therapeutic ultrasound
TRANSCRIPT
Therapeutic Ultrasound: an update on dosimetry, Physics to Practice
Oleh
Drs. H. Djohan Aras, S.Ft, Physio, M.Pd, M.Kes
Dibawakan pada Seminar dan Workshop Elektro Terapi
bagi para Dosen Elektro Terapi Institusi Fisioterapi
Bogor 5 – 7 Agustus 2015.
Latar Belakang Masalah
Sampai saat ini, konsep tentang dosis FT yang memenuhi kriteria farmakologi masih
misteri
Dosis adl sebuah pemaknaan yang sangat ilmiah, teknologis dan skill menuntun
terapis dlm melakukan penatalaksanaan tindakan yang farmakologis serta dapat
dipertanggungjawabkan
Dari berbagai buku teks/ literatur FT, sesungguhnya khazanah tentang materi yang
berkaitan dengan dosimetri ada, namun berserakan, ibarat lidi yang tidak terbentuk
menjadi sapu.
Latar Belakang Masalah
Seorg FTs yang tidak menerapkan dosimetri berdasarkan kaidah farmakologis dapat
dianalogikan sebagai dukun, bukan terapis, karena terapi berarti dosis.
Teks yang terkait dengan US terapi di kalangan FTs bukan hal baru (sudah sangat
lumrah)
Untuk maksud tsb sangat perlu menyusun sebuah formula yang berkaitan dengan
dosimetri FT
Solusi
Formula dosimetri FT:
Dosis FT sesungguhnya mirip dengan formula dosis medis. Contoh formula dosis
medis:
R. Mefinal @500 mg no IX S3d1, per oral
Artinya seorg penderita mendapatkan mefinal sebanyak 9 biji dengan aturan
minum (oral) 3x1 @500mg, selama 3 hr.
Analogi sama dengan FITT dlm FT:
Frekuensi (F): 3x sehari selama 3 hari
Intensitas (I) : Mefinal @500mg untuk 3x pengulangan sehari
Technique (T) : per oral
Time (T) : 24 jam bagi 3 = setiap 8 jam
A. Fisika Dasar US
BUNYI : Peristiwa getaran mekanik dengan bentuk getaran yang menimbulkan
gelombang longitudinal yang berjalan melalui medium tertentu dengan
frekuensi variabel
Hukum Pemantulan Bunyi :
Bunyi datang, bunyi pantul dan garis normal terletak pada satu
bidang datar.
Sudut datang = sudut pantul
Berdasarkan Frekuensi, Bunyi t.a :
- Infra sonik : Frekuensi < 20 Hz, tidak dapat didengar
- Audio sonik : Frekuensi 20 – 20.000 Hz, dapat didengar
- Ultra sonik : Frekuensi > 20.000 Hz, tidak dapat didengar. (Digunakan
untuk terapi FT)
Ultra sound therapi
a.Usaha Pengobatan Get. Mekanik, Gel.Suara Frek : > 20.000 Hz.
Dlm FT digunakan 0,7 – 3 MHz Efek Terapeutik dan Fisiologik melalui proses
tertentu.
Macam2 Gel.Suara Frek :
- Sub Sonic : < 20 Hz, tidak didengar
- Sonic : 20 – 20.000 Hz, didengar
- Ultra Sonic : > 20.000 Hz, tidak didengar
Konsep suara : Get. yang terjadi pada medium yang mudah berubah bentuk frek. 20
– 20.000 Hz.
Intensitas Maksimal :
* CUS = 3 watt/cm2 Area Trand
* IUS = 5 watt/cm2 Area Trand
c. Efek Dominant :
* CUS = Mechanical Effect, cenderung merusak Jar. Thermal Effect Bio
Fisiologik.
* IUS = Athermal Effect (Optimal Therapeutic) = semakin tinggi
penggunaan intensitas, semakin besar efek yang dicapai didapat via IUS Bio
Therapeutic.
Pada umumnya pulsasi US constant = 100 Hz
ERA = Efective Radiation Area. ERA tranducer harus selalu di Tera sebab ERA
menentukan besarnya Intensitas Energi Gel. US Jar. Watt / cm2
f. Sifat2 Berkas Gel. US ada 2 :
1). Nier Field (Fresnel Zone)
* Variasi intensitas besar krn terjadi gejala interferensial tidak homogen
yang tinggi.
* Bentuk bundel : Konvergensi
* Penyebaran berkas lebih terpusat
2). Distance Field (Fraun Hover Zone)
* Variasi intensitas kecil, krn gejala interferensial relatif homogen.
* Bentuk bundel berkas Divergensi
* Penyebaran berkas lebih menyebar.
Panjang Nier Field ditentukan o/ :
- Besarnya diameter Tretment Head (TH)
- Panjang
3 MHz 3x > panjang Nier Field 1 MHz
Efek kedalaman / Penetrasi Gel. US, maksimal 5 cm
Efek terapeutic optimal terjadi di Nier Field, tetapi di Nier Field juga terjadi fenomena
interferensial tidak homogen cukup tinggi 5 – 10 x > besar Intensity Peaks.
