tinjauan atas pelaksanaan pemungutan penyetoran pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel

Upload: ivanhawk

Post on 08-Mar-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SUATU TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PENYETORANPELAPORAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PAJAK HOTEL

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Penelitian

    Dalam upaya pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan rakyat

    dan pembiayaan pengeluaran pemerintah yang biasa dikenal dengan istilah APBN

    dan APBD dubutuhkan biaya yang sangat besar. Banyak sekali usaha yang

    dilakukan oleh pemerintah untuk mendapatkan sumber dana yang salah satunya

    adalah berupa pajak.

    Dalam pelaksanaan kegiatan perpajakan ini, pemerintah memerlukan peran

    aktif dari masyarakat untuk secara sadar bertanggung jawab dalam melaksanakan

    kewajiban perpajakannya, dimana hal ini akan sangat membantu pemerintah

    menghindari ketergantungan pada pinjaman luar negeri. Pajak yang dipungut oleh

    pemerintah terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah.

    Pajak daerah adalah salah satu penunjang suksesnya otonomi daerah.

    Otonomi daerah merupakan suatu konsekuensi reformasi yang harus dihadapi oleh

    setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota sebagai unit pelaksana

    otonomi daerah. Agar lebih siap melaksanakan otonomi daerah, perlu proses

    pembelajaran bagi masing-masing daerah agar dapat mengubah tantangan menjadi

    peluang bagi kemajuan masing-masing daerah.

    Demikian pula dengan pemerintah pusat, sebagai pihak yang mengatur

    pengembangan konsep otonomi daerah, bertanggung jawab agar konsep otonomi

    daerah dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan. Ditetapkannya Undang-

    Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang

  • 2

    Nomor 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah membawa paradigma

    baru dalam pengelolaan daerah, daerah sudah diberikan kewenangan untuk

    mengatur sumber daya yang dimilikinya. Otonomi daerah merupakan upaya

    pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa

    untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan potensi dan

    kepentingan daerah itu sendiri.

    Otonomi bagi pemerintah daerah telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

    Otonomi yang diberikan kepada daerah kabupaten dan kota dilaksanakan dengan

    memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya.

    Untuk melaksanakan otonomi daerah, pemerintah harus dapat cepat

    mengidentifikasi sektor-sektor potensial sebagai motor penggerak pembangunan

    daerah, terutama melalui upaya pengembangan potensi Pendapatan Asli Daerah

    (PAD). Pengembangan potensi kemandirian daerah melalui PAD dapat tercermin

    dari kemampuan pengembangan potensi dan peran serta masyarakat melalui pajak

    dan retribusi.

    Pada era desentralisasi fiskal dan otonomi daerah seperti sekarang ini, fungsi

    dan peran pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara terasa sangat

    penting. Sejalan dengan otonomi daerah masalah perimbangan keuangan

    keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu elemen penting untuk dilakukan

    dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah. Oleh karena itu,

    kemandirian daerah dalam mengelola keuangan daerah akan semakin berperan

    dan semakin penting.

    Kemandirian ini berupa kemandirian dalam perencanaan maupun dalam

    pengelolaan sumber-sumber keuangan daerah. Analisis pengelolaan keuangan

  • 3

    daerah, pada dasarnya menyangkut tiga bidang analisis yang saling terkait satu

    sama lain. Ketiga bidang analisis tersebut meliputi (Mardiasmo:2000) :

    Analisis Penerimaan, yaitu analisis mengenai : seberapa besar

    kemampuan pemerintah daerah dalam menggali

    sumbersumberpendapatan yang potensial dan biaya-biaya yang

    dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut;

    Analisis Pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-

    biaya dari suatu pelayanan publik dan faktor-faktor yang

    menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat;

    Analisis Anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara

    pendapatan dan pengeluaran serta kecenderungan yang diproyeksikan

    untuk masa depan.

    Sedangkan kunci kemandirian daerah adalah pengelolaan PAD. Pajak

    daerah sebagai salah satu sumber PAD diharapkan mampu memberikan kontribusi

    yang besar bagi daerah itu sendiri sehingga dapat memperlancar penyelenggaraan

    pemerintah dan pembangunan daerah. Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah

    pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (misal: propinsi, kabupaten,

    kotamadya) yang diatur berdasarkan peraturan daerah dan hasil pungutannya

    digunakan untuk membiayai rumah tangga daerahnya. Salah satunya adalah

    dengan mengoptimalkan hasil pajak daerah yang sudah ada.

    Salah satu jenis pajak daerah adalah pajak hotel yang merupakan

    implementasi atas sumber pendanaan dalam rangka meningkatkan kegiatan

    promosi kepariwisataan untuk menunjang pembangunan dan pengembangan

    sektor kepariwisataan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional.

  • 4

    Hal tersebut di atas menarik perhatian penulis untuk mengadakan

    penelitian di PT Sari Ater Hot Spring Resort, suatu badan usaha yang bergerak di

    bidang pariwisata yang juga memiliki obyek pajak hotel yang akan dituangkan

    dalam bentuk karya tulis berjudul :

    TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PENYETORAN

    PELAPORAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PAJAK HOTEL DI

    PT. SARI ATER HOT SPRING RESORT

    1.2 Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka identifikasi masalah dan

    penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Apa peraturan dan undang-undang yang mendasari pemungutan pajak

    hotel di Kabupaten Subang.

    2. Bagaimana penghitungan pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring

    Resort

    3. Bagaimana pelaksanaan pencatatan akuntansi pajak hotel di PT Sari

    Ater Hot Spring Resort.

    4. Bagaimana pelaksanaan pemungutan, pelaporan dan penyetoran

    pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort.

    5. Apa hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam

    pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak hotel di PT

    Sari Hot Spring Resort.

  • 5

    1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

    Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data yang

    dalam rangka memenuhi mata kuliah Kuliah Praktek Kerja (KPK).

    Sedangkan tujuan pokok dari penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengetahui peraturan dan undang-undang apa saja yang

    mendasari pemungutan pajak hotel di Kabupaten Subang.

