ti · pengembangan industri tik nasional untuk mendukung penerapan smart card dan rfid kementerian...

85
TI darn r 11!!1! - _r : xa : ::a IC I c: - .. - PUSLITBANG APTEL SKDI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM \\tMEN\ER\AN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 2009

Upload: vunhu

Post on 10-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

TI

darn

r 11!!1! - _r

:xa ~ : ::a IC I

; ~ c: -.. -

PUSLITBANG APTEL SKDI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SDM \\tMEN\ER\AN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

\~\-\U~ 2009

Page 2: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID

Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel SKDI 2010

Page 3: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DANRFID

Penanggung jawab : Badan Litbang SDM Kemkominfo

Editor : Ahmad Budi Setiawan

Diterbitkan Oleh : Pusat Litbang Aplikasi Telematika Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informa ' I !

I

Page 4: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

KATASAMBUTAN

Perkembangan teknologi informasi global pada saat ini telah mendorong percepatan pengembangan teknologi lain sebagai pendukung. Salah satu. diantaranya adalah smart card & Radio Frequency Identification (RFID) untuk dapat diintegrasikan dengan kebutuhan masyarakat industri, perdagangan, organisasi dan kebutuhan individu masyarakat lainnya.

Dengan pemanfaatan teknologi smart card ini secara lebih luas dapat d.irasakan manfaatnya bagi dunia usaha khususnya industri perbankan. Maka dari itu kajian tentang penerapan Smart Card dan RFID di pandang masih diperlukan. Hal ini untuk data evaluasi baik dilihat dari aspek teknis maupun kebijakannya. Hasil kajian tentang potensi pengembangan industri TIT< Nasional dalam · mendorong penerapan smart card dan RFID ini, diharapkan dapat memberikan informasi tambahan untuk bahan penyusunan kebijakan yang akan datang bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika. Karena penyusunan kebijakan dibidang TIT< masih memerlukan berbagai data dari hasil-hasil kajian penelitian lainnya.

Semoga hasil penelitian yang sudah tersusun dalam bentuk buku ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi semua pihak, baik untuk kepentingan dunia usaha pemerintah, masyarakat maupun ilmu pengetahuan.

Jakarta, Juni 2010 Kepala Bad.an Litbang SDM

Cahyana Ahm.adjayadi

Page 5: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

KATA PENGANTAR

Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat telah mendorong pemanfaatan teknologi pendukung seperti smart card & Radio Frequency Identification (RFID) untuk dapat diintegrasikan dalam penerapan luas di kehidupan sehari-hari.

Dalam prakteknya, penerapan smart card dan RFID memiliki nilai yang sangat startegis menyangkut identifikasi dan nilai. suatu transaksi. Dengan manfaat atas fungsi yang dimiliki oleh teknologi smart card dan RFID beserta aplikasinya maka perlu diketahui teknologi, model penerapan dan standar yang berlaku atas penggunaan kedua teknologi tersebut. Hal ini bertujuan sebagai landasan dalam penyusunan suatu kerangka regulasi yang bertujuan melidungi pengguna smart card dan RFID sekaligus mendorong perkembangan industri dalam negeri dalam mendukung pengembangan dan implementasi smart card.

Dalam pengembangan industri TIT< nasional dalam menerapkan smart card dan RFID, perlu adanya suatu model penerapan dan kerangka regulasi yang sesuai dengan pengembangan smart card dan RFID beserta teknologi derivatifnya dalam berbagai aplikasi di Indonesia.

Dengan melihat potensi industri TIT< dalam mendukung pengembangan Smart Card dan RFID maka dapat dibuat suatu kerangka kerja yang disusun unttik menjadi acuan atau pedoman bagi pengambil kebijakan.

