tinjauan pustaka a. pengetahuan pengetahuan adalah...

39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo,2005, p : 50). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri. Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara formal maupun informal.

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo,2005, p : 50). Menurut Kamus Besar

Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui

berkenaan dengan hal. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan

sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui,

maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu.

Menurut teori WHO (World Health Organization) yang dikutip oleh

Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan

oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan

bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui oleh seseorang melalui

pengenalan sumber informasi, ide yang diperoleh sebelumnya baik secara

formal maupun informal.

Page 2: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku

baru didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan), yakni :

a. Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu

terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik)

Terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai

timbul.

c. Evaluation (menimbang-menimbang)

Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial

Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan

apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui

proses seperti ini, dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap

yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting).

Page 3: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan

kesadaran akan tidak berlangsung lama. Jadi, Pentingnya pengetahuan disini

adalah dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu

langgeng.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada 6 tingkatan pengetahuan, yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk juga mengingat kembali suatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di

terima dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan

sebagainya.

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dpat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi dapat diartikan sebagai

penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.

d. Analisis (Analysis)

Page 4: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi

kedalam komponen – komponen, tetapi masih didalam struktur

organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan yang

lain dapat ditunjukan dengan menggambarkan, membedakan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan dapat menyusun formulasi yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu

materi penelitian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

atau kriteria yang sudah ada. Pengetahuan diukur dengan wawancara

atau angket tentang materi yang akan di ukur dari objek penelitian

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

a. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan

berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk

menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan

Page 5: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun

dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin

banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan

sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang

dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya

akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin

banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan

sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

b. Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media

massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang

inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan dan lain-lain

mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan

Page 6: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media

massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu

hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhadap hal tersebut.

c. Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan

demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada

dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal

balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

e. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman baik dari

pengalaman pribadi maupun dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

Page 7: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

f. Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Pada usia tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal

mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa.

Sedangkan pada usia tua (> 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi dan

hanya menikmati hasil dari prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana,

semakin banyak informasi yang dijumpai dan sehingga menambah

pengetahuan (Cuwin, 2009). Dua sikap tradisional Mengenai jalannya

perkembangan hidup :

1) Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang di

jumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya.

2) Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah

tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat

diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya

usia, khusunya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya

kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat

ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan

bertambahnya usia.

4. Pengukuran Pengetahuan

Page 8: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan

diatas (Nursalam, 2008) :

Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75% - 100%

Tingkat pengetahuan cukup bila skor 56% - 75%

Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 56%

B. Sikap

1. Definisi Sikap

Sikap adalah juga merespon tertutup seseorang terhadap stimulus

atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang – tidak senang, setuju –tidak setuju, baik – tidak baik,

dan sebagainya). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan

bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum

merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi merupakan

faktor predisposisi perilaku (reaksi tertutup) (Notoatmodjo, 2005)

Komponen Pokok Sikap :

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen, yaitu :

Page 9: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap obyek, artinya

bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap

objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek, artinya bagaimana

penilaian (terkandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap

objek.

c. Kecenderungan untukk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah

merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka

(Tindakan)

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan dan emosi memegang peran penting.

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga memiliki tingkatan berdasarkan

intensitasnya, sebagai berikut :

a. Menerima (Receiving)

Diartikan bahwa seseorang atau subyek menerima stimulus yang diberikan

(objek). Misalnya, sikap seseorang terhadap periksa hamil dapat diketahui

dan diukur dari kehadiran si ibu untuk mendengarkan penyuluhan di

lingkungannya.

b.Menanggapi (Responding)

Menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya , seorang ibu yang

Page 10: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

mengikuti penyuluhan tersebut ditanya atau diminta menanggapi oleh

penyuluh, kemudian ia menjawab atau menanggapainya.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain

dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain

merespons.

d.Bertanggung Jawab (Responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab terhadap

apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu

berdasarkan keyakinannya, dia harus beranni mengambil resiko bila ada

orang lain yang mencemooh atau adanya risiko lain

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap

antara lain :

a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi

haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih

mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi

yang melibatkan faktor emosional.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Page 11: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis

atau searah dengan sikap orang yang diangap penting. Kecenderungan ini

antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafilisasi dan keinginan

untuk menghindari konflik dengan orang yang di anggap penting tersebut.

c. Pengaruh Kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita

terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

masyarakatnya, karena kebudayaanlahyang memberi corak pengalaman

individu-individu masyarakat asuhannya.

d. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif

cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisannya, akibatnya berpengaruh

terhadap sikap.

e. Lembaga Pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan agama sangat

menentukan sitem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada

gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.

f. Faktor emosional

Page 12: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak

langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan - pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan.

Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan

pendapat dengan menggunkana kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap

pernyataan - pernyataan objek tertentu, dengan menggunakan skala likert

(Notoatmodjo, 2005).

C. Remaja

1. Definisi Remaja

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal

dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan (Ali, 2009). Remaja adalah anak usia 10 – 24 tahun

yang merupakan usia antara masa kanak – kanak dan dewasa dan sebagai

titik awal proses reproduksi, sehingga perlu dipersiapkan sejak dini

(Romauli, 2009).

Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang

lebih bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria,

yaitu biologis, psikologis, dan sosio ekonomi remaja untuk memahami serta

mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi tentang

Page 13: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi laki – laki dan wanita

perlu diperoleh setiap remaja (Widyastuti, 2009).

Jika dipandang dari aspek psikologis dan sosialnya, masa remaja

adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas. Pubertas

adalah suatu bagian yang penting dari masa remaja dimana yang lebih di

tekankan adalah proses biologisnya yang pada akhirnya mengarah kepada

kemampuan berproduksi.

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika

anak-anak berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Kata

pubertas berawal dari kata latin yang berarti “usia kedewasaan”. Kata ini

lebih menunjuk pada perubahan fisik daripada perilaku yang terjadi pada

saat individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan

keturunan (Hurlock, nd).

Monk mengemukakan bahwa pubertas datang dari kata puber

(yaitu Pubescent). Kata lain Pubescence yang berarti mendapatkan pubes

atau rambut kemaluan, yaitu suatu tanda kelamin sekunder yang

menunjukkan perkembangan seksual. Bila selanjutnya dipakai istilah puber,

maka yang dimaksudkan adalah remaja sekitar masa pemasakan seksual

(Monks dan Knoers, 2002).

2. Pembatasan usia remaja

Lazimnya masa remaja diangggap mulai pada saat anak secara

seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara

hukum. Menurut Hurlock secara umum masa remaja dibagi menjadi dua

Page 14: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir. Garis pemisah antara awal

remaja dan akhir remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun.

Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam

belas tahun atau tujuh belas tahun sampai delapan belas tahun. Dengan

demikian akhir masa remaja merupakan periode tersingkat.

Tak jauh berbeda dengan itu Monks mengatakan, bahwa

perkembangan masa remaja secara global berlangsung antara umur 12-21

tahun, dengan pembagian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa

remaja pertengahan, dan 18-21 masa remaja akhir. Sedangkan pada

umumnya masa pubertas terjadi antara 12-16 tahunpada anak laki-laki dan

11-15 tahun pada anak wanita (Monks dan Knoers, 2002). Batas usia remaja

menurut WHO adalah 12-24 tahun. Sedangkan menurut BKKBN adalah 10-

19 tahun (Widiastuti, 2009)

3. Perkembangan pada masa remaja

Menurut Widiastuti (2009) berdasarkan sifat atau ciri-ciri perkembangan

masa (rentang waktu) remaja ada tiga yaitu :

a. Masa Remaja awal (10-12 tahun)

1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya

2) Tampak dan merasa ingin bebas

3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya

dan mulai berpikir yang khayal (abstrak)

Page 15: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

b. Masa Remaja Tengah (13-15 tahun)

1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri

2) Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis

3) Timbul perasaan cinta yang mendalam

4) Kemampuan berpikir abstrak (mengkhayal) makin berkembang

5) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seks

c. Masa Remaja Akhir (16-19 tahun)

1) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri

2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif

3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya

4) Dapat mewujudkan perasaan cinta

5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak

D. Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan ditujukan untuk menggugah kesadaran,

memberikan atau meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik bagi dirinya sendiri,

keluarganya maupun masyarakatnya. Bentuk pendidikan ini antara lain

penyuluhan kesehatan, pameran kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan,

spanduk, billboard, dan sebagainya (Notoatmodjo,2007). Semua petugas

kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk

Page 16: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

menunjang program-program kesehatan yang lain (Notoatmodjo, 2003).

