tinitus

26
Tinitus BAB I PENDAHULUAN Tinitus merupakan keluhan yang cukup banyak dihadapi dalam praktek sehari-hari baik sebagai dokter umum ataupun dokter THT. Tinitus sendiri bukanlah suatu penyakit, namun merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit. Tinitus dapat memberikan masalah yang serius bagi penderita karena dapat memberikan pengaruh dalam berkonsentrasi, memberikan perasaan cemas dan depresi, sehingga mengganggu kualitas hidup penderita Tinitus berasal dari bahasa latin ‘tinnire’ yang berarti dering atau membunyikan. Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat beruba sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, atau berbagai macam bunyi lainnya. Tinitus sendiri dapat dirasakan terus-terusan ataupun hilang timbul. Sebanyak sepertiga dari populasi seluruh dunia setidaknya pernah mengalami tinnitus sekali seumur hidup. Prevalensi di dunia diperkirakan sekitar 10,1 % - 14,5% dan sering terjadi pada usia 10 – 70 tahun. Orang yang terpapar dengan suara mesin lebih sering mengalami hal ini dibandingankan orang lainnya. Tinitus menyerang setidaknya 37 juta orang di Amerika, dan 10 juta diantaranya sangat parah. Studi epidemiologi mengatakan tinnitus dapat dialami baik perempuan maupun laki-laki dan pada semua ras. Tinnitus dapat dibagi atas tinnitus objektif dan tinnitus subjektif.Hampir kasus tinnitus yang dihadapi merupakan tinnitus subjektif yaitu suara tersebut hanya dapat didengar oleh pasien sendiri. Kelainan telinga, terutama gangguan pendengaran, merupakan penyebab tinnitus subjektf yang paling sering. Sedangkan penyebab tinnitus objektif ,suara tersebut dapat didengar juga oleh pemeriksa, biasanya disebabkan oleh kelainan vaskuler dari atreri carotis atau vena jugularis. Etiologi dari tinnitus sendiri sangat banyak dan untuk menangani kasus ini butuh dilakukan intervensi lebih lanjut baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, karena perlu diketahui penyebab dari tinnitus untuk menatalaksananya. Referat ini berisikan tentang anatomi dan fisiologi telinga, definisi, patofisiologi, etiologi, anamnesis, pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja, penatalaksanaan, dan pencegahan dari tinnitus. Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan Tenggorok Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 1

Upload: hendy-masjayanto

Post on 22-Jul-2015

531 views

Category:

Health & Medicine


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tinitus

Tinitus

BAB I

PENDAHULUAN

Tinitus merupakan keluhan yang cukup banyak dihadapi dalam praktek sehari-hari

baik sebagai dokter umum ataupun dokter THT. Tinitus sendiri bukanlah suatu penyakit, namun

merupakan salah satu gejala dari suatu penyakit. Tinitus dapat memberikan masalah yang serius bagi

penderita karena dapat memberikan pengaruh dalam berkonsentrasi, memberikan perasaan cemas

dan depresi, sehingga mengganggu kualitas hidup penderita Tinitus berasal dari bahasa latin

‘tinnire’ yang berarti dering atau membunyikan. Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan

pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya rangsangan dari luar, dapat beruba sinyal

mekanoakustik maupun listrik. Keluhan ini dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis,

atau berbagai macam bunyi lainnya. Tinitus sendiri dapat dirasakan terus-terusan ataupun hilang

timbul.

Sebanyak sepertiga dari populasi seluruh dunia setidaknya pernah mengalami tinnitus sekali

seumur hidup. Prevalensi di dunia diperkirakan sekitar 10,1 % - 14,5% dan sering terjadi pada usia

10 – 70 tahun. Orang yang terpapar dengan suara mesin lebih sering mengalami hal ini

dibandingankan orang lainnya. Tinitus menyerang setidaknya 37 juta orang di Amerika, dan 10 juta

diantaranya sangat parah. Studi epidemiologi mengatakan tinnitus dapat dialami baik perempuan

maupun laki-laki dan pada semua ras.

Tinnitus dapat dibagi atas tinnitus objektif dan tinnitus subjektif.Hampir kasus tinnitus yang

dihadapi merupakan tinnitus subjektif yaitu suara tersebut hanya dapat didengar oleh pasien sendiri.

Kelainan telinga, terutama gangguan pendengaran, merupakan penyebab tinnitus subjektf yang

paling sering. Sedangkan penyebab tinnitus objektif ,suara tersebut dapat didengar juga oleh

pemeriksa, biasanya disebabkan oleh kelainan vaskuler dari atreri carotis atau vena jugularis.

Etiologi dari tinnitus sendiri sangat banyak dan untuk menangani kasus ini butuh dilakukan

intervensi lebih lanjut baik dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, karena

perlu diketahui penyebab dari tinnitus untuk menatalaksananya. Referat ini berisikan tentang anatomi

dan fisiologi telinga, definisi, patofisiologi, etiologi, anamnesis, pemeriksaan penunjang, diagnosis

kerja, penatalaksanaan, dan pencegahan dari tinnitus.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 1

Page 2: Tinitus

Tinitus

BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI TELINGA

A.ANATOMI

Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam

a. Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran tympani.

Telinga luar atau pinna merupakan gabungan dari tulang rawan yang diliputi kulit. Daun

telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga (meatus akustikus eksternus)

berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, di sepertiga

bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat

= Kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.

Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen, dua pertiga bagian

dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 - 3 cm. Meatus dibatasi oleh

kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar keringat yang telah

mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin tubuler yang

berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan

yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan

mencegah infeksi.

b. Telinga tengah

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 2

Page 3: Tinitus

Tinitus

Telinga tengah adalah ruangan yang berbentuk kubus. Isinya meliputi gendang telinga, 3

tulang pendengaran (malleus, incus, dan stapes). muara tuba Eustachii juga berada di telinga

tengah. Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang pendengaran.

Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke tulang berikutnya. Tulang stapes

yang merupakan tulang terkecil di tubuh meneruskan getaran ke koklea. Telinga tengah dan saluran

pendengaran akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar,udara pada

telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh. Saluran Eustachius menghubungkan

ruangan telinga tengah ke belakang faring. Dalam keadaan biasa, hubungan saluran Eustachii dan

telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat mengunyah dan menguap.

c. Telinga DalamTelinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran

dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.Ujung atau puncak koklea

disebut holikotrema, menghubungkan perilimfa skala timpani dengan skala vestibuli.

Kanalis semi sirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk

lingkaran yang tidak lengkap.

Pada irisan melintang koklea tampak skala vestibuli sebelah atas, skala timpani

sebelah bawah dan skala media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibuli dan skala

timpani berisi perilimfa, sedangkan skala media berisi endolimfa. Dasar skala vestibuli

disebut sebagai membrane vestibuli (Reissner’s membrane) sedangkan dasar skala media

adalah membrane basalis. Pada membran ini terletak organ corti.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran

tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut dalam, sel

rambut luar dan kanalis corti, yang membentuk organ corti.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 3

Page 4: Tinitus

Tinitus

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 4

Page 5: Tinitus

Tinitus

FISIOLOGI PENDENGARAN

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalam

bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran tersebut

menggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang

pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan

perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.Energi getar yang telah

diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga

perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang

mendorong endolimfa,sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris

dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan

terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi

penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses

depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan

menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius

sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

http://cache-media.britannica.com/eb-media/99/14299-004-D2B5BCF9.gif

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 5

Page 6: Tinitus

Tinitus

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 6

Page 7: Tinitus

Tinitus

BAB III

PEMBAHASAAN

A.Definisi

Tinitus adalah salah satu bentuk gangguan pendengaran berupa sensasi suara tanpa adanya

rangsangan dari luar, dapat berupa sinyal mekanoakustik maupun listrik. Keluhan suara yang di

dengar sangat bervariasi, dapat berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis,mengaum, atau

berbagai macam bunyi lainnya. Suara yang didengar dapat bersifat stabil atau berpulsasi. Keluhan

tinitus dapat dirasakan unilateral dan bilateral. Serangan tinitus dapat bersifat periodik ataupun

menetap. Kita sebut periodik jika serangan yang datang hilang timbul. Episode periodik lebih

berbahaya dan mengganggu dibandingkan dengan yang berifat menetap. Hal ini disebabkan karena

otak tidak terbiasa atau tidak dapat mensupresi bising ini.

B.Epidemiologi

Sebanyak sepertiga dari populasi seluruh dunia setidaknya pernah mengalami tinnitus sekali

seumur hidup. Prevalensi di dunia diperkirakan sekitar 10,1 % - 14,5% dan sering terjadi pada usia

10 – 70 tahun. Orang yang terpapar dengan suara mesin lebih sering mengalami hal ini

dibandingankan orang lainnya.

Kochkin, Tyler, and Born (2011) memperkirakan prevalensi tinnitus di Amerika dengan

menggunakan sampel 46.000 kepala keluarga.Mereka memperkirakan 29,7 juta populasi orang di

Amerika mengalami tinnitus (2008).Meskipun tinnitus umumnya dikaitkan dengan kehilangan

pendengaran,tetapi 44 persen responden (12,95 juta ) dilaporkan tidak mengalami kehilangan

pendengaran.Rata-rata orang yang mengalami tinnitus pada umur 65 sampai 84 tahun.Kebanyakan

40 persen responden mengalami tinnitus selama 80 persen dalam seharinya.

Pada grafik 1 dan tabel 1 menunjukan prevalensi tinitus pada pria dan wanita meningkat

dengan bertambahnya umur dan pada umur tertentu mengalami penurunan .Prevalensi tinitus pada

pria lebih tinggi daripada prevalensi tinitus pada wanita. Prevalensi tinitus meningkat antara umur 50

sampai 75 dan mengalami penurunan pada umur 80 tahun .Hal ini disebabkan karena pada orang

yang berumur kurang dari 80 tahun tinitus sering disertai dengan penyakit kardiovaskuler sehingga

pada umur 80 tahun prevalensinya mengalami penurunan yang disebabkan oleh kematian akibat

penyakit kardiovaskuler.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 7

Page 8: Tinitus

Tinitus

Gambar 1. Prevalensi umur dan sex tinitus pada tahun 1994–1995 US National Health Interview Survey DisabilitySupplement. Studi ini diikuti oleh 99,435 responden.

Tabel 1 . prevalensi tinitus berdasarkan umur dan jenis kelamin (%) pada populasi standar

Australia ,menggunakan sensus data Australia tahun 1996

.

Umur Wanita Pria Responden< 60 23.6 32.3 28.060–69 30.5 35.1 32.770–79 28.7 32.7 30.580+ 27.7 21.5 25.4

C.Klasifikasi tinnitus

Tinnitus terjadi akibat adanya kerusakan ataupun perubahan pada telinga luar, tengah,telinga

dalam ataupun dari luar telinga.

Berdasarkan letak dari sumber masalah, tinnitus dapat dibagi menjadi tinnitus otik dan tinitus

somatik. Jika kelainan terjadi pada telinga atau saraf auditoris, kita sebut tinitus otik, sedangkan kita

sebut tinitus somatik jika kelainan terjadi di luar telinga dan saraf tetapi masih di dalam area kepala

atau leher.

Berdasarkan objek yang mendengar, tinitus dapat dibagi menjadi tinitus objektif dan tinitus

subjektif.

a. Tinitus Objektif

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 8

Page 9: Tinitus

Tinitus

Tinitus objektif adalah tinitus yang suaranya juga dapat di dengar oleh pemeriksa dengan

auskultasi di sekitar telinga. Tinitus objektif biasanya bersifat vibratorik, berasal dari transmisivibrasi

sistem muskuler atau kardiovaskuler di sekitar telinga. Umumnya tinitus objektif disebabkan karena

kelainan vaskular, sehingga tinitusnya berdenyut mengikuti denyut jantung. Tinitus berdenyut ini

dapat dijumpai pada pasien dengan malformasi arteriovena, tumor glomus jugular dan aneurisma.

Tinitus objektif juga dapat dijumpai sebagai suara klik yang berhubungan dengan penyakit sendi

temporomandibular dan karena kontraksi spontan dari otot telinga tengah atau mioklonus palatal.

