tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi di … · spss versi 16. hasil penelitian ini adalah...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DI
POSYANDU MAWAR MERAH DUSUN LABAN WETAN
MOJOLABAN SUKOHARJO
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Karlina Ayuk Herawati
NIM B.12 134
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan IbuTentang Gizi Bayi
Di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan Mojolaban Sukoharjo”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi Tugas Akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Riadini Wahyu Utami, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Bapak Sugino, A.Md, selaku Kepala Desa Laban, yang telah bersedia
memberikan ijin kepada penulis dalam melaksanakan penelitian..
5. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sebelumnya,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Karlina Ayuk Herawati
B12134
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BAYI DI POSYANDU
MAWAR MERAH DUSUN LABANWETAN
MOJOLABAN SUKOHARJO
Xii + 43 halaman + 16 lampiran + 2 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang:Kekurangan gizi pada bayi akan berakibat terhadap munculnya
masalah kesehatan yang lain, dan akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi
sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling
sempurna dan murah adalah Air Susu Ibu. Berdasarkan studi pendahuluan pada
bulan November 2014 di Posyandu Mawar Merah di Dusun Laban Wetan,
Mojolaban, Sukoharjo terdapat 30 orang ibu yang memiliki anak berumur 0-12
bulan. Dari sejumlah responden, peneliti melakukan wawancara terhadap 3 orang
ibu dan hasilnya ibu kurang mengetahui tentang gizi bayi.
Tujuan :Untukmengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Bayi Di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan Mojolaban Sukoharjo pada kategori
baik, cukup dan kurang dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi.
Metode Penelitian: Jenis Penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif. Lokasi
penelitian ini di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Kecamatan
Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo pada tanggal 10 Mei 2015. Sampel dalam
penelitian ini adalah 30 responden dan menggunakan teknik sampling jenuh.
Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal dan menggunakan analisis
Univariat
Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Bayi di Posyandu
Mawar Merah Dusun Laban Wetan Mojolaban Sukoharjo pada kategori baik
sebanyak 5 responden (16,7%), cukup sebanyak 20 responden (66,6%),
dankurangsebanyak 5 responden (16,6%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi pada kategori cukup
sebanyak 20 responden (66,6%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Gizi, Gizi Bayi
Kepustakaan : 15 literatur (tahun 2008-2014)
vi
MOTTO
v Kepercayaan dan kejujuran adalah hal yang sangat berharga dalam diri kita.
v Seberapa berat yang kita hadapi saat ini belum seberapa dengan apa yang
akan kita hadapi esok hari, keep your smile and spirit.
v Selalu positif thinking dalam keadaan apapun.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu, terima kasih atas do’a, kasih sayang dan
nasihat kalian, diriku bukanlah apa-apa.
2. Kakak dan adik tercinta, Lina dan Rizal terima kasih atas
suportnya.
3. Kekasihku tercinta, Kridho Pakarti terima kasih atas
suport dan waktumu yang telah menemani diriku belajar.
4. Sahabatku Mega Joni, Yuli Bla, Yuhana dan teman-
temanku semua, kalian akan selalu ada di dalam lubuk
hatiku sampai kapan pun, semoga apa yang telah kita lalui
bersama akan menjadikan kita semakin dewasa.
5. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Karlina Ayuk Herawati
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 9 September 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Laban Wetan RT 02/01, Mojolaban, Sukoharjo
Riwayat Pendidikan
1. SD Kasatriyan Baluarti Surakarta LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 27 Surakarta LULUS TAHUN 2009
3. SMA WARGA Surakarta LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
CURICULUM VITAE ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3
E. Keaslian Penelitian ................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................ 6
B. Kerangka Teori ....................................................................... 22
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 24
B. Lokasi danWaktu Penelitian .................................................. 24
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............. 25
D. Variabel Penelitian ................................................................. 26
E. Definisi Operasional............................................................... 26
F. Instrumen Penelitian............................................................... 27
ix
G. Teknik Pengumpulan data ...................................................... 30
H. Metode Pengolahan dan Analisi Data .................................... 31
I. Etika Penelitian ...................................................................... 34
J. Jadwal Penelitian .................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..................................... 36
B. Hasil Penelitian ....................................................................... 36
C. Pembahasan ............................................................................ 38
D. Keterbatasan ........................................................................... 40
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 42
B. Saran ....................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 27
Tabel 3.2 Kisi - Kisi Uji Kuesioner ............................................................ 28
Tabel 3.3 Kisi - Kisi Kuesioner Penelitian ................................................ 29
Tabel 3.4 Mean dan Standar Deviasi........................................................... 37
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Bayi di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan Mojolaban, Sukoharjo .......... 38
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 KerangkaTeori............................................................... 22
Gambar 2.2 KerangkaKonsep ........................................................... 23
Gambar 2.3 Dokumentasi Penelitian di Posyandu Mawar Merah .... Lampiran
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Responden(Informed Consent)
Lampiran 8. Kuesioner Penelitian
Lampiran 9. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 10. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 11. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 12. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 13. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 14 Rumus Perhitungan Data Tabulasi
Lampiran 15. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 16. Lembar Konsultasi KTI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi
(AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka
kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor
lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan, dan bayi itu sendiri
sebagai faktor tidak langsung sebagai penyebab kematian bayi. Kekurangan
gizi pada bayi akan berakibat terhadap munculnya masalah kesehatan yang
lain, dan akhirnya akan berdampak terhadap menurunnya derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu
mendapat perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan
murah adalah Air Susu Ibu (ASI) (Notoatmodjo, 2011).
