tingkat kecemasan
DESCRIPTION
mengetahui tingkat kecemasan ibu bersalindan skala pengukurannyaTRANSCRIPT
Tingkat Kecemasan
Stuart dan Sundden (1998), menyatakan bahwa tingkat kecemasan terbagi menjadi
empat, yaitu sebagai berikut.
1. Kecemasan Ringan (Mild anxiety)
Pada kehidupan sehari-hari, individu mengalami kecemasan ringan.Mayoritas individu
tersebut menjadi waspada ketika menghadapi suatu permasalahan.Pada keadaan seperti ini,
individu masih dapat mengatasi masalah dengan efektif dan mendapatkan perkembangan
serta kreatifitas.
2. Kecemasan Sedang (Moderat anxiety)
Seseorang yang dikatakan mengalami kecemasan sedang, yaitu pada saat menghadapi
masalah, individu tersebut cenderung fokus terhadap hal lain yang menjadi pusat
perhatiannya. Jadi, perlu pengarahan atau solusi dari orang lain untuk menyelesaikan
masalahnya.
3. Kecemasan Berat (Severe anxiety)
Pada tingkat ini, individu memiliki lapangan persepsi yang sangat sempit.Ketika ada
masalah, pusat perhatiaannya pada hal-hal yang spesifik dan sulit untuk memikirkan hal-hal
lainnya. Pada kondisi ini, dukungan keluarga dan orang terdekat sangat penting untuk dapat
mengarahkannya pada hal yang lain.
4. Panik (Panic)
Panik adalah tingkat kecemasan yang paling berat.Pada keadaan panic, seseorang sudah
tidak bisa mengendalikan diri dan tidak pernah fokus.Dalam kondisi ini, terjadi peningkatan
aktifitas fisik dan penurunan kemampuan untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain.
Keadaan seperti ini yang berlangsung secara terus menerus, akan mengakibatkan kelelahan
fisik bahkan kematian.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan dalam Persalinan
Wanita mengalami kecemasan saat menjelang persalinannya adalah dengan alasan
sebagai berikut (Kartono, 1998).
1. Takut Mati
Perasaan takut mati biasanya muncul karena dirinya tidak mengenal takdir nasib dari
Tuhan. Ketakutan terhadap kematian biasanya muncul pada orang yang tidak memiliki
kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan. Ketidaksiapan menghadapi kematian
menimbulkan kecemasan saat wanita menghadapi persalinan.
2. Trauma Kelahiran
Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim wanita itu
sendiri, ketakutan berpisah ada kalanya menghinggapi seorang wanita yang merasa amat
takut kalau bayinya akan terpisah dari dirinya, seolah-olah wanita tersebut menjadi tidak
mampu menjamin keselamatan bayinya.
3. Perasaan berdosa atau bersalah terhadap Ibunya
Sejak kecil kita mendapat perawatan orang tua dengan kasih sayang, setelah beranjak
dewasa tentu kita ingin membalas budi orang tua, masalah terjadi ketika kita tidak dapat
membalas budi orang tua dan apa yang terjadi pada diri kita saat ini tidak sesuai harapan
orang tua (Kartono, 1998).
4. Ketakutan Melahirkan
Kejadian melahirkan merupakan peristiwa besar yang membawa wanita berada dalam
keadaan antara hidup dan mati, sehingga wanita tersebut merasa cemas, dukungan yang
penuh dari anggota keluarga sangat penting artinya bagi seorang wanita terutama dukungan
suami yang dapat memberikan support moril terhadap Ibu (Kartono, 19)
Manifestasi Kecemasan
Menurut Hawari (2001), gejala yang sering muncul pada orang yang mengalami
gangguan kecemasan, antara lain adalah sebagai berikut.
1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung.
2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.
3. Takut sendirian, takut pada keramaian, dan banyak orang.
4. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan.
5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
6. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging
(tinnitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan, dan
sakit kepala.
Skala Pengukuran Tingkat Kecemasan
Hawari (2001) menyatakan bahwa instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur
skala kecemasan adalah Halminton Anxiety Rating Scale (HARS) yaitu dengan mengukur aspek
kognitif dan afektif yang meliputi sebagai berikut ini.
No. Gejala Ditandai oleh
1. Perasaan cemas cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri,
mudah tersinggung.
2. Ketegangan merasa tegang, lesu, tidak dapat istirahat tenang,
mudah terkejut, mudah menangis, gemetar,
gelisah, mudah terkejut.
3. Ketakutan ketakutan pada gelap, ketakutan ditinggal
sendiri, ketakutan pada orang asing, ketakutan
pada binatang besar, ketakutan pada keramaian
lalu lintas, ketakutan pada kerumunan orang
banyak.
4. Gangguan tidur sukar masuk tidur, terbangun malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, mimpi
buruk, mimpi yang menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan sukar konsentrasi, daya ingat buruk, daya ingat
menurun.
6. Perasaan depresi kehilangan minat, sedih, bangun dini hari,
kurangnya kesenangan hobi, perasaan berubah
sepanjang hari.
7. Gejala somatik nyeri pada otot, kaku, kedutan otot, gigi
gemertak, suara tidak stabil.
8. Gejala sensorik tinnitus, penglihatan kabur, muka merah pucat,
merasa lemah, perasaan ditusuk-tusuk.
9. Gejala kardiovaskuler takikardia, berdebar-debar, nyeri dada, denyut
nadi mengeras, rasa lemas seperti mau pingsan,
detak jantung hilang sekejap.
10. Gejala pernafasan rasa tertekan atau sempit di dada, perasaan
tercekik, merasa nafas pendek/ sesak, sering
menarik nafas panjang.
11. Gejala gastrointetinal sulit menelan, mual, perut melilit, gangguan
pencernaan, nyeri lambung sebelum atau
sesudah makan, rasa panas di perut, perut terasa
kembung atau penuh, muntah, defekasi lembek,
berat badan menurun, konstipasi.
12. Gejala urogenital sering kencing, tidak dapat menahan kencing,
amenorrhea, menorragi, masa haid
berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid
beberapa kali dalam sebulan, frigiditas, ejakulasi
prekok, ereksi melemah, ereksi hilang, impoten.
13. Gejala otonom mulut kering, muka merah kering, mudah
berkeringat, pusing, sakit kepala, kepala terasa
berat, bulu-bulu berdiri.
14. Perilaku saat wawancara gelisah, tidak tenang, jari gemetar, mengerutkan
dahi atau kening, muka tegang, tonus otot
meningkat, nafas pendek dan cepat, muka
merah.