tinj pust talasemia

17
TALASEMIA Bentuk dasar Sindroma talasemia adalah khas dengan beragam hematopoesis yang tidak efektif dan meningkatnya hemolisis. Sindrom klinis dibagi menjadi alfa dan beta, masing-masing dengan jumlah gen globin yang bermutasi bervariasi. Ada defek genetik yang luas & berhubungan dengan sindrom klinis. Umumnya talasemia beta berhubungan dengan titik mutasi pada satu atau dua dari gen beta globin (kromosom 11), yang berdampak pada setiap langkah ekspresi beta globin dari iniasi transkripsi sintesis mRNA sampai translasi dan modifikasi post translasi. Gbr 8-4 menunjukkan organisasi gen (spt ξ & gama, yang aktif pada kehidupan fetal dan embrionik) dan aktivasi gen regio kontrol locus (LCR) yang mendukung transkripsi gen beta globin. Ada 4 gen untuk sintesis alfa globin (dua pada tiap kromosom 16). Umumnya sindrom alfa talasemia ditandai dengan delesi satu atau lebih gen alfa globin daripada mutasi. Mutasi gen beta globin terjadi pada anak-anak mediterania, asia selatan dan asia tenggara. Alfa globin pada asia tengah dan afrika. Varian genetik utama Talasemia beta 1. Β 0 -talasemia: sintesis rantai beta tidak ada, ditandai dengan tidak adanya mRNA. 2. Β + -talasemia: menurunkan sintesis rantai beta yang ditandai dengan menurunnya atau tidak berfungsinya rantai beta mRNA. 3. δβ talasemia: kedua rantainya dilesi. 4. ξβ-talasemia: HbE (lisin→glutamic pada 26) kombinasi dengan mutasi beta talasemia mungkin β 0 atau β + 5. Hb lepore: fusi globin ditandai crossover yang tidak sama dari gen globin β dan δ (globin diproduksi pada level rendah sebab dibawah regulasi globin δ). Alfa talasemia 1. Silent carier alfa talasemia: delesi satu gen alfa globin.

Upload: zakaria-mukalla

Post on 11-Aug-2015

47 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinj Pust TALASEMIA

TALASEMIA

Bentuk dasar

Sindroma talasemia adalah khas dengan beragam hematopoesis yang tidak efektif dan meningkatnya hemolisis. Sindrom klinis dibagi menjadi alfa dan beta, masing-masing dengan jumlah gen globin yang bermutasi bervariasi. Ada defek genetik yang luas & berhubungan dengan sindrom klinis. Umumnya talasemia beta berhubungan dengan titik mutasi pada satu atau dua dari gen beta globin (kromosom 11), yang berdampak pada setiap langkah ekspresi beta globin dari iniasi transkripsi sintesis mRNA sampai translasi dan modifikasi post translasi. Gbr 8-4 menunjukkan organisasi gen (spt ξ & gama, yang aktif pada kehidupan fetal dan embrionik) dan aktivasi gen regio kontrol locus (LCR) yang mendukung transkripsi gen beta globin.

Ada 4 gen untuk sintesis alfa globin (dua pada tiap kromosom 16). Umumnya sindrom alfa talasemia ditandai dengan delesi satu atau lebih gen alfa globin daripada mutasi.

Mutasi gen beta globin terjadi pada anak-anak mediterania, asia selatan dan asia tenggara. Alfa globin pada asia tengah dan afrika.

Varian genetik utama

Talasemia beta

1. Β0-talasemia: sintesis rantai beta tidak ada, ditandai dengan tidak adanya mRNA.

2. Β+-talasemia: menurunkan sintesis rantai beta yang ditandai dengan menurunnya atau tidak berfungsinya rantai beta mRNA.

3. δβ talasemia: kedua rantainya dilesi.

4. ξβ-talasemia: HbE (lisin→glutamic pada 26) kombinasi dengan mutasi beta talasemia mungkin β0 atau β+

5. Hb lepore: fusi globin ditandai crossover yang tidak sama dari gen globin β dan δ (globin diproduksi pada level rendah sebab dibawah regulasi globin δ).