Bahkan TH yang rusak ERA, intensity peaks dapat 30x lebih besar.
semakin besar Intensity Peaks, semakin besar kemampuan merusak
jaringan.
** ERA harus selalu di Tera secara berkala.
Gejala Interferensi yang tidak homogen = BNR (Beams Non Uniformity Ratio)
BNR normal = 4 – 6
Tiap 1 watt, intensitas US, terjadi 4 – 6 x Intensity Peaks
Selama terapi US, Tranducer harus selalu bergerak secara Transversal pada
jaringan yang diobati. Jika secara Circle Intensity Peaks
Met. Peng. Tranducer US.
a. Direct (kontak langsung) Nier Field Method
b. Sub. Aqua : Distance Field. (ingat sifat Nier & Distance Field)
Nier Field lebih pendek pada Tranducer Frek. Kecil (1 MHz) dibanding Frek.besar (3
MHz)
B. Bio Fisika US
Pengaruh kecepatan penyebaran Gel. US
Pengaruh kecepatan penyebaran medan, berbeda antara 1 MHz – 3 MHz,
shg berbeda panjang gelombang
Frek. Panjang Gel.
- 1 MHz 1,5 mm dlm Jar. Lunak
3,0 mm dlm Jar. Tulang
- 3 MHz 0,5 mm dlm Jar. Lunak
1,0 mm dlm Jar. Tulang
Penetrasi US. 1 MHz > dalam 3 MHz
5. Energi US dlm tubuh Energi Mekanik.
Energi panas timbul akibat energi mekanik (Micro Massage)
6. Intensitas US dlm jaringan naik + 0,2 dari intensitas pilihan, krn :
- Fenomena interferensi di area convergensi (Nier Field)
- Refleksi Gel. US di antara Jaringan
7. Coupling Medium (Contact Medium).
Diperlukan sebagai media penghantar Gel. US u/ masuk ke jaringan.
Syaratnya : ZS Coupling Medium sama dengan ZS Tranducer
EFEK-EFEK US DLM JARINGAN TUBUH.
Micro Massage (Efek Mekanik) :
- Perubahan volume cell 0,02 %
- Vermeabilitas membran cell. Jar
- proses metabolik lokal
* Semua efek US timbul dr Micro Massage
* Efek US dapat menguntungkan dan sebaliknya, tergantung pada :
- Frek. yang dipilih 1 – 3 MHz
- Besarnya Intensitas yang digunakan
- Pemilihan IUS - CUS
2. Energi US, mendepolarisasikan serabut saraf afferent :
- Reflextoar
- Tremosensor kulit
- Efek langsung dan tidak langsung lokal segmental
3. Micro Massage Suhu Jaringan :
Jar. Panas, jika Tranducer panas Tranducer Rusak
Tiap Jar. panasnya tidak sama :
- Bentuk aplikasi CUS – IUS
- Besarnya Intensitas yang dipilih
- Lamanya terapi
- Koefisien absorbsi tiap Jar.
c. Lehmann : Dosis US 1 watt/cm2 ERA sec. kontinu dlm otot, akan terjadi
peningkatan suhu 0,07 oC / detik.
d. Di klinik jika 0,07 oC / detik dlm otot, maka Jar. Otot tsb Ischemic
e. Temperatur dlm Jar. Lunak sangat kecil dibanding di sendi, meski letak sendi >
dalam.
Sejumlah Efek Biologik akibat jawaban sec. fisiologik dari pengaruh mekanik dan
thermal US :
- sirkulasi darah
- relaxasi otot
- vermeabilitas membran cell
* US * Stimulasi kemampuan regenerasi Jar. Cedera
* Reflextoar saraf
* nyeri kronik
Bio Terapeutik Effect US
5. Efek lain US :
- Kerusakan Jaringan (Coagulasi – Cavitasi)
- Keguguran
- Anoreksia
- Obstivasi, dll.
6. Indikasi / Kontra Indikasi US
a. Indikasi US :
- Cedera Jar. setelah 36 jam : tulang, sendi, otot dan Jar. Lunak lainnya.
- Nyeri kronik cedera jaringan
- Fraktur yang reparasi lambat, dengan US reabsorbsi calsium
proses penyambungan. Fraktur yang reparasi normal, tidak diberi US tepat di atas
fraktur.
