tinjauan yuridis perjanjian kredit pegawai negeri sipil...

84
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN KOPERASI TIRTA DARMA KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah satu syarat Meraih Gelar Sarjana Hukum Jurusan Ilmu Hukum Pada fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Alauddin Makassar Oleh: HILDAYANTI NIM: 10400114065 ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2018

Upload: others

Post on 13-Sep-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI

SIPIL DENGAN KOPERASI TIRTA DARMA KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

Diajukan Untuk memenuhi Salah satu syarat Meraih Gelar

Sarjana Hukum Jurusan Ilmu Hukum

Pada fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

HILDAYANTI

NIM: 10400114065

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2018

Page 2: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hildayanti

NIM : 10400114065

Tempat/Tgl. Lahir : Cennoe, 28 November 1995

Jurusan/ Prodi/ Konsentrasi : Hukum/ Ilmu Hukum/ Perdata

Fakultas/ Program : Fakultas Syariah dan Hukum

Alamat : Jln.Batua Raya 3

Judul : “Tinjauan Yuridis perjanjian kredit Pegawai Negeri

sipil dengan Koperasi Tirta Darma Kabupaten

Soppeng”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata Gowa,...................................

Penyusun,

HILDAYANTI

NIM : 10400114065

Page 3: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 4: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,

karunia, dan hidayanyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“Tinjauan Yuridis Perjanjian kredit Pegawai Negeri Sipil dengan Koperasi

Tirta Darma Kabupaten Soppeng”. Sholawat serta salam semoga tetap

tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, yang membawa

manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan,

namun berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama yang ikhlas dari berbagai pihak,

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Pencapaian tugas akhir ini

tidak terlepas dari jasa-jasa orang tua penulis. Ungkapan terima kasih yang tulus

penulis persembahkan untuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Baharuddin dan

Ibunda Nurwana atas doa serta dukungan yang diberikan yang telah mencurahkan

segenap kasih sayang yang tak terbatas dan segala bentuk motivasi yang telah

diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan sampai di jenjang

perguruan tinggi. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada saudaraku

tersayang Nur Asinta, Muhammad Risal, Rabiatul Adawiah, Nursamsi masita, dan

Muhammad syafwan. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya selama ini,

serta kepada seluruh keluarga besarku yang telah memberikan support dan doa

Page 5: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

v

demi kelancara penelitian ini dan selalu meluangkan waktunya untuk membantu

dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan

terimah kasih yang tulus kepada :

Bapak Prof. Dr Musafir Pababbari, M.Si, Selaku Rektor Universitas Islam

negeri Alauddin Makassar.

Bapak Prof.Dr.H.Darussalam Syamsuddin M.Ag, Selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum Uin Alauddin Makassar

Bapak Dr.H.Abd.Halim Talli, M.Ag Selaku wakil Dekan 1 Fakultas

Syariah dan Hukum.

Bapak Dr. Hamsir, SH,M.Hum, sebagai wakil Dekan II dan Bapak Dr. H.

Muh.Saleh Ridwan, M.Ag, beserta jajarannya yang penulis tidak mampu

sebutkan satu persatu.

Ibu Istiqamah S.H. M.H. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Hukum Fakultas

Syari’ah dan Hukum.

Bapak Rahman Syamsuddin, SH. M.H. selaku Sekertaris Jurusan Fakultas

Syariah dan Hukum, yang juga banyak memeberikan sumbansinya

terhadap penulis, untuk terlaksanannya skripsi ini.

Kepada Dosen Pembimbing Ibu Erlina S.H., M.H Selaku Pembimbing I

dan Bapak Ashar Sinilele, S.H.,M.H yang telah banyak membantu penulis

dalam menyusun Skripsinya.

Serta Para staf-staf Akademik, jurusan yang tidak Mampu penulis

sebutkan satu persatu.

Page 6: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

vi

Kepada Pengurus Koperasi Tirta Darma Kabupaten Soppeng, Bapak Andi

Asis, S.Sos, selaku sekertaris, dan Ibu Hasnawati, S.E., Selaku Bendahara,

penulis hanturkan banyak terimah kasih,

Serta Teman-teman Ilmu Hukum B 2014, terkhusus kepada Eka, Uni,

Akhun, Asma, Lili, Risna. yang selalu memberikan dorongan semangat

serta support untuk penulis, yang penulis tidak mampu sebutkan satu

persatu.

Kepada Teman-teman KKN Maiwa Angkatan 57 terkhusus kepada KKN

Desa Pasang Enrekang, yakni kepada Makbul, Arman, Riska, Nuny,

Yusfa, dan Ana, yang senantiasa meberikan Suntikan semangat kepada

penulis, dalam pembuatan Skripsi Ini.

Kepada teman-teman ALSC (Alauddin Law Study Center) yang selalu

memberikan Semangat yang tak henti-hentinya kepada penulis.

Serta Semua orang yang terlibat dalam penulisan skripsi ini Penulis

Ucapakan terimah kasih yang sebesar-besarnya yang tak terhingga, karena telah

membantu Skripsi ini sehingga dapat berjalan lancar, dan sampai pada tahap ini,

kalian adalah hal yang terbaik.

Page 7: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...............................................................ii

PENGESAHAN.....................................................................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI.........................................................................................................vii

ABSTRAK...........................................................................................................viii

BABI PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat penelitian ....................................................................................... 6

E. Fokus Penelitian dan Deskripsi ................................................................... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................... 8

A. Tinjauan Umum tentang Perjanjian...............................................................8

B. Tinjauan Umum tentang kredit.................................................................. 14

C. Tinjauan umum tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) .............................. 18

D. Tinjauan umum tentang Koperasi ............................................................. 23

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................. 32

A. Jenis Penelitian dan lokasi ......................................................................... 32

B. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 33

C. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 33

D. Sifat Penelitian .......................................................................................... 33

E. Jenis Data .................................................................................................. 33

F. Sumber Data ........................................................................................................ 35

G. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................................... 38

Page 8: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

A. Deskripsi Koperasi Pegawai Negeri “Tirta Dharma” Kabupaten Soppeng .......... 38

a. Landasa KP-RI Tirta Dharma ...................................................................... 38

b. Tujuan KP-RI Tirta Dharma ........................................................................ 38

c. Struktur Organisasi KP-RI “Tirta Dharma” ................................................. 39

B. Prosedur Perjanjian Kredit pada KP-RI Thirta Darma ......................................... 44

C. Penyelesaian terhadap Kredit bermasalah Pada KP-RI Tirta Dharma ................. 50

BAB V PENUTUP................................................................................................51

A. Kesimpulan................................................................................................54

B. Saran..........................................................................................................55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Rozali.1996. Hukum Kepegawaian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Bahsan, 2005. Hukum Jaminan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia, Jakarta:

Rajawali Press.

Djatmika Sastra dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian Indonesia, Djambatan,

Jakarta

Hendrojogi. 1997. Koperasi Azas-Azas Teori dan Praktek. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta; Kencana

Himawan Arifianto,2015 “Peran Koperasi Simpan Pinjam dan efektifitas kredit

dalam meningkatkan kesejahteraan Anggota”

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis serta Disertasi,

Bandung ; Alfabeta.

Kartasapoetra, dkk, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta; Rineka Cipta.

Naja Daeng. 2005. Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book.

Bandung: Citra Aditya bakti.

Marilang. 2013. Hukum Perikatan Perikatan yang lahir dari Perjanjian Cet. I;

Makassar: Alauddin University Press.

Muljadi,Kartini dan Gunawan Widjaja. 2003. Perikatan Pada Umumnya. Jakarta: PT

Raja Grafindo.

Sitio,Arifin dan Halomoan Tamba. 2001,Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta:

Erlangga.

Simanjuntak.2017.Hukum Perdata Indonesia, Jakarta : Kencana

Page 10: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Suyatno Anton, 2016. Kepastian Hukum dalam Penyelesaian Kredit Macet Melalui

Eksekusi Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan Jakarta:

Prenamedia Group.

Thoha Miftah. 2010. Manajemen Kepegawaian Sipil di Indonesia. Jakarta:

Kencana.

Victor,M.Situmorang. 1994. Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil. Jakarta: PT

Rineka Cipta,

W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka.

Undang-undang

Undang Perkoperasian No.17 Tahun 2012

Undang-Undang kepegawaian Nomor 43 tahun 1999

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Internet

http://legalstudies71.blogspot.com/2015/10/asas-asas-hukum-perjanjian.html

http://sugiaryo.blogspot.co.id/2009/06/krisis-moneter-dilihat-dari-teori-hukum.html

Jurnal

Sarjanaku, Blog Pendidikan Indonesia, Pengertian Perjanjian secara umum 22

september 2017 pukul 10:13

Jurnal Pembaharuan Hukum Jurnal Pembaharuan Hukum Volume II .Analisis

Penerapan Prinsip-Prinsip Koperasi dalam Undang-Undang

Koperasi (Studi Undang-undang No. 25 Tahun 1992 dan

undang-undang No.17 Tahun 2012)

Refrensi Lain

Departemen Pendidikan Nasional.2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat

Bahasa. (Edisi Keempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Page 11: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar
Page 12: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

viii

ABSTRAK

Nama : Hildayanti

Nim : 10400114065

Judul : Tinjauan Yuridis Perjanjian Kredit Pegawai Negeri

Sipil dengan koperasi Tirta Dharma Kabupaten Soppeng

Penelitian ini berjudul “Tinjauan Yuridis Perjanjian kredit Pegawai

Negeri Sipil dengan Koperasi Tirta Darma Kabupaten Soppeng”. Dengan

rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana Prosedur perjanjian kredit antara

pegawai Negeri Sipil dengan Koperasi Tirta darma kabupaten Soppeng (2)

Bagaimana Prosedur penyelesaian terhadap kredit bermasalah pada koperasi Tirta

Darma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prosedur dari perjanjian antara

Pegawai Negeri Sipil dengan Koperasi Pegawai Republik Indonesia Tirta

Dharma, serta bagaimana jika terjadi kredit bermasalah dan bagaimana

penyelesaiannya, hal ini untuk mengembangkan dan mewujudkan koperasi yang

lebih baik sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Penelitian ini jika Dilihat dari sifat dan tujuan penelitian, maka penelitian

yang dilakukan adalah penelitian hukum empiris yang memakai pendekatan

kualitatif. Lokasi penelitian di Koperasi Pegawai Negeri Tirta Dharnma

Kabupaten Soppeng. Jenis data meliputi data primer dan data sekunder, dan

tehnik pengumpulan data dengan wawancara dan studi kepustakaan. Dan Analisis

data dilakukan model analisis interaktif bentuk siklus yang terdiri dari tiga

komponen pokok yaitu: Reduksi data, Penyajian data, penarikan kesimpulan,

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Anggota Koperasi Pegawai Negeri

Tirta Dharma yang akan mengajukan kredit harus memenuhi beberapa persyaratan

terlebih dahulu yang diberikan oleh koperasi Pegawai Negeri Tirta Dharma

Kabupaten Soppeng,seperti halnya harus menjadi anggota Koperasi dan maksimal

kredit yang diajukan enam kali gaji, Pemberian kredit juga ditentukan melalui

rapat anggota yang dilakukan oleh koperasi. Adapun penyelesaian terhadap kredit

bermasalah pada Koperasi Pegawai Negeri Tirta Dharma dilakukan secara

kekeluargaan dan Negosiasi kepada juru bayar di Koperasi Dirta Darma yang

terkait untuk membantu mengalokasikan angsuran yang belum lunas, jika kedua

hal tersebut masih belum bisa, maka jalan keluar yang lain adalah angsuran

diperpanjang, karena sesuai dengan prinsip koperasi yakni untuk

mensejahterahkan anggotanya.