Penyuluhan kesehatan masyarakat di dalam bahasa inggris disebut

Education for Health. Sedangkan di Indonesia disebut dengan komunikasi,

informasi, dan eduksi (KIE). Pendidikan kesehatan atau penyuluhan

kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan dan atau meningkatkan

pengetahuan, sikap, dan praktek masyarakat dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2003).

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,

dimana perubahan tersebut bukan skedar proses transfer materi / teori dari

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, akan tetapi

perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok, atau masyarakat sendiri (Mubarak dan chayatin, 2009).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan (Mubarak dan Chayati, 2009) adalah :

a. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri

b. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan

sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar.

c. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan taraf

hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Page 17: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Ruang lingkup prndidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi,

antara lain dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau

aplikasinya, dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

a. Dimensi sasaranannya

1) Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu

2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas

b. Dimensi tempat pelaksanaan

1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran

murid

2) Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit-rumah

sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien, di Puskesmas dan

sebagainya.

3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh

atau karyawan yang bersangkutan.

c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat

pencegahan (five levels of prevention) menurut Leavel and Clark, yaitu

sebagai berikut :

1) Promosi Kesehatan (Health promotion)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam

peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan

higiene perorangan dan sebagainya.

Page 18: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

2) Perlindungan Khusus (Specific protection)

Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan

khusus ini pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di

negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran masyarakat

tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap

penyakit pada dirinya maupun pada anak-anaknya masih rendah.

3) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt

treatment)

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat

terhadap kesehatan penyakit, maka sulit mendeteksi penyakit-

penyakit yang terjadi dalam masyarakat.Bahkan kadang-kadang

masyarakat sulit atau tidak mau di periksa dan diobati penyakitnya.

Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan

kesehatan yang layak. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan sangat

di perlukan pada tahap ini.

4) Pembatasan cacat (Disability limitation)

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat

tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak

melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Pengobatan yang tidak

layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan

cacat atau ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan

juga diperlukan pada tahap ini.

5) Rehabilitasi (rehabilitation)

Page 19: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang

menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang

diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya

pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau sengan

melakukan latihan-latihan yang di anjurkan. Di samping itu, orang

yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu intuk

kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau

menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh

sebab itu, jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk

orang yang cacat tersebut, tetepi juga perlu pendidikan kesehtan

kepada masyarakat

4. Metode Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses, dimana proses

tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Dalam suatu

proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan

yakni perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

yang mempengaruhi suatu proses pendidikan di samping masuknya sendiri

juga metode, materi atau pesannya, pendidik atau petugas, yang

melakukannya, dan alat-alat bantu/alat peraga pendidikan. Hal ini berarti

bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan

cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian

juga alat bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok,

metodenya harus berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual.

Page 20: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran individual dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2007)

Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual,

kelompok dan massa (public) :

1. Metode Pendidikan Individual (Perorangan)

Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual

ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah

mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar

digunakannya pendekatan individual ini disebabkan karena setiap orang

mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan

penerimaan atau perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan

mengetahui dengan tepat serta membantunya maka perlu menggunakan

metode (cara ini). Bentuk dari pendekatan ini, antara lain :

a. Bimbingan dan Penyuluhan (Guidance and Counseling)

Dengan cara ini, kontak antara klien dengan petugas lebih intensif,

setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya. Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan

berdasarkan kesadaran, penuh perhatian, akan menerima perilaku

tersebut (mengubah perilaku).

b. Interview (Wawancara)

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan

penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk

menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

Page 21: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau yang

akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian atau kesadaran yang

kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam

lagi.

2. Metode Pendidikan Kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus mengingat besarnya

kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal pada sasaran. Untuk

kelompok yang besar, metodenya akan lain dengan kelompok kecil.

Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran

pendidikan.

a. Kelompok Besar

Yang dimaksud kelompok besar disini adalah apabila peserta

penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok

besar ini, antara lain :

1) Ceramah

Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun

rendah.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik

yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat.

