the 8th indogreen environment & forestry expo...

12
ISSN 2355-7966 Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 1 Salam Rimbawan !!! Warta Matoa kembali lagi di volume ke-3 edisi kedua ini lebih banyak tentang ulasan liputan kegiatan seper kegiatan Indogreen ke—8, sosialisasi Masoi, Dialog Perubahan Iklim maupun Rakornis BLI tahun 2016. Selain itu juga mengulas tentang uji coba penanaman masoi diluar habitatnya. Semoga arkel maupun ulasan dari redaksi Warta Matoa dapat sedikit memberi warna hiburan bagi pembaca semuanya.Kami selaku redaksi Warta Matoa mengucapkan selamat membaca dan selamat menikma. - - - Redaksi - - - Pengantar Redaksi Warta MATOA Balai Penelian Kehutanan Manokwari merupakan media komunikasi dan informasi ilmiah populer di bidang penelian dan pengembangan hutan, konservasi alam, sosial dan ekonomi kehutanan serta yang berkaitan dengan hal -hal tersebut di Indonesia. REDAKSI Penanggung Jawab: Kepala Balai Penelian Kehutanan Manokwari Dewan Redaksi Dr. Ir. Pudja Mardi Utomo, MP. (Ketua) Sarah Yuliana, S.Hut., M.App.Sc. (Sekretaris) Redaksi Pelaksana Kepala Seksi Data, Informasi, Sarana dan Prasarana Penelian Yobo Endra Prananta, S.Si, M.Eng. Muthmainnah Syarifuddin, S.Hut Abdullah Tuharea, S.Hut., M.Si. (Anggota) Melky B Panie, S.Hut Dwi Korani The 8 th Indogreen Environ- ment & Forestry Expo 2016 dengan tema “Ayo ke Ta- man Nasional” telah ber- hasil meningkatkan pari- wisata di Indonesia. Ini dapat dilihat dari transaksi bisnis yang terjadi yang mencapai lebih dari 2 milyar rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Syukur Sakka, PT. Wahyu Promo Citra, Ketua The 8 th Indogreen Environment & Forestry Expo 2016 Daftar Isi Alamat Redaksi Balai Penelian Kehutanan Manokwari Jl. Inamberi Susweni PO Box 159 Manokwari 98313 Telp. 0986 213437, 213440 Fax 0986 213441 THE 8 TH INDOGREEN ENVIRON- MENT & FORESTRY EXPO 2016 BERHASIL TINGKATKAN PARI- WISATA INDONESIA 1 BP2LHK MANOKWARI SOSIAL- ISASIKAN MASOI PADA KEGIATAN EKSPEDISI NKRI KEMENKO PMK 4 MENGGULIRKAN DIALOG, MENJALIN KERJASAMA DAN MERAPATKAN BARISAN: “SOSIALISASI PERUBAHAN IKLIM & LANGKAH TINDAK LANJUT PASCA COP-21 PARIS” 5 RAKORNIS BLI 2016 “RE-ORIENTASI BLI MENUJU KEMANDIRIAN LITBANG DAN INOVASI UNTUK MENDUKUNG PRINAS” 7 UJICOBA PENANAMAN EX SITU MASOHI MELALUI PERAN SERTA MASYARAKAT DI KPHP BOALEMO, GORONTALO 9 Vol. III. No. 2, Agustus 2016

Upload: ngoxuyen

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 1

Salam Rimbawan !!!

Warta Matoa kembali lagi di volume ke-3 edisi kedua ini lebih

banyak tentang ulasan liputan kegiatan seperti kegiatan Indogreen

ke—8, sosialisasi Masoi, Dialog Perubahan Iklim maupun Rakornis BLI

tahun 2016. Selain itu juga mengulas tentang uji coba penanaman

masoi diluar habitatnya.

Semoga artikel maupun ulasan dari redaksi Warta Matoa dapat

sedikit memberi warna hiburan bagi pembaca semuanya.Kami selaku

redaksi Warta Matoa mengucapkan selamat membaca dan selamat

menikmati.

- - - Redaksi - - -

Pengantar Redaksi

Warta MATOA Balai Penelitian Kehutanan Manokwari

merupakan media komunikasi dan informasi ilmiah populer di bidang

penelitian dan pengembangan hutan, konservasi alam, sosial dan ekonomi

kehutanan serta yang berkaitan dengan hal-hal tersebut di Indonesia.