Page 13: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Situasi moneter dan perekonomian saat ini dalam kondisi memprihatinkan,

karena sebagian besar masyarakat dunia menghadapi kesulitan. Lesunya kegiatan

ekonomi tidak hanya dialami oleh pengusaha kecil dan menengah tetapi juga

dialami oleh pengusaha besar. selain lesunya pasar, karena kenaikan harga yang

cepat sehingga masyarakat sulit melakukan kalkulasi ongkos produksi. Lesunya

kegiatan ekonomi yang dialami oleh pengusaha besar disebabkan karena jeratan

hutan luar negeri, sehingga hal tersebut mengakibatkan praktik perjanjian kredit,

dikalangan masyarakat menjamur.1 Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang

dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak lepas dari bantuan orang lain untuk

memenuhi kebutuhan hidup tersebut seseorang harus berinteraksi dengan orang

lain salah satunya pinjam meminjam uang atau kredit.

Kredit dapat dapat disalurkan oleh lembaga perbankan maupun lembaga

non perbankan salah satunya adalah koperasi sebagai lembaga non perbankan

yang dapat memberikan kredit. Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan

badan usaha yang memiliki kedudukan yang signifikan dalam sistem

prekonomian Indonesia. Sebagian besar Penduduk indonesia adalah golongan

ekonomi lemah. sehingga menjadi salah satu kekuatan ekonomi ekonomi baru

yang mampu bersaing melawan perusahaan-perusahaan besar adalah membentuk

1

Sugiaryo, Krisis Moneter dilihat dari Teori Hukum Ekonomi, Jam10;58 diakses

http://sugiaryo.blogspot.co.id/2009/06/krisis-moneter-dilihat-dari-teori-hukum.html

1

Page 14: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

2

koperasi. Dengan koperasi mereka dapat menolong dirinya sendiri melalui kerja

sama dan semangat kekeluargaan dan gotong royong.

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 yang

menyatakan bahwa;

“Bahwa Koperasi adalah Badan Hukum yang didirikan oleh orang

perseorangan atau Badan Hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan

para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi

Aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,dan Budaya

dengan nilai dan prinsip koperasi”.

Jadi Koperasi merupakan bentuk usaha bersama yang dilakukan oleh

masyarakat untuk mencapai tujuan mensejahterakan seluruh anggotanya, dan

untuk anggota koperasi mampu bertahan dalam situasi prekonomian yang sulit.

Hal ini antara lain disebabkan oleh tingginya partisipasi yang diberikan para

anggota koperasi, sesuai dengan motto yang dimilikanya. Adanya badan usaha

koperasi tidak terlepas dari dasar hukum yang melandasinya adapun dasar hukum

berdirinya koperasi adalah Pasal 33 Ayat (1) Undang-undang dasar 1945 yang

berbunyi :

“Prekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas

kekeluargaan”.

Pasal 4 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian

disebutkan bahwa koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya sekaligus sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dari tatanan prekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan,

Sebagai sebuah usaha bersama, maka seluruh anggota koperasi mempunyai peran

penting dalam memajukan koperasi.

Page 15: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

3

Pada masa sekarang ini tidak sulit untuk menemukan usaha koperasi.

Masyarakat sudah tidak asing lagi dengan koperasi, khususnya masyarakat di

pedesaan koperasi ada bermacam-macam antara lain koperasi konsumsi, koperasi

kredit (simpan pinjam), koperasi produksi. Koperasi jasa, dan koperasi serba

usaha. Diantara macam-macam koperasi yang berkembang diIndonesia terdapat

pula koperasi yang dibentuk oleh golongan-golongan fungsional seperti Pegawai

Negri yang dikenal dengan nama Koperasi Pegawai Negri. Keberadaan koperasi

Pegawai Negri berawal dari kemerosotan prekonomian nasional, semakin

merosotnya taraf hidup dan pendapatan nyata dalam masyrakat. Anggota koperasi

pegawai Negrei adalah golongan masyarakat yang mempunyai pendapatan tetap

dan relatif sedang atau rendah sehingga karenanya perjuangan Koperasi Pegawai

Negeri diarahkan untuk minimal dapat mempertahankan tingkat kehidupan para

anggotanya sebagai suatu landasan dan pangkal tolak untuk meningkatkan taraf

hidup mereka. Di samping itu, maksimal juga diarahkan untuk dapat memperbaiki

kualitas hidup para anggotanya.

Para Pegawai Negeri dalam suatu instansi atau dinas tertentu biasanya

membentuk Koperasi Pegawai Negeri mengingat dengan bekerjasama dalam

koperasi akan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, selain

itu dapat memperbaiki kedudukan ekonomi mereka baik di lingkungan kerja

maupun di lingkungan masyarakat di mana mereka tinggal. Koperasi Pegawai

Negeri mengemban tugas untuk menjalankan fungsi dan peran koperasi Indonesia

yaitu memperbaiki kedudukan ekonomi dan kesejahteraan anggotanya pada

khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Koperasi Pegawai Negeri

Page 16: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

4

sangat membantu Pegawai Negeri dalam memenuhi kebutuhan uang tunai yang

sangat diperlukan para Pegawai Negeri dalam usaha meningkatkan kesejahteraan

hidup mereka terutama dalam serangkaian kebutuhan yang utama yaitu pangan,

sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan bagi anggota keluarganya dikarenakan

gaji yang diterima para Pegawai Negeri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

tiap bulan.

Perjanjian utang piutang antara debitur dan kreditur dituangkan dalam

perjanjian kredit. Di dalam perjanjian kredit koperasi tersebut ada pihak yang

meminjam dan yang dipinjam. Hal ini menimbulkan hubungan pinjam meminjam

antara kedua bela. Perjanjian kredit diharapkan akan membuat para pihak yang

terikat dalam perjanjian tersebut memenuhi segala kewajibannya dengan baik.

Perjanjian kredit hendaknya dibuat secara tertulis karena dengan bentuknya yang

tertulis akan lebih mudah untuk dipergunakan sebagai bukti apabila dikemudian

hari ada hal-hal yang tidak diinginkan. Di dalam hukum perdata, bukti tertulis

merupakan bukti utama.dengan dituangkannya perjanjian dalam bentuk tertulis,

maka masing-masing pihak akan mendapat kepastian hukum terhadap perjanjian

yang dibuatnya apabila ada salah salah satu pihak yang melakukan wanprestasi

terhada perjanjian yang telah disepakati, serta jika terjadi wanprestasi ataupun

kredit bermasalah perlu dilihat bagaimana proses penyelesaiannya.

Dalam hal ini tidak luput dari perjanjian Pegawai Negeri Sipil atau PNS

dengan koperasi Tirta Darma di Kabupaten Soppeng, melakukan perjanjian

kredit, dimana dalam hal ini perlu diperhatiakan bagaimana prosedur perjanjian

kredit yang dilakuakan apakah penerapan yang dialakukan telah sesuai dengan

Page 17: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

5

sesuai dengan undang-undang. Serta dalam suatu perjanjian akan senantiasa

terjadi kredit yang bermasalah, jika terjadi hal tersebut bagaimanakah koperasi

Thirta Darma menyelesaiakan kredit bermasalah tersebut dan sesuai dengan

tujuan koperasi. Sehingga dalam hal ini penulis tertarik untuk membahas

mengenai “TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI

NEGERI SIPIL DENGAN KOPERASI TIRTA DARMA KABUPATEN

SOPPENG ”

B. Rumusan Masalah

Perumusan Masalah dalam suatu penelitian sangatlah penting karena

berguna untuk mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti secara jelas dan

menghindarkan pengumpulan data yang tidak diperlukan sehingga sasaran yang

ingin di capai jelas sesuai dengan yang diharapkan

1. Bagaimana prosedur Perjanjian Kredit antara Pegawai Negeri Sipil

dengan Koperasi Tirta Darma Kabupaten Soppeng?

2. Bagaimana Penyelesaian terhadap kredit bermasalah pada Koperasi

Tirta Darma terhadap PNS?

C. Tujuan Penelitian

Suatu kegiatan Penelitian selalu mempunyai tujuan tertentu dan

diharapkan dapat menyajikan data yang akurat sehingga dapat memberi manfaat

dan dapat menyelesaikan masalah, sertah menambah pengetahuan terhadap

Page 18: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

6

permasalahan tersebut. Berpijak dari hal tersebut maka penelitian mempunyai

tujuan objektif dan tujuan Subjektif sebagai berikut:

1. Tujuan Obyektif

a. Mengetahui Proses perjanjian kredit di Koperasi Tirta Darma

Kabupaten Soppeng

b. Mengetahui bagaimana Penyelesaian terhadap kredit bermasalah pada

Koperasi Tirta Darma terhadap PNS

2. Tujuan Subjektif

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca

mengenai Perjanjian Kredit Yang timbul antara Koperasi Tirta darma

dengan pegawai negeri sipil

b. Memperoleh data-data yang cukup relevan yang digunakan penulis

dalam penulisan hukum sebagai syarat mencapai gelar sarjana di

bidang Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum.

D. Manfaat penelitian

Suatu penelitian akan mempunyai nilai apabila penelitian tersebut

memberi manfaat bagi para pihak, adapun manfaat penelitian ini adalaha sebagai

berikut;

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran yang

bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan

Hukum perdata pada khususnya.

Page 19: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

7

b. Sebagai bahan pengetahuan tambahan untuk dapat dibaca oleh

masyarakat pada umumnya dan dapat juga dipelajari kalangan

khususnya.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan gambaran jawaban dan solusi atas permasalahan yang

diteliti.

b. Mengembangkan penalaran dan membentuk pola pikir kritis

sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam

menerapkan ilmu yang diperoleh.

E. Fokus Penelitian dan Deskripsi

Penelitian ini berfokus pada Perjanjian kredit yang dilakukan Koperasi

Tirta Darma Kabupaten Soppeng dengan Pegawai Negri sipil. Sebagaimna

perjanjian itu Menurut ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata “Perjanjian adalah

suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

satu orang lain atau lebih”. Sedangkan kredit adalah Menurut O.P. Simorangkir

(1988), kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas

prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu mendatang.

