurunnya harga-

harga berbagai komoditas yang memaksa pengusaha untuk mengurangi

produksinya, atau bahkan menunda produksinya. Pertumbuhan ekonomi tahunPertumbuhan ekonomi tahunPertumbuhan ekonomi tahunPertumbuhan ekonomi tahunPertumbuhan ekonomi tahun

2009 diprakirakan sebesar 4,0-5,0%, lebih rendah dari prakiraan pertumbuhan2009 diprakirakan sebesar 4,0-5,0%, lebih rendah dari prakiraan pertumbuhan2009 diprakirakan sebesar 4,0-5,0%, lebih rendah dari prakiraan pertumbuhan2009 diprakirakan sebesar 4,0-5,0%, lebih rendah dari prakiraan pertumbuhan2009 diprakirakan sebesar 4,0-5,0%, lebih rendah dari prakiraan pertumbuhan

tahun 2008 sebesar 6,1%.tahun 2008 sebesar 6,1%.tahun 2008 sebesar 6,1%.tahun 2008 sebesar 6,1%.tahun 2008 sebesar 6,1%. Sektor-sektor yang masih mampu tumbuh relatif tinggi

di tengah krisis global ini adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor

tersebut diprakirakan masih mampu tumbuh sebesar 10,5-13,6%, meskipun

dengan tren yang menurun.

Page 36: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

28

Perlambatan ekspor yang dibarengi dengan melemahnya permintaan domestik akan

memukul kinerja sektor industri. Kondisi yang kurang menguntungkan tersebut

menyebabkan pertumbuhan sektor industri tahun 2009 melambat dibandingkan

dengan tahun 2008. Pertumbuhan sektor industri tahun 2009 diprakirakan sebesarPertumbuhan sektor industri tahun 2009 diprakirakan sebesarPertumbuhan sektor industri tahun 2009 diprakirakan sebesarPertumbuhan sektor industri tahun 2009 diprakirakan sebesarPertumbuhan sektor industri tahun 2009 diprakirakan sebesar

2,4-3,2%2,4-3,2%2,4-3,2%2,4-3,2%2,4-3,2%, lebih rendah dari tahun 2008 sekitar 4%. Industri yang akan terpukul

karena krisis ekonomi global terutama industri-industri berorientasi ekspor, antara

lain tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, elektronika, otomotif, kayu dan

kerajinan kayu. Lemahnya permintaan baik domestik maupun eksternal memaksa

perusahaan-perusahaan di sektor industri menghentikan produksinya. Kebijakan

tersebut ditempuh untuk menghindari penumpukan stok. Dampak dari penghentian

produksi antara lain PHK karyawan di industri-industri tersebut.

Selain melemahkan permintaan, krisis keuangan global juga menyebabkan

keketatan likuiditas. Program restrukturisasi mesin industri TPT yang dicanangkan

Departemen Perindustrian terhambat sebagai dampak krisis keuangan global.

Beberapa perusahaan TPT menunda investasi mesin karena kondisi finansial yang

tidak memungkinkan. Faktor lain yang menghambat perkembangan industri dalam

negeri adalah masuknya produk-produk impor dengan harga yang lebih murah.

Produk-produk impor tersebut disinyalir merupakan pengalihan dari pasar Amerika

Serikat yang saat ini sedang menurun daya belinya. Produk-produk tersebut tidak

hanya dalam bentuk produk setengah jadi, tetapi juga dalam bentuk produk siap

konsumsi (produk hilir) yang juga diproduksi di dalam negeri.

Pada tahun 2009 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran diprakirakanPada tahun 2009 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran diprakirakanPada tahun 2009 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran diprakirakanPada tahun 2009 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran diprakirakanPada tahun 2009 pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran diprakirakan

melambat menjadi sekitar 5,0-6,4%melambat menjadi sekitar 5,0-6,4%melambat menjadi sekitar 5,0-6,4%melambat menjadi sekitar 5,0-6,4%melambat menjadi sekitar 5,0-6,4% dibandingkan dengan tahun 2008 yang

diprakirakan mencapai 7,4%. Faktor utama yang menyebabkan melemahnya kinerja

sektor ini adalah melemahnya konsumsi swasta yang mencerminkan memburuknya

daya beli masyarakat. Sebagai akibatnya, aktivitas di subsektor perdagangan besar

dan eceran melambat cukup signifikan. Omset sektor ritel mulai dirasakan menurun

sejak Oktober 2008 sebagai dampak krisis keuangan global. Kondisi ini diprakirakan

% Y-o-Y, Tahun Dasar 2000

I II III IV I II III IV*Sektor

Tabel 4.3

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

2007

* Angka Proyeksi Bank Indonesia

Pertanian -1,7 4,7 7,6 3,1 3,5 5,9 4,9 2,4 2,3 3,9 2,8 - 3,2

Pertambangan & Penggalian 6,2 3,2 1,0 -2,1 2,0 -1,8 -0,7 1,6 1,4 0,1 (-0,6) - (-0,4)

Industri Pengolahan 5,2 5,1 4,5 3,8 4,7 4,2 4,0 4,3 3,6 4,0 2,4 - 3,2

Listrik, Gas & Air Bersih 8,2 10,2 11,3 11,8 10,4 12,6 12,0 10,6 9,4 11,1 7,5 - 9,0

Bangunan 8,4 7,7 8,3 9,9 8,6 8,0 8,1 7,5 7,0 7,7 6,0 - 6,8

Perdagangan, Hotel & Restoran 9,2 7,6 7,9 9,1 8,5 7,1 7,7 7,6 7,3 7,4 5,0 - 6,4

Pengangkutan & Komunikasi 13,0 12,7 14,1 17,4 14,4 20,3 19,6 17,1 16,3 18,2 10,5 - 13,6

Keuangan, Persewaan & Jasa 8,1 7,6 7,6 8,6 8,0 8,2 8,7 8,5 6,9 8,1 5,6 - 6,5

Jasa-jasa 7,0 7,0 5,2 7,2 6,6 5,6 6,5 6,7 6,0 6,2 4,0 - 4,7

PDBPDBPDBPDBPDB 6,16,16,16,16,1 6,46,46,46,46,4 6,56,56,56,56,5 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,36,36,36,36,3 6,46,46,46,46,4 6,16,16,16,16,1 5,75,75,75,75,7 6,16,16,16,16,1 4,0 - 5,04,0 - 5,04,0 - 5,04,0 - 5,04,0 - 5,0

20072008

2008* 2009*

Page 37: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perekonomian Indonesia ke Depan

29

masih akan berlanjut di tahun 2009. Pasar ritel yang diprakirakan akan terpengaruh

adalah produk otomotif, elektronik, dan sepatu.

Perdagangan otomotif yang sepanjang tahun 2008 secara umum menunjukkan

kinerja yang baik diprakirakan akan melambat pada tahun 2009. Selain daya beli

yang melemah, faktor pembiayaan menjadi faktor penyebabnya. Persyaratan

pembiayaan pembelian otomotif yang lebih ketat, tercermin dari meningkatnya

uang muka pembelian otomotif secara kredit. Persyaratan pembiayaan yang lebih

ketat dan daya beli yang menurun membuat prakiraan penjualan otomotif di tahun

2009 mengalami perlambatan. Namun demikian, masih ada produk lain di subsektor

ritel yang diprakirakan dapat menahan perlambatan lebih jauh lagi. Produk tersebut

adalah makanan dan minuman. Produk makanan dan minuman merupakan produk

yang diprakirakan mampu bertahan di tengah krisis. Omset makanan dan minuman

pada subsektor ritel mendominasi lebih dari 50%. Sektor makanan dan minuman

ini juga diprakirakan akan terdongkrak terkait dengan kegiatan Pemilu 2009.

Pasar domestik kini menjadi andalan sebagai salah satu mesin pendorong

pertumbuhan ekonomi. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan

Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.53/M-DAG/PER/12/2008 pada

tanggal 12 Desember 2008. Peraturan tersebut merupakan petunjuk pelaksanaan

dari Peraturan Presiden (Perpres) No.112 tahun 2007 tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern. Dengan

peraturan tersebut pemerintah ingin membenahi pasar, terutama pemberdayaan

pasar tradisional agar dapat tumbuh serasi, saling memperkuat dan menguntungkan

dengan pusat-pusat pebelanjaan dan toko modern. Hal-hal yang diatur antara lain

pendirian bangunan pasar, pusat perbelanjaan dan toko modern terkait dengan

tata ruang dan rencana detail tata ruang wilayah. Permendag tersebut juga

diterbitkan untuk mendorong kelancaran distribusi barang serta mengembangkan

industri dan perdagangan dalam negeri.

Krisis ekonomi global diprakirakan juga akan berdampak pada subsektor hotel dan

restoran. Penurunan daya beli akan menyebabkan penurunan volume perjalanan

wisatawan mancanegara ke berbagai negara termasuk Indonesia. Seiring dengan

pelemahan kegiatan ekonomi, maka perjalanan bisnis yang dilakukan pelaku

ekonomi juga akan terbatas. Dengan demikian tingkat hunian hotel rata-rata di

tahun 2009 akan lebih rendah dibanding dengan rata-rata tahun 2008.

