tesis - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/bab i, v, daftar pustaka.pdf ·...

54
FILSAFAT POLITIK ISLAM STUDI PEMIKIRAN ALI ABD AL-RAZIQ DAN IMAM KHOMEINI Oleh: Krisbowo Laksono, S.Ud. NIM : 1120510034 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Agama Dan Filsafat Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M. Hum.) YOGYAKARTA 2015

Upload: ledien

Post on 30-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

FILSAFAT POLITIK ISLAM STUDI PEMIKIRAN ALI ABD AL-RAZIQ DAN IMAM KHOMEINI

Oleh:

Krisbowo Laksono, S.Ud.

NIM : 1120510034

TESIS

Diajukan Kepada Program Studi Agama Dan Filsafat

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Humaniora (M. Hum.)

YOGYAKARTA

2015

Page 2: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan
Page 3: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan
Page 4: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan
Page 5: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan
Page 6: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan
Page 7: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

vii

MOTTO

“Dari kacamata minus yang saya pakai, saya

melihat ilmu pengetahuan yang saya cintai

memusnahkan kebudayaan, padahal saya

mengharapkan mereka dimanfaatkan untuk

kebudayaan”

Page 8: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

viii

PERSEMBAHAN

Ayah Ibuku tercinta

Adik-adikku yang sedang berjuang di bangku perkuliahan

Teman-Teman S2 Filsafat Islam Khususnya Angkatan 2011

Almamater Kebanggaan Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Seluruh Praktisi Keilmuan Agama dan Filsafat di Seluruh Indonesia

Page 9: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

ix

ABSTRAK Kajian pemikiran politik Islam dan kenegaraan, Nama Ali Abd. al-Raziq

dan Imam Khomeini merupakan dua orang tokoh dalam wacana pembaharuan dalam periode modern. Dalam hal ini, gagasan dan konsep yang dikemukakan dalam batas-batas tertentu tampaknya masih cukup relevan untuk dijadikan alternative dan bahan acuan dalam membangun kehidupan bernegara yang lebih demokratis.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengekplorasi tentang Islam dan Negara: studi komparatif tentang pemikiran Ali Abd. al-Raziq dan Imam Khomeini. Focus penelitian ini adalah: Bagaimana substansi pemikiran kenegaraan Ali Abd. al-Raziq dan Imam Khomeini? Apa persamaan dan perbedaan pemikiran kenegaraan kedua Ulama tersebut, Mengapa terjadi perbedaan pemikiran antara keduanya?

Penelitian yang dikaji adalah penelitian kepustakaan (Library Reseach), dengan sifat penelitian studi komparatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kajian kepustakaan. Ada dua sumber data yang menjadi acuan, yaitu sumber primer (pokok) dan sumber sekunder (pendukung). Sumber primer berupa karya Ali Abd. al-Raziq berjudul al-Islam wa Ushul al-Hukm dan yang ditulis oleh Imam Khomeini berjudul Wilayah Faqih atau Hukumat Islami. Sedangkan sumber sekunder berupa buku-buku, dokumen-dokumen, dan karya-karya ilmiah lainnya yang ditulis oleh para pemikir politik Islam, yang terkait dengan permasalahan. Analisis data penelitian dilakukan melalui, 1) interpretasi yaitu ekplorasi dan penangkapan tentang ekpresi tokoh yang dipelajari, sehingga diperoleh pemahaman yang benar, 2) holistik, yaitu subyek yang menjadi obyek studi tidak hanya dilihat secara otomatis , tetapi ditinjau dalam interaksi dengan seluruh kenyataan yang melingkupinya. 3) kesinambungan historis, rangkaian kegiatan dan peristiwa dalam kehidupan setiap orang yang merupakan mata rantai yang tidak terputus.