Page 22: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

b. Kelompok Kecil

Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang biasanya kita sebut

kelompok kecil. Metode-metode yang cocok untuk kelompok kecil

antara lain :

1) Diskusi Kelompok

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat

bebas berpartisipasi dalam diskusi maka formasi duduk para

peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-

hadapan atau saling memandang satu sama lain, misalnya dalam

bentuk lingkaran atau segi empat. Pimpinan diskusi / penyuluh juga

duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada

yang lebih tinggi. Tepatnya mereka dalam taraf yang sama

sehingga tiap anggota kelompok ada kebebasan / keterbukaan

untuk mengeluarkan pendapat.

2) Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok.

Prinsipnya sama dengan metode diskusi kelompok. Bedanya, pada

permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu

masalah kemudian tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau

tanggapan (cara pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban

tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan tulis.

Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya, tidak boleh

diberi komentar oleh siapa pun. baru setelah semua anggota

Page 23: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan

akhirnya terjadilah diskusi.

3) Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang, 2 orang).

Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih

kurang 5 menit, tiap 2 pasang bergabung menjadi 1. Mereka tetap

mendiskusikan masalah tersebut dan mencari kesimpulannya.

Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya

akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok Kecil (Bruzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil (buzz

group) kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama / tidak

dengan kelompok lain dan masing-masing kelompok

mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap

kelompok tersebut dan dicari kesimpulannya.

5) Memainkan Peranan (Role Play)

Dalam metode ini, beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai

pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan, misalnya

sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan

sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai pasien atau

anggota masyarakat. Mereka meragakan misalnya bagaimana

interaksi / komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.

Page 24: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

6) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini adalah merupakan gambaran antara role play dengan

diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan disajikan dalam beberapa

bentuk permainan seperti permainan monopoli

5. Metode Pendidikan Massa (Public)

Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan

pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya

massa atau publik maka cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau

kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan

sampai dengan perubahan perilaku. Namun demikian bila sudah sampai

berpengaruh terhadap perubahan perilaku adalah wajar. Pada umumnya

bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya

menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini,

antara lain :

a. Ceramah umum (public speaking)

Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional,

menteri kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di

hadapan massa rakyat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan.

Safari KB juga merupakan salah satu bentuk pendekatan massa.

Page 25: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik

TV maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk

pendidikan kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan

lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV

atau radio adalah juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan

massa. Contoh "Praktek Dokter Herman Susilo" di televisi pada

waktu yang lalu.

d. Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk

pendekatan pendidikan kesehatan massa.

e. Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel

maupun tanya jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga

merupakan bentuk pendekatan pendidikan kesehatan massa.

f. Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan

sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh

billboard "Ayo ke Posyandu".

6. Media Pendidikan Kesehatan

Media pendidikan kesehatan adalah media yang digunakan untuk

menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk

mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.

Menurut Notoatmodjo (2005), media pendidikan kesehatan didasarkan cara

produksinya dikelompokkan menjadi :

Page 26: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

a. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan

visual. Media cetak terdiri dari :

1) Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan

bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar.

2) Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar

yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.

3) Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun

kombinasi.

4) Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan

dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan

yang berkaitan dengan gambar tersebut.

5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah

kesehatan.

6) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang

biasanya ditempel di tempat umum.

7) Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk

member informasi dan menghibur.

b. Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat

dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu

elektronika.adapun macam media elektronik :

1) Televisi

2) Radio

3) Video

Page 27: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

4) Slide

5) Film

c. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan

secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, missal :

1) Pameran

2) Banner

3) TV Layar Lebar

4) Spanduk

5) Papan Reklame

E. PMS (Pre Menstrual Syndrome)

1. Definisi PMS (Pre Menstrual Syndrome)

Salah satu gangguan derajat kesehatan yang sulit diidentifikasi

secara akurat pada wanita adalah kumpulan gejala-gejala yang dikenal

dengan sindrom premenstruasi PMS. Perubahan siklik fisik, fisiologi dan

prilaku (misal perut mengembung, perubahan suasana hati, perubahan nafsu

makan) yang dicerminkan saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua

wanita beberapa waktu antara menarche dan menopause (Varney, 2007).

PMS adalah kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang berhubungan

dengan siklus menstruasi (Wikipedia).