Alfa talasemia

1. Silent carier alfa talasemia: delesi satu gen alfa globin.

2. Alfa talasemia trait: delesi 2 gen alfa globin.

3. Hb constant spring: rantai alfa abnormal yang diproduksi sangat sedikit, maka dari itu mirip defisiensi gen.

4. HbH disease: delesi gen 3 alfa globin dihasilkan dari penurunan signifikan sintesis rantai alfa.

5. Hidrops fetalis: delesi gen 4 alfa globin, tidak ada dewasa yang normal atau produksi fetal hemoglobin.

Page 2: Tinj Pust TALASEMIA

Pada banyak populasi, talasemia alfa dan beta varian struktur Hb (hemoglobinopati) sering bersama-sama,

Tabel 8-14 & 8-15 menunjkkan bbrp bentuk heterozigot & homozigot talasemia beta & variannya

Tabel 8-16 menunjukkan sindrom alfa talasemia

BETA TALASEMIA

Homozigot atau bentuk heterozigot ganda (major dan intermedia)

PATOGENESIS

1. Penurunan sintesis rantai beta bervariasi (β0, β+ dan varian).

2. Rantai alfa globin relatif dihasilkan pada presipitasi intraseluler dari rantai alfa yang tidak dapat diuraikan.

3. Peningkatan tetapi eritropoeisis tidak efektif dengan banyak prekusor sel merah prematur yang rusak, berhubungan dengan rantai alfa berlebihan.

4. Pemendekan umur sel merah, variasi splenic trapping.

GEJALA SISA

1. HIPERPLASTIK SUTUL (sutul expansi dengan penipisan korteks & abnormalitas tulang).

2. Peningkatan absorpsi besi dan besi berlebihan (khususnya dengan transfusi darah berulang).

Menghasilkan

Fibrosis/ cirosis hati.

Gangguan endokrin (seperti DM, hipotiroid, hipogonad, hipoparatiroid, hipopituitarism).

Hiperpigmentasi kulit.

Hemokromatosis jantung menyebabkan aritmia & gagal jantung.

3. Hipersplenisme

Volume plasma meningkat.

Pemendekan umur RBC (sel autologus & sel donor).

Leukopenia.

Trombositopenia.

Page 3: Tinj Pust TALASEMIA

HEMATOLOGI

1. Anemia-hipokromik mikrositik

2. Retikulositosis

3. Leukopenia & trombositopenia (berkembang dengan hipersplenism)

4. Apusan darah-sel target & RBC berinti, anisositosis ekstrim, RBC kontrakte, basofilia pungtata, normoblast sirkulasi).

5. 51Cr-usia RBC menurun (tetapi eritropoeisis tidak efektif lebih menyebabkan anemia).

6. HbF muncul, HBA2 meningkat.

7. Sumsum tulang mungkin megaloblastik (ditandai deplesi folat) hiperplasia eritroid.

8. Fragilitas osmotik menurun.

9. Serum feritin meningkat.

BIOKIMIA

1. Meningkatkan bilirubin (terutama indirek).

2. Disfungsi liver (lambat seperti sirosis).

3. Abnormalitas Endokrin (seperti DM yang lambat, hipogonad/estrogen & testoteron rendah, hipotiroidis/meningkatnya TSH).

BENTUK KLINIS

Karena variabilitas keparahan defek fundamental, ada spektrum keparahan klinis (major-intermedia) yang mempengaruhi manajemennya. Talasemia beta intermedia didefinisikan sebagai homozigot atau heterozigot dobel talasemia, yang tidak tergantung transfusi. Talasemia beta major sebagai homozigot atau heterozigot dobel talasemia (β0 atau β+) yang perlu transfusi reguler untuk manajeman komplikasi klinis.

Manifestasi klinis talasemia beta major meliputi

Gagal tumbuh pada awal anak-anak.

Anemia.

Kuning, biasanya ringan. Batu empedu.

Hepatospleenomegali, bisa masif. Hiperspleenism.

Abnomalitas tulang.

- abnormalitas wajah, adanya malar, frontal menonjol, depresi jembatan hidung dan eksposur gigi sentral atas.

Page 4: Tinj Pust TALASEMIA

- radiografi tengkorak menunjukkan hair on end karena pelebaran ruang diploik.

- fraktur ditandai dengan ekspansi sumsum tulang dan struktur tulang abnormal.

- osteoporosis skletal secara umum.

Kemunduran pertumbuhan, pubertas terlambat, amenore primer pada perempuan dan gangguan endokrin lainnya, sekunder menyebabkan anemia kronik dan besi overload.

Ulkus pada kaki.

Kulit warna tembaga.