REDAKSI

Penanggung Jawab: Kepala Balai Penelitian Kehutanan

Manokwari

Dewan Redaksi Dr. Ir. Pudja Mardi Utomo, MP. (Ketua)

Sarah Yuliana, S.Hut., M.App.Sc. (Sekretaris)

Redaksi Pelaksana

Kepala Seksi Data, Informasi, Sarana dan Prasarana Penelitian

Yobo Endra Prananta, S.Si, M.Eng. Muthmainnah Syarifuddin, S.Hut

Abdullah Tuharea, S.Hut., M.Si. (Anggota) Melky B Panie, S.Hut

Dwi Korani

The 8th Indogreen Environ-

ment & Forestry Expo 2016

dengan tema “Ayo ke Ta-

man Nasional” telah ber-

hasil meningkatkan pari-

wisata di Indonesia. Ini

dapat dilihat dari transaksi

bisnis yang terjadi yang

mencapai lebih dari 2 milyar

rupiah. Hal ini diungkapkan

oleh Syukur Sakka, PT.

Wahyu Promo Citra, Ketua

The 8th Indogreen Environment &

Forestry Expo 2016

Daftar Isi

Alamat Redaksi Balai Penelitian Kehutanan Manokwari

Jl. Inamberi Susweni PO Box 159 Manokwari 98313

Telp. 0986 213437, 213440 Fax 0986 213441

THE 8TH INDOGREEN ENVIRON-MENT & FORESTRY EXPO 2016 BERHASIL TINGKATKAN PARI-

WISATA INDONESIA

1

BP2LHK MANOKWARI SOSIAL-ISASIKAN MASOI PADA KEGIATAN

EKSPEDISI NKRI KEMENKO PMK

4

MENGGULIRKAN DIALOG, MENJALIN

KERJASAMA DAN MERAPATKAN

BARISAN: “SOSIALISASI PERUBAHAN

IKLIM & LANGKAH

TINDAK LANJUT PASCA COP-21 PARIS”

5

RAKORNIS BLI 2016 “RE-ORIENTASI BLI

MENUJU KEMANDIRIAN LITBANG DAN

INOVASI UNTUK MENDUKUNG PRINAS”

7

UJICOBA PENANAMAN EX SITU

MASOHI MELALUI PERAN SERTA

MASYARAKAT DI KPHP BOALEMO,

GORONTALO

9

Vol. III. No. 2, Agustus 2016

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 2

dogreen akan rutin dil-

aksanakan setiap tahun.

“Pameran ini untuk mem-

promosikan taman nasional

dan produk HHBK. Indonesia

indah dan luar biasa. Ini

merupakan potensi dan

tantangan yang baik bagi

stokeholders untuk

mengembangkan wila-

yahnya masing-

masing,”kata Bambang.

Bambang menyatakan

bahwa pembangunan pariwisata meru-

pakan salah satu dari 16 (enam belas)

prioritas nasional dari Presiden RI, selain

pangan, energi dan lain sebagainya.

KLHK akan mendorong 51 (lima puluh sa-

tu) taman nasional yang ada di KLHK un-

tuk berkontribusi pada prioritas nasional

melalui pariwisata Indonesia.

“Pariwisata sebagai target untuk pro-

mosi ke luar negeri dimana Indonesia

mempunyai keanekaragaman hayati se-

hingga bisa mendapatkan

pengunjung,”kata Bambang.

Bambang menjelaskan bahwa pari-

wisata taman nasional KLHK mempunyai

penyelenggara saat penutupan acara di

Jakarta Convention Center, Minggu

(29/05).

“Kegiatan ini bertujuan untuk bisnis dan

sosialisasi. Jadi transaksi bisnis tidak tujuan

utama, tetapi telah terjadi transaksi yang

baik secara langsung maupun tidak lang-

sung. Transaksi langsung mencapai lebih

dari 13 juta rupiah, sedangkan tidak lang-

sung mencapai 2 milyar rupiah

lebih,”kata Syukur.

Syukur berharap bahwa kegiatan ini

akan terus diselenggarakan dalam rang-

ka sosialisasi hutan sebagai sumber ke-

hidupan juga sebagai bisnis atau men-

dukung perekonomian

yang berkesinambuangan.

Menanggapi hal terse-

but, Dr. Ir. Bambang Hen-

droyono, MM., Sekretaris

Jenderal (Sekjen) KLHK

memberikan apresiasi yang

besar atas keberhasilan

penyelenggaran kegiatan

ini. Selain itu, Bambang ju-

ga berjanji bahwa

kegiatan pameran in-

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 3

memberikan semangat kepada seluruh

peserta pameran. Adapun pemenang

stand terbaik dengan kategori industri

adalah Juara 1. APRIL; Juara 2. APP;

Juara 3. Sumito Forestry Group. Stand ter-

baik dengan kategori Kabupaten/Kota

adalah Juara 3. Kab. Pasuruan; Juara 2.

Kab. Kampar, dan Juara 1. Kab. Serang.

Sedangkan kategori Provinsi adalah

Juara 1. Dishut Prop. Babel; Juara 2.