Gejala PMS dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara

regular pada 7-14 hari sebelum datangnya menstruasi. Sindrom itu akan

menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah

Page 28: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

selesai menstruasi. Hal ini paling umum mempengaruhi para remaja dan

wanita-wanita di dalam awal usia 20-50 tahun yaitu dimulai pada tahap

awal pubertas dan berakhir pada tahap menopause (Saryono, Sejati W,

2009).

PMS merupakan suatu gejala yang sering dialami oleh wanita

menjelang menstruasi dengan dampak yang dialami bisa menjadi lebih

ringan seperti bingung, pelupa, timbul jerawat ataupun lebih berat

seperti diare, konstipasi, insomnia, depresi, bahkan kadang muncul rasa

ingin bunuh diri. Sedangkan gangguan mental dapat berubah mudah

tersinggung dan sensitif, sedangkan gangguan fisik berupa acne, nyeri,

pusing, sakit punggung, nyeri payudara. PMS ini bisa membuat

penderitanya merasa sangat sengsara (Agustini, 2004).

Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas.

Beberapa teori menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni

ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron. Teori lain

mengatakan bahwa, karena hormon estrogen yang berlebihan. Para

peniliti mengatakan bahwa, salah satu kemungkinan yang kini sedang

diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor

dan sistem pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon

seks dalam sel. Kemungkinan dapat berhubungnan dengan gangguan

perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin yang

dialami penderita.

Page 29: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Owen (Consultant Obstetrician and Gynaecologist) dalam

Camoki 2007 menyebutkan bahwa penetapan berat ringannya PMS

berubah-ubah tergantung pada terganggunya aktifitas sehari-hari. Bagi

wanita yang sangat mengenali dirinya sendiri dan dapat mengelolanya,

boleh jadi PMS tidaklah menganggu. Tak jarang, wanita mengenali

PMS dan akses yang merugikan diri sendiri serta orang sekitarnya, tidak

mudah untuk mengendalikannya

2. Etiologi PMS (Pre Mentsrual Syndrome)

Penyebab yang pasti dari Pre Mentrual Syndrome belum di

ketahui secara pasti, dapat bersifat komplek dan multifaktorial. Namun

dimungkinkan berhubungan dengan faktor-faktor hormonal, genetik,

sosial, perilaku, biologis dan psikis (Saryono dan Waluyo, 2009).

a. Faktor Hormonal

PMS terjadi pada sekitar 70-90% wanita pada usia subur dan lebih

seringg ditemukan pada wanita usia 20-40 tahun.peran hormon

ovarium tidak begitu jelas, tetapi gejala PMS sering berkembang

ketika ovulasi tertekan. Perubahan kadar hormonal dapat

mempengaruhi kerja neurotransmitter seperti serotonin, tetapi kadar

hormon seks yang besikulasi pada umumnya normal pada wanita

PMS. Faktor hormonal yakni terjadi ketidakseimbangan antara

hormon estrogen dan progesteron.

b. Faktor Kimiawi

Page 30: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Faktor kimiawi sangat mempengaruhi munculnya PMS. Bahan –

bahan kimia tertentu didalam otak seperti serotonin, berubah-ubah

selam siklus menstruasi. Serotonin adalah suatu neurotransmiter yang

merupakan suatu bahan kimia yang terlibat dalam pengiriman pesan

sepanjang saraf didalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh.

c. Faktor Genetik

Faktor genetik juga memainkan suatu peran yang sangat penting,

yaitu insidensi PMS dua kali lebih tinggi pada kembar satu telur

(monozigot) dibanding kembar dua telur.

d. Faktor Psikologis

Faktor psikis, yaitu stres sangat besar pengaruhnya terhadap kejadian

PMS akan semakin menghebat jika di dalam diri seorang wanita

terus menerus mengalami tekanan

e. Faktor gaya hidup

Faktor gaya hidup dalam diri wanita terhadap pengaturan pola makan

juga memegang peranan yang tak kalah penting. Makan terlalu

banyak atau terlalu sedikit, sangat berperan terhadap gejala-gejala

PMS. Makanan terlalu banyak garam akan menyebabkan retensi

cairan, dan membuat tubuh bengkak. Terlalu banyak mengkonsumsi

minuman beralkohol dan minuman-minuman beralkohol dan

minuman-minuman berkafein dapat menganggu suasana

hati.Rendahnya kadar vitamin dan mineral dapat menyebabkan

Page 31: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

gejala-gejala PMS semakin memburuk.Beberapa teori penyebab

PMS :

1) Berhubungan dengan hipoglikemia (kadar gula darah rendah

yang abnormal / hyperthyroid)

2) Berhubungan dengan homon pitutiari, prostaglandin, dan

neurotransmiter di otak.