Tuba Eustachius paten juga dapat menyebabkan timbulnya tinitus akibat hantaran suara dari

nasofaring ke rongga tengah.

b. Tinitus Subjektif

Tinnitus Subjektif adalah tinnitus yang suaranya hanya dapat didengar oleh penderita

saja.Jenis ini sering sekali terjadi.tinitus subjektif bersifat nonvibratorik, disebabkan oleh

prosesiritatif dan perubahan degeneratif traktus auditoris mulai sel-sel rambut getar sampai

pusat pendengaran.Tinitus subjektif bervariasi dalam intensitas dan frekuensi kejadiannya. Beberapa

pasien dapat mengeluh mengenai sensasi pendengaran dengan intensitas yang rendah, sementara

pada orang yang lain intensitas suaranya mungkin lebih tinggi.

Berdasarkan kualitas suara yang didengar pasien ataupun pemeriksa, tinitus dapat dibagi

menjadi tinitus pulsatil dan tinitus nonpulsatil.

a. Tinitus Pulsatil

Tinitus pulsatil adalah tinitus yang suaranya bersamaan dengan suara denyut

jantung.Tinitus pulsatil jarang ditemukan dalam praktek sehari-hari. Tinitus pulsatil

dapat terjadi akibat adanya kelainan dari vaskular ataupun di luar vaskular. Kelaianan

vaskular digambarkan dengan sebagai bising mendesis yang sinkron dengan denyut

nadi atau denyut jantung. Sedangkan tinitus nonvaskular digambarkan sebagai bising

klik, bising goresan atau suara pernapasan dalam telinga. Pada kedua tipe tinitus ini

dapat kita ketahui dengan mendengarkannya menggunakan stetoskop.

b. Tinitus Nonpulsatil

Tinitus jenis ini bersifat menetap dan tidak terputuskan. Suara yang dapat didengar

oleh pasien bervariasi, mulai dari suara yang berdering, berdenging, berdengung,

berdesis, suara jangkrik, dan terkadang pasien mendengarkan bising bergemuruh di

dalam telinganya. Biasanya tinitus ini lebih didengar pada ruangan yang sunyi dan

biasanya paling menganggu di malam hari sewaktu pasien tidur, selama siang hari

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 9

Page 10: Tinitus

Tinitus

efek penutup kebisingan lingkungan dan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan

pasien tidak menyadari suara tersebut.

D.Etiologi

Tinitus paling banyak disebabkan karena adanya kerusakan dari telinga dalam. Terutama

kerusakan dari koklea. Secara garis besar, penyebab tinitus dapat berupa kelainan yang bersifat

somatik, kerusakan N. Vestibulokoklearis, kelainan vascular, tinitus karena obat-obatan, dan tinitus

yang disebabkan oleh hal lainnya.

1. Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang

a. Trauma kepala dan Leher

Pasien dengan cedera yang keras pada kepala atau leher mungkin akan mengalami

tinitus yang sangat mengganggu. Tinitus karena cedera leher adalah tinitus somatik

yang paling umum terjadi. Trauma itu dapat berupa Fraktur tengkorak,Whisplash

injury

b. Artritis pada sendi temporomandibular (TMJ).

Berdasarkan hasil penelitian, 25% dari penderita tinitus di Amerika berasal dari

artritis sendi temporomandibular. Biasanya orang dengan artritis TMJ akan

mengalami tinitus yang berat. Hampir semua pasien artritis TMJ mengakui bunyi

yang di dengar adalah bunyi menciut. Tidak diketahui secara pasti hubungan antara

artritis TMJ dengan terjadinya tinitus.

2. Tinitus akibat kerusakan n. Vestibulokoklearis

Tinitus juga dapat muncul dari kerusakan yang terjadi di saraf yang menghubungkan

antara telinga dalam dan kortex serebri bagian pusat pendengaran. Terdapat beberapa

kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan dari n. Vestibulokoklearis, diantaranya

infeksi virus pada n.VIII, tumor yang mengenai n.VIII, dan Microvascular

compression syndrome (MCV). MCV dikenal juga dengan vestibular paroxysmal.

MCV menyebabkan kerusakan n.VIII karena adanya kompresi dari pembuluh darah.

Tapi hal ini sangat jarang terjadi.

3. Tinitus karena kelainan vaskular

Tinitus yang di dengar biasanya bersifat tinitus yang pulsatil. Akan didengar bunyi

yang simetris dengan denyut nadi dan detak jantung.

Kelainan vaskular yang dapat menyebabkan tinitus diantaranya:

a. Atherosklerosis.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 10

Page 11: Tinitus

Tinitus

Dengan bertambahnya usia, penumpukan kolesterol dan bentuk-bentuk deposit

lemak lainnya, pembuluh darah mayor ke telinga tengah kehilangan sebagian

elastisitasnya. Hal ini mengakibatkan aliran darah menjadi semakin sulit dan kadang-

kadang mengalami turbulensi sehingga memudahkan telinga untuk mendeteksi

iramanya.

b. Hipertensi

Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada pembuluh

darah koklea terminal.

c. Malformasi kapiler

Sebuah kondisi yang disebut AV malformation yang terjadi antara koneksi arteri dan

vena dapat menimbulkan tinitus.

d. Tumor pembuluh darah

Tumor pembuluh darah yang berada di daerah leher dan kepala juga dapat

menyebabkan tinitus. Misalnya adalah tumor karotis dan tumor glomus jugulare

dengan ciri khasnya yaitu tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa adanya

gangguan pendengaran. Ini merupakan gejala yang penting pada tumor glomus

jugulare.

4. Tinitus karena kelainan metabolik

Kelainan metabolik juga dapat menyebabkan tinitus. Seperti keadaan hipertiroid dan

anemia ( keadaan dimana viskositas darah sangat rendah) dapat meningkatkan aliran

darah danterjadi turbulensi. Sehingga memudahkan telinga untuk mendeteksi irama,

atau yang kita kenal dengan tinitus pulsatil. Kelainan metabolik lainnya yang bisa

menyebabkan tinitus adalah defisiensi vitaminB12, begitu juga dengan kehamilan dan

keadaan hiperlipidemia.