Dishut Prop. Papua Barat; Juara 3. Dishut

Prop. Aceh.

Untuk kategori UPT KLHK, juaranya ada-

lah Juara 1. BKSDA Jawa Barat; Juara 2.

Taman Nasional Ujung Kulon; Juara 3. Ta-

man Nasional Siberut. Kategori BUMN

adalah Juara 1. Badan POM; Juara 2. BPS

dan Juara 1. BMKG. Sedangkan kategori

peserta terfavorit adalah Juara 1. Forum

Reklamasi Hutan pada Lahan Bekas Tam-

bang (FRHLBT) dan Juara 2. GIZ FOR-

CLIME.

target dalam waktu 5 (lima) tahun ke de-

pan bisa mendatangkan turis sekitar 25

juta orang dan domestik sekitar 200 juta

orang.

Selain itu, Bambang menyatakan bah-

wa pameran ini juga mempromosikan

produk HHBK yang disadari telah banyak

membantu ekonomi nasional selain

produk kayu.

“Produk HHBK, kita juga promosikan

dan ini akan menjadi potensi daya saing

dan akan kita kelola dengan prinsip ling-

kungan,”tegas Bambang.

Selain itu, Bambang berharap bahwa

seluruh stakeholders, terutama yang

hadir dalam pameran tersebut untuk

selalu berkontribusi pada lingkungan dan

tetap berorientasi pada ekonomi, sosial

dan budaya.

Kegiatan pameran juga dimeriahkan

dengan acara lomba stand terbaik untuk

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 4

BP2LHK MANOKWARI SOSIALISASIKAN MASOI

PADA KEGIATAN EKSPEDISI NKRI KEMENKO PMK

Balai Penelitian dan Pengembangan

Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(BP2LHK) Manokwari turut berpartisipasi

dalam puncak acara ekspedisi Negara

Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI)

Koridor Papua Bar-

at 2016 dengan

mensosialisasikan

tumbuhan Masoi

(Cryptocarya mas-

soy) di Kabupaten

Kaimana, Papua

Barat, Jum’at

(20/05). Ekspedisi

NKRI merupakan

kegiatan rutin yang dilaksanakan tiap ta-

hun yang dimotori oleh Kementerian

Pembangunan Manusia dan Ke-

budayaan (PMK) dan Tentara Nasional

Indonesia (TNI). Kegiatan ini dilaksanakan

pada beberapa wilayah yang dipilih di

Indonesia. Pada tahun 2016, kegiatan

ekspedisi NKRI di Papua Barat dil-

aksanakan selama 3 bulan dari bulan

Januari dan ditutup pada tanggal 20 mei

2016 di kabupaten Kaimana.

Kegiatan ekspedisi NKRI koridor Papua

Barat 2016 diharapkan dapat mem-

berikan masukan pemerintah dalam

mengurangi konsentrasi pembangunan

ekonomi, sosial dan kesehatan di Pulau

Jawa.

Masoi merupakan salah satu jenis tum-

buhan yang banyak dijumpai di Maluku

dan Papua. Kayu tumbuhan ini dapat di-

manfaatkan sebagai bahan bangunan.

Sedangkan kulit kayunya menebarkan

aroma wangi dan dpat diolah menjadi

minyak atsiri dan sebagai bahan baku

obat-obatan. Selain

itu, tumbuhan ini

j u g a d a p a t

digunakan sebagai

pewarna alami dan

d a n b a h a n

kosmetik atau cam-

puran ratus.

Selama ini

masyarakat lokal

sering memanfaat-

kannya sebagai obat tradisional. Sa-

yangnya, tidak banyak masyarakat yang

mengetahui potensi dan nilai ekonomi

lain dari tumbuhan ini. Hal ini terlihat pa-

da puncak acara ekspedisi NKRI tersebut.

Pengetahuan Tim ekspedisi dan Masyara-

kat Papua Barat mengenai potensi, tar-

get pasar dan cara pengembangan

masoi masih sangat terbatas.

Oleh karena itu, pada ajang pameran

tersebut, BP2LHK Manokwari melakukan

sosialisasi terkait tumbuhan tersebut anta-

ra lain adalah cara awal pengem-

bangan masoi, potensi pasar dan distri-

busi alami masoi di Papua. BP2LHK

Manokwari berharap dengan adanya so-

sialisasi secara singkat tersebut dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat

akan pentingnya pengembangan dan

pelestarian masoi sebagai komoditas

ekonomi asli Papua Barat. (rif)

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 5

Perubahan iklim adalah hal yang te-

lah terjadi dan tidak bisa diingkari lagi,

akibatnya juga telah dirasakan di seluruh

dunia, termasuk di Indonesia.

