tingkat pengetahuan ibu immediate puerperium … · menggunakan nonrandom sampling dengan metode...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU IMMEDIATE PUERPERIUM
TENTANG MOBILISASI DINI DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusunoleh :
ASTIKA UMI RAHAYU
NIM :BO9 067
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU IMMEDIATE PUERPERIUM
TENTANG MOBILISASI DINI DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
Diajukan Oleh :
ASTIKA UMI RAHAYU
NIM : B09.067
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal
Pembimbing
(ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M. Kes)
NIK 200685025
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU IMMEDIATE
PUERPERIUMTENTANG MOBILISASI DINI DI RSUD KOTA
SURAKARTA
TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
ASTIKA UMI RAHAYU
NIM B09.067
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal :
PENGUJI I PENGUJI II
(ERNAWATI,S.ST) (ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M. Kes)
NIK. 200886033 NIK. 200685025
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
iv
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu
Immediate Puerperium Tentang Mobilisasi Dini di RSUD Kota Surakarta”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya atas segala bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, ucapan
terimakasih ini terutama penulis ucapkan kepada :
1. Dra. Agnes Sri Harti, SKM. M.Kes, selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
3. Anis Nurhidayati, S.ST. M.Kes, selaku pembimbing Teknis dan Materi dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Edhie Prasetyawan, SH., MM Kepala Sub Bagian Tata Usaha di RSUD Kota
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.
5. Seluruh Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang
telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis.
6. Responden yang telah bersedia membantu dalam penelitian ini.
7. Rekan-rekan DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah
membantu dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
mendukung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan, untuk itu saran dan kritik dari pembaca, sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
( )
vi
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, 5 Juli 2012
Astika Umi Rahayu
B09 067
PENGETAHUAN IBU IMMEDIETE PUERPERIUM TENTANG
MOBILISASI DINI DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2012
Xiv + 47 Halaman + 18 Lampiran + 7 Tabel + 2 Gambar
ABSTRAK
LatarBelakang :Sesudah bersalin, ibu tidak boleh berbaring terus-menerus. Ibu
dianjurkan melakukan mobilisasi seusai melahirkan, misalnya turun dari tempat
tidur, belajar duduk, dan berjalan sendiri.Umumnya para ibu pasca melahirkan
takutmelakukan banyak gerakan.Padahal mobilisasi itu sangat penting bagi ibu
nifas.Apabila ibu nifas melakukan mobilisasi dini, bias memperlancar terjadinya
proses involusi uteri.
Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
immediate puerperium tentang mobilisasi dini di RSUD Kota Surakarta pada
tingkat baik, cukup dan kurang.
Metodepenelitian :Jenis penelitian adalah deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian
di RSUD Kota Surakarta pada tanggal 10 Mei – 11 juli 2012. Jumlah sampel
sebanyak 70 ibu immediate puerperium, dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan NonRandom Sampling dengan metode total sampling. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sedangkan untuk analisis
data menggunakan analisis univariat.
Hasilpenelitian : “Pengetahuan Ibu Immediate Puerperium tentang Mobilisasi
Dini di RSUD Kota Surakarta” menunjukkan dari 70 responden mempunyai
pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 12 responden (17,14%), cukup
sebanyak 46 responden (65,72%) dan kurang sebanyak 12 responden (17,14%).
Kesimpulan :Pengetahuan ibu immediate puerperium tentang mobilisasi dini di
RSUD Kota Surakarta sebagian besar pada kategori cukup yaitu 46 responden
(65,72%).
Kata Kunci :Pengetahuan, Immediete Puerperium, Mobilisasi Dini
Kepustakaan :28 literatur (Tahun 2002 s/d 2011)
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO “Keinginan adalah undangan untuk memulai, dan kegelisahan adalah paksaan
untuk bersegera”
“be confident in everything”
“Sesungguhnya, keajaiban berpihak pada jiwa yang berani”
(Mario teguh)
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Hidayah-Nya sehingga terwujud karya kecil ini.
2. Ayah dan Mamah tercinta, karena telah memberi
dukungan moral dan material, serta do’a yang tiada
henti untuk kesuksesan de’ayu.
3. Dek bella dan dek bojest tersayang, karena telah
menghibur kakak kalau kakak puyeng.
4. Ibu Anis nurhidayati SST,.M.kes terimakasih atas
bimbingannya selama ini.
5. Ibu Deny Eka Widyastuti SST terimakasih atas acc
askebnya
6. Kekasihku armayuda, yang telah membantuku
menyelesaikan semua tugas dengan sabar.
7. My best friend, susanti eka sari sebagai recycle bin
my memories
8. Temen-temen happy kost yang cantik
9. Almamaterku tercinta
viii
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Astika Umi Rahayu
Tempat/ TanggalLahir : Grobogan/ 23Mei1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Waru Karanganyar RT01/02,Dusun Krajan,
Purwodadi, Grobogan
PENDIDIKAN
1. SD Negeri 2 Waru Karanganyar, Purwodadi Tahun 2003
2. SMP Negeri 2 Purwodadi Tahun 2006
3. SMA Negeri 1 Purwodadi Tahun 2009
4. STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2009
Prodi DIII Kebidanan
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGATAR ..................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Perumusan masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................................. 6
F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................................... 10
1. Pengetahuan ................................................................................. 10
x
a. Pengertian ............................................................................... 10
b. Tingkatan pengetahuan .......................................................... 10
c. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan .................. 11
d. Cara memperoleh pengetahuan .............................................. 13
2. Masa nifas .................................................................................... 14
a. Pengertian .............................................................................. 14
b. Periode nifas .......................................................................... 15
c. Tahapan masa nifas ( Post partum / Puerperium ) ................. 15
d. Proses dalam masa nifas......................................................... 16
e. Kebutuhan Dasar dalam Masa Nifas ...................................... 18
3. Mobilisasi Dini ............................................................................. 22
a. Pengertian Mobilisasi Dini .................................................... 22
b. Manfaat Mobilisasi Dini ....................................................... 23
c. Kerugian Tidak Melakukan Mobilasi Dini ........................... 23
d. Rentang gerak mobilisasi dini ............................................... 24
e. Tahapan – tahapan mobilisasi dini ........................................ 25
B. Kerangka Teori................................................................................... 26
C. Kerangka Konsep ............................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 28
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 29
D. Instrumen Penelitian........................................................................... 29