3) Karena kurang asupan vitamin B6, kalsium, dan magnesium.

3. Gejala PMS (Pre Menstrual Syndrome)

Wanita dapat mengalami berbagai macam gejala PMS baik gejala

emosional maupun gejala fisik.

Tabel 2.1 Gejala- gejala Pre Mentrual Syndrome

Gejala fisik Gejala Emosional

Perut kembung Depresi

Nyeri Payudara Cemas

Sakit kepala Suka menangis

Kejang atau bengkak pada kaki Suka Menangis

Nyeri panggul Sifat Agresif atau pemberontakan

Hilang Koordinasi Pelupa

Rasa gatal pada kulit Tidak bisa tidur

Peka suara atau cahaya Merasa tegang

Nafsu makan bertambah Irritabilitas

Hidung tersumbat Suka marah

Tumbuh jerawat Paranoid

Sakit pinggul Perubahan dorongan seksual

Suka makan manis atau asin Konsentrasi berkurang

Page 32: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Palpitasi Merasa tidak nyaman

Kepanasan Pikiran bunuh diri

Keinginan menyendiri

Perasaan bersalah

Sumber : dikutip dari Rayburn et. Al (2001)

4. Tipe PMS (Pre Menstrual Syndrome)

Tipe dan gejalanya Tipe PMS bermacam-macam. Dr. Guy E.

Abraham, ahli kandungan dan kebidanan dari Fakultas Kedokteran UCLA,

AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni PMS tipe A, H, C, dan D.

Delapan puluh persen gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H

sekitar 60%, PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang

wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara

bersamaan.Setiap tipe memiliki gejalanya sendiri.

a. PMS tipe A (anxiety)

Ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf

tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi

ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul

akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon

estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron.

Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi

gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa

jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A

sebaiknya banyak mengkonsumsi makanan berserat dan mengurangi

atau membatasi minum kopi.

Page 33: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

b. PMS tipe H (hyperhydration)

Memiliki gejala edema(pembengkakan), perut kembung,nyeri

pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat

badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan

dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya

air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam

atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk

mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya

mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini

penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet

makanan serta membatasi minum sehari-hari.

c. PMS tipe C (craving)

Ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan

yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana

(biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap

gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti

kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang kadang-kadang sampai

pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin

dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat

disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak

terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya

magnesium.

d. PMS tipe D (depression)

Page 34: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

Ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah,

gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-kata

(verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau

mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D berlangsung bersamaan

dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari selururh tipe PMS benar-

benar murni tipe D. PMS tipe D murni disebabkan oleh

ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana hormon

progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi dibandingkan dengan

hormon estrogennya. Kombinasi PMS tipe D dan tipe A dapat

disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam amino

tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau

kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6). Meningkatkan

konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan magnesium

dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang terjadi

bersamaan dengan PMS tipe A.

5. Penanganan PMS (Pre Menstrual Syndrom)

Terdapat suatu persetujuan dalam penatalaksanaan PMS.

Riwayat yang terinci dan dikaji dengan cermat serta kelompok gejala

harian dan fluktuasi mood yang terdapat pada beberapa siklus dapat

menjadi petunjukdalam penyusunan perencanaan penatalaksanaan.

Konseling, dalam bentuk kelompok pendukung atau konseling pasangan /

individu dapat sangat bermanfaat. Penggunaaan obat-obatan seperti

inhibitor prostaglandin dan diuretik untuk meredakan edema,

Page 35: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

bromokriptin(parlodel) untuk mengatasi nyeri tekan pada payudara dan

diet yang seimbang. Rendah kafein dan natrium atau disertai makanan

diuretik alami dapat meredakan gejala. Latihan fisik dan suplemen vitamin

(B6 dan E) seringkali direkomendasikan.

