the document was created from a file 'g:cdcd fiksskripsi...

19
29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian yang digunakan ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis, bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan sebagai pencarian jawaban atas permasalahan yang dialami guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi, masalah-masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian adalah masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru. Peneliti menggunakan jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan beberapa siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak berperan sebagai pengajar tetapi berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Tempat penelitian adalah SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. SDN Randulawang 03 memiliki 6 kelas yang tersebar dari kelas 1-6. Setiap kelas rata-rata memiliki siswa antara 20-30 siswa. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPS semester II tahun pelajaran 2015-2016. SDN Randulawang 03 terletak di Desa Randulawang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Suasana SDN Randulawang 03 masih asri karena terletak di sebuah desa. Didukung letak sekolahan yang jauh dari kebisingan suara kendaraan membuat siswa dapat belajar dengan tenang.

Upload: phamhuong

Post on 14-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

3.1.1 Setting Penelitian

Penelitian yang digunakan ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis, bertujuan untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan cara

melakukan tindakan-tindakan. Upaya tindakan untuk perbaikan dimaksudkan

sebagai pencarian jawaban atas permasalahan yang dialami guru dalam

melaksanakan tugasnya sehari-hari. Jadi, masalah-masalah yang diungkap dan

dicarikan jalan keluar dalam penelitian adalah masalah yang benar-benar ada dan

dialami oleh guru. Peneliti menggunakan jenis penelitian Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) yang berkolaborasi dengan guru kelas. Penelitian ini menggunakan

beberapa siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi

dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak berperan sebagai pengajar tetapi

berperan sebagai peneliti dalam perencanaan dan observasi, sedangkan

pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dilakukan oleh guru untuk memperbaiki keadaan yang kurang memuaskan dan

untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Tempat penelitian adalah SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati, Kabupaten

Blora. SDN Randulawang 03 memiliki 6 kelas yang tersebar dari kelas 1-6. Setiap

kelas rata-rata memiliki siswa antara 20-30 siswa. Penelitian dilakukan pada mata

pelajaran IPS semester II tahun pelajaran 2015-2016. SDN Randulawang 03

terletak di Desa Randulawang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Suasana SDN

Randulawang 03 masih asri karena terletak di sebuah desa. Didukung letak

sekolahan yang jauh dari kebisingan suara kendaraan membuat siswa dapat

belajar dengan tenang.

30

Tenaga pengajar dan karyawan yang dimiliki SDN Randulawang 03 sudah

memadahi, terlihat bahwa SDN Randulawang 03 memiliki 1 Kepala Sekolah, 6

guru kelas yang tersebar dari kelas 1 sampai kelas 6, guru agama islam, guru olah

raga, pegawai perpustakaan, staf TU, dan penjaga sekolah. Semua memiliki peran

dan ambil bagian dalam tugasnya masing-masing sebagai guru maupun karyawan.

Dari beberapa guru, sudah ada 6 guru yang PNS, 4 guru tetap dan yang lain

sebagai guru tidak tetap. Walaupun masih ada guru tidak tetap, SDN

Randulawang 03 masih memperhatikan kesejahteraan guru dengan memberi gaji

sesuai dengan standar yang disepakati daerah.

3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Randulawang

03 Kecamatan Jati Kabupaten Blora yang berjumlah 24 siswa dengan jumlah

siswa laki-laki sebanyak 11 siswa, sedangkan siswa perempuan sebanyak 13

siswa. Semua siswa dalam kondisi normal, tidak ada yang memiliki riwayat

penyakit berbahaya. Siswa kelas III berasal dari latar belakang yang berbeda-

beda. Semua anak bersuku Jawa dan asli orang Jati, yang membedakan dalam

perilaku adalah didikan orang tua dan latar belakang ekonomi keluarga. Sebagian

besar siswa kelas III adalah anak dari petani. Kebanyakan orang tua siswa

menyerahkan pendidikan anaknya secara penuh kepada sekolah, karena mereka

kurang memperhatikan pendidikan anaknya. Proses belajar mengajar berlangsung

mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 12.10 (Senin-Kamis), 07.00 sampai 10.30

(Jumat dan Sabtu). Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh

siswa kelas III yang berjumlah 24 siswa. Penelitian dilaksanakan bekerjasama

dengan guru kelas dan mengajar sebanyak 6 kali dalam dua siklus dengan

menyesuaikan jadwal belajar di SDN Randulawang 03 Kecamatan Jati Kabupaten

Blora.