Jakarta, Mei 2010

Kepala Puslitbang API'EL SKDI

AkmamAmir

11

Page 6: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

DAFfAR ISi

SAMBUTAN ........................................................... i KA TA PEN GANT AR ............................................ ii DAFTAR ISI ............................................................ iii DAFTAR GAMBAR ............................................... v DAFTAR TABEL..................................................... vi

BAB 1. PENDAHULUAN ................................... 1 • Perlunya Penerapan Smart Card dan

RFID ...................................................... 5

BAB 2. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SERTA STARTEGI NASIONAL......... 6 • Layanan Teknologi Paling

Berpengaruh Abad Ini....................... 6 • Menuju Masyarakat Informasi

Indonesia (E-Indonesia) .................... 16 • Permasalahan Umum Yang Dihadapi 17 • Indikator Teknologi Informasi ......... 20 • Isu Moral dan Undang-Undang....... 21 • Isu Strategis Nasional ....................... 22 • Lingkungan Masyarakat Perkotaan

Besar ..................................................... 24 • Lingkungan Pedesaan ...................... 26

BAB 3. PEMANFAATAN SMART CARD...... 29 • Pemanfaatan Smart Card Dalam

Kehidupan Sehari-hari ..................... 29 • Pemakaian Smart Card Di Beberapa

Negara................................................. 31

iii

Page 7: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

A. Pemanfaatan Smart Card Di Beberapa Negara Asia dan Eropa............................................. 33

B. Pemanfaatan Smart Card Di Amerika Serikat ........................ 42

• Mencapai Interoperabilitas Antara Sistem Smart Card............................ 49

• Menjaga Keamanan dan Privasi..... 51

BAB 4. PEMANFAATANRADIO FREQUENCY IDENTIFICATION ..... 53 • Sejarah RFID tag............................... 53 • Beberapa Tipe RFID tag................... 53 • Sistem RFID ...................................... 56 • Penggunaan RFID Saat Ini .............. 58 • Potensi Penggunaan RFID .............. 60 • Gen2 ................................................. 61 • Regulasi dan Standarisasi RFID ..... 61 • Kontroversi seputar RFID ............... 63

BAB 5. POTENSI PENGEMBANGAN INDUSTRI SMART CARD DAN RFID DI INDONESIA .................................... 64 • Potensi Pengembangan Model Bisnis

Untul< Penerapan Smart Card & RFID Di Indonesia...................................... 64

• Kerangka Kerja Penerapan Smart Card dan RFID Di Indonesia ................... 67

• Strategi Implementasi Smart Card dan RFID di Indonesia ........................... 71

DAFT AR PUST AKA ............................................ 73

iv

Page 8: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Isu Strategis Nasional ......................... 21

Gambar 2. Alur Konsep E-lndonesia .................... 24

Gambar 3. Contoh Penerapan Smart Card

Dalam Kehidupan Sehari-hari............ 30

Gambar 4. RFID Tag................................................ 54

Gambar 5. Model Chip Penyimpan Memori pada

RFIDtag................................................ 55

Gambar 6. Metode RFID untuk Identifikasi MenggunakanGelombang Radio....... 57

Gambar 7. Fungsi Pelayanan Masyarakat ........... 65

Gambar 8. Ilustrasi Solusi Pemanfaatan Smart

Card....................................................... 65

Gambar 9. Ilustrasi bisnis model pemanfaatan

smart card ............................................. . 66

v

Page 9: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

DAFrAR TABEL

Tabel 1. Permasalahan di Sisi Demand dalam

Pemanfaatan TIK ....................................... 28

Tabel 2. Daftar Negara Pengguna Smart Card . .... 32

Tabel 3. Penerapan Smart Card Di Negara Asia

dan Eropa . ................................................... 36

vi

Page 10: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

BABI

PENDAHULUAN

Chip adalah kartu elektronik atau yang lazim disebut smart card (kartu pintar), dimana pada hakekatnya merupakan aplikasi t~knologi yang menerapkan langsung keunggulan yang dimiliki oleh chip semikonduktor yang berisi ribuan. :....

bahkan jutaan divais elektronik dalam skala sangat kecil, dalam

hal kecilnya ukuran dan kepadatan data yang dimilikinya.

Dalam penerapan pada aspek kehidupan di masyarakat, pengembangan smart card itu sendiri maupun aplikasinya mempunyai prospek dan tingkat kebutuhan yang sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan smart card (SIM card) seperti yang digunakan dalam telefon genggam.