Kemudian hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa; 1) Raziq berpendapat bahwa hubungan antara agama dan Negara tidak mungkin diintegrasikan dan disatukan; keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Dalam kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan hukum syara’. Ia juga berpendapat bahwa Islam tidak menentukan bentuk Negara dan pemerintahan. Umat Islam memiliki kebebasan untuk menentukan benruk Negara dan pemerintahan sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan kemampuan intelektual dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan zaman. Imam Khomeini berpendapat bahwa Islam adalah suatu agama yang lengkap dan didalamnya mengatur seluruh aspek kehidupan manusia termasuk politik. Kedaulatan Allah dan untuk melaksanakannya dibutuhkan imamah yang sifatnya perwakilan dari kaumnya. Kepemimpinan menurut Syi’ah dapat disederhanakan sebagai berikut: pertama, kepemimpinan Allah yang mutlak. Kedua, kepemimpinan Nabi, sebagai kepanjangan Allah di muka bumi. Ketiga, kepemimpinan dua belas Imam sebagai pelanjut kepemimpinan Nabi. Keempat, kepemimpinan Ulama (faqih) sebagai pengganti kekosongan kepemimpinan Imam ke-dua belas.

Keywords: Islam, Negara, Komparatif.

Page 10: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan tesis ini

berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan Alif Tidak dilambangkan أ

Ba’ B Be ب

Ta’ T Te ت

Sa’ Ṡ Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

ḥa’ Ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح

Kha’ Kh Ka dan ha خ

Dal D De د

śal ś Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra’ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Ṣād Ṣ Es (dengan titik di bawah) ص

Ḍāḍ Ḍ De (dengan titik di bawah) ض

Ṭa’ Ṭ Te (dengan titik di bawah) ط

Ẓa’ Ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ

Page 11: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xi

ain ʻ Koma terbalik di atas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa’ F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wawu W We و

� Ha’ H Ha

� Hamzah Apostrof

Ya’ Y Ye ي

B.B.B.B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis RangkapKonsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis RangkapKonsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis RangkapKonsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

Ditulis ‘iddah ة!

C.C.C.C. Ta’ Marbutah Di Akhir KataTa’ Marbutah Di Akhir KataTa’ Marbutah Di Akhir KataTa’ Marbutah Di Akhir Kata

1. Bila dimatikan ditulis h

Ditulis Hibah %$ه

Ditulis Jizyah %'ز&

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata Arab yang sudah terserap

dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

Page 12: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xii

2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

� ’Ditulis Karâmah al-auliyâ آرا0%ا.-,'(

3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan dammah

ditulis t atau h.

Ditulis Zakâh al-fi زآ(ةا,234 Ńri

D. Vokal Pendek

789

2:;

';ه>

fathah kasrah dammah

ditulis ditulis ditulis

A fa’ala i Ŝukira u yaŜhabu

E. Vokal Panjang

1

2

3

4

Fathah + alif

&(ه,'%fathah + ya’ mati

?@AB kasrah + ya’ mati

C'2D dammah + wawu mati

29وض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Â

jâhiliyyah

â

tansâ

î

karîm

û

furûd

F. Vokal Rangkap

1

2

fathah + ya’ mati

CDA'E fathah + wawu mati

Fول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ai

bainakum

au

qaul

Page 13: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xiii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Dzat yang telah menjadikan manusia sebagai

khalifah-Nya di muka bumi dan mempercayakan kepadanya kemakmuran dunia

seisinya. Alhamdulillah, Allah telah menganugerahkan kepada umat manusia akal

pikiran serta menjelaskan bagi hamba-Nya ajaran yang benar di dalam Al-Qur’an

yang mulia dan yang telah menerangkan bagi semesta alam prinsip-prinsip

kehidupan dan petunjuk ke jalan yang lurus. Serta dengan izin-Nya, penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah

kepada kekasih-Nya Nabi penutup zaman, Nabi Muhammad SAW yang telah

menuntun manusia dengan warisan petunjuknya untuk mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat. Nabi yang telah Allah utus untuk menjadi penerang bagi

manusia dan menjadi teladan dalam berpikir dan berperilaku dalam

bermasyarakat.

Penelitian berjudul “Humanisme Religius Dalam Pemikiran Hamka dan

Relevansinya Terhadap Pemikiran Keagamaan di Indonesia” ini, penulis harap

mampu memberikan sebuah wacana pemikiran yang mencerahkan dalam

memahami teks-teks keagamaan, yang lebih mengedepankan nilai-nilai

kemanusiaan . Dengan pemahaman baru yang lebih mengedepankan aspek

kemanusiaan, diharapkan ke depannya, para penganut agama tidak mudah

terjerumus ke dalam konflik-konflik keagamaan yang menjurus pada perpecahan

dan kekerasan. Karena dengan alasan apa pun, konflik dan kekerasan tidak dapat

dibenarkan dalam ajaran agama mana pun.