Masalah gizi umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya
ketersediaan pangan, kurang baiknya sanitasi, kurangnya pengetahuan tentang
gizi, menu seimbang dan kesehatan. Banyak penelitian yang mengungkapkan
bahwa faktor sosio-budaya sangat berperan dalam proses konsumsi pangan dan
masalah gizi (Almatseir, 2009).
Bayi membutuhkan diet yang cukup berbeda dengan anak-anak dan
dewasa. Kecilnya tubuh dan pertumbuhan yang cepat merupakan faktor utama
yang mempengaruhi kebutuhan energi dan nutrien bagi bayi. Imanuritas dari
2
fisiologi dan perkembangan menyebabkan bayi membutuhkan bentuk makanan
yang berbeda (Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan pada bulan November 2014 di Posyandu
Mawar Merah di Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo terdapat 30 orang
ibu yang memiliki anak berumur 0-12 bulan. Dari sejumlah responden, peneliti
melakukan wawancara terhadap 3 orang ibu dan hasilnya ibu kurang
mengetahui tentang gizi bayi. Mengingat pentingnya gizi pada bayi, dan
setelah melakukan studi pendahuluan di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban
Wetan, Kelurahan Laban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo maka
peneliti tertarik untuk membuat penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Gizi Bayidi Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban,
Sukoharjo”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Bayi di Posyandu
Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi di Posyandu
Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo.
3
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo
pada kategori baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo
pada kategori cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo
pada kategori kurang.
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi bayi di Posyandu Mawar Merah Dusun
Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan bahan acuan untuk menambah teori atau ilmu
pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang gizi pada bayi.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam bangku
kuliah dan memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
4
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber bacaan baik
pengunjung perpustakaan dan sebagai bahan acuan pada penelitian
berikutnya.
b. Posyandu
Dapat dijadikan sebagai acuan untuk melaksanakan program Posyandu
khususnya tentang gizi pada bayi.
4. Bagi Responden
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah wawasan tentang gizi
bayi oleh ibu.
E. Keaslian Penelitian
1. Nurjanah (2013) dari STIKES Kusuma Husada Surakarta, dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Desa
Pringanom Masaran, Sragen”. Jenis penelitian ini menggunakan metode
Deskriptif Kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi usia 6-12
bulan. Analisis data dengan menggunakan analisis Univariat. Hasil
penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi 6-12 bulan
dalam kategori baik yaitu 9 responden (30%), cukup 18 responden (60%),
dan kurang 3 responden (10%).
2. Nilasari (2012) STIKES Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Anak Balita Tentang Gizi Balita Di
5
Desa Pungsari, Plupuh, Sragen”. Jenis penelitian ini menggunakan metode
Deskriptif Kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah balita usia 0-5
tahun. Analisa data secara komputerisasi dengan menggunakan program
SPSS versi 16. Hasil penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu tentang
gizi balita dalam kategori baik yaitu 5 responden (11,90%), cukup 32
responden (76,20%), kurang sebanyak 5 responden (11,90%).
3. Maimonah (2009) POLTEKES DEPKES Malang, dengan judul “Gambaran
Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Balita Di Wilayah Posyandu
Klurahan III Desa Klurahan Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk”.
Jenis penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Statistik. Sampel dalam
penelitian ini adalah balita 0-5 tahun. Hasil penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi balita dalam kategori baik yaitu 61 responden
(70%), cukup 21 responden (24%), kurang sebanyak 5 responden (6%).
Perbedaan dengan penelitian diatas adalah penelitian ini dilaksanakan di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo pada
tanggal 25 Mei 2015 dengan jumlah sampel 30 orang. Sedangkan persamaan
dengan penelitian ini adalah jenis penelitian Deskriptif Kuntitatif,
menggunakan teknik analisis univariat dan hasil penelitian cukup baik.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu”
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu
obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu:
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup dalam tingkat pengetahuan ada 6 tingkatan
(Notoatmodjo, 2010), yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap situasi yang sangat spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
7
2) Memahami ( comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan
sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (syntesis)
Menunjukkan pada suatu komponen untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Merupakan kemampuan menyusun, merencanakan,
meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori
atau rumusan-rumusan yang ada.