Sektor pertanian tahun 2009 diprakirakan tumbuh sebesar 2,8-3,2%Sektor pertanian tahun 2009 diprakirakan tumbuh sebesar 2,8-3,2%Sektor pertanian tahun 2009 diprakirakan tumbuh sebesar 2,8-3,2%Sektor pertanian tahun 2009 diprakirakan tumbuh sebesar 2,8-3,2%Sektor pertanian tahun 2009 diprakirakan tumbuh sebesar 2,8-3,2%, lebih rendah

dari prakiraan tahun 2008. Melambatnya pertumbuhan sektor pertanian terutama

disebabkan oleh melemahnya kinerja subsektor perkebunan. Produk-produk

subsektor perkebunan pada umumnya diekspor. Permintaan eksternal dan harga

komoditas sektor perkebunan yang merosot tajam memengaruhi kinerja sektor

pertanian pada tahun 2009. Harga CPO dan karet yang tergerus - sementara di sisi

lain stok bertambah karena penyerapan hasil produksi tidak memadai - memukul

kinerja sektor pertanian. Untuk menahan penurunan harga lebih lanjut, maka pelaku

usaha diprakirakan melakukan pengendalian pasokan komoditas pertanian. Untuk

Page 38: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

30

hasil karet, antara lain, dilakukan peremajaan pohon karet dengan cara menebang

pohon yang tidak produktif. Sementara itu, untuk CPO, pengusaha menunda

ekspansi usahanya selain juga melakukan peremajaan atas tanaman sawit, agar

laju penambahan tandan buah segar (TBS) sawit dapat dikurangi karena stok masih

menumpuk.

Di sisi lain, pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan diprakirakan dapat

menahan perlambatan pertumbuhan lebih lanjut di sektor pertanian. Pada tahun

2009 diprakirakan produksi beras dan jagung pipilan akan melebihi kebutuhan

dalam negeri. Dengan demikian, Indonesia dimungkinkan untuk mengekspor beras

dan jagung pipilan di tahun 2009. Peningkatan produksi tanaman bahan makanan

ini seiring dengan penambahan area tanam dan peningkatan produktivitas.

Pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan juga didukung oleh komitmen

pemerintah dalam rangka ketahanan pangan nasional dan kesinambungan

swasembada pangan.

Sektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih mampu tumbuh relatifSektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih mampu tumbuh relatifSektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih mampu tumbuh relatifSektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih mampu tumbuh relatifSektor pengangkutan dan komunikasi diprakirakan masih mampu tumbuh relatif

tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,5-13,6%tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,5-13,6%tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,5-13,6%tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,5-13,6%tinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 10,5-13,6% meskipun dengan tren yang

menurun. Sektor pengangkutan dan komunikasi mampu tumbuh relatif tinggi

terutama didorong oleh kinerja subsektor komunikasi. Beberapa pelaku bisnis di

subsektor telekomunikasi masih akan melakukan investasi pada tahun 2009.

Kegiatan investasi tersebut terutama ditujukan untuk menyempurnakan kualitas

jasa layanan dan perluasan jaringan agar dapat bertahan di tengah persaingan

yang semakin ketat. Investasi antara lain ditujukan untuk membangun base

transceiver station (BTC) dan pengembangan teknologi komunikasi yang lain.

Pelanggan industri seluler diprakirakan tumbuh lebih dari 30% pada tahun 2009.

Sementara itu, subsektor pengangkutan diprakirakan tumbuh melambat. Krisis

ekonomi global menyebabkan kegiatan ekspor impor menurun. Hal tersebut

menyebabkan kegiatan transportasi angkutan barang seperti usaha forwarder

terpukul.

Krisis finansial global juga berdampak pada pertumbuhan sektor bangunan. PadaPadaPadaPadaPada

tahun 2009 sektor bangunan diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,0-6,8%tahun 2009 sektor bangunan diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,0-6,8%tahun 2009 sektor bangunan diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,0-6,8%tahun 2009 sektor bangunan diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,0-6,8%tahun 2009 sektor bangunan diprakirakan akan tumbuh sebesar 6,0-6,8%,

melambat dibandingkan dengan 7,7% pada tahun 2008. Beberapa proyek

infrastruktur pemerintah yang melibatkan pihak swasta di dalamnya mengalami

penundaan, karena pihak swasta yang terlibat mengundurkan diri. Mundurnya

pihak swasta dalam proyek-proyek infrastruktur pemerintah terutama karena faktor

pembiayaan. Di tengah krisis finansial yang tengah berlangsung, dukungan finansial

dari lembaga keuangan terhadap berbagai proyek pembangunan menjadi lemah.

Dana diperoleh dengan biaya yang mahal, sehingga proyek menjadi tidak feasible

bagi pihak swasta. Sementara dari sisi pemerintah, komitmen untuk mempercepat

pembangunan infrastruktur dalam rangka menekan dampak krisis finansial tercermin

dari upaya percepatan penyerapan anggaran infrastruktur. Untuk itu pemerintah

mempercepat proses lelang proyek-proyek infrastruktur untuk tahun 2009. Dengan

percepatan ini diharapkan sektor riil dapat segera bergerak.

Page 39: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Perekonomian Indonesia ke Depan

31

Sebagaimana sektor-sektor lainnya, kinerja sektor keuangan tahun 2009

diprakirakan juga melambat. Sektor keuangan diprakirakan tumbuh sebesar 5,6-Sektor keuangan diprakirakan tumbuh sebesar 5,6-Sektor keuangan diprakirakan tumbuh sebesar 5,6-Sektor keuangan diprakirakan tumbuh sebesar 5,6-Sektor keuangan diprakirakan tumbuh sebesar 5,6-

6,5% pada 20096,5% pada 20096,5% pada 20096,5% pada 20096,5% pada 2009. Kegiatan ekonomi yang lebih rendah diprakirakan akan

menurunkan permintaan akan jasa intermediasi sektor keuangan. Memburuknya

kinerja ekonomi di tahun 2009 diprakirakan akan miningkatkan rasio kredit macet

(Non Performing Loan/NPL). NPL yang memburuk diprakirakan berasal dari sektor

korporasi, terutama di bidang manufaktur yang berorientasi ekspor. Prospek sektor

keuangan yang memburuk juga diindikasi oleh tingginya tingkat bunga yang

dibebankan lembaga keuangan nonbank kepada konsumennya. Pembiayaan

pembelian produk otomotif yang biasa dilakukan oleh lembaga keuangan nonbank

tersebut mulai menurun seiring dengan semakin terbatasnya akses pembiayaan

dan menurunnya daya beli masyarakat.

PRAKIRAAN INFLASI

Dalam beberapa bulan terakhir, tekanan inflasi di dalam negeri terus menurun

sebagai akibat antara lain dari penurunan harga komoditi, pangan dan energi dunia,

produksi pangan di dalam negeri yang sangat baik dalam tahun 2008, serta

perlambatan permintaan agregat. Dalam tahun 2009 ini, laju inflasi diprakirakanDalam tahun 2009 ini, laju inflasi diprakirakanDalam tahun 2009 ini, laju inflasi diprakirakanDalam tahun 2009 ini, laju inflasi diprakirakanDalam tahun 2009 ini, laju inflasi diprakirakan

terus menurun menuju kisaran 6terus menurun menuju kisaran 6terus menurun menuju kisaran 6terus menurun menuju kisaran 6terus menurun menuju kisaran 6±1%1%1%1%1%, yang ditunjang oleh berlanjutnya kondisi

faktor-faktor pendukung tersebut di atas.

Dari sisi komponen pembentuk inflasi, kecenderungan penurunan tekanan inflasi

sejak triwulan terakhir 2008 dan penurunan harga BBM bersubsidi diprakirakan

dapat mengarahkan ekspektasi inflasi ke tingkat yang lebih rendah.

Dari sisi interaksi permintaan dan penawaran, tekanan inflasi pada 2009 diprakirakan

minimal, sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Tekanan sisi

permintaan yang minimal dikonfirmasi oleh tingkat utilisasi kapasitas yang

cenderung menurun dan masih berada dibawah 70%. Konsumsi listrik untuk industri

juga diindikasikan telah mengalami penurunan sejak Oktober 2008.

Tekanan inflasi dari sisi eksternal diprakirakan minimal dengan adanya penurunan

harga-harga komoditas internasional yang tercermin dari penurunan inflasi negara

mitra dagang, seperti China dan AS. Selain itu, sejalan dengan menurunnya

pertumbuhan volume perdagangan dunia, biaya angkut barang dengan

menggunakan angkutan laut (freight cost) juga menurun tajam.

Tekanan inflasi dari sisi administered diprakirakan menurun pada 2009. Ke depan,

kelangkaan LPG yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir diprakirakan tidak akan

kembali terjadi. Dampak langsung penurunan BBM bersubsidi di bulan Desember

2008 diprakirakan masih akan terlihat di awal 2009. Selain itu, dampak lanjutan

berupa penurunan tarif angkutan diprakirakan juga akan terjadi di awal 2009.

Penurunan tarif angkutan diprakirakan rata-rata sebesar 5%, baik untuk tarif

angkutan kota maupun antar kota. Sumber tekanan inflasi administered diprakirakan

bersumber dari kelanjutan program konversi minyak tanah ke LPG dan cukai rokok.

