tinjaun-teori
DESCRIPTION
TINJAUN-TEORITRANSCRIPT
Community as Partner
Komunitas sebagai mitra merupakan teori yang dikembangkan oleh Anderson dan
McFarlane (2000). Dalam model ini menggambarkan dua prinsip pendekatan utama
keperawatan komunitas, yaitu Lingkaran pengkajian dan proses keperawatan. Model
ini digunakan sebagai panduan dalam pengkajian komunitas, perencanaan dan
implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan; primer,
sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).
Sedangakan menurut Neuman, stressor dapat mengganggu keseimbangan, oleh
karena itu klien harus memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line of defense,
normal line of defense, dan resistance defense. Fokus pada model ini komunitas
sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan.
Lingkaran pengkajian adalah pengkajian yang menekankan masyarakat
sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan. Lingkarang pengkajian terdiri dari,
inti komunitas (the community core), subsistem komunitas (the community
subsystems), dan persepsi (perception). Sedangkan proses keperawatan terdiri dari
beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
Model community as partner (komunitas sebagai mitra) memiliki inti roda
pengkajian sebagai pembentuk komunitas. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
model komunitas sebagai mitra antara lain:
1. Inti
Orang-orang yang membentuk inti dipengaruhi oleh dan sebaliknya
memengaruhi kedelapan subsistem dari komunitas yang lebih luas tempat
mereka tinggal. Pengkajian inti terdiri dari, riwayat kesehatan, konsep diri ,
Kultur, Support dan Statistik Menurut Anderson, McFarlan dan Helton (2000),
“Orang-orang dan subsistem dalam interaksi yang dinamis membentuk
keseluruhan komunitas. Sebagai suatu sistem keseluruhan ini mewakili lebih
dari sekedar jumlah bagian-bagiannya”.
a. Riwayat
Berkaitan dengan perubahan-perubahan yang dialammi oleh kelompok
agregasi sepanjang waktu dan responnya terhadap perubahan tersebut.
Pemahaman riwayat kelompok agregasi, seperti bagaimana dan kapan
telah diidentifikasi sebagai suatu kelompok agregasi akan membantu
perawat dalam mengkaji perubahan dan respon komunitas sepanjang
waktu. Apakah kelompok agregasi memiliki stigma dalam riwayatnya
dahulu seperti kelompok agregasi pasien AIDS?, Bagaimana kelompok
agregasi berespon terhadap perubahan sistem seperti kemajuan teknik
dalam kedokteran?, Bagaimana kelompok agregasi orang tua dari bayi
prematur berspon terhadap perawatan teknologi tinggi?. Kemampuan
kelompok agregasi untuk mengerahkan sumber-sumber dalam merespon
masalah secara signifikan akan memengaruhi bagaimana kelompok
agregasi akan berespon terhadap intervensi masa mendatang. Perawat
komunitas dapat membantu suatu kelompok agregasi di dalam komunitas
yang lebih luas dalam mempertahankan ekulibriumnya. Seperti
pengetahuan tentang masa lalu, kelompok agregasi dapat memberikan
perspektif pada masa kini dan membuat perencanaan kesehatan yang
realistik menjadi mungkin.
b. Konsep diri
Dengan tujuan untuk mengkaji inti perawat komunitas harusmengetahui
tentang orang-orang yang membentuk inti kelompok agregasi. Apa yang
membuat keompok agregasi teridentifikasi berbeda dengan kelompok
agregasi lainnya? Seperti halnya suatu pengkajian klien individu yang
mencakup identitas diri, suatu pengkajian komunitas kelompok agregasi
tidaklah lengkap tanpa mencakupkan “konsep diri” kelompok agregasi.