    2. Untuk mengetahui proses penghitungan pajak hotel di PT Sari Ater

    Hot Spring Resort.

    3. Untuk mengetahui pelaksanaan pencatatan akuntansi pajak hotel di

    PT Sari Ater Hot Spring Resort.

    4. Untuk mengetahui pelaksanaan pemungutan, pelaporan dan

    penyetoran pajak hotel di PT Sari Ater Hot Spring Resort.

    5. Untuk mengetahui hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan

    dalam pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak

    hotel di PT Sari Ater Hot Spring Resort.

    1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pahak-pihak

    yang berkepentingan antara lain:

    1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan gambaran yang lebih

    jelas mengenai realisasi atas pelaksanaan pemungutan, penyetoran,

    pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel di PT Sari ater hot

    spring resort.

  • 6

    2. Bagi PT Sari Ater Hot Spring Resort, penelitian ini diharapkan

    dapat digunakan sebagai sumbangan pemkiran dan sebagai bahan

    pertimbangan untuk menentukan dan mengantisipasi masalah yang

    timbul dan berhubungan dengan masalah pajak hotel .

    3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

    sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

    1.5 Metode Praktek Kerja

    Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kuliah praktek kerja di PT Sari Ater

    Hot Spring Resort. yaitu memakai metode Block Release, yaitu penyelenggaraan

    kuliah praktek kerja dilakukan dalam satu periode tertentu yaitu 1 bulan, pada

    hari kerja. Pada pelaksanaannya penulis lebih memahami dan mengerti tentang

    dunia kerja pada PT Sari Ater Hot Spring Resort. Kegiatan yang dilakukan

    penulis selama melakukan praktek kerja ini:

    1 Partisipasi, yaitu suatu bentuk kegiatan dimana penulis secara langsung

    ikut membantu pekerjaan yang sedang dilakukan oleh karyawan.

    2 Mencari data sekunder sebagai pelaporan yang mempunyai dalam

    penyusunan laporan praktek kerja ini.

    3 Penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak terkait.

    4 Penulis melakukan penyusunan laporan dibantu dengan data-data yang

    penulis peroleh dari PT Sari Ater Hot Spring Resort.

    Pelaksanaan kuliah praktek kerja ini memberikan pengetahuan praktis bagi

    penulis serta memberikan bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja yang

    sesungguhnya.

    .

  • 7

    1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian akan dilaksanakan di PT Sari Ater Hot Spring Resort yang

    beralamat di Jalan Raya Ciater Subang. Waktu pelaksanaan dimulai pada

    18 Agustus 2014 s/d 12 September 2014.

  • 8

    BAB II

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 Sejarah Singkat PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    Pada awalnya tempat wisata air panas Ciater yang sekarang lebih dikenal

    dengan sebutan Sari Ater Resort dan Rekreasi adalah tempat pamandian yang

    biasa digunakan oleh masyarakat sekitar desa Ciater, Palasari dan Nagrak.

    Namun setelah seorang ahli berkebangsaan Belanda menemukan khasiat

    yang terdapat dalam air panas alam tersebut untuk menyembuhkan berbagai

    macam penyakit khususnya penyekit kulit, maka mulailah berdatangan orang dari

    berbagai daerah untuk mandi sanbil berobat di Ciater.

    Mr. Hack Bessel atau Tuan Bessel dalam mangembangkan penelitiannya

    membangun rumah tinggal di dekat sumber air panas alam Ciater, dengan lokasi

    tidak jauh dari kantor Koperasi Karyawan PT Sari Ater.

    Sejak tersiar berita tentang khasiat air panas alam Ciater, berdatangan

    masyarakat lain dari luar daerah Ciater untuk mandi dan berobat.

    Sangat disayangkan karena suasana pada waktu itu tidak menentu, sering

    terjadi kekacauan dan perang, maka lambat laun orang mulai melupakan potensi

    sumber daya alam Jawa Barat yang sangat besar itu.

    Pada saat itu baru dibangun sebuah kolam renang (sekarang dikenal

    dangan nama kolam renang Mayangsari I atau kolam renang atas) dan sebuah

    kolam renang kecil yang sekarang bernama kolam imas serta beberapa buah

    kamar mandi terbuka.

  • 9

    Sebagai manajer pertama ditetapkan Bapak Sahro dari PU Kabupaten

    dengan jumlah karyawan lebih kurang 11 orang. Pada tahun 1972 PPN

    DWIKORA IV (sekarang PTP XII Ciater) membat satu buah bangunan untuk

    kamar mandi adan pintu gerbang berbentuk joglo yang lengkap dengan kantor dan

    loket penjualan tiket.

    Di saat itu pula pembangunan reservior air dingin yang berlokasi di area

    parkir atas sekarang, satu buah kafe di depan kolam, kamar mandi ditambah

    empat unit lagi sedang wisma wisata juga dibangun sebanyak dua unit lagi dengan

    tipe ekonomi. Semantara wisma tersebut sekarang dipakai kantor engineering dan

    storage, karyawan yang bertigas saat itu berjumlah kurang lebih 21 orang.

    Pada tanggal 20 Maret 1974 Pemda TK II Kabupaten Subang

    menyerahkan pengelolaan objek wisata air panas Ciater kepada PT. Sari Ater

    yang dipimpin oleh Bapak H.A. Soewarma. Pada masa Bupati Kepala Daerah TK

    II Kabupaten Subng dijabat oleh Letkol Atju Syamsuddin.

    Najer pertama yang dipercaya oleh PT. Sari Ater untuk memimpin

    pengelolaan objek wisata air panas alam Ciater adalah Bapak Gautama, Alm

    (tahun 1974 s/d 1975). Jumlah karyawan yang ada pada saat itu labih kurang 16

    orang. Seluruh area wisata seluas 7.335 HA yang dikelola dibenahi dan dibuatkan

    pagar pembatas dari kawat berduri.

    Untuk menunjang pengembangan dan usaha promosi PT. Sari Ater

    membengun armada bis dengan salah satu trayek Bandung-Subang melalui Ciater

    sebanyak 16 armada bis yang bernama sari express.