Jika tidak dirawat, 80% pasien talasemia beta ini meninggal pada dekade pertama kehidupan, dengan terapi harapan hidup meningkat drastis, pasien dapat mencapai dekade 5 dan beberapa dapat hidup lebih lama.

KOMPLIKASI

Berupa

Anemia kronis (pasien yang transfusinya kurang atau tidak ditransfusi pada pasien talasemia intermedia).

Kelebihan besi karena transfusi yang berulang pada talasemia major. Pada pasien yang tidak di terapi kelasi, penyakit jantung dari besi akan berkembang pada remaja tua dan awal 20an. Kelebihan besi juga terjadi pada talasemia beta intermedia yang ditandai peningkatan absorpsi besi.

Hati-hati memanajemen pasien, komplikasi yang dapat terjadi

gangguan endokrin (seperti pertumbuhan terhambat, kegagalan pituitari dengan ketidakmampuan gonadotropin, hipogonad, IDDM, adrenal insufisiensi, hipotiroid hipoparatiroid).

sirosis hepatis dan kegagalan hati (eksaserbasi bila bersama dengan hepatitis B atau C).

gagal jantung ditandai dengan kelebihan besi pada otot jantung (berhubungan dengan aritmia dan perikarditis).

osteopenia & osteoporosis adalah sering terjadi dan resiko langsung sesuai umur (prevalensi osteoporosis 60% pada pasien 20 tahun atau lebih). Penyebab ini termasuk ekspansi medulasi, defisiensi estrogen dan testoteron, defisiensi nutrisi (termasuk kalsium, vitamin D & zinc) & toksisitas kelasi. Faktor genetik juga berkontribusi.

Hipertensi pulmonum (regurgitasi tricuspid > 25m/s) terjadi pada talasemia beta major & intermedia. Splenektomi dapat menyebabkan resiko ini, khususnya pada pasien yang tidak teratur transfusinya.

PENYEBAB KEMATIAN

Page 5: Tinj Pust TALASEMIA

1. Gagal jantung kongestif.

2. Aritmia.

3. Sepsis sekunder meningkatkan resiko infeksi post splenektomi

4. Kegagalan multi organ karena hemokromatosis

MANAJEMEN

Terapi transfusi

Indikasi untuk inisiasi transfusi RBC teratur meliputi

Hb < 7g/dl (sedikitnya 2x pengukuran)

Pertumbuhan yang buruk

Perubahan tulang wajah

Fraktur

Perkembangan komplikasi lain (hipertensi pulmoner, hematopoesis extra medula dll)

Tujuan transfusi untuk menjaga Hb pra transfusi > 9-9.5g/dl. Program transfusi 10-15cc/kg dari paket leukodepleted RBC. Darah harus di crosmatch dan KELL antigen untuk menurunkan resiko alloimunisasi (beberapa senter melakukan antigen RBC matching). Post transfusi Hb menurun 1 gr/minggu, perlu transfusi setiap 3-4minggu

TRANSFUSI MENGHASILKAN

pertumbuhan & perkembangan maksimal.

meminimalisir hematopoesis extrameduler & penurunan abnormalitas facialis & skletal.

menurunkan absorpsi besi yang banyak dari usus.

menghambat perkembangan splenomegali dan hipersplenism lewat pengurangan jumlah RBC yang mengandung rantai alfa presipitat yang dapat mencapai limpa.

menurunkan atau memperlambat onset komplikasi (seperti jantung).

Kelebihan besi hasil dari

terapi transfusi yang berlangsung

peningkatan absorpsi besi oleh usus (lebih penting pada talasemia beta intermedia)

Monitoring besi overload

Tes untuk memonitor kandungan besi

serum feritin: berguna untuk mengikuti kecenderungan. Nilai bisa berubah karena infeksi, inflamasi dan defisiensi vitamin C.

Page 6: Tinj Pust TALASEMIA

liver iron concentration (LIC). >15mg/gr berat kering liver berhubungan dengan meningkatnya resiko penyakit jantung dan kematian.

Metodenya:

- MRI: metode R2 adalah yang paling sering tetapi metode lain juga tersedia seperti T2.

- Squid: super conducting quantum interference device, dengan perlengkapan khusus, hanya ada di beberapa tempat di dunia.

- Biopsi hati: standar emas, tidak invasif. Pilihan bila pemeriksaan histopatologi diperlukan.

pengukuran besi jantung dengan T2 MRI. Besi jantung mungkin tinggi bila besi hati turun, khususnya pasien dengan riwayat level besi tinggi sebelumnya diterapi intensif dengan kelasi.