8
6) Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan (Wawan, 2011)
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2010), pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi.
b) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama
untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
9
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan.
Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan keluarga.
c) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok pada buku
Notoatmodjo (2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa
dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan
sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Menurut Ann.Mariner dari buku Notoatmodjo (2010), lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
b) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
10
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan adalah
sebagai berikut :
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
a) Cara Coba Salah (Trial and Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah digunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara
coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”.
Metode ini telah digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh
agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
11
e) Cara Akal Sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran.
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan
dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan
diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas
dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat sekali melalui
proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berpikir.
h) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari
pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum yang ke khusus.
12
2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode
penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian
(research methodology).
2. Gizi
a. Pengertian
Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin,
mineral, lemak, protein dan air yang digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari
organ-organ tubuh manusia (Mitayani dan Sartika, 2010).
b. Komponen Zat Gizi
Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi
menurut Mitayani dan Sartika (2010), yaitu :
1) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama yang diperlukan
oleh tubuh, baik hewan maupun manusia. Karbohidrat sebagai
sumber energi, metabolisme makanan dalam sistem pencernaan,
sebagai cadangan makanan, dan dapat memberikan rasa manis
pada makanan. Sumber karbohidrat adalah padi-padian, umbi-
umbian, gula, dan kacang-kacangan.
13
2) Lemak
Lemak merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh.
Lemak juga merupakan zat yang digunakan tubuh untuk
memproduksi prostagladin, yaitu hormon yang berperan dalam
mengatur tekanan darah, sistem saraf, denyut jantung dan
pembekuan darah. Lemak dapat diperoleh dari susu, mentega,
keju, minyak kelapa dan kelapa sawit.
3) Protein
Protein adalah bahan baku utama pembentukan sel-sel tubuh
manusia. Bahkan antibodi tubuh untuk melawan semua penyakit
juga terbuat dari protein. Protein berfungsi untuk mengatur
keseimbangan air, pembentukan antibodi, dan untuk mengangkut
zat-zat gizi. Protein dapat ditemukan baik dari makanan nabati
maupun hewani. Dari nabati contohnya kacang-kacangan,
kecambah, padi-padian, dan biji-bijian. Sedangkan yang hewani
contohnya daging merah, ayam, ikan, telur, susu, keju dan produk
peternakan lainnya.
4) Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah kecil, dan harus didapatkan dari luar
tubuh, karena tidak dapat dibentuk oleh tubuh sendiri. Vitamin
dapat berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energi,
14
pertumbuhan, dan pemeliharaan tubuh. Vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh antara lain :
a) Vitamin A, untuk pemeliharaan kesehatan, oksidasi tubuh,
penglihatan, perkembangan, pertumbuhan sel, dan anti bodi
(kekebalan tubuh). Vitamin A dapat diperoleh dari hati sapi,
kuning telur, minyak ikan, sayuran hijau dan buah-buahan.
b) Vitamin B, kompleks yang berfungsi sebagai koenzi berbagai
reaksi metabolisme energi, metabolisme lemak, protein dan
peranan utamanya dalam metabolisme karbohidrat, vitamin
ini dapat diperoleh dari hati, daging, susu, padi, biji-bijian,
kacang-kacangan, dll.
c) Vitamin C, berperan sebagai antioksidan, mempercepat
penyembuhan luka, patah tulang, perdarahan dibawah kulit,
membantu metabolisme tubuh, serta meningkatkan daya
tahan tubuh sehingga tubuh tidak mudah terkena infeksi,
dapat diperoleh dari sayuran hijau dan buah-buahan.
d) Vitamin D, dapat dibentuk tubuh dengan batuan matahari.
Bila vitamin D tidak mendapat cukup sinar matahari, maka
vitamin D perlu dipenuhi melalui makanan. Vitamin D
berfungsi untuk absorbsi kalsium dan mineralisasi tulang,
yaitu membantu pengerasan tulang.
e) Vitamin E, adalah sebagai salah satu antioksidan paling
penting yang dapat larut di lemak. Antioksidan seperti
15
vitamin E dapat melindungi sel-sel tubuh terhadap radikal
bebasyang berpotensi untuk merusak tubuh dari proses
metabolisme.
f) Vitamin K, berfungsi dalam pembekuan darah. Kekurangan
vitamin K menyebabkan darah tidak menggumpal, sehingga
bila ada luka atau operasi terjadi perdarahan. Kekurangan
vitamin K terjadi bila ada gangguan absorbsi lemak.