5. Tinitus akibat kelainan neurologis

Yang paling umum terjadi adalah akibat multiple sclerosis .Multiple sclerosis

adalah proses inflamasi kronik dan demyelinisasi yang mempengaruhi system saraf

pusat.Multiple sclerosis dapat menimbulkan berbagai macam gejala, di antaranya

kelemahan otot, indra penglihatan yang terganggu, perubahan pada sensasi, kesulitan

koordinasi dan bicara, depresi, gangguan kognitif, gangguan keseimbangan dan nyeri,

dan pada telinga akan timbul gejala tinitus.

6. Tinitus akibat kelainan psikogenik

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 11

Page 12: Tinitus

Tinitus

Keadaan gangguan psikogenik dapat menimbulkan tinitus yang bersifat

sementara.Tinitus akan hilang bila kelainan psikogeniknya hilang. Depresi, anxietas

dan stress adalah keadaan psikogenik yang memungkinkan tinitus untuk muncul.

7. Tinitus akibat obat-obatan

Obat-obatan yang dapat menyebabkan tinitus umumnya adalah obat-obatan yang

bersifat ototoksik. Diantaranya :

• Aspirin dan nonsteroidal anti-inflammatory drugs, seperti ibuprofen

(Motrin) dan naproxen (Aleve, Naprosyn)

• Antibiotik, seperti ciprofloxacin (Cipro), doxycycline (Vibramycin,

others), gentamicin (Garamycin), erythromycin (Ery-Tab, others),

tetracycline (Sumycin), tobramycin (Nebcin), dan vancomycin

(Vancocin)

• Obat antimalarial seperti chloroquine dan quinine

• Benzodiazepin seperti alprazolam (Niravam, Xanax), diazepam

(Valium), lorazepam (Ativan), dan clonazepam (Klonopin)

• Anticonvulsant, seperti carbamazepine (Tegretol, others) and valproic

acid (Depakote, others)

• Obat kanker seperti , cisplatin (Platinol) dan vincristine (Oncovin,

Vincasar)

• Loop diuretik, yang diberikan intravena , seperti bumetanide (Bumex),

furosemide (Lasix), dan torsemide (Demadex)

• Antidepresan tricyclic seperti amitriptyline (Elavil, others),

clomipramine (Anafranil), dan imipramine (Tofranil)

8. Tinitus akibat gangguan mekanik

Gangguan mekanik juga dapat menyebabkan tinitus objektif, misalnya pada tuba

eustachius yang terbuka sehingga ketika kita bernafas akan menggerakkan membran

timpani dan menjadi tinitus. Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus

stapedius serta otot-otot palatum juga akan menimbulkan tinitus.

9. Tinitus akibat gangguan konduksi

Gangguan konduksi suara seperti infeksi telinga luar (sekret dan oedem), serumen

impaksi, efusi telinga tengah dan otosklerosis juga dapat menyebabkan tinitus.

Biasanya suara tinitusnya bersifat suara dengan nada rendah.

10. Tinitus akibat sebab lainnya

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 12

Page 13: Tinitus

Tinitus

a. Tuli akibat bising

Disebabkan terpajan oleh bising yang cukup keras dan dalam jangka waktu yang

cukup lama. Biasanya diakibatkan oleh bising lingkungan kerja. Umumnya terjadi

pada kedua telinga.Terutama bila intensitas bising melebihi 85db, dapat

mengakibatkan kerusakan pada reseptor pendengaran korti di telinga dalam. Yang

sering mengalami kerusakan adalah alat korti untuk reseptor bunyi yang berfrekuensi

3000Hz sampai dengan 6000Hz. Yang terberat kerusakan alat korti untuk reseptor

bunyi yang berfrekuensi 4000Hz.

b. Presbikusis

Tuli saraf sensorineural tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, simetris kanan

dan kiri, presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000Hz atau lebih. Umumnya

merupakan akibat dari proses degenerasi. Diduga berhubungan dengan faktor-faktor

herediter, pola makanan,metabolisme, aterosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau

bersifat multifaktor. Menurunnya fungsi pendengaran berangsur dan kumulatif.

Progresivitas penurunan pendengaran lebih cepat pada laki-laki dibanding

perempuan.

c. Sindrom Meniere

Penyakit ini gejalanya terdiri dari tinitus, vertigo dan tuli sensorineural. Etiologi

dari penyakit ini adalah karena adanya hidrops endolimf, yaitu penambahan volume

endolimfa , karena gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada

membran labirin. Penderita biasanya mengeluh tentang telinga yang terasa penuh atau

gangguan pendengaran, suara mengaum dan kepala pusing yang bisa berlangsung

selama berjam-jam.

E. Faktor risiko

Dibawah ini adalah faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko tinitus :

• Terpapar suara yang keras.

Paparan yang lama dari suara yang keras dapat merusak sensoris sel rambut pada

telinga yang mentransmisikan suara ke otak anda.Orang-orang yang bekerja

konstruksi,musisi dan tentara mempunyai risiko terkena

• Umur .

Dengan bertambahnya umur,fungsi serat saraf pada telinga menurun .Hal ini ,

dapat menyebabkan masalah pendengaran yang dihubungkan dengan tinitus.

• Jenis kelamin.Laki-laki lebih banyak terkena tinitus

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 13

Page 14: Tinitus

Tinitus

• Merokok.Merokok mempunyai risiko yang tinggi untuk berkembang menjadi tinnitus

• Penyakit kardiovaskular.Konsisi ini memberikan efek pada aliran darah anda.Tekanan

darah tinggi atau penyempitan arteri (atherosclerosis),dapat meningkatkan risiko

tinitus.