Dengan tren pemanfaatan smart card ini . secara lebih luas di dunia, maka dirasakan adanya kebutuhan untuk melakukan kajian mengenai penerapannya di Indonesia, baik dari aspek teknis maupun dari kebijakan yang seharusnya ditempuh oleh pemerintah maupun regulasi yarig perlu dikeluarkan. Melalui kajian terhadap potensi pengembangan industri TIK Nasional dalam mendorong penerapan smart card dan RFID ini, diharapkan akan diperoleh arahan serta strategi untuk menelurkan kebijakan yang akan mengangkat topik­topik penting untuk menjadi penggerak bangkitnya pereko­nomian dari sektor TIK ini ..

Implementasi smart card yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar keuntungan, baik keuntungan materi

l

Page 11: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

maupun non-materi (benefit), yang diti.mbulkan terhadap pengguna maupun terhadap sistem.

RFID (radio frequency identification) sebagai sebuah bentuk penyederhanaan fitur chip dari contactless smart card, memiliki peluang untuk diterapkan secara lebih luas dan berbagai sektor, perlu dikembangkan dan didorong pembang­kitan industrinya.

Dalam institusi pemerintahan penggunaan smart card sebagai kartu multi fungsi sangat menarik untuk diimplemen­tasikan. Di Inggris, penerapan smart card sebagai kartu identitas telah melibatkan kerja sama dengan kepolisian (Surat Ijin Mengemudi), imigrasi (Paspor), Pemerintah Daerah (K'I'P). Pemanfaatan smart card untuk e-govemment sudah marak di berbagai negara dan sudah mulai merambah ke Indonesia.

Kementerian Komunikasi clan Informatika sendiri sudah serius memperhatikan hal ini .. Beberapa penelitian telah dikembangkan, diantaranya penelitian mengenai kerangka kerja penerapan smart card pada bulan Desember tahun lalu. Seminar ini bertujuan untuk memberikan kerangka kerja bagi pemerintah dalam menghasilkan kebijakan dan panduan mengenai pemanfaatan Smart Card di Indonesia. Dengan seminar ini, diharapkan dapat terbentuk penguatan sistem pemerintahan maupun pengelolaan kehidupan · masyarakat yang lebih baik lagi. Penerapan Smart Card juga dirasakan akan sejalan dengan pembangunan sistem pemerintahan ber­basis elektronik (e-government) untuk menuju pemerintahan yang baik (good governance).

Pemanfaatan smart card untuk kepentingan e-govern­ment atau kepentingan publik (selain industri telefon seluler)

2

Page 12: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

yang sudah marak scjak awal tahun 2000-an di bcrbagai ncgara

di dunia mulai bcrkcmbang pada bcbcrapa tahun bdakangan

ini di Indonesia. Untuk mcngantisipasi ini Kcmcntcrian

Komunikasi dan lnformatika scjak bcbcrapa tahun tcrakhir

mulai mPrnasukkan smart card kc dalam bagian dari program

yang menjadi perhalian. Mulai dari pencanangan persiapan

kebijakan rnt'ngenai smart card yang dituangkan kt• dalam

Roadmap, rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan peng­

kajian rncngcnai kebijakan alat pcmbayaran menggunakan

kartu (APMK), sampai dcngan scrangkaian studi mcngcnai

asp<•k k<'hijakan p<'m'rapan smart card Lelah dilakukan di

l<'mbai~a ini. Dari hasil studi awal meni~enai smart card yan~~

L<'lah dilakukan ok'h Pusal Pt>nelitian dan Pt'ngembangan

Aplikasi Tdemalika, Sarana Komunikasi dan Diseminasi

lnformasi, Badan Pcnelitian dan Pengernbangan SOM dari

Departemcn ini pada tahun 2008, maupun bcbcrapa conloh

yang sudah kita kctahui sudah rnulai bcrjalan scpcrli Kartu

PNS Elektronika oleh BKN, t'-Toll yang disdcnggarakan oleh

PT.Jasa Marga bckcrjasama dcngan Bank Mandiri. Jika sdama

ini aspck induslTi smart card di Indonesia masih didominasi

olch SIM card yang digunakan pada tclcfon scluler, maka

dengan munculnya berbagai aplikasi baru untuk layanan

publik scperti ini akan scmakin mendorong penerapan smart

card pada area yang lcbih luas lagi. Bdum lagi ditarnhah

dengan polcnsi pcmanfaatan smart card pada dunia pcrbankan

yang mulai secara tcgas mcnsyaratkan pcnggunaan smart card

pada kartu kredit.

