tinjauan literatur

1
Tinjauan Literatur Teori susut dan ongkos transport Teori ini pada dasarnya mengemukakan hubungan – hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan. Teori ini berguna untuk melihat kencenderungan – kecenderungan lokasi industri, artinya mengaji kemungkinan – kemungkinan penempatan suatu industri (pabrik) di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Teori ini dapat dimisalkan dengan empat kasus suatu pabrik yang mengolah bahan mentah (R) yang berasal dari suatau daerah sumber bahan mentah (SR), menjadi satu bahan barang jadi (P), yang kemudian dijual si suatu daerah pemasaran (MP) yang letaknya berbeda – beda dengan derah bahan mentah. Dalam contoh ini hanya dua variabel yang digambarkan yaitu susut dan ongkos transport, sedangkan faktor lainnya dianggap sama. Hasil perhitungan ongkos transport menunjukan bahwa kasus pabrik A dan B, industri/ pabrik cenderung ditempatkan di daerah pemasaran, karena ternyata jumlah ongkos transport akan lebih kecil dibandingkan jika pabrik itu ditempatkan di daerah sumber bahan mentah. Akan tetapi pasa kasus C dan D sebaliknya, pabrik cenderung ditempatkan di daerah sumber bahan mentah, sebab menurut perhitungan ternyata jumlah ongkos transport yang harus dikeluarkan lebih rendah . Pada kasus D besarnya ongkos transport berbeda dengan kasusu A,B, dan C. Suatu lokasi dikatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah. Teori ini di dasarkan pada asumsi bahwa : a. Makin besar angka rasio susut dalam pengolahan, maka makin besar kecenderungan menempatkan pabrik di daerah sumber bahan mentah, dengan catatan faktor – fektor lainnya sama. b. Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi, maka makin kuat daya tarik daerah pemasaran sebagai tempat lokasi industri. Waluya, Bagja. Tanpa angka tahun. ”Teori Lokasi dan Persebarannya”. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210 242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_EKONOMI/ LOKASI_INDUSTRI_DAN_PERSEBARANNYA.pdf .7 Oktober 2013 Waluya, Bagja. Tanpa angka tahun. “Lokasi Industri dan Pertanian “.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1972 10242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_EKONOMI/ Geografi_Industri.pdf . 7 Oktober 2013

Upload: renny-desiana

Post on 11-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

peraturan

TRANSCRIPT

Page 1: Tinjauan Literatur

Tinjauan Literatur Teori susut dan ongkos transportTeori ini pada dasarnya mengemukakan hubungan – hubungan antara faktor susut dalam proses pengangkutan dan ongkos transport yang harus dikeluarkan. Teori ini berguna untuk melihat kencenderungan – kecenderungan lokasi industri, artinya mengaji kemungkinan – kemungkinan penempatan suatu industri (pabrik) di tempat yang paling menguntungkan secara ekonomi. Teori ini dapat dimisalkan dengan empat kasus suatu pabrik yang mengolah bahan mentah (R) yang berasal dari suatau daerah sumber bahan mentah (SR), menjadi satu bahan barang jadi (P), yang kemudian dijual si suatu daerah pemasaran (MP) yang letaknya berbeda – beda dengan derah bahan mentah. Dalam contoh ini hanya dua variabel yang digambarkan yaitu susut dan ongkos transport, sedangkan faktor lainnya dianggap sama. Hasil perhitungan ongkos transport menunjukan bahwa kasus pabrik A dan B, industri/ pabrik cenderung ditempatkan di daerah pemasaran, karena ternyata jumlah ongkos transport akan lebih kecil dibandingkan jika pabrik itu ditempatkan di daerah sumber bahan mentah. Akan tetapi pasa kasus C dan D sebaliknya, pabrik cenderung ditempatkan di daerah sumber bahan mentah, sebab menurut perhitungan ternyata jumlah ongkos transport yang harus dikeluarkan lebih rendah . Pada kasus D besarnya ongkos transport berbeda dengan kasusu A,B, dan C. Suatu lokasi dikatakan menguntungkan apabila memiliki nilai susut dalam proses pengangkutan yang paling rendah dan biaya transport yang paling murah. Teori ini di dasarkan pada asumsi bahwa :

a. Makin besar angka rasio susut dalam pengolahan, maka makin besar kecenderungan menempatkan pabrik di daerah sumber bahan mentah, dengan catatan faktor – fektor lainnya sama.

b. Makin besar perbedaan ongkos transport antara bahan mentah dan barang jadi, maka makin kuat daya tarik daerah pemasaran sebagai tempat lokasi industri.

Waluya, Bagja. Tanpa angka tahun. ”Teori Lokasi dan Persebarannya”. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_EKONOMI/LOKASI_INDUSTRI_DAN_PERSEBARANNYA.pdf .7 Oktober 2013

Waluya, Bagja. Tanpa angka tahun. “Lokasi Industri dan Pertanian “.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/GEOGRAFI_EKONOMI/Geografi_Industri.pdf . 7 Oktober 2013