Page 40: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

32

Sementara itu, tekanan inflasi dari volatile food diprakirakan minimal dan cenderung

menurun di 2009. Hal tersebut sejalan dengan prakiraan terjaganya pasokan dan

distribusi bahan makanan di 2009. Dari dalam negeri, peningkatan pasokan

terutama didorong oleh meningkatnya produktivitas terkait penggunaan bibit

hibrida, pemberian pupuk bersubsidi, dan perbaikan infrastruktur pertanian seperti

irigasi. Produksi beberapa tanaman bahan makanan, seperti padi dan jagung,

diprakirakan akan mengalami peningkatan di 2009. Produksi padi di 2009

diprakirakan akan meningkat sebesar 5% dibandingkan tahun 2008. Sedangkan

produksi jagung diprakirakan meningkat 13%. Selain itu, pengadaan beras oleh

Bulog diprakirakan akan mencapai 3,8 juta ton, yang merupakan pengadaan beras

tertinggi sepanjang sejarah pengadaan beras oleh Bulog. Di tingkat internasional,

harga komoditas pangan ke depan, seperti gandum, jagung, dan beras, diprakirakan

juga akan mengalami penurunan. Dengan demikian, tekanan inflasi dari bahan

makanan impor diprakirakan minimal.

FAKTOR RISIKO

Dengan mempertimbangkan berbagai risiko, pertumbuhan ekonomi diprakirakanDengan mempertimbangkan berbagai risiko, pertumbuhan ekonomi diprakirakanDengan mempertimbangkan berbagai risiko, pertumbuhan ekonomi diprakirakanDengan mempertimbangkan berbagai risiko, pertumbuhan ekonomi diprakirakanDengan mempertimbangkan berbagai risiko, pertumbuhan ekonomi diprakirakan

berada pada kisaran 4,0-5,0%.berada pada kisaran 4,0-5,0%.berada pada kisaran 4,0-5,0%.berada pada kisaran 4,0-5,0%.berada pada kisaran 4,0-5,0%. Dalam kondisi perekonomian dunia yang lebih buruk

dan stimulus fiskal yang terbatas karena kendala pembiayaan, PDB hanya tumbuh

sekitar 4,0%. Secara sektoral, kondisi ekonomi global secara langsung akan

berdampak ke sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor

industri pengolahan. Sementara dampak stimulus fiskal terhadap konsumsi rumah

tangga akan terefleksi dari kenaikan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan

restoran, sektor industri pengolahan, dan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Sementara itu, inflasi dapat mencapai kisaran atas proyeksiSementara itu, inflasi dapat mencapai kisaran atas proyeksiSementara itu, inflasi dapat mencapai kisaran atas proyeksiSementara itu, inflasi dapat mencapai kisaran atas proyeksiSementara itu, inflasi dapat mencapai kisaran atas proyeksi apabila dampak krisis

global ternyata tidak seburuk yang diprakirakan. Dengan demikian, harga-harga

komoditas, termasuk minyak, dapat menjadi lebih tinggi. Selain itu, potensi tekanan

inflasi yang cukup besar juga berasal dari kemungkinan meningkatnya administered

price, terutama harga BBM subsidi yang telah diturunkan sebelumnya. Selain itu,

harga LPG juga masih dimungkinkan untuk mengalami penyesuaian, mengingat

masih cukup besarnya diskrepansi antara harga subsidi dan harga keekonomian.

Page 41: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Respon Kebijakan Moneter Triwulan IV-2008

33

5. Respon Kebijakan MoneterTriwulan IV-2008

Laju inflasi untuk keseluruhan 2008 menunjukkan tren menurun, dan untuk 2009

diprakirakan akan bias di bawah kisaran proyeksi. Menurunnya tekanan inflasi antara

lain terkait dengan adanya indikasi yang semakin kuat akan melambatnya

permintaan domestik, pergerakan harga komoditas, khususnya bahan pangan dan

enerji, yang menurun, dan terjaganya kecukupan pasokan barang kebutuhan pokok

dan enerji. Selain itu, berkurangnya tekanan inflasi juga terkait dengan minimalnya

kebutuhan untuk menaikkan harga barang administered, terutama BBM, seiring

dengan rendahnya harga minyak mentah dunia. Bahkan peluang untuk penurunan

harga BBM lebih lanjut masih terbuka jika harga minyak bertahan pada level yang

rendah.

Sementara itu, indikasi perlambatan laju ekspansi ekonomi global semakin menguat.

Kinerja sektor usaha yang berorientasi ekspor telah menunjukkan penurunan tajam,

terkait dengan berlanjut pelemahan ekonomi global. Saat ini tingkat pemutusan

hubungan kerja di sektor-sektor dimaksud berlangsung dengan intensitas tinggi.

Kondisi tersebut pada gilirannya akan menurunkan daya beli masyarakat secara

signifikan, sehingga akan memengaruhi pengeluaran konsumsi masyarakat. Ekspansi

kredit perbankan yang menurun tajam sejak bulan Oktober 2008 juga

mengkonfirmasi anjloknya pertumbuhan ekonomi ke depan. Dengan kondisi

permintaan domestik di tahun 2009 yang tidak sekuat tahun sebelumnya, tekanan

inflasi yang bersumber dari interaksi permintaan dan penawaran diprakirakan akan

sangat minimal.

Dengan mempertimbangkan perkembangan terkini dan prospek perekonomian

ke depan, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia bulan Januari 2008

memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 50 bps, menjadi 8,75%. Imbangan

risiko pada tahun 2009 menghendaki bahwa stance kebijakan moneter memberikan

perhatian pada upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap

mengawal inflasi dan kestabilan sektor keuangan dalam jangka menengah. Ke

depan, Bank Indonesia akan terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah untuk

mencermati perkembangan perekonomian global, regional, dan domestik serta

mengambil langkah yang diperlukan.

Page 42: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

34

Tabel Statistik

Tabel 1

Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit

(Persen per Tahun)

PeriodeSuku BungaPasar UangAntarbank

TingkatDiskonto

SBI

Suku Bunga Deposito Berjangka * Suku Bunga Kredit *

1bulan

3bulan

6bulan

12bulan

24bulan

12,70 11,40 11,90 12,90 13,22 14,16 17,98 18,08 17,85

8,95 9,53 10,31 11,55 12,21 12,93 17,95 17,41 17,43

4,89 8,66 7,67 8,58 10,47 11,90 17,27 16,07 16,53

4,65 8,31 6,62 7,14 8,25 10,39 16,13 15,07 15,44

5,87 7,42 5,86 6,11 6,79 8,93 14,49 14,61 15,12

4,24 7,34 6,23 6,31 6,36 7,68 9,31 14,10 14,64

4,13 7,39 6,31 6,61 6,89 7,27 8,94 13,80 14,33

3,76 7,43 6,43 6,71 7,12 7,07 8,12 13,41 14,05

5,95 7,44 6,50 6,93 7,35 8,04 9,42 13,31 13,78

6,95 8,25 6,98 7,19 7,11 7,11 8,05 13,36 13,65

6,92 10,00 9,16 8,51 8,01 8,65 8,82 14,51 14,47

9,44 12,75 11,98 11,75 10,17 10,95 12,39 16,23 15,66

10,28 12,73 11,61 12,19 12,10 12,02 12,64 16,35 15,90

10,23 12,50 11,34 11,70 12,09 12,28 12,61 16,15 15,94

8,90 11,25 10,47 11,05 11,52 12,36 12,47 15,82 15,66

5,97 9,75 8,96 9,71 10,70 11,63 11,84 15,07 15,10

7,52 9,00 8,13 8,52 9,29 10,17 11,73 14,49 14,53

5,58 8,75 7,46 7,87 8,40 9,54 11,73 13,88 13,99

6,83 8,25 7,13 7,44 7,80 8,91 11,24 13,31 13,45

4,33 8,00 7,19 7,42 7,65 8,24 10,83 13,00 13,01

8,01 7,96 6,88 7,26 7,57 7,79 10,06 12,88 12,59

8,43 8,73 7,19 7,49 7,79 7,78 9,91 12,99 12,51

9,37 9,71 9,26 9,45 9,14 9,34 9,83 13,93 13,32

9,40 10,83 10,40 10,83 9,97 9,95 9,41 15,13 14,28

ModalKerja

Investasi

2003Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2004Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2005Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2006Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2007Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2008Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV*

* Posisi November 2008

Page 43: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tabel Statistik

35

Tabel 2

Perkembangan Transaksi di Pasar Uang

(Miliar Rupiah)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 2)

Periode Transaksi

antarbank1) Penerbitan Pelunasan Posisi

2003

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2004

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2005

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2006

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2007

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw.IV

2008

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV*

* Posisi November 20081) Transaksi pagi hari2) Hanya mencakup transaksi antar Bank Indonesia dengan perbankan. Sejak Maret 1994 termasuk SBPU Repo.