5) Mineral
Zat garam mineral terdapat pada minuman yang kita minum
dan makanan yang kita makan. Mineral yang diperlukan tubuh
dapat dibagi menjadi 2 kelas, yaitu makromineral dan
mikromineral. Makromineral adalah mineral-mineral yang
diperlukan tubuh dalam jumlah cukup besar yaitu kalsium, fosfor,
magnesium, besi, dan iodion. Sedangkan mikromineral adalah
mineral-mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil yaitu
tembaga, kobalt, mangan, fluorin, dan zink.
3. Gizi Pada Bayi
a. Kebutuhan Gizi Pada Bayi
Kebutuhan energi bayi pada tahun pertama sangat bervariasi
menurut usia dan berat badan. Secara umum, selama 6 bulan pertama
bayi membutuhkan energi sebesar kira-kira 115-120 kkal/kgBB/hari
yang kemudian pada usia 6 bulan keatas berkurang hingga mencapai
sekitar 105-110 kkal/kgBB/hari. Kebutuhan bayi 6 bulan pertama
16
dapat dicukupi dari pemberian ASI Eksklusif. ASI Eksklusif sendiri
berarti bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan maupun
makanan padat selama 6 bulan. Kandungan gizi dalam ASI sangat
sesuai dengan kebutuhan bayi. Setelah bayi berumur 6 bulan, MP-
ASI harus diberikan karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak
dapat dipenuhi hanya dari ASI (Raharjo dan Marmi, 2012).
Rata-rata jumlah minuman yang dibutuhkan oleh bayi menurut
Wahab (2012) yaitu :
1) Minggu pertama dan minggu kedua : 2-3 oz (60-90 ml).
2) 3 minggu – 2 bulan : 4-5 oz (120-150 ml).
3) 2-3 bulan : 5-6 oz (150-180 ml).
4) 3-4 bulan : 6-7 oz (180-210 ml).
5) 5-12 bulan : 7-8 oz (210-240 ml).
b. Nutrisi Bayi
Menurut Marimbi (2010), nutrisi bayi dapat dikelompokkan
berdasarkan usia anak, yaitu :
1.) Umur 0 – 6 bulan
ASI merupakan sumber makanan utama dan paling sempurna
bagi bayi usia 0 – 6 bulan. Untuk itu harus diterapkan pola
makan yang sehat agar zat gizi yang dibutuhkan dapat dipenuhi
melalui ASI. ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja tanpa
tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk,
ataupun makanan tambahan lain. Sebelum mencapai 6 bulan
17
sistem pencernaan bayi belum mampu berfungsi dengan
sempurna, sehingga ia belum mampu mencerna makanan selain
ASI.
2.) Umur 6 – 12 bulan
Menginjak usia 6 bulan ke atas, ASI sebagai sumber nutrisi
sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan gizi yang terus
berkembang. Perlu diberikan makanan pendamping ASI (MP-
ASI). Bayi dilahirkan dengan kemampuan refleks makan, seperti
menghisap, menelan, dan akhirnya mengunyah. Pemberian MP-
ASI harus disesuaikan dengan perkembangan sistem alat
pencernaan bayi, mulai dari makanan bertekstur cair, kental,
semi padat hingga padat.
c. Bentuk Makanan Bayi
Macam bentuk makanan bayi sesuai umur menurut Rahardjo dan
Marmi (2014), yaitu :
1) Umur 0-6 bulan
Jenis makanan bayi pada usia 0-6 bulan yaitu hanya ASI
Eksklusif
2) Umur 6-7 bulan
Jenis makanan bayi yaitu sari buah tanpa diberi gula pada awal
pemberian dibuat lebih encer.
18
3) Umur 7-8 bulan
Jenis makanan bayi yaitu bubur susu dari bahan makanan sumber
karbohidrat dan sayuran dalam bentuk lumat.
4) Umur 8-9 bulan
Bayi bisa diberi jenis makanan seperti bubur saring yaitu
makanan bertesktur kasar.
5) Umur 9-12 bulan
Jenis makanan bayi adalah makanan tim yaitu makannya bersifat
lebih kasar, seperti tekstur makanan itu sendiri.
d. Sumber zat gizi
Menurut Lawson (2008), macam sumber gizi untuk bayi antara
lain :
1) Buah dan sayuran
Merupakan sumber vitamin, mineral dan zat gizi lainnya (zat ini
penting, meskipun hanya perlu dalam jumlah kecil) serta serat,
yang sangat penting. Vitamin yang penting untuk bayi antara lain
vitamin A, terdapat dalam buah dan sayuran berwarna merah,
hijau dan kuning. Vitamin C yang banyak terdapat dalam buah
dan sayuran, khususnya sayuran berwarna hijau dan jeruk,
pepaya, melon dan mangga.
