thypoid fever in children.doc

11
Demam Thypoid Pada Anak: Presentasi Klinis Dan Factor-Faktor Resiko Abstract. Tujuan: diagnosa demam thypoid berdasarkan tes widal tengah meningkat meski ada kekurangan. Kami mengkaji secara prospektif selama periode satu tahun, kasus-kasus demam thypoid yang diterima di pusat kami untuk mendokumentasikan pola-pola presentasi klinis, faktor-faktor resiko dan kehandalan tes Widal dalam diagnosanya. Metode: ini merupakan studi prospektif yang dilaksanakan di rumah sakit Nigerian Teaching. Semua anak yang orang tuanya telah meberi persetujuan, diterima dengan diagnosa demam thypoid dengan menggunakan defisini kasus oleh Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk demam thypoid, antara 1 Januari hingga 31 Desember 2010, dengan kaian secara berturut- turut dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Hasil: sejumlah 42 pasien diterima dan 35 pasien dianalisa, yang 7 dikecualikan karena tidak diperoleh persetujuan orang tua anak. Penyakit ini lebih umum pada laki-laki ketimbang perempuan dengan rasio laki-laki:perempuan adalah 3:2. Studi ini memberikan data kejadian suspek thypoid 30,5 per 1.000 pendaftaran. Kisaran usia dalam populasi yang dipelajari adalah 6 bulan hingga 15 tahun dimana kasus umum terjadi pada kelompok usia 5 tahun hingga 9 tahun ada 13 pasien (37,1%). Dua puncak kejadian (bimodal) umum terjadi pada bulan April/Mei dan pada bulan Agustus/September. Penyakit ini umumnya terjadi pada kelas-kelas sosial ekonomi yang rendah. 1

Upload: fatwa-m-sh

Post on 12-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Demam Thypoid Pada Anak: Presentasi Klinis Dan Factor-Faktor ResikoAbstract. Tujuan: diagnosa demam thypoid berdasarkan tes widal tengah meningkat meski ada kekurangan. Kami mengkaji secara prospektif selama periode satu tahun, kasus-kasus demam thypoid yang diterima di pusat kami untuk mendokumentasikan pola-pola presentasi klinis, faktor-faktor resiko dan kehandalan tes Widal dalam diagnosanya. Metode: ini merupakan studi prospektif yang dilaksanakan di rumah sakit Nigerian Teaching. Semua anak yang orang tuanya telah meberi persetujuan, diterima dengan diagnosa demam thypoid dengan menggunakan defisini kasus oleh Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk demam thypoid, antara 1 Januari hingga 31 Desember 2010, dengan kaian secara berturut-turut dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Hasil: sejumlah 42 pasien diterima dan 35 pasien dianalisa, yang 7 dikecualikan karena tidak diperoleh persetujuan orang tua anak. Penyakit ini lebih umum pada laki-laki ketimbang perempuan dengan rasio laki-laki:perempuan adalah 3:2. Studi ini memberikan data kejadian suspek thypoid 30,5 per 1.000 pendaftaran. Kisaran usia dalam populasi yang dipelajari adalah 6 bulan hingga 15 tahun dimana kasus umum terjadi pada kelompok usia 5 tahun hingga 9 tahun ada 13 pasien (37,1%). Dua puncak kejadian (bimodal) umum terjadi pada bulan April/Mei dan pada bulan Agustus/September. Penyakit ini umumnya terjadi pada kelas-kelas sosial ekonomi yang rendah. Semua dari 35 pasien (100%) terkena demam, muntah 25 pasien (71,4%), thypoid psychosis 3 pasien (8,6%), dan 4 pasien (11,4%) mengalami perforasi saluran pencernaan (intestinal). Kultur dinyatakan positif pada 8 pasien (22,9%). Tes Widal bersifat signifikan pada 20 pasien (57,1%) dengan sensitifitas 62,5%, kekhususan 44,4%, nilai prediktif positif 25%, nilai prediktif negatif 80% an efisiensi tes adalah 48,6%.Kesimpulan: kejadian demam thypoid pada studi ini adalah 30.5 per 1000 penerimaan pasien, kasus ini umum terjadi pada saat musim hujan dna harmattan (kering, bedebu, dan berangin). Penggunaan tes Widal tidak terlalu membantu dalam mendiagnosa demam thypoid. Oleh karena itu, sapel-sampel kultur seharusnya dilakukan di semua kasus dari suspek demam thypoid.Kata kunci: Salmonella spp, tes Widal, Kultur.