-T2 ≥ 20 ms indikasi besi jantung minimal.

-T2 10-19ms beberapa besi jantung. Hasil ini didiskusikan dengan pasien/keluarga tentang terapi kelasi. Kelasi intensif baiknya diberikan.

-T2 < 10 ms resiko penyakit jantung (aritmia, gagal jantung kongestif), terapi kelasi &/ kelasi intensif diindikasikan.

TERAPI KELASI

Objektifnya

mengikat & menghilangkan racun (ikatan nontransferin) besi ekstra seluler.

menghilangkan besi intraseluler.

menjaga level besi yang aman bagi tubuh.

menurunkan muatan besi sebelumnya.

mengembalikan disfungsi organ.

mencegah kandungan besi baru.

Terapi kelasi tidak digunakan pada anak umur < 2 tahun & sering ditunda sampai 3-4 tahun. Indikasi terapi ini pada pasien yang sering ditransfusi meliputi:

kandungan transfusi kumulatif 120ml/kg atau lebih

level serum feritin persisten > 1.000 ng/ml

konsentrasi besi hati > 5-7mg/ gr berat kering

Kebutuhan transfusi & kandungan besi dimonitor secara ketat & dosis kelasi untuk menjaga konsentrasi besi liver pada 3-7 ng/g berat kering dan serum feritin 500-1500 ng/ml.

Page 7: Tinj Pust TALASEMIA

Di Amerika tersedia deferoxamine & deferasirox. Kelasi ketiga deferiprone lisensinya digunakan di Eropa pada pasien yang tidak dapat memakai deferoxamine.

Tentang kelasi ada pada tabel 8-17

Deferoxamine adalah kelasi pertama, telah digunakan 40 tahun. Oral bioaviabilitasnya buruk, harus parenteral, biasanya infus subkutan 8-24 jam.

Komplikasi potensial pada tabel 8-17

Toxic audiologi dan oftalmologi bila kadar besi rendah dibandingkan dosis kelasi. Hal yang sama menyebabkan displasia metapisial, biasa pada anak muda dengan kandungan besi yang rendah. Maka penting untuk menghindari “over chelation” pada semua pasien dan dosis yang rendah diberikan pada anak muda untuk menghindari toxic.

Pemberian deferoxamin subkutan malam hari & cara pemberiannya sesuaikan dengan gaya hidup pasien. Terapi sering terjadi suboptimal & besi sering overload. Kelasi preparat oral dapat menolong terapi. Dua obat kelasi oral telah dikembangkan.

deferasirox (exjade, novartis) membuat oral dispersi yang dapat dicampur dengan air atau jus apel dan diberikan ½ jam sebelum makan.

Studi menunjukkan efikasi yang sama dengan deferoxamin. Gangguan traktus gastrointestinal termasuk nyeri abdomen, mual, muntah dan diare adalah yang sering terjadi dan dapat membaik dengan meneruskan obat.

Studi telah menunjukkan efikasi yang sama dengan deferoxamin. Gangguan traktus gastrointestinal termasuk nyeri abdomen, mual, muntah dan diare merupakan hal yang tersering dan dapat membaik dengan meneruskan pemberian obat. Defek gangguan traktus gastrointestinal dapat berhubungan dengan intoleransi laktosa karena laktosa memang ada di dalam obat. Peningkatan transaminase lebih dari 5 kali dari normal dapat terjadi dan kegagalan hepatik fulminan jarang terjadi. Tes fungai hati dilakukan setiap 2 minggu dalam bulan pertama setelah mulai pengobatan & dilakukan tes tiap bulan setelahnya. Peningkatan serum kreatinin juga sering, walau insufisiensi renal jarang. Fungsi renal dimonitor sebulan sekali.

Deferiprone (L1) belum disetujui digunakan di Amerika, tetapi telah digunakan di Eropa. Kontroversi tentang potensial toksisitasnya, meliputi netropenia idiosinkratik/agranulositosis, atropati dan kemungkinan redistribusi balik besi. Banyak studi menemukan deferiprone secara klinis berguna tanpa resiko netropenia. Data permulaan mengindikasikan bahwa obat ini dapat berguna mengurangi besi jantung yang overload sebagai agen tunggal atau sebagai kombinasi dengan deferoxamine.