Demikian antara lain penyampaian

Dr.Henry Bastaman, MES, Kepala Badan

Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup &

Kehutanan saat mengawali acara Sosial-

isasi Perubahan Iklim dan Langkah Tindak

Lanjut Pasca COP-21, di ruang per-

temuan Mansinam Beach Hotel

Manokwari, Kamis, 21 Juni 2016.

Beliau menambahkan serangkaian

informasi dan data menyangkut kondisi

perubahan iklim di seluruh dunia dan se-

jarah konvensi perubahan iklim hingga

kini.

Beberapa contoh perubahan dalam

kondisi alam di Indonesia seperti mening-

katnya musim hujan dan musim kemarau

yang ekstrim juga ikut diutarakan.

Hingga kini telah disepakati bahwa

perubahan iklim ini sebagian besar meru-

pakan akibat pengaruh manusia dan

akan terus terjadi sampai masa menda-

tang.

Oleh karena itu, perubahan cara

hidup seperti mengurangi emisi karbon

secara terus-menerus menjadi salah satu

upaya untuk mengurangi akibat peru-

bahan iklim yng merugikan.

Keikutsertaan Indonesia dalam kese-

pakatan pencegahan dan pengurangan

perubahan iklim tingkat dunia telah di-

tunjukkan melalui penandatanganan

Perjanjian Paris/Paris Agreement, yang

diupayakan tindak lanjutnya melalui rati-

fikasi menjadi Rancangan Undang-

Undang beserta sosialisasi pada bebera-

pa provinsi di seluruh Indonesia.

Hal-hal tersebut ditanggapi secara

baik oleh Pemerintah Provinsi yang di-

wakili Drs. Nataniel Mandacan, M.Si.,

Sekretaris Daerah Provinsi Papua Barat.

MENGGULIRKAN DIALOG, MENJALIN KERJASAMA DAN MERAPATKAN BARISAN: “SOSIALISASI PERUBAHAN IKLIM & LANGKAH TINDAK

LANJUT PASCA COP-21 PARIS”

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 6

Sekda menyampaikan kembali

komitmen Pemerintah Provinsi Papua Bar-

at melalui pencanangan Papua Barat

sebagai Provinsi Konservasi yang

mengupayakan agar seluruh pengel-

olaan sumber daya alam

yang ada diarahkan pada

pemanfaatan yang berke-

lanjutan.

Lebih lanjut lagi beliau

menambahkan bahwa

komitmen ini ke depannya

ingin diwujudkan dengan

adanya Peraturan Daerah

atau Peraturan Daerah

Khusus (Perda/Perdasus)

terkait untuk dapat me-

magari jalannya pem-

anfaatan berkelanjutan ini.

Pemda juga memper-

timbangkan rencana

pemanfaatan sumber daya alam secara

baik seperti pengaturan eksploitasi

secara bergiliran dan bertahap meng-

ingat kondisi ketersediaan sumber daya

yang ada, yang berbeda-beda jumlah

dan letaknya.

Diharapkan pada masa menda-

tang, masyarakat Papua Barat masih bisa

melihat dan merasakan manfaat dari hu-

tan dan sumber daya alam yang dimiliki

di tanahnya.

Sekda membuka secara resmi acara

setelah menekankan dukungan sebesar-

besarnya pada upaya sosialisasi dan tin-

dak lanjut, sekaligus meminta agar

semua pihak yang terlibat, yang hidup

dan bekerja di Papua Barat ikut peduli

dan memberikan masukan berarti.

Acara ini dilanjutkan dengan panel

dan diskusi mengenai pemaparan hasil

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB ten-

tang Perubahan Iklim (Conference of Par-

ties/COP) ke-21 di Paris 2015 (Paris Agree-

ment 2015) dan Komitmen

Nasional dalam Penurunan

Emisi.

Diskusi yang berkembang

setelah pemaparan

menunjukkan antusiasme

yang sangat besar dari

para undangan yang be-

rasal dari beragam ka-

langan, seperti akademisi,

perwakilan SKPD terkait di

tingkat kabupaten dan

provinsi, LSM serta UPT-UPT

Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan di

Manokwari.

Peran serta daerah, masa-

lah pengalihan informasi dan penge-

tahuan ke masyarakat, keterlibatan

masyarakat sebagai pemilik hutan dan

tanah, serta masalah pengamanan ada-

lah beberapa hal yang muncul dalam

tanya jawab dan diskusi ini.

Sebelum menutup acara, Kabadan

menyampaikan bahwa sosialisasi ini

masih akan berlanjut, karena saat ini

masih diawali dengan memperoleh kese-

pahaman mengenai masalah peru-

bahan iklim yang dihadapi bersama dan

memulai dialog antar pihak.