Page 20: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum tentang Perjanjian

a. Pengertian Perjanjian

Kamus Hukum menggunakan dua istilah kaitannya dengan pengerian

perjanjian, yaitu perjanjian dan persetujuan, dimana perjanjian atau persetujuan

diartikan sebagai suatu perbuatan dimna seseorang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap seorang atau lebih. Menurut ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata

“Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Sedangkan menurut

Subekti, Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada

seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan

sesuatu hal.

Berdasarkan rumusan pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Perikatan adalah segala kebendaan debitor baik yang bergerak maupun tidak

bergerak baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari,

menjadi tanggungan untuk segala perikatannya perseorangan.”

Dari peristiwa ini timbullah suatu hubungan antara dua orang tersebut

yang dinamakan Perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu perikatan antara dua

orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian

perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau

ditulis. Sedangkan yang dimaksud dengan perikatan adalah suatu perhubungan

antara dua orang atau dua pihak berdasarkan mana pihak yang satu berhak

8

Page 21: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

9

menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan

tersebut.1

Secara harfiah kata “Perikatan” sebagai terjemahan istilah “verbintenis”

yang merupakan pengambilalihan dari kata “obligation” dalam Code Civil

Perancis dengan demikian berarti Perikatan adalah Kewajiban Pada salah satu

pihak dalam hubungan hukum perikatan tersebut.

Kemudian Riduan Syahrani mengemukakan bahwa perjanjian dapat

didefinisikan sebagai suatu hubungan hukum di lapangan harta kekayaan, dimana

seseorang (salah satu pihak) berjanji atau dianggap berjanji kepada seorang (salah

satu pihak) yang lain atau kedua orang (pihak) saling berjanji untuk melakukan

sesuatu atau untuk tindak melakukan sesuatu.1

Dari rumusan yang diberikan diatas dapat diketahui bahwa suatu

perikatan, sekurangnya membawa serta di dalamnya empat unsur yaitu :

1. Bahwa perikatan itu adalah suatu hubungan hukum ;

2. Hubungan hukum tersebut melibatkan dua atau lebih orang (pihak);

3. Hubungan hukum tersebut adalah hubungan hukum dalam lapangan

hukum harta kekayaan;

4. Hubungan hukum tersebut melahirkan kewajiban dalam salah satu

pihak dalam perikatan. 2

a) Hubungan Perikatan dengan perjanjian

b. Hubungan Perikatan dengan Perjanjian

1 Marilang, Hukum Perikatan Perikatan yang Lahir dari Perjanjian, Alauddin University

Press; Makassar, h 145

2 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Pada Umumnya, Jakarta: Raja

Grafindo Persada,2003, h, 17.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

10

Menurut Subekti, perkataan “perikatan” (Verbintenis) mempunyai arti

yang lebih luas dari perkataan “Perjanjian”. Perikatan lebih luas dari perjanjian,

karena perikatan itu dapat terjadi karena krena perjanjian dan undang-undang.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa antara perjanjian (Overeenkomst) dan

perikatan (Verbintenis) mempunyai hubungan, dimana perjanjian menerbitkan

perikatan. Perjanjian merupakan bagian dari perikatan. Jadi, perjanjian melahirkan

perikatan dan perjanjian merupakan sumber terpenting yang melahirkan

perikatan.1

c. Asas-asas Hukum perjanjian

Oleh karena Asas hukum mengandung tuntutan etis, maka asas hukum

berfungsi sebagai jembatan atara kaidah-kaidah hukum dengan tujuan-tujuan

sosial dan pandangan etis masyarakatnya. Dengan demikian, asas-asas hukum

pada umumnya dan asas-asas hukum perjanjian pada khususnya berfungsi sebagai

jembatan yang menghubungkan antara kaidah-kaidah atau norma-norma hukum

perjanjian dengan tujuan-tujuan sosial dan pandangan etis para pihak yang

mengadakan perjanjian. Adapun asas-asas hukum yang ditemukan dalam hukum

perjanjian adalah:

1. Asas kebebasan berkontrak (Freedom of Making contact)

Asas kebebasan berkontrak dapat dapat dilihat dalam pasal 1338 ayat

1 KUH Perdata yang yang berbunyi “semua persetujuan yang

dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang

membuatnya.” Setiap orang atau badan hukum bebas membuat

1Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Kencana,2017, hlm, 285.

Page 23: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

11

perjanjian apa saja sepanjang memenuhi syarat-syarat perjanjian

serta tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan.

2. Asas Konsensuil

Setiap Perjanjian memikat pada pihak sejak detik kerja filex

consensus atau kesepakatan dalam hati ini timbul hak dan kewajiban

bagi kedua belah pihak.

3. Asas Itikad Baik (Good Faith)

Asas yang berikan perlindungan hukum kepada pihak-pihak pembuat

perjanjian yang beritikad baik.

4. Asas Kepastian Hukum (Pacta Sun Servanda)

Setiap janji harus dipenuhi dengan kata lain setiap kewajiban harus

dilaksanakan. Pihak yang dirugikan karena lalainya atau kelalaian

pihak lain mempunyai hak secara pasti untuk melakukan gugatan

atau upaya-upaya hukum untuk memperedah hak-hak tersebut.

5. Asas Kepribadian (Personality)

Asas kepribadian merupakan asas yang menentukan atau membuat

kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan saja. Hal ini dapat

dilihat dalam pasal 1315 dan pasal 1340 KUHPer1.

d. Syarat-syarat Sahnya Perjanjian

Menurut pasal 1320 KUH Per, Syarat sahnya suatu perjanjian adalah:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinyaHal ini dimaksudkan,

bahwa para pihak yang hendak mengadakan perjanjian, harus terlebih

1 Abi Asmana, “Asas-Asas Hukum Perjanjian”, Legal and General Knowledge,10:52 1

Agustus 2018, diakses: http;//legalstudies71.blogspot.com/2015/10/asas-asas-hukum-

perjanjian.html?m=1

Page 24: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

12

dahulu bersepakat atau setuju mengenai hal-hal yang pokok dari

perjanjian yang akan diadakan itu.

b. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian kecuali jika oleh undang-

undang tidak dinyatakan tak cakap (pasal 1329 KUH Per).

c. Adanya suatu hal tertentu, adanya suatu hal tertentu adalah

menyangkut objek perjanjian harus jelas dan dapat ditentukan.

d. Adanya suatu sebab yang halal, Adanya suatu sebab (causa dalam

bahasa latin) yang halal ini adalah menyangkut isi perjanjian yang

tidak bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, dan

Undang-undang (lihat pasal 1337 KUH Per)1

Ke empat unsur tersebut selanjutnya, dalam doktrin ilmu hukum yang

berkembang digolongkan kedalam:

1) Dua unsur pokok yang menyangkut subyek (pihak) yang

mengadakan perjanjian (unsur subyektif).

Syarat subyektif sahnya perjanjian digantungkan pada dua

macam keadaan yaitu:

(1) Terjadinya kesepakatan secara bebas diantara para pihak yang

mengadakan atau melangsungkan perjanjian.

Kesepakatan bebas diantara para pihak merupakan

perwujudan asas konsensualitas yang berarti bahwa segera

setelah para pihak mencapai kesepakatan tentang apa yang

1 Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, Jakarta: Kencana,2017, h, 287

Page 25: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

13

menjadi pokok perjanjian, maka sudah terbentuklah perjanjian

diantara para pihak yang berjanji tersebut.

(2) Adanya kecakapan dari pihak-pihak yang berjanji.

Maksud kecakapan dari pihak-pihak yang berjanji adalah

bahwa para pihak yang melakukan perjanjian harus cakap

menurut hukum. Pasal 1329 KUH Perdata yaitu;

a) Orang-orang yang belum dewasa,

b) Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan,

c) Orang-orang perempuan, dalam hal-hal yang ditetapkan

oleh undang-undang, dan pada umumnya semua orang

kepada siapa undang-undangtelah melarang membuat

persetujuan tertentu.

2) Dua unsur pokok lainnya yang berhubungan langsung dengan

obyek perjanjian (Unsur obyektif).

(1) Suatu pokok persoalan tertentu.

(2) Suatu sebab yang tidak terlarang.

e. Wanprestasi

Apabila terjadi perjanjian antara dua atau lebih orang maka

kedua pihak yang mengadakan perjanjian harus melaksanakan

perjanjian tersebut.jika salah satu pihak tidak memenuhi prestasinya

maka dinyatakan sebagai wanprestasi. Wujud dari wanprestasi atau

tidak pemenuhi perikatan ada 3 (tiga) macam, yaitu :

a) Debitur sama sekali tidak memenuhi perikatan,

Page 26: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

14

b) Debitur terlambat memenuhi perikatan,

c) Debitur keliru atau tidak pantas memenuhi perikatan.

B. Tinjauan Umum tentang kredit

a. Pengertian Kredit

Berdasarkan Pasal 1 ayat 11 UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan,

pengertian kredit adalah sebagai berikut:

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang ,mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian

bunga”.

Kredit dilihat dari sudut bahasa berarti kepercayaan, dalam arti bahwa

apabila seseorang atau badan usaha mendapatkan kredit dari bank, orang atau

badan usaha tersebut telah mendapat kepercayaan dari bank pemberi kredit.

Menurut O.P. Simorangkir , kredit adalah pemberian prestasi (misalnya

uang, barang) dengan balas prestasi (kontra prestasi) akan terjadi pada waktu

mendatang. Dewasa ini kehidupan ekonomi modern adalah prestasi uang, maka

transaksi kredit menyangkut uang sebagai alat kredit yang menjadi pembahasan.

Kredit berfungsi koperatif antara si pemberi kredit dan si penerima kredit atau

antara kredit dan debitur. Mereka menarik keuntungan dan saling menanggung

risiko. Singkatnya kredit dalam arti luas didasarkan atas komponen-komponen

kepercayaan, risiko, dan pertukaran ekonomi pada masa-masa mendatang.

Sedangkan dari sudut ekonomi, kredit diartikan sebagai penyediaan uang

atau tagihan. Seperti pengertian yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimna telah diubah dengan undang-undang

Page 27: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

15

Nomor 10 tahun 1998, yang menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang

atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak

meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga (Pasal 1 angka 11). Dari pengertian tersebut, setidaknya terdapat 4

(empat ) unsur pokok kredit, yaitu kepercayaan; waktu; risiko; dan prestasi.