Bagaiman kelompok agregasi memandang dirinya sendiri biasanya
didasarkan pada riwayat dan tradisi pada masa lalu. Bagaimana
seseorang dapat mengetahui tipe identitas diri seperti apa yang dimiliki
kelompok agregasi, tanyakan tentang keanggotaan. Setiap kelompok
agregasi sering berpikir tentang diri mereka sendiri dalam istilah seperti
“kami adalah orang-orang yang ramah”, atau “kami tidak pusing dengan
urusan orang lain”. Persepsi ini dapat mencerminka apakah anggota dari
suatu kelompok agregasi melihat diri mereka saling terhubung. Seperti
yang dinyatakan oleh Klein, “cukup dapat dimengerti bahwa berbagai
pandangan komunitas akan mengarah pada berbagai respon yang
berbeda”, dalam kaitannya dengan pemanfaatan layanan perawatan
kesehatan. Dengan kata lain citra diri yang buruk dari perasaan malu atau
apatis dapat berfungsi sebagai penolakan terhadap pemanfaatan layanan
perawatan kesehatan.
c. Kultur
Nilai, keyakinan, dan praktik keagamaan dari keanggotaan kelompok
agregasi menunjukkan sisi lain dari inti. Kebudayaan dapat mempengaruhi
status kesehatan seseorang. Kelompok agregasi dari remaja
penyalahgunaan obat adalah contohnya. Penyalahgunaan obat oleh
remaaj ditemukan disemua etnik, ras dan kelompok sosioekonomi. Pentin
untuk menentukan sikap kelompok agregasi terhadap kesehatan secara
umum. Apakah perawatan kesehatan merupakan prioritas diantara
anggota? Apakah kesehatan dihargai, seperti yang dibuktikan dengan
pengamatan terhadap praktik pencegahan kesehatan? Suatu pengkajian
tentang nilai-nilai kesehatan akan menunjukkan berada dimana kesehatan
dalam struktur prioritas kelompok agregasi.
Budaya kelompok agregasi sering sulit untuk dikaji selama fase awal.
Perawat sebagai orang diluar komunitas berinteraksi dengan anggota
kelompok. Setiap kelompok agregasi adalah unik, dengan nilai-nilai,
system keyakinan, dan praktik yang didasari oleh tradisi yang berbeda.
Karakteristik ini muncul dan akan terus ada karena memenuhi kebutuhan
dari komunitas tertentu.
d. Statistik
Indeks untuk klien kelompok agregasi adalah demografis, statistik
vitalvdan statistik kesehatan. Pengkajian mencakup angka kematian dan
angka kesakitan , dan penyebaran jenis kelamin, usia, etnisitas, dan ras.
Indeks lainnya adalah pendidikan, pekerjaan dan pola pekerjaan, dan
kedudukan sosioekonomi. Statistik angka kesakitan memberikan
gambaran tentang kelompok agregasi dalam hal insidensi dan prevalensi
penyakit khusus yang berkaitan dengan kelompok agregasi. Indeks
tentang kelompok agregasi dapat ditemukan dalam literature yang
berkaitan dengan kelompok agregasi. Organisasi sukarela yang berkaitan
dengan kelompok agregasi juga merupakan sumber indeks. Perawat
menentukan densitas kelompok agregasi (jumlah anggota kelompok
agregasi yang tercakup dalam ruang geopolitik): usia, etnik, suku bangsa,
dan penyebaran jenis kelamin, karakteristik sosioekonomi, dan status
pernikahan. Data demografi ini diteiti dalam konteks historis.
Hubungan diantara etnisitas, status sosioekonomi dan status pendidikan
adalah hal yang paling penting jika suatu perencanaan kesehatan
diharapkan berfungsi efektif. Sebagai contoh kelompok agregasi orang-
orang yang berstatus sosioekonomi rendah yang tiggal dekat dengan
tempat pembuangan limbah mempunyai kekuasaan yang lebih rendah
untuk membersihkan lingkungan mereka dibandingkan dengan orang-
orang yang berstatus sosioekonomi lebih tinggi. Statistik kesehatan
(morbiditas dan mortalitas) suatu kelompokm agregasi yang terletak di
suatu region memberikan petunjuk tentang masalah kesehatan apa yang
terdapat dalam kelompok agregasi tertentu dan efektivitas layanan
kesehatan yang sudah ada.
2. Interaksi Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Komunitas geopolitik fisik mempunyai pengaruh yang signifikan pada
status kesehatan anggota kelompok agregasi. Suatu kelompok agregasi
lansia mungkin bertemapat tinggal dalam kompleks apartemen yang
menjulang tinggi. Suatu kelompok agregasi klien hipertensif berkulit hitam
mungkin bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Suatu kelompok
agregasi orang-orang dengan penyakit paru-paru mungkin tinggal di
lingkungan perkotaan yang sangat berpolusi.