Selanjutnya setelah kita sama-sama

telah menentukan langkah apa yang

bisa dilakukan, kita bisa mulai menjalin

kerjasama dan merapatkan barisan un-

tuk bersama-sama menghadapi peru-

bahan iklim yang terjadi. (*Sarah)

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 7

kegiatan litbang 2017; dan draft RKA-K/L

2017 masing-masing satker sesuai ADIK

(Arsitektur dan Indikator Kinerja).

Hal ini sesuai dengan sasaran pro-

gram penelitian dan pengembangan

KLHK dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

2015-2019, yaitu tersedianya iptek bi-

dang lingkungan hidup dan kehutanan

yang mendukung pencapaian strategis

KLHK sesuai prioritas nasional 2017.

Program ini didukung lima kegiatan

litbang dan satu dukungan manajemen,

yaitu litbang pengelolaan hutan; litbang

peningkatan nilai tambah hasil hutan;

litbang kualitas lingkungan dan pengel-

olaan laboratorium lingkungan; litbang

sosial, ekonomi, kebijakan dan peru-

bahan iklim; dan litbang tematik di dae-

rah; serta dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya.

Selain itu, pertemuan ini juga menar-

getkan beberapa luaran tambahan, di-

Dalam rangka konsolidasi guna me-

realisasikan dukungan litbang terhadap

eselon I Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan (KLHK) dalam pen-

capaian target 2017, Badan Litbang dan

Inovasi (BLI) menyelenggarakan Rapat

Koordinasi Teknis (Rakornis) 2016 bertema

Re-Orientasi BLI Menuju Kemandirian

Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

untuk Mendukung Pencapaian Prioritas

Nasional (Prinas) pada 20-22 Juli 2016 di

Pusat Litbang Kualitas dan Laboratorium

Lingkungan, Serpong, Tangerang Se-

latan.

Akan diikuti sekitar 250 orang yang

terdiri dari pejabat struktural dan

fungsional lingkup BLI, pejabat sruktural

eselon I KLHK lainnya dan Pemda Kota

Tangerang Selatan, Rakornis ini memiliki

target luaran utama berupa peta

dukungan BLI terhadap kegiatan, indi-

kator dan target eselon I KLHK dalam

mencapai target Prioritas Nasional; draft

Keputusan Kepala BLI tentang judul

RAKORNIS BLI 2016 “RE-ORIENTASI BLI MENUJU KEMANDIRIAN LITBANG DAN INOVASI UNTUK MENDUKUNG PRINAS”

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 8

antaranya percepatan penetapan dan

perluasan Kawasan Hutan Dengan

Tujuan Khusus (KHDTK), serta peningkatan

status Hutan Penelitian menjadi KHDTK;

internalisasi SPIP, penataan kerjasama

penelitian; juga terkait kepegawaian dan

strategi meraih kembali opini laporan

keuangan WTP.

Luaran ini akan diperoleh dari alur

proses pertemuan berupa kontemplasi

peran litbang, penyusunan program dan

rencana kegiatan, dan perencanaan

kegiatan pendukung yang dilakukan

dengan mekanisme diskusi pleno dan

diskusi kelompok (komisi).

Diinformasikan, kegiatan program lit-

bang LHK 2017 telah melalui tahapan

pembahasan yang komprehensif dalam

proses penyusunan Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) 2017 dengan bebera-

pa muatan penting.

Muatan penting tersebut, dian-

taranya penyusunan RKP 2017

menggunakan pendekatan baru yaitu

holistik-tematik, terintegratif dan spasial;

kebijakan anggaran belanja menganut

prinsip “money follow program” agar

sasaran program lebih jelas dan ber-

manfaat langsung pada peningkatan

kesejahteraan rakyat; dokumen RKP 2017

telah ditetapkan oleh Presiden RI melalui

Peraturan Presiden No. 45 Tahun 2016

tentang Rencana Kerja Pemerintah Ta-

hun 2017 pada tanggal 16 Mei 2016.

Muatan penting lainnya, yaitu peran

sektor kehutanan dan lingkungan hidup

dalam pencapaian sasaran 14 prioritas

nasional yang dijabarkan dalam program

-program KLHK yaitu revolusi mental;

kesehatan; perumahan dan per-

mukiman; kedaulatan pangan; maritim

dan kelautan; kedaulatan energi; pem-

bangunan pariwisata; percepatan per-

tumbuhan industri dan KEK; antar ke-

lompok pendapatan; reforma agraria;

desa dan kawasan pedesaan;

perkotaan; reformasi regulasi, kepastian

dan penegakan hukum; serta pening-

katan ekspor non migas.