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 33
xi
F. Variabel Penelitian ............................................................................. 34
G. Definisi Operasional........................................................................... 34
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 35
I. Etika Penelitian .................................................................................. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ............................................................................... 38
B. Hasil Penelitian .................................................................................. 38
C. Pembahasan ........................................................................................ 42
D. Keterbatasan ....................................................................................... 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 46
B. Saran ................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ......................................................................... 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional ...................................................................... 33
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasar umur............................... 39
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasar pendidikan ..................... 39
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasar pekerjaan ....................... 40
Tabel 4.4 Mean dan Standart Deviasi ............................................................ 40
Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan ibu immediate puerperium di RSUD Kota
Surakarta ........................................................................................ 41
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 25
Gambar 2.2 Kerangka Konsep ....................................................................... 26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran5. Surat Balasan Permohonan Uji Validitas
Lampiran6. Surat Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Penelitian
Lampiran8. Lembar Permohonan Responden
Lampiran9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran10. Lembar Kuesioner
Lampiran11. Tabulasi Uji Coba Kuesioner Tentang Mobilisasi Dini
Lampiran12. Tabel Nilai r Produk Moment
Lampiran13. Validitas Pengetahuan Ibu Immediete Puerperium Tentang
Mobilisasi Dini
Lampiran14. Hasil Uji Kuesioner
Lampiran15. Tabulasi Kuesioner Pengetahuan Ibu Immediete Puerperium
Tentang Mobilisasi Dini
Lampiran16. Mean dan Standar Deviasi
Lampiran 17. Perhitungan prosentase
Lampiran18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk
melihat derajat kesehatan perempuan. AKI juga merupakan salah satu target
yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium Development
Goals (MDGS) yang ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu dimana target
yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai 3/4 resiko
dari jumlah kematian ibu (DepKes RI, 2008).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2008 AKI di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup, angka tersebut masih tertinggi di Asia, sementara target
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 226
per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu yang terjadi
pada masa nifas yaitu perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%, dan
lain- lain sebesar 11% (DepKes RI, 2008).
AKI di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 berdasarkan laporan dari
Kabupaten atau Kota sebesar 117,02/100.000 kelahiran hidup. Angka
tersebut telah memenuhi target dalam indikator Indonesia sehat 2010
sebesar 150/100.000 kelahiran hidup. Kejadian AKI yang paling banyak
adalah pada waktu nifas sebesar 49,12%, waktu bersalin sebesar 26,99%,
dan waktu hamil sebesar 23,89%. Kematian ibu disebabkan karena eklamsi
2
(28,76%), perdarahan (22,42%), infeksi (3,54%), dan lain- lain (45,28%)
(DinKes Prov Jawa Tengah, 2009).
Masa nifas di mulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira- kira 6 minggu atau 42 hari. Masa nifas atau post
partum disebut juga puerperium yang berasal dari bahasa latin yaitu kata
“puer” yang artinya bayi dan “parous” berati melahirkan
(Anggraeni, 2010). Pasca persalinan (masa nifas) berpeluang untuk
terjadinya kematian ibu maternal, sehingga perlu mendapatkan pelayanan
kesehatan masa nifas dengan dikunjungi oleh tenaga kesehatan minimal 4
kali. Pelayanan ibu nifas meliputi pemeriksaan kesehatan pasca persalinan
untuk mengetahui apakah terjadi perdarahan pasca persalinan, keluar cairan
bau dari jalan lahir, demam lebih dari 2 hari, payudara bengkak kemerahan
disertai rasa sakit dan lain- lain (DinKes Prov Jawa Tengah, 2009).
Sesudah bersalin, ibu tidak boleh berbaring terus-menerus.
Walaupun letih dan masih merasakan sakit. Ibu dianjurkan melakukan
mobilisasi seusai melahirkan, misalnya turun dari tempat tidur, belajar
duduk, dan berjalan sendiri. Mobilisasi ini bertujuan agar sirkulasi darah
menjadi baik, menghindari pembengkakkan, dan mencegah trombosis
(Sinsin, 2008).
Ibu melahirkan secara normal bisa melakukan mobilisasi 2 jam
seusai bersalin dan 8 jam setelah bersalin untuk ibu yang menjalani caesar.
Ibu harus belajar menggerakkan persendian tubuh secara perlahan. Bila
3
ibu hanya berdiam diri, pembuluh darah dan otot-otot tubuh terutama di
daerah kaki dan panggul akan terganggu dan beresiko memunculkan
tersumbat bekuan darah (Sinsin, 2008).
Umumnya para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak
gerakan. Ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Padahal mobilisasi itu sangat
penting bagi ibu nifas. Apabila ibu nifas melakukan mobilisasi dini, bisa
memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim kebentuk
semula) (Hamnah, 2008).
Menurut hasil studi pendahuluan di RSUD Kota Surakarta pada
tanggal 12 maret 2012, jumlah ibu nifas pada tahun 2011 adalah 924
orang, jumlah ibu nifas pada bulan Januari-Februari 2012 adalah 140
orang. Rata-rata ibu nifas tiap bulan adalah 70 orang. Berdasarkan hasil
wawancara dari 6 ibu immediate puerperium di dapatkan ibu immediate
puerperium dengan pengetahuan cukup tentang mobilisasi dini sebanyak 3
orang (50%) dan 3 ibu immediate puerperium (50%) yang kurang tahu dan
tidak berani melakukan gerakan mobilisasi dini. Ibu yang tidak berani
melakukan gerakan mobilisasi dini dikarenakan ada anggapan jika
melakukan gerakan dikhawatirkan akan mempengaruhi jahitan jalan lahir
dan takut apabila jahitannya tidak jadi. Berdasarkan informasi dari CI,
seluruh petugas kesehatan (Bidan) di RSUD Kota Surakarta telah
menganjurkan kepada ibu nifas untuk melakukan gerakan mobilisasi dini.
4
Berdasarkan latar belakang diatas, pengetahuan tentang mobilisasi
dini penting diketahui oleh ibu nifas, sehingga penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Tingkat pengetahuan ibu Immediate
Puerperium tentang Mobilisasi Dini di RSUD Kota Surakarta ?”
B. Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu
Immediate Puerperium tentang Mobilisasi Dini di RSUD Kota Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang
mobilisasi dini di RSUD Kota Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang
mobilisasi dini pada tingkat baik
b. Mengetahui pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang
mobilisasi dini pada tingkat cukup baik
c. Mengetahui pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang
mobilisasi dini pada tingkat kurang baik
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah ilmu mengenai pengetahuan ibu Immediate Puerperium
tentang mobilisasi dini.