Pengkajian lingkungan fisik pada kelompok agregasi adalah serupa
dengan pemeriksaan fisik pada klien individual: semua indra digunakan
untuk mengumpulkan data yang berhubungan. Pemeriksaan fisik terhdap
lingkungan suatu kelompok agregasi mencakup pendekatan “terapan”.
Mungkin pendekatan menjejakkan kaki akan lebih deskriptif. Sebagai
contoh seseorang mungkin ingin mengidentifikasi melalui penglihatan dan
penghidu sumber-sumber makanan untuk kelompok agregasi tetrtentu.
Apakah kelompok agregasi lebih suka makanan siap saji atau makanan
etnik atau regional.
Jika komunitas dapat ditetapkan melaui parameter geografis, maka
batasan dapat ditetapkan dan digambarkan sejelas-jelasnya. Parameter
didefinisikan dalam berbagai cara; jalur sensus; batasan alam seperti
sungai, pegunungan, jalan raya atau jalanan; jarak atau kedekatan
dengan komunitas yang lain.
Ancaman lingkungan terhadap kesehatan, seperti polusi udara, air dan
suara, seperti juga limbah berbahaya merupakan penentu utama status
kesehatan komunitas. Faktor-faktor lingkungan seperti kondisi jalan,
populasi hewan, kondisi perumahan, dan penampilan umum komunitas
juga dicatat dalam pengkajian fisik komunitas. Iklim komunitas seperti
halnya basal individu, dapat mempunyai pengaruh yang signifikan pada
status kesehatan. Iklim padang pasir atau pegunungan dapat
memengaruhi kehidupan kelompok agregasi dalam cara yang dramatis.
Suatu kelompok agregasi pasien jantung mungkin mengalami peningkatan
insidensi angina pada tempat yang tinggi. (Christensen & Kenney, 2009).
b. Layanan kesehatan dan social
Sistem layanan perawatan kesehatan telah digambarkan sebagai
pemberian perawatan kesehatan “dua kelas”; satu jenis bagi mereka yang
mampu membayar dan jenis lainnya bagi mereka yang tidak mampu
membayar . Pembagian antara perawatan kesehatan publik dan pribadi ini
telah memberikan dampak terhadap pengkajian layanan kesehatan untuk
kelompok agregasi di dalam komunitas geopolitik. Selain mengumpulkan
data tentang layanan yang diberikan dan biayanya bagi klien, perawat
juga meneliti kualitas dan pemanfaatan layanan dan tingkat koordinasi
diantara layanan. Layanan kesehatan mana yang sering digunakan
kelompok agregasi? Mengapa beberapa layanan tidak sering
dimanfaatkan oleh kelompok agregasi? Apakah kelompok
agregasididiskriminasi oleh sumber-sumber ini? Apakah sebagian sumber
tidak diketahui, tidak dapat dijangkau, atau layanan yang tidak dapat
diterima bagi anggota kelompok agregasi?
Sebagian sumber perawatan kesehatan yang tersedia mungkin tidak
mencerminkan peran perawatan kesehatan tradisional. Sebagai contoh, di
komunitas pedesaan ahli farmasi setempat atau bidan biasa mungkin
menjadi sumber utama informasi kesehatan dan oleh karena itu harus
dimasukkan dalam pengkajian.
c. Ekonomi
Pengkajian pada sistem ekonomi mencakup bisnis dan industri besar di
dalam komunitas geopolitik. Selain itu, informasi sensus tentang anka
pengangguran setempat, persentase keluarga yang hidup di bawah garis
kemiskinan pekerjaan utama, dan penghasilan keluarga rata-rata
dimasukkan dalam pengkajian. Sistem ekonomi secara mendasar
mewakili kebutuhan dan layanan yang tersedia bagi anggota komunitas,
demikian juga pola mengenai bagaimana sumber-sumber ini disebarkan.
Beberapa indeks ini dikaji di dalam kelompok agregasi sasaran.
