tinjauan kasus pengkajian 1. umur : 15 th jenis kelamin...
TRANSCRIPT
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Mei 2007
1. Biodata pasien
Nama : Tn A
Umur : 15 th
Jenis Kelamin : laki- laki
Suku bangsa : jawa, Indonesia
Agama : islam
Status perkawinan : belum kawin
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : pelajar
Alamat : sari RT 1/5 sendang guwo, tembalang
Tanggal masuk : 13 Mei 2007
No. register : 223028
Dx. Medis : typoid
2. Penanggung jawab
Nama : Tn S
Umur : 37 th
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : swasta
Hub. Dengan pasien : Ayah
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Saat dikaji pasien mengeluh badannya panas.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan panas sejak 5 hari yang lalu panas naik turun dan
pernah di bawa ke puskesmas tetapi panasnya masih tetap dan jantung terasa
berdebar debar setelah minum obat dari puskesmas. Panasnya sampai menggigil,
siang atau malam tetap panas, pusing, mual dan muntah. Pasien mempunyai
riwayat makan tidak teratur, pasien suka pedas-pedas. Kemudian pasien di bawa
oleh keluarga ke rumah sakit Roemani Semarang.
3. Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya pasien tidak pernah sakit yang dialaminya sekarang.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dari anggota keluarga tidak ada yang pernah menderita sakit seperti yang dialami
klien.
C. Pola Pengkajian Fungsinal
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Persepsi klien terhadap sakitnya adalah suatu cobaan dari Tuhan YME, supaya
mendekatkan diri kepada- Nya. Klien jika mengalami sakit langsung
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit kebiasaan makan klien 3x sehari dengan komposisi nasi. Sayur dan
lauk. Makanan habis dalam takaran 1 porsi dan minum ±7-8 gelas setiap hari.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien buang air besar 1x sehari dan buang air kecil ± 5- 6x sehari.
Selama sakit klien buang air besar 1x sehari dengan konsintensi feses lembek dan
buang air kecil ± 4-5 kali sehari.
4. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit klien melakukan aktivitasnya sendiri dan mampu menyelesaikan
tugas sehari-hari. Setelah sakit aktiviats klien terhenti semua aktivitasnya dibantu
perawat dan keluarga seperti makan , minum, dll. Karena keadaannya yang
lemah.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur ± 7-8 jam sehari, selama dirawat klien sulit tidur dan
sering terjaga karena badannya panas dan karena lingkungan yang ramai dan
banyaknya pengunjung yang datang, klien tidur 5-6 jam.
6. Pola persepsi sensoris dan kognitif
Klien mampu menangkap dan menjawab segala pertanyaan perewat. Klien
mengeluh terkadang juga pusing dan cemas akan keadaannya. Tapi setelah di beri
penjelasan merasa lebih tenang.
7. Pola hubungan dengan orang lain
Sebelum sakit klien mengatakan sering berinteraksi dengan keluarga dan
masyarakat sekitar. Klien selalu menjaga keakraban dengan baik juga dengan
teman si sekolahnya. selama dirawat pasien juga berhubungan baik dengan
keluarga, perawat dan pasien lain disampingnya.
8. Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengatakan bahwa dirinya akan sembuh dan bisa berkumpul dengan
keluarga dan teman sekolahnya. Klien akan lebih berusaha menjaga kesehatan.
9. Pola reproduksi
Klien adalah seorang laki-laki, anak nomor dua dari tiga bersaudara dan belum
menikah.
10. Pola mekanisme klien
Klien selalu mengatakan keluhannya kepada keluarga, sehingga pada saat klien
sakit juga mengatakan pada keluarganya sehingga langsung diperiksakan
keluarganya ke rumah sakit.
11. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Sebelum sakit klien melaksanakan sholat 5 waktu dan klien menganggap sakitnya
ini adalah cobaan dari Tuhan YME. Selama sakit klien kesulitan melaksanakan
kegiatan sholat dan hanya bisa berdoa semoga sakitnya cepat sembuh.
D. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : tampak lemah.