Program litbang LHK mendukung pro-

gram eselon I KLHK lainnya untuk pen-

capaian sasaran-sasaran prinas 2017

yang ditetapkan telah melalui se-

rangkaian proses yaitu multilateral meet-

ing tahap 1, bilateral meeting tahap 1,

multilateral meeting tahap 2, bilateral

meeting tahap 2, trilateral meeting, dan

trilateral meeting Lanjutan. (red)

Petunjuk Bagi Penulis

Redaksi mengundang para peneliti, teknisi, praktisi dan pemerhati kehutanan untuk menulis artikel dan tulisan ilmiah populer secara bebas, kreatif dan bertanggung jawab menyangkut bidang kehutanan di seluruh Indonesia.

Naskah tulisan berisi maksimal 5 halaman dengan font Calibri 12 spasi 1,5 dan ditulis dalam bahasa Indonesia. Naskah dikumpulkan ke Dewan Redaksi dalam bentuk print out dan file elektronik, dapat disertai gambar dan foto yang

beresolusi baik dan berhubungan dengan isi tulisan. Naskah akan disunting terlebih dahulu oleh Dewan Redaksi tanpa mengubah maksud dan isi tulisan.

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 9

Pendahuluan

Masohi dikenal dengan nama ilmiahnya

Cryptocaria massoia atau sinonimnya

Massoia aromatica Becc, termasuk famili

L a u r a c e a e d a n u n t u k n a m a

perdagangannya dikenal dengan mesoyi.

Tanaman ini merupakan endemik asli Papua

yang sebaran alaminya di sebagian Pulau

Papua dan New Geunia (Remetwa, H.,

2000).

Di Indonesia minyak atsiri jenis masohi

berada pada kondisi sedang berkembang

dan merupakan produsen satu-satunya yang

mensuplai pasar global (Rostiwati T dan

Efendi R, 2013). Tanaman masohi mengan-

dung senyawa lacton yang ditemui dalam

jumlah besar pada bagian kulit batang. Sen-

yawa ini sangat dibutuhkan dalam industri

food flavouring, industri komestik dan

wewangian. Saat ini permintaan minyak

masohi terus meningkat tiap tahunnya se-

jalan dengan meningkatnya industri ma-

kanan, kosmetik dan wewangian.

Disisi lain saat ini belum ada upaya pena-

naman/budidaya masohi dalam skala luas

untuk meregenerasi tegakan alam yang te-

lah dimanfaatkan. Kondisi ini menyebabkan

sulitnya penyediaan bahan baku untuk me-

menuhi permintaan industri minyak masohi

yang berkelanjutan. Badan Litbang

Kehutanan melalui Pusat Litbang

Peningkatan Produktivitas hutan sejak tahun

2014 telah menginisiasi budidaya masohi

secara ex situ untuk mempercepat

pemenuhan bahan baku industri minyak

masohi di Indonesia.

Selain alasan kurang tersedianya bahan

baku minyak masohi di Indonesia, masohi

juga merupakan salah satu komoditi yang

menjadi urusan kementerian kehutanan dan

tertuang dalam Permenhut No. 35/Menhut-

II/2007. Tumbuhan masohi dan jenis hasil hu-

tan kayu lainnya selanjutnya dalam pem-

anfaatannya diatur dalam beberapa pera-

turan tata usaha hasil hutan pada hutan

negara antara lain : Permenhut No.

35/Menhut-II/2008 jo Permenhut No.

9/Menhut-II/2009. Sebagai komoditi yang

diurus kementerian kehutanan maka, sudah

selayaknya seluruh data dan informasi dalam

pemanfaatkan dan mengembangkan jenis

masohi telah tersedia dan dapat dimanfaat-

kan oleh pengguna untuk mendukung tum-

buhnya industri di sektor kehutanan. Oleh

Karena itu untuk mempercepat pemenuhan

kebutuhan berbagai pihak akan data terse-

but serta untuk mendukung keberhasilan

KPHP Boalemo, Gorontalo dalam mengem-

bangkan jenis-jenis HHBK bernilai ekonomis

maka pada tahun 2015-2019 dilakukan

penelitian budidaya pada wilayah sebaran

in situ oleh Balai Penelitian Kehutanan

Manokwari dan budidaya secara ex situ oleh

Pusat Litbang Hutan. Kegiatan yang dil-

akukan bersamaan dibawah koordinator RPI

Peningkatan produktifitas hutan diharapkan

dapat menghasilkan paket teknologi yang

dapat dimanfaatkan pengguna untuk pem-

anfaatan masohi secara berkelanjutan baik

secara in situ maupun ex situ (Yeny et all,

2015).