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit (termasuk Koperasi)

didasarkan atas kepercayaan. Kredit hanya akan diberikan jika benar-benar

diyakini bahwa calon peminjam dapat mengembalikan pinjaman yang telah

dipercayakan kepadanya dengan tepat waktu serta sesuai dengan syarat-syarat

yang telah disepakati anara peminjam dengan kreditor. Pada hakekatnya tujuan

pemberian kredit adalah untuk memperlancar produksi dan mempertinggi tingkat

pendapatan masyarakat, dengan demikian berfunsi baik ekonomi maupun sosial.

Dewasa kredit sudah meliputi banyak hal sehingga dapat menunjang

kebijaksanaan pemerintah dalam rangka mengendalikan arah pembangunan

ekonomi secara menyeluruh.1

b. Jenis-Jenis kredit

Dalam praktik saat ini, secara umum ada 2 (dua) jenis kredit yang

diberikan oleh bank kepada para nasabahnya, yaitu kredit ditinjau dari segi

tujuan penggunaannya dan kredit yang ditinjau dari segi jangka waktunya.

a. Jenis Kredit ditinjau dari segi tujuan penggunaanya dapat berupa:

1. Kredit Produktif

1 Himawan Arifianto,2015 “Peran Koperasi Simpan Pinjam dan efektifitas kredit dalam

meningkatkan kesejahteraan Anggota” Universitas Barawijaya.

Page 28: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

16

Kredit produktif, yaitu kredit yang diberikan kepada

usaha-usaha yang menghasilkan barang dan jasa sebagai

konstribusi dari usahanya. Untuk kredit jenis ini terdapat 2 (dua)

kemungkinan yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi

2. Kredit konsumtif

Kredit Konsumtif yaitu kredit yang yang diberikan

kepada orang perorangan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif

masyrakat umumnya (sumber pengembaliannya dari fixed income

debitur)

b. Jenis Kredit ditinjau dari segi jangka waktunya

Jenis Kredit Ditinjau dari segi waktunya

1. Kredit jangka pendek Kredit Jangka pendek yaitu kredit yang

diberikan dengan dengan tidak melebihi jangka waktu 1 (satu)

tahun.

2. Kredit jangka menengah, Kredit jangka menengah yaitu krdit

yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 1(satu) tahun

tetapi tida lebih dari 3 (tiga) tahun

3. Kredit Jangka panjang, Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang

diberikan dengan jangka waktu lebih dari 3 (tiga) tahun. 1

1 Daeng Naja, Hukum Kredit dan Bank Garansi The Bankers Hand Book, Citra Aditya

bakti; Bandung, 2005, h 176

Page 29: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

17

c. Unsur-unsur kredit

Dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Pengkreditan, Thomas

Suyatno, mengemukakan bahwa unsur-unsur kredit terdiri atas:

1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi

yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, aau jasa, akan

benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa

yang akan datang.

2. Tenggang waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian

prestasi dengan kontraprestasi yang diterima pada masa yang akan

datang. Dalam unsur waktu ini, terkandung pengertian nilai agio dari

uang, yaitu uang yang ada sekarang lebih tinggi nilainya dari uang

yang akan diterima pada masa yang akan datang.

3. Degree of risk, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat

dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi

dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin

lama kredit diberikan semakin tinggi pula tingkat resikonya, karena

sejauh-jauh kemampuan manusia untuk menerobos masa depan maka

masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat

diperhitungkan.

4. Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang,

tetapi juga dapat berbentuk barang, atau jasa.1

1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana; t.t., h 58-59

Page 30: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

18

C. Tinjauan umum tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS)

a. Pengertian Pegawai negeri sipil

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pegawai berarti : “orang

yang bekerja pada Pemerintah (Perusahaan dan sebagainya).” Sedangkan negeri

berarti : “negara” atau “pemerintah”. Jadi Pegawai negeri adalah orang yang

bekerja pada pemerintah atau negara.1

Pengertian pegawai negeri secara resmi mula-mula ditetapkan dalam undang-

undang Nomor 18 Tahun 1961. Dalam Undang-Undang tersebut pengertian

pegawai negeri di definisikan atau dirumuskan sebagai berikut:

“Pegawai negeri adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang di

tentukan, diangkat, digaji menurut Peraturan Pemerintah yang berlaku dan

dipekerjakan dalam suatu jabatan negeri oleh pejabat Negara atau badan

Negara yang berwenang”.2

Dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 2312 diterangkan bahwa ada 3

faktor yang menetapkan seseorang pegawai Negeri menurut Undang-undang

Pokok Kepegawaian ini, yaitu:

a. Memenuhi Syarat-syarat sebagaimana terperinci dalam pasal 1

ayat (2) Undang-undang Pokok Kepegawaian (Undang-undang

Nomor 18 tahun 1961)

b. Harus diangkat dalam Jabatan negeri dan digaji menurut

Peraturan pemerintah yang berlaku.

1 W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta, h,

478

2 Undang-undang kepegawaian lengkap Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian.

Page 31: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

19

c. Harus diangkat oleh Pejabat Negara dan badan negara yang

berwenang.1

b. Kedudukan Pegawai di dalam Negara Republik Indonesia

Pegawai meruakan bagian dari aparatur negara, sehingga kalau kita

berbicara mengenai kedudukan pegawai dalam Negara Reublik Indonesia berarti

kita berbicara mengenai kedudukan Aaratur Negara secara umum, yang dalam

garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) antara lain disebutkan;

“Aparatur Pemerintah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, makin

ditingkatkan pengabdian dan kesetiaannya kepada cita-cita perjuangan Bangsa

dan Negara yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.”

Sebagai suatu catatan dapat dikemukakan disini bahwa istilah yang

digunakan dalam Garis-garis Besar haluan Negara (GBHN) adalah:

“Aparatur Pemerintah” sedangkan dalam undang Nomor 8 Tahun 1974

dan Sapta Prasetya Korpri digunakan istilah “aparatur Negara” tetapi

kedua istilah ini mempunyai suatu pengertian yang sama.

Dari pernyataan GBHN tersebut di atas jelaslah bagi kita bahwa

kedudukan Aparatur Negara atau pegawai di dalam negara Republik Indonesia,

adalah sebagai abdi negara dan abdi Masyarakat.2

c. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

Dalam rangka menciptakan aparatur negara atau pegawai negeri sipil yang

berwibawa dan berdisiplin maka perlu adanya kode etik kepegawaian yang ditaati

1 Victor M.Situmorang, Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil, Jakarta;PT Rineka

Cipta,1994, h, 18.

2 Rozali Abdullah, Hukum Kepegawaian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996 h, 18

Page 32: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

20

oleh seluruh atau segenap aparatur negara dalam melaksanakan tugas yang

diembannya. Pegawai Negeri sipil sebagai unsur aparatur sipil negara, Abdi

Negara dan Abdi Masyarakat mempunyai pedoman sikap, tingkah laku dan

perbuatan dalam melaksanakan atau menjalankan tugasnya dan dalam pergaulan

hidup sehari-hari.

Pegawai Negeri adalah aparat pemerintah dalam pembukaan Undang-

undang Dasar 1945 pada alinea keempat disebutkan tugas pemerintah secara

umum. Diantara salah satu tugasnya adalah memajukan kesejahteraan umum,

sesuai dengan itu, maka tidaklah salah kalau dikatakan pegawai negeri

mempunyai tugas melayani kepentingan umum (Public service). Karena itu

pelaksanaan tugas-tugas dan kewajiban Pegawai Negeri langsung menyangkut

kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah/Negara maupun warga negara.

Berhubung dengan itu perlu diketahui dan dibicarakan berbagai kewajiban

pegawai negeri baik yang menyangkut jabatan maupun pribadinya sebagai

pegawai.

Diantara berbagai kewajiban dan larangan (termasuk pembatasan) yang

perlu diketahui adalah:

1. Kewajiban menyangkut sumpah jabatan;

2. Kewajiban menyimpan rahasia jabatan;

3. Kewajiban menjaga keamanan rahasia Negara;

4. Kewajiban menyimpan surat-surat rahasia;

5. Kewajiban mentaati jam kerja;

6. Kewajiban bekerja dengan baik dan memberkan prestasi;

Page 33: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

21

7. Kewajiban berkelakuan baik;

8. Kewajiban mempberitahukan kepada pimpinan jika tidak masuk kerja;

9. Kewajiban meminta izin jika melakukan pekerjaan swasta;

10. Kewajiban mengikuti latihan;

11. Larangan menerima hadiah;

12. Larangan-larangan lainnya.1

d. Unsur-Unsur Pegawai Negeri Sipil

Adapun unsur-unsur dari pegawai negeri yaitu sebagai berikut:

1) Warga Negara Indonesia yang telah memenuhi syarat-syarat

menurut peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundangan yang mengatur tentang syarat-syarat yang dituntut

bagi setiap (calon) Pegawai Negeri untuk dapat diangkat oleh pejabat yang

berwenangadalah peraturan pemerintah No 98 Tahun 2000, yang meliputi:

a. Warga Negara Indonesia. Pembuktian bahwa seseorang itu adalah

warga negara Indonesia harus melampirkan akta kelahiran dan

fotokopi KTP yang masih berlaku.

b. Berusia minimal 18 (delapan belas) tahun dan minimal 35 (tiga

puluh lima) tahun dibuktikan dengan akta kelahiran dan fotokopi

KTP yang masih berlaku.

c. Tidak pernah dihukum atas keputusan hakim yang sudah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

1Victor M.Situmorang, Tindak Pidana Pegawai Negeri Sipil, Jakarta;PT Rineka

Cipta,1994, h, 32.

Page 34: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

22

d. Tidak pernah diberhentikan dengan tidak hormat dalam sesuatu

instansi pemerintahan maupun swasta.

e. Tidak berkedudukan sebagai pegawai Negeri atau Calon Pegawai

Negeri Sipil.

f. Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian, dan keterampilan

yang diperlukan.

g. Berkelakuan baik (berdasarkan keterangan yang berwajib).

h. Berbadan Sehat (Berdasarkan keterangan dokter)

i. Sehat Jasmani dan rohani.

j. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah indonesia atau negara lain

yang ditetapkan oleh pemerintah.

k. Syarat lainnya yang ditentukan dalam persyratan jabatan.

2) Diangkat oleh pejabat yang berwenang

3) Diserahi tugas dalam jabatan negeri.

Pegawai negeri yang diangkat dapat diserahi tugas, baik berupa

tugas dalam suatu jabatan negeri maupun tugas negara lainnya.

4) Digaji Menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

Gaji adalah balas jasa dan penghargaan atas prestasi kerja pegawai

Negeri yang bersangkutan.1

1 Sastra Djatmika dan Marsono, 1995, Hukum Kepegawaian Indonesia, Djambatan,

Jakarta, h. 95

Page 35: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

23

D. Tinjauan umum tentang Koperasi

a. Sejarah lahirnya Koperasi

Koperasi Modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di

Inggris, yaitu di kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa

perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri, pada awalnya,

koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi

untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya pemupukan

modal koperasi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang

akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang

belum bekerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah bekerja. Pada

tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat mendirikan sebuah pabrik dan

mendirikan perumahan bagi angota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.