  • 10

    Tahun 1975 Bungalow tipe standar mulai dibangun, sedangkan manager

    kedua saat itu adalah Bapak Tirto Sentono, Alm (tahun 1975 s/d 1976) dan jumlah

    karyawan telah mencapai 60 orang.

    Pada tahun 1976 dimulai pembangunan restoran Dayang Sumbi,

    Bungalow Kabayan, sarana parkir dan rekreasi Kolam Perahu. Pimpinan saat itu

    dipercayakan kepada manager ketiga yaitu Bapak J.R. Iskandar, Alm (tahun 1977

    s/d 1979).

    Pada tahun 1977, pimpinan usaha dipercayakan kepada Mr. Evandra alias

    Bapak Muhammad Effendi, seorang ahli berkabangsaan Italia (tahun 1977 s/d

    1979) dan jumlah karyawan telah meningkat menjadi lebih kurang 70 orang.

    Kemidian dilanjutkan oleh manager keempat yaitu Bapak Anton Tirto

    (tahun 1979 s/d 1985) sedangkan karyawan berjumlah lebih kurang 100 orang.

    Pada tahun 1986 manager kelima adalah Bapak H. Suhendar dan kantor

    pusat dipindahkan dari Jl. Juanda 28 ke Jl. Braga 99 bandung. Dimasa ini mulai

    pemnagunan Bongalow Nangka Lama sedangkan karyawan telah mencapai

    kurang lebih 200 orang.

    Manajer keenam dijabat oleh Bapak Ruby. Pada tahun 1987 pimpinan

    diserahkan kepada Bapak Herrie Hermanni, dengan jabatan sebagai Operational

    Manager. Dimasa itu diteruskan lagi pengembangan baik secara fisik dan

    manajemen secara manyeluruh diantaranya penambahan Bongalow Nanngka Baru

    dan sarana rekreasi serta cafetaria lainnya.

    Pada tahun 1989 PT Sari Ater melakukan kerja sama manajemen dengan

    Griya Wisata yang pimpinannya pada saat itu adalah Bapak James (Alm), hal ini

    berlangsung lebih kurang sekitar 9 bulan. Pada bulan Januari 1990 Operational

  • 11

    diserahkan kembali ke PT. Sari Ater dengan Operational Manager Bapak Herrie

    Hermanie.

    Pada tahun 1994 dilakukan restrukturi organisasi dan dittapkan seorang

    General Manager untuk memimpin hotel dan objek wisata Sari Ater dengan nama

    Sari Ater Hot Spring Resort. Sebagai General Manager yang pertama ditetapkan

    adalah Bapak Herrie Hermanni dan jumlah karyawan saat itu 333 orang

    sedangkan luas kawasan hotel dan objek wisata telah menjadi 32 Ha.

    Pada tahun 1998 dibangun kembali satu fasilitas kolam rendam air panas

    alam di area rekreasi dengan nama Puloisari dengan daya tampung 500 orang dan

    diresmikan oleh Bupati Tingkat II Subang Bapak Drs. H. Abdul Wahyan pada

    tanggal 25 Juli 1998.

    Pada tahun 2000 Sari Ater kambali membangun Multi Function Room

    Dayang Sumbi fasilitasruangan meeting dengan kapasitas 750 sampai 1000 orang.

    Adapun ruangan tersebut dapat dipakai untuk pernikahan, ulang tahun, seminar,

    konfrensi dengan beberapa bentuk meeting.

    Untuk memenuhi permintaan pasar seiring dengan peningkatan jumlah

    pengunjung ke Sari Ater Resort, maka pada tahun 2008 dibangun kembali hotel

    standard room sebanyak 80 kamar, yang diperuntukkan lebih khusus untuk tamu

    meeting. Tahun 2009 Sari Ater Hot Spring Resort kembali berganti nama menjadi

    Sari Ater Resort.

    Sampai sekarang hotel dan objek wisata air panas alam Sari Ater lebih

    terkenal dengan sebutan Sari Ater Resort Hotel and Resort.

  • 12

    2.2 Struktur Organisasi PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    Direktur Utama

    Project Manager

    Project Adm Officer

    General Affairs

    Manager

    Legal Adm Gen Affairs

    staff head

    office

    Bod office secretariate

    Assistant GAM

    Gen Affirs Staff

    Operational

    Operation Manager

    Assistant operation manajer

    Human Resource Mgt.

    Chief Security

    Ass. Chief Security

    Ass. HRM

    Room Div Mgt.

    Front Office Mgr

    EXEC H. K.

    Sales Marketing Manager

    PR Manager

    Business Dev. Control

    Sales ManagerBanquet Sales

    F & B Manager

    Exec Chief

    Service Manager

    Chief Steward

    Recreation Manager.

    Ticketing Manager

    Rec's Site Manager

    Chief Accounting

    Ass. Chief Accounting

    Chief Engineering

    Ass. Chief Engineering

    Purchasing Manager

    Direktur Adm dan Keuangan

    Internal Audit

    Finance Adm Manager

    Property Control

    Staff Project

    Staff FAM

  • 13

    2.3 Aspek-aspek Kegiatan Perusahaan

    PT. Sari Ater Hot Spring Resort merupakan badan usaha yang

    bergerak di bidang pariwisata, beberapa fasilitas yang ditawarkan PT. Sari

    Ater Hot Spring Resort :

    Camping Park

    Disini para pengunjung dapat menikmati pemandangan alam dalam

    suasana camping dengan beberapa jenis tenda, api unggun dan

    kegiatan mini outbound.

    Meeting Room

    PT. Sari Ater Hot Spring Resort menyediakan beberapa jenis

    Meeting room dengan harga yang variatif, dari harga Rp.

    295.000,- per orang hingga Rp. 650.000,- per orang.