• Trauma kepala

• Meniere disease

• Trauma nervus auditorius

• Vestibular schwannoma

• Obat-obatan

F. Patofisiologi tinitus

Gelombang suara yang dari liang telinga diteruskan ke telinga tengah dan telinga dalam.sel

rambut yang merupakan bagian dari koklea akan membantu mentransformasikan gelombang suara

berupa signal listrik ke korteks auditori melalui nerveus auditorius.Tetapi apabila sel rambut rusak

akibat suara keras ,obat ototoksik maka sirkuit dari otak tidak menerima signal yang diharapkan

sehingga menstimulasi aktivitas normal dari neuron yang menghasilkan ilusi dari suara atau tinnitus.

http://www.health.harvard.edu/newsletters/Harvard_Womens_Health_Watch/2011/September/tinnitus-ringing-in-the-ears-and-what-

to-do-about-it

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 14

Page 15: Tinitus

Tinitus

Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang menimbulkan perasaan adanya

bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransformasikan, melainkan

berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri. Impuls abnormal itu dapat

ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus

dengan nada rendah seperti bergemuruh atau nadatinggi seperti berdenging. Tinitus dapat terus

menerus atau hilang timbul. Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga

terjadi karena gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya

berupa bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa berdenyut

(tinitus pulsatil).Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi, biasanya terjadi pada

sumbatan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis dan lain-

lainnya. Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala

dini yang penting pada tumor glomus jugulare. Tinitus objektif sering ditimnbulkan oleh gangguan

vaskuler. Bunyinya seirama dengandenyut nadi, misalnya pada aneurisma dan aterosklerosis.

Gangguan mekanis dapat juga mengakibatkan tinitus objektif, seperti tuba eustachius terbuka,

sehingga ketika bernapas membran timpani bergerak dan terjadi tinitus. Kejang klonus muskulus

tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot palatum dapat menimbulkan tinitus objektif.

Bila ada gangguan vaskuler di telinga tengah, seperti tumor karotis (carotid body tumor ), maka

suara aliran darah akan mengakibatkan tinitus juga. Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina,

streptomisin, dehidro-streptomisin, garamisin,digitalis, kanamisin, dapat terjadi tinitus nada tinggi,

terus menerus atupun hilang timbul. Pada hipertensi endolimfatik, seperti penyakit meniere dapat

terjadi tinitus pada nada rendah atau tinggi, sehingga terdengar bergemuruh atau berdengung.

Gangguan ini disertai dengan vertigo dan tuli sensorineural. Gangguan vaskuler koklea terminal

yang terjadi pada pasien yang stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menjelang

menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga timbul tinitus dan gangguan tersebut akan

hilang bila keadaannya sudah normal kembali.

G.Gejala

Orang yang menderita tinitus sering mengeluhkan tentang suara dengingan, auman,

dengungan atau bunyi jangkrik yang terdengar oleh satu atau kedua telinga. Juga ada keluhan tinitus

dengan gejala terkait seperti gangguan pendengaran dan kepala pusing.

H.Diagnosis

Untuk mendiagnosis pasien dengan tinitus, diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik

dan pemeriksaan penunjang yang baik.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 15

Page 16: Tinitus

Tinitus

a. Anamnesis

Anamnesis adalah hal yang sangat membantu dalam penegakan diagnosis tinitus.

Dalam anamnesis banyak sekali hal yang perlu ditanyakan, diantaranya:

• Kualitas dan kuantitas tinnitus

• Lokasi, apakah terjadi di satu telinga ataupun di kedua telinga

• Sifat bunyi yang di dengar, apakah mendenging, mendengung, menderu, ataupun

mendesis dan bunyi lainnya

• Apakah bunyi yang di dengar semakin mengganggu di siang atau malam hari.

• Gejala-gejala lain yang menyertai seperti vertigo dan gangguan pendengaran serta

gangguan neurologik lainnya

• Lama serangan tinitus berlangsung, bila berlangsung hanya dalam satu menit dan

setelah itu hilang, maka ini bukan suatu keadaan yang patologik, tetapi jika tinitus

berlangsung selama 5 menit, serangan ini biasa dianggap patologik

• Riwayat medikasi sebelumnya yang berhubungan dengan obat-obatan dengan sifat

ototoksik

• Kebiasaan sehari-hari terutama merokok dan meminum kopi

• Riwayat cedera kepala, pajanan bising, trauma akustik

• Riwayat infeksi telinga dan operasi telinga

b. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk tinitus yaitu :

1. Otoskopi

2. Test garputala untuk mengetahui tuli konduktif atau sensorineural

3. Auskultasi regio pre aurikula dan post aurikula,leher

4. Palpasi sendi temporomandibular

5. Observasi palatal untuk myoclonus palatal

6. Funduskopi untuk papilledema of benign intracranial hypertension

7. Timpanometri untuk perforasi membran timpani atau

8. Audiometri nada murni untuk mengetahui hilangnya pendengaran

9. Otoacoustic emissions memberikan informasi mengenai fungsi koklear dan eferen

10. BERA (Auditory brainstem evoked responses) untuk mengetahui patologi retrokoklea

pada orang dengan tinnitus asimetris

11. Pemeriksaan darah yaitu darah rutin,gula darah,urea dan elektrolit,fungsi tiroid dan

lemak.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 16

Page 17: Tinitus

Tinitus

12. MRI pada vestibular schwannomas dengan tinnitus asimetris dan pendengaran normal

Alur diagnosis dan pemeriksaan tinitus , yaitu :

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 17

PANDUAN PENATALAKSAAN TINITUS

ANAMNESIS

• Keluhan tinitus berdiri sendiri /berupa

serangan bersama keluhan lain :

Dizziness,vertigo

Penurunan pendengaran

Telinga terasa penuh / tertutup

1.PEMERIKSAAN FISIK

THT rutin

Tensi

Artikulasio temporomandibular

CARI KARAKTERISTIK TINITUS

• Uni/bilateral

• Onset : lama keluhan

• Faktor pencetus ?

• Ada hubungan dengan perubahan posisi

tubuh ?

