timing operasi pada kasus bedah anak

27
REFERAT

Upload: nano

Post on 12-Dec-2015

80 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

REFERAT

Page 2: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Faktor-faktor

1. Kondisi Awal I. kelompok cito

II. kelompok Intermediate

III. kelompok elektif

Page 3: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

2. Kondisi umum Pasien

3. Riwayat Penyakit

4. Mengerti tentang patofisiologi

5. Ukuran penderita

6. Anestesi dan teknik bedah yang lebih baik

7. Respon fisiologi pada bedah

Page 4: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Pembedahan Cito

Kasus Trauma, obstruksi intestinal, peritonitis, atresia esophagus dengan atau tanpa fistula tracheoesofageal, hernia diafragmatika congenital, foreign bodies, torsio testis, omphalocele yang rupture dan gatroschizis, malformasi anorektal letak rendah dan kolostomy untuk anomaly anorektal letak tinggi. 

Page 5: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Hernia Inguinalis

insidensi antara 3.5-5%, bahkan 9-11% pada kasus premature

Anak laki-laki dibandingkan dengan perempuan dengan rasio sekitar 5-10:1

60% kasus hernia inguinal ditemukan pada sisi kanan, 30% pada sisi kiri dan 10% ditemukan bilateral.

Page 6: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Penegakan diagnosis hernia inguinal umumnya dapat dilakukan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik

namun apabila terdapat keluhan nyeri yang disertai gejala lain seperti pasien gelisah, benjolan padat dan nyeri, kemerahan pada lipat paha dan skrotum serta terdapat muntah dan gangguan makan maka perlu dicurigai adanya suatu inkarserasi pada hernia

Apabila pasien datang dengan riwayat yang jelas namun penemuan pada pemeriksaan fisik meragukan, disarankan untuk dilakukan observasi dan pemeriksaan ulang dalam 2-3 minggu.2

Page 7: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Waktu untuk melakukan tindakan pada hernia inguinalis asimptomatik tidak terlalu ketat; tindakan dapat dikerjakan secara elektif

Apabila dalam pemeriksaan didapatkan tanda inkarserasi atau strangulasi maka harus dilakukan tindakan eksplorasi dengan segera.

Pada bayi premature, disarankan untuk sesegera mungkin dilakukan tindakan, oleh karena insidensi inkarserasi yang tinggi

Page 8: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Hernia Umbilikal hernia umbilical dapat beresolusi tanpa

adanya tindakan operasi, walaupun tidak menutup kemungkinan adanya penyulit sama seperti hernia lainnya

Hernia umbilical dapat menutup dengan spontan dan dianggap aman untuk menunggu selama 3-4 tahun untuk terjadinya penutupan

Insidensi dari penyulit seperti inkarserasi dan strangulasi amat jarang

Page 9: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Defek Dinding Abdomen Angka pasti dari insidensi defek dinding

abdomen belum dapat diperoleh dengan pasti, namun dari data yang ada diperoleh angka sekitar 1:2000-4000 kelahiran hidup, dimana kasus gastroschizis lebih banyak dibandingkan terhadap omfalokel dengan rasio 2-3:1.6

Page 10: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Etiologi pasti dari defek dinding abdomen pada manusia belum dapat diidentifikasi dengan pasti

Pada omfalokel, diperkirakan terjadi kegagalan pertumbuhan mesoderm lateral pada usia kehamilan 4-7 minggu sehingga menimbulkan suatu defek somatopleural yang menjadi karakteristik suatu omfalokel.

Gastroskizis muncul oleh karena kelemahan dari dinding abdomen yang disertai dengan rupture sekunder dan herniasi dari organ viscera abdominal; disolusi cepat dari vena umbilikalis dekstra yang terjadi di luar periode organogenesis dapat menimbulkan suatu daerah dengan kelemahan pada mesenkim dimana organ intraabdominal dapat berherniasi dan ruptur.

Page 11: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak
Page 12: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Penatalaksanaan defek dinding abdomen secara umum dimulai sesegera mungkin

Tindakan pertama yang dilakukan adalah preservasi dari kantung amnion atau usus dengan menggunakan kasa basah atau silo, manajemen cairan dan pemberian antibiotik

Page 13: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Pada kasus omfalokel dengan kantung kecil dan sedang dapat dilakukan penutupan sesegera mungkin,baik secara primer maupun secara bertahap dengan penggunaan silo. Pada kasus dengan kantung berukuran besar atau keadaan tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi, dapat diberikan Betadine atau Silver Sulfadiazine topical untuk memicu pembentukan eschar dan epidermal; hernia residual yang terjadi dapat dioperasi pada saat pasien berusia 1 tahun

Page 14: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Pada kasus gastroskizis penutupan juga dilakukan sesegera mungkin; apabila tidak memungkinkan, dapat terlebih dahulu dilakukan reduksi bertahap dengan menggunakan bantuan silo.