    Rooms Dimension Theatre

    U-

    shape Recept Class Oval

    Bqt

    Seat

    Main Hall 28 X 14 m

    380 -

    450 150

    350 -

    750 224 100 224

    Sangkuriang

    1 14 X 14 m 164 44

    175 -

    250 104 30 128

    Sangkuriang

    2 6 X 14 m 36 18 - 20 18 -

    Sangkuriang

    3 6 X 14 m 36 18 - 20 18 -

    Wangsadipa

    1 6 X 14 m 20 18 - 16 14 -

    Wangsadipa

    2 6 X 14 m 20 18 - 16 14 -

  • 14

    Natural Hot Spring

    Ditengah area yang luas PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    memanfaatkan banyak sumber daya alam terutama kolam air panas

    alami sebagai salah satu bisnis utamanya, seluruh kolam renang

    yang terseda berisi air panas yang dialirkan langsung dari sumber

    mata air alami yang juga berfungsi untuk terapi pengobatan seperti:

    Rheumatical

    Rheumatical mengeluh nyeri pada bines, sendi dan otot dalam

    kasus:

    - Arthritis rematik

    - Penulangan inflammational tulang belakang - M.Bechterew

    - Nyeri ostteoarthrotical pada:

    -. kolom spain

    -. bersama tangan atau kaki dan kaki

    - Rheumatismus otot (myositis, fibrositis, tendinitis)

    Organ luka of Locomotion

    - strain

    - dislokasi

    - kontusio

    - Kasus setelah orthopaedically diperlakukan tulang patah

    - Kasus setelah imobilisasi

    Gangguan Ginekologi

    - Inflamations menahun pelengkap

    - strelitas

  • 15

    - Kasus setelah operationes ginekologi

    - Gangguan menstruasi neurovegetative

    Sistem Syaraf

    - Kasus setelah cedera saraf perifer atau dioperasikan

    - Kasus setelah sistem saraf pusat yang terluka (Otak atau kabel

    spain)

    - Kasus setelah intervensi bedah saraf

    Cidera Olahraga

    - contusiones

    - Distensions lantai otot pecah (setelah perawatan othopaedicall)

    - Leasions dari menics

    - AC praecompetitional sistem otot-scleletal

    Penyakit Kulit

    Ini diamati efek healinh pada kasus psoriasis dan beberapa tipes

    dermathitis

    Resto

    PT. Sari Ater Hot Spring Resort juga menyediakan banyak restoran

    dan kafe dengan konsep yang berbeda-beda, ada yang berkonsep

    outdoor dan berkonsep indoor, dengan menu makanan khas

    Indonesia, Internasioanl maupun Chineese menu.

    Paket Outbound

    Melengkapi rekreasi keluarga PT. Sari Ater Hot Spring Resort juga

    memyediakan paket outbound yang terbuka untuk keluarga

  • 16

    maupun kalangan perusahaan dengan jenis paket yang berbeda

    rata-rata dalam waktu satu hingga dua hari dengan kegiatang yang

    variatif, seperti tea walk, flying fox, Imanagement training

    dilengkapi dengan dokumentasi, sertifikasi, dan psikolog.

    Sport and Leisure

    Disini pengunjung dapat menikmati kegiatan olah raga seperti

    ATV Bambie untuk anak-anak, ATV Gokart, Flying Fox, Futsall,

    Horse Riding, Landy Touring, panahan, Golf, dan Wall Climbing,

    hingga Off Road.

    Harga Tiket Area Rekreasi Sari Ater

    A. Tiket Masuk Gerbang Utama

    Tiket Orang Rp. 25.000,-

    Tiket Motor Rp. 14.000,-

    Tiket Mobil Rp. 23.000,-

    Tiket Bus / Truk Rp. 30.000,-

    B. Tiket Kolam & Kamar Rendam

    Tiket Kolam Rendam Mayang sari Rp. 45.000,-

    Tiket Kolam Rendam Wangsadipa Rp. 25.000,-

    Tiket Kolam Rendam Pulosari Rp. 27.000,-

    Tiket KOlam Rendam Leuwi Sari Rp. 10.000,-

    Tiket Kamar Rendam Rp. 60.000,-

    Tiket Paket Mayangsari Rp. 60.000,-

    Tiket Paket Kimannis Rp. 50.000,-

    C. Paket Makan Plus

  • 17

    Meals Paket Minimum 50 pax

    ( Tiket masuk Rekreasi, Tiket Masuk Kolam Rendam ) Rp.

    90.750,-/ pax /nett

    ( Makan Prasmanan, penggunaan ruang 3 jam )

    ( Untuk di luar ruangan dikenakan biaya sewa tenda )