Pertumbuhan ex situ masohi di KPHP Boalemo

Upaya pemenuhan bahan baku

minyak masohi dilakukan salah satunya

dengan ujicoba penanaman pada

UJICOBA PENANAMAN EX SITU MASOHI MELALUI PERAN

SERTA MASYARAKAT DI KPHP BOALEMO, GORONTALO

Oleh : Irma Yeny dan Abdurahman Syakur

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 10

beberapa wilayah di Indonesia. KPHP

Boalemo, Gorontalo merupakan salah satu

KPHP Model yang

m e m f o k u s k a n

k e g i a t a n

r e h a b i l i t a s i

lahannya dengan

tanaman hasi l

hutan bukan kayu

(HHBK). Beberapa

H H B K y a n g

d i k e m b a n g k a n

y a i t u r o t a n

jernang, sutra alam

dan masohi.

U j i c o b a

p e n a n a m a n

masohi di wilayah

KPHP Boalemo,

Gorontalo dilakukan pada areal hutan

lindung yang telah dirambah masyarakat

dengan menanam jagung. Secara

administratif areal penanaman berada pada

Desa Ayuhulalo, Kecamatan Tilamuta

Kabupaten Boalemo. Pada areal tersebut

masyarakat menanam masohi yang

dikombinasikan dengan tanaman jagung.

Sebaran tanaman masohi terlihat pada

gambar 1.

Pola pertanaman masohi tidak teratur

dan menyebar pada lahan jagung dengan

topografi dan tutupan lahan yang berbeda.

Hasil pengukuran pertumbuhan diketahui

bahwa pada petak Pa Dullah yang berada

pada ketinggian 157-275 mdpl dan

kemiringan 5-20° ditanami 100 tanaman

dengan umur bibit 5 bulan memiliki persen

tumbuh sebanyak 89% (pengamatan dil-

akukan 2 bulan setelah tanam). Setelah ma-

suk pada musim panas Juli-September tana-

man mengalami kematian sehingga saat

pengamatan dilakukan tanaman tersisa 61%

(Yeny et all, 2015).

Lebih lanjut dilaporkan hasil pengukuran

pertumbuhan pada plot resort yang berada

p a d a

ketinggian 105

m d p l d a n

kemiringan 0°

( d a t a r )

ditanami 300

t a n a m a n

dengan umur

bibit 5 bulan

memiliki persen

t u m b u h

sebanyak 50%

(pengamatan

dilakukan 2

bulan setelah

t a n a m ) .

R e n d a h n y a

persen tumbuh

disebabkan daerah ini cenderung tergenang

air saat hujan dan hama sapi yang

digembalakan pada lahan tersebut. Setelah

musim panas Juli-Nopember tanaman

mengalami kematian sehingga saat

pengamatan dilakukan tanaman tersisa

5,33%.

Pertumbuhan tinggi pada masing-masing

tanaman terlihat bahwa pada lokasi ex situ

Kabupaten Boalemo pertumbuhan pada

plot resort lebih besar dibandingkan dengan

plot Pa Dullah (tabel 1).

Pada plot resort terlihat peningkatan tinggi

tanaman cukup baik walaupun persen hidup

sampai dengan umur 15 bulan hanya 5%.

Hal ini diduga karena masohi ternaungi

dengan semak dan adanya beberapa

pohon diantaranya. Berbeda dengan pada

plot Pa Dullah yang cenderung terbuka

setelah tanaman jagung dipanen.

Pengamatan serangan hama dan

penyakit terlihat pada bedeng sapih masohi

dan dilapangan. Hasil pengamatan

menunjukkan bedeng sapih bibit masohi

Gambar 1. Peta sebaran tanaman masohi di KPHP Boalemo,

Gorontalo

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 11

No

.

Lokasi Umur Tinggi (m) Diametar

(cm)

Keterangan

1. Ayuhulalo Plot

Dullah_Boalemo

10 bulan 0,43 0,33 cm Ex situ asal biji

2. Ayuhulalo Plot Re-

sort_Boalemo

15 bulan 0,81 0,57 cm Ex situ asal biji

mengalami serangan hama pada daun.

Gejala serangan hama berupa terdapat

bintil-bintil pada permukaan daun bagian

atas (Gambar 3), kemudian pada serangan

yang lebih lanjut daun tanaman menjadi

mengkerut. Hama yang menyerang bibit

masohi di persemaian merupakan hama dari

jenis kutu. Spesies hama yang menyerang

bibit masohi belum terindentifikasi, dan akan

diidentifikasi di Laboratorium Perlindungan

Hutan Puslitbang Hutan. Persentase serangan

hama masih rendah yaitu persentase

serangan sebesar 0,01% dan tingkat

kerusakannya sebesar 0,18%. Sementara itu

pada areal tanam tanaman masohi relatif

aman dari serangan hama daun akan tetapi

terdapat gangguan lainnya berupa ternak

sapi yang digembalakan secara liar. Selain

itu terdapat bercak daun pada tanaman

(Gambar 3). Bercak daun ini masih perlu

dilakukan penelitian di laboratorium

penyebabnya apakah karena penyakit atau

karena tanaman mengalami kekeringan

mengingat musim kemarau panjang yang

melanda di lokasi penelitian (Yeny et all,

2015).