Bagaimana kelompok agregasi dibandingkan dengan komunitas geopolitik
yang lebih besar dalam kaitannya dengan indeks ini? Bagaimana ekonomi
yang melandasi komunitas geopolitik yang lebih besar memengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan sosial kelompok agregasi? Jika industri
yang memperkerjakan sebagian besr pria tutup, bagaimana kelompok
agregasi keluarga yang dikepalai oleh wanita terpengaruh? Apakah
kelompok agregasi ini kini beresiko lebih tinggi untuk menjadi
pengangguran?
d. Keamanan dan transportasi
Keamanan komunitas termasuk layanan protektif seperti polisi dan
pemadam kebakaran. Seberapa aman anggota kelompok agregasi
rasakan? Jika kelompok agregasi adalah kelompok minoritas yang tinggal
dalam lingkungan tertentu, apakah anggota merasa mereka diberikan
layanan keamanan yang sama dengan orang orang lain disekitar mereka?
Apakah pendidikan tentang keamanan telah diberikan? Apakah
departemen kepolisian membantu komunitas dalam mengembangkan
program pengawasan lingkungan? Apakah departemen kebakaran
mempunyai standar pencegahan kebakaran dan evakuasi untuk para
lansia yang tinggal di perumahan yang menjulang tinggi?
Layanan kebersihan termasuk pengelolaan air dan pengendalian polusi
lingkungan, dikaji didalam subsistem keamanan. Apakah terdapat resiko
khusus jika bertempat tinggal dalam komunitas khusus ini?
Pengkajian tentang transportasi mencakup sumber-sumber transportasi
untuk penduduk. Apakah tersedia transportasi umum, dan apakah layanan
ini mencakup layanan yang dikhususkan untuk penyandang cacat?
Layanan transportasi apa yang tersedia untuk melakukan perjalanan
keluar komunitas?. Transportasi mempunyai pengaruh signifikan
terhadapkemampuan penduduk untuk mengakses layanan perawatan
kesehatan dan hal ini dikaji selazimnya.
e. Politik dan pemerintahan
Subsistem politik di komunitas dapat dikaji melalui berbagai sumber:
wawancara dengan pemimpin formal dan informal, membaca surat kabar
setempat, dan mengamati kelompok tindakan politik. Nilai-nilai politis
komunitas dapat membuat perbedaan bermakna dalam perencanaan
kesehatan dan keberhasilan layanan kesehatan. Jika nilai-nillia politis
condong ke arah konservatisme, maka komunitas mungkin mempunyai
lebih sedikit perawatan untuk orang miskin. Komunitas mungkin menilai
perawatan kesehatan sebagai pemakai kebutuhan ketimbang sebagai hak
sosial. Jika kelompok agregasi adalah kelompok minoritas dari status
sosioekonomi rendah, maka akses terhadap layanan kesehatan dan sosial
akan terpengaruh.
f. Komunikasi
Pola komunikasi baik formal maupun informal, adalah suatu komponen
integral dari subsistem komunitas. Komunikasi adalah proses penting yaitu
orang-orang bertukar informasi dan saling berinteraksi, dan adalah dasar
untuk kehidupan komunitas. Pengkajian pola komunikasi formal dan
informal dapat menunjukkan bagaimana menghubungkan bersama
keseluruhan komunitas dan apa yanng sedang dikomunikasikan
berkenaan dengan kebutuhan dan layanan kesehatan.
Komunikasi informal cenderung terjadi di mana saja orang-orang
berkumpul: kantor pos, kafe atau bar setempat, pusat-pusat rekerasi, dsb.
Informan kunci mungkin dapat diidentifikasi dalam kumpulan orang-orang
tersebut dan merupakan sumber informasi mengenai keyakinan dan
kebutuhan komunitas.