    Dalam Ruangan / Luar Ruangan

    D. Fasilitas Kegiatan Outdoor

    Tenda Sarnavile (5 x 5 m) Rp. 700.000,-/unit

    Tenda Badai (4 x 6 m) Rp. 150.000,-/unit

    Tenda Payon + Plafond /meter Rp. 20.000,-

    Tenda Caf ( 3 x 3 m ) Rp. 150.000,-/unit

    Kursi Lipat Rp. 5.000,-

    Meja Panjang ( 50 x 200 cm ) Rp. 30.000,-

    Wireless Portable Sound Rp. 300.000,-

    Arus Listrik 2500 Watt /jam Rp. 50.000,-

    Arus Listrik 5000 Watt /jam Rp. 100.000,-

    Arus Listrik 7500 Watt /jam Rp. 125.000,-

    Arus Listrik 10.000 Watt /jam Rp. 175.000,-

    Lampu / titik Rp. 35.000,-

    Panggung Rangka Besi /mtr Rp. 32.500,-

    Panggung Mini Rangka Besi 1,2 x 2 m Rp. 70.000,-

    Pemasangan Spanduk /unit Rp. 25.000,-

    Pemasangan Umbul-umbul Untuk Iklan Rp. 27.500,-

    Pemasangan Umbul-umbul Untuk Group Rp. 20.000,-

  • 18

    Sewa Panggung Ratu A Rp.1.000.000,-

    Sewa Panggung Ratu B Rp. 750.000,-

    Sewa Panggung Ratu C Rp.2.500.000,-

    E. Paket Hiburan

    Single Electone Combo Rp. 4.150.000,-

    Single Electone Rp. 2.650.000,-

    Paket Dangdut Rp. 8.000.000,-

    Paket Full Band Rp. 8.000.000,-

    MC Lokal Rp. 1.500.000,-

    Kecapi Suling ( Tanpa Sound System ) Rp. 1.100.000,-

    Kecapi Suling ( Sound System ) Rp. 1.600.000,-

    Seni Tari Sisingaan Rp. 3.350.000,-

    Paket Seni Tari Jaipongan Rp. 4.800.000,-

    Penari Jaipong (2 orang)+Cassette Rp. 1.250.000,-

    Seni Calung + Sound System Rp. 2.200.000,-

    Badut (1 Orang) Rp. 1.500.000,-

    Sound System Untuk Electone Rp. 1.500.000,-

    Sound System 3000 - 5000 Watt Rp. 5.250.000,-

    Peralatan Band + Sound 5000 Watt Rp. 4.250.000,-

    Solo Keyboard Rp. 1.750.000,-

    F. Fasilitas Berkemah

    Tenda Pleton 5 x 9 m Rp. 600.000,- /Unit

    Tenda Regu 4 x 6 M Rp. 400.000,- /Unit

    Veltbed Rp. 35.000,- /Unit

  • 19

    Api Unggun Rp. 150.000,- /m

    Sleeping Bag Rp. 20.000,- /Unit

    Ciater Family Adventure Camping Park

    Type Rusa Rp. 1.300.000,- /4 pax

    Type Landak Rp. 1.000.000,- /4 pax

    Type Musang Rp. 750.000,- /4 pax

    G. Tarif Fasilitas Rekreasi

    Sewa Alat Permainan A & B Rp. 125.000,- /Game

    Tea Walk A Rp. 40.000,- /Org

    Tea Walk B Rp. 44.000,- /Org

    Paket Mancing Rp. 25.000,- /Org

    Sepak Bola Mini Rp. 100.000,- /Game

    Put & Putt /hole Rp. 20.000,- /Org

    Pitch & Putt Golf

    Weekdays Rp. 45.000,-/2 Round

    Weekend Rp. 60.000,-/2 Round

    Permainan Bola Voli Rp. 100.000,-

    Aerobic Instructure + wireless sound system Rp. 500.000,- /3Jam

    Table Soccer Rp. 15.000,- /Jam

    Fish Theraphy Rp. 25.000,- /Org

    Fish Theraphy paket 2 orang Rp. 40.000,- /2 Org

    Pijat Relaksasi Rp. 40.000,- /45 menit

    Pijat paket dengan Fish Theraphy Rp. 60.000,- /45 menit

    Hiking Rp. 40.000,- /Jam

  • 20

    Jasa Pijat Badan ( pool side ) Rp. 50.000,- /45 menit

    Membatik Rp. 30.000,-/Org/Jam

    H. Tiket Permainan

    Tiket Komedi Putar Rp. 8.000,-

    Tiket Sepeda Air Rp. 8.000,-

    Tiket Perahu Dayung Rp. 8.000,-

    Tiket Kereta Mini Rp. 8.000,-

    Tiket Water Ball Rp. 20.000,-

    Tiket Dream Zone Rp. 16.000,-

    Tiket Wall Climbing 1 putaran Rp. 20.000,-

    Tiket Wall Climbing 2 putaran Rp. 25.000,-

    Tiket Flying fox 1 putaran Rp. 20.000,-

    Tiket Flying Fox 2 putaran Rp. 25.000,-

    Tiket Cinema 4 Dimensi Rp. 12.500,-

    Tiket Berburu Hantu Rp. 5.000,-

    Tiket Rumah Hantu Rp. 15.000,-

    Tiket Paket Cinema 4 Dimensi Rp. 30.000,-

    Tiket Trampolin Rp. 15.000,-

    Tiket Panahan 6 Panahan Rp. 10.000,-

    Tiket Panahan 12 Panahan Rp. 15.000,-

    I. Corkage

    ( Biaya Membawa Fasilitas Sendiri )

    Fee Kebersihan Snacks Box Rp. 2.000,- /Box

    Fee Kebersihan Meals Box Rp. 2.500,-/Box

  • 21

    Fee Electone Rp. 1.250.000,-

    Fee Full Band Rp. 1.400.000,-

    Fee Tenda Payon Rp. 3.000,- /Unit

    Fee Tenda Sarnavile (5x5m) Rp. 250.000,- /Unit

    Fee Tenda Pleton (5x9m) Rp. 250.000,- /Unit

    Fee Tenda Regu (4x6m) Rp. 150.000,- /Unit

    Fee Tenda Dome Rp. 75.000,- /Unit

    Fee Tenda Badai (4x6m) Rp. 50.000,- /Unit

    ADVENTURE & GAMES

    Go-Kart

    Thundem (5 putaran) Rp. 75.000,-

    5 Putaran Rp. 75.000,-

    3 Putaran Rp. 50.000,-

    ATV

    Adventure ( 1 km ) Rp. 75.000,-

    Adventure ( 2,7 Km ) Rp. 150.000,-

    Extra Person Rp. 40.000,-

    Atv Bambie 2 Putaran Rp. 40.000,-

    Atv Bambie 3 Putaran Rp. 50.000,-

    Atv Bambie 5 Putaran Rp. 75.000,-

    Buggy Off road

    Buggy Off road ( 3 km ) Rp. 235.000,-

    Extra Person Rp. 50.000,-

    Jeep Off Road

  • 22

    Paket A Rp. 750.000,-

    Jeep Adrenalin Rp. 500.000,-

    Sewa Track Rp. 125.000,-

    Extra Person Rp. 35.000,-/org

    Land Rover Touring 6 km (8 org) Rp. 875.000,-

    Land Rover Touring 3 km (8 org) Rp. 650.000,-

    Land Rover Touring lebih dari 3 unit Rp.1.750.000,-

    Berkuda

    Kuda Tunggang Rp. 20.000,- /Putaran

    ( Route 1 - Kabayan, Sunan Suite, Kabayan )

    ( Route 2 - Kabayan, Area Nangka, Kabayan )

    Kuda Tunggang Rp. 65.000,-/Jam

    ( Lokasi mengelilingi Area Sari Ater )

    Delman Rp. 20.000, - /Orang/Putaran

    ( Route - Kabayan, Area Jambu, Kabayan )

