think pair share
DESCRIPTION
model pembelajaran think pair share yang dapat diterapka pada proses pembelajaran di sekolahTRANSCRIPT
TUGAS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI SEKOLAH
“GRUP INVESTIGATION dan THINK PAIR SHARE”
Oleh :
Yasinta Novia Jumaro ( 13680010)
Laela Umi Khasanah ( 13680027 )
Nugroho Mulyanto ( 13680034 )
Leafatra Nurul Maula ( 13680035)
Setyawati Dwi.k ( 13680038)
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2015
Pengertian Think Pair Share
Strategi think pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagi adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.
Strategi think pair share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai
yang dikutip Arends (1997), menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang
efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua
resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya
melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda
tanya . Sekarang guru menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah
dijelaskan dan dialami .Guru memilih menggunakan think-pair-share untuk membandingkan
tanya jawab kelompok keseluruhan.
Sintak Pembelajaran Think Pair Share
Langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran tipe think pair share terdiri dari lima
langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu tahap pendahuluan think, pair,
dan share, penghargaan. Penjelasan dari setiap langkah-langkah adalah sebagai berikut:
Tahap Pendahuluan Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian
apersepsi sekaligus memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pembelajaran. Pada tahap ini, guru juga
menjelaskan aturan main serta menginformasikan
batasan waktu untuk setiap tahap kegiatan.
Tahap Think (berpikir secara
individual)
Proses think pair share dimulai pada saat guru
melakukan demonstrasi untuk menggali konsepsi awal
siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu
(“think time”) oleh guru untuk memikirkan
jawabannya secara individual terhadap pertanyaan
yang diberikan. Dalam penentuannya, guru harus
mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan.
Tahap Pairs (berpasangan dengan
teman sebangku)
Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara
berpasangan. Guru menentukan bahwa pasangan setiap
siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan
agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang
pintar dan meninggalkan teman sebangkunya.
Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangannya
untuk mendiskusikan mengenai jawaban atas
permasalahan yang telah diberikan oleh guru. Setiap
siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan
berbagai kemungkinan jawaban secara bersama.
Tahap Share (berbagi jawaban
dengan pasangan lain atau seluruh
kelas)
Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban
secara perseorangan atau secara kooperatif kepada
kelas sebagai keseluruhan kelompok. Setiap anggota
dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil
pemikiran mereka.
Tahap Penghargaan Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara
individu maupun kelompok. Nilai individu
berdasarkan hasil jawaban pada tahap think, sedangkan
nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair
dan share, terutama pada saat presentasi memberikan
penjelasan terhadap seluruh kelas.
Hirarki Pembelajaran Think Pair Share
Model Pembelajaran Cooperative Learning
Pendekatan Pembelajaran Student Centered
Strategi Pembelajaran Cooperative Learning,
Metode Pembelajaran Think Pair Share
Teknik Pembelajaran Diskusi, ceramah
Taktik Pembelajaran
Kelebihan Model Pembelajaran TPS
Beberapa kelebihan model pembelajaran Think Pairs Share sebagai berikut :
a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
Penggunaan metode pembelajaran Think Pair Share menuntut siswa menggunakan
waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan oleh guru di
awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik sebelum
guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.
b. Memperbaiki kehadiran.
Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk melibatkan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu berusaha
hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut
tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.
c. Angka putus sekolah berkurang.
Model pembelajaran Think Pair Share diharapkan dapat memotivasi siswa dalam
pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik dari pada pembelajaran dengan
model konvensional.
d. Sikap apatis berkurang.
Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas karena proses
belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab semua yang
ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar,
metode pembelajaran Think Pair Share akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan
metode konvensional.
e. Penerimaan terhadap individu lebih besar.
Dalam model pembelajaran konvensional, siswa yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa
tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima materi yang disampaikan oleh
guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang disampaikan oleh guru.
Dengan pembelajaran Think Pair Share hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa akan
terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.
f. asil belajar lebih mendalam.
Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh siswa. Dengan pembelajaran
Think Pair Share perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara bertahap.
Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.
f. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
Sistem kerjasama yang diterapkan dalam model pembelajaran Think Pair Share menuntut
siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa dituntut untuk dapat belajar
berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif jika pendapatnya
tidak diterima.
Kelemahan Model Pembelajaran TPS
Beberapa kelemahan model pembelajaran Think Pairs Share sebagai berikut :
a. Tidak selamanya mudah bagi siswa untuk mengatur cara berpikir sistematik.
b. Lebih sedikit ide yang masuk.
c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah dari siswa dalam kelompok yang
bersangkutan sehingga banyak kelompok yang melapor dan dimonitor.
Penghargaan Model Pembelajaran TPS
Dalam Think Pair Share, guru menantang dengan pertanyaan terbuka dan memberi
siswa setengah sampai satu menit untuk memikirkan pertanyaan itu. Hal ini penting karena
memberikan kesempatan siswa untuk mulai merumuskan jawaban dengan mengambil
informasi dari memori jangka panjang. Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara
individu maupun kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap think,
sedangkan nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama pada saat
presentasi memberikan penjelasan terhadap seluruh kelas.
Pustaka :
Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Scripta Cendekia.
Ngalimun, dkk. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Pengertian Model Pembelajaran TPS
Model pembelajaran Think-Pair-Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif
yang mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan
dalam setting kelompok secara keseluruhan. Karakteristik model Think Pair Share siswa
dibimbing secara mandiri, berpasangan, dan saling berbagi untuk menyelesaikan
permasalahan. Model ini selain diharapkan dapat menjebatani dan mengarahkan proses
belajar mengajar siswa juga mempunyai dampak lain yang sangat bermanfaat bagi siswa.
Beberapa akibat yang dapat ditimbulkan dari model ini adalah siswa dapat berkomunikasi
secara langsung oleh individu lain yang dapat saling memberi informasi dan bertukar pikiran
serta mampu berlatih untuk mempertahankan pendapatnya jika pendapat itu layak untuk
dipertahankan.
Peningkatan penguasaan isi akademis sisiwa terhadap materi pelajaran dilalui dengan tiga
proses tahapan yaitu melalui proses thinking (berpikir) siswa diajak untuk merespon, berpikir
dan mencari jawaban atas pertanyaan guru, melalui proses pairing (berpasangan) siswa diajak
untuk bekerjasama dan saling membantu dalam kelompok kecil untuk bersama-sama
menemukan jawaban yang paling tepat atas pertanyaan guru. Terakhir melalui tahap sharing
(berbagi) siswa diajak untuk mampu membagi hasil diskusi kepada teman dalam satu kelas.
Jadi melalui metode Think Pair Share ini penguasaan isi akademis siswa terhadap materi
pelajaran dapat meningkat dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Tahap-Tahap Model Pembelajaran TPS
Think Pair Share memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi waktu
lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Model Think Pair Share (TPS) sebagai ganti dari tanya jawab seluruh kelas. Sebagai suatu
model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) memiliki langkah-langkah tertentu. Guru
membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas kepada semua kelompok.
Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas sendiri. Siswa berpasangan dengan salah
satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. Kedua pasangan bertemu
kemnali dalam kelompok berempat. Siswa berkesempatan untuk membagikan hasil kerjanya
kepada kelompok berempat.
Langkah-langkah (sintaks) model pembelajaran tipe think pair share terdiri dari lima langkah,
dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu tahap pendahuluan think, pair, dan share,
penghargaan. Penjelasan dari setiap langkah-langkah adalah sebagai berikut: