tik

7
TIK . Memahami dan Menjelaskan Transmisi Titer HIV yang tinggi ditemukan dalam dua cairan tubuh, yaitu darah dan semen. HIV ditransmisikan selama kontak seksual (termasuk oral seks genital ), melalui pajanan parental terhadap darah atau produk yang terkontaminasi, dan dari ibu ke anak selama masa perinatal. Homoseksual merupakan faktor resiko mayor terinfeks HIV. Transfusi darah atau produk darah yang terinfeksi merupakan cara yang efektif untuk transmisi virus. Penggunaan obat – obatan terlarang secara injeksi umumnya terinfeksi melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi. Bayi dapat menjadi terinfeksi di dalam kandungan, selama proses persalinan atau melalui ASI, sekitar 30% infeksi terjadi di dalam rahim dan 70% selama persalinan. Transmisi melalui ASI biasanya terjadi pada waktu enam bulan. Pekerja kesehatan terinfeksi HIV setelah tertusuk jarum yang terkontaminasi darah. (Geo F. Brooks. et al. 2007 ) TIK . Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Perkiraan distribusi kasus AIDS di seluruh dunia per Desember 2005 yaitu sekiter 40,3 juta penduduk dunia hidup denhan AIDS. Terbanyak dari mereka hidup di Sahara, afrika dan Asia Tenggara. Di Amerika Utara dan Eropa Barat sekitar 73% dari mereka yang terkena adalah pria. Di Sub- Sahara Afrika, sekitar 53% adalah wanita. (Karnen Grana B. 2009 ) TIK . Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis

Upload: rizweta-destin

Post on 28-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Tik

TIK . Memahami dan Menjelaskan Transmisi

Titer HIV yang tinggi ditemukan dalam dua cairan tubuh, yaitu darah dan semen. HIV ditransmisikan selama kontak seksual (termasuk oral seks genital ), melalui pajanan parental terhadap darah atau produk yang terkontaminasi, dan dari ibu ke anak selama masa perinatal.

Homoseksual merupakan faktor resiko mayor terinfeks HIV. Transfusi darah atau produk darah yang terinfeksi merupakan cara yang efektif untuk transmisi virus. Penggunaan obat – obatan terlarang secara injeksi umumnya terinfeksi melalui penggunaan jarum yang terkontaminasi. Bayi dapat menjadi terinfeksi di dalam kandungan, selama proses persalinan atau melalui ASI, sekitar 30% infeksi terjadi di dalam rahim dan 70% selama persalinan. Transmisi melalui ASI biasanya terjadi pada waktu enam bulan. Pekerja kesehatan terinfeksi HIV setelah tertusuk jarum yang terkontaminasi darah.

(Geo F. Brooks. et al. 2007 )

TIK . Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi

Perkiraan distribusi kasus AIDS di seluruh dunia per Desember 2005 yaitu sekiter 40,3 juta penduduk dunia hidup denhan AIDS. Terbanyak dari mereka hidup di Sahara, afrika dan Asia Tenggara. Di Amerika Utara dan Eropa Barat sekitar 73% dari mereka yang terkena adalah pria. Di Sub- Sahara Afrika, sekitar 53% adalah wanita.

(Karnen Grana B. 2009 )

TIK . Memahami dan Menjelaskan Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis

Secara garis besar, dapat dibagi menjadi dua

Pemeriksaan Serologik

Digunakan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap HIV. Sebagai penyaring biasanya digunakan teknik ELISA (enzyme – linkked immunosorbent assay), aglutinasi atau dot- blot immunobinding assay. Metode yang biasa digunakan di Indonesia adalah ELISA. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tes terhadap antibodi HIV yaitu adanya masa jendela ( waktu sejak tubuh terinfeksi HIV sampai mulai timbulnya antibodi yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan ). Antibodi mulai terbentuk pada 4 – 8 minggu setelah terinfeksi.

(Aru W. Sudoyo. 2009 )

ELISA

Page 2: Tik

Jika dilakukan dengan benar, uji ini memiliki sensitivitas dan spesifikasi hingga melebihi 98%. Bila pemeriksaan antibodi berdasarkan ELISA digunakan untuk skrining populasi dengan prevalensi infeksi HIV yang rendah ( misalnya donor darah ), tes positif pada sampel serum harus dikonfirmasi dengan tes ulangan. Jika tes ELISA ulangan reaktif, tes konfirmasi dilakukan untuk menyingkirkan hasil ELISA positif palsu.

Pemeriksaan konfirmasi yang digunakan secara luas adalah teknik Western blot yang dapat mendeteksi antiodi terhadap protein HIV dengan berat molekul spesifik. Antibodi terhadap proteininti virus p24 atau glikoprotein selubung gp41, gp120 atau gp160 adalah antibodi yang paling sering terdeteksi.

(Geo F. Brooks. et al. 2007 )

Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan HIVDeteksi adanya HIV dalam tubuh dapat dilakukan dengan isolasi dan biakan

virus, deteksi antigen, dan deteksi materi genetik dalam darah pasien.

(Aru W. Sudoyo. 2009 )

Isolasi Virus

HIV dapat dibiakkan dari limfosit di dalam darah perifer. Titer virus yang lebih tinggi ditemukan di dalam plasma dan dalam sel darah perifer pasien AIDS bila dibandingkan dengan individu asimptomatik. Teknik isolasi virus yang paling sensitif adalah dengan membiakkan sampel uji dengan sel mononuklear darah perifer yang tidak terinfeksi dan distimulasi oleh mitogen. Isolat HIV pertama tumbuh sangat lambat bila dibandingkan dengan strain didapat dari laboratorium. Pertumbuhan virus dideteksi dengan memeriksa kultur cairan permukaan setelah kira –kira 7– 14 hari untuk aktivitas reverse transcriptase virus atau antigen spesifik virus (p24).