    Delman Rp. 35.000, - /Orang/Putaran

    ( Route - Kabayan, Paddock, Kabayan )

    Delman Rp. 65.000,-/Jam

    Family Tea & Jungle Ride Rp. 420.000,- /Pax

    ( Pilihan Paket yang di ambil )

    Outbound

    One Day Outbound Program Rp. 500.000,- /Orang

    Outbound Spiritual Management Training Rp. 610.000,- /Orang

    Fun Team Building Rp. 200.000,- /Orang

  • 23

    Ice Breaking Rp. 50.000,- /Orang

    High Rope ( 9 macam ) Rp. 50.000,- /Orang

    Paint Ball

    Khusus Tamu Hotel Rp. 90.000,-

    Paket Tantama Rp. 100.000,-

    Paket Buser Rp. 120.000,-

    Paket Komando Rp. 145.000,-

    Paket Jendral Rp. 175.000,-

    Paket Ekonomis Rp. 65.000,-

    Tembak Target Rp. 40.000,-

    Travel Agent Rp. 90.000,-

    Tamu Umum Rp. 95.000,-

    Tambahan Peluru A ( 40 Peluru ) Rp. 65.000,-

    Tambahan Peluru B ( 20 Peluru ) Rp. 40.000,-

  • 24

    BAB III

    HASIL PELAKSANAAN KPK DAN PEMBAHASAN

    3.1 Kajian Teori

    3.1.1 Pajak Secara Umun

    Secara umum pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dipungut

    berdasarkan undang-undang dan bagi si pembayar pajak tidak mendapatakan jasa

    timbal balik (kontra prestasi) yang dinikmati langsung dari pemerintah.

    Banyak ahli dibidang perpajakan yang memberikan pengertian atau

    definisi yang berbeda mengenai pajak. Namun berbagai definisi tersebut memiliki

    inti dan tujuan yang sama.

    Untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan pengertaian atau definisi

    pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli di bidang perpajakan, seperti di

    bawah ini:

    Menurut Rochmat Soemitro(2011 : 1):

    Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

    jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan

    yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum .

    Menurut P. J. A. Andriani (2009 : 2) :

    Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

    peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi

    kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah

    untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas

    Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.

  • 25

    Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-

    unsur:

    Iuran dari rakyat kepada negara.

    Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut

    berupa uang.

    Berdasarkan undang-undang.

    Pajak yang dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-

    undang serta aturan pelaksanaannya.

    Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara

    langsung dapat ditunjuk. Dalampembayaran pajak tidak dapat

    ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

    Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni

    pengeluaran-pengeluaran yang bermmanfaat bagi masyarkat luas.

    3.1.2 Fungsi Pajak

    Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan

    negara) dan fungsi regulerend (mengatur), seperti yang terdapat dalam buku Siti

    Resmi,2005.2-3).

    Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi

    (Mardiasmo 2011 : 1), yaitu :

    1) Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi

    pemerintah, untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

    2) Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau

    melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi..

  • 26

    3.1.3 Pengelompokan Pajak

    Terdapat beberapa jenis pajak, Menurut Supramono Pengelompokan Pajak

    berdasarkan golongannya (2010, 5):

    1. Menurut golongannya

    Menurut golongannya pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu pajak

    langsung dan pajak tidak langsung

    a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib

    Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang

    lain.

    Contoh : Pajak Penghasilan

    b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat

    dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

    Contoh : Pajak Pertambahan Nilai

    2. Menurut sifatnya

    Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pajak

    subyektif dan pajak obyektif.

    a. Pajak Subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau

    berdasarkan pada subyeknya, dalam arti memperhatikan

    keadaan diri Wajib Pajak.

    Contoh : Pajak Penghasilan

    b. Pajak Obyektif, yaitu pajak yang berpangkal pada

    obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.

  • 27

    Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas

    Barang Mewah.

    c. Menurut lembaga pemungutnya

    Menurut lembaga pemungutnya, pajak dapat

    dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pajak Pusat dan Pajak

    Daerah.

    a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut pemerintah

    pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tanggan

    negara.

    Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai

    dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi

    dan Banginan, dan Bea Materai.

    b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh

    Pemerintah Daerah dan digunaka untuk memniayai

    rumah tanggan daerah. Pajak Daerah terdiri dari :

    Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan

    Bermotor dan Kendaraan di atas Air, Pajak

    Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

    Pajak Kabupaten atau Kota, contoh : Pajak

    Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Restoran, Pajak

    reklame, dan Pajak Penerangan Jalan.

  • 28

    3.2 Pajak Daerah

    3.2.1 Dasar Hukum Pajak Daerah

    Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

    Retibusi Daerah

    Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan

    dari Undang-Undang No. 18 Tahun 1997

    PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak

    Daerah dan Retribusi Daerah

    3.2.2 Pengertian Pajak Daerah

    Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 pasal 1 ayat (6) menyatakan

    : Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan

    oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang

    seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai menyelenggarakan pemerintahan

    daerah dan pembangunan daerah.

    3.3 Pajak Hotel

    3.3.1 Dasar Hukum Pajak Hotel di Kabupaten Subang

    Berikut dasar hukum pajak hotel di kabupaten Subang :

    Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

    Retibusi Daerah

  • 29

    Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan

    surat paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 19

    Tahun 2000

    Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

    Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 2 Tahun 2009 tentang

    Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah

    3.3.2 Pengertian Pajak Hotel

    Berikut pengertian pajak hotel menurut Undang-Undang Republik

    Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat (20) :

    Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.

    Berikut pengertian hotel menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.

    28 Tahun 2009 pasal 1 ayat (21) :

    Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan

    termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang

    mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,

    pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos

    dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

    3.3.3 Subjek Pajak Hotel

    Berikut pengertian subjek Pajak Hotel menurut Undang-Undang Republik

    Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 33 ayat (1) :

  • 30

    Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan

    pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan

    Hotel.

    3.3.4 Wajib Pajak Hotel

    Berikut pengertian Wajib Pajak Hotel menurut Undang-Undang Republik

    Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 33 ayat (2) :

    Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang

    mengusahakan Hotel.