Perkembangan koperasi di Rochdale sangat mempengaruhi perkembangan

gerakan koperasi di Inggris maupun diluar Inggris. Pada tahun 1852, jumlah

koperasi di Inggris sudah mencapai 1000 unit. Pada tahun 1862, dibentuklah pusat

koperasi pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale society (CWS).

Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan

9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor

produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka

perwakilan-perwakilan di luar negri seperti di New York, Kompenhagen,

Hamburg, dan lain-lain. Pada tahun 1876 koperasi ini telah melakukan ekspansi

usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi

Page 36: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

24

tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit

dengan nama Coopertive News.

Dalam perjalan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang ke seluruh

dunia di samping badan usaha lainnya, setengah abad setelah pendirian koperasi

Rochdale, seiring dengan perkembangannya koperasi di berbagai negara, para

pelopor koperasi sepakat untuk membentuk International Cooperative Alliance

(ICA-Persekutuan Koperasi Internasional) dalam kongres koperasi Internasional

yang pertama pada tahun 1896, di London. Dengan terbentuknya ICA, maka

koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.1

b. Sejarah Koperasi di Indonesia

Pada hari itu Raden, Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, patih purwekerto,

bersama kawan-kawan, telah mendirikan Bank Simpan-Pinjam untuk menolong

sejawatnya para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkraman pelepas

uang yang dikala itu merajalela. Bank simpan Pinjam tersebut, semacam Bank

tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 Tahun 1967 tentang pokok-pokok

perbankan, di beri nama “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inladche

Hoofden” . Dalam Bahasa Indonesia artinya kurang lebih sama dengan Bank

Simpan Pinjam para “Priyayi” Purwokerto.

Tida lama kemudian, E Sieburg diganti oleh WPD tde Wolf van Westerode

yang baru datang di negeri Belanda, dan ingin mewujudkan cita-citanya

menyediakan kredit bagi petani melalui konsep Koperasi Raiffeisen. Koperasi

tersebut adalah koperasi kredit Pertanian yang dicetuskan Friedrich

1

Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, Erlangga; Jakarta, 2001, h 7

Page 37: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

25

WilhelmRaiffeisen, jerman dan dipelajari de Wolf van Westerode memperluas

lingkup dan jangkauan “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inladche

Hoofden” sampai ke desa-desa dan mencakup pula kredit pertanian.

Pada Tahun 12 Juli 1947, diselenggarakan kongres gerakan Koperasi se-

jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres tersebut diputuskan

terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi rakyat indonesia yang disingkat

SOKRI, menjadikan tanggal 12 Juli sebagai hari koperasi. Serta menganjurkan

diadakannya pendidikan Koperasi dikalangan pengurus, pegawai dan

masyarakat.1

c. Pengertian Koperasi

Definisi Koperasi yang lebih detil dan berdampak internasional diberikan

oleh ILO (International Labour Organization) sebagai berikut,

“Cooperative defined as an association of persons ususally of limited

means, who have voluntarily joined together to achieve a common

economic end trough the formation of a democratically controlled busines

organization, making equitable contribution to the capital required and

accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking”.

Dalam definisi ILO tersebut terdapat 6 (enam) elemen yang dikandung

koperasi sebagai berikut;2

1. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang (assiocation of persons)

2. Penggabungan orang-orang tersebut berdasar kesukarelaan

(voluntery joined together)

1 Arifin Sitio, Halomoan Tamba:2001,h,9

2 Arifin Sitio, Halomoan Tamba, Koperasi Teori dan Praktik, Erlangga; Jakarta, 2001,

h 17

Page 38: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

26

3. Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai (to achieve a common

economic end)

4. Koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan

usaha) yang diawasi dan dikendalikan secara demokratis

(formation of a democration controlled business organization).

5. Terhadap kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan

(making equitable contribution to the capital required).

6. Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang

(accepting a fair share of the risk and benefits of the undertaking)

Menurut Hatta definisi tersebut sebelumnya agak berbeda dengan apa

yang dikemukakan Moh. Hatta “Bapak Koperasi Indonesia” Dia mengatakan

“Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi

berdasarkan tolong menolong semangat tolong menolong tersebut di dorong oleh

keinginan memberi jasa kepada kawan berdasarkan, seorang buat semua dan

semua buat seorang ”.

Definisi Koperasi Indonesia menurut UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang

perkoperasian adalah sebagai berikut;

“koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya

sebagai modal untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan

kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan Budaya sesuai dengan

nilai dan prinsip koperasi.”

Page 39: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

27

d. Tujuan Koperasi

Dalam UU Nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian pasal 4

disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan

prekonomian nasional yang demokratis dalam rangka mewujudkan mayarakat,

adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

e. Prinsip Koperasi Indonesia

Jika dilihat dari sejarah perundang-undangangan koperasi indonesia, maka

sejak indonesia merdeka sudah ada 4 (empat) undang-undang yang menyangkut

perkoperasian, yaitu UU No. 14 tahun 1965, UU No. 12 tahun 1967 tentang

Pokok-Pokok Perkoperasiandan UU No. 25 tahun 1992 dan UU No. 17 tahun

2012 tentang Perkoperasian.

Di indonesia prinsip-prinsip koperasi juga disebut sendi-sendi dasar

koperasi. Berikut ini akan diuraikan lebih detil prinsip koperasi yang merupakan

ciri khas jati diri Koperasi, yang terdapat dalam UU No. 25 Tahun 1995.

a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa seseorang tidak

boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus

berdasar atas kesadaran sendiri.

b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Prinsip pengelolaan secara demokratis didasarjkan pada

kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan

Page 40: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

28

koperasi.pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat

rapat anggota.

c. Pembagian Sisa Hasil Usaha dilakuakan secara adil sebanding

dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Anggota adalah pengguna jasa koperasi. Didalam koperasi

keuntungan dalam dalam bentuk uang namanya sisa hasil usaha. Sisa

hasil usaha adalah selsih antara pendapatan yang diperoleh dengan

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Setiap

anggota yang memberikan partisipasi aktif dalam usaha akan

mendapatkan bagian keuntungan daripada anggota yang tidak aktif.

d. Prinsip pemberian balas jasa terbatas modal yang dimiliki anggota.

Anggota adalah pemilik Koperasi dan sekaligus sebagai pemanfaat

jasa. Modal yang disetoran kepada koperasi pada dasarnya untuk

melayani anggota dan dari pelayanan itu koperasi diharapkan

mendapatkan nilai lebih dari pendapatan dikurangi biaya.

e. Prinsip kemandirian koperasi

Koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal mengambil

keputusan usaha dan organisasi. Kemandirian juga artinya kebebasan

yang bertanggungjawab, otonom, swadaya dan keberanian

mempertanggungjawabkan segala tindakan sendiri dalam mengelola

usaha dan organisasi.

f. Prinsip pendidikan perkoperasian

Page 41: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

29

Keberhasilan koperasi berkaitan erat dengan kualitas yang baik dan

berwawasan luas dari semua, apakah pada level anggota, pengurus,

pengawas dan tentunya pengelola beserta karyawannya.

g. Kerjasama antar koperasi

Bidang usaha koperasi bermacam-macam, ada yang usahanya sama

ada pula bidang usaha yang beraneka.1

f. Azaz-azas Koperasi

Azas Koperasi atau dalam bahasa inggrisnya disebut Cooperative

Principles ini berasal dari bahasa latin yaitu Principium yang berarti basis atau

landasan dan inipun bisa mempunyai beberapa pengertian yaitu sebagai Cita-cita

utama atau kekuatan/ peraturan dari organisasi.

W.P.Watkins, mantan Direktur ICA, menyatakan bahwa principles itu

adalah cita-cita yang melekat pada koperasi. Cita-cita itu tetap (tidak berubah)

sedangkan praktik bisa berubah-ubah sesuai dengan situasi. Jadi kita bisa

berpegang pada pendapat bahwa “Principle” itu adalah cita-cita yang menentukan

sifat dari koperasi sebagai suatu organisasi.

Rochdale atau lebih dikeal dengan “The Rochdale Society of Equitable

Pioners” terdaftar pada tanggal 24 Oktober 1844dan memulai usahanya pada

tanggal 21 Desember 1844. Cita-cita dari Rochdale Pioners, yang dinyatakan

sebagai peraturan dari perkumpulan itu kemudian dikenal sebagai azas-azas

1Aji Basuki Rohmat, Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Koperasi dalam Undang-

Undang Koperasi (Studi Undang-undang No. 25 Tahun 1992 dan undang-undang No.17 Tahun

2012). Jurnal, Volume II April 2015. http://Jurnal.unissula.ac.id/index.php/PH/article.13 Agustus

2018: 08.58.

Page 42: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

30

Rochdale atau Rochdale Principles, telah mengilhami cara kerja dari gerakan-

gerakan koperasi sedunia. Kedelapan buah azas Rochdale tersebut adalah:

1. Pengendalian secara demokrasi (Democratic Control).

2. Keanggotaan yang terbuka (Open membership).

3. Bunga terbatas atas modal (Limited Interst of Capital).

4. Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan

pembeliannya (The distribution of surplus in defidend to the members in

proportion to their purchases).

5. Pembayaran secara tunai atas transaksi perdagangan (Trading strictly on

a cash basis).

6. Tidak boleh menjual barang palsu dan harus murni (selling only pure and

unadelterated goods).

7. Mengadakan pendidikan bagi anggota-anggotanyatentang azas-azas

koperasi dan perdagangan yang saling membantu (profiding for the

education of the members in Co-operative principles as well as for

mutual trading).

8. Netral dalam aliran agama dan politik (Political and Religious neutrality)

.1

Menurut Mohammad Hatta, untuk disebut Koperasi, sesuatu organisasi itu

setidak-tidaknya harus melaksanakan 4 (empat) azas tersebut diatas

1. Tidak boleh dijual dan dikendalikan barag-barang palsu

2. Harga barang harus sama dengan harga pasar setempat.

1 Hendrojogi, Koperasi Azas-Azas Teori dan Praktek,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1997, h 30

Page 43: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

31

3. Ukuran dan timbangan barang harus benar dan dijamin.

4. Jual beli dengan tunai. Kredit dilarang karena menggerakkan hati orang

membeli di luar kemamuannya.

Memang dalam kenyataannya, kita melihat bahwa tidak semua kedelapan

buah asas Rochdale itu dipatuhi oleh perkumpulan koperasi disemua negara di

dunia. Untuk mengetahui sejauh mana azas-azas Rochdale itu dilaksanakan di

Indonesia, kita dapat melihat dari ketentuan yang tersurat dalam undang-undang

koperasi kita, serta Anggaran Dasar sari Perkumpulan-perkumpulan Koperasi di

Indonesia.

