tinjauan literatur wus

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Wus ( Wanita Usia Subur) Menurut Depkes RI (1993), wanita usia produktif merupakan wanita yang berusia 15-49 tahun dan wanita pada usia ini masih berpotensi untuk mempunyai keturunan. Sedangkan menurut BKKBN 2001, wanita usia subur (wanita usia produktif) adalah wanita yang berumur 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda. (Library, 2005) B. Masalah Gizi Pada Wus 1. KEK KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein ) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan ditandai berat badan kurang dari 40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang `dari 23,5 cm (Depkes,1999, p.5). Pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. (Depkes, 2013)

Upload: missda-mns

Post on 31-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Literatur Wus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Wus ( Wanita Usia Subur)

Menurut Depkes RI (1993), wanita usia produktif merupakan wanita yang berusia 15-

49 tahun dan wanita pada usia ini masih berpotensi untuk mempunyai keturunan.

Sedangkan menurut BKKBN 2001, wanita usia subur (wanita usia produktif) adalah wanita

yang berumur 18-49 tahun yang berstatus belum kawin, kawin ataupun janda. (Library,

2005)

B. Masalah Gizi Pada Wus

1. KEK

KEK adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan

protein ) yang berlangsung lama atau menahun. Dengan ditandai berat badan kurang dari

40 kg atau tampak kurus dan dengan LILA-nya kurang `dari 23,5 cm (Depkes,1999, p.5).

Pengukuran LILA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu deteksi

dini yang mudah dan dapat dilaksanakan masyarakat awam, untuk mengetahui kelompok

beresiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR). BBLR

mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan gangguan

perkembangan anak. (Depkes, 2013)

Dengan posisi proporsi resiko KEK 35% pada tahun 2003, pada tahun 2015

asumsinya akan menjadi 20%. Asumsi penurunan proporsi KEK pada kelompok WUS 15-19

tahun 2015 diharapkan dapat menekan terjadinya BBLR..

2. Anemia Gizi Besi

Page 2: Tinjauan Literatur Wus

Anemia gizi besi (AGB) merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama di

Indonesia yang harus mendapatkan perhatian dan penanggulangan secara serius. Anemia

gizi di Indonesia 90% adalah karena kekurangan zat besi.

Berdasarkan profil anemia kurang zat besi, didapatkan prevalensi

anemia besi pada wanita usia subur (WUS) adalah 13 juta (39,5%), dan pada tahun 2010

Departemen Kesehatan - RI akan berusaha menurunkan prevalensi anemia menjadi di

bawah 20%.

Angka prevalensi anemia pada WUS menurut SKRT 2001 adalah 27,1%.

Diproyeksikan angka ini menjadi 20% pada tahun 2015. Asumsi penurunan hanya sekitar

30% sampai dengan 2015, karena sampai dengan tahun 2002, intervensi penanggulangan

anemia pada WUS masih belum intensif. Asumsi penurunan prevalensi masalah gizi ini

perlu disempurnakan dengan memperhatikan angka kecenderungan kematian, pola

penyakit, tingkat konsumsi, pendapatan dan pendidikan. Selain itu sampai dengan tahun

2003, masih banyak masalah gizi yang belum terungkap terutama berkaitan dengan

masalah gizi mikro lainnya yang mempunyai peran penting dalam perbaikan gizi secara

menyeluruh.

Sebab-sebab terjadinya anemia besi pada WUS di negara berkembang antara lain:

kurangnya konsumsi zat besi dalam diet, rendahnya absorbsi besi yang terkandung dalam

sumber nabati, terjadinya perdarahan kronis pada saluran pencernaan yang disebabkan

oleh infestasi cacing, kerusakan sel darah merah yang disebabkan malaria, riwayat

kehamilan dan persalinan yang jelek serta oleh karena menstruasi bulanan, selain itu

dipengaruhi juga oleh sosial ekonomi, pendidikan dan status gizi. (Guntur, 2011)

C. Pengukuran Antropometri WUS

1. IMT

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan gambaran postur tubuh seseorang. Dalam

penelitian sebagai indikator yang digunakan adalah dengan membandingkan antara berat

Page 3: Tinjauan Literatur Wus

badan dengan tinggi badan. Dinyatakan kurus bila IMT < 18,5, Normal bila IMT 18,5-25,0

dan gemuk bila IMT > 25,0.

2. LILA

Ambang batas LILA pada WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5cm,

apabila ukuran LILA kurang dari 23,5cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita

tersebut mempunyai resiko KEK, dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lahir rendah

(BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, kurang gizi, gangguan pertumbuhan dan

gangguan perkembangan anak (Supariasa, 2002, p.49).

Tujuan pengukuran LILA adalah mencakup masalah WUS baik pada ibu hamil

maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral. Adapun tujuan

tersebut adalah :

(1) Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menapis

wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi berat lahir rendah.

(2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam

pencegahan dan penanggulangan KEK.

3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan

meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.

(4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang

menderita KEK.