Peran masyarakat

dalam keberhasilan

pertumbuhan

masohi

Peran serta

masyarakat adalah

suatu bentuk

bantuan masyarakat

dalam hal

pelaksanaan suatu

kegiatan dalam

bentuk bantuan

tenaga, dana,

sarana, prasarana

serta bantuan

moralitas sehingga

tercapai sasaran

suatu kegiatan

yang diinginkan. Peran serta masyarakat

memiliki makna yang amat luas. Semua ahli

mengatakan bahwa partisipasi atau peran

serta masyarakat pada hakekatnya bertitik

tolak dari sikap dan perilaku namun

batasannya tidak jelas, akan tetapi mudah

dirasakan, dihayati dan diamalkan namun

sulit untuk dirumuskan. Peran serta

masyarakat dalam keberhasilan

a b

Gambar 2. Pertumbuhan masohi pada plot Pa Dullah (a), plot resort (b) (sumber:

(Yeny et all, 2015).

Tabel 1. Pertumbuhan tanaman masohi di beberapa lokasi

Sumber : Irma Yeni, dkk_2015

ISSN 2355-7966

Warta MATOA Vol. III No. 2, Agustus 2016 12

pertumbuhan masohi di plot Pa Dullah Desa

Ayuhulalo, Kecamatan Tilamuta terlihat

pada ikut serta bertanggung jawab tahapan

kegiatan penanaman dan pemeliharaan.

Masohi dalam pertumbuhan awalnya

membutuhkan pemeliharaan yang cukup

serius terutama ketersediaan air dan

gangguan hama. Petani yang akan

menanam masohi sebaiknya berhati hati

kekurangan air pada tanaman karena

masohi suka air namun tidak tahan pada

kekeringan. Selain itu aroma daun yang

wangi dan beraroma kelapa pada tanaman

muda, menarik perhatian hama baik

serangga maupun hama ternak sapi untuk

memakan pucuk masohi.

Penutup

Berdasarkan hasil pengukuran

pertumbuhan maka, ujicoba penanaman

masohi dengan peran serta masyarakat di

KPHP Boalemo prospektif untuk

dikembangkan karena menunjukkan

pertumbuhan yang baik serta rendahnya

intensitas serangan hama daun yang ditemui

pada bedeng sapih dan lapangan KPHP

Boalemo. Oleh karena itu pengendalian

hama oleh masyarakat cukup dilakukan

dengan cara mekanik. Selanjutnya dalam

mengembangkan tanaman masohi

masyarakat perlu memperhatikan lokasi

tanam, teknik penyiapan lahan yang tepat

dan pemeilharaan yang optimal.

Melihat pasar yang terbuka dan potensi

yang ada, masohi merupakan komoditi yang

layak diusahakan. Dominggas Aduari,

seorang mahasiswa Universitas Negeri

Papua, melakukan kelayakan usaha hutan

tanaman masohi secara finansial dan

efisiensi kepemilikan lahan di Kampung

Akudiomi dan Kampung Yaur Distrik Yaur

Kabupaten Nabire. Ternyata, selama ini

pendapatan masyarakat dari mencari

masohi hanya sampingan. Namun demikian,

kontribusi pendapatan masohi terhadap

pendapatan rumah tangga dipengaruhi

nyata secara statistik oleh pendapatan total

rumah tangga dan pendapatan masohi.

Kontribusi pendapatan dapat ditingkatkan

dengan meningkatkan pendapatan masohi.

Dalam analisis finansial yang dilakukan, NPV

menunjukkan angka > 0 yaitu Rp 20.887.520,-

/ha dan BCR >1 yaitu 1,066528, sehingga

dinyatakan hutan tanaman masohi layak

untuk dijalankan secara finansial (Rostiwati T

dan Efendi R, 2013).

Daftar Pustaka

Remetwa, H. (2000). Pemetaan Potensi dan

Penyebaran Hasil Hutan Bukan Kayu di

Irian Jaya. Buletin Penelitian Kebutanan

BPK Manokwari. Vo. IV No. 2 Tahun 2000.

Rostiwati, T dan Efendi, R. (2013). Mendulang

uang tanpa tebang (5 Jenis HHBK

Unggulan). FORDA Press, Bogor.

Yeny. I, et all (2015). Laporan hasil penelitian

Teknik Budidaya Tanaman Penghasil

Senyawa Aromatis di KPH Boalemo,

Gorontalo. Pusat Litbang Hutan Bogor.

Tidak diterbitkan.