19
2) Makanan yang mengandung tepung (karbohidrat)
Seperti roti, kentang, beras, pasta dan sereal yang penting untuk
sumber energi, beberapa protein dan serat, serta vitamin tertentu
seperti vitamin B.
3) Protein
Daging, ikan, telur, hasil ternak, biji-bijian, kacang-kacangan, dan
tahu sangat penting untuk membantu pertumbuhan bayi.
4) Lemak
Sangat dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhannya seperti keju
dan yoghurt.
5) Serat
Makanan berserat cenderung mengenyangkan bayi dan tidak
mengandung gizi. Sistem pencernaannya pun tidak dapat
menerima serat dalam jumlah besar, seperti sayuran hijau.
e. Masalah Pemberian Makan Pada Bayi
Menurut Wahab (2012), masalah dalam pemberian makanan
pada bayi yaitu disebabkan oleh :
1) Kurang makan
Kurang makan terkesan oleh kegelisahan dan menangis dan
oleh gagalnya penambahan berat yang cukup, walaupun
pengosongan ASI atau susu botol sempurna. Kurang makan dapat
juga akibat dari kegagalan bayi mengambil jumlah makanan yang
cukup walaupun diberikan. Konstipasi, susah tidur, iritasi, dan
20
menangis yang berlebihan harus dipikirkan adanya kurang makan.
Mungkin penambahan berat badan jelek atau betul-betul ada
penurunan berat badan.
2) Kelebihan makan
Muntah merupakan gejala awal dari kelebihan makan. Bayi
dapat tergantung pada jumlah ambilan yang tidak berlebihan,
tetapi kadang-kadang bayi menderita kegelisahan sesudah makan
karena terlalu banyak meskipun demikian beratnya dapat sangat
bertambah. Kelebihan makan dapat menyebabkan kegemukan
atau obesitas.
f. Pengaruh Status Gizi terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Status gizi bayi merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di
usia bayi didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa
emas ini, bersifat tidak dapat pulih. Parameter yang umum
digunakan untuk menentukan status gizi pada bayi adalah berat
badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering
digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan
perkembangan otak. Sementara parameter status gizi bayi yang
umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur di
Posyandu (Marimbi, 2010).
Penyakit kwasiorkor dan marasmus merupakan penyakit akibat
dari gizi buruk. Ciri-ciri dari kwasiorkor antara lain terjadi
21
pembekakan umumnya seluruh tubuh terutama punggung, kaki, dan
wajah, anemia dan diare, rambut tipis kemerahan seperti warna
rambut jagung dan mudah dicabut tanpa rasa sakit dan mudah
rontok. Sedangkan ciri-ciri marasmus adalah badan nampak sangat
kurus seolah-olah tulang hanya terbungkus kulit, wajah seperti orang
tua, kulit menjadi keriput, diare dan susah buang air (Marmi dan
Rahardjo, 2014).
22
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Notoatmodjo (2010), Metayani dan Sartika (2010), Rahardjo dan Marmi
(2012), Marimbi (2010),Wahab (2012), Lawson (2008).
1. Pengertian
2.Tingkatan pengetahuan.
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan.
4. Cara memperoleh
pengetahuan.
Pengetahuan
Gizi pada bayi meliputi :
1. Kebutuhan gizi pada bayi
2. Nutrisi bayi
3. Bentuk makanan bayi
4. Sumber zat gizi
5. Masalah Pemberian
Makan Pada Bayi
6. Pengaruh status gizi
terhadap pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
Zat gizi meliputi :
1. Pengertian
2. Komponen Zat
Gizi
Gizi Pada Bayi Zat Gizi
23
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Gizi Bayi
baik
cukup
kurang
Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
1. Lingkungan
2. Sosial budaya
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian yang
dilakukan ini menggunakan jenis deskriptif kuantitatif, artinya penelitian
diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam
suatu komunitas atau masyarakat berdasarkan hasil pengukuran
(Notoatmadjo, 2010).
Penelitian ini akanmendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
bayi di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah rencana tentang tempat yang akan
digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya
(Hidayat, 2011). Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Mawar
Merah Dusun Laban Wetan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten
Sukoharjo.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang waktu yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya yaitu menurut
(Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Mei 2015.
25
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Populasi yang akan diteliti adalah seluruh ibu yang
memiliki bayi yang berkunjung di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban
Wetan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo berjumlah 30
orang.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).
Sampel yang diteliti yaitu ibu yang memiliki bayi di Posyandu Mawar
Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo. Apabila subjek
penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehinga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah
subjeknya lebih dari 100 bisa 10%-15% atau 20%-25% atau lebih
(Arikunto, 2006). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak
30, maka penelitian mengambil sampel sebanyak 30 orang.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel adalah proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampelakan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
26
cara sampling jenuh yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel
(Notoatmodjo, 2010).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam
penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi bayi.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena (Hidayat, 2010).