104.122 283.754 242.833 119.948

136.517 289.478 285.929 123.496

118.181 350.175 340.437 133.234

125.166 321.710 347.918 107.026

142.003 354.841 321.477 140.390

87.082 283.275 304.891 118.776

165.064 252.542 339.339 31.979

204.336 293.933 252.929 103.825

216.381 369.495 415.784 57.536

237.571 362.770 315.996 101.058

250.610 230.026 289.657 41.427

264.348 183.663 150.534 74.632

310.175 415.638 356.471 133.799

280.836 517.853 483.967 167.685

286.958 599.495 586.715 180.464

329.312 665.673 636.381 209.756

495.786 774.866 740.951 243.671

362.339 846.655 832.325 258.002

413.527 895.562 887.411 266.152

313.544 777.247 795.475 247.926

368.429 858.289 906.767 212.463

246.462 489.529 543.655 165.145

326.315 389.138 437.313 116.969

276.214 253.452 202.645 167.777

Page 44: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

36

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

* Posisi November 20081) Tidak termasuk pemerintah pusat, bukan penduduk, nilai lawan valas, RDI dan kredit kelolaan

Tabel 3

Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing menurut Kelompok Bank dan Sektor Ekonomi1)

(Miliar Rupiah)

1 Bank Pemerintah

- Pertanian

- Pertambangan

- Perindustrian

- Perdagangan

- Jasa-jasa

- Lain-lain

2 Bank Umum Swasta Nasional

- Pertanian

- Pertambangan

- Perindustrian

- Perdagangan

- Jasa-jasa

- Lain-lain

3 Bank Pemerintah Daerah

- Pertanian

- Pertambangan

- Perindustrian

- Perdagangan

- Jasa-jasa

- Lain-lain

4 Bank Asing & Campuran

- Pertanian

- Pertambangan

- Perindustrian

- Perdagangan

- Jasa-jasa

- Lain-lain

5 Sub jumlah (1 s.d. 4)

- Pertanian

- Pertambangan

- Perindustrian

- Perdagangan

- Jasa-jasa

- Lain-lain

223.025223.025223.025223.025223.025 235.274235.274235.274235.274235.274 243.678243.678243.678243.678243.678 250.319250.319250.319250.319250.319 247.331247.331247.331247.331247.331 256.267256.267256.267256.267256.267 264.735264.735264.735264.735264.735 282.784282.784282.784282.784282.784 282.633282.633282.633282.633282.633 301.186301.186301.186301.186301.186 314.427314.427314.427314.427314.427 348.973348.973348.973348.973348.973 350.232350.232350.232350.232350.232 394.065394.065394.065394.065394.065 432.850432.850432.850432.850432.850 459.106459.106459.106459.106459.106

20.340 20.411 20.797 21.908 21.649 22.110 23.012 25.816 24.222 26.805 28.433 30.281 30.711 32.381 35.153 37.492

4.292 4.338 3.932 3.249 3.007 3.428 3.485 4.771 7.414 9.006 6.556 10.647 13.371 14.922 14.778 15.023

60.466 60.985 63.507 65.781 63.402 64.567 64.265 71.165 71.600 69.959 69.450 72.810 72.706 81.038 88.181 99.787

44.881 47.275 48.095 49.809 52.729 57.548 61.031 61.431 63.561 68.172 75.722 85.601 79.209 92.719 98.865 101.385

31.966 35.446 37.647 37.448 36.148 37.094 39.269 43.481 39.477 44.868 47.465 55.587 55.271 64.182 77.295 83.652

61.080 66.819 69.700 72.124 70.396 71.520 73.673 76.120 76.359 82.376 86.801 94.047 98.964 108.823 118.578 121.767

235.224235.224235.224235.224235.224 257.749257.749257.749257.749257.749 284.411284.411284.411284.411284.411 295.013295.013295.013295.013295.013 291.817291.817291.817291.817291.817 302.693302.693302.693302.693302.693 313.651313.651313.651313.651313.651 334.943334.943334.943334.943334.943 335.998335.998335.998335.998335.998 367.168367.168367.168367.168367.168 394.451394.451394.451394.451394.451 432.595432.595432.595432.595432.595 451.967451.967451.967451.967451.967 500.718500.718500.718500.718500.718 534.599534.599534.599534.599534.599 548.653548.653548.653548.653548.653

8.915 9.015 9.625 9.541 9.693 10.248 10.316 11.430 11.312 12.053 12.467 15.533 15.571 18.298 18.169 18.832

2.376 2.694 3.409 3.267 2.935 3.414 3.775 6.460 5.409 7.321 7.076 10.678 9.621 10.137 10.850 9.703

45.627 48.206 53.904 55.185 53.304 57.119 58.125 61.525 59.826 63.319 68.670 73.840 77.952 84.610 90.896 95.020

57.560 63.736 67.300 71.098 70.729 74.997 78.679 85.628 86.783 95.549 100.883 108.726 111.756 123.057 125.908 129.258

56.553 61.358 65.925 68.660 69.006 71.371 74.729 78.963 80.252 90.497 98.503 110.144 115.400 131.115 143.486 149.258

64.193 72.740 84.248 87.262 86.150 85.544 88.027 90.937 92.416 98.429 106.852 113.674 121.667 133.501 145.290 146.582

38.97638.97638.97638.97638.976 42.02442.02442.02442.02442.024 44.51044.51044.51044.51044.510 44.90944.90944.90944.90944.909 47.23547.23547.23547.23547.235 51.14151.14151.14151.14151.141 55.00955.00955.00955.00955.009 55.95955.95955.95955.95955.959 58.85158.85158.85158.85158.851 65.12365.12365.12365.12365.123 70.93770.93770.93770.93770.937 71.92171.92171.92171.92171.921 75.06575.06575.06575.06575.065 85.33985.33985.33985.33985.339 93.99193.99193.99193.99193.991 97.54697.54697.54697.54697.546

1.406 1.514 1.557 1.640 1.729 1.860 1.922 2.030 2.090 2.130 2.248 2.274 2.379 2.710 3.067 3.022

36 41 52 54 57 56 54 58 58 58 55 43 53 182 187 235

439 504 451 421 430 471 476 457 487 520 543 631 710 770 787 817

6.683 7.269 7.546 7.532 7.668 8.058 8.312 8.239 8.386 8.762 9.295 9.617 10.191 11.504 12.042 12.376

5.108 5.260 6.058 5.633 5.851 6.561 7.531 6.915 6.776 7.747 9.850 8.879 8.615 10.831 13.456 14.687

25.304 27.436 28.846 29.629 31.500 34.135 36.714 38.260 41.054 45.906 48.946 50.477 53.117 59.342 64.452 66.409

79.15579.15579.15579.15579.155 87.55587.55587.55587.55587.555 100.643100.643100.643100.643100.643 99.42899.42899.42899.42899.428 95.73095.73095.73095.73095.730 100.003100.003100.003100.003100.003 107.692107.692107.692107.692107.692 113.450113.450113.450113.450113.450 117.232117.232117.232117.232117.232 121.509121.509121.509121.509121.509 127.445127.445127.445127.445127.445 141.622141.622141.622141.622141.622 151.908151.908151.908151.908151.908 161.998161.998161.998161.998161.998 178.061178.061178.061178.061178.061 210.423210.423210.423210.423210.423

2.390 2.531 3.093 3.589 3.409 4.124 4.727 5.727 5.395 5.460 5.933 7.817 7.449 6.425 6.505 7.269

2.205 2.028 2.036 1.303 1.548 2.173 2.369 2.607 2.287 2.540 2.629 3.972 4.591 3.910 4.478 6.106

39.569 43.867 50.268 48.291 45.954 46.847 49.682 49.285 50.219 51.029 51.259 56.527 60.265 65.896 68.739 85.428

4.671 5.061 6.337 5.669 5.357 5.865 6.663 7.098 7.691 9.035 10.379 11.726 11.383 13.022 14.256 16.486

17.920 20.044 22.881 23.202 21.258 21.721 24.726 28.279 30.709 31.540 34.679 37.831 43.878 46.763 56.523 66.670

12.400 14.024 16.028 17.374 18.204 19.273 19.525 20.454 20.931 21.905 22.566 23.749 24.342 25.982 27.560 28.464

576.380576.380576.380576.380576.380 622.602622.602622.602622.602622.602 673.242673.242673.242673.242673.242 689.669689.669689.669689.669689.669 682.113682.113682.113682.113682.113 710.104710.104710.104710.104710.104 741.087741.087741.087741.087741.087 787.136787.136787.136787.136787.136 794.714794.714794.714794.714794.714 854.986854.986854.986854.986854.986 907.260907.260907.260907.260907.260 995.111995.111995.111995.111995.111 1.029.1721.029.1721.029.1721.029.1721.029.172 1.142.1201.142.1201.142.1201.142.1201.142.120 1.239.5011.239.5011.239.5011.239.5011.239.501 1.315.7281.315.7281.315.7281.315.7281.315.728

33.051 33.471 35.072 36.678 36.480 38.342 39.977 45.003 43.019 46.448 49.081 55.905 56.110 59.814 62.894 66.615

8.909 9.101 9.429 7.873 7.547 9.071 9.683 13.896 15.168 18.925 16.316 25.340 27.636 29.151 30.293 31.067

146.101 153.562 168.130 169.678 163.090 169.004 172.548 182.432 182.132 184.827 189.922 203.808 211.633 232.314 248.603 281.052

113.795 123.341 129.278 134.108 136.483 146.468 154.685 162.396 166.421 181.518 196.279 215.670 212.539 240.302 251.071 259.505

111.547 122.108 132.511 134.943 132.263 136.747 146.255 157.638 157.214 174.652 190.497 212.441 223.164 252.891 290.760 314.267

162.977 181.019 198.822 206.389 206.250 210.472 217.939 225.771 230.760 248.616 265.165 281.947 298.090 327.648 355.880 363.222

2005 2006 2007 2008

Page 45: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tabel Statistik

37

877.776 181.239 72.323 108.916 696.537 249.736 510.307 22.364 377.989 -282.620

894.213 194.537 77.091 117.787 699.335 236.660 506.218 24.436 393.439 -266.540

911.224 207.234 81.118 126.469 703.637 240.781 481.552 24.248 416.534 -251.891

955.692 223.799 94.542 129.257 731.893 271.785 479.013 24.087 442.741 -261.969

935.247 219.086 86.881 132.205 716.161 275.819 443.440 22.803 454.663 -261.518

975.166 233.726 97.574 136.152 741.440 280.070 468.907 27.806 522.161 -323.778

986.806 240.911 99.505 141.406 745.895 258.684 476.451 25.261 551.562 -325.152

1.033.528 253.818 109.265 144.553 779.710 263.647 498.019 26.919 588.885 -343.940

1.020.693 250.492 98.584 151.908 770.201 268.482 456.274 28.257 612.463 -344.783

1.073.746 267.635 106.125 161.510 806.111 256.058 468.004 28.237 659.129 -337.682

1.150.451 273.954 114.998 158.956 876.497 280.369 488.483 29.805 708.018 -356.224

1.203.215 281.905 124.316 157.589 921.310 313.082 498.901 28.059 710.783 -347.610

1.195.067 277.293 112.625 164.668 917.774 347.970 470.048 25.557 705.321 -353.829

1.253.757 313.153 123.761 189.392 940.604 345.457 481.654 29.746 729.609 -332.709

1.291.396 333.905 129.969 203.936 957.491 401.065 481.641 31.858 758.261 -381.429

1.382.074 361.073 151.009 210.064 1.021.001 413.265 506.488 38.946 798.125 -374.750

1.375.947 341.833 129.618 212.215 1.034.114 457.382 447.655 35.032 810.996 -375.118

1.451.974 381.376 146.715 234.661 1.070.598 496.522 430.956 44.185 865.144 -384.833

1.512.756 411.281 160.327 250.954 1.101.475 519.360 439.649 45.496 916.657 -408.406

1.643.203 460.842 183.419 277.423 1.182.361 524.703 497.478 56.152 984.844 -419.974

1.586.795 419.746 164.995 254.751 1.167.049 549.049 375.976 49.644 1.025.856 -413.730

1.699.480 466.708 189.453 277.255 1.232.772 562.636 359.645 57.304 1.131.796 -411.901

1.768.250 491.729 223.166 268.563 1.276.521 525.702 348.387 64.488 1.222.193 -392.520

1.841.163 475.053 195.032 280.021 1.366.110 624.703 323.703 65.254 1.300.835 -473.332

Tabel 4

Uang Beredar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

(Miliar Rupiah)

M2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Uang Beredar

AkhirPeriode

Jumlah 1) Jumlah2)

M1

UangKartal

UangGiral

UangKuasi

AktivaLuar

NegeriBersih

TagihanBersih

PemerintahPusat3)

TagihanPada

LembagaPemerintah

BUMN

TagihanPada

PerusahaanSwasta danPerorangan

LainnyaBersih

2003

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2004

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2005

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2006

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2007

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV

2008

Trw. I

Trw. II

Trw. III

Trw. IV*

* Posisi November 20081) M1 ditambah uang kuasi2) Uang Kartal ditambah uang giral3) Termasuk rekening khusus pemerintah

Page 46: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

38

Tabel 5

Uang Primer dan Faktor-faktor yang mempengaruhi

(Miliar Rupiah)

184.878 198.427 224.414 239.781 233.878 247.742 257.843 297.080 272.239 289.727 310.265 379.582 325.044 349.649 392.136 344.688

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

116.376 124.427 134.871 144.869 135.005 145.666 153.569 178.572 155.498 173.888 189.221 220.785 198.940 224.342 270.243 264.391

98.584 106.125 114.998 124.316 112.625 123.761 129.969 151.009 129.618 146.715 160.327 183.419 164.995 189.453 223.166 221.143

17.792 18.302 19.873 20.553 22.380 21.905 23.600 27.563 25.880 27.173 28.894 37.366 33.945 34.889 47.077 43.247

67.798 73.446 89.079 94.531 98.544 101.751 104.061 118.417 116.558 115.524 120.740 158.452 125.705 124.811 121.302 79.648

704 554 464 381 329 325 213 91 183 315 304 345 399 496 591 650

173.283 163.760 141.548 173.806 213.530 213.143 255.182 274.694 305.744 330.295 337.523 356.883 351.874 351.561 355.967 338.692

11.595 34.667 82.866 65.975 20.348 34.599 2.661 22.386 -33.505 -40.569 -27.258 22.699 -26.830 -1.912 36.169 5.996

187.988 197.653 210.909 239.148 209.557 218.033 219.538 265.919 200.460 187.081 184.961 249.069 128.907 117.614 123.797 172.012

27.310 27.310 27.307 18.238 18.226 18.226 18.226 18.196 18.186 18.136 18.136 8.847 8.838 8.800 8.800 8.711

12.222 11.987 11.800 11.593 11.372 11.165 11.035 10.832 10.598 10.366 10.206 9.994 9.751 9.353 9.227 9.009

9.116 10.141 10.169 5.408 5.475 5.491 5.494 5.352 5.366 5.389 5.357 3.074 3.089 3.295 3.155 3.814

-130.783 -115.143 -61.917 -121.325 -142.637 -174.258 -189.131 -242.001 -247.525 -264.280 -254.096 -281.164 -219.099 -191.525 -152.563 -233.866

-57.611 -101.134 -41.503 -74.632 -133.798 -167.685 -180.382 -208.763 -239.977 -257.998 -265.034 -247.688 -212.463 -165.145 -116.967 -179.878

-73.172 -21.060 -17.603 -57.212 -16.615 -14.241 -16.829 -41.568 -19.298 -21.615 -4.750 -48.933 -5.737 -4.989 -1.403 -4.223

7.051 10.216 10.519 7.776 7.668 8.080 8.330 11.750 15.333 15.688 15.457 14.356 14.172 15.929 19.569

-94.258 -97.281 -115.402 -87.087 -81.645 -68.704 -62.501 -35.912 -20.590 2.739 8.178 32.879 41.684 50.551 43.752 46.316

2005 2006 2007 2008

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

I.I.I.I.I. Uang PrimerUang PrimerUang PrimerUang PrimerUang Primer

a. Statutory Reserve Shortfall

b. Uang yang diedarkan

- Uang kartal di masyarakat

- Kas bank umum

c. Saldo Giro Positif Bank

d. Giro Sektor Swasta

II.II.II.II.II. Faktor-faktor yang mempengaruhiFaktor-faktor yang mempengaruhiFaktor-faktor yang mempengaruhiFaktor-faktor yang mempengaruhiFaktor-faktor yang mempengaruhi

Uang PrimerUang PrimerUang PrimerUang PrimerUang Primer

a. Net International Reserve 1)

b. Net Domestic Assets

- Tagihan Bersih pada Pemerintah

- Bantuan Likuiditas

- Kredit Likuiditas

- Tagihan Lainnya

- Operasi Pasar Terbuka

- SBI (net) 2)

- FASBI

- Lain-Lain 3)

- Net Other Items

1) sebelum Juni 1997 menggunakan NFA, setelah Juni 1997 menggunakan NIR dengan kurs tetap Rp. 7.000,- per US $sejak juni 1998 s.d. Maret 1999 menggunakan kurs tetap Rp. 10.000,- per US $sejak April 1999 menggunakan kurs tetap Rp. 7.500,- per US $sejak 21 November 1999 menggunakan kurs Rp. 7.000,- per US $sejak 25 Mei 2000 untuk perhitungan NIR menggunakan konsep IRFCL (Int'l Reserve and Foreign Currency Liquidity)

2) sejak Maret 2000 termasuk SBI Syariah3) termasuk di dalamnya adalah SUN dan FTO (Fine Tune Operation)

Page 47: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tabel Statistik

39

Tabel 6

Neraca Pembayaran Indonesia 1)

(Juta $)

2005 2006 2007* 2008**

I II III IV Total I II III IV Total I II III IV Total I II III

I. Transaksi Berjalan

A. Barang bersih (NeracaPerdagangan)1. Ekspor f.o.b2. Impor f.o.b

B. Jasa-jasa (bersih)

C. Pendapatan (bersih)

D. Transfer Berjalan

II. Transaksi Modal dan Finansial

A. Transaksi Modal

B. Transaksi Finansial

1. Investasi Langsunga. Ke Luar Negeri (bersih)b. Di Indonesia/FDI (bersih)

2. Investasi Portfolioa. Aset (bersih)b. Kewajiban (bersih)

3. Investasi Lainnyaa. Aset (bersih)b. Kewajiban (bersih) 2)

III. Jumlah (I + II)

IV. Selisih Perhitungan

V. Neraca Keseluruhan (III + IV)

VI. Lalu Lintas Moneter 3)

a. Perubahan Cadangan Devisa

b. IMF:PenarikanPembayaran

Memorandum:Posisi Cadangan Devisa 4)

Transaksi Berjalan (% PDB)Rasio Pembayaran Utang (%) 5)

a.l. Sektor Terkait Pemerintah danOtoritas Moneter 6)

*) Angka sementara**) Angka sangat sementara1) Format baru sejak publikasi Januari 20042) Tidak termasuk pinjaman IMF3) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit. Sejak kuartal pertama 2004, perubahan cadangan devisa untuk data realisasi hanya mencakup data transaksi.4) Sejak 1988, posisi cadangan devisa berdasarkan aktiva luar negeri menggantikan cadangan devisa resmi. Sejak 2000, posisi cadangan devisa memakai konsep

Internasional Reserve and Foreign Currency Liquidity (IRFCL).5) Perbandingan antara pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap ekspor barang dan jasa.6) Terdiri dari Pemerintah, BUMN di luar bank, dan Bank Indonesia.