    3.3.5 Objek Pajak Hotel

    Berikut pengertian Wajib Pajak Hotel menurut Undang-Undang Republik

    Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 32 ayat (1) :

    Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel

    dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan

    Hotel yang sifatnya memberikankemudahan dan kenyamanan,

    termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.

    3.3.6 Pengecualian Objek Pajak Hotel

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 32

    ayat (3), dijelaskan bahwa yang bukan merupakan objek pajak hotel adalah

    sebagai berikut :

    1. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah

    atau Pemerintah Daerah;

    2. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;

    3. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;

  • 31

    4. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat,panti jompo,

    panti asuhan, dan panti sosial lainnyayang sejenis; dan

    5. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan

    oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.

    3.3.7 Dasar Pemungutan dan Tarif Pajak Hotel

    1. Berikut penjelasan Dasar Pengenaan Pajak Hotel menurut Undang-

    Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 34 :

    Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang

    seharusnya dibayar kepada Hotel.

    2. Berikut penjelasan tarif Pajak Hotel menurut Undang-Undang

    Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) :

    Ayat (1) : Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10%

    (sepuluh persen).

    Ayat (2) : Tarif Pajak Hotel ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

    3.4 Penghitungan Pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    Pada bulan Oktober 2009 PT. Sari Ater Hot Spring Resort memiliki

    Pendapatan Kamar sebesar Rp. 1.825.421.663,00

    Maka penghitungan Pajak Hotel yang harus dilakukan oleh PT. Sari Ater

    Hot Spring Resort adalah :

    Pajak Hotel = 10% X Jumlah Pembayaran

  • 32

    Pendapatan Kamar = Rp. 1.825.421.663,00

    Diskon = (Rp. 263.344.253,00)

    Titipan Asuransi = (Rp. 3.015.393,00)

    Titipan breakfast = (Rp. 301.539.379,00)

    Rp. 1.257.444.089,00

    Pendapatan Perusahaan =

    Rp. 1.257.444.089,00 : 121%= Rp. 1.039.924.060,00

    Servis Karyawan =

    Rp. 1.039.924.060,00x 10% = Rp. 103.992.406,00+

    Pendapatan Bruto Rp. 1.143.916.466,00

    Mutasi piutang :

    Saldo piutang per 30 September 2009 = Rp. 754.208.832,00

    Potongan piutang bulan Oktober 2009 = (Rp. 18.661.438,00)

    Saldo piutang per 31 Oktober 2009 = Rp. 731.541.538,00

    Selisih bruto = Rp. 4.005.856,00

    Selisih netto merupakan penambahan/pengurangan pendapatan kena pajak

    = Rp. 4.005.856,00: 121% = Rp. 3.310.625,00

    Maka jumlah Pajak Hotel yang harus disetorkan pada bulan

    Oktober 2009 adalah sejumlah :

    (Rp.1.143.916.466,00 + Rp.4.005.856,00) X 10%

  • 33

    = Rp. 1.146.441.614,00 x 10%

    = Rp. 114.644.161,00

    Pada bulan Nopember 2009 PT. Sari Ater Hot Spring Resort memiliki

    Pendapatan Kamar senilai Rp. 2.131.665.794,00

    Maka penghitungan Pajak Hotel yang harus dilakukan oleh PT. Sari Ater

    Hot Spring Resort adalah

    Pendapatan Kamar = Rp. 2.131.665.794,00

    Diskon = (Rp 285.857.399,00)

    Titipan Asuransi = (Rp. 3.815.922,00)

    Titipan Breakfast = (Rp. 381.592.177,00)

    Rp. 1.460.400.297,00

    Pendapatan Perusahaan

    =Rp 1.460.400.297,00 : 121% = Rp. 1.206.942.394,00

    Servis Karyawan

    = Rp.1.206.942.394,00 x 10% = Rp 120.694.239,00

    Pendapatan Bruto Rp. 1.327.636.633,00

    Mutasi piutang :

    Saldo piutang per 31 Oktober 2009 =Rp. 731.541.538,00

    Potongan piutang bulan Nopember 2009 =(Rp. 18.203.372,00)

    Saldo piutang per 30 Nopember 2009 = Rp.756.878.297,00

    Selisih bruto =(Rp. 43.540.131,00)

    Selisih netto merupakan penambahan/pengurangan pendapatan kena pajak

  • 34

    = Rp. 43.540.131,00 : 121% = (Rp. 35.983.579,00)

    Maka jumlah Pajak Hotel yang harus disetorkan pada bulan Nopember

    2009 adalah sejumlah :

    (Rp. 1.327.636.633,00 + (Rp.35.983.579,00))X 10%

    = Rp. 1.291.653.054 X 10% = Rp. 129.165.305,00

    3.5 Pencatatan Akuntansi Pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel bulan Oktober 2009 pada saat timbul

    utang Pajak Hotel :

    Keterangan Debit Kredit

    Kas Rp1,566,335,779.48

    Diskon Rp263,344,253.00

    Pendapatan Hotel Rp1,406,475,243.00

    Titipan Asuransi Rp3,015,393.00

    Titipan Breakfast Rp301,539,379.00

    Piutang Sewa Rp4,005,856.00

    Utang Pajak Hotel Rp114,644,161.48

    c) Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel pada saat penyetoran tanggal 15

    Desember 2009:

    Keterangan Debit Kredit

    Utang Pajak Hotel Rp114,644,161.48

    Kas Pada Bank BJB Rp114,644,161.48

  • 35

    Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel bulan Nopember 2009 pada saat timbul

    utang Pajak Hotel sebelum dilakukan mutasi piutang:

    Keterangan Debit Kredit

    Kas Rp1,799,669,907.00

    Diskon Rp285,857,399.00

    Piutang Sewa Rp43,540,131.00

    Pendapatan Rp1,613,494,033.00

    Titipan Asuransi Rp3,815,922.00

    Titipan Breakfast Rp382,592,177.00

    Utang Pajak Hotel Rp129,165,305.00

    b) Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel pada saat penyetoran tanggal 12

    Januari 2010:

    3.6 Pelaksanaan Pemungutan, Pelaporan, dan Penyetoran Pajak hotel di

    PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    3.6.1 Pelaksanaan Pemungutan

    Proses pemungutan pajak hotel PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    langsung dilakukan saat terjadi transaksi pembayaran dari tamu hotel

    dimana nominal yang dibayarkan tamu sudah termasuk pajak hotel.