27
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
gizi bayi
Kemampuan ibu untuk
menjawab pertanyaan
yang diberikan dalam
bentuk kuesioner
tentang gizi bayi
meliputi :
1. Pengertian gizi
2. Komponen zat gizi.
3. Kebutuhan gizi pada
bayi
4. Nutrisi bayi
5. Bentuk makanan
bayi
6. Sumber zat gizi
7. Masalah Pemberian
Makan Pada Bayi
8. Pengaruh status gizi
terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan bayi
a. Baik : bila nilai
responden (x)
> + 1 SD
b. Cukup : bila nilai
mean 1 SD ≤x ≤
mean + 1 SD
c. Kurang : bila nilai
responden (x)
< 1 SD
Sumber:
Riwidikdo(2010)
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau
pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, kuesioner yang akan
digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup atau
berstruktur dengan jawaban benar dan salah di mana kuesioner tersebut
dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau
menjawab pada jawaban yang sudah ada. Skala pengukuran yang digunakan
28
adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pernyataan: ya dan
tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat,
2011). Kuesioner dalam penelitian ini terdapat 2 pernyataan yaitu pernyataan
positif dan negatif. Jika jawaban benar dengan pernyataan positif (favorable)
dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 1.
Jika jawaban yang salah dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban
benar dengan pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian
kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang
dianggap benar. Dalam instrumen ini terdapat 30 pernyataan.
Tabel 3.2 Kisi-kisi uji coba kuesioner tingkat pengetahuan ibu tenyang gizi bayi
Variabel
penelitian Indikator
Nomor
pernyataan
favorable
Nomor
pernyataan
unfavorable
Jumlah
soal
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
gizi bayi
1. Pengertian gizi
2. Komponen zat gizi.
3. Kebutuhan gizi
pada bayi
4. Nutrisi bayi
5. Bentuk makanan
bayi
6. Sumber zat gizi
7. Masalah
Pemberian Makan
Pada Bayi
8. Pengaruh status
gizi terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
bayi
1, 4
3, 5
6, 8
10, 11
12, 14, 16
18, 21, 22
23, 24
26*, 27, 29, 30
Jumlah
2
9
7
13, 15
17
19, 20
25
28
3
3
3
4
4
5
3
5
30
Sumber : Notoatmodjo (2010), Metayani dan Sartika (2010), Rahardjo dan Marmi
(2012), Marimbi (2010),Wahab (2012), Lawson (2008).
Ket : * soal yang tidak valid.
29
Setelah dilakukan uji validitas kuesioner, kemudian melakukan penelitian
dengan membuang pernyataan yang tidak valid karena sudah ada yang
mewakili. Terdapat 1 pernyataan yang tidak valid yaitu pada nomor 26
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner penelitian tingkat pengetahuan ibu tenyang gizi bayi
Variabel
penelitian Indikator
Nomor
pernyataan
favorable
Nomor
pernyataan
unfavorable
Jumlah
soal
Tingkat
pengetahuan
ibu tentang
gizi bayi
1. Pengertian gizi
2. Komponen zat gizi.
3. Kebutuhan gizi
pada bayi
4. Nutrisi bayi
5. Bentuk makanan
bayi
6. Sumber zat gizi
7. Masalah
Pemberian Makan
Pada Bayi
8. Pengaruh status
gizi terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan
bayi
1, 4
3, 5
6, 8
10, 11
12, 14, 16
18, 21, 22
23, 24
26, 28, 29
Jumlah
2
9
7
13, 15
17
19, 20
25
27
3
3
3
4
4
5
3
5
29
Sumber : Notoatmodjo (2010), Metayani dan Sartika (2010), Rahardjo dan Marmi
(2012), Marimbi (2010),Wahab (2012), Lawson (2008).
Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu
akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas kepada ibu yang memiliki bayi di
Posyandu Dahlia Dusun Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten
Sukoharjo pada Tanggal 10 Mei 2015. Terdapat 30 ibu yang mempunyai bayi
yang datang di Posyandu Dahlia Dusun Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo.
30
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu
instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat (Arikunto, 2010).
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus
pearson product moment. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung >
rtabel (Riwidikdo, 2012).
Rumus Pearson Product Moment adalah:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah dilakukan Uji Validitas didapatkan pernyataan yang tidak
valid pada soal nomer 26. Sehingga soal nomor 26 dihilangkan atau
dibuang, maka jumlah soal kuesioner menjadi 29.
2. Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
31
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau
tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama
(Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti
menggunakan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program
komputer SPSS for windows. Angket atau kuesioner dikatakan reliabel
jika memiliki nilai alpha minimal 0,7 (Riwidikdo, 2012).
Rumus Alfa Cronbach:
Keterangan:
ri : Reliabilitas instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑Si2 : Jumlah varian butiran
Si2 : Varian total
Pada penelitian ini dilakukan uji reliabilitas di Posyandu Dahlia
Dusun Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo jumlah responden 30 orang.
Didapatkan hasil 0,931 sehingga soal pada kuesioner dikatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012),
terdiri dari:
32
1. Data primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh
peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui
pengisian kuesioner oleh responden tentang gizi bayi.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari
Posyandu Mawar Merah Dukuh Laban Wetan Kecamatan Mojolaban
Kabupaten Sukoharjo, yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini,
berupa jumlah ibu yang memiliki bayi di Posyandu Mawar Merah Dukuh
Laban Wetan Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan
berikutnya adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data
menurut Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut:
a. Editing
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner. Apabila ada jawaban yang belum
lengkap,kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data
ulang untuk melengkapi jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak
33
memungkinkan, maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap
tersebut tidak dimasukkan dalam pengolahan data
b. Coding
Pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk
kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau
pembetian kode ini sangat berguna dalam memasukkan data (data
entry).
c. Memasukkan data (Data entry) atau processing
Data entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing
responden yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan
ke dalam program atau software komputer.
d. Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi.
2. Analisis data
Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
univariate. Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis
univariate tergantung dari jenis datanya. Pada umumnya dalam analisis
ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap
34
variabel (Notoatmodjo, 2010). Untuk membuat 3 kategori menurut
Riwidikdo (2010) yaitu baik, cukup dan kurang maka menggunakan
parameter :
a. Baik : bila nilai responden (x) > + 1 SD
b. Cukup : bila nilai mean 1 SD ≤x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang : bila nilai responden (x) < 1 SD
Menurut Riwidikdo (2010), untuk mencari nilai rata-rata (mean)
diperoleh dengan rumus :
X =
Keterangan :
X : nilai rata-rata (mean)
n : jumlah data
Simpangan baku (standart deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
SD =
Keterangan :
SD : Simpangan baku (Standart deviation)
xi : nilai data
n : jumlah data
35
Rumus prosentase untuk memperoleh skor prosentase menurut
tingkat pengetahuan Riwidikdo (2013) :
Skor presentase =
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian , mengingat penelitian berhubungan langsung
dengan manusia maka segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut :
1. Inform Consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan
sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan
tujuan penelitian mengetahui dampaknya . Jika responden bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
2. Anonimity (tanpa nama)
Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subyek
penelitian dengan cara tidak memberikan / mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitiam yang akan disajikan.
36
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi
yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan merupakan uraian langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal kegiatan penelitian ini terlampir.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan,
Kelurahan Laban, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Posyandu
Mawar Merah terletak di tengah-tengah dusun yaitu di rumah Bapak Sukini,
sehingga mudah terjangkau oleh masyarakat Dusun Laban Wetan. Batas
wilayah Dusun Laban Wetan yaitu sebelah Utara yaitu Dusun Laban Kulon,
sebelah Barat yaitu persawahan, sebelah Timur yaitu persawahan, dan sebelah
Selatan yaitu persawahan.
Posyandu Mawar Merah dipimpin oleh seorang Bidan yang ditunjuk dari
Puskesmas yaitu Bidan Anis, Amd.Keb dan dibantu oleh 5 kader kesehatan
yang terdiri dari ibu-ibu yang dengan suka rela mau membantu Bidan dalam
kegiatan Posyandu.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Bayi di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo”.
Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi dapat dilihat berikut ini :
Tabel 3.4 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Bayi 21 2,4
38
Berdasarkan penelitian didapatkan karakteristik responden di Posyandu
Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban, Sukoharjo sebagai berikut :
1. Umur
No Karakteristik Jumlah
Responden Prosentase
1. 16 – 20 2 6,7 %
2. 21 – 25 6 20 %
3. 26 – 30 15 50 %
4. 31 – 35 7 23,3 %
2. Pendidikan
No Karakteristik Jumlah
Responden Prosentase
1. SD 10 33,3 %
2. SMP 6 20 %
3. SMA 12 40 %
4. S1 2 6,7 %
3. Pekerjaan
No Karakteristik Jumlah
Responden Prosentase
1. Ibu Rumah Tangga 20 66,7 %
2. Wiraswasta 8 26,7 %
3. Guru 2 6,6 %
Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Bayi di
Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan Mojolaban, Sukoharjo.
