THE KIDS DETECTIVES

REBORN

( File 1. Sinar Merah yang Mencurigakan )

Hari sabtu, pagi ini sekolah dasar SDIB sedang ada rapat wali murid. Seperti biasa, setiap ada acara di sekolah, para siswa dipulangkan lebih awal agar tidak mengganggu acara rapat wali murid. Semua murid tak ada yang memperdulikan mengenai hal penting apa saja yang menjadi pokok rapat tersebut. Mereka nampak sangat senang setiap ada kesempatan pulang lebih awal. Tak terkecuali sekelompok anak yang genius kelas 5B dan 5A yang tergabung dalam sebuah kelompok yang menamakan diri mereka The Kids Detective. Mereka beranggotakan 31 orang anak. Aam yang pandai memainkan strategy dan berwawasan luas. Hampir semua hal, sekecil apapun itu ia bisa mengetahui dengan baik. Anggota yang selanjutnya adalah zaky. Memiliki badan yang paling besar diantara teman - teman lainnya. Dia sangat kocak, bahkan sering disaat genting dia berusaha menghibur teman - temannya dengan candaannya yang mengocak perut. Mungkin dia ibarat embun di tengah kemarau panjang yang mampu menyejukkan suasana. Berikutnya Indra, yang hobi olah raga. Dia sering mewakili sekolahnya dalam kejuaraan kota.

Jam sepuluh pagi, bell pulang sekolah sudah dibunyikan. Seluruh siswa berhamburan k2luar kelas. Namun seperti biasa ada skelompok anak - anak yang masih betah untuk berbincang di sekolah.

"Pulang sekolah kita mau kemana Am? " Tanya Zaky.

"Maaf, aku banyak acara. Tidak bisa main - main bersama kalian." Jawab Aam.

"Ah… kamu seperti biasa. Pasti kalau tidak ikut main pasti kamu mau memecahkan kasus sendirian lagi kan? Biar dibilang pahlawan ?" Kata Zaky.

"Aahhh… nggak kok. Kalian salah. Kakakku sakit jadi aku mau menemani di rumah karena orang tuaku keluar kota." Sahut Aam.

"Benarkah kamu tidak bohong?" Tanya Indra.

"Ehhh… susah juga mengelabuhi anak - anak ini." Kata Aam dalam hati.

"Kalau begitu ayo ke rumah Aam sekalian jenguk kakaknya yang sakit." Kata Zaky.

"Ehh… jangaaan." Sahut Aam.

"hmmmm… benar kan kataku. Pasti ada yang kamu sembunyikan dari kami." Kata zaky sambil meletakkan tangannya ke pundak Aam.

1 The Kids Detective

Reborn.

"Anu… bukan begitu maksudku." Aam mencoba mengelak.

"Jangan bohong… !!" Sahut indra.

"Iyaaaaaa… iya. Sebenarnya semalam ketika aku dan kakakku ke alun - alun. Aku melihat sesuatu yang aneh." Aam menjelaskan kepada teman - temannya.

"Jangan - jangan yang kamu lihat arawah gentayangan korban kecelakaan di alun - alun minggu kemarin." Jawab Indra.

"Jangan konyol… mana mungkin ada setan. " Kata Aam.

"Bukyinya kamu bilang melihat hal yang aneh kan? " Tanya Indra.

"Bukan itu maksudku. Semalam waktu aku dan kakakku di sana. Kebetulan sedang ada penataan panggung untuk acara kampanye politik. Sewaktu kakakku iseng mencoba menaiki mimbar yang akan dipakai pidato para peserta kampanye, tepat di kening kakakku ada titik warna merah mencolok." Aam menjelaskan.

"Titik warna merah? Jangan - jangan… ?" Indra agak penasarn.

"Ya tepat sekali. Semula aku mengira itu adalah pencahayaan panggung yang memendar dan secara kebetulan memantul ke arah kakakku. Namun di sekitar panggung tak ada lampu yang seperti itu. Dan ketika ada seorang yang merokok lewat di depanku, asap rokok yang menebar di udara membuat cahaya merah itu terlihat arahnya." Aam meneruskan.

"Lalu, apa benar itu cahaya laser ?" Tanya zaky.

"Ya, tidak salah lagi. Bisa dipastikan itu adalah cahaya laser." Aam menambahkan.

"Lalu, apa kamu sudah tahu dari mana arah sinar laser itu berasal? " Tanya zaky penasaran.

"Tentu saja aku sudah memeriksanya bersama kakakku. Dilihat dari sudut kemiringannya, panggung kakakku berada tingginya satu setengah meter sedangkan kakakku memiliki tinggi badan seratus tujuh puluh centimeter. Jadi kurang lebih berada di ketinggian tiga meter dua ratus centimeter. Kalau ditaris garis miring mengikuti cahaya yang kilihat, asalnya berada dari lantai tiga sebuah bangunan." Kata Aam.