- RA, OA, Artrosis, Bursitis, Capsulitis, Tendinitis
- Gangguan saraf :
* Entrapment Neuropathy
* Pantom Pain
Indikasi US
Gangguan sirkulasi darah
* Burger, Raynola Disease
* Sudex Dystrofi
* Oedem
Penyakit2 organ dalam
* Kondisi Trigger Point via Reflextoar sec. segmental
Kelainan2 kulit
* Jar. Parut (Pasca Bedah)
* Comedo (Jerawat)
Dupuytren Contracture
Luka yang sulit sembuh (Reflextoar)
** Luas area dan kedalaman Penetrasi US terbatas (+ 5 cm)
b. Kontra Indikasi :
1). Absolut Kontra Indikasi sama dengan HFC 27 MHz
* Mata
* Jantung perubahan aksi potensial listrik jantung
* Uterus yang hamil
* Ujung tulang rawan sendi < 18 thn (CUS)
* Testis
2). Relatif Kontra Indikasi :
- Post Laminectomi
- Hyposensasi
- Endo Prothesis
- Kondisi yang mudah berdarah
- Tumor ganas
- Sepsis
- Post Traumatic < 36 jam
- Thrombo Phlebitis
7. Dosis Terapi US
Dosis US = 1 x waktu : FITT
* CUS max = 3 watt/cm2 ERA
* IUS max = 5 watt/cm2 ERA
Jika ERA Tranducer 5 cm, dosis US :
* CUS max = 5 x 3 watt/cm = 15 watt/cm
* IUS max = 5 x 5 watt/cm = 25 watt/cm
Pendapat para Ahli :
* Lehmann : Intensitas harus tinggi (max)
* Edell : Intensitas harus rendah (minimal)
* Conradi : Intensitas 0,6 watt/cm2 ERA sudah cukup
Pegangan FT :
CUS : < 0,3 watt/cm2 ERA = Intensitas rendah
0,3 – 1,2 watt/cm2 ERA = Intensitas sedang
1,2 – 3 watt/cm2 ERA = Intensitas tinggi
IUS : 1,5 dengan Intensitas 1 watt/cm2 ERA = 0,2 watt/cm2 pada CUS
Selama terapi US, tidak boleh :
- Rasa nyeri
- Rasa panas
- Pusing
- Vegetatif Reflextoar
Jika terjadi hal di atas, maka terapi berikutnya intensitas harus dikurangi.
LEHMANN : waktu max 15’ , luas area 75 -100 cm2
Pedoman : Luas area 1 cm2 , maksimal terapi US = 4 menit
Frekuensi terapi US :
- Aktualitas tinggi, US tiap hari satu kali
- Aktualitas rendah, US 2 – 3 kali seminggu.
** Lama terapi US, tergantung pada :
- Luas daerah yang diobati
- Luas ERA Tranducer
Sirkulasi darah
Relaksasi otot
Vermeabilitas membran cell dan Jaringan
Kemampuan regenerasi jaringan
Pengaruh Reflextoar
Pengaruh Saraf Perifer
Nyeri
C. NEUROFISIOLOGI US
1. Tipe-tipe saraf
2. MTD (Neurogenic inflamation-
Axon Reflex)
3. Pain Depressor
4. Gate Control
5. Piezo Electric Charges.
APLIKASI/KASUS US
Penatalaksanaan US therapy pada Tendinitis Achilles kronik tipe1 kanan.
Bahan Diskusi :
1. Apa itu tendinitis
- pengertian tendinitis
- patofisiologi tendinitis
- tipe tipe tendinitis
- gejala gejala tendinitis
- tendinitis achillles
cont
2. Apa itu US
- Fisika dasar US
- Biofisika US
- Neurofisiologi US
- Teknik aplikasi US
- Efek/ kontra indikasi US
3. Aplikasi US pada Achilles tendinitis kronik.
Aplikasi dlm Dosimetri US
Achilles Tendinitis Kronik Tipe I: Aktualitas Tinggi . Diawali dengan
Assessment ,Persiapan pasien , alat dan ahiri dengan evaluasi.
F (Frekuensi )
Setiap hari selama 3-5 kali
I (Intensitas )
IUS 3 MHz, ERA 4 cm x 5 watt/cm = 20 watt/ 1 kali terapi
T (Technique )
Horizontal atau longitudinal, kontak langsung
T (Time )
10-12 menit
Aplikasi dlm Dosimetri US
Fibromyalgia Upper Trapezius kanan (Pahami patofisiologi fibromyalgia, 60% lebih
gafung karena fibromyalgia), awali dengan Assessmet, pers pasien, alat dan ahiri
evaluasi
F (Frekuensi )
Setiap hari selama 3-5 kali
I (Intensitas )
CUS 1 MHz, ERA 8 cm x 3 watt/cm = 24 watt/cm2 per 1 kali terapi
T (Technique )
Horizontal atau longitudinal/sirkuler, kontak langsung
T (Time ) : 10- 12 menit
Referensi
Physical Diagnosis of pain oleh Steven D waldman (2012.)
Pathology 1998, Goodmant, Saunders
Physical therapy research (2000) oleh Andrew Allen
Fysiodiagnostik Fysiotherapie (1989) oleh Koelmanns
Clinical electrotherapy (1991) oleh Roger M Nelson dan Dean P Currier
Physical agents in rehabilitation (2009) oleh Michelle H Cameron
Neural repair in rehabilitation (2006) Michel selzer, stephanie clarke, leonardo
cohen, pamela duncan, and fred gage
Sumber Fisis (1993) olehh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI
Sport Medicine Exercise and Fitness (1988) oleh Dr. C K Giam, dan Dr. K C The
Proses dan Pengukuran Fisioterapi (2013) oleh Djohan Aras
Electrophysical agents in phisioterapy (1988) oleh Hilary Wadsworth, dan A. P. P
chanmugam
Clinical neuroanatomy and neuroscience (2007) oleh M J Turlough Fitzgerald,
Gregory Gruener, dan Estomih Mtui