NO Pengetahuan Jumlah
(Responden)
Prosentase
(%)
1. Baik 5 16,7
2. Cukup 20 66,6
3. Kurang 5 16,7
Total 30 100
Sumber : Data Primer (2014)
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi bayi di Posyandu Mawar Merah dusun Laban
39
Wetan Mojolaban Sukoharjo mempunyai pengetahuan cukup baik mengenai
gizi pada bayi yaitu 20 orang (66,7%).
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 5 responden. Dari data tersebut, 2
responden memiliki pekerjaan sebagai guru dan 3 responden memiliki
pekerjaan wiraswasta. Sesuai dengan teori menurut Wawan (2010), pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Bekerja bagi ibu-ibu akan
mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
Responden yang memiliki pengetahuan dalam kategori cukup sebanyak
20 responden. Dari data yang diperoleh, 6 responden berpendidikan tamatan
SD, 6 responden tamatan SMP, dan 8 responden tamatan SMA. Sama dengan
teori menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2010), pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup
terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan
pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi.
Tingkat pengetahuan responden pada kategori kurang sebanyak 5
responden. Dari data diatas diperoleh 1 responden berumur 16 – 20 tahun, 2
40
responden berumur 26 – 30 tahun, dan 2 responden berumur 31 – 35 tahun .
Hal ini tidak sesuai dengan teori menurut Notoatmodjo (2010), semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini
akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
Menurut Wawan (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan dan umur. Apabila tingkat
pendidikan tinggi, maka pengetahuan juga akan semakin tinggi. Pekerjaan
yang baik akan mempengaruhi tingkat pengetahuan menjadi baik. Dan umur
juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang.
Menurut Mitayani dan Sartika (2010), gizi adalah segala sesuatu yang
dikonsumsi oleh manusia yang mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu
karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein dan air yang digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan dari organ-
organ tubuh manusia.
D. Keterbatasan
Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu :
1. Kendala Penelitian
Penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena penelitian
dilakukan dengan mendatangi posyandu sesuai jadwal diadakannya
posyandu. Kemudian ada 1 responden yang tidak hadir, maka peneliti
41
mendatangi ke rumah ibu yang tidak hadir ke posyandu karena sedang
bekerja.
2. Kelemahan
a. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang pilihan
jawabannya sudah disiapkan oleh peneliti, sehingga responden tidak
bisa memberikan jawaban sesuai dengan keinginannya.
b. Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
hasil penelitiannya hanya tingkat pengetahuan ibu yang memiliki
bayi tentang gizi saja.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Bayi di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan Mojoloban
Sukoharjo” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi pada kategori baik sebanyak 5
responden (16,7%).
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi pada kategori cukup sebanyak
20 responden (66,6%).
3. Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi bayi pada kategori kurang sebanyak
5 responden (16,7%).
4. Faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu tentang gizi
bayi di Posyandu Mawar Merah Dusun Laban Wetan, Mojolaban,
Sukoharjo yaitu umur, pendidikan dan pekerjaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang
gizi bayi, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah :
43
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Diharapkan dapat menambah wawasan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi khususnya pengetahuan ibu tentang gizi pada
bayi.
2. Bagi Peneliti
Diharapkan bagi penelitian selanjutnya dapat lebih mengembangkan ilmu
yang didapatkan pada bangku kuliah dan dapat mengembangkan variabel
penelitian menjadi lebih banyak.
3. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi untuk melaksanakaan
penelitian lebih lanjut tentang gizi pada bayi.
b. Posyandu
Diharapkan untuk dapat menjadi acuan melaksanakan program
Posyandu khususnya gizi pada bayi.
4. Bagi Responden
Diharapkan ibu-ibu yang memiliki bayi di Posyandu Mawar Merah
Dusun Laban Wetan Mojolaban Sukoharjo lebih memahami tentang gizi
pada bayi dan rajin mengikuti penyuluhan yang dilaksanakan oleh bidan
atau kader.
DAFTAR PUSTAKA
Almatseir, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi Dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Febry, U, et al. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Lawson, P, 2008. Makanan Sehat Bayi dan Balita. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar Pada
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Marmi dan Rahardjo, K. 2014. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta :Pustaka Belajar
Maimonah, M. 2009. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada
Balita Di Wilayah Posyandu Klurahan III Desa Klurahan Kecamatan
Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Jurnal Kebidanan POLTEKES
DEPKES Malang. Vol.1, No.1, Desember 2009. POLTEKES DEPKES
Malang. Malang.
Mitayani, Sartika W. 2010. Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: Trans Info Media.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
. 2011. Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurjanah, S. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Pada Bayi Usia 6-12
Bulan Di Desa Pringanom Masaran Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
Dipublikasikan.
Nilasari, N. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Anak Balita
Tentang Gizi Balita Di Desa Plipuh Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Tidak
Dipublikasikan.
Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wawan. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Wahab, S. 2012. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: EGC.