Pada wanita yang digangggu oleh PMS dapat mengurangi

gejala-gejala dengan melakukan perubahan pada dietnya seperti

mengurangi jumlah gula yang dimakan, memperbanyak mengonsumsi

serat. Mengurangi asupan lemak, mengurangi jumlah garam jika terdapat

retensi cairan dan menghindari kafein (Health Media Nutrition Series,

1996). Ada beberapa jenis perawatan yang dapat dijalani untuk mengatasi

sindrom pra mensrtruasi (Atikah 2009) :

a. Mengkonsumsi pil kontrasepsi oral

b. Obat anticemas, seperti Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

(SSRIs), yang dapat digunakan setiap hari atau selama 14 hari sebelum

menstruasi

c. Obat nyeri Over-The-Counter (OTC), yaitu obat-obatan penghilang

nyeri seperti asam asetilsalisilat, asetaminofen, dan obat antiinflamasi

nonsteroid. Obat-obatan ini dapat membantu menyembuhkan gejala

fisik yang sifatnya sedang, seperti nyeri otot atau sakit kepala.

d. Melakukan diet, seperti mengurangi kafein (mengurangi rasa tertekan,

mudah tersinggung, dan gelisah), garam, termasuk kandungan sodium

pada makanan kemasan (mengurangi kembung), mengkonsumsi lebih

banyak karbohidrat kompleks dan serat, seperti roti gandum, pasta,

Page 36: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

sereal, buah dan sayuran, menambah asupan protein pada menu

makanan, mengkonsumsi makanan kaya vitamin dan mineral atau

mengkonsumsi suplemen vitamin dan mineral, mengurangi gula dan

lemak (meningkatkan energi dan menstabilkan mood) dan

menghentikan konsumsi alkohol.

e. Lakukan olahraga seperti aerobik selama 30 menit selama empat

hingga enam kali seminggu. Aerobik melatih otot besar yang

membantu ketegangan saraf dan kecemasan, serta meretensi cairan

yang menyebabkan perut terasa penuh.

f. Makan teratur, tidur cukup, dan berolahraga. Lakukan relaksasi seperti

pijat atau hal yang membuat nyaman.

g. Lakukan terapi alternatif lain, misalnya dengan menggunakan aroma

terapi, akupuntur, minum jamu, atau mengompres perut dengan bantal

panas.

6. Faktor resiko

Beberapa faktor yang meningkatkan terjadinya PMS adalah:

a. Wanita yang pernah melahirkan.

b. Wanita yang sudah menikah.

c. Usia yang semakin tua (antara 30-40 tahun).

d. Stres

e. Mempunyai riwayat depresi (baik depresi pasca melahirkan).

f. Faktor diet (kebiasaan makan tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,

minuman bersoda, produk susu, makanan olahan)

Page 37: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

g. Kekurangan zat gizi seperti kurang vitamin B (vitamin B6), vitamin

E, vitamin C, magnesium,zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat

h. Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol

i. Kegiatan fisik (kurang olahraga dan aktivitas fisik)

7. Pencegahan

Pencegahan PMS dapat dilakukan dengan cara :

a. Melakukan diet yang sehat yang mengandung cukup buah dan sayuran

b. Atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung cukup

vitamin dan mineral seperti A, B6, E dan kalsium.

c. Melakukan olahraga dan aktivitas fisik secara teratur

d. Menghindari dan mengatasi stres

e. Menjaga berat badan. Berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan

risiko menderita PMS.

f. Mencatat jadwal siklus haid serta kenali gejala PMS.

g. Memperhatikan apakah sudah dapat mengatasi PMS pada siklus-siklus

datang bulan berikutnya (Wijaya, 2008)

Page 38: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

E. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

1. Pendidikan2. Mass media /

informasi( radio, majalah,

televisi, penyuluhan)3.Sosial Budaya danekonomi4. Lingkungan5. Pengalaman6. Usia

1.Pengalaman Pribadi2.Pengaruh Orang lain3.Pengaruh kebudayaan4. Media massa5.Lembaga Pendidikandan lembaga agama6.Faktor Emosional

Pengetahuan

Perilaku(Proses terjadinya

perilaku) :1.Kesadaran2.Merasa tertarik3.Menimbang-

nimbang4.Mencoba5. Mengadopsi

perilakuSikap

Page 39: TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan adalah ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl...d. Media massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi

F. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. Hipotesis

Ha = Ada perbedaan pengetahuan dan sikap remaja putri tentang PMS (Pre

Menstrual Syndrom) sebelum dan sesudah diberi penyuluhan.

Penyuluhan Pengetahuan

Sikap