CARI FAKTOR ETIOLOGIK :

• Otologik/infeksi

• Metabolik : lipid ,gula darah

• Hematologik

• Gangguan fungsi tiroid

• Neurologik

• Obat ototoksik

• Tumor

2.PEMERIKSAAN NEUROTOLOGIK

• Audiometri nada murni

• Timpanometri

• Reflek akustik

• Tes fungsi Tuba

• Bera

• Tes vestibular

Pemeriksaan khusus tinitus

PEMERIKSAAN LABORATORIUM DARAH

• Hb

• Lipid darah

• Gula darah

• Kekentalan darah

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• CT scan

• MRI

• MRA

Terapi

• Kausatif : medikamentosa, Operatif

• Farmakoterapi tinitus

• Tergantung efek masing –masing

individu

Tinitus counselling

DIAGNOSIS TINITUSJenis & kausa

Page 18: Tinitus

Tinitus

I.Penatalaksanaan

Pengobatan tinitus merupakan masalah yang kompleks dan merupakan

fenomena psikoakustik murni, sehingga tidak dapat diukur. Perlu diketahui penyebab tinitus agar

dapat diobati sesuai dengan penyebabnya. Misalnya serumen impaksi cukup hanya dengan ekstraksi

serumen. Tetapi masalah yang sering di hadapi pemeriksa adalah penyebab tinitus yang terkadang

sukar diketahui. Ada banyak pengobatan tinitus objektif tetapi tidak ada pengobatan yang efektif

untuk tinitus subjektif.

A. Auditory Habituation atau Tinnitus Retraining Therapy

Tinnitus Retraining Therapy ( TRT ) . Teknik ini didasarkan pada asumsi bahwa tinnitus

adalah hasil dari aktivitas neuronal yang abnormal . Tujuannya adalah untuk membiasakan sistem

pendengaran terhadap sinyal tinnitus , membuat mereka menjadi kurang mengganggu . Komponen

utama dari TRT adalah konseling individual ( untuk menjelaskan sistem pendengaran , bagaimana

mekanisme tinitus , dan bagaimana TRT dapat membantu ) dan terapi suara . Sebuah perangkat

dimasukkan ke dalam telinga untuk menghasilkan tingkat kebisingan yang rendah dan suara

lingkungan yang sesuai dengan pitch, volume, dan kualitas tinnitus pasien . Tergantung pada

beratnya gejala , pengobatan dapat berlangsung satu sampai dua tahun. Dalam review Cochrane dari

satu uji coba secara acak yang mengikuti protokol Jastreboff dan memenuhi standar organisasi , TRT

jauh lebih efektif dalam mengurangi keparahan tinnitus dan cacat daripada teknik yang disebut

masking .

B. Terapi Suara

Tinnitus paling mencolok pada lingkungan yang tenang . Oleh karena itu , tujuan dari terapi

suara adalah untuk mengisi keheningan dengan netral , suara yang berulang-ulang untuk

mengalihkan perhatian Anda dari suara tinnitus .

Terapi suara yang digunakan seperti air terjun, aliran, hujan, atau angin digunakan untuk

mengurangi intensitas tinitus.

C. Cognitive-Behavioral Therapy

CBT menggunakan teknik seperti restrukturisasi dan relaksasi kognitif untuk mengubah cara

berpikir dan menanggapi tinnitus. Terapi umumnya jangka pendek misalnya selama dua sampai

enam bulan. A 2010 Ulasan dari enam studi oleh Cochrane Collaboration (sebuah kelompok otoritas

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 18

Page 19: Tinitus

Tinitus

kesehatan internasional yang mengevaluasi percobaan acak) menemukan bahwa setelah CBT

kualitas hidup pasien meningkat.

D. Biofeedback dan manajemen stres .

Biofeedback dan manajemen stres . Tinnitus adalah stres , dan stres dapat memperburuk

tinnitus . Biofeedback merupakan teknik relaksasi yang membantu mengendalikan stres

dengan mengubah respons tubuh . Elektroda melekat pada kulit memberi informasi tentang

proses fisiologis seperti denyut nadi , suhu kulit , dan ketegangan otot ke dalam komputer ,

yang menampilkan output pada monitor . Pasien belajar bagaimana proses ini terjadi dan

mengurangi respon stres tubuh dengan mengubah pikiran dan perasaan mereka . Teknik

pengurangan stres yang berdasarkan kesadaran juga dapat membantu .

E. Koklea implan / Stimulasi Listrik

Sebuah implan koklea memiliki dua komponen:

1) elektroda array yang berulir ke dalam koklea

2) penerima yang ditanamkan tepat di bawah kulit belakang telinga.

Elektroda Array mengirimkan sinyal suara listrik dari telinga ke otak. Karena implantasi

elektroda menghancurkan sel-sel rambut yang sehat apapun yang tersisa di dalam rumah

siput, implan ini digunakan untuk pasien tuli atau tuli jarak dekat saja. Dalam satu studi,

setengah dari mereka yang memiliki tinitus sebelum implan koklea , mengalami perbaikan

setelah implan koklea mereka.

F. Masking

Masking menggunakan perangkat elektronik eksternal untuk menghasilkan suara yang dapat

menutupi tinnitus kadang-kadang bisa sangat efektif dalam membantu tinnitus. Kadang-kadang

tinnitus dapat dihambat untuk jangka pendek dan kadang-kadang lama. Ada berbagai jenis masker:

- Tinnitus masker adalah perangkat elektronik seperti alat bantu dengar

- Instrumen Tinnitus adalah gabungan alat bantu dengar dan masker untuk orang-orang yang

memiliki gangguan pendengaran dan tinnitus.

G.Terapi TMJ

Tinnitus dapat terjadi karena disfungsi sendi rahang ( temporomandibular sendi , atau TMJ ) .

Pengobatan atau penataan gigi kembali dapat membantu meringankan rasa sakit dan tinnitus terkait

TMJ.

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 19

Page 20: Tinitus

Tinitus

H.Transcranial Magnetic Stimulation

Transcranial Magnetic Stimulation ( TMS ) dan Stimulasi Transcranial berulang ( rTMS ) adalah

teknik yang menggunakan medan magnet berdenyut untuk mempengaruhi aktivitas listrik di otak .

I.Terapi oksigen hyperbarik

Terapi oksigen hyperbarik dengan menempatkan pasien di ruang bertekanan oksigen

murni.Tujuannya adalah untuk meningkatkan aliran oksigen ke telinga dan otak.Hal ini dapat

membantu seseorang dengan tinnitus

J. Terapi tinnitus dari Neuromonics

Terapi Tinitus Neuromonics telah dikembangkan dan diperbaiki lebih dari 10 tahun dengan

berbagai riset dan uji klinis. Kesuksesannya telah dibuktikan dengan percobaan klinis yang

menyertakan ratusan orang yang mengalami tinnitus dan menurunnya toleransi terhadap bunyi.