SPLENEKTOMI

1. Splenektomi menurunkan permintaan transfusi pada pasien dengan hipersplenism. Ini dilakukan pada adolesen bila keperluan transfusi meningkat secara sekunder hipersplenism. Dihindari bila kemungkinan resiko infeksi, hipertensi pulmonar dan tromboemboli.

2. Indikasi splenektomi meliputi

Page 8: Tinj Pust TALASEMIA

Keperluan transfusi meningkat secara persisten 50% atau lebih dalam 6 bulan.

Keperluan sel paket tahunan memerlukan lebih dari 250 ml/kgbb/thn dimana wajah dengan besi overload (feritin >1,500ng/ml atau meningkatnya konsentrasi besi hepatik)

Kejadian leukopenia &/trombositopenia

3. Sedikitnya 2 minggu sebelum splenektomi, vaksin polivalen pneumokokus dan meningokokus sebaiknya diberikan. Bila pasien tidak mendapat vaksin H. Influenza, ini juga harus diberikan. Seiring dengan splenektomi, profilaksis penisilin 250mg 2 x sehari menurunkan resiko infeksi. Manajemen ini lebih detil pada bab 31.

SUPORTIF CARE

1. Asam folat tidak diperlukan pada pasien hipertransfusi, 1 mg oral perhari diberikan pada pasien pada regimen transfusi rendah.

2. Vaksin hepatitis A dan B sebaiknya diberikan pada semua pasien.

3. Obat inotropik, antihipertensi dan antiaritmia harus diperhatikan bila terjadi disfungsi jantung.

4. Intervensi endokrin (tiroksin, hormon pertumbuhan, estrogen, testoteron) dapat diberikan bila ada indikasi.

5. Kolekistektomi sebaiknya dilakukan bila gejala batu empedu ada.

6. Pasien dengan kandungan virus hepatitis C tinggi tidak dengan spontan turun, harus diterapi dengan interferon PEG & ribavirin. Ribavirin meningkatkan hemolisis dan keperluan transfusi yang meningkat selama terapi.

7. Pasien dengan HIV + diterapi dengan antivirus.

8. Konseling genetik & diagnosis antenatal (bila indikasi) dilakukan sampling korionik villus atau amniosintesis.

9. Managemen osteoporosis:

Periode skreening & preventif dengan terapi awal hormon

Evaluasi yearly bone densitometri dan hormon gonad harus dilakukan mulai umur 10 tahun

Intake calcium & vit D harus dimonitor & suplemen diberikan bila intake buruk atau level vitamin D rendah

Terapi pengganti hormon (estrogen/progesteron; testoteron) harus dilakukan pada insufisiensi gonad.

Menganjurkan aktivitas fisik. Stop merokok

Agen untuk osteoporosis:

Page 9: Tinj Pust TALASEMIA

- calcitonin: mencegah hilangnya tulang trabekular lwt penghambatan aktivitas osteoclastik. Preparat parenteral & intranasal tersedia. Miacalcin adalah preparat intranasal. Dosis 1 semprotan kedalam lubang hidung bergantian. Baiknya diberikan dengan calsium karbonat 1500 mg/hari & vit D 400 unit/hr.

- bifosfonat: juga menghambat osteoclast-mediasi resorpsi tulang. Alendronate, pamidronate & zolendronic acid telah menunjukkan beberapa kemanjuran terhadap talasemia.

Folow up pasien talasemia:

Bulanan

Hitung darah lengkap

Kimia darah lengkap (termasuk test fungsi hati, BUN, kreatinin) bila memakai deferasirox

Volume transfusi

Setiap 3 bulan

Ukur tinggi badan dan berat badan

Ukur ferritin (pada yang diterapi dengan kelasi), kimia darah lengkap, termasuk LFT

Setiap 6 bulan

Pemeriksaan fisik lengkap termasuk Tanner staging, monitor pertumbuhan dan perkembangan, pemeriksaan gigi

Setiap tahun

Fungsi jantung-ekokardiografi, ECG, monitor holter (sesuai indikasi)

Fungsi endokrin (TFTs, PTH, FSH/LH, fasting glucose, testoteron/estradiol, FSH, LH, IGF-1, level vitamin D)

Pemeriksaan mata dan pendengaran

Serologi virus (HAV, HBV panel, HCV [atau jika HCV+, dengan PCR kuantitatif HCV RNA], HIV)