    Keterangan Debit Kredit

    Utang Pajak Hotel Rp. 129.165.305,00

    Kas Pada Bank BJB Rp. 129.165.305,00

  • 36

    3.6.2 Pelaksanaan Pelaporan

    Setelah melaksanakan peghitungan atas pajak hotel, selanjutnya

    PT. Sari Ater Hot Spring Resort akan melakukan pelaporan atas jumlah

    kewajiban pembayaran pajak hotel ke Dispenda Subang dengan

    menggungkan media Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dengan

    melampirkan Laporan Penjualan Kamar. Batas akhir pelaporan adalah 15

    hari setelah berkahirnya masa pajak.

    Untuk pelaporan bulan Oktober 2009 dilaksanakan tanggal 10

    Nopember 2009

    Untuk pelaporan bulan Nopember 2009 dilaksanakan tanggal

    10 Desember 2009

  • 37

    Gambar 1.1 SPTPD untuk masa pajak Oktober 2009 :

  • 38

  • 39

    Gambar 1.2 SPTPD untuk masa pajak Nopember 2009 :

  • 40

  • 41

    3.6.3 Pelaksanaan Penyetoran

    Setelah dilakukan proses pelaporan ke Dispenda Subang, PT. Sari Ater

    Hot Spring Resort akan menerima Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang

    berisi jumlah pajak hotel terutang beserta tanggal jatuh tempo pembayaran,SKPD

    juga akan menjadi sarana dalam pembayaran pajak hotel. Pembayatan pajak hotel

    dilakukan melaui Bank Jabar Banten.

  • 42

    Gambar 1.3 SKPD untuk masa pajak Oktober 2009 :

  • 43

    Gambar 1.4 Bukti pembayaran pajak hotel untuk masa pajak Oktober 2009 :

  • 44

    Gambar 1.5 SKPD untuk masa pajak Nopember 2009 :

  • 45

    Gambar 1.6 Bukti pembyaran pajak hotel untuk masa pajak Nopember 2009 :

  • 46

    3.7 Hambatan dan Upaya untuk Mengatasi Hambatan dalam

    Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Hotel pada PT

    Sari Ater Hot Spring Resort.

    Dalam pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Hotel,

    PT. Sari Ater Hot Spring Resort tidak menemukan kendala yang berarti. Hal

    tersebut dikarenakan adanya koordinasi yang baik antara Dispenda dengan PT.

    Sari Ater Hot Spring Resort, maka PT. Sari Ater Hot Spring Resort tidak

    mengalami kendala yang berarti.

  • 47

    BAB IV

    KESIMPULAN

    4.1 Kesimpulan

    1. Kesimpulan Mengenai Pelaksanaan Penghitungan Pajak Hotel di PT.

    Sari Ater Hot Spring Resort

    Pelaksanaan penghitungan pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    telah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009

    pasal 35 ayat (1) yang menyebutkan bahwa tarif pajak hotel tertinggi adalah 10%

    2 Kesimpulan Mengenai Pelaksanaan Pencatatan Akuntansi atas Sewa

    Ruangan Hotel pada PT Sari Ater Hot Spring Resort

    Pencatatan akuntansi atas transaksi sewa ruangan hotel dilakukan pada

    saat transaksi (saat utang pajak timbul) dan pada saat melakukan penyetoran Pajak

    Hotel terutang setelah dilaksanakannya penghitungan atas mutasi piutang.

    3. Kesimpulan Mengenai Pelaksanaan Pemungutan, Pelaporan, dan

    Penyetoran Pajak Hotel pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort

    Pelaksanaan pemungutan pajak hotel atas sewa ruangan hotel pada PT Sari

    Ater Hot Spring Resort telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan

    yang berlaku yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997

    Tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah.

    Setelah melakukan penghitungan dan pemungutan, PT. Sari Ater Hot

    Spring Resort kemudian melaporkan pajak terutang dengan terlebih dahulu

  • 48

    mengisi formulir SPTPD dan menyampaikannya ke Dispenda Kabupaten Subang

    dengan melampirkan Laporan Penjualan Kamar, setelah menyampaikan SPTPD,

    Dispenda Kabupaten Subang akan menerbitkan SKPD yang akan menjadi sarana

    untuk menyetorkan Pajak Hotel yang terutang ke Bank persepsi (Bank Jabar

    Banten) dimana PT Sari Ater Hot Spring Resort telah melaksanakan penyetoran

    sesuai dengan tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo yang tertera pada SKPD.

    4. Hambatan dan Upaya untuk Mengatasi Hambatan dalam

    Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Hotel pada PT

    Sari Ater Hot Spring Resort

    Berdasarkan uraian di BAB III atas pelaksanaan pemungutan, penyetoran,

    pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel, dapat disimpulkan bahwa PT Sari

    Ater Hot Spring Resort telah melaksanakan kewajiban pemungutan, penyetoran,

    pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel sesuai dengan peraturan daerah

    yang berlaku sehingga tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan kewajiban

    pajaknya.

    Hal tersebut dapat penulis simpulkan dari :

    1. Konfirmasi atas kegiatan perpajakan yang dilakukan oleh PT. Sari Ater

    Hot Spring Resort yang sudah memenuhi aturan yang ditetapkan oleh

    Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Kabupaten Subang.

    2. Tidak adanya surat teguran atas kewajiban perpajakan pada PT Sari Ater

    Hot Spring Resort.

  • 49

    4.2 Saran

    Adapun saran dari penulis adalah pemutakhiran teknologi dalam

    pelaksanaan proses perpajakan terutama dalam hal penghitungan dan pencatatan

    akuntansi, karena penulis melihat fenomena dimana kegiatan tersebut masih

    dilakukan secara manual. Diharapkan dengan terimplementasinya hal tersebut

    dapat meningkatkan tingkat akurasi atas data yang disajikan, dan proses kegiatan

    perpajakan dapat dilaksanakan dalam waktu yang lebih singkat.