Tahapan-tahapan pemeriksaan

Karena tinitus berbeda dari satu orang ke orang lainnya dan bahkan dari satu telinga ke

telinga lainnya, maka terapi yang diperlukan disesuaikan bagi masing-masing individu. Terapi

membutuhkan rata-rata 6 bulan dan terdiri dari 5 tahap:

Tahap 1: Asesmen kondisi masing-masing yang komprehensif

Sebelum memulai terapi, salah satu dari audiologist kami akan melakukan serangkaian evaluasi

tinitus maupun pendengaran yang akan menentukan gambaran kondisi audiologi anda. Berdasarkan

evaluasi ini, akan didiskusikan pilihan terapi apa yang paling sesuai dan akan direkomendasikan

apakah terapi tinnitus Neuromonics dapat menolong anda.

Tahap 2: Processor Konfiguration

Pada saat gambaran kondisi audiologi anda telah diketahui, Processor Neuromonics akan disesuaikan

dengan kebutuhan individu. Processor adalah suatu alat medis yang kecil, seukuran dan seringan

telepon genggam, yang dilengkapi dengan earphone yang sangat akurat. Mengirimkan sinyal akustik

(yang disatukan dengan musik) pada level mendengar yang nyaman. Suara ini menstimulasi jarak

pendengaran yang luas di jalur pendengaran, seperti pada sistem emosi (limbic) dan sistem saraf

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 20

Page 21: Tinitus

Tinitus

otonomi di otak yang akan berubah, sehingga mengurangi gangguan tinnitus dengan latihan melalui

terapi tersebut.

Tahap 3: Pre-Conditioning Stage

Tujuan utama dari tahap Pre-Conditioning ini adalah mengurangi keluhan tinnitus pada saat terapi.

Ini terjadi ketika Processor mengirimkan sinyal akustik dan berinteraksi level tinggi dengan persepsi

tinnitus. Pada tahap ini anda harus mendengarkan terapi (melalui earphones) paling tidak 2 jam

setiap harinya bahkan beberapa memilih untuk mendengarkannya lebih lama. Terapi ini dapat

digunakan pada waktu yang berbeda setiap harinya, anda juga mulai terbiasa untuk mengontrol

tinnitus anda, daripada tinnitus yang mengontrol anda. Dukungan dan pengetahuan akan diberikan

oleh Ahli Neuromonics kepada anda . Tahap ini biasanya sekitar 2 bulan.

Tahap 4 : Tahap terapi aktif

Tidak seperti pada tahap Pre-Conditioning yang mengurangi keluhan tinnitus pada saat

menggunakan Processor, tujuan dari Tahap Terapi Aktif ini mulai menghilangkan tinnitus anda

diluar saat terapi. Sinyal Akustik yang digunakan pada tahap ini berbeda dengan tahap sebelumnya.

Tujuan sinyal akustik baru adalah mengirimkan gangguan atau interaksi level rendah dengan

persepsi tinnitus. Sehingga dapat mengurangi sensitifitas yang ada, terbukti efisien dan efektif untuk

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 21

Page 22: Tinitus

Tinitus

mengurangi gangguan dan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Seperti pada terapi sebelumnya,

terapi ini juga digunakan minimal 2 jam sehari, bagaimanapun pada tahap ini kemajuan, kesadaran

dan gangguan biasanya berkurang, demikian juga dosis terapi. Pada tahap ini terapi yang diperlukan

sekitar 4 bulan.

.

Tahap 5: Tahap Maintenance

Setelah sukses dengan program terapi yang berjalan dalam 6 bulan, program pemeliharaan harus

dilaksanakan untuk masing-masing individu untuk mengatur dan mengontrol tinnitus sendiri dengan

dukungan tenaga ahli. Banyak pemakai yang merasa mereka tidak perlu menggunakan Processor

lagi, Jika mereka meneruskan untuk mendengar, biasanya hanya sesekali dan waktu lebih sedikit

setiap harinya hanya untuk menjaga manfaat yang sudah diterima

K. Terapi medikamentosa

Terapi medikamentosa,yaitu anestesi lokal (lidocaine, procaine, tocainide,flecainide), Sedatif

(diazepam, flurazepam, oxazepam,alprazolam),Antidepressants (nortriptyline, trimipramine) ,

Anticonvulsants (carbamazepine, clonazepam, aminooxyacetic acid, lamotrigine,

baclofen),Vasodilator (niacin),Calcium channel blockers (nimodipine, nifedipine)dan lain-lain

(misoprostol, zinc, betahistine, cinnarizine,caroverine, melatonin, furosemide, ginkgo biloba)

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 22

Page 23: Tinitus

Tinitus

L.Tindakan bedah

Tindakan bedah dilakukan pada tinitus yang telah terbukti disebabkan oleh akustik neuroma. Pada

keadaan yang berat, dimana tinitus sangat keras terdengar dapat dilakukan cochlear nerve section.

Pencegahan

Berikut ini adalah cara pencegahan dan meminimalkan tinnitus adalah :

• Mengurangi paparan suara keras

• Menurunkan asupan garam

• Monitor tekanan darah

• Olahraga

• Kurangi kopi dan nikotin

• Manajemen stress

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 23

Page 24: Tinitus

Tinitus

BAB IV

KESIMPULAN

Telinga dibagi menjadi tiga bagian, di antaranya telinga luar, tengah dan dalam. Telinga luar

terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Telinga tengah

terdiridari membran timpani, tulang-tulang pendengaran dan muara tuba eustachius.

Telinga dalam terdiri dari koklea dan 3 kanalis semisirkularis. Secara garis besar, fisiologi

pendengaran dimulai dari gelombang bunyi yang ditangkap oleh daun telinga dan

diteruskan ke dalam liang telinga. Gelombang bunyi akan diteruskan ketelinga tengah

dengan menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang

dengar, maleus, incus dan stapes.Oleh tulang-tulang pendengaran, getaran diteruskan ke

koklea, sehingga menggetarkan endo l imfa , yang nant i akan menyebabkan

ter jadinya depo la r i sas i yang mengubah getaran menjadi energi listrik. Impuls tadi

akan diteruskan kekorteks serebri dan diterjemahkan oleh otak.