Semakin kondusifnya iklim pengembangan dan pcnc­

rapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia

s0makin membuat majunya pcmanfaatan bcrbagai tcknologi

3

Page 13: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

yang ada, tidak hanya terbatas smart card melainkan juga salah satu keluarga smart card yang lain yaitu RFID (radio frequency identification). Dengan populasi Indonesia yang besar dan masih dalam tahap pengembangan area implementasi, maka potensi pasar Indonesia sangat menarik bagi pelaku usaha.

Pemahaman atas teknologi, proses dan model bisnis, resiko yang dihadapi serta tata kelola pengoperasian dan pemanfaatan smart card sangat diperlukan untuk dapat menyusun suatu kerangka kebijakan yang tepat. Hal ini untuk membantu pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam menyusun kebijakan agar dapat melindungi dan mengakomodasi kepentingan para stakeholder. Terlebih jika dikaitkan dengan harapan untuk dapat memberikan dorongan terhadap bangkitnya industri dalam negeri TIK yang terkait.

Kebutuhan terhadap studi yang dilakukan ini cukup mendesak jika dikaitkan dengan semakin berkembangnya infrastruktur maupun sumberdaya yang dimiliki oleh Indone­sia, dan kenyataan bahwa Indonesia segera akan menghadapi kondisi pasar global yang menghendaki kita dapat masuk ke dalamnya tidak semata-mata sebagai obyek. Juga hal ini disebabkan oleh semakin cepatnya perkembangan teknologi dan pemanfaatan smart card dalam kehidup~ masyarakat dimana resiko yang dihadapi dalam pemanfaatan smart card meningkat secara signifikan, yang mana hal ini harus diantisipasi. Resiko yang timbul tidak saja disebabkan oleh faktor manusia, tetapi juga pada model bisnis dan teknologi yang bcrpotensi menimbulkan kerugian bagi pengguna smart card. Yang penting juga bagi implementasi smart card adalah scbcrapa besar keuntungan, baik keuntungan materi maupun non-niateri (benefit), yang ditimbulkan terhadap pengguna maupun terhadap sistem.

4

Page 14: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

Perlunya Penerapan Smart Card dan RFID

Pengembangan industri TIT< nasional dalam mendu­kung penerapan smart card dan RFID bertujuan untuk

memberikan menjamin dan melindungi para stakeholder agar terhindar dari resiko yang dikhawatirkan akan timbul sekaligus mendorong dan meningkatkan pendayagunaan smart card dalam kehidupan masyarakat.

Karenanya, penerapan smart card dan RFID diharapkan dapat meletakkan fondasi dan panduan yang dapat diberikan

oleh pemerintah bagi implementasi smart card yang membe­rikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia sendiri,

yang dihasilkan melalui sebuah proses yang melibatkan verba­gai pihak yang terkait dengan teknologi informasi dan komu­nikasi (TIT<) pada umumnya maupun para pelaku yang terkait erat dengan aplikasi smart card itu sendiri.

Selain itu, dengan penerapan smart card dan RFID di

Indonesia, diharapkan agar dapat dimanfaatkan secara optimal untuk membangun kebijakan pemerintah yang tepat imtuk

mcndorong industri dalam negeri.