2. Bagi peneliti
a. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tingkat
pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang mobilisasi dini
b. Mendapatkan pengalaman yang nyata dalam melakukan penelitian
mengenai pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang
mobilisasi dini.
3. Bagi institusi
a. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk
menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan
wawasan bagi mahasiswa serta pembaca pada umumnya tentang
pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang mobilisasi dini.
b. Bagi Rumah Sakit
Dapat dijadikan masukan kepada pemberi layanan kesehatan untuk
memberikan pelayanan kepada pengguna pelayanan kesehatan,
khususnya dalam memberikan penyuluhan tentang mobilisasi dini
pada ibu pasca melahirkan.
6
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh
1. Rosalita Pratiwi (2009), dengan judul “Pengetahuan Ibu Immediate
Puerperium tentang mobilisasi dini di BPS Suratini Soewarno”.
Metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross
sectional. Jumlah populasi 19 ibu nifas dengan teknik pengambilan
sampel total sampling dan Jumlah sampel yang digunakan 19
responden. Hasil penelitian secara umum 11 responden (57,9%) di
kategorikan cukup baik, berdasarkan kategori umur mayoritas
pengetahuan responden cukup baik pada umur 20-35 tahun (47,4%),
berdasarkan paritas, mayoritas pengetahuan responden multipara
cukup baik (31,6%), dan berdasarkan tingkat pendidikan, mayoritas
responden tamat SMA cukup baik sebesar (26,3%).
2. Trestiyanti Wulandari (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu
Post Partum mengenai Ambulasi dini di BPS Neisha Delima, Gondang
Sragen”. Metode penelitian deskriptif dengan desain penelitian cross
sectional. Jumlah populasi 32 ibu nifas dengan teknik pengambilan
sampel accidental sampling dan jumlah sampel yang digunakan
berjumlah 30 responden. Hasil penelitian berdasarkan umur sebagian
besar responden berumur 20-30 tahun memiliki pengetahuan cukup
sebanyak 19 responden (63,3%). Tingkat pengetahuan berdasarkan
tingkat pendidikan sebagian besar responden dengan pendidikan smp
memiliki pengetahuan cukup sebanyak 12 responden (40,0%). Tingkat
7
pengetahuan berdasarkan paritas, sebagian besar kelompok primipara
memiliki pengetahuan yang cukup yaitu 14 responden (46,7%). Secara
umum pengetahuan ibu post partum mengenai ambulasi dini sebagian
besar responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 23 responden
(76,7%).
3. Nita Widiawati (2010), dengan judul “ Tingkat pengetahuan ibu post
partum tentang ambulasi dini di RB Harapan Bunda Matesih
Karanganyar “. Metode penelitian deskriptif dengan desain penelitian
cross sectional. Jumlah populasi 32 ibu nifas dengan teknik
pengambilan sampel accidental sampling dan sampel yang digunakan
sejumlah 30 responden. Hasil penelitian menunjukkan dari 30
responden mempunyai pengetahuan tentang mobilisasi dini dalam
kategori baik 4 responden (13,3%), cukup 20 responden (66,7%) dan
kurang 6 responden (20,0%). Tingkat pengetahuan mengenai ambulasi
dini berdasarkan umur terbanyak yaitu berpengetahuan cukup 17
responden (56,7%), berdasarkan pendidikan terbanyak yaitu
berpengetahuan cukup 11 responden (36,7%), berdasarkan pekerjaan
terbanyak yaitu berpengetahuan cukup 14 responden (46,7%), dan
berdasarkan paritas terbanyak yaitu berpengetahuan cukup 14
responden (46,7%).
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang telah dilakukan
yaitu waktu, lokasi penelitian, populasi dan sampel. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian ini di
8
RSUD Kota Surakarta, waktu pelaksanaan dilakukan pada tanggal
10 Mei – 11 Juni 2012, Populasi penelitian sebanyak 70 responden, sampel
dalam penelitian ini sebanyak 70 responden dan teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dibagi dalam 5 BAB, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang
meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, sumber pengetahuan. Teori
tentang masa nifas yang meliputi pengertian, periode masa
nifas, tahapan masa nifas, proses masa nifas, kebutuhan
dasar masa nifas. Teori mobilisasi dini yang meliputi
pengertian, manfaat dan kerugian tidak melakukan
mobilisasi dini, rentang gerak mobilisasi dini, tahap-tahap
mobilisasi dini. Berisi pula kerangka teori, kerangka konsep
penelitian.
9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi
dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional,
metode pengolahan, analisis data, dan etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum, hasil penelitian,
pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
b. Pengertian
Pengetahuan ialah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab “what”, sedang ilmu (science) bukan sekedar menjawab
“what”, melainkan akan menjawab pertanyaan “why dan how”
(Notoatmojo, 2010)
c. Tingkatan pengetahuan
Menurut Notoatmojo (2005), pengetahuan memiliki 6 tingkatan,
yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu obyek bukan hanya sekedar tahu obyek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang
tersebut dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek
tersebut.
11
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan
prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan
atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau
objek yang diketahui.
5) Sintetis (synthesis)
Sintesis menunjukkan dalam suatu hubungan kemampuan
seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu
hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan
yang dimiliki.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu.
d. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
12
berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses
belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang
tersebut untuk menerima informasi
2) Informasi / Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan.
3) Sosial Budaya dan Ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
5) Pengalaman
Suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam
memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik.
13
e. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), cara memperoleh pengetahuan
antara lain :
1) Cara tradisional
a) Cara coba-coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan maksud kemungkinan dalam
pemecahan masalah dan apabila kemungkinan tersebut
tidak berhasil akan dicoba kemungkinan lain.
b) Cara kekuasaan (otoritas)
Sumber pengetahuan dapat berupa pimpinan-pimpinan
mesyarakat lebih formal, maupun ahli agama, pemerintah,
dan sebagainya dengan kata lain pengetahuan tersebut
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d) Melalui jalan pikiran
Manusia telah menggunakan penalaran dalam memperoleh
pengetahuan, atau dengan kata lain dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan
pikirannya.
14
2) Cara modern
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah, cara ini disebut
dengan metode penelitian ilmiah atau lebih popular lagi
metodologi penelitian.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi
yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin diukur dapat disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan dalam domain kognitif. Sumber
pengetahuan diperoleh manusia lewat kemampuan berfikir
rasional dan melalui pengalaman yang konkret yaitu berasal
dari seminar, penyuluhan, pendidikan formal dan pendidikan
non formal.