2. Tingkat kesadaran : komposmentis
3. TTV
S : 39ºC
TD : 100/60 mmHg
N : 88x/ mnt
RR : 20x/mnt
4. Kepala : Mesochepal, rambut hitam pendek, kulit kepala bersih, tidak ada lesi.
a. Mata : simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada gangguan
penglihatan.
b. Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
c. Telinga : pendengaran cukup, tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak
ada serumen.
d. Mulut : mukosa mulut dan bibir agak kering, lidah kotor selaput putih
5. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
6. Dada
- Paru-paru : Ins : simetris
Pal : sf kanan : kiri
Per : sonor seluruh lapangan paru
Au : SND : Vesikuler
SNT : ronchi - , whezing –
- Abdomen : Ins: datar, venektasi –
Pal : hepar dan lien tidak teraba
Per : bunyi tympani
Au : peristaltik 10x/menit.
7. Genitalia : tidak terpasang kateter
8. Ekstremitas : pada tangan kiri terpasang infus RL 20 tetes/ mnt, tidak ada edema,
turgor cukup.
9. kulit : warna sawo matang, turgor kulit cukup, tidak ada edema, bersih.
E. Data Penunjang
Px. Lab 13 Mei 2007
Hematologi
- hemoglobin 12.5 12-16 g/dl
- leukosit 7.300 4000-11000/mm³
- trombosit 336.000 150000-450000/mm²
- hemotokrit 36.3 35-55%
- eosinofil 1 0-5 %
- basofil 1 0-2%
- N. segmen 50 36-66 %
- limfosit 42 22-40%
- monosit 6 2-8 %
- LED 25 0-15 mm/jam
- eritrosit 3-69 4.00-6.20 jt/mm³
- MCV 98 80- 100 um³
- MCH 34 26-34 pg
- MCHC 34 31-35 g/dl
Imunoserologi
- Ig M salmonella typhi 4 Neg< 5
Px. Lab. 11 Mei 2007
Hematologi
- hemogobin 13.1 12-16 g/dl
- leukosit 8.800 4000-1100/mm³
- trombosit 398.000 130000-450000/mm³
- hematokrit 42.6 35-55%
- eritrosit 3.99 4,0-6.3 jt/mm²
Imunoserologi
S. Typhi O negatif negatif
S. Typhi H (+) 1/320 negatif
S. Paratyphi A (+) 1/80 negatif
S. Paratyphi B negatif negatif
S. Paratyphi C (+) 1/80 negatif
Terapi : Inf Rl 20 tts/mnt
Pamadol 3x1
Furosamid 3x1
Diit lunak 1900 kal
F. Pengelompokan Data
DS : - pasien mengatakan badanya panas
- pasien mengatakan tidak nafsu makan, merasa mual, dan muntah.
- pasien mengatakan badannya lemas
- pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun karena badannya panas
dan tidur ± 5-6 jam
DO : - suhu tubuh 39ºC
- porsi makan hanya habis ½ porsi
- berat badan turun 2 kg, dari 43 kg menjadi 41 kg.
- pasien tampak lemah, hanya berbaring di tempat tidur, aktivitas dibantu
keluarga dan perawat
- pasien terlihat mengantuk, terdapat lingkaran hitam di sekitar mata, suhu
39º C.
G. Analisa Data
No Data Problem Etiologi
1 DS : pasien mengatakan badanya
panas.
DO : suhu tubuh 39ºC
Peningkatan suhu
tubuh/ hypertermia
Proses peradangan
usus
2 DS : pasien mengatakan tidak nafsu
makan dan merasa mual.
DO : porsi makan hanya habis ½
porsi, berat badan turun 2 kg, dari 43
kg menjadi 41 kg.
perubahan nutrisi
kurang dan
kebutuhan tubuh
Infeksi usus
3 DS : pasien mengatakan badannya
lemas.
DO : pasien tampak lemah, hanya
berbaring di tempat tidur, aktivitas
dibantu keluarga dan perawat.
Intoleransi aktivitas Kelemahan fisik
4 DS : pasien mengatakan sulit tidur gangguan Suhu tubuh
dan sering terbangun karena badannya
panas dan tidur ± 5-6 jam
DO : pasien terlihat mengantuk,
terdapat lingkaran hitam di sekitar
mata, suhu 39º C.
kebutuhan istirahat
(tidur)
meningkat
H. Diagnosa Keperawatan
1. peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses peradangan usus ditandai
dengan pasien mengatakan badannya panas, suhu tubuh 39º C.
2. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan infeksi usus
ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan dan merasa mual, porsi
makan hanya habis ½ porsi, berat badan turun 2 kg, dari 43 kg menjadi 41 kg.
3. intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien
mengatakan badannya terasa lemas, pasien tampak lemah hanya berbaring di
tempat tidur, aktivitas dibantu keluarga dan perawat.
4. Gangguan kebutuhan istirahat/ tidur, berhubungan dengan peningkatan suhu
tubuh ditandai dengan pasien mengatakan sulit tidur dan sering terbangun karena
badannya panas dan tidur ± 5-6 jam, pasien terlihat mengantuk, terdapat lingkaran
hitam di sekitar mata, suhu 39º C.
J.Fokus Intervensi
1. Dx. 1
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam suhu tubuh
turun dan dalam batas normal.
K.H : suhu tubuh pasien normal 36-37º C.
Intervensi
- kaji tubuh pasien tiap 15 menit
- lakukan kompres hangat di area dahi
- jaga agar suhu lingkungan stabil
- motivasi klien untuk minum yang banyak
- observasi TTV
- beri obat sesuai dosis dokter.
2. Dx. 2
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
K.H : nafsu makan meningkat.
Pasien tidak lemah.
Berat badan tetap/ naik
Intervensi
- kaji pola nutrisi pasien
- motivasi pasien untuk makan sedikit tapi sering
- timbang berat badan setiap hari
- sajikan makanan selagi hangat
- ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
- anjurkan istirahat setelah makan
- kolaborasi dengan tim gizi
3. Dx. 3
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan kebutuhan
aktivitas pasien terpenuhi.
Kriteria hasil: makan dan berpakaian sendiri
pasien tampak aktif (tidak lemas)
pasien mengatakan badan tidak lemas
Intervensi
- kaji tanda-tanda vital
- tingkatkan tirah baring/ duduk
- ubah posisi dengan sering, berikan perawatan kulit yang baik.
- Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas dan perawatan diri
- Beri bantuan sesuai kebutuhan pasien
4. Dx 4
Tujuan : kebutuhan istirahat (tidur) terpenuhi setelah dilakukan tindakan 3x24 jam.
KH : pasien mengatakan bisa tidur dan tidak sering terbangun, tidur pasien 7-8 jam
sehari, pasien tidak terlihat lesu, suhu tubuh normal 38-37º C, tidak terdapt lingkaran
hitam di sekitar bola mata.
Intervensi
- kaji pola tidur pasien
- atur posisi yang nyaman untuk tidur pasien
- observasi TTV
- ganti alas tidur dan pakaian jika basah dan kotor.
- Beri kompres alkohol/ air dingin.
- Ciptakan suasana yang nyaman dan batasi pengunjung yang datang.
K. Implementasi
No
Dx
Jam Implementasi Respon Tt
Senin 14/05/07
1.2.3.4 08.30 Mengkaji pasien S : pasien mengatakan
badannnya panas, terasa
lemah, tidak nafsu makan, dan
sulit tidur
O : suhu tubuh 39º C, terlihat
lemah, terlihat menagntuk
1 09.20 Melakukan kompres
hangat di daerah dahi
S : pasien mengatakan mau
dikompres.
O : pasien kelihatan lebih
nyaman
1 09.30 Memotivasi pasien untuk
minum yang
S : pasien mau mengikuti
anjuran perawat
tampak lemah
1.2.3.4 10.00 Memberikan injeksi
cefotaxim 3x500 mg
S : -
O : obat dapat masuk melalui
IV
1.2.3 10.15 Mengobservasi tanda-
tanda vital
S : -
O : TD : 100/60 mmHg
S : 39º C
N : 88x/mnt
RR : 20 x/mnt
2 11.15 Menciptakan
lingkungkungan yang
nyaman saat makan
S : pasien mengatakan mau
makan
O : pasien hanya habis ½ porsi
1.2. 11.30 Memberi obat teraphy
pamadol 3x1 sehari,
furosamid 3x1 sehari
S : pasien mengatakan terima
kasih
O : pasien minum obat dan
obat dapat masuk
4 13.00 Membatasi pengunjung
dan menganjurkan pasien
istirahat
S : pasien mengatakan baik sus
O : pengunjung masuk secara
bergantian
4 13.15 Menganjurkan pasien
untuk tidur
S : pasien mengatakan akan
tidur
O : pasien mencoba
memejamkan mata
Selasa 15/05/07
1 08.00 Mengkaji suhu tubuh
pasien
S : pasien mengatkan masih
panas
O : suhu tubuh 38,5º C
3.4 08.30 Mengkaji tingkat aktivitas
pasien
S : pasien mengatakan masih
lemas, pusing bila duduk.