Densitometri tulang

Lakukan psikososial

Setiap 1-2 thn

Evaluasi kandungan besi di jaringan

Page 10: Tinj Pust TALASEMIA

Ukur besi liver-R2 MRI, SQUID atau biopsi

Ukur T2 MRI untuk besi jantung (umur > 10 tahun)

Peningkatan farmakologik dari sintesis hemoglobin fetal

Tingginya level Hb F memperbaiki gejala beta talasemia lewat peningkatan konsentrasi Hb RBC talasemia dan penurunan akumulasi rantai alfa yang tidak cocok, yang menyebabkan eritropoesis tidak efektif. Hidroksiurea telah menunjukkan peningkatan produksi Hb F & rata-rata level Hb pada pasien dengan talasemia intermedia atau Ebeta talasemia, menurun atau eliminasi kebutuhan transfusi. Ada beberapa laporan pasien talasemia beta major ditranfusi tanpa menggunakan hidroksi urea. Decatabine adalah Hb fetal yang lain- agen induksi yang sedang dipelajari efeknya terhadap talasemia. Analog Butyric acid & eritropoetin efeknya sama spt hidroksiurea. Efek samping agen ini neutropenia, meningkatnya infeksi & onkogenisitas

Transplantasi stem sel hematopoetik

1. Merupakan terapi pengobatan.

2. Baik untuk anak < 17 thn dengan HLA-identik dengan saudaranya yang jadi donor. Survival > 90%.

3. Adanya hepatomegali, fibrosis hati dan/ riwayat kontrol yang buruk dengan terapi kelasi dihubungkan dengan hasil yang buruk, bagaimanapun dengan menggunakan modifikasi regimen untuk ini dengan 2 atau lebih faktor resiko, hasilnya membaik.

4. Walau data terbatas, hasil untuk donor transplantasi yang tidak ada hubungan keluarga dengan tes molekular resolusi tinggi pada HLA kelas 1&2 tampak sama hasilnya dengan donor transplantasi dari saudara. Graft kronis vs penyakit host tercatat 18%.

5. Menurunkan intensitas-kondisi regimen under study.

TERAPI GEN

Penelitian dengan metode insersi gene beta globin normal kedalam sel mamalia. Tujuan memasukan gen kedalam stem sel dan menggunakan ini untuk stem sel transplantasi.

MANAJEMEN AKUT III PSN TALASEMIA

Penyakit akut memerlukan terapi urgen karena secara sekunder dapat menyebabkan:

Sepsis, biasanya organisme tidak berkapsul, besi overload & kelasi dengan deferoxamin juga meningkatkan resiko infeksi yersinia enterocolitica.

Sekunder kardiomiopati menjadi besi overload di otot jantung.

Krisis endokrin seperti ketoasidosis diabetik

Mencegah komplikasi ini merupakan terapi primer. Ukuran pencegahan meliputi

Page 11: Tinj Pust TALASEMIA

Manajemen pasien splenektomi diuraikan pada bab 31.

Kelasi adekuat untuk mencegah hemokromatosis sekunder.

Monitoring rutin jantung & fungsi endokrin.

Bila pasien ada tanda syok, ikuti langkah ini

Tentukan Hb, elektrolit, kalsium, level glukose, analisa urin

Kultur darah

Bedakan antara syok kardiogenik dan septik sebab penanganannya berbeda. Untuk membedakan keduanya

- ECG

- Ekokardiografi, untuk menentukan kontraktiliti ventrikuler

- Central venous pressure/CVP

Bila pasien syok kardiogenik, manajemen meliputi

- diuretik

- inotropik

- monitor CVP dan kardiak output

- kelasi deferoxamin sebagai infus intravena kontinu pada dosis 50-60 mg/kg/hr diberikan lebih dari 24 jam. Bila deferiprone tersedia, mungkin ditambahkan deferoxamine untuk meningkatkan ekskresi besi.