2. Masa nifas
a. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika organ reproduksi telah kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung selama kurang lebih enam minggu
(Saleha, 2009)
Definisi menurut WHO, pasca partum/ postnatal/
puerperium adalah mulai sejak satu jam setelah plasenta lahir
15
sampai akhir minggu ke 6 atau berlangsung selama 42 hari
(Manuaba, 2008)
Masa Nifas adalah masa sesudah persalinan, masa
perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat
kandungan atau reproduksi seperti sebelum hamil yang lamanya
6 minggu atau 40 hari pasca persalinan (Jannah, 2011)
b. Periode nifas
Menurut Bobak (2008), periode nifas terdiri dari :
1) Immediate Puerperium
Immediate puerperium adalah masa segera setelah persalinan
sampai 24 jam setelah persalinan
2) Early Puerperium
Early Puerperium adalah masa 1 hari sampai 7 hari setelah
melahirkan
3) Late Puerperium
Late Puerperium adalah masa 1 minggu sampai 6 minggu
setelah melahirkan
c. Tahapan masa nifas ( Post partum / Puerperium )
Menurut Wulandari dan Handayani (2011), tahapan masa nifas
meliputi :
1) Puerperium dini : Masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
16
2) Puerperium intermedial : Masa kepulihan menyeluruh organ-
organ genetalia. kira-kira antara 6-8 minggu.
3) Remote puerperium : Waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna, terutama apabila ibu selama hamil atau
persalinan mempunyai komplikasi.
Sebagai catatan waktu untuk sehat sempurna bisa cepat bila
kondisi sehat prima atau juga bisa berminggu-minggu, bulan,
bahkan tahunan, bila ada gangguan-gangguan kesehatan
lainnya (Suherni, 2008 )
d. Proses dalam masa nifas
Menurut Haumah (2010), Secara garis besar terdapat tiga proses
penting di masa nifas yaitu sebagai berikut :
1) Pengecilan rahim atau involusi
Rahim adalah organ tubuh yang spesifik dan unik, karena
dapat mengecil serta membesar dengan menambah dan
mengurangi jumlah selnya. Pada wanita yang tidak hamil,
berat rahim sekitar 30 gram dengan ukuran kurang lebih
sebesar telur ayam. Selama kehamilan rahim semakin lama
akan makin membesar.
Bentuk otot rahim mirip jala berlapis tiga dengan serat-
seratnya yang melindungi kanan, kiri, dan transversal. Diantara
otot-otot itu ada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke
plasenta. Setelah plasenta lepas, otot rahim akan berkontraksi
17
atau mengerut hingga pembuluh darah terjepit dan perdarahan
berhenti. Setelah bayi lahir, umumnya berat rahim menjadi
sekitar 1000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari
dibawah umbilicus. Setelah 1 minggu kemudian beratnya
berkurang jadi sekitar 500 gram. Sekitar 2 minggu beratnya
sekitar 300 gram dan tidak dapat diraba lagi .
Secara alamiah rahim akan kembali mengecil perlahan-
lahan ke bentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah
sekitar 40-60 gram. Pada saat ini dianggap bahwa masa nifas
sudah selesai.
Sebenarnya rahim akan kembali keposisinya yang normal
dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa nifas.
Selama masa pemulihan 3 bulan ini, bukan rahim saja yang
kembali normal, tapi juga kondisi ibu secara keseluruhan.
2) Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil, darah ibu relatif encer, karena cairan darah
ibu banyak, sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan
pemeriksaan kadar hemoglobinnya (Hb) akan tampak sedikit
menurun dan angka normalnya sebesar 11-12gr%.
Jika hemoglobinnya terlalu rendah, maka bisa terjadi
anemia atau kekurangan darah. Oleh karena itu, selama hamil
itu perlu diberi obat-obatan penambah darah, sehingga sel-sel
darahnya bertambah dan konsentrasi darah atau
18
hemoglobinnya normal atau tidak terlalu rendah. Setelah
melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti
semula. Darah kembali mengental, dimana kadar perbandingan
sel darah dan cairan darah kembali normal. Umumnya hal ini
terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15 pasca persalinan.
3) Proses laktasi atau menyusui
Proses laktasi ini timbul setelah plasenta lepas. Plasenta
mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta)
yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas,
hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi
produksi ASI. ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan. Namun,
hal yang luar biasa adalah sebelumnya di payudara sudah
terbentuk kolostrum yang sangat baik untuk bayi, karena
mengandung zat yang kaya gizi dan antibodi pembunuh
kuman.
e. Kebutuhan Dasar dalam Masa Nifas
Menurut Bahiyatun (2009), ada tujuh kebutuhan ibu nifas antara
lain :
1) Nutrisi dan Cairan tubuh
Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh
terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan untuk memulai
proses pemberian ASI eksklusif. Asupan kalori perhari
ditingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan cairan perhari
19
ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000 ml). suplemen zat
besidapat diberikan pada ibu nifas selama 4 minggu pertama
setelah kelahiran.
Gizi ibu menyusui dibutuhkan untuk produksi ASI dan
pemulihan kesehatan ibu. Kebutuhan gizi yang perlu
diperhatikan antara lain :
a) Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan
mutunya.
b) Banyak minum, setiap hari minum lebih dari 6 gelas.
c) Makan-makanan yang tidak merangsang, baik secara
termis, mekanis atau kimia untuk menjaga kelancaran
pencernaan.
d) Batasi makanan yang berbau keras.
e) Gunakan makanan yang dapat merangsang produksi ASI,
misalnya sayuran hijau.
Diet dalam masa nifas harus bergizi, bervariasi dan seimbang.
Diet ini seharusnya tinggi kalori. Total makanan yang
dikonsumsi dianjurkan mengandung 50 – 60% karbohidrat,
lemak sebesar 25 – 35% dari total makanan, jumlah protein
10 – 15%, zat besi, dan vitamin.