31

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai seseorang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2010: 38-39).

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu

variabel independen atau sering disebut variabel bebas dan variabel dependen atau

sering disebut variabel terikat. Hal ini yang diteliti adalah model role playing,

scenario, dan hasil belajar IPS.

3.2.1. Variabel Bebas (x)

Variabel independen atau variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran role playing. Jadi, role playing mengkondisikan murid pada situasi

tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas.

Selain itu, role playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas

dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan

memainkan peran orang lain.

3.2.2 Variabel Terikat (y)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah media scenario permainan dan hasil belajar.

Keduanya saling terikat karena dalam pembelajaran IPS terdapat uraian materi

yang harus menggunakan scenario permainan agar anak mengembangkan

imajinasi dan penghayatan dalam pembelajaran dan mempengarui hasil belajar

menjadi meningkat.

32

3.3 Prosedur Penelitian / Rencana Tindakan

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan

model spiral dari Kemmis dan MC. Taggart. Penelitian ini akan menggunakan 2

siklus, setiap siklus akan ada 4 tahap yaitu: tahap perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Model tersebut digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas Wijaya Kusumah & Dedi

Dwitagama (2010: 21).

3.3.1 Pelaksanaan Siklus I

Rencana pelaksanaan siklus 1 terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dan kemudian

merancang tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

a. Menemukan masalah peneliti yang ada di lapangan. Pada fase ini dilakukan

melalui diskusi dengan guru kelas, maupun melalui observasi di dalam kelas.

b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model role playing

33

c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk

mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian

yang akan dilaksanakan.

d. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.

e. Menyusun lembar observer terhadap guru, untuk mengamati aktivitas

pembelajaran yang berlangsung di kelas.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan

pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu model PTK dengan

tahapan dan skenario pembelajaran yang telah didesain sebelumya yaitu dengan

menggunakan pembelajaran Role Playing.

3. Pengamatan (Observasi)

Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan. Observasi

dilakukan bersamaan dengan pelaksaan pada setiap pertemuan di siklus I yaitu

pertemuan 1, 2, dan 3. Observasi untuk mengamati guru dan siswa. Observasi

terhadap proses tindakan yang sedang dilaksanakan untuk mendokumentasikan

pengaruh tindakan yang dilaksanakan berorientasi ke masa yang akan datang,

dan memberikan dasar bagi kegiatan refleksi yang lebih kritis. Hasil observasi

dari siklus I bisa digunakan peneliti untuk perbaikan di siklus selanjutnya.

Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti melakukan observasi sebagai

sarana untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pelaksanaan tindakan

penelitian. Observasi dilakukan oleh observer untuk mengamati kegiatan

pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran Role Playing. Observer

menggunakan lembar observasi untuk mengumpulkan data aktifitas pembelajaran

baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa. Untuk siswa yaitu perhatian siswa

dalam memahami materi yang disampaikan, keaktifan siswa dalam memainkan

scenario yang sudah ada dan membuat data dalam laporan. Untuk guru yaitu

persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa, penguasaan materi, penyajian

sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang diberikan pada siswa dan evaluasi.

34

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi merupakan bagian yang penting dalam langkah proses penelitian

tindakan, disebabkan dengan kegiatan refleksi memantapkan kegiatan atau

tindakan untuk mengatasi permasalahan, dengan memodifikasi perencanaan

sebelumnya sesuai dengan apa yang ditimbulkan di lapangan. Refleksi berfungsi

sebagai sarana untuk menyamakan data, koreksi data, dan validasi data. Data-data

yang diperoleh kemudian dipergunakan tim untuk menyusun siklus selanjutnya

Suharsimi Arikunto (2013).

Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus I. Dilakukan

untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam

kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan

diperbaiki dalam siklus II. Sedangkan kelebihan di siklus I bisa dipertahankan

dalam siklus 2.