Page 44: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian Hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum dan masyarakat, dengan jalan menganalisisnya,

kemudian diadakan pemeriksaan secara mendalam terhadap fakta hukum dan

permasalahan-permasalahn yang timbul didalam gejala yang bersangkutan.

Agar suatu penelitian ilmiah dapat berjalan dengan baik maka perlu

menggunakan suatu metode penelitian yang baik dan tepat. Metodologi

merupakan unsur yang mutlak harus ada di dalam penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan. Metode Penelitian merupakan cara utama untuk memperoleh

data secara lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sehingga

tujuan dari penelitian tersebut dapat tercapai.Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu:

A. Jenis Penelitian

Berdasar dari judul dan rumusan masalah makadari itu penulis

menggunakan penelitian hukum yang masuk dalam kategori penelitian hukum

empiris. Penelitian hukum empiris adalah sebuah metode penelitian hukum yang

berupaya untuk melihat hukum dalam artian yang nyata atau dapat dikatakan

melihat, meneliti bagaimana bekerjanya hukum di masyarakat. Dalam hal ini

penulis mencoba untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang

32

Page 45: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

33

pelaksanaan perjanjian kredit koperasi pegawai negeri beserta bagaimana tinjauan

yuridis terhadap perjanjian kredit pegawai negeri sipil dengan koperasiTirta

Darma.1

B. Pendekatan Penelitian

Jika dilihat dari sifat dan tujuan penelitian, maka penelitian yang

dilakukan adalah penelitian hukum empiris dengan pendekatan Kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan suatu cara penelitian yang menghasilkan data

deskriptif-analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau

lisan dan juga perilakunya yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu

yang utuh.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian ada di Koperasi Tirta Darma Kabupaten Soppeng.

Pemilihan lokasi tersebut dikarenakan koperasi tersebut merupakan salah satu

koperasi yang terletak di wilayah kantor Dinas Kepegawaian PU-PR (pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang) yang terletak di Jalan Malaka raya Kabupaten

Soppeng, pengambialan lokasi tersebut karena tidak jauh dari pusat kota dan

Akses yang mudah di jangkau, dan seringkali digunakan Pegawai Negeri Sipil

dalam melakukan Perjanjian kredit.

D. Sifat Penelitian

Penulis menggunakan penelitian hukum yang bersifat deskriptif dalam

penelitian hukum ini, yaitu suatu penelitian untuk memeberikan data yang seteliti

mungkin dengan menggambarkan gejala tertentu.

1 Andi Rustandi, Metode penelitian hukum Empiris dan Normatif, Volume 8, jam 11.28

diakses di andirustandi.com

Page 46: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

34

E. Jenis Data

Aadalah hasil dari penelitian, baik berupa fakta-fakta atau angka-angka

yang dapat dijadikan bahan untuk dijadikan suatu sumber informasi. Jenis data

yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data, fakta atau keterangan yang diperoleh

secara langsung dilapangan, mengenai segala hal yang berhubungan

dengan obyek penelitian. Data primer ini berupa informasi yang

dieroleh dari pihak-pihak yang berkompeten di Koperasi Tirta Darma

Kabupaten Soppeng.

a. Data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung

memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer.

Adapun data sekunder tersebut meliputi Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995tentang pelaksanaan

Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi, dan buku-buku yang

berkaitan dengan hukum perjanjian.

Page 47: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

35

F. Teknik Analisis Data

Tekhnik pengumpulan data merupakan teknik untuk mengumpulkan data

dari salah atau beberapa sumber data yang ditentukan. Data dalam penelitian

hukum empiris terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer metode

pengumpulannya dilakukan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan

kuesioner.

Pengumpulan data primer dengan wawancara, kuesioner harus

berpedoman pada rumusan masalah, pokok bahasan, dan tujuan penelitian.

Sedangkan data sekunder metode pengumpulannya dilakukan dengan cara

membaca diperpustakaan atau literatur , mengutip yang mempunyai hubungannya

dengan permasalahan penelitian.2

Langkah yang dilakukan setelah memperoleh data adalah menganalisis

data tersebut. Analisis data mempunyai kedudukan penting dalam penelitian untuk

mencapai tujuan penelitian. Dalam hal menganalisis data, penulis menggunakan

model analisis interaktif dalam bentuk siklus yang terdiri dari tiga komponen

pokok yaitu:

a. Reduksi Data (Data Reduction)

Merupakan proses seleksi, pemfokusan dan

penyederhanaan data. Ini merupakan bagian dari analisis yang

mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal

yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga

kesimpulan akhir dapat dilakukan.

2 Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis serta Disertasi, Alfabeta;

Bandung, h 71.

Page 48: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

36

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data berupa deskripsi dalam bentuk narasi yang

memungkinkan kesimpulan dapat dilakukan. Penyajian data

tersebut harus mengacu pada rumusan masalah sehingga dapat

diperoleh jawaban dari masalah yang diteliti.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Kesimpulan akhir tidak akan terjadi sampai proses

pengumpulan data berakhir, sehingga perlu diverifikasi agar dapat

dipertanggung jawabkan. Verifikasi tersebut dilakukan seperti

pemikiran kembali yang terlintas dalam pemikiran penganalisa

selama ia menulis suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan

lapangan atau mungkin seksama dan memerlukan banyak tenaga

dengan peninjauan kembali.

Page 49: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Koperasi Pegawai Negeri “Tirta Dharma” Kabupaten

Soppeng

a. Landasa KP-RI Tirta Dharma

Landasan Idiil : Pancasila

Landasan Konstitusional : UUD 1945

Landasan Operasional :

1) Pasal 22 UUD 1945

2) UU No. 17 tahun 2012

3) Keputusan Menko dan UKM No.226/Kop/M/1996

b. Tujuan KP-RI Tirta Dharma

a) Terwujudnya koperasi sebagai wadah pemberdayaan ekonomi

sosial, dan bermartabat untuk meningkatkan kesejahrteraan anggota

khususnya dan masyarakat pada umumya

Misi

a) Mengembang Amanah, anggota untuk meningkatkan pelayanan

dan sosialnya,

b) Meningkatkan permodalan intern melalui kesadaran Anggota untuk

menyimpan pada koperasi.

c) Meningkatkan profesionalisme pengurus, pengawas, pengelola dan

anggota di bidang perkoperasian,

37

Page 50: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

38

d) Menggali potensi anggota agar berpartisipasi aktif untuk

mengembangkan usaha koperasi.

c. Bidang Organisasi dan tata Laksana KP-RI “Tirta Darma”

a) Mengadakan Rapat-rapat berkala antara para pengurus dan pengelola

b) Merekrut anggota baru

c) Mendayagunakan ruang/ perkantoran yang tidak terpakai untuk

dijadikan sarana ruang koperasi.

d) Tetap mengupayakan peningkatan SDM bila ada kesempatan

pendidikan /Kursus.

e) Bagi anggota yang ada sangkutan pada koperasi bila ingin mengambil

kredit dari lembaga keuangan (Bank) atau koperasi lain, agar

mengambil rekomendasi dari pengurus KP-RI Tirta Darma, disamping

rekomendasi dari Dinas. Menata prosedur kredit yang diperlukan

untuk melayani anggota yang lebih efisien dan efektif.

f) Melaksanakan RAT tepat waktu

g) Pemeriksaan dilaksanakan secara berkala.

h) Perlu pemberdayaan pengawas

i) Program pelatihan bagi: Anggota, Pengurus, Pengelola/ Karyawan.

d. Bidang Keuangan dan permodalan

a) SHU yang dibagikan kepada anggota tetap disimpan dalam koperasi

untuk memperkuat permodalan sebagai simpanan sukarela.

b) Mengupayakan peningkatan simpanan wajib.

c) Mengupayakan simpanan sukarela dari para anggota.

Page 51: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

39

d) Melanjutkan tambahan simpanan pokok dari anggota.

e. Struktur Organisasi KP-RI “Tirta Dharma”

Setiap organisasi tentu memiliki struktur organisasi Demikian juga

halnya dengan KP-RI “Tirta Dharma”. Dengan adanya tugas dan fungsi-

fungsi yang di perlukan dalam koperasi yang bersangkutan agar tujuannya

dapat tercapai. Berikut ini struktur Organisasi yang ada pada KP-RI “Tirta

Dharma” :

(Sumber: data KP-RI “Tirta Dharma”)

Bagan 1 : Struktur Organisasi Koperasi Pegawai Negeri “Tirta Dharma”

PENGAWAS

RAPAT ANGGOTA

ANGGOTA

PEMBINA

DINAS

KOPERINDAG

DINAS PU-PR

DEKOPINDA

PKP-RI

PENGURUS

KETUA

SEJERTARIS

BENDAHARA

MANAGER

UNIT TOKOH UNIT SIMPAN PINJAM

ANGGOTA

Page 52: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

40

Keterangan:

a. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan perlengkapan organisasi yang mempunyai

kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat Anggota mempunyai beberaa

tugas khusus antara lain menetapkan AD/ART dan kebijaksanaan umum

koperasi, pengangkatan dan pemberhentian pengurus maupun pengawas,

membuat perencanaan dan pengesahan, pembagian sisa hasil Usaha, serta

beberapa bentuk perubahan organisasi koperasi.

Rapat Anggota ini dilaksanakan sekurang-kurangnya setahun sekali yang

biasa disebut Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai pertanggungjawaban

pengurus kepada anggota Rapat Anggota Tahunan ini diselenggarakan

dengan prinsip :

(1) Rapat Anggota Tahunan merupakan salah satu unsur perlengkapan

pokok dalam organisasi koperasi

(2) Rapat Anggota Tahunan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

dalam organisasi koperasi.

(3) Rapat Anggota Tahunan merupakan media sambung rasa yang efektif

antara anggota dan pengurus.

b. Pengurus

Pengurus merupakan pemegang kekuasaan Rapat Anggota yang dipilih

dari dan oleh anggota koperasi dan usahanya serta bertanggungjawab atas

segala kegiatan pengelolaan tersebut kepada rapat anggota. Sebagai

pemegang kuasa rapat anggota dan dalam rapat tersebut pengurus

Page 53: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

41

menunnjukkan rencana kerja serta rencana anggaran pendapatan dan belanja

koperasi.

Pengurus memiliki wewenang untuk melakukan tindakan dan upaya bagi

kepentingan dan kemanfaatan koperasi sesuai dengan tanggungjawab dan

keputusan rapat anggota.