"Lantai tiga bangunan… ?" Tanya zaky.

"Mmmm… aku tahu." Sahut indra.

"Jangan sok tahu kamu." Sahut zaky.

"Iyaaa… memang belum yakin sih… hehe." Kata Indra.

"Sudah kuduga, kamu selalu menjawab tidak benar... hahaha" Ledek Zaky

"Hoee hoee hoee… kenapa kalian yang jadi bertengkar. Dasar duo idiot." Kata Aam.

"Apa kamu bilang barusan..!!??" Teriak zaky.

"Eh... hahaha. Tidak tidak. Kalian jadi mau mendengar ceritaku nggak? Hehehe… " Sahut

Aam.

"Ya sudah, ceritanya yang serius doongg!! Awas kalau bilang idiot lagi...!! Kata indra.

"Apa kamu sudah menyelidiki tempat yang kamu maksud tadi Am? " Tanya zaky.2

"Tentu saja. Tempat yang aku maksud tadi adalah bank yang berada di sebelah selatan alun - alun yang tepat berhadapan dengan panggung bagian depan." Aam menjelaskan.

"Maksudmu, gedung bank Kas Daerah itu.?" Tanya Indra.

"Heyyy… tapi gedung bank itu kan cuma dua lantai. Mana mungkin bisa ada di lantai tiga seperti yang Aam bilang?" Tanya zaky.

"Betul kata Indra. Tidak harus gedung bertingkat tiga untuk bisa berada di tempat dengan ketinggian seperti lantai tiga sebuah gedung." Sahut Aam.

"Apa maksudmu Am? Apa seseorang menyalakan sinar laser dan ditujukan ke kakakmu dari atas pohon di samping gedung itu. Pohon itu kan cukup tinggi untuk disamakan dengan gedung berlantai tiga." Kata zaky.

"Bodoh… mana mungkin. Malam itu angin bertiup kencang. Kalau dia membidik dari atas sebuah pohon pasti akan bergoyang oleh terpaan angin karena pohon itu batangnya tidak terlalu kuat." Kata Aam.

"Lalu bagaimana caranya ?" Tanya Indra.

"Dari atas atap." Kata Aam.

"Ooohh… iya. Atap gedung bank itu tidak seperti atap di bangunan - bangunan lainnya kan. Gedung bank itu atapnya kan dibuat rata. Jadi seseorang bisa dengan bebas membidik dari atas sana. Terlebih, tak ajpkan ada yang memperhatikan jika di atas sana ada seseorang dengan senjata api dan menggunakan sinar laser untuk membidik mangsa.

Aku dan kakakku segera menuju ke atas gedung itu begitu menyadari kejadian tersebut. Tapi di sana tidak ada seorang pun." Tambah Aam.

"Jadi maksudmu kakakmu diincar seseorang...?" Tanya Zaky.

"Tidak, kalau kakakku yang diincar pasti akan ditembak saat itu juga dan sekarang tak akan bisa mengantarku berangkat ke sekolah lagi. Mungkin yang diincar adalah acara kampanye besok siang." Kata Aam.

"Lalu kenapa kamu tidak lapor polisi ?" Tanya indra.

"Aku tidak bisa. Belum ada bukti apapun yang kutemukan waktu di atap gedung. Hanya kawat pembatas yang bengkok tak wajar yang ditemukan oleh kakakku. Dan itu tidak akan menjadi cukup bukti. Jika aku dan kakakku lapor polisi, mereka hanya akan mengira kami hanya main - main."

2

"Lalu kakakmu sekarang dimana?" Tanya Indra.

"Ohhh... dia. Sekarang pasti sedang menyelidikinya lagi. Makanya jangan ganggu aku lagiiii !! Biar aku bisa ikut bersama kakakku." Kata Aam.

"Dasar kamu, lagi - lagi mau beraksi sendiri." Kata Zaky.

"Kali ini tak akan kubiarkan. Aku tahu tempatnya, aku akan ke sana." Sahut Indra.

"Hoe hoe… " Aam mencoba menahan teman - temannya.

…

Lalu mereka pun berangkat ke gedung yang mereka maksud. Dan benar, kakak Aam sudah berada di sana.

"Kakak sudah menemukan petunjuk? " Tanya Aam kepada kakaknya.

"Ada… tapi sebelumnya, kenapa anak - anak ini ikut? " Tanya Kakak Aam.