Page 15: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Hirschprung’s Disease

Hirschprung disease (HD), atau juga sering disebut dengan megakolon congenital merupakan suatu kelainan congenital dimana terjadi kegagalan dari migrasi sel neural crest pada kolon; kegagalan tersebut akan mengakibatkan gangguan motilitas kolon

1 dari 5000 kelahiran hidup dengan anak laki-laki 4 kali lebih berisiko dari perempuan

Page 16: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Dari anamnesis, gambaran yang khas dari HD adalah anak terlambat mengeluarkan mekonium

pemeriksaan fisik dapat dijumpai distensi abdomen, bowel contour disertai dengan peristaltic, muntah dan enterokolitis nekrotikans

Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu penegakan diagnosis adalah pemeriksaan barium enema, manometri anorektal serta biopsy rectum

Page 17: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Penanganan HD secara operatif dapat dikerjakan apabila diagnosis HD sudah tegak

Prinsip penanganan dari HD adalah reseksi dari segmen aganglionik serta identifikasi segmen ganglionik untuk kemudian dilakukan anastomosis

Tindakan dilakukan dalam dua atau tiga tahap. leveling colostomy reseksi dari segmen aganglionik dan anastomosis

koloanal(6-12 bulan kemudian). Kolostomi dapat ditutup pada tahap kedua atau dilakukan tersendiri

Page 18: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Malformasi Anorektal

Malformasi anorektal (MAR) merupakan suatu kelainan di mana tidak ditemukan adanya anus yang sempurna, dengan atau tanpa fistula. Angka kejadian dari kelainan ini adalah 1 : 5000 kelahiran hidup.

Page 19: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

dalam 16-24 jam pertama perlu ditentukan tipe dari MAR pada pasien

MAR letak tinggi atau intermedia perlu dilakukan kolostomi terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan PSARP 4-8 minggu kemudian

letak rendah dapat dilakukan PSARP minimal tanpa kolostomi

Page 20: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak
Page 21: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak
Page 22: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Hipospadia Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan

di mana meatus uretra terletak pada permukaan ventral penis, proksimal dari ujung glans

dibagi menjadi bentuk distal, intermedia dan proksimal

Insidensi dari hipospadia bervariasi antara 0.8 – 8.2 per 1000 kelahiran bayi laki-laki hidup, dengan angka yang paling banyak diambil adalah 1 per 250 kelahiran bayi laki-laki hidup.11

Page 23: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak
Page 24: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Koreksi hipospadia dikerjakan melalui tindakan operasi

Saat ini sudah dimungkinkan untuk dilakukan koreksi pada 6 bulan pertama. Walau demikian, kebanyakan ahli bedah memilih untuk melakukan koreksi pada usia 6-12 bulan

Mathieu, MAGPI, King, Duplay, Snodgrass, Onlay semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu penis yang lurus, penempatan meatus pada ujung glans, glans yang simetris, neouretra berkaliber seragam serta penutupan kulit yang baik

Page 25: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Kriptorkidismus (Undescended Testis/UDT)

Kriptorkidismus atau UDT merupakan suatu keadaan dimana testis tertahan pada beberapa tempat pada jalur penurunan normalnya, mulai dari ginjal sampai scrotum

Penyebab kelainan ini belum jelas, mungkin disebabkan oleh gubernakulum testis yang abnormal, defek testis intrinsik atau defisiensi stimulasi hormon gonadotropin.

Page 26: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

Prinsip penatalaksanaan UDT adalah penempatan testis pada skrotum dengan fungsi hormonal dan kosmetik sebaik mungkin

Tindakan dapat ditunda sampai dengan usia anak 9 - 12 bulan, dengan alasan bahwa dalam periode tersebut testis masih mungkin turun serta dalam periode tersebut secara histopatologis belum dijumpai adanya perubahan yang mengarah pada keganasan.

Perkecualian adalah pada kasus di mana juga didapatkan hernia inguinal; pada kasus tersebut koreksi dari UDT dapat dikerjakan bersamaan dengan repair hernia

Koreksi definitive UDT sebaiknya dikerjakan pada usia anak 1-2 tahun

Page 27: Timing Operasi Pada Kasus Bedah Anak

TERIMA KASIH