Berikut ini adalah tugas masing-masing pengurus KP-RI “Tirta Dharma”:

a) Ketua:

(a) Disposisi Surat;

(b) Disposisi Pengkreditan uang;

(c) Hubungan instansi lain;

(d) Menyiapkan kwitansi pengkreditan;

(e) Menyiapkan RAP dan RAT;

b) Sekertaris:

(a) Pelaksanaan Administrasi Umum;

(b) Notulen Rapat-rapat;

(c) Surat menyurat;

(d) Laporan Ke Atas;

(e) Menyiapkan penataran;

(f) Memasukkan SWK;

(g) Inventaris;

c) Bendahara:

(a) Pelaksanaan Administrasi keuangan;

(b) Membantu mengurusi pengkreditan;

Page 54: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

42

(c) Mengerjakan Kas Sampai dengan Buku Besar USP;

(d) Mengerjakan Kas sampai dengan Buku Besar Induk;

(e) Penarikan SWB dan SHR.

c. Badan Pengawas

Tugas Badan Pengawas adalah melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi. Berkaitan dengan hal

tersebut, pengawas juga harus membuat laporan tertulis mengenai hasil

pengawasannya. Di sampng tugas tersebut, pengawas memmpunyai

wewenang untuk menelit catatan yang ada pada koperasi dan juga

mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. Namun penawas harus

dapat merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga.

d. Anggota

Jumlah Anggota Koperasi Pegawai Negri Tirta Dharma adalah 157

anggota.

e. Karyawan

Untuk membantu pengurus dalam memberikan pelayanan kepada

para anggotanya, KP-RI Thirta Darma mengangkat 4 (empat) orang

karyawan semua karyawan bekerja sesuai dengan tugasnya masing-

masing.

f. Bidang Usaha KP-RI Tirta Dharma

1. Unit Simpan Pinjam

Unit Simpan pinjam mempunyai tugas sebagai berikut :

Page 55: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

43

1) Meningkatkan Pelayanan kepada anggota yang membutuhkan

pinjaman demi terwujudnya kesejahteraan anggota dengan

memperhatikan hal-hal sebagai berikut sebagai prioritas :

(1) Anggota Meninggal Dunia;

(2) Istri/Suami anggota meninggal Dunia;

(3) Anak Anggota meninggal dunia;

(4) Anggota sakit (Opname)

(5) Istri/Anak/ Suami sakit (opname)

(6) Anggota melahirkan

(7) Istri dari Anggota melahirkan

(8) Anggota menikah.

a) Menetapkan jumlah pijaman anggota maksimal 6 (enam) kali

gaji penerima, daat ditambah apabila keuangan koperasi

memungkinkan.

b) Lama angsuran setiap pinjaman maksimal 48 (empatpuluh

delapan) kali berturut-turut.

c) Jika Anggota akan mengadakan pinjama baru dapat menutup

pinjaman lama.

d) Jumlah Pinjaman disesuaikan dengan hasil Rapat Anggota

Tahunan.

2. Unit Pertokoan

Unit Pertokoan mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Melayani pesanan barang kebutuhan anggota

Page 56: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

44

2. Mengadakan kerjasama dengan rekan usaha

3. Hari buka toko KPRI Tirta Dharma Senin-Satu kecuali hari libur

4. Menyediakan paket lebaran Idul Fitri

5. Bila diperlukan dapat melayani keperluan dinas (pembayaran

rekening-rekening, ATK dan lain-lain)

B. Prosedur Perjanjian Kredit antara Pegawai Negeri Sipil dengan koperasi

Thirta Darma Kabupaten Soppeng

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian mengatur

mengenai koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan

usaha yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan

makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945 dalam Tata

Prekonomian Nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas

asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Koperasi bertujuan memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta

ikut membangun tatanan prekonomian nasional dalam rangka mewujudkan

masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan

Undang-Undang dasar 1945. Koperasi Pegawai negeri merupakan salah satu

jenis koperasi yang didirikan fungsional yaitu Pegawai Negeri untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Penghimpunan dan Penyaluran dana di Koperasi Pegawai Negeri Thirta

Darma dilakukan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk

anggotanya yang merupakan Pegawai Negeri di daerah Dinas Pekerjaan

Page 57: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

45

Umum Penataan Ruang (PU-PR), alasan para Pegawai Negeri mengajukan

kredit karena gaji yang diterima setiap bulannya tidak mencukupi untuk

keperluan sehari-hari, serta alasan untuk biaya pendidikan, dan keperluan

mendadak. Selain karena alasan diatas pengajuan kredit juga sangat mudah

dan tidak berbelit-belit dan jumlah bunga yang sedikit. Berdasarkan

wawancara dengan Bapak Baharuddin pada tanggal 25 Mei 2018, untuk

mengajukan permohonan kredit di Koperasi Thirta Darma harus memenuhi

beberapa persyaratan agar kredit dapat diberikan kepada yang bersangkutan,

Adapun persyratan untuk mengajukan kredit di Koperasi Tirta Dharma

sebagai berikut:

a) Harus menjadi anggota Koperasi Pegawai Negeri Thirta Darma;

b) Maksimal kredit yang diajukan adalah enam (6) kali gaji penerimaan;

c) Gajinya dapat dipotong setiap bulannya;

d) Jangka waktu pinjaman anggota minimal 30 bulan dan maksimal 48

bulan bagi pegawai organik dan bagi tenaga kontrak 12 bulan

disesuaikan dengan SK Kontrak.

e) Serta tidak ada pinjaman di tempat lain, jika terdapat pinjaman di

tempat lain maka koperasi dapat melihat jumlah pinjamannya

ditempat lain apakah gaji mencukupi untuk membayar angsuran.1

1 Baharuddin, (45 tahun), Anggota KP-RI Thirta Darma, wawancara, Soppeng, 25 Mei

201

Page 58: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

46

Penjelasan mengenai hal tersebut diatas adalah sebagai berikut:

a. Harus menjadi anggota koperasi, yang dapat diterima menjadi angota

koperasi ialah warga Negara republik Indonesia yang mempunyai

beberapa syarat yaitu:

a) Mempunyai kemampuan penuh melaksanakan tindakan

hukum (Dewasa dan tidak dalam perwalian, dan

sebagainya)

b) Mata pencaharian adalah pegawai Negeri Republik

Indonesia dan bernaung pada kantor Dinas Pekerjaan

Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) kabupaten Soppeng.

c) Telah menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi

simpanan pokok, serta telah menyetujui isi anggaran dasar

dan ketentuan-ketentuan yang berlaku pada koperasi.

b. Maksimal kredit yang diajukan adalah enam (6) kali gaji penerimaan,

maksudnya adalah apabila seorang anggota yang mengajukan

permohonan kredit mempunyai gaji Rp 3.000.000. (Tiga juta rupiah)

maka pinjaman yang boleh diajukan oleh anggota tersebut tidak boleh

lebih dari 6 (enam) kali Rp. 3.000.000 (Tiga juta rupiah) atau sama

dengan 18.000.000 (Delapan belas Juta Rupiah). Apabila anggota akan

mengajukan kredit melebihi jumlah yang diharuskan maka kredit tidak

dapat disetujui oleh pengurus.

c. Gajinya dapat dipotong tiap bulannya sebesar 1,5 persen

Page 59: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

47

d. Jangka waktu pinjaman anggota minimal 30 bulan dan maksimal 48

bulan bagi pegawai organik dan bagi tenaga kontrak 12 bulan

disesuaikan dengan SK Kontrak.

e. tidak ada pinjaman di tempat lain, jika terdapat pinjaman di tempat lain

maka koperasi dapat melihat jumlah pinjamannya ditempat lain

tersebut apakah gaji mencukupi untuk membayar angsuran.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas menurut penulis

menjelaskan persyaratan kredit pada Koperasi tirta Dharma telah relevan

dengan ketentuan UU No 17 tahun 2012 bahwa mengenai harus menjadi

anggota Koperasi hal ini menurut penulis telah sesuai dan sangat jelas

bahwa pihak yang melakukan kredit pada koperasi yang bersangkutan,

pihak tersebut haruslah merupakan Anggota Koperasi. Adapun Mekanisme

Maksimal kredit yang diajukan adalah 6 (enam) kali gaji penerimaan cukup

logis karena jumlah pinjaman tersebut tidak akan menyulitkan

pengembalian kredit yang dialakukan oleh anggota Koperasi Thirta dharma

serta sesuai dengan tujuan koperasi yang sesungguhnya yakni mewujudkan

prekonomian yang demokratis dan berkeadilan, dan kesejahteraan

anggotanya. Adapun hal mengenai tidak adannya pinjaman di tempat lain,

hal ini menurut penulis telah sesuai dan efisien diterapkan pada koperasi

Tirta Darma, karena jika jumlah pinjaman ditempat lain sangat tinggi ini

dapat menyebabkan hal-hal yang dapat memberatkan anggota koperasi dan

dapat menyebabkan koperasi kolaps..

Page 60: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

48

Adapun Alur dari Prosedur perjanjian kredit Koperasi Pegawai Negeri Tirta

Dharma adalah sebagai berikut:

Sumber data: KP-RI “Tirta Dharma”

Bagan 2 : Proses Kredit di Koperasi Tirta Dharma

Berdasarkan Bagan tersebut diatas penulis menggambarkan mengenai

prosedur perjanjian kredit dapat dijelaskan secara singkat bahwa Anggota

koperasi mengisi Amprahan Kredit yang diberikan oleh pengurus dan

ditandatangani oleh Bendahara gaji serta kepala unit, kemudian Amprahan

diserahkan kepada pengurus, dan pengurus mengadakan rapat Pengurus, hasil

dari Rapat pengurus tersebut ada dua yaitu kredit disetujui dan kredit tidak

disetujui. jika kredit telah disetujui maka uang pinjaman dapat dicairkan

setiap tanggal 1 (satu).

ANGGOTA

KOPERASI

AMPRAHAN

KREDIT

PENGURUS

RAPAT

PENGURUS

KREDIT DISTUJUI

KREDIT

TIDAK

DISETUJUI

UANG PINJAMAN

DICAIRKAN

Page 61: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

49

Hal tersebut relevan dengan hasil wawancara dengan Hasnawati (35)

yang menjelaskan mengenai posedur dari perjanjian kredit Koperasi Thirta

Darma yakni sebagai berikut:

1. Anggota pemohon kredit datang ke koperasi untuk mengisi amprahan

(surat pengajuan kredit) yang diberikan pengurus;

2. Amprahan diisi dan ditandatangani peminjam dan bendahara gaji serta

kepala unit yang bertanggungjawab atas angsuran tersebut;

Amprahan diserahkan kepada pengurus, pengurus mengadakan rapat

untuk mengolah kredit yang diajukan dengan melihat kondisi keuangan

koperasi, jika kondisi keuangan koperasi memungkinkan untuk

memberikan kredit tersebut kepada anggota pemohon kredit dan

rekomendasi dari kepala unit kerjanya dapat di pertanggungjwabkan

maka dibuatkanlah kwitansi masing-masing.