Page 14: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xiv

Selanjutnya, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah memberi kontribusi atas terselesaikannya tesis ini:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga beserta

jajarannya.

2. Bapak Prof. Dr. H. Khoiruddin Nasution, MA. selaku direktur pascasarjana

beserta jajarannya.

3. Bapak Dr. Moch Nur Ichwan, MA. selaku ketua prodi Agama dan Filsafat

beserta staf-stafnya.

4. Para dosen Pascasarjana yang telah memberikan banyak pelajaran serta ilmu

untuk senantiasa dikembangkan dan diimplementasikan dalam kehidupan

guna menunjang kemajuan peradaban.

5. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Salam Arief, M.A. yang telah memberikan

bimbingan dalam proses penulisan tesis ini.

6. Ayah dan Ibuku tersayang, H. Heri Sukrismanto dan Hj. Nanik Yuniati yang

telah menanamkan arti kehidupan, keikhlasan dan cinta kasih yang tulus suci

sehingga menumbuhkan kepribadian yang kokoh bagi penulis dalam

mengarungi samudra kehidupan.

7. Istriku tersayang Rosita Kurniawati, S.Ud. yang selalu mengingatkan dan

memberikan semangat yang tak pernah pudar.

8. Teman-teman mahasiswa S2 FI khususnya angkatan 2011 (Huda, Titis, Afith,

Idham, Lukman, Uma, Syahrul, Pak Daldiri, Ismu, Arfan, Farhan, Pak

Samson) yang turut andil dalam menyepuhkan keilmuan penulis, terutama

selama kegiatan perkuliahan.

Page 15: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xv

9. Seluruh teman-teman yang tidak dapat saya sebut satu persatu, yang telah

berjasa dalam penulisan tesis ini, jika bukan karena kalian saya tidak dapat

menjadi diri saya seperti ini.

Dan akhirnya, tidak ada manusia yang sempurna, maka dari itu penulis

menyadari masih banyak kekurangan dalam tesis ini. Saran yang membangun

penulis harapkan demi penyempurnaan tesis ini agar lebih baik lagi. Penulis

berharap tesis ini dapat memberi manfaat khususnya pada diri penulis dan

umumnya pada perkembangan dunia pemikiran dan pemahaman keagamaan.

Yogyakarta, 18 Agustus 2014

Penulis

Krisbowo Laksono

Page 16: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ........................................................ iii

PENGESAHAN DIREKTUR .................................................................... iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJI .............................................................. v

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. vi

MOTTO ...................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii

ABSTRAKS ............................................................................................... ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ x

KATA PENGANTAR ................................................................................. xiii

DAFTAR ISI ............................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 11