"Hehehe… maaf kak, aku tidak bisa mengelabuhi mereka. Jadi mereka memaksa untuk ikut kak... hehe." Aam menjelaskan.

"Heyyy… kenapa kalian berbisik - bisik di depan kami?" Tanya Indra.

"Mana petunjuknyaa? Tidak ada sesuatu yang aneh di tempat ini selain kakak dan Aam yang aneh dari tadi bicaranya pakai acara bisik - bisik segala." Sahut Zaky.

"Dasar… mana kalian tahu. Perhatikan di bawah kalian." Kata kakak Aam.

"Hwaaaaa… !! Kecoaaaaaa !! Gubraaakkkk… "Zaky yang kaget pun terjatuh.

"Hahaha… " semuanya tertawa lantang.

"Kakak jahat yaaa… suka ngerjain orang..." Kata zaky.

"Hoee hoee… bukan itu maksudku. Lihatlah, ada goresan pada dasar atap kan. Itu membuktikan ada yang didirikan di situ." Kata kakak Aam.

"Atau lebih tepatnya digunakan sebagai penyangga sesuatu. Itu kan yang mau kakak katakan? " sahut Aam.

"Iyaaaaaa… kira - kira seperti itu. Dan kawat tipis di pagar ini bengkok, mungkin dimasukkan sesuatu ke sela - sela lubang itu. Dan dari jaraknya, kemungkinan senjata api yang digunakan oleh sniper ulung." Kakak Aam menjelaskan.

"Apa… ??! Sniper ulung? " kata Aam

"Hebat… kakak sudah bisa menganalisis sampai sejauh ini." Kata Aam dalam hati.

"Apaaaaaa… !!" Zaky dan Indra sangat terheran.

"Ya… aku sudah bertanya kepada warga yang tinggal di sekitar sini. Belakangan ini tiap malam memang sering ada mobil yang datang ke sini dan berhenti di sini cukup lama.

Namun mereka tidak menghiraukan karena mereka tidak merasa trrganggu dengan adanya mobil itu." Kata kakak Aam.

"Jadi benar ya… Lalu, kakak sudah tahu siapa target dari sniper itu?" Tanya Aam.

"Hiii… sniper… kayak yang di film - film itu. Aku jadi ngeri. Aku dan zaky pulang aja kalau. begitu... ayo zak." Ajak indra.

"Hwaaaaaaaaaaa…… ..!! Snippppeeerrrrr !! Indra dan Zaky lari samnil berteriak.

…

"Lalu, sejak kapan kakak di sini? " Tanya Aam.

"Dari tadi jam sembilan, sambil jalan - jalan. Kakak bosan di rumah sendiri tidak ada yang bisa dikerjain. Hahaha..." Jawab kakak Aam.

"Dasar… kakak memang tidak pernah berubah." Kata Aam dalam hati.

"Lalu… apa rencanamu? " Tanya kakak Aam.

"Rencana apa? Harusnya aku yang tanya kakak begitu… " Jawab Aam.

"Semuanya serba belum pasti, hanya sebatas analisa kakak saja. Apakah memang benar orang ini berniat jahat, dan apa benar tempatnya berasal dari gedung ini? Semua hanya sebatas analisaku saja. Dan analisa pasti ada kemungkinan meleset." Kata kakak.

"Jangan bilang kakak sebenarnya juga tidak yakin dengan analisa kakak...?" Tanya Aam.

"Kakak sendiri sebenarnya juga tidak mau mengakuinya, tapi kenyataannya memang kakak juga tidak yakin." Jawab kakak.

"Dasar… " Aam menggerutu.

"Tapi kakak punya ide, yang akan membuktikan apakah analisa kakak benar atau tidak. Sekaligus menjebak pelakunya..." Kata kakak aam.

"Apa itu kak? " Tanya Aam penasaran.

"Kalau analisa kakak benar, mereka akan beraksi besok siang. Dan target adalah salah satu peserta kampanye politik." Kakak Aam menjelaskan dengan serius.

"Lalu apa ide kakak untuk mengkapnya? " Tanya Aam semakin penasaran.

"Sini kakak bisikan… " Jawab kakak Aam.

Aam pun mendekatkan telinga kepada kakaknya lalu kakaknya berbisik mengenai ide untuk menangkap sniper ulung.

"Stttt sttt sttt sttt sttt sttt…… "Bisik kakak Aam.

To be continued.

Apakah analisis Aam dan kakaknya benar seperti dugaan mereka ?

Kira - kira apa ide kakak Aam untuk menangkap si Sniper Ulung ?

Siapakah sebenarnya si sniper ulung yang dimaksud dan berhasilkah Aam dan kakaknya menangkap si sniper ulung itu ?

Next episode : "3 Detik Terakhir"