209209209209209 436436436436436 -1.165-1.165-1.165-1.165-1.165 797797797797797 278278278278278 2.9492.9492.9492.9492.949 1.9591.9591.9591.9591.959 3.7953.7953.7953.7953.795 2.1572.1572.1572.1572.157 10.85910.85910.85910.85910.859 2.5942.5942.5942.5942.594 2.2432.2432.2432.2432.243 2.1272.1272.1272.1272.127 3.3833.3833.3833.3833.383 10.34710.34710.34710.34710.347 2.6012.6012.6012.6012.601 -1.241-1.241-1.241-1.241-1.241 -564-564-564-564-564

3.177 4.057 3.502 6.799 17.534 6.693 6.986 8.596 7.386 29.660 7.712 8.107 7.487 9.448 32.754 7.536 5.443 5.78020.201 21.663 21.996 23.135 86.995 23.262 25.484 27.604 27.178 103.528 26.626 29.202 30.009 32.177 118.014 34.412 37.345 38.080

-17.024 -17.607 -18.495 -16.337 -69.462 -16.569 -18.498 -19.008 -19.792 -73.868 -18.914 -21.095 -22.521 -22.729 -85.260 -26.876 -31.902 -32.299

-1.911 -1.176 -2.305 -3.730 -9.122 -2.290 -2.352 -2.402 -2.829 -9.874 -3.165 -2.994 -2.767 -2.925 -11.850 -3.173 -3.564 -3.573

-2.168 -3.464 -3.568 -3.726 -12.927 -2.658 -3.873 -3.720 -3.539 -13.790 -3.163 -4.024 -3.811 -4.527 -15.525 -3.120 -4.463 -4.157

1.111 1.020 1.207 1.455 4.793 1.205 1.198 1.321 1.139 4.863 1.210 1.153 1.218 1.387 4.968 1.358 1.343 1.385

-772-772-772-772-772 411411411411411 -3.298-3.298-3.298-3.298-3.298 4.0054.0054.0054.0054.005 345345345345345 2.4232.4232.4232.4232.423 339339339339339 -1.039-1.039-1.039-1.039-1.039 1.3031.3031.3031.3031.303 3.0253.0253.0253.0253.025 1.7781.7781.7781.7781.778 1.9851.9851.9851.9851.985 -957-957-957-957-957 660660660660660 3.4663.4663.4663.4663.466 -1.623-1.623-1.623-1.623-1.623 2.5992.5992.5992.5992.599 509509509509509

0 33 100 200 333 72 49 97 132 350 43 127 255 122 546 52 73 200

-772 377 -3.398 3.805 12 2.352 290 -1.136 1.170 2.675 1.736 1.857 -1.212 539 2.920 -1.674 2.526 309

207 3.132 878 1.055 5.271 681 572 -273 1.232 2.211 -246 1.426 764 309 2.253 -633 40 87-651 -615 -879 -920 -3.065 -654 -517 -1.328 -204 -2.703 -1.282 392 -1.427 -2.358 -4.675 -1.729 -1.436 -1.430858 3.747 1.757 1.975 8.336 1.336 1.088 1.055 1.435 4.914 1.037 1.034 2.191 2.667 6.928 1.096 1.476 1.517395 -805 1.738 2.862 4.190 3.712 -1.057 207 1.312 4.174 2.491 3.769 465 -1.200 5.525 1.923 4.308 -58

-339 -63 -462 -216 -1.080 -392 -446 -332 -762 -1.933 -497 -1.939 -1.257 -764 -4.457 -823 68 -75734 -742 2.200 3.078 5.270 4.104 -611 539 2.074 6.107 2.988 5.707 1.722 -437 9.981 2.746 4.240 17

-1.374 -1.949 -6.014 -112 -9.449 -1.959 759 -1.209 -1.382 -3.791 -510 -3.337 -2.441 1.430 -4.858 -2.964 -1.822 280-631 -1.816 -4.648 -1.551 -8.646 -1.349 1.704 -235 -1.707 -1.588 -162 -2.286 -2.383 262 -4.569 -2.512 -1.474 -1.645-743 -134 -1.366 1.439 -803 -610 -945 -974 325 -2.204 -348 -1.051 -59 1.168 -289 -452 -348 1.925

-563-563-563-563-563 847847847847847 -4.463-4.463-4.463-4.463-4.463 4.8024.8024.8024.8024.802 623623623623623 5.3735.3735.3735.3735.373 2.2982.2982.2982.2982.298 2.7562.7562.7562.7562.756 3.4593.4593.4593.4593.459 13.88513.88513.88513.88513.885 4.3724.3724.3724.3724.372 4.2274.2274.2274.2274.227 1.1701.1701.1701.1701.170 4.0434.0434.0434.0434.043 13.81213.81213.81213.81213.812 978978978978978 1.3571.3571.3571.3571.357 -55-55-55-55-55

916916916916916 -2.328-2.328-2.328-2.328-2.328 1.2941.2941.2941.2941.294 -61-61-61-61-61 -179-179-179-179-179 413413413413413 1.0811.0811.0811.0811.081 -118-118-118-118-118 -751-751-751-751-751 625625625625625 77777 -591-591-591-591-591 1010101010 -523-523-523-523-523 -1.097-1.097-1.097-1.097-1.097 53.951753.951753.951753.951753.9517 -32.5702-32.5702-32.5702-32.5702-32.5702 -33.6863-33.6863-33.6863-33.6863-33.6863

352352352352352 -1.480-1.480-1.480-1.480-1.480 -3.169-3.169-3.169-3.169-3.169 4.7424.7424.7424.7424.742 444444444444444 5.7865.7865.7865.7865.786 3.3793.3793.3793.3793.379 2.6372.6372.6372.6372.637 2.7082.7082.7082.7082.708 14.51014.51014.51014.51014.510 4.3794.3794.3794.3794.379 3.6373.6373.6373.6373.637 1.1791.1791.1791.1791.179 3.5203.5203.5203.5203.520 12.71512.71512.71512.71512.715 1.0321.0321.0321.0321.032 1.3241.3241.3241.3241.324 -89-89-89-89-89

-352-352-352-352-352 1.4801.4801.4801.4801.480 3.1693.1693.1693.1693.169 -4.742-4.742-4.742-4.742-4.742 -444-444-444-444-444 -5.786-5.786-5.786-5.786-5.786 -3.379-3.379-3.379-3.379-3.379 -2.637-2.637-2.637-2.637-2.637 -2.708-2.708-2.708-2.708-2.708 -14.510-14.510-14.510-14.510-14.510 -4.379-4.379-4.379-4.379-4.379 -3.637-3.637-3.637-3.637-3.637 -1.179-1.179-1.179-1.179-1.179 -3.520-3.520-3.520-3.520-3.520 -12.715-12.715-12.715-12.715-12.715 -1032.13-1032.13-1032.13-1032.13-1032.13 -1324.34-1324.34-1324.34-1324.34-1324.34 88.914588.914588.914588.914588.9145-49 1.729 3.483 -4.500 663 -5.359 354 -2.189 292 -6.902 -4.379 -3.637 -1.179 -3.520 -12.715 -1.032 -1.324 89

-303 -249 -313 -241 -1.107 -427 -3.733 -448 -3.001 -7.608 0 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

-303 -249 -313 -241 -1.107 -427 -3.733 -448 -3.001 -7.608 0 0 0 0 0 0 0 0

36.030 33.865 30.318 34.724 34.724 40.082 40.107 42.353 42.586 42.586 47.221 50.924 52.875 56.920 56.920 58.987 59.453 57.1080,1 2,9 2,4

16,8 21,6 17,3 13,6 17,3 17,4 30,6 17,5 33,2 24,8 19,8 21,4 15,2 21,2 19,4 16,3 17,9 15,3

8,7 5,8 6,7 5,7 6,7 9,8 21,0 7,1 18,6 14,2 5,6 9,4 5,1 9,0 7,3 4,5 7,8 4,7

Page 48: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

40

Keterangan :

1) Perubahan indeks pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan dengan indeks pada akhir triwulan sebelumnya

Perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2002 (2002 = 100).