Terdapat gangguan dari persepsi suara yang didengar, diantaranya adalah tinitus. Tinitus

adalah persepsi suara yang bukan merupakan rangsangan dari luar. Suara yang terdengar begitunyata

dan serasa berasal dari dalam telinga atau kepala. Pada sebagian besar kasus, gangguan ini t i d a k

b e g i t u m e n j a d i m a s a l a h , n a m u n b i l a t e r j a d i n y a m a k i n s e r i n g d a n b e r a t

m a k a a k a n menganggu juga. Tinitus dapat bersifat otik dan somatik. Otik berarti penyebab

tinitus berasal dari telingadan somatik berarti penyebab tinitus berasal dari luar telinga.

Tinitus juga ada yang bersifat subjektif dan objektif. Subjektif berarti tinitus hanya

dapat didengar oleh pasien dan objektif berarti tinitus dapat didengar juga oleh pemeriksa.

Berdasarkan kualitas suara yang didengar , t in i tus ada yang bers i fa t pul sa t i l yang

berar t i berdenyu t dan nonpulsa t i l yang bera r t i t idak berdenyut. Hingga sekarang,

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 24

Page 25: Tinitus

Tinitus

penyebab dari tinitus masih banyak dibicarakan. Tetapi banyak sekali pendapat mengenai

etiologi tinitus diantaranya:

1.Tinitus karena kelainan somatik daerah leher dan rahang, seperti trauma kepala dan

Leher dan artritis pada sendi temporomandibular (TMJ)

2 .Tin i tus akiba t ke rusakan n . Ves t ibu lokoklear i s

3.Tinitus karena kelainan vaskular, seperti atherosclerosis, hipertensi, malformasi

kapiler dan tumor pembuluh darah

4.Tinitus karena kelainan metabolic

5 .T in i tus akiba t ke la inan neurolog is

6 .T in i tus akiba t ke la inan ps ikogenik

7.T in i tus akiba t obat -obatan , seper t i obat go longan analge t ik , an t ib io t ik ,

obat -obatan kemoterapi dan duretik

8 .T in i tus akiba t gangguan mekan ik

9.Tinitus akibat gangguan konduksi, seperti saat infeksi telinga

10.Tinitus akibat sebab lainnya seperti tuli akibat bising, presbikusis, dan penyakit meniere.

Dalam mendiagnos i s t in i tus d iper lukan anamnes i s , pemer iksaan f i s ik dan

pemer iksaan penunjang yang efektif dan lengkap. Dengan melakukan anamnesis yang efektif,

maka d iharapkan dapa t menge tahui ga r i s besar e t io log i dar i t in i tus yang d ia lami

pas ien . Karena penatalaksanaan yang baik dari tinitus akan dapat berlangsung jika etiologinya

dapat diketahuidengan baik.

Secara garis besar, penatalaksanaan tinitus terdiri dari:

1. Elektrofisiologik

2. Psikologik

3. Terapi medikamentosa

4. Tindakan bedah

T e r a p i y a n g t a k k a l a h p e n t i n g n y a a d a l a h t e r a p i e d u k a s i . E d u k a s i

y a n g d i b e r i k a n mencakup masalah diet, olah raga, menghindarkan obat-obatan

ototoksik, dan lainnya. Dengan begitu, diharapkan tinitus pada pasien dapat berkurang bahkan

menghilang. Penatalaksanaan terkini yang dikemukakan oleh Jastreboff, berdasarkan pada

model neurofisiologinya adalah kombinasi konseling terpimpin, terapi akustik dan medikamentosa

biladiperlukan. Metode ini disebut dengan

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 25

Page 26: Tinitus

Tinitus

Tinnitus Retraining Therapy. Tujuan dari terapi ini adalah memicu dan menjaga reaks i

hab i tuas i dan perseps i t in i tus dan a tau suara l ingkungan yang mengganggu.

Penatalaksanaan TRT banyak dipakai dewasa ini. Pasien yang menderita gangguan ini perlu

diberikan penjelasan yang baik, sehingga rasatakut tidak memperberat keluhan tersebut. Obat

penenang atau obat tidur dapat diberikan saat menjelang tidur pada pasien yang tidurnya

sangat terganggu oleh tinitus itu. Kepada pasien harus dijelaskan bahwa gangguan itu sukar

diobati dan dianjurkan agar beradaptasi dengan gangguan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. S oepa rd i EA , I s kanda r I , Bas h i rudd in J , Res tu t i RD . Buku I lmu K es eha t an Te l inga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Edisi ketujuh. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2008

2. Harlod L.ABC: Ear,Nose,and throat.Edisi 6th.British:Blackwell.2013

3. Bertold L.Textbook of tinnitus.Dallas:Springer.2010

4. Ballenger JJ.Ballenger : Otolaryngology head and neck surgery 17 th. Baltimore.2010

5. Blessen M.Scott Brown : Otorhinolaryngology, Head & Neck Surgery 7 th.London:

Hodder Arnold.2007

6. http://www.health.harvard.edu/newsletters/Harvard_Womens_Health_Watch/2011/Se

ptember/tinnitus-ringing-in-the-ears-and-what-to-do-about-it

7. http://www.ucsfhealth.org/conditions/tinnitus/treatment.html

8. http://www.mayoclinic.com/health/tinnitus/DS00365

9. http://en.wikipedia.org/wiki/Tinnitus

10. http://www.betterhearing.org/tinnitus/BHI_Guide_to_Tinnitus.cfm

11. http://health.ucsd.edu/specialties/Pages/audiology.aspx

12. http://www.canadianaudiology.ca/consumer/tinnitus.html

13. http://www.ata.org/for-patients/treatment

14. http://www.audiology.org/news/Pages/20111229.aspx

Bagian Ilmu kesehatan Telinga ,Hidung ,dan TenggorokFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara (Periode 9 Desember 2013-11 Januari 2014) 26