2) Mobilisasi dini
Mobilisasi dini sangat dianjurkan, mobilisasi ini akan
meningkatkan sirkulasi dan mencegah risiko tromboflebitis,
20
meningkatkan fungsi kerja peristaltik dan kandung kemih,
sehingga mencegah distensi abdominal dan konstipasi.
mobilisasi dini dilakukan secara bertahap dan sesuai dengan
kekuatan ibu. Pada persalinan normal dan keadaan ibu normal,
ibu diperbolehkan mandi atau ke kamar mandi dibantu oleh
keluarga yaitu pada 1 atau 2 jam setelah persalinan. Sebelum
waktu ini, ibu harus diminta untuk latihan menarik nafas dalam
serta latihan tungkai yang sederhana dan harus duduk
mengayunkan tungkai di tempat tidur.
3) Eliminasi
Bidan harus mengobservasi adanya distensi abdomen dengan
mempalpasi dan mengauskultasi abdomen, terutama pada post
seksio sesaria. Rangsangan untuk berkemih dapat diberikan
dengan rendam duduk ( sitz bath) untuk mengurangi
oedema dan relaksasi sfingter, lalu kompres hangat
atau dingin. Jika perlu, pasang kateter sewaktu.
4) Hygiene
Sering membersihkan perineum akan meningkatkan rasa
nyaman dan mencegah infeksi. Penggantian pembalut
hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan
perineum, berkemih atau defekasi. Pada masa post partum ibu
rentan terhadap infeksi. Karena itu menjaga kebersihan sangat
21
penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungannya.
5) Istirahat
Ibu nifas membutuhkan tidur dan istirahat yang cukup. Setelah
selama Sembilan bulan ibu mengalami kehamilan
dengan beban kandungan yang begitu berat, banyak keadaan
yang mengganggu lainnya, dan proses persalinan yang
melelahkan, ibu membutuhkan istirahat yang cukup
untuk memulihkan keadaannya. Seorang wanita dalam
masa nifas dan menyusui memerlukan waktu lebih banyak
untuk istirahat karena dalam proses penyembuhan, terutama
organ-organ reproduksi dan untuk kebutuhan menyusui
bayinya. Jika ibu kurang beristirahat dapat mengganggu
produksi ASI, memperlambat proses involusi, memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi, dan menimbulkan rasa
ketidakmampuan merawat bayi.
6) Seksualitas
Seksualitas ibu nifas dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum
dan penurunan hormon steroid setelah persalinan. Keinginan
seksual ibu menurun karena kadar hormon rendah, adaptasi
peran baru, keletihan (kurang istirahat dan tidur).
7) Latihan dan Senam Nifas
Tujuan latihan pasca melahirkan adalah :
22
a) Menguatkan otot-otot perut sehingga menghasilkan bentuk
tubuh yang baik
b) Mengencangkan dasar panggul sehingga mencegah atau
memperbaiki inkontinensia stres
c) Membantu memperbaiki sirkulasi darah di seluruh tubuh
3. Mobilisasi Dini
a. Pengertian Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya selekas mungkin berjalan ( Jannah, 2011)
Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk secepat mungkin
membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan
membimbingnya secepat mungkin untuk berjalan. Pada persalinan
normal baiknya mobilisasi dini di kerjakan setelah 2 jam, ibu boleh
miring kiri atau miring kanan untuk mencegah adanya trombosit
(Dewi, 2011)
Mobilisasi dini adalah beberapa jam setelah melahirkan segera
bangun dari tempat tidur dan bergerak agar lebih kuat dan lebih
baik. Gangguan berkemih dan buang air besar juga dapat teratasi
(Anggraini, 2010)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini
adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin
23
dengan arah membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi
fisiologis.
Mobilisasi dini tidak dibenarkan pada ibu post partum dengan
penyulit misalnya, anemia, penyakit jantung, paru-paru, demam
dan sebagainya (saleha, 2009).
b. Manfaat Mobilisasi Dini
Menurut Jannah (2011), keuntungan mobilisasi dini antara lain :
1) Penderita merasa lebih sehat dan lebih kuat
2) Faal tubuh dan kandung kemih menjadi lebih baik
3) Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu
mengenai cara merawat bayinya
4) Lebih sesuai dengan keadaan indonesia (lebih ekonomis)
Menurut Dewi (2011), keuntungan mobilisasi dini antara lain :
1) Ibu merasa lebih sehat dan kuat
2) Faal usus dan kandung kemih lebih baik
3) Kesempatan yang baik untuk mengajari ibu untuk merawat atau
memelihara anaknya
4) Tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal
5) Tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi atau luka di
perut
6) Tidak memperbesar kemungkinan prolabs atau retrofleksi
c. Kerugian Tidak Melakukan Mobilasi Dini
24
Menurut Lia (2009), kerugian tidak melakukan mobilisasi dini
antara lain :
1) Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang
tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan
menyebabkan infeksi, salah satu tanda infeksi adalah
peningkatan suhu tubuh.
2) Perdarahan yang abnormal, dengan mobilisasi dini kontraksi
uterus akan baik, sehingga fundus uteri keras, maka resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan. Karena kontraksi
membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka.
3) Involusi uteri yang tidak baik, apabila tidak dilakukan mobilisasi
dini akan menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta
sehingga menyebabkan terganggunya kontraksi uterus.
d. Rentang gerak mobilisasi dini
Menurut Lia (2009), dalam mobilisasi terdapat tiga rentang
gerak yaitu :
1) Rentang gerak pasif
Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-
otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara
pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki
pasien.
2) Rentang gerak aktif
25
Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi
dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya
berbaring pasien menggerakkan kakinya.
3) Rentang gerak fungsional
Berguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan
melakukan aktifitas yang diperlukan.
e. Tahapan – tahapan mobilisasi dini
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih - lebih
bila persalinan berlangsung lama, karena ibu harus cukup
beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 2 jam post
partum untuk mencegah perdarahan post partum. Kemudian ibu
boleh miring ke kiri dan ke kanan untuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboemboli. Lalu belajar duduk, setelah dapat
duduk, lalu dapat jalan-jalan dan biasanya boleh pulang. Mobilisasi
ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi
persalinan, nifas, dan sembuhnya luka. Sebaiknya ibu nifas dapat
melakukan mobilisasi dini setelah kondisi fisiknya mulai membaik.
