tinjauan pustaka pkm batako

3
TINJAUAN PUSTAKA Batako Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata merah. Batako merupakan campuran mortar antara agregat halus/pasir dengan semen sebagai perekat. Proses pengerasan dari batako sangat tergantung dari perbandingan berat (rasio) antara air dan semen, pada umumnya nilai rasio air semen bervariasi 0,8 – 1,2. Terdapat dua jenis batako, yaitu batako normal dan batako ringan. Batako ringan adalah batako yang memiliki densitas < 1,8 gr/cm3 (Maydayani, 2009), begitu juga kekuatan mekaniknya yang biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya (mix design). Tipe batako ringan ada dua macam, yaitu batako ringan berpori (aerated concrete) dan batako ringan non aerated. Batako ringan ini dibuat dari campuran air, semen, pasir dan sekam padi. Limbah Sekam Padi Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah

Upload: fernando-daniel-m-tindaon

Post on 18-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tentang semen, bata merah, dan sekam padi

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Pustaka PKM Batako

TINJAUAN PUSTAKA

Batako

Batako, material dinding dari batako ini umumnya dibuat dari campuran semen dan pasir kasar yang dicetak padat atau dipress. Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air. Bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan batubara. Dengan bahan pembuatan seperti yang telah disebutkan, batako memiliki kelemahan yaitu kekuatannya lebih rendah dari bata merah, sehingga cenderung terjadi keretakan dinding, terutama jika bagian kosong-nya tidak diisi dengan adukan spesi. Pemakaian material batako untuk dinding juga membuat bangunan lebih hangat bahkan cenderung pengap dan panas, tidak seperti bata merah yang terbuat dari material tanah. Batako cenderung lebih ringan daripada bata merah. Teksturnya pun terlihat lebih halus dari bata merah.

Batako merupakan campuran mortar antara agregat halus/pasir dengan semen sebagai perekat. Proses pengerasan dari batako sangat tergantung dari perbandingan berat (rasio) antara air dan semen, pada umumnya nilai rasio air semen bervariasi 0,8 – 1,2. Terdapat dua jenis batako, yaitu batako normal dan batako ringan. Batako ringan adalah batako yang memiliki densitas < 1,8 gr/cm3 (Maydayani, 2009), begitu juga kekuatan mekaniknya yang biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya (mix design). Tipe batako ringan ada dua macam, yaitu batako ringan berpori (aerated concrete) dan batako ringan non aerated. Batako ringan ini dibuat dari campuran air, semen, pasir dan sekam padi.

Limbah Sekam Padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.

Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20 – 30%, dedak antara 8 – 12%, dan beras giling antara 50 – 63,5% dari bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1994).

Sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan yang salah satunya sebagai bahan baku pada industri bangunan, terutama kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen Portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada bata merah.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai bahan bangunan dengan memanfaatkan beton sekam padi sebagai panel dinding (batako) memberikan hasil bahwa semakin besarnya

Page 2: Tinjauan Pustaka PKM Batako

penambahan proporsi sekam padi pada campuran batako akan menjadikan bahan bangunan lebih ringan. Dalam penelitian ini mencoba untuk melakukan pengujian kekuatan campuran batako sekam padi dengan campuran semen, pasir dan sekam padi secara bervariasi.

Batu Bata Merah

Bata merah merupakan salah satu jenis bahan dasar pembangunan rumah yang sudah sangat umum digunakan di Indonesia, dari zaman dulu hingga zaman modern seperti saat ini bata merah memang sudah menjadi salah satu bahan wajib di dalam membangun rumah. Cukup bisa dimaklumi, bata merah masih lebih banyak digunakan dari pada bata ringan atau batako press, karena selain sudah teruji kekuatannya, mendapatkan jenis material ini pun tidak susah.

Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari tanah lempung yang dicetak lalu kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi benar-benar kering, mengeras dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang digunakan haruslah tanah lempung agar bahan dapat menyatu saat proses pencetakan.Lempung merupakan material yang bersifat kedap air, sehingga tidak muda ditembus air. Karena itulah, rumah yang dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih kuat,nyaman dan adem. Selain lebih kuat dan kokoh serta tahan lama, sehingga jarang sekali terjadi keretakan dinding yang dibangun dari material bata merah dan juga terhindar dari kebocoran. Selain itu Material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan dari bahaya api.