3.3.2 Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran

siklus I serta diskusi dengan kolabolator, maka peneliti menyusun rencana

pembelajaran seklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

a. Permasalahan diindentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi siklus I.

b. Merancang RPP, Lembar Observasi, dan soal-soal.

2. Pelaksanaan dan Observasi

Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Setiap

pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus II materi yang

diajarkan adalah tentang pengelolaan uang. Pada pertemuan pertama rencana yang

disusun membahas tentang kegunaan uang. Pertemuan kedua rencana yang

disusun membahas tentang pentingnya mengelola uang. Pada pertemuan ketiga

membahas tentang cara mengelola uang. Dalam pertemuan ketiga ini juga

dilaksankan evaluasi akhir siklus.

35

3. Pengamatan (Observasi)

Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pada setiap

pertemuan di siklus siklus II, yaitu pertemuan 1, 2, dan 3. Observasi untuk

mengamati guru dan siswa. Hal-hal yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Pengamat mengamati proses perbaikan pembelajaran yang difokuskan pada

kegiatan guru dalam pembelajaran.

2. Pengamat mencatat temuan-temuan selama proses pembelajaran.

3. Untuk siswa yaitu perhatian siswa dalam memahami materi yang

disampaikan, keaktifan siswa dalam melakukan skenario pembelajaran,

kemampuan dalam mengumpulkan data dan membuat kesimpulan dalam

laporan.

4. Untuk guru yaitu persiapan, membuka pelajaran, memotivasi siswa,

penguasaan materi, penyajian sesuai dengan uraian materi, bimbingan yang

diberikan pada siswa dan evaluasi.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian peneliti akan dapat

mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagaimana

siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil

refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan

pembelajaran.

2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.

3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam

pembelajaran.

Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti

pembelajaran.

36

3.4 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif yaitu

data yang berbentuk angka yang digunakan dalam menentukan hasil belajar siswa.

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau prosedur yang digunakan untuk

mengumpulkan sebuah data atau informasi. Dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Teknik Tes

Wijaya Kusuma & Dedi Dwitagama (2010: 78) mengatakan bahwa “Tes

adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor

angka”. Tes dalam penelitian ini yaitu menggunakan soal pilihan ganda yang

digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa kelas III semester 2 dengan

menggunakan model role playing (bermain peran)

2. Teknik Nontes

Teknik nontes dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan

dokumentasi yang dapat dilihat sebagai berikut:

a. Observasi

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di SDN Randulawang 03 selama

proses pemebelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai

akhir pembelajaran. Adapun kisi-kisi lembar observasi perilaku guru dan siswa

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

37

Tabel 3.1

Lembar Observasi Perilaku Guru

No Aspek yang DiamatiKeterangan

Ya Tidak

1 Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa bersama.

2 Guru melakukan absensi siswa.

3 Guru melakukan apersepsi dan motivasi.

4 Guru memeriksa kesiapan belajar siswa dan menyiapkan alat

peraga.

5 Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

6 Guru mengingatkan materi sebelumnya dan mengaitkan dengan

materi yang akan diajarkan.

7 Guru membagi siswa dalam 6 kelompok.

8 Guru memfasilitasi siswa untuk membagi peran.

9 Guru memfasilitasi siswa dengan alat peraga.

10 Guru memberi penjelasan mengenai cara memainkan peran.

11 Guru memfasilitasi siswa untuk menentukan langkah-langkah

memainkan peran.

12 Guru memfasilitasi siswa untuk menarik kesimpulan dari

permainan.

13 Guru memfasilitasi siswa untuk mengevaluasi hasil kerjanya.

14 Guru membimbing siswa untuk melakukan kegiatan

pembelajaran.

15 Guru memfasilitasi siswa dalam presentasi kelompok.

16 Guru memberi kesempatan siswa yang belum mengerti untuk

bertanya.

17 Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.