* Mulai 1 Juli 2008, perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2007 (2007 = 100), data triwulan II-2008 adalah data inflasi mtm (month to month) bulan Juni 2008

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 7

Perkembangan Perubahan Indeks Harga Konsumen Menurut Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

(Persen)1)

4,604,604,604,604,60 0,540,540,540,540,54 1,271,271,271,271,27 6,056,056,056,056,05 3,713,713,713,713,71 -1,21-1,21-1,21-1,21-1,21 4,004,004,004,004,00 4,434,434,434,434,43 5,915,915,915,915,91 1,281,281,281,281,28 4,754,754,754,754,75 0,600,600,600,600,60

16,54 -0,58 2,60 8,63 12,16 -6,50 0,69 3,48 2,59 2,11 0,60 0,91-0,03 3,50 5,62 -0,25 -2,93 5,12 9,08 -2,04 4,14 0,29 13,94 -4,641,54 0,29 3,66 1,46 1,37 -2,71 4,65 2,11 5,84 2,01 12,12 2,940,16 2,22 2,72 1,64 0,35 0,39 3,06 0,73 7,87 1,84 8,04 4,32

-2,18 2,48 1,96 2,55 -1,02 4,05 11,46 0,26 6,88 -0,19 8,94 -2,513,77 -2,28 1,00 11,87 -0,30 -1,04 2,17 7,39 2,42 1,68 3,79 6,600,95 0,11 1,73 1,72 3,81 2,61 4,49 7,90 28,51 1,84 5,93 0,423,21 0,16 0,50 4,46 2,21 1,39 2,87 1,79 1,38 0,89 7,30 1,683,23 -1,21 -13,98 24,41 -3,70 -8,06 -0,43 25,17 2,85 -0,07 -10,49 8,28

-0,65 0,38 1,41 3,65 8,63 12,79 7,09 6,71 15,72 1,47 -1,65 -6,81-0,63 0,85 4,36 3,13 1,32 1,50 0,75 -1,47 2,02 1,00 3,57 1,20

2,192,192,192,192,19 1,001,001,001,001,00 0,800,800,800,800,80 2,242,242,242,242,24 1,891,891,891,891,89 1,191,191,191,191,19 1,331,331,331,331,33 1,851,851,851,851,85 4,024,024,024,024,02 1,331,331,331,331,33 2,622,622,622,622,62 2,432,432,432,432,432,13 0,91 0,96 2,25 1,67 1,00 1,35 2,36 5,50 1,63 2,83 2,353,01 0,87 0,31 1,95 1,75 0,20 0,46 -0,20 1,47 1,06 2,15 1,501,93 1,23 0,86 2,59 2,24 2,60 1,85 2,28 1,89 0,73 2,60 3,70

1,621,621,621,621,62 1,051,051,051,051,05 0,780,780,780,780,78 1,301,301,301,301,30 1,811,811,811,811,81 0,750,750,750,750,75 1,271,271,271,271,27 0,970,970,970,970,97 2,792,792,792,792,79 1,141,141,141,141,14 3,583,583,583,583,58 1,001,001,001,001,002,19 1,40 0,98 1,73 2,12 0,83 1,11 1,58 2,22 1,67 2,16 0,730,73 0,58 0,34 0,56 1,69 0,15 1,92 -0,45 4,69 -0,12 8,94 1,660,64 0,72 0,67 0,78 1,20 0,52 0,57 1,05 1,45 0,97 1,66 1,101,87 0,92 0,99 0,99 1,70 1,79 1,61 1,30 2,71 0,86 1,71 1,08

1,611,611,611,611,61 2,662,662,662,662,66 0,570,570,570,570,57 1,841,841,841,841,84 0,720,720,720,720,72 0,390,390,390,390,39 2,342,342,342,342,34 4,784,784,784,784,78 4,304,304,304,304,30 0,490,490,490,490,49 0,770,770,770,770,77 2,582,582,582,582,581,25 0,77 0,80 1,81 0,37 0,29 1,29 1,70 0,81 0,27 3,02 0,350,86 0,69 0,69 1,41 0,10 0,71 0,94 1,45 0,68 0,46 2,15 0,301,18 0,56 1,00 1,35 0,50 0,32 1,34 0,86 0,56 0,64 2,13 0,233,13 8,78 -0,22 2,47 2,09 0,35 5,53 13,60 12,66 0,59 -2,46 7,26

1,861,861,861,861,86 1,421,421,421,421,42 0,700,700,700,700,70 1,761,761,761,761,76 1,391,391,391,391,39 0,710,710,710,710,71 1,031,031,031,031,03 1,121,121,121,121,12 3,003,003,003,003,00 0,830,830,830,830,83 1,641,641,641,641,64 1,101,101,101,101,102,08 1,61 0,94 3,70 1,92 0,45 0,32 0,44 5,12 0,47 1,07 0,691,03 0,93 -0,19 0,18 1,32 0,82 1,08 1,46 1,96 1,31 2,19 1,601,94 1,03 0,84 0,80 1,16 1,85 0,61 0,73 1,15 1,10 2,36 1,612,11 1,43 0,77 0,72 1,46 0,80 1,56 1,52 2,32 0,90 1,76 1,26

0,030,030,030,030,03 0,410,410,410,410,41 7,447,447,447,447,44 0,200,200,200,200,20 0,360,360,360,360,36 0,010,010,010,010,01 7,977,977,977,977,97 0,430,430,430,430,43 0,140,140,140,140,14 0,440,440,440,440,44 3,773,773,773,773,77 0,820,820,820,820,82-0,76 0,02 11,41 0,12 0,46 0,03 12,73 0,36 0,09 0,18 6,76 0,702,40 0,19 2,31 0,23 1,04 0,26 0,87 0,48 0,72 0,45 4,95 0,320,45 1,79 3,61 0,27 0,36 0,36 1,58 0,66 0,30 0,72 1,14 1,111,70 0,82 0,06 0,28 0,13 -0,23 0,01 0,64 0,20 0,92 0,51 1,020,83 0,54 1,19 0,88 0,79 0,36 0,35 2,23 0,47 0,20 0,91 0,49

0,240,240,240,240,24 0,350,350,350,350,35 0,080,080,080,080,08 0,350,350,350,350,35 0,220,220,220,220,22 0,460,460,460,460,46 0,150,150,150,150,15 0,420,420,420,420,42 0,370,370,370,370,37 8,728,728,728,728,72 0,920,920,920,920,92 -2,94-2,94-2,94-2,94-2,940,07 0,37 0,02 0,33 0,24 0,60 0,00 0,49 0,27 12,98 1,03 -4,46

-0,02 0,02 -0,01 -0,01 0,05 0,01 -0,02 0,00 0,01 -0,12 0,02 0,201,89 1,09 1,26 1,56 0,50 0,24 2,43 1,27 1,40 0,84 1,34 1,645,36 0,45 0,05 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 4,90 0,01 3,89 0,00

1,981,981,981,981,98 0,870,870,870,870,87 1,161,161,161,161,16 2,442,442,442,442,44 1,911,911,911,911,91 0,170,170,170,170,17 2,282,282,282,282,28 2,092,092,092,092,09 3,413,413,413,413,41 2,462,462,462,462,46 2,882,882,882,882,88 0,540,540,540,540,54

Kelompok/Sub Kelompok2006 2007 2008

I II III IV I II III IV I II* III IV

I. Bahan MakananA. Padi-padian, umbi-umbian dan

hasil-hasilnyaB. Daging dan hasil-hasilnyaC. Ikan segarD. Ikan diawetkanE. Telur, susu dan hasil-hasilnyaF. Sayur-sayuranG. Kacang-kacanganH. Buah-buahanI. Bumbu-bumbuanJ. Lemak dan minyakK. Bahan makanan lainnya

II. Makanan jadi, Minuman, Rokokdan TembakauA. Makanan jadiB. Minuman yang tidak beralkoholC. Tembakau dan minuman beralkohol

III. PerumahanA. Biaya tempat tinggalB. Bahan bakar, penerangan dan airC. Perlengkapan rumah tanggaD. Penyelenggaraan rumah tangga

IV. SandangA. Sandang laki-lakiB. Sandang wanitaC. Sandang anak-anakD. Barang pribadi dan sandang lainnya

V. KesehatanA. Jasa kesehatan dan obat-obatanB. Obat-obatanC. Jasa perawatan jasmaniD. Perawatan jasmani dan kosmetik

VI. Pendidikan, Rekreasi dan Olah RagaA. Biaya pendidikanB. Kursus dan pelatihanC. Perlengkapan/peralatan pendidikanD. RekreasiE. Olah raga

VII. Transpor dan KomunikasiA. TransporB. Komunikasi dan pengirimanC. Sarana dan penunjang transporD. Jasa Keuangan

U M U M

Page 49: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tabel Statistik

41

Tabel 8

Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kota

(Persen)1)

4,02 1,49 1,09 4,45 2,16 -2,16 5,34 -1,05 4,84 4,38 2,92 2,971,24 2,54 2,64 2,81 4,61 -1,67 5,85 1,94 3,49 2,75 1,36 1,391,34 0,71 2,74 4,93 1,92 -2,34 3,76 2,51 4,65 2,53 1,27 1,56

-2,17 0,83 1,90 1,07 6,92 -0,29 1,15 2,69 4,63 2,31 3,06 2,22-0,10 0,40 1,68 4,01 2,98 -0,55 3,78 1,97 3,07 2,88 1,37 1,331,41 0,29 0,85 3,31 1,63 -0,51 1,96 3,23 2,19 2,07 1,21 2,261,17 0,71 0,93 5,07 3,68 -1,96 2,06 3,05 4,35 4,09 2,04 2,070,73 0,89 1,21 3,36 3,67 -1,49 1,92 3,31 4,15 2,46 3,17 0,550,66 -0,40 2,30 1,97 1,40 -0,34 2,15 1,56 2,91 2,29 1,72 0,581,38 1,20 1,61 6,14 3,17 -1,22 2,57 2,75 2,16 4,19 1,76 -0,192,43 0,57 0,96 4,27 0,64 0,85 3,23 3,28 3,11 3,41 3,20 -0,290,10 1,32 1,23 3,76 1,36 -0,88 3,10 1,37 4,09 4,14 3,61 0,342,49 0,43 0,69 2,31 0,71 0,12 3,40 2,22 3,29 2,93 4,95 0,743,39 -0,16 2,16 0,93 2,62 -0,98 0,67 0,33 6,53 4,20 4,26 0,13

- - - - - - - - - 3,80 3,04 1,22- - - - - - - - - 2,45 3,33 1,19

2,30 0,33 1,21 2,07 1,95 0,51 1,85 1,61 3,51 1,94 2,54 -1,45 0,99 2,23 3,53 3,73 -0,04 1,65 2,20 2,57 2,54 3,64 -