Dipahami juga bahwa dengan penerapan Smart Card dan RFID, lebih lanjut dapat dilihat peta potensi dan peluang bisnis, maupun identifikasi permasalahan industri TIT< nasional dan dapat dimanfaatkan bagi pengembangan kebijakan yang kondusif dalam mendukung tumbuhnya iklim industri TIT< yang sehat karena hadirnya Smart Card dan RFID merupakan salah satu bentuk dari perkembagan Teknologi lnformasi dan Komunikasi yang pesat yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5

Page 15: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

BAB II

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SERT A ST ARTEGI NASIONAL

Layanan Teknologi Paling Berpengaruh Abad Ini

Pada tahun 2006, perkembangan dan kemajuan teknologi bukan saja sangat pesat, namun ada beberapa teknologi yang diperkirakan akan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, bail< dalam kegiatan pribadi maupun dunia bisnis. Hal itu, bisa jadi karena teknologi tersebut membawa perubahan yang sangat signifikan clan luas, dalam arti memberikan banyak kemudahan dan pengalaman baru, dan sekaligus mendorong semakin banyak orang untuk menggunakannya, dan tentu meningkatkan nilai bisnisnya.

Teknologi-teknologi ini diperkirakan akan memberikan manfaat optimal dibandingkan teknologi atau solusi sebclUIIUlya, sehingga menempatkan titik keunggulannya menjadi pilihan banyak · orang untuk menggunakannya. Namun, keunggulan teknologi ini, pada saat yang sama, dipadukan dengan intensitas promosi dan komunikasi, serta dukungan lainnya, yang semakin mendorong optimalisasi perannya sebagai solusi yang lebih bail<, efisien dan efektif, serta memberikan berbagai pengalaman baru yang menarik.

a. Deep Web Search, adalah teknologi yang secara berani masuk ke area dimana tidak ada mesin pencari ( search engine ) yang sebelumnya masuk ke area itu. Ini merupakan suatu fcnomena baru dalam dunia Internet masa kini. Dikenal sebagai 'invisible web', 'deep web' merupakan cara penyimpanan web pages yang sangat cepat, yang biasanya dihasilkan oleh situs-situs web berbasis database , sehingga meskipun tak terlihat pada mesin pencari tradisional, namun dapat disediakan untuk para pengguna web.

6

Page 16: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

Jaringan yang digunakan untuk menelusuri web tersebut tidak dapat menjangkau sebagian besar halaman web yang dibuat secara on-the-fly oleh situs-situs dinamik, seperti e­Commerce, news dan situs konten utama lainnya. Namun, dengan Deep Web Search, bukan saja penyimpanan, melainkan pencariannya pun dapat dengan dilakukan. Menurut kajian Bright Planet, deep web diperkirakan memiliki hingga 550 kali lebih banyak dari 'surface web' yang selama ini diakses melalui berbagai mesin pencari tradisional dan lebih dari 200,000 situs web berbasis database yang dipengaruhi oleh hal tersebut. C..'hris Sherman, associate editor of Search Engine Watch , mengatakan bahwa jumlah halaman berkualitas yang ada di deep web sekitar 3-4 kali lebih banyak dari halaman yang diakses melalui mesin pencari, misalnya Google. Meskipun angka pastinya masih diperdebatkan, namun jumlah halaman di deep web jauh lebih besar dari surface· web , dan pertumbuhannya dinilai sangat cepat. Meskipun mesin-mesin pencari, seperti Google, Alta Vista dan FAST saat ini mengklaim telah meng­indeks halaman web, namun mereka hanya meng-indeks sebagian kecil saja. Mesin pencari tradisional, yang menggunakan 'spiders' dan 'crawlers', dirancang untuk meng-indeks halaman-halaman HTML yang sederhana, yang memiliki 'incoming links' dari halaman lain di situs web. Tetapi, situs-situs web modern, yang mengoperasikan berbagai database untuk menghasilkan halaman sambil jalan (on-the-fly), sesungguhnya ?jauh lebih canggih? bagi mesin pencari untuk meng-indeks halaman web mereka. Karena hanya mengindeks sebagian saja, maka mereka tidak dapat menyediakan situs-situs yang canggih, misalnya eBay, Library of Congress dan iMDB ( the Internet Movie Database ), yang banyak dibutuhkan oleh para pengguna. Selain itu, kualitas informasi yarig terdapat di deep web biasanya sangat tinggi (terutama jika dibandingkan dengan surface web ), karena deep web berisi situs-situs utama yang sangat

7

Page 17: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

otoritatif, yang tersedia di Internet (diolah dari Majalah EbizzAsia, 2005-2006).