Menurut Ifafan (2010), Mobilisasi dini dilakukan secara
bertahap yaitu :
1) Miring kanan / miring kiri setelah 2 jam post partum
2) Duduk sendiri setelah 6-8 jam post partum
3) Berjalan setelah 12 jam post partum
26
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 kerangka teori
Sumber : Modifikasi (Notoatmodjo, 2010)
Pengetahuan
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan :
1. Tingkat pendidikan
2. Informasi
3. SosialBudaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Tingkatan pengetahuan
1. Tahu (Know)
2. Memahami
(Comprehention)
3. Aplikasi
(application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi
(Evaluation)
Masa Nifas Mobilisasi Dini
Teori Mobilisasi Dini :
1. Pengertian
mobilisasi dini
2. Manfaat
mobilisasi dini
3. Kerugian tidak
melakukan
mobilisasi dini
4. Rentang gerak
mobilisasi dini
5. Tahapan
mobilisasi dini
Teori Masa Nifas
1. Pengertian
masa nifas
2. Periode nifas
3. Tahapan
masa nifas
4. Proses dalam
masa nifas
5. Kebutuhan
dasar dalam
masa nifas
27
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
: diteliti dan dianalisis secara statistik
: tidak diteliti dan tidak dianalisis secara statistik
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Tingkat pendidikan
2. Informasi
3. SosialBudaya dan
ekonomi
4. Lingkungan
5. Pengalaman
6. Usia
Baik
Cukup
Baik
Kurang
Baik
Tingkat Pengetahuan Ibu Immediate
Puerperium Tentang Mobilisasi Dini
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini
dilakukan klasifikasi, pengolahan atau analisis data, membuat kesimpulan
dan laporan (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini mendeskripsikan tingkat
pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang mobilisasi dini.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk data selama
kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini di laksanakan di
RSUD Kota Surakarta.
2. Waktu
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10Mei – 11Juni 2012.
29
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan (Riwidikdo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua ibu Immediate Puerperium di RSUD Kota Surakarta, yaitu
sebanyak 70 responden.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil
10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2006). Pada
penelitian ini jumlah sampel adalah 70 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Total sampling. Total sampling adalah semua populasi
dijadikan sampel semua atau bisa juga penelitain populasi
(Arikunto, 2006)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner tertutup
yang diisi oleh responden. Kuesioner tertutup yaitu sejumlah pertanyaaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dengan menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih
(Arikunto, 2010). Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat
pengetahuan ibu. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban
30
“Benar” atau “Salah”. Sedangkan pertanyaan dalam kuesioner ini
menggunakan pertanyaan favorable atau pertanyaan positif dan
unfavorable atau pertanyaan negatif, sehingga pada pertanyaan favorable
apabila responden menjawab “Benar” maka mendapat skor 1, dan jika
menjawab “salah” mendapat skor 0 sedangkan pada pertanyaan
unfavorable apabila responden menjawab ”benar” maka mendapat skor 0
dan jika menjawab “salah” mendapat nilai 1. Dalam instrumen ini ada 35
soal tentang pengertian, manfaat mobilisasi dini, kerugian tidak melakukan
mobilisasi dini, rentang gerak mobilisasi dini, tahap-tahap mobilisasi dini.
Selanjutnya kuesioner diuji validitas dan reliabilitas di luar tempat
penelitian dengan karakteristik responden yang hampir sama. Dalam
penelitian ini uji coba instrumen dilakukan di RS Panti Waluyo Surakarta,
dengan jumlah responden 30. Alasan jumlah responden 30 karena kaidah
umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati
kurva normal (Mahfoedz, 2007).
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Menurut
Notoatmodjo (2005), untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita
susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka
perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item
(pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut. Apakah kuesioner
telah memiliki validitas konstruk (korelasi yang bermakna) berarti
31
semua item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu mengukut
konsep yang kita ukur.
Rumus korelasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh
person yaitu rumus korelasi Product moment dengan angka kasar
sebagai berikut :
=² ² ² ²
Keterangan :
: koefisien antara x dan y
X : skor pertanyaan
Y : skor total
N : jumlah subjek
XY : skor pertanyaan dikalikan skor total
Dari uji coba validitas yang dilakukan di RS Panti Waluyo
Surakarta dari 30 responden dan 35 soal di dapat nilai rhitung > rtabel
(0,235), sehingga kuesioner dikatakan valid. Dari 35 soal di dapatkan
30 butir soal valid dan 5 butir soal yang tidak valid yaitu nomer 10,
11, 22, 25 dan 28. Butir soal yang tidak valid tidak digunakan dalam
penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu indek yang menunjukkan sejauh mana
alat pengukuran individu-individu pada situasi-situasi yang berbeda
memberikan hasil yang sama (Arikunto, 2006).
32
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dengan rumus Alpha
cronbach, yaitu :
Rumusnya :
Dimana
= ²
=
Jki : jumlah kuadrat seluruh skor item
Jks : jumlah kuadrat subjek
Jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding
(0,75) maka dapat dikatakan kelompok variabel yang mendukung
sebuah faktor relatif konsisten bila pengukuran akan diulang dua kali
atau lebih.
Hubungan antar indeks reliabilitas dengan kesalahan
pengukuran berbanding terbalik. Semakin besar indeks reliabilitas,
maka kesalahan pengukuran semakin kecil dan semakin kecil indeks
reliabilitas maka kesalahan pengukuran semakin besar
(Riwidikdo, 2010).
Dari uji coba reliabilitas yang dilakukan di RS Panti Waluyo
Surakarta didapatkan rhitung lebih besar dari nilai alpha cronchbach,
(0,889) > (0,75) sehingga kuesioner tersebut dikatakan reliabel.
33
c. Kisi-kisi kuesioner
Tabel 3.1
Kisi-kisi kuesioner
Variabel Aspek yang
dinilai
No.Soal Jumlah Item
Tingkat Pengetahuan
Ibu Immediate
Puerperium Tentang
Mobilisasi Dini
Definisi
Manfaat
Kerugian
Rentang gerak
Tahapan-
tahapan
1,3,5,8,10,11,28
4,6,7,19,24,26,30
9,16,21,22,23,29
20,25
2,12,13,14,15,17,18,27
7
7
6
2
8
Jumlah 30
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung di ambil dari subjek
atau objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
responden, yaitu dari hasil pengisian kuesioner oleh responden
mengenai “Tingkat Pengetahuan Ibu Immediate Puerperium tentang
Mobilisasi Dini di RSUD Kota Surakarta”.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Cara mendapatkan data sekunder
ini adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, dan
34
surat kabar (Arikunto, 2006). Peneliti mendapatkan data sekunder
berupa catatan dari K.a Instalasi Rekam Medis RSUD Kota Surakarta
tentang jumlah ibu nifas.