Teknik isolasi virus samgat memakan waktu dan tenaga serta terbatas pada penelitian saja. Teknik amplifikasi PCR lebih sering digunakan untuk deteksi virus pada spesimen klinis.

(Geo F. Brooks. et al. 2007 )

WHO menganjurkan pemakaian salah satu dari 3 strategi pemeriksaan antibodi terhadap HIV. Strategi pemeriksaan tergantung pada tujuan penyaringan keadaan populasi dan keadaan pasien.

Strategi Pemeriksaan Anti- HIV

Page 3: Tik

Tujuan Pemeriksaan Prevalensi Infeksi HIV Strategi Pemeriksaan

Keamanan transfusi dan transplantasi Surveillance

Semua prevalensi

>10%≤10%

I

III

Diagnosis Bergejala Infeksi

HIV/AIDS

Tanpa gejala

>30%≤30%

>10%≤10%

III

IIIII

Strategi IHanya dilakukan 1 kali pemeriksaan. Bila hasil pemeriksaan reaktif, maka

dianggap sebagai kasus ternfeksi HIV, dan bila hasil pemeriksaan non-reaktif dianggap tidak terinfeksi HIV. Reagensia yang dipakai untuk pemeriksaan pada strategi inii harus memiliki sensitivitas yang tinggi (>99%).

Strategi IIMenggunakan 2 kali pemeriksaan jika serum pada pemeriksaan pertama

memberikan hasil reaktif. Jika pada hasil pemeriksaan pertama hasilnya non-reaktif, maka dilaporkan hasilnya negatif. Pemeriksaan pertama menggunakan reagensia dengan sensitivitas tertinggi dan pada pemeriksaan kedua dipakai reagensia yang lebih spesifik serta berbeda jenis antigen atau tekniknya dari yang dipaka pada pemeriksaan pertama.

Bila hasil pemeriksaan kedua juga reaktif, maka disimpulkan sebagai HIV positif. Namun jika hasil pemeriksaan kedua non-reaktif, maka pemeriksaan harus diulang dengan ke-2 metode. Bila hasil tetap tidak sama, maka dilaporkan sebagai indeterminate.

Strategi IIIMenggunakan 3 kali pemeriksaan. Bila hasil pemeriksaan pertama, keua, dan

ketiga reaktif, maka dapat disimpulkan bahwa pasien tersebut terinfeksi HIV. Bila hasil tidak sama, maka keaddan ini disebut equivocal atau indeterminate bila pasien yang diperiksa memiliki riwayat pemaparan HIV atau beresiko tinggi tertular HIV. Sedangkan bila hasil seperti yang disebutkan sebelumnya terjadi pada orang tanpa riwayat pemaparan HIV, maka hasil yang dilaporkan sebagai non-reaktif.

Page 4: Tik

Kriteria Diagnosis

Seseorang dinyatakan terinfeksi HIV apabila dengan pemeriksaan laboratorium terbukti terinfeksi HIV. Diagnosis AIDS untuk kepentingan surveilans ditegakkan apabila terdapat infeksi opportunistik atau limfosit CD4+ kurang dari 200 sel/mm3.

(Aru W. Sudoyo. 2009 )

TIK . Memahami dan Menjelaskan Komplikasi

Mata Retinitis sitomegalovirus

Kepala Sinusitis Toksoplasmosis Meningitis kriptokokus Ensefalitis sitomegalovirus Limfoma

Mukosa Oral Kandidiasis Ulkus (aptosa, herpes, sitomegalovirus )

Hati Kompleks mycobacterium avium Sindrom Kaposi

Paru Pneumonia pneumokokus dan bakteri lain TB dan mycobacterium atipikal

Nodus Limfatikus Limfadenopati

Diare Kronis Bakteri ( salmonella, shigella, campylobacter ) Parasit ( cryptosporodium, isospora, entamoeba ) Virus ( sitomegalovirus )

Syaraf Neuropati perifer

Page 5: Tik

Kulit Dermatitis seboroik Ruam obat Herpes simpleks dan herpes zoster Angiomatosis basiler Moluskum kontagiosum

(Patrick Davey. 2002)

TIK . Memahami dan Menjelaskan Prognosis

Dalam tubuh ODHA, partikel virus begabung dengan DNA sel pasien, sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua orang yang terinfeksi HIV, sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 3 tahun pertama, 50% berkembang menjadi pasien AIDS sesudah 10 tahun dan sesudah 13 tahun hampir semua orang yang terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS dan kemudian meninggal.

(Aru W. Sudoyo. 2009 )

Daftar Pustaka

Baratawijaya, Karnen G. Imunologi Dasar edisi 8. 2009. Balai Penerbit FKUI. Jakarta

Page 6: Tik

Brooks, GF, et al. Jawtz, Melnick & Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran edisi 23. 2007. EGC. Jakarta

Davey, Patrick. At a Glance Medicine. 2002. Erlangga. Jakarta

Sudoyo, Aru W, dkk. Buku Ajar Penyakit Dalam. 2009. Interna Publishing. Jakarta