FAKT A-FAKT A DEEP WEB SEARCH

400-550 kali lebih besar dari surface Web

• terabyte informasi vs. 19 terabyte informasi.

• 550 miliar dokumen vs. 1-2 miliar dokumen.

• Saat ini ada ebih dari 200,000 situs deep Web.

•Situs Deep Web menerima 50% lebih banyak trafik bulanan dibandingkan rata-rata situs surface web .

Pertumbuhan informasi baru paling besar di Internet

• Memiliki konten yang lebih dalam ( deeper ) dan fokus ( narrower ) dibandingkan situs-situs surface web .

• Kualitasnya 1.000% samapi dengan 2.000% lebih tinggi dibandingkan surface Web .

• Kontennya. sesuai dengan setiap kebutuhan, pasar dan domain informasi.

95% dari Deep Web merupakan informasi yang dapat diakses publik tanpa biaya langganan. Setengah dari informasinya tersedia dalam database dengan topik-topik khusus.

Situs mesin pcncari Google telah meng-indeks sekitar 8 miliar halaman web, tetapi jumlah itu baru sebagian kecil dari puncak gunung es yang besar. Masih banyak halaman web yang tersembunyi di balik firewalls korporat atau dalam database yang menanti untuk diindeks. Jumlahnya luar biasa, yang sering juga dianggap sebagai dark Web , yakni bisa jadi 550 kali lebih besar dari World Wide Web (WWW) yang kita ketahui sekarang ini. Tidak seperti Internet

8

Page 18: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

publik, halaman-halaman web ini ti.dak dapat diam.bi! dengan menggunakan Web crawler biasa. Melainkan harus ' terlebih dahulu disediakan di database yang sangat besar mi1ik mesin pencari dan membutuhkan teknologi pengambilan yang khusus. Dalam kaitan itulah, Deep Web search mampu memberikan jawaban terhadap suatu pertanyaan langsung secara lebih baik dari ratusan link, karena kebanyakan dari berbagai sumber yang berkualitas dapat di- online -kan. Ke depan, Deep Web Search ini akan semakin banyak dibutuhkan, sehingga tren peningkatannya pun akan luar biasa dan semakin banyak pula halaman­halaman web yang berupa sumber informasi otoritatif yang dapat diperoleh dan dimanfaatkan oleh pengguna yang membutuhkan. Solusi Deep Web . lainnya disediakan oleh LexiBot, BrightPlanet (lexibot.com), IntelliSeek (invisibleweb.com), dan Copernic (copernic.com).

b. AJAX (Asynchronous /avasript dan XML) adalah teknik pembuatan web ( Software tools ) yang dapat digunakan untuk menciptakan berbagai aplikasi web interakti.f (berbasis browser) di PC. Teknologi web baru ini berhasil memadukan keunggulan dari pendekatan screen dan berbasis halaman. Teknologi ini berhasil mengopti.malkan berbagai keunggulan, yang merupakan kombinasi dari:

• HTML (atau XHTML) dan CSS untuk tampilkan inf ormasi.

• Document Object Model yang dikembangkan melalui JavaScript untuk secara dinamik menampilkan dan berinteraksi dengan informasi yang ditampilkan.

• XML http Request akan mempertukarkan data secara ti.dak beraturan (a synchronously ) dengan web server. (Bisa menggunakan XML, bisa juga preformatted HTML, plain text, JSON dan EBML).

9

Page 19: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

• Seperti DHTML, LAMP, atau SP A, Ajax bukanlah suatu teknologi, melainkan istilah yang mengacu pada penggunaan sekelompok teknologi secara bersama­sama. Saat ini, turunan AJAX sudah tersedia, yakni AFLAX.