18 Melakukan tindak lanjut (PR, evaluasi)

19 Melakukan refleksi, dan memberikan pesan moral.

20 Menyampaikan salam penutup.

38

Tabel 3.2

Lembar Observasi Respon Siswa

No Aspek yang DiamatiKeterangan

Ya Tidak

1 Siswa memberi salam dan berdoa bersama.

2 Siswa mempersiapkan buku dan alat tulisnya.

3 Siswa memperhatikan guru saat menjelaskan

tujuan pembelajaran dan langkah-langkah

pembelajaran.

4 Siswa bersedia bekerjasama dalam kelompoknya.

5 Siswa mampu menjalin kerjasama di dalam

kelompok.

6 Siswa mampu memerankan pelakon dalam

materi.

7 Siswa mampu mengumpulkan informasi-

informasi dan membuat hipotesa..

8 Siswa mampu menguji hipotesa.

9 Siswa mampu membuat laporan terhadap hasil

kerja kelompok lain.

10 Siswa berani memberi komentar terhadap

kelompok lain.

11 Siswa aktif dalam setiap pembelajaran

12 Siswa mampu membuat kesimpulan.

13 Siswa percaya diri mengerjakan soal evaluasi

yang diberikan guru.

b. Wawancara

Wijaya Kusumah (2012:77) mengatakan bahwa “wawancara adalah

metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara lisan kepada

subjek yang diteliti”. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa kelas III SDN

Randulawang 03 (Murtini S.Pd.), wawancara dilakukan guna mendapatkan

39

informasi tentang permasalahan yang dihadapi guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung terutama dalam mata pelajaran IPS.

c. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi dan data yang lebih

lengkap yaitu berupa foto, data yang dimaksud yaitu: data tentang siswa, guru,

media dan alat peraga yang digunakan pada saat proses pembelajaran

berlangsung.

3.5 Alat Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) ini yang harus

dilakukan oleh peneliti yaitu membuat berbagai input instrumen, seperti

merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS),

lembar evaluasi dan kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II. Selain itu peneliti juga

harus menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang nantinya akan dilakukan

oleh peneliti. Kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 4

berikut ini:

40

Tabel 3.3

Kisi-kisi Butir Soal IPS Materi Pembelajaran Jual Beli di Lingkungan

Rumah dan Sekolah, dan Uang Kelas III SDN Randulawang 03

StandarKompetensi

KompetensiDasar

Indikator Nomer ItemUji Validitas

ValidTidakValid

2.Memahamijenispekerjaandanpenggunaanuang

2.3Memahamikegiatan jualbeli dilingkunganrumah dansekolah

-Mengidentifikasikegiatan jual belidi lingkunganrumah dansekolah

1, 2, 7, 10,18,19,20,24,25

1, 2, 7, 10,18,20, 25

24, 19

-Menyebutkantempat kegiatanjual beli dilingkungan rumahdan sekolah

3, 8, 11, 16,17, 4, 6, 13,14, 15

3, 8, 11, 16,17, 4, 6, 15

13,14

-Menyebutkanjenis barangkebutuhan sehari-hari

5, 9, 12, 21,22, 23

5, 9, 12, 22,23

21

2.4Mengenalsejarah danpenggunaanuang

-Menjelaskanpengertian dariuang

1, 2, 6, 7,12,13, 17,21, 24, 25

2, 6, 7, 12,17, 21, 24,

1, 13, 25

-Menyebutkanmacam –macamdan kegunaanuang

3, 4, 8, 9, 18,19, 22

3, 4, 8, 9,19, 22

18

-Menyebutkanmacam-macamalat pembayaranselain uang

5, 10, 11, 14,15, 16, 20,23

5, 10, 11,15, 16, 20,

23

14

41

Berdasarkan tabel 4 di atas, dalam kolom Kompetensi Dasar 2.3

Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah, terdapat 22 soal

yang valid yaitu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22,

23, dan 25. Sedangkan soal yang tidak valid adalah nomor 14, 19, 24. Hasil

perhitungan ini terdapat pada kolom Corrected Item Total Coreliation yang

nilainya lebih dari 0,388. Dari 22 soal yang valid hanya 20 soal dengan tingkat

kesukaran tertinggi yang akan digunakan sebagai soal evaluasi dengan

mengeliminasi dua soal valid yaitu nomor 13 dan 22 karena soal valid ini dalam

tabel Corrected Item Total Coreliation nilainya paling rendah diantara 22 soal

valid. Sedangkan dalam kolom Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah dan

penggunaan uang terdapat 22 soal yang valid yaitu 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,

13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25. Sedangkan soal yang tidak valid adalah

nomor 1, 14, 15. Dari 22 soal yang valid hanya 20 soal dengan tingkat kesukaran

tertinggi yang akan digunakan sebagai soal evaluasi dengan mengeliminasi dua

soal valid yaitu nomor 13 dan 18 karena soal valid ini dalam tabel Corrected Item

Total Coreliation nilainya paling rendah diantara 22 soal valid.