Pengantar

Demam thypoid yang disebabka oleh Salmonella typhi dan paratyphi, penyebab umum dari demam berkepanjangan adalah permasalahan kesehatan masyarakat khususnya di negara-negara berkembang. Penyakit ini tersebar secara global dan menjadi penyebab morbiditas dan mortalitas yang penting. Penyakit ini lebih prevalen (sering terjadi) di negara-negara berkembang karena buruknya sanitasi, standar hygienitas pribadi yang buruk dan konsumsi makanan yang tercemar. Kontaminasi pasokan air karena idak efektifnya dan tidak cukupnya selokan pembuangan menyebabkan berjangkitnya penyakit ini di area-area perkotaan.

Diagnosa didasarkan pada isolasi Salmonella typhi atau paratyphi dari kultur darah, urin, tulang sumsum atau feses. Meskipun sumsum tulang memberikan tingkat isolasi tertinggi; tehnik ini bersifat invasif dan traumatis. Di negara-negara brkembang, khususnya di masyarakat perkotaan, karena kurangnya material, peralatan dan keahlian, maka tidak mungkin dilakukan kultur melalui aspirasi sumsum tulang, sehingga dianosa demam thypoid jarang terkonfirmasi. Hingga 70% kasus demam thypoid memiliki kultur darah yang negatif yang dikaitkan dengan pengobatan sendiri (penggunaan antibiotik sebelum ke rumah sakit) khususnya di area-area perkotaan. Di semua area endemik thypoid, tes Widal mungkin membingungkan karena reaksi non-spesifik, kurangnya standarisasi, ragam antar laboratorium dan hasil-hasil positif dan negatif palsu. Diagnosis klinis masih menjadi jajaran pertama manajemen demam thypoid, namun hal ini sulit karena beragamnya gejala, kurangnya tanda-tanda fisik yang membedakan, terjadinya infeksi sub-linis dan banyaknya perbedaan diagnosa. Untuk tujuan penelitian ini, dipakai definisi kasus menurut CDC untuk diagnosa demam thypoid. Malaria juga merupakan endemik di Niegria dan sulit untuk membedakan secara klinis presentasi demam thypoid dari malaria atau brucellosis, tanpa dukungan laboratorium. Isolasi organisme thypoid dari pasien yang dicurigai mengalami demam thypoid adalah diagnosa definitif. Sekarang ini kita mngamati peningkatan diagnosa klinis demam thypoid pada anak di pusat kami, ini menyebabkan kita melihat pada pola presentasi penyakit, faktor-faktor resiko dan kehandalan tes Widal untuk diagnosa demam thypoid.Subyek dan Metode Ini merupakan studi prospektif yang dilaksanakan di Universitas Maiduguri Teaching Hospital (UMTH) yang terletak di Maiduguri, ibu kota dari negara bagian Borno, di timur laut Nigeria. Meskipunada fasilitas tersier, namun ada layanan primer dan sekunder. Semua anak yang diterima dengan diagnosa demam thypoid berdasarkan definisi kasus CDC untuk diagnosa klinis thypoid yang diterima di Ruang gawat Darurat Pediatrik dari 1 januari hingga 31 Desember 2010 dipelajari, dengan menggunakan kuesioner terstruktur untuk mendokumentasikan usia, jenis kelamin, gejala dan/atau tanda-tanda presentasi penyakit, kelas sosial berdasarkan latar belakang sosial-ekonomi dan budaya, sumber pasokan air, lama bulan presnetasi, salmonella yang dikulturkan dari darah dan feses yang diambil di hari pertama penerimaan pasien sebelum dimulainya pemberian antibiotik. Kultur urin tidak diambil secara rutin pada semua pasien, satu tes Widal tunggal dilakukan pada semua pasien di hari pertama masuk rumah sakit, obat-obatan digunakan untuk perawatan saat diterima di rumah sakit dan hasil pasien juga didokumentasikan. Analisa data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS dan disajikan dalam bentuk frekuensi distribusi, histogram dan bagan. Indeks-indeks untuk menentukan kemanfaatan diagnosa dari tes Widal dihitung denganmenggunakan metode Galen dan Gambino. Tes signifikansi dilakukan dengan menggunakan tes Chi Square jika memungkinkan dan p