Sumber komunikasi formal termasuk semua bentuk media : surat kabar,
televisi, radio, layanan telepon, dan sistem yang berhubungan dengan
pos. Apakah kelompok agregasi pernah menjadi fokus dari sautan
komunikasi formal ini? Apakah kelompok agregasi tunawisma pernah
menjadi bahan tulisan dalam surat kabar setempat? Apakah media
mempunyai simpati atau nonsimpati terhadap kondisi tunawisma tersebut?
g. Pendidikan
Status pendidikan umum komunitas geopolitik dikaji melalui cara data
sensus. Data sensus mencakup jumlah penduduk yang sekolah, rerata
tahun pendidikan penduduk, dan persentase penduduk yang dapat
membaca. Sumber-sumber pendidikan utama apa yang tersedia di
komunitas? Apakah komunitas merespon terhadap tingginya angka buta-
huruf dengan memberikan layanan pendidikan khusus?
h. Rekreasi
Sumber-sumber rekreasi komunitas sering mencerminkan minat
komunitas terhadap relaksasi dan kebugaran. Suatu pengkajian tentang
“kebugaran” komunitas mencakup fasilitas olahraga dan kebugaran,
seperti joging dan lintasan bersepeda. Selain itu informasi tentang
pemanfaatan fasilitas ini oelh penduduk umum dan kelompok agregasi
sasaran juga penting. Apakah terdapat pusat kebugaran yang
dikhususkan untuk penyandang cacat, seperti kolam renang hangat?
Pengakajian pada subsistem rekreasi memberikan informasi tentang nilai-
nilai kesehatan dan kebugaran bagi komunitas geopolitik. Apakah
kelompok agregasi memiliki nilai kebugaran yang sama dengan komunitas
yang lebih luas?
Kedelapan subsistem dibatasi dengan garis putus-putus untuk mengindikasi
bahwa susbsistem tersebut tidak terpisah, tetapi saling mempengaruhi
3. Garis tebal yang mengelilingi komunitas menunjukkan garis pertahanan
normal
Tin gkat kesehatan komunitas yang dicapai setiap saat. Garis pertahanan
normal meliputi berbagai cirri misalnya angka imunitas yang tinggi, mortalitas
bayi yang rendah, tingkat pendapatan kelas menengah, juga mencakup pola
koping dan kemampuan menyelesaikan masalah. Hal ini menunjukkan
keadaan sehat dari komunitas.
4. Garis pertahangan fleksibel
Digambarkan dengan garis putus-outus yang mengelilingi komunitas dan
garis pertahanan normal. Garis ini merupakan buffer zone (area penengah)
yang menunjukkan suatu tingkat kesehatan dinamis akibat respons
sementara terhadap stressor
5. Garis resistensi
Menggambarkan mekanisme internal yang melakukan perlawanan terhadap
stressor. Garis resistensi ada pada setiap subsistem dan menunjukkan
kekuatan komunitas.
6. Stressor
Merupakan tekanan rangsangan (bisa dari dalam atau luar komunitas) yang
menghasilkan ketegangan dan dapat menyebabkan ketidakseimbangan
dalam system.
7. Derajat reaksi
Merupakan jumlah ketidaksimbangan atau gangguan akibat stressor yang
menganggu garis pertahanan komunitas. Derajat reaksi ini dapat dilihat dari
angka kematian dan kesakitan, pengangguran, statistic kriminalitas, dan lain-
lain.
Semua intervensi keperawatan dalam model komunitas sebagai mitra
dianggap bersifat preventif, terbagi menjadi pencegahan primer, sekunder
dan tersier (Anderson, 2008). Pencegahan primer bertujuan menguatkan
garis pertahanan dan melakukan perlawanan terhadap stressor sehingga
stressor tidak dapat masuk dan tidak menimbulkan reaksi. Intervensi pada
pencegahan sekunder yaitu mendukung garis pertahanan dan resistensi
untuk menimalkan derajat reaksi terhadap stressor, diterapkan setelah
stressor memasuki garis pertahanan dan muncul derajat reaksi, ketika telah
terjadi ketidakseimbangan system. Pencegahan tersier bertujuan untuk
mencegah ketidakseimbangan tambahan dan meningkatkan keseimbangan
system.
Sumber :
Anderson & McFarlane. 2000. Community as partner: theory and practice in nursing.
Third edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia
Hitchcock J.E., Schubert P.E., dan Thomas S.A. 1999. Community health nursing
caring in action. New York: Delmar Publishers.
Christensen, P.J & Janet W Kenney. 2009. Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual, Ed.4. Jakarta :EGC.
Anderson Elizabeth & McFarlane Judith. (2000). Community as partner:
theoryand practice in nursing. Third edition oleh Lippincott Williams & Wilkins