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 12

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 13

E. Kerangka Teoritis ........................................................................... 15

F. Metode Penelitian ........................................................................... 19

G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 22

BAB II AGAMA DAN NEGARA PERSPEKTIF ISLAM

A. Kedudukan Negara dalam Islam ..................................................... 24

B. Pedoman dan Prinsip Islam Dalam Bermasyarakat dan Bernegara . 27

C. Kedaulatan dalam Islam .................................................................. 28

D. Pengambilan Keputusan................................................................... 31

E. Fungsi dan Tujuan dalam Bernegara ............................................... 33

F. Hubungan Antar Umat .................................................................... 37

Page 17: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

xvii

BAB III BIOGRAFI ALI ABD AL-RAZIQ DAN IMAM KHOMEINI

A. Biografi Ali Abd al-Riziq ............................................................... 38

1. Latar Belakang Keluarga Ali Abd al-Raziq ................................ 38

2. Latar Belakang Pendidikan ......................................................... 39

3. Karir Politik Ali Abd al-Riziq .................................................... 40

4. Karya Ali Abd al-Raziq .............................................................. 43

B. Biografi Imam Khomeini ................................................................ 49

1. Latar Belakang Keluarga Imam Khomeini.................................. 49

2. Latar Belakang Pendidikan Imam Khomeini .............................. 50

3. Karir politik Imam Khomeini ..................................................... 52

4. Karya Imam Khomeini ............................................................... 53

BAB IV POKOK-POKOK PIKIRAN ALI ABD AR-RAZIQ DAN IMAM

KHOMEINI TENTANG ISLAM DAN NEGARA

A. Pokok-pokok pikiran Ali Abd Ar-Raziq Tentang Islam dan Negara . 55

1. Hubungan antara Agama dan Negara ......................................... 55

2. Eksistensi Khilafah .................................................................... 58

3. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan ................................... 73

B. Pokok-Pokok Pikiran Imam Khomeini Tentang Islam dan Negara .. 77

1. Hubungan antara Agama dan Negara ......................................... 77

2. Eksistensi Khilafah .................................................................... 89

3. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan. .................................. 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan. ................................................................................. 116

B. Saran. ........................................................................................... 121

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 123

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... 125

LAMPIRAN ................................................................................................

Page 18: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini adalah bab pendahuluan. Bab ini membahas latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan serta kegunaan penelitian serta studi pustaka

terhadap penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pemikiran filsafatpolitik Ali

Abd al-Raziqdan Imam Khomeini. Di samping itu, di dalam bab ini juga

membahas landasan teori penelitian, metode penelitian (yang mencakup jenis

penelitian, sumber data, metode dan pendekatan), serta sistematika pembahasan.

Dengan mengetahui hal-hal di atas, akan lebih mudah mengetahui permasalahan

yang diangkat di dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Setiap pemaparan tentang filsafat politik Islam selalu mengacu ke

dalam dua bagian. Pertama, filsafat teoritis, dan yang kedua adalah filsafat

praktis. Yang pertama terkait dengan hakikat segala sesuatu sebagai mana

adanya, sedangkan yang kedua terkait dengan segala sesuatu sebagaimana

seharusnya. Maka, jika filsafat teoritis terkait dengan fisika, metafisika, dan

psikologi. Filsafat praktis terkait dengan etika, ekonomi dan politik. Etika

mengatur tentang bagaimana seharusnya individu berperilaku, ekonomi dalam

pengertian klasik mengatur pengelolaan rumah tangga, sedangkan politik

mengatur pengelolaan kota (politea) atau Negara. Maka filsafat praktis mesti

didasarkan atas filsafat teoritis. Dengan kata lain di mana filsafat teoritis

berakhir, di situlah filsafat praktis bermula. Maka, tidak heran jika setiap

Page 19: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

2

pembahasan tentang ketiga bagian filsafat praktis itu selalu bermula dari

pembahasan tentang Tuhan, alam semesta, dan tentang posisi manusia

berhadapan dengan Tuhan maupun alam semesta serta apa tujuan akhir

keberadaan manusia di alam semesta ini. Selanjutnya, ketiganya diatur

berdasarkan pemahaman kita tentang relasi-relasi tersebut serta tujuan akhir

segala urusan penciptaan.1

Dalam kitab suci Islam terdapat sejumlah ayat yang mengandung

petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam hidup bermasyarakat dan

bernegara. Di antaranya ayat-ayat tersebut mengajarkan tentang kedudukan

manusia di bumi dan tentang prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam

kehidupan kemasyarakatan, seperti prinsip-prinsip musyawarah atau

konsultasi, ketaatan kepada pemimpin, keadilan, persamaan, dan kebebasan

beragama.2

Umat Islam pertama kali hidup bernegara setelah Nabi Muhammad

berhijrah ke Yathrib atau yang sekarang dikenal dengan Madinah. Di tempat

itulah untuk pertama kali umat Islam mempunyai komunitas yang bebas dan

merdeka di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad. Komunitas ini terdiri dari

kaum muhajirin dan ansar. Tetapi komunitas di Madinah ini tidak hanya

komunitas Islam tetapi ada umat Yahudi dan sisa-sisa suku arab yang masih

menyembah berhala. Dengan kata lain umat Islam di Madinah merupakan

bagian dari masyarakat yang majemuk.