3.6 Uji Instrumen

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan suatu instrument. Uji validitas instrumen

dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang

nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran dengan

menggunakan model role playing berbantuan media benda konkrit. Uji validitas

dilakukan pada siswa kelas III SDN Randulawang 02 dengan peserta tes sebanyak

24 siswa, dengan jumlah responden (N) = 24, maka nilai rtabel = 0,388 dengan

taraf signifikasi 5% (Purwanto 2014:219). Untuk menghitung nilai corrected item

to total correlation menggunakan aplikasi SPSS versi 16.0. Berikut ini merupakan

uji validitas siklus I dan siklus II yang dilakukan dikelas III SDN Randulawang 02

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

42

Tabel 3.4

Uji Validitas Butir Soal Siklus 1

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal1 13.83 41.188 .557 .893

soal2 13.71 41.955 .453 .895

soal3 13.67 41.362 .566 .893

soal4 13.67 42.058 .450 .895

soal5 13.75 41.674 .488 .894

soal6 13.79 41.737 .472 .895

soal7 13.79 41.476 .513 .894

soal8 13.79 41.650 .486 .894

soal9 13.75 41.413 .530 .893

soal10 13.71 40.824 .638 .891

soal11 13.88 41.679 .481 .895

soal12 13.71 41.433 .538 .893

soal13 13.71 42.216 .411 .896

soal14 13.67 42.928 .308 .898

soal15 13.67 41.971 .465 .895

soal16 13.83 41.101 .571 .893

soal17 13.88 41.766 .468 .895

soal18 13.67 40.754 .669 .891

soal19 13.88 43.071 .265 .899

soal20 13.88 40.549 .662 .890

soal21 13.67 41.971 .465 .895

soal22 13.71 43.955 .138 .902

soal23 13.88 41.418 .523 .894

soal24 13.67 42.319 .407 .896

soal25 13.88 41.071 .578 .892

Dari hasil uji validitas diatas, ada tiga soal yang tidak valid yaitu soal nomor 14,

19, dan 22 karena Corrected Item-Total Correlation di bawah 0,388.

43

Tabel 3.5

Uji Validitas Butir Soal Siklus II

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

soal1 13.71 43.955 .138 .902

soal2 13.87 41.418 .523 .894

soal3 13.67 42.319 .407 .896

soal4 13.87 41.071 .578 .892

soal5 13.75 41.674 .488 .894

soal6 13.79 41.737 .472 .895

soal7 13.79 41.476 .513 .894

soal8 13.79 41.650 .486 .894

soal9 13.87 40.549 .662 .890

soal10 13.71 40.824 .638 .891

soal11 13.87 41.766 .468 .895

soal12 13.67 40.754 .669 .891

soal13 13.87 43.071 .265 .899

soal14 13.67 42.928 .308 .898

soal15 13.67 41.971 .465 .895

soal16 13.83 41.101 .571 .893

soal17 13.87 41.679 .481 .895

soal18 13.71 41.433 .538 .893

soal19 13.71 42.216 .411 .896

soal20 13.75 41.413 .530 .893

soal21 13.67 41.971 .465 .895

soal22 13.83 41.188 .557 .893

soal23 13.71 41.955 .453 .895

soal24 13.67 41.362 .566 .893

soal25 13.67 42.058 .450 .895

Dari hasil uji validitas diatas, ada tiga soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1,14, dan 15 karena Corrected Item-Total Correlation di bawah 0,388.

44

Setelah melakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji kesukaran soal.

Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang

menjawab betul suatu butir soal (Slameto dalam Wardani 2012). Semakin besar

tingkat kesukaran, berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya

semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar.

Tingkat kesukaran soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya

dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung

dengan rumus:

Di mana:

P = Indeks kesukaran

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar

N = Jumlah seluruh peserta didik

Untuk mengukur nilai tingkat kesukaran (TK) suatu soal, item instrumen

merentang antara 0 sampai 1. Nilai 0 digunakan apabila siswa menjawab salah,

sementara siswa yang menjawab benar diberi nilai 1. Berikut merupakan

pembagian kategori tingkat kesukaran menurut Purwanto (2013:101).

Tabel 3.6Kriteria Tingkat Kesukaran Instrumen

Rentang Kriteria0,00-0,32 Sukar0,33-0,66 Sedang0,67-1,00 Mudah

=

45

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal yang diujikan pada siswa

kelas III SDN Randulawang 02 dengan jumlah keseluruhan 24 siswa adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.7

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Siklus I Siklus II

0,00 – 0,32 Sukar 0 0

0,33 – 0,66 Sedang

1, 2, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 12, 16, 17,

20, 23, 25

2, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10, 11, 16, 17,

19, 20, 22, 23

0,67 – 1,00 Mudah 3, 4, 15, 18, 21 3, 12, 21 24, 25

Dari tabel 8 di atas, hasil analisis tingkat kesukaran menunjukkan bahwa

tidak ada item soal yang sukar pada siklus I dan II. Pada siklus I terdapat 15 item

soal berkategori sedang yaitu nomor 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 16, 17, 20, 23,

25 dan 5 soal berkategori mudah yaitu nomor 3, 4, 15, 18, dan 21. Sedangkan

pada siklus II terdapat 15 item soal berkategori sedang yaitu nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10, 11, 16, 17, 19, 20, 22, 23 dan 5 soal berkategori mudah yaitu nomor 3, 12,

21 24, dan 25.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil

pengukuran yang konstan dan ajeg (Wardani, dkk 2010:344). Uji reliabilitas

dilakukan menggunakan SPSS versi 16.0.Sebagai perkiraan koefisien reliabilitas

berdasarkan nilai alfa dapat diinterpertasikan dalam tabel berikut ini:

46

Tabel 3.8

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interprettasi

1 0,80-1,00 Sangat reliable

2 <0,80-0,60 Reliabel

3 <0,60-0,40 Cukup reliable

4 <0,40-0,20 Agak reliable

5 <0,20 Kurang reliable

Tabel 3.9Reliabilitas Soal Siklus 1

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.898 25

Dari pengujian reliabiitas di atas, diketahui bahwa alpha 0,898.

Berdasarkan kategori reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas data

berada pada kategori sangat reliabel.

Tabel 3.10

Reliabilitas Soal Siklus 2

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.898 25

Dari pengujian reliabititas di atas, diketahui bahwa alpha 0,898.

Berdasarkan kategori reliabilitas, maka dapat dikatakan bahwa reliabilitas data

berada pada kategori sangat reliabel.

47

3.7 Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan dari penelitian yang dilakukan pada siswa kelas III

SDN Randulawang 03 melalui model pembelajaran role playing (bermain peran)

berbantuan media benda konkrit pada mata pelajaran IPS, siswa yang telah

mendapatkan nilai ≥66 maka dapat dikatakan berhasil atau tuntas dan secara

klasikal apabila 90% seluruh siswa kelas III dapat dikatakan tuntas jika

memperoleh nilai diatas KKM yaitu ≥66.

3.8 Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu skor

hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. Data tersebut

diolah dengan menganalisis ketuntasan hasil belajar IPS siswa. Kriteria ketuntasan

minimal di SDN Randulawang 03 untuk mata pelajaran IPS di kelas III adalah

≥ 66. Jadi, siswa dikatakan tuntas apabila nilainya ≥ 66. Setelah itu data diolah

dan dianalisis secara komparatif untuk melihat adanya perbedaan dan peningkatan

hasil belajar IPS siswa. Selain hasil belajar, analisis data komparatif juga

menganalisis hasil observasi guru dan siswa saat pembelajaran berlangsung.