- - - - - - - - - 2,21 4,50 -- - - - - - - - - 3,04 3,21 0,00- - - - - - - - - 2,11 0,88 1,57- - - - - - - - - 1,15 2,38 0,46- - - - - - - - - 2,80 3,42 1,32- - - - - - - - - 1,24 3,82 0,03- - - - - - - - - 2,45 3,49 0,18

1,53 0,57 1,26 1,87 1,13 -0,26 2,48 1,82 2,81 2,76 2,28 -0,071,48 -0,12 0,63 4,23 3,24 0,15 2,22 2,06 3,52 3,33 4,04 0,192,14 1,36 2,21 2,48 2,22 1,33 2,21 0,26 3,60 2,75 3,53 1,162,43 0,85 0,36 2,41 1,19 -0,34 0,99 1,42 2,74 2,13 1,74 0,132,03 0,87 1,48 1,57 2,37 0,52 1,98 1,72 4,18 2,40 2,83 0,182,15 0,71 1,48 3,19 1,66 1,24 2,84 2,88 2,72 1,82 2,36 0,452,54 2,54 2,52 2,42 1,86 0,18 3,17 2,59 2,85 2,51 3,16 -1,78 1,52 0,70 2,68 1,26 0,78 2,13 2,91 2,73 3,46 2,77 -

- - - - - - - - - 1,62 2,83 1,052,48 1,19 0,80 3,11 2,50 -0,11 1,55 2,76 2,94 2,11 3,10 -0,352,17 1,27 0,60 1,76 1,30 0,13 2,12 2,28 4,06 2,77 2,93 0,38

- - - - - - - - - 1,81 3,85 0,00- - - - - - - - - 4,05 2,27 -0,32

2,15 0,99 0,81 2,61 1,09 0,90 2,02 2,12 3,59 2,00 2,56 0,142,44 0,56 -0,12 1,37 2,19 0,29 1,36 1,95 3,35 1,78 3,14 -1,63 0,61 -0,05 1,93 3,59 1,00 1,14 2,78 3,23 3,21 3,23 -

- - - - - - - - - 4,94 3,16 0,77- - - - - - - - - 2,24 6,66 -2,44

4,81 0,46 0,86 3,32 5,29 -0,39 0,90 2,47 3,33 2,31 0,46 -2,19 0,98 1,72 1,29 2,56 1,14 2,12 2,49 4,21 2,27 3,21 -

- - - - - - - - - 2,94 2,73 0,021,59 3,94 0,30 1,74 0,81 0,39 1,84 4,38 1,60 2,87 1,72 -0,49 3,68 -0,52 3,94 0,62 -0,14 2,38 4,95 4,48 2,22 3,62 -1,31 6,15 0,10 3,14 3,29 -0,66 2,60 2,39 4,12 2,48 2,23 -2,53 1,90 -0,06 1,05 0,81 0,39 4,54 1,40 3,75 2,88 1,84 -1,43 1,87 2,44 0,61 1,72 0,52 4,84 1,85 3,97 3,32 2,96 -

K o t a2006 2007 2008

I II III IV I II III IV I II* III IV

1. Lhokseumawe2. Banda Aceh3. Padang Sidempuan4. Sibolga5. Pematang Siantar6. M e d a n7. Padang8. Pekanbaru9. Batam10. Jambi11. Palembang12. Bengkulu13. Bandar Lampung14. Pangkal Pinang15. Dumai16. Tanjung Pinang17. Jakarta18. Tasikmalaya19. Serang20. Tangerang21. Cilegon22. Bogor23. Sukabumi24. Bekasi25. Depok26. Bandung27. Cirebon28. Purwokerto29. Surakarta30. Semarang31. Tegal32. Yogyakarta33. Jember34. Sumenep35. Kediri36. Malang37. Probolinggo38. Madiun39. Surabaya40. Denpasar41. Mataram42. Bima43. Maumere44. Kupang45. Pontianak46. Singkawang47. Sampit48. Palangka Raya49. Banjarmasin50. Balikpapan51. Samarinda

Page 50: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Laporan Kebijakan Moneter - Triwulan IV-2008

42

Keterangan :

1) Perubahan indeks pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan dengan indeks pada akhir triwulan sebelumnya

Perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2002 (2002 = 100).

* Mulai 1 Juli 2008, perhitungan IHK menggunakan tahun dasar 2007 (2007 = 100) dengan jumlah kota menjadi 66 kota, data triwulan II-2008 adalah data inflasi

mtm (month to month) bulan Juni 2008

Sumber : Badan Pusat Statistik (diolah)

Tabel 8

Perkembangan Laju Inflasi Menurut Kota (lanjutan)

(Persen)1)

- - - - - - - - - 2,48 5,54 0,821,52 0,05 2,15 1,29 3,34 -0,43 3,45 3,46 1,04 3,63 3,02 0,172,54 2,92 1,23 1,74 0,60 1,87 1,60 3,84 1,49 2,44 5,01 -0,63

- - - - - - - - - 6,26 3,62 0,272,79 2,01 1,58 0,66 2,28 0,51 3,38 -0,54 4,45 3,39 3,50 -

- - - - - - - - - 2,76 4,21 0,43- - - - - - - - - 3,15 3,50 1,16

1,93 3,12 2,29 2,97 1,94 2,20 0,15 2,94 2,91 6,49 3,30 0,742,56 -0,99 2,34 3,48 -1,24 0,46 3,22 4,51 -0,04 2,59 4,01 0,16

- - - - - - - - - 3,04 5,86 -0,290,96 3,00 -0,47 1,25 1,77 0,51 2,38 1,07 2,92 1,76 5,06 -4,802,54 -0,04 0,82 1,72 2,39 2,06 0,44 5,21 4,71 1,17 4,30 -0,92

- - - - - - - - - 5,78 8,31 0,62- - - - - - - - - 5,72 7,29 -1,86

2,85 2,47 1,57 2,31 4,93 0,15 0,52 4,45 6,49 5,86 2,88 0,31

1,981,981,981,981,98 0,870,870,870,870,87 1,161,161,161,161,16 2,442,442,442,442,44 1,911,911,911,911,91 0,170,170,170,170,17 2,282,282,282,282,28 2,092,092,092,092,09 3,413,413,413,413,41 2,462,462,462,462,46 2,882,882,882,882,88 0,540,540,540,540,54

K o t a2006 2007 2008

I II III IV I II III IV I II* III IV

52. Tarakan53. Manado54. P a l u55. Watampone56. Makassar57. Parepare58. Palopo59. Kendari60. Gorontalo61. Mamuju62. Ambon63. Ternate64. Manokwari65. Sorong66. Jayapura

NASIONALNASIONALNASIONALNASIONALNASIONAL

Page 51: Tinjaun Umum (1-3) - bi.go.id filerangka memenuhi ketentuan pasal 58 UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004, ... untuk tahun 2008,

Tabel Statistik

43

Keterangan :1) Perubahan indeks pada akhir triwulan yang bersangkutan dibandingkan dengan indeks pada akhir triwulan sebelumnya.

Perhitungan IHPB menggunakan tahun dasar 2000 (2000 = 100).*) Posisi November 2008Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS diolah)

Tabel 9

Perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar

(Persen) 1)

-1,27 0,68 1,62 3,34 2,92 0,23 10,75 1,75

-0,34 0,59 0,02 -6,04 -8,54 -4,12 -20,17 -3,12

0,62 -3,34 0,12 2,31 3,66 2,57 7,08 1,28

2,54 0,77 1,10 3,01 2,57 0,86 7,72 1,97

1,26 9,77 1,18 3,10 3,91 2,90 6,75 2,35

3,20 1,55 2,34 6,67 7,32 2,26 21,16 4,37

-1,29 0,35 0,60 3,41 4,68 0,89 13,39 1,80

1,84 1,02 0,52 0,34 -1,48 2,42 -9,47 0,18

3,80 3,00 8,04 9,11 10,73 4,61 24,20 8,02

0,00 0,70 1,34 0,69 1,43 0,00 5,13 1,38

2,76 0,70 1,32 6,85 9,15 3,28 20,49 4,08

4,03 13,19 22,22 0,64 -3,87 2,38 -13,77 9,15

3,87 0,61 1,60 -0,64 -1,34 -4,65 3,29 -1,20

4,97 1,83 2,11 5,13 8,84 6,50 13,64 4,85

5,33 2,40 2,58 0,61 0,00 2,29 -3,60 2,31

6,74 3,51 1,51 1,82 -5,00 1,49 -16,18 0,56

6,32 3,39 3,47 3,57 2,63 3,68 1,49 3,93

2,97 1,64 3,35 5,75 7,05 2,84 14,63 4,32

7,69 1,61 3,70 3,26 1,80 -0,69 6,38 3,63

7,59 3,70 5,80 11,05 10,00 2,08 24,40 8,50

7,05 4,08 7,17 6,64 5,88 5,44 6,43 6,45

7,75 10,78 12,60 15,56 14,14 5,16 28,10 12,55

4,32 3,54 1,40 -9,23 -5,31 2,45 -15,09 -1,92

2,99 -2,76 -0,42 3,27 20,36 -21,67 -0,39

Akhir Pertanian Pertambangan Industri Impor Ekspor Umum

Periode Total Nonmigas Migas

2003

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2004

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2005

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2006

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2007

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV

2008

Trw.I

Trw.II

Trw.III

Trw.IV*