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel
tunggal, yaitu pengetahuan ibu Immediate Puerperium tentang mobilisasi
dini.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional yaitu definisi peneliti terhadap suatu istilah
yang memberikan suatu deskripsi tentang metode riset konsep dengan
menyebutkan tindakan penting (manipulasi dan observasi) yang akan
digunakan (Patricia, 2002).
35
Tabel 3.2
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Skala
Pengukuran
Kriteria
1 Pengetahuan Ibu
Immediate
Puerperium
Tentang
Mobilisasi Dini
Kemampuan ibu
untuk memahami
tentang
mobilisasi dini
dengan
menjawab
pernyataan
dengan benar
dalam bentuk
kuesioner.
Ordinal
a. Baik, bila nilai
responden (x) > mean
+ 1 SD
b. Cukup, bila nilai mean
– 1SD ≤ x ≤ mean + 1
SD
c. Kurang, bila nilai
responden (x) < mean –
1 SD
2. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Langkah-langkah pengolahan data menurut Arikunto (2006), antara
lain :
a. Editing
Memeriksa kelengkapan data yang ada dan memperjelas
pengecekan terhadap data yang telah dikumpulkan.
b. Coding
Memberi kode untuk mempermudah proses pengolahan data.
c. Tabulating
Kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel
sesuai dengan kriteria.
2. Analisis Data
Data di analisis dengan Analisis Univariat (Analisis Deskriptif).
Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat adalah menganalisis
36
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Untuk
melakukan analisis deskriptif penting untuk mempelajari ukuran
memusat yaitu nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median), nilai
tersering muncul (modus), simpangan baku (standart deviasi). Dengan
mengetahui ukuran pusat tersebut, maka kita dapat mencari ukuran
pusat yang lain. Untuk mencari ukuran pusat maka data yang kita
kumpulkan dalam bentuk skala dan interval (hasil dari pengukuran).
Dari data tentang mean dan standart deviasi, maka kita dapat membuat
beberapa kategori, seperti baik, cukup, dan kurang (Riwidikdo, 2010)
Dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran Guttman,
Jawaban yang benar diberi nilai (1) dan jawaban yang salah diberi
nilai (0).
Untuk membuat tiga (3) kategori yaitu : baik, cukup, kurang, maka
menggunakan parameter :
a. Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
(Riwidikdo, 2010)
I. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian,
mengingat penelitian tingkat pengetahuan ibu berhubungan langsung
dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
37
Menurut (Hidayat A, 2007), Etika penelitian yang harus di perhatikan
antara lain sebagai berikut :
1. Informed consent (persetujuan)
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya, jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden
tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.
2. Anonimity (Tanpa nama)
Etika penelitian dengan memberikan jaminan dalam penggunaan
subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode
pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan
disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Ini merupakan etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan di laporkan pada
hasil riset.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta yang beralamat
di jalan Dr. P. Lumban Tobing No. 10 Telepon (0271) 632024. Secara umum
jenis pelayanan kesehatan yang diberikan berhubungan dengan masalah
kesehatan yang meliputi pemeriksaan ibu hamil (ANC), pelayanan persalinan,
pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana (KB), pemeriksaan bayi
balita sakit, dan pengobatan umum.
Sarana dan prasarana ruang meliputi poli kandungan, poli penyakit
umum, gigi, mata, penyakit dalam, ruang bersalin, ruang nifas, rawat inap
penyakit umum. Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya
persalinan sudah cukup memadai, yaitu 1 ruang bersalin, dengan 3 tempat
tidur, 1 ruang periksa, 2 ruang nifas dengan 6 tempat tidur. Pelayanan rawat
inap pasien nifas terdapat sistem rawat gabung (Rooming In).
B. Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu immediate puerperium di
RSUD Kota Surakarta yang berjumlah 70 orang. Adapun data tentang
karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan yang dapat
dilihat pada tabel distribusi frekuensi berikut ini :
39
1) Distribusi frekuensi responden berdasar umur
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasar umur
No Umur Frekuensi Presentase
1 < 20 tahun 16 22,85%
2 20 ─ 35 tahun 36 51,43%
3 > 35 tahun 18 25,72%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 4.1 dari 70 responden menunjukkan bahwa umur
responden < 20 tahun sebanyak 16 responden (22,85%), umur responden
20-35 tahun sebanyak 36 responden (51,43%) dan umur responden > 35
tahun yaitu sebanyak 18 responden (25,72%). Jadi sebagian besar umur
responden ada pada kategori umur 20-35 tahun.
2) Distribusi frekuensi responden berdasar pendidikan
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasar pendidikan
No. Pendidikan Frekuensi Presentase
1 SD 12 17,14 %
2 SMP 23 32,86 %
3 SMA 26 37,14 %
4 Perguruan Tinggi 9 12,86 %
Jumlah 70 100%
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasar tabel 4.2 dari 70 responden menunjukkan bahwa pendidikan
responden SD sebanyak 12 responden (17,14%), SMP sebanyak 23
responden (32,86%), SMA sebanyak 26 responden (37,14%), Perguruan
Tinggi sebanyak 9 responden (12,86%). Jadi sebagian besar pendidikan
responden adalah SMA.
40
3) Distribusi frekuensi responden berdasar pekerjaan
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasar pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi Presentase
1 PNS 2 2,85%
2 Wiraswasta 6 8,58%
3 Swasta 21 30%
4 IRT 41 58,57%
Jumlah 70 100%
Sumber : Data Primer, 2012
Berdasar tabel 4.3 dari 70 responden menunjukkan bahwa sebagian
besar responden PNS sebanyak 2 responden (2,85%), Wiraswasta
sebanyak 6 responden (8,58%), swasta sebanyak 21 responden (30%) dan
Ibu rumah tangga sebanyak 41 responden (58,57%). Jadi sebagian besar
responden adalah Ibu Rumah Tangga.
b. Deskripsi Tingkat Pengetahuan
Setelah dilakukan analisis data di dapatkan nilai mean 18,08 dan
standart deviasi 5,63. Dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini.
Tabel 4.4 Mean dan Standart Deviasi
Variabel Mean Standart Deviasi
Pengetahuan ibu immediete
puerperium tentang mobilisasi
dini
18,08 5,63
Berdasarkan nilai mean dan standart deviasi, pengetahuan responden dapat
dikategorikan menjadi 3 tingkat sebagai berikut :
1) Baik : (x) > mean + 1SD.
(x) > 18,08 + 1 x 5,63 ≥ 23,71.
(x) > 23,71.
Jadi pengetahuan baik bila nilai responden > 23,71.