Google Suggest dan Google Maps merupakan dua contoh suatu pendekatan baru terhadap berbagai aplikasi web, yang dikenal sebagai AJAX atau Asynchronous JavaScript+ XML. Ini peningkatan yang mendasar dari apa yang mungkin dilakukan di Web. Browser-browser yang mendukung AJAX :

Apple Safari 1.2 dan di atasnya - Konqueror - Microsoft Internet Explorer 4.0 dan di atasnya

Mozilla/Mozilla Firefox 1.0 dan di atasnya - Netscape 7.1 dan di atasnya - Opera 7.6 dan di atasnya

Firefox Safari

- Opera Umumnya, aplikasi Web menghendaki suatu halaman web yang baru dikirimkan ke seorang pengguna sesuai dengan tahap-tahap permintaannya, namun biasanya hal itu selalu lambat. Tetapi, dengan Ajax memungkinkan suatu data baru masuk dan sekaligus memperbarui konten-konten halaman web sambil jalan (on-the-fly). Ini merupakan sumber-sumber tersembunyi yang ada di A9 search (Amazon), layanan Gmail (Google), pemeringkatan film/ movie ratings (Netflix), dan Flickr photo website (Yahoo). Google menginvestasikan banyak dana untuk mengem­bangkan pendekatan Ajax . Semua produk utama Google, yang telah diperkenalkan tahun lalu, seperti Orkut, Gmail, versi beta terbaru Google Groups, Google Suggest, dan

10

Page 20: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel

Google Maps, merupakan aplikasi-aplikasi Ajax. Ini semakin membuktikan bahwa bukan saja unggul secara teknis, tetapi praktis untuk digunakan di berbagai aplikasi real-time , mulai dari yang sederhana, seperti fungsi tunggal pada Google Suggest hingga yang rumit dan canggih, Google Maps.

c. Hybrid Cell Phone, adalah telepon seluler (ponsel) yang berkemampuan Wi-Fi, yang sekaligus mampu memanfaatkan dua sistem komunikasi, yakni seluler atau bergerak dan jaringan Wi-Fi. Perkembangan ponsel dual­mode ini akan semakin meningkat dan menarik banyak orang untuk menggunakannya. Karena, dengan semakin matang teknologinya, para pengguna akan memperoleh peluang untuk berkomunikasi secara tanpa batas dan lebih ekonomis. Ketika di rumah, dengan ponsel yang sama, Anda dapat terhubung ke jaringan Wi-Fi rumah atau nantinya layanan telepon VoIP pita-lebar. Ketika keluar rumah dan masuk ke mobil, maka sepanjang perjalanan tetap dapat berkomunikasi mengandalkan jaringan bergerak (GSM/CDMA). Begitu sampai di kantor, ponsel akan secara otomatis masuk ke jaringan Wi-Fi LAN atau VoIP kantor. Bukan saja komunikasi tidak terputus, meskipun Anda berpindah-pindah dari satu · jaringan ke jaringan lainnya, komunikasi juga semakin mudah dan ekonomis. Munculnya teknologi voice over WiFi (V oWiFi) dan ponsel dual-mode ini diperkirakan akan mendorong banyak orang untuk menggunakannya di tahun-tahun mendatang, termasuk di Indonesia . Ponsel berlayanan hybrid juga akan menyediakan kecepatan surfing Web di smartphone Anda. Hal ini dperkirakan akan menggantikan penggunaan PC, karena kemampuan smartphone kini bahkan melebihi PC. Konvergensi fixed-line/wireless ini diperkirakan akan mendorong tak kurang dari 100 juta pengguna yang menginginkan ponsel hybrid dalam 5 tahun

11

Page 21: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 22: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 23: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 24: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 25: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 26: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 27: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 28: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 29: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 30: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 31: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 32: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 33: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 34: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 35: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 36: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 37: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 38: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 39: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 40: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 41: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 42: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 43: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 44: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 45: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 46: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 47: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 48: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 49: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 50: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 51: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 52: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 53: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 54: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 55: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 56: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 57: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 58: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 59: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 60: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 61: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 62: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 63: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 64: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 65: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 66: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 67: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 68: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 69: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 70: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 71: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 72: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 73: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 74: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 75: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 76: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 77: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 78: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 79: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 80: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 81: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 82: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 83: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 84: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel
Page 85: TI · PENGEMBANGAN INDUSTRI TIK NASIONAL UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SMART CARD DAN RFID Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Puslitbang Aptel