(5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

(Riskesdas, 2010)

Page 4: Tinjauan Literatur Wus

KUISIONER WANITA USIA SUBUR (WUS)

A. Identitas Responden

1. No. Sampel :

2. Tanggal Wawancara :

3. Nama Pewawancara :

4. Nama Responden :

5. Alamat Responden :

6. Jenis Kelamin : 1. Tidak Sekolah 2. SD 3. SMP

4. Tamat SMA 5. Perguruan Tinggi

7. Umur :

8. Berat Badan (Kg) :

9. Tinggi Badan (Cm) :

10. LILA (Cm) :

B. Pelayanan Kesehatan

11. Kemana Responden pergi berobat jika merasa sakit ?

1= Dukun, orang pintar, lain-lain

2 = Klinik Swasta : Dokter klinik, Perawatan Klinik, Bidan Klinik

3 = Puskesmas

4 = Rumah Sakit

12. Pelayanan kesehatan yang paling sering diterima adalah :

1 = Pengobatan / Perawatan

2 = Konsultasi Kesehatan

Page 5: Tinjauan Literatur Wus

KUISIONER PENGETAHUAN

13.B – S

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia pada wanita usia

subur

14.B – S Ikan, telur, daging termasuk sumber zat besi

15.B – S Sayuran Hijau dapat meningkatkan kadar zat besi

16.B – S Pengolahan sayuran sebaiknya jangan dipanaskan berulang-ulang

17.B – S Vitamin C dapat membantu penyerapan zat besi dalam tubuh

18.B – S Jambu biji, jeruk, dan pepaya bukan merupakan sumber vitamin C

19.B – S Susu, keju, yoghurt bukan termasuk sumber kalsium

20.B – S Kalsium merupakan zat gizi yang baik untuk kesehatan tulang

21.B – S Kekurangan kalsium dapat mengakibatkan osteoporosis

22.B – S Konsumsi vitamin E baik untuk wanita usia subur

23.B – S Tauge, kacang kedelai bukan merupakan sumber vitamin E

24.B – S

Penilaian status gizi wanita usia subur salah satunya dapat diukur melalui

pengukuran lila(lingkar lengan atas)

Page 6: Tinjauan Literatur Wus

25.B – S Wanita usia subur sangat beresiko mengalami KEK

26.B – S

Wanita usia subur yang mengalami KEK berakibat melahirkan BBLR

(berat bayi lahir rendah)

27.B – S Status gizi tidak berpengaruh terhadap kesuburan wanita usia subur

Page 7: Tinjauan Literatur Wus

Kuesioner Pendidikan

28.

Apa jenjang pendidikan formal

terakhir yang saudara/i tempuh?

a. Tidak Tamat Sekolahb. SDc. SMP/MTSd. SMA/MA/SMKe. Perguruan Tinggi

Page 8: Tinjauan Literatur Wus

Kuesioner Infeksi

29. Adakah Penyakit infeksi yang diderita responden

dalam 1 bulan terakhir?

Ada atau Tidak

30. Jika ada,

a) Penyakit infeksi apa?

b) Berapa kali dalam sebulan menderita penyakit

tersebut?

c) Berapa lama responden menderita penyakit

tersebut?

a. ...........

b. ...........

c. ...........

Kuesioner Sosial Budaya (Pantangan)

31. Apakah ada pantangan dalam mengonsumsi

makanan?

Ada atau Tidak

32. Jika ada,

a) Jenis makanan apa?

b) Mengapa jenis makanan tersebut dihindari?

c) Siapa yang membuat pantangan?

a. ...........

b. ...........

c. ...........

Page 9: Tinjauan Literatur Wus

Foodrecall untuk data Asupan Gizi

Nama : No ID :

Umur : Pewawancara :

Jenis Kelamin :

WaktuNama

Hidangan

Bahan

Makanan

Ukuran Konversi Zat Gizi Keterangan

URT Gr E

(kal)

KH

(gr)

PR

(gr)

L

(gr)

Fe Vit c

Page 10: Tinjauan Literatur Wus

Data Komunikasi Makanan (Food Frekuensi)

No. Sampel : Tanggal :

Nama Responden : Pewawancara :

Nama Bahan Makanan Per

Hari

Per

Minggu

Per

Bulan

Per

konsumsi

Paling sering cara

memasak

1. Jagung

2. Kentang

3. Krekers/Biskuit

4. Mie Kering

5. Mie Basah

6. Bihun

7. Roti Putih

8. Singkong

9. Talas

10. Ubi

11. Babat/Jeroan

12. Susu full Cream

13. Keju

14. Minyak goreng

15. Santan

16. Margarine/mentega

17. Daging Sapi

18. Daging kambing

19. Daging ayam

Page 11: Tinjauan Literatur Wus

20. Telur (ayam, bebek, puyuh)

21. Ikan laut segar

22. Ikan Asin/Sarden

23. Tahu

24. Tempe

25. Kacang tanah

26. Konsumsi Sayur

27. Konsumsi Buah

Page 12: Tinjauan Literatur Wus