1 Yamani, Antara Al-Farabi dan Khomeini; Filsafat Politik Islam, (Bandung: Mizan, 2002),

hlm. 31. 2 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UI

Press, 1990), hlm. 4.

Page 20: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

3

Setelah beberapa tahun Nabi menetap di Madinah, beliau

mempermaklumkan piagam yang mengatur kehidupan dan hubungan antara

komunitas-komunitas yang merupakan komponen-komponen masyarakat

yang majemuk di Madinah. piagam tersebut lebih dikenal sebagai Piagam

Madinah. dan para ahli ilmu politik dan pemikir Islam berpendapat bahwa

Piagam Madinah adalah undang-undang atau konstitusi bagi negara Islam

yang pertama yang didirikan oleh Nabi di Madinah.3

Sepeninggal Nabi Muhammad, beliau tidak meninggalkan wasiat

kepada umat Islam dalam menentukan siapa pemimpin setelahnya, bagaimana

cara pemilihan dan pengangkatan seorang pemimpin, bagaimana prosedur,

undang-undang dan konstitusi umat Islam pada masa setelahnya.

Jumhurul Ulama menegaskan bahwa mengangkat seorang pemimpin

adalah wajib.4Terdapat tiga teori mengenai dasar-dasar pembentukan khilafah.

Pertama, pembentukan khilafah wajib hukumnya berdasarkan syariah atau

berdasarkan wahyu. Kedua, mendirikan khilafah hukumnya fardlu kifayah

atau wajib kolektif berdasarkan ijma’ atau konsensus. Ketiga, pembentukan

khilafah ini memang wajib tetapi berdasarkan pertimbangan akal

semata.5Tetapi lain pendapat dari ‘ali ‘Abd al-Raziq yang mengatakan apabila

3Ibid, ..., hlm. 10. 4 Al Mawardi dalam bukunya Al-Ahkam As-Sulthaniyyah mengatakan: Mengadakan akad

Imamah (Khilafah) bagi orang yang melaksanakannya di tengah-tengah umat, adalah wajib berdasarkan ijma. Dan juga pendapat Ibnu Taimiyah Ibnu Taimiyah dalam As Siyasah Asy Syar’iyah berkata: Maka adalah wajib untuk menjadikan kepemimpinan (Khilafah) sebagai (bagian dari) agama dan sarana bertaqarrub kepada Allah. Sebab bertaqarrub kepada-Nya dalam kepemimpinan itu, yaitu dengan mentaati Allah dan mentaati Rasul-Nya, termasuk dalam taqarrub yang paling utama. Yang merusak keadaan banyak orang dalam kepemimpinan itu, tak lain adalah mencari kekuasaan dan harta semata di dalamnya.

5 Kamaruzzaman, Relasi Islam dan Negara; perspektif Modernis dan Fundamentalis (magelang; IndonesiaTera, 2001), hlm. 30.

Page 21: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

4

syariat sudah berjalan dengan baik dan keadilan sudah merata di kalangan

umat, maka pemimpin atau imam tidak diperlukan lagi, dan karenanya

kedudukan imam tidak diperlukan lagi. Anggapan ini dikarenakan Raziq tidak

menemukan sama sekali dasar atau argumen yang kuat dari al-Qur’an, hadis

ataupun ijma’ yang mendukung keyakinan dan kepercayaan wajib hukumnya

bagi umat Islam untuk mempunyai seorang khilafah.6 Alasan penulis

mengangkat Raziq karena beliau adalah tokoh Islam yang pertama yang

menolak kepemimpinan khilafah. Raziq menolak konsep negara Islam.

Mungkin karena pengaruh pandangan Abduh bahwa dalam Islam tidak

ada kekuasaan keagamaan, dan bahwa semua rakyat Mesir memikul tanggung

jawab yang sama dan mempunyai hak-hak yang sama, baik dalam bidang

politik, ekonomi dan di muka hukum tanpa mempertimbangkan perbedaan

agama dan keyakinan. Maka di kalangan sahabat, murid dan pengikut Abduh

berkembanglah kecenderungan ke arah nasionalisme dan sekulerisme.

Terutama cendekiawan Islam Mesir yang telah mengenyam pendidikan Barat.