3. Uang pinjaman dapat dicairkan setiap tanggal 1 setiap bulannyasetelah

angsuran masuk ke koperasi, setelah cair ada dana sosial yang diotong

1% dari total pinjaman.1

Setelah memenuhi persyaratan untuk mengajukan kredit di koperasi Tirta

Dharma anggota harus melakukan hal sebagai berikut:

1) Anggota membuat atau mengisi amprahan (surat pengajuan kredit)

Amprahan yang dimaksud dalam mengajukan permohonan kredit

adalah sebuah surat yang diajukan untuk pernyataan kredit yang berisi:

1

Hasnawati, (35 tahun), Bendahara KP-RI Thirta Darma, wawancara, Soppeng, 05 April

2018.

Page 62: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

50

a. Surat pernyataan kredit berupa Identitas Peminjam

b. Surat kuasa kepada bendahara Gaji untuk memotong gaji;

c. Surat pernyataan kepala unit kerja.

2) Setelah amprahan diterima oleh pengurus koperasi maka dilakukan

rapat untuk mengolah kredit yang diajukan oleh anggota dengan

melihat kondisi keuangan koperasi cukup untuk mencairkan kredit

tersebut atau tidak, selain itu rekomendasi dari Kepala Unit terhadap

anggota yang mengajukan kredit juga dijadikan pertimbangan

pencairan kredit tersebut.

3) Uang dapat dicairkan setiap tanggal 1 setelah angsuran masuk.

Dengan ditandatanganinya amprahan oleh pengurus koperasi dan

anggota koperasi maka perjanjian kredit tersebut telah mengikat kedua

pihak, dan adanya kewajiban bagi debitur untuk memenuhi

prestasinya.

C. Penyelesaian terhadap Kredit bermasalah Pada Koperasi Pegawai RI

Thirta Dharma

Secara umum bentuk penyelesaian kredit bermasalah sebelum diselesaiakn

melalui lembaga hukum adalah dilakukan melalui penanganan 3R yaitu,

penanganan secara penjadwalan kembali (Recheduling), Persyaratan kembali

(Reconditioning), dan penataan kembali (Restructuring).

a. Penjadwalan Kembali (Recheduling)

Page 63: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

51

Adalah Upaya penyelamatan kredit dengan melakukan perubahan syarat-

syarat perjanjian kredit yang berkenang dengan jadwal pembayaran

kembali kredit atau jangka waktu.

b. Persyaratan kembali (Reconditioning)

Adalah Upaya penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan

atas sebagian atau seluruh syarat perjanjian kredit yang tidak terbatas

hanya pada perubahan perubahan jadwal angsuran atau jangka waktu

kredit saja.

c. Penataan kembali (Restructuring)

Adalah upaya penyelamatan dengan melakukan perubahan syarat-syrat

perjanjian kredit berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan

konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity. 2

Sementara penyelesaian kredit bermasalah dilakukan terhadap kredit

yang memang sudah macet tidak dapat lagi diharapkan pembayarannya oleh

pihak debitur, atau bahkan debitur tidak bersikap kooperatif.3

Kredit bermasalah dapat timbul karena adanya beberapa aspek yang membuat

hal tersebut dapat terjadi, kredit bermasalah yang timbul dalam perjanjian

kredit tergantung pada besarnya tanggungjawab anggota koperasi sebagai

pemohon kredit dan juga proses penanganan pemberian kredit yang dilakukan

oleh pengurus kepada para anggotanya yang mengajukan permohonan kredit.

2 Anton Suyatno, Kepastian Hukum dalam Penyelesaian Kredit Macet Melalui Eksekusi

Jaminan Hak Tanggungan Tanpa Proses Gugatan Pengadilan, (Jakarta: Prenamedia Group, 2016)

h. 43

3 Anton Suyatno, Jakarta: Prenamedia Group, 2016

Page 64: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

52

Beberapa masalah hukum yang timbul pada proses pemberian kredit pada

koperasi yakni:

1. Penerima kredit melakukan wanprestasi

Wanprestasi yang dilakukan dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:

a) Tidak melaksanakan atau melakukan sama sekali apa yang telah

tertulis dan diperjanjiakan.

b) Penerima kredit melaksanakan apa yang diperjanjiakan namun tidak

secara penuh atau utuh sesuai dengan perjanjian.

c) Penerima kredit melaksanakan apa yang diperjanjikan akan tetapi

pelaksanaannya tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

d) Penerima kredit melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak

boleh dilakukan.

Di dalam perjanjian kredit Koperasi ini, apabila terjadi wanprestasi yang

dilakukan oleh anggota penerima kredit sehingga menyebabkan kredit

bermasalah, koperasi Thirta Darma dapat menyelesaikan masalah tersebut

dengan cara sebagai berikut:

1. Mengadakan pendekatan secara kekeluargaan sesuai dengan asas yang

dianut oleh Koperasi kepada anggota penerima kredit untuk

memenuhi kewajibannya membayar angsuran yang belum lunas;

2. Jika kedua hal diatas masih belum bisa dilakukan atau terlalu berat,

maka jalan keluar yang lain adalah angsuran diperpanjang sehingga

nominal angsuran anggota penerima kredit relatif lebih ringan setiap

bulannya.

Page 65: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

53

Selain wanprestasi karena hal tersebut diatas wanprestasi juga dapat

terjadi karena

1. Penerima kredit dipindahtugaskan atau pindah tugas keluar wilayah

Koperasi Tirta Darma dan masih memiliki kredit yang belum lunas, di

koperasi tersebut, upaya yang dilakukan koperasi jika terjadi hal

tersebut ialah:

a) Anggota penerima kredit harus melunasi semua pinjaman, hal ini

apabila anggota penerima kredit tersebut tidak lagi menjadi

anggota koperasi Pegawai Negeri Tirta Darma.

b) Anggota dapat menunjuk unit kerja tertentu untuk

bertanggungjawab atas angsurannya, hal ini dilakukan apabila

anggota penerima kredit masih menjadi anggota koperasi.

Menurut penulis penyelesaian terhadap kredit bermasalah pada

Koperasi Thirta Darma Kabupaten soppeng telah sesuai dengan prinsip

Koperasi yang berdasarkan pada prinsip kekeluargaan yakni berdasarkan

pada pasal 5 Undang-undang No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian.

Hal ini menurut penulis telah relevan dan sesuai untuk menyelesaikan

permasalahan kredit pada koperasi Thirta Darma. Selain karena hal diatas

penyebab umum kredit bermasalah yaitu sebagai berikut:

1. Anggota meminjam diluar batas kemampuan membayar artinya

memiliki pinjaman di luar koperasi;

2. Secara tiba-tiba di mutasi ke dinas lain

3. Adanya kebijakan pemerintah setiap pegawai menerima gaji di Bank;

Page 66: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

54

4. Anggota yang bermental buruk pinjaman tidak di kontrol2

Berdasarkan Uraian diatas prosedur penyelesaian kredit bermasalah yang

timbul dalam perjanjian kredit Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KP-RI)

Tirta Darma Kabupaten Soppeng, yang dilakukan oleh para pengurus

koperasi menurut penulis telah sesuai dengan tujuan koperasi yaitu

mengajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, serta ikut membangun tatanan prekonomian nasional dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur belandaskan

pancasila dan undang-undang dasar 1945 dimana dalam penyelesaian

masalah tersebut dilakukan berdasarkan peraturan yang ada dalam AD/ART

Koperasi Tirta Darma.

2 Asis, wawancara;2018

Page 67: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

55

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Prosedur Perjanjian kredit di Koperasi Pegawai Negeri Tirta Dharma

dilakukan melalui prosesdur yang harus dipenuhi oleh Anggota

Koperasi yang akan mengajukan kredit antara lain harus menjadi

anggota Koperasi Pegawai Negeri Thirta Darma, Memberikan

pinjaman kepada anggota maximum 50.000.000, dan jangka waktu

pinjaman anggota minimal 30 (tigapuluh) bulan dan maksimal

angsuran adalah 48 (empat puluh delapan) kali hal tersebut dapat

berubah sesuai dengan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT), serta Gaji

yang diterima dapat dipotong setiap bulannya, dan tidak ada pinjaman

di tempat lain.

2. Mengenai Penyelesaian terhadap kredit bermasalah dilakukan secara

kekeluargaan sesuai dengan prinsip Koperasi dalam UU No. 17 tahun

2012 yakni Mengadakan pendekatan secara kekeluargaan dan sesuai

dengan asas yang dianut oleh Koperasi yakni Asas Kekeluargaan.

Apabila pendekatan yang dilakukan kepada anggota penerima kredit

untuk melunasi angsuran pinjamannya tidak berhasil, maka dilakukan

negosiasi kepada juru bayar. Jika kedua hal diatas masih belum bisa

dilakukan atau terlalu berat, maka jalan keluar yang lain adalah

54

Page 68: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

56

angsuran diperpanjang sehingga nominal angsuran anggota penerima

kredit relatif lebih ringan setiap bulannya.

B. Saran

1. Sebaiknya Koperasi Tirta Dharma dalam penyusunan Rapat Anggota

Tahunan dalam hal ini Prosedur perjanjian kredit dilakukan dengan

lebih cermat lagi hal ini bertujuan untuk menghindari adanya kredit

macet atau kredit bermasalah.

2. Penyelesaian kredit yang dilakukan secara kekeluargaan sebaiknya

harus dipertegas lagi, hal ini untuk mencegah adanya beberapa anggota

yang lari dari tanggung jawab sebagai anggota koperasi Pegawai RI-

Thirta Darma Kabupaten Soppeng.

Page 69: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 70: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 71: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 72: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 73: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 74: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 75: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 76: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 77: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 78: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 79: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 80: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 81: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 82: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 83: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

Scan by Easy Scanner

Page 84: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KREDIT PEGAWAI NEGERI SIPIL ...repositori.uin-alauddin.ac.id/13509/1/Hildayanti.pdf · Suyatno Anton, 2016. ... W.J.S Poerwadarminta,1986, Kamus Besar

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

HILDAYANTI Dilahirkan di Kabupaten Soppeng

tepatnya di Dusun Cennoe, Desa Belo Kecamatan Ganra,

pada hari selasa 28 November 1995. Anak kedua dari

enam bersaudara, pasangan dari Baharuddin dengan

Nurwana. Penulis memiliki seorang ayah yang berprovesi

sebagai Pegawai Negeri Sipil dan seorang Ibu yang

sehari-harinya sebagai IRT. Penulis menyelesaikan

pendidikan di Sekolah Dasar di SD 83 Cennoe Desa Belo dan selesai pada tahun 2008. Pada

tahun itu juga peneliti melanjutkan pendidikannya di SMP Muhammadiya Belo dan tamat

pada tahun 2011, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1

Watangsoppeng dan selesai pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis melanjutkan

pendidikan di Perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar (UIN) Fakultas Syariah dan Hukum, Pada program studi Ilmu Hukum, dengan

Fokus perdata. Peneliti menyelesaikan kuliah strata satu (SI) pada tahun 2018.