O : pasien terlihat lemah di
tempat tidur
2 09.00 Memotivasi pasien untuk
makan sedikit tapi sering
S : pasien mengatakan akan
mencobanya
O : pasien kooperatif tapi
masih nampak lemah
3 09.25 Mengkaji respon terhadap
aktivitas memberikan
dorongan untuk
melakukan aktivitas dan
perawatan diri
S : pasien mengatakan masih
lemas
O : pasien tampak lemah, aktif
dibantu keluarga
4 10.00 Mengganti alat tenun S : pasien mengatakan terima
pasien yang kotor.
kasih
O : pasien terlihat lebih
nyaman
4 10.15 Memberikan posisi yang
nyaman pada pasien dan
menganjurkan untuk
duduk meskipun sebentar.
S : pasien mengatakan terima
kasih
O : posisi semi flower
2 11.15 Menyajikan makanan
selagi hangat
S : pasien mengatakan mau
makan
O : makan habis ½ porsi
1.2 11.45 Memberi obat teraphy
pamadol 3x1 sehari,
furosamid 3x1 sehari
S : pasien mengatakan terima
kasih
O : pasien minum obat dan
obat dapat masuk
Rabu 16/05/07
1.2.3.
4
08.15 Mengkaji pasien S : pasien mengatakan suhu
tubuhnya sudah turun, sudah
mau makan banyak, dan
suadah biasa tidur.
O : suhu 37º C, tidak terlihat
mengantuk
3 08.30 Mengkaji respon terhadap
aktivitas memberikan
dorongan untuk
melakukan aktivitas dan
perawatan diri
S : pasien mengatakan sudah
tidak pusing bila duduk.
O : pasien masih tampak lebih
segar.
3 08.45 Membantu pasien
menyisir rambut
S : pasien mengatakan terima
kasih
O : pasien tampak lebih
nyaman
1.2 09.00 Menganjurkan pasien
untuk minum yang banyak
dan makan sedikit tapi
sering
S : pasien mengatakan mau
melakukan dan terima kasih
O : pasien tersenyum, tampak
lebih segar.
1.2.3. 10.00 Memberi injeksi S : -
4 cefotaxim
O : obat dapat masuk lewat IV
2 12.00 Menganjurkan pasien
untuk makan
S : pasien mengatakan mau
makan
O : pasien makan habis ¾
porsi
4 13.00 Membatasi pengunjung
S : -
O : pengunjung hanya 2 orang,
pasien tampak tidur
L. Evaluasi
No
Dx
Tgl/jam Evaluasi Tt
1. Kamis
12/5/07
11.00
S : Pasien mengatakan badannya sudah panas
O : suhu tubuh 36,8 C
A : Masalah Teratasi
P : optimalkan interversi
2. S : Pasien mengatakan nafsu makan sudah meningkat
O : porsi makan habis ( 1 porsi ), berat badan 42 kg.
A : masalah teratasi
P : optimalkan interversi
3. S : pasien mengatakan sudah tidak lemas
O : pasien tampak segar, dan dapat melakukan aktivitas ADL
sendiri
A : masalah teratasi
P : optimalkan intervensi
4 S : pasien mengatakan sudah bisa tidur ± 7-8 jam sehari
O : pasien terlihat tidak mengantuk, linkaran hitam di bawah
mata hilang, terlihat lebih segar, suhu tubuh turun 36,8° C
A : masalah teratasi
P : optimalkan intervensi