41
2) Cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
18,08 – 5,63 ≤ x ≤ 18,08+ 1 x 5,63
12,45 ≤ x ≤ 23,71
Jadi pengetahuan cukup bila nilai responden
12,45 ≤ x ≤ 23,71
3) Kurang : (x) < mean – 1 SD
(x) < 18,08 –1 x 5,63
(x) < 12,45
Jadi pengetahuan kurang bila nilai responden
< 12,45.
Berdasarkan perhitungan diatas, Tingkat pengetahuan ibu immediete
puerperium tentang mobilisasi dini di RSUD Kota Surakarta dapat dilihat
pada tabel 4.5 di bawah ini.
Tabel 4.5 Tingkat pengetahuan ibu immediate puerperium
di RSUD Kota Surakarta
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase
1 Baik 12 17,14%
2 Cukup 46 65,72%
3 Kurang 12 17,14%
Jumlah 70 100%
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat di kelompokkan pengetahuan ibu
immediate puerperium di RSUD Kota Surakarta pada kategori baik
sebanyak 12 responden (17,14%), cukup sebanyak 46 responden (65,72%),
dan kurang sebanyak 12 responden (17,14%). Jadi tingkat pengetahuan
responden paling banyak terdapat pada tingkat cukup yaitu sebanyak 46
responden (65,72%).
42
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 70 responden menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan ibu immediate puerperium tentang mobilisasi dini
di RSUD Kota Surakarta pada kategori baik sebanyak 12 responden
(17,14%), cukup 46 responden (65,72%), kurang 12 responden(17,14%). Jadi
tingkat pengetahuan ibu immediate puerperium tentang mobilisasi dini di
RSUD Kota Surakarta yang paling banyak pada kategori cukup.
Menurut Notoatmojo (2010), Pengetahuan ialah hasil tahu dari
manusia, yang sekedar menjawab “what”, sedang ilmu (science) bukan
sekedar menjawab “what”, melainkan akan menjawab pertanyaan “why dan
how”.
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain : pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya
dan ekonomi, lingkungan, pengalaman, dan usia.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berumur 20-35
tahun yaitu sebanyak 36 responden (51,43%), berpendidikan SMA sebanyak
26 responden (37,24%), dan sebagian besar responden adalah ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 41 responden (58,57%).
Apabila status ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi diiringi
oleh peningkatan pengetahuan. Budaya berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan karena informasi yang baru akan disaring dan disesuaikan
dengan budaya yang ada serta agama yang dianut. Pendidikan yang tinggi
akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru dan dapat menyesuaikan diri
43
dengan hal baru tersebut. Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial yang
berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu.
Pengalaman berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, pendidikan
yang tinggi maka pengalaman akan luas dan semakin tua umur seseorang
maka pengalaman akan bertambah (Notoatmodjo, 2005).
Pengetahuan tentang keuntungan melakukan mobilisasi dini dan
kerugian tidak melakukan mobilisasi dini perlu diketahui oleh ibu post
partum, karena dengan mengetahui keuntungan mobilisasi dini dan kerugian
tidak melakukan mobilisasi dini ibu dapat mencegah terjadinya resiko atau
komplikasi yang akan terjadi pada ibu post partum.
Mobilisasi dini adalah kebijakan untuk secepat mungkin membimbing
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin
untuk berjalan. Pada persalinan normal baiknya mobilisasi dini di kerjakan
setelah 2 jam, ibu boleh miring kiri atau miring kanan untuk mencegah
adanya trombosit (Dewi, 2011).
Menurut Dewi (2011), keuntungan mobilisasi dini antara lain : ibu
merasa lebih sehat dan kuat, faal usus dan kandung kemih lebih baik,
kesempatan yang baik untuk mengajari ibu untuk merawat atau memelihara
anaknya, tidak menyebabkan perdarahan yang abnormal, tidak mempengaruhi
penyembuhan luka episiotomi atau luka di perut, tidak memperbesar
kemungkinan prolabs atau retrofleksi
44
Menurut Lia (2009), kerugian tidak melakukan mobilisasi dini antara
lain : Peningkatan suhu tubuh karena adanya involusi uterus yang tidak baik
sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi, salah
satu tanda infeksi adalah peningkatan suhu tubuh, Perdarahan yang abnormal,
dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik, sehingga fundus uteri
keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.Karena
kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka, Involusi
uteri yang tidak baik, apabila tidak dilakukan mobilisasi dini akan
menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan
terganggunya kontraksi uterus.
Jadi berdasarkan hasil penelitian Pengetahuan ibu Immediete
puerperium tentang mobilisasi dini di RSUD Kota Surakarta dapat
disimpulkan bahwa paling banyak responden pada tingkat pengetahuan
cukup, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden,
usia responden, dan pekerjaan responden.
D. Keterbatasan dan Kendala
1. Keterbatasan
a). Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja
45
b). Kuesioner
Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden
hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa
mengukur pengetahuan secara mendalam.
2. Kendala
a) Waktu penelitian membutuhkan waktu yang lama
b) Pembagian kuesioner membutuhkan bantuan tenaga kesehatan yang ada
46
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Immediate
Puerperium tentang Mobilisasi Dini di RSUD Kota Surakarta dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu immediate puerperium tentang mobilisasi dini pada
tingkat baik sebanyak 12 responden (17,14%)
2. Pengetahuan ibu immediate puerperium tentang mobilisasi dini pada
tingkat cukup sebanyak 46 responden (65,72%)
3. Pengetahuan ibu immediate puerperium tentang mobilisasi dini pada
tingkat kurang sebanyak 12 responden (17,14%)
4. Pengetahuan ibu immediete puerperium tentang mobilisasi dini paling
banyak terdapat pada tingkat cukup yaitu sebanyak 46 responden (65,72%)
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti
menyampaikan saran sebagai berikut :
1. Bagi Responden
Diharapkan ibu lebih memperluas pengetahuan tentang Mobilisasi Dini
dengan cara bertanya langsung pada petugas medis, mengikuti
47
penyuluhan-penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan atau
mencari informasi melalui media elektronik, media cetak maupun internet.
2. Bagi Rumah Sakit
Tenaga kesehatan hendaknya perlu melakukan penyuluhan secara intensif
pada ibu post partum untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang
Mobilisasi Dini.
3. Bagi Peneliti Lain
Mengingat keterbatasan penelitian ini hendaknya dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variabel penelitian.