Bila pasien septik syok, manajemennya

- kultur darah, sedikitnya 2 tempat perifer

- antibiotik spektrum luas IV (sefalosporin generasi ketiga & aminoglikosid)

- stop deferoxamin sampai infeksinya terkendali

- bolus cairan 10cc/kg normal saline utk memulihkan tekanan darah

- pemberian dopamin sesuai indikasi

- evaluasi DIC

- monitoring CVP untuk menjaga keseimbangan cairan

- gas darah arteri & rontgen dada

Bila pasien ketoasidosis diabetik, monitor fungsi jantung bila hidrasi cepat

TALASEMIA BETA INTERMEDIA

Page 12: Tinj Pust TALASEMIA

Walau pasien homozigot atau doule heterozigot, anemianya tidak seberat talasemia major

BENTUK KLINIS

1. Pasien biasanya tidak memerlukan transfusi & juga level Hb antara 7 dan 10 g/dl.

2. Expansi medular/sumsum tulang yang bermakna, hasil dari kompresi saraf, hematopoesis extra medular, hepatospleenomegali, hambatan pertumbuhan dan kelainan wajah dapat terjadi pada pasien yang tidak ditransfusi.

3. Hipertensi pulmonal & meningkatnya resiko trombosis, terutama pada pasien splenektomi.

4. Pasien dapat sehat bila manajemennya seperti menangani talasemia major

MANAJEMEN

1. Asam folat 1mg/hr peroral harus diberikan.

2. Besi-makanan yang membangun dihindari. Secangkir teh setiap makan akan mengurangi absorpsi besi nonheme.

3. Terapi kelasi diperlukan pada umur tua dibanding talasemia major sebab pasien telah mendapat beberapa transfusi. Level feritin tidak berkorelasi langsung dengan total besi (biasanya lebih rendah dari kandungan besi yang diperkirakan). Indikasi kelasi meliputi peningkatan saturasi transferin 70% atau feritin >1.000 ng/ml. Jumlah besi hati juga digunakan sebagai panduan terapi.

4. Transfusi general tidak diperlukan kecuali selama periode eritroblastopenia (krisis aplastik) atau selama infeksi akut. Bila Hb jatuh dibawah 7 g/dl, pertumbuhan jadi buruk atau komplikasi lain berkembang, terapi transfusi harus dimulai. Harus diawasi perubahan tulang wajah, dapat dicegah tetapi tidak dapat kembali semula karena transfusi kronis.

5. Splenektomi dapat memperbaiki level Hb. Bagaimanapun resiko infeksi organisme tak berkapsul, hipertensi pulmonal & hiperkoagubiliti meningkat setelah splenectomi. Keuntungan relatif dan resiko harus dipertimbangkan ketika mau melakukan splenektomi.

6. Jantung (termasuk evaluasi hipertensi pulmonal) & evaluasi endokrin serta densitometri tulang dilakukan seperti pada talasemia major.

TALASEMIA BETA MINOR ATAU TRAIT (HETEROZIGOT β0 atau β+)

Bentuk klinis

1. Asimptomatik (pemeriksaan fisik normal):

Page 13: Tinj Pust TALASEMIA

Pemeriksaan darah rutin-Hb menurun ringan, basofilik stipling, MCV rendah, RDW normal

Investigasi keluarga atau riwayat keluarga heterozigot atau homozigot talasemia beta

Konfirmasi dengan elektroforesis Hb, Hb A menurun sedikit (90-95%) meningkatnya Hb A2 > 3.5%, Hb F meningkat ringan pada 50% kasus

2. Talasemia trait biasanya tidak parah. Ada kasus talasemia beta trait yang tidak parah dengan duplikasi alfa gen dengan meningkatnya sintesis alfa globin, maka meningkatnya ketidakseimbangan alfa dan beta, menyebabkan talasemia beta intermediat secara fenotif

TALASEMIA ALFA

Sindrom major dihasilkan dari penurunan sintesis rantai alfa seperti pada tabel 8-16. Talasemia alfa merupakan karier silent, talasemia trait, penyakit Hb H atau hydrops fetalis. HbH lebih ringan dari talasemia beta homozigot dan biasanya tidak memerlukan transfusi sel merah. Level Hb mungkin turun dengan perjalanan penyakit dan pasien memerlukan transfusi sewaktu-waktu. HbH cenderung menghasilkan fenotif yang berat, beberapa pasien memerlukan terapi transfusi sel merah. Hydrops fetalis tidak cocok dengan kehidupan & kenyataan dengan kematian intra uterin atau kematian neonatus, walau beberapa bayi dapat hidup dengan transfusi sel merah ketika diagnosis antenatal dibuat. Anak ini harus ditransfusi secara kontinu dan di terapi seperti talasemia beta major atau terapi dengan transplantasi stem sel.

DIAGNOSIS BANDING

Lihat tabel 3-1