Yang terkenal diantara mereka adalah Ahmad Lutfi Sayyid, Thaha Husein, Ali

Abd Al-Raziq.7 Tetapi dari ketiga tokoh tersebut, Ali Abd al-Raziq merupakan

tokoh yang paling kontroversial, dan karenanya paling terkenal, terutama

karena buku yang ditulisnya pada tahun 1925 dengan judul AL Islam wa Ushul

al-Hukm.

6‘Ali ‘Abd al-Raziq, AL-Islam wa Ushul al-Hukm (Kairo; Mathba’ah Misro Syirkah

Musahamah Mishriyyah, 1925), hlm. 12. 7 Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UI

Press, 1990), hlm.138.

Page 22: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

5

Lain halnya dengan Imam Khomeini dalam bukunya Al-Hukumah Al-

Islamiyyah (Islamic Goverment) menegaskan bahwa keberadaan hukum-

hukum yang telah tersusun tidaklah cukup untuk mereformasi masyarakat.

Untuk dapat memastikan bahwa hukum tersebut berjalan dan mewujudkan

kebahagiaan manusia, maka harus ada kekuasaan eksekutif, yang dijalankan

oleh seorang eksekutor (pengambil suatu keputusan).8

Berbeda dengan pendapat Raziq, Khomeini menerima konsep negara

Islam dan bahkan khomeni bisa menerapkan gagasannya dalam negara

republik Islam Iran. Raziq adalah tokoh Islam pertama yang menolak konsep

negara Islam dan Khomeini adalah tokoh Islam yang mempunyai gagasan

negara Islam dan telah beliau terapkan. Tetapi di samping itu pasti ada positif

dan negatif dari gagasan yang diusung dari kedua tokoh ini yang akan dibahas

pada bab selanjutnya.

Judul penelitian Filsafat Politik Islam antara Ali Abd Ar-Raziq dan

Khomeini mungkin menimbulkan pertanyaan. Raziq merupakan tokoh

kontroversial di masanya, dan kebanyakan ulama menilai bahwa pernyataan

Raziq tidak berdasar dalil yang tepat dan dengan pemikirannya pada waktu itu

dianggap dapat menggoncangkan tatanan pemikiran Islam karena gagasannya

menentang konsep khilafah. Maka akan muncul pertanyaan: apakah gunanya

belajar tentang filosof muslim sedemikian, selain sekedar untuk academic

exercise bagi seorang pelajar filsafat atau sejarah Islam? Lalu apa

hubungannya dengan Khomeini. Sebenarnya kedua tokoh tersebut sama-sama

8Imam Khomeini, Pemerintahan Politik Islam Dalam Pemerintahan, terj. Muhammad

Anis Maulachela (Jakarta; Shadra Press, 2010), hlm. 33.

Page 23: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

6

tidak sependapat dengan gagasan Khilafah Islamiyyah. Penulis berusaha untuk

meneliti dari sudut pandang politik keduanya yang bertolak belakang. Raziq

memandang bahwa kedaulatan ada di tangan rakyat, sedangkan Khomeni

memandang bahwa kedaulatan hanya ada di tangan Tuhan. Bisa dibilang

Raziq berpendirian suara Rakyat adalah suara Tuhan, sedangkan Khomeini

beranggapan bahwa suara Tuhan adalah suara rakyat. Raziq juga berpendapat

bahwa dalam berpolitik atau bernegara perlu ijtihad dan berusaha untuk tidak

membawa doktrin agama dalam bernegara atau berusaha memisahkan antara

urusan agama dan Negara (sekular), sedangkan Khomeini berpendapat bahwa

Negara tidak bertentangan dengan syariah.

Khomeini bisa dikatakan termasuk tokoh besar dan berpengaruh pada

abad 20. Berkat revolusi yang dilancarkan di Iran. Sistem pemerintahan

Republik Islam Iran berhasil ditegakkan. RII merupakan yang pertama dan

satu-satunya di antara Negara berpenduduk mayoritas Muslim yang berhasil

didirikan dalam masa kontemporer, yakni justru ketika banyak kalangan Islam

cenderung untuk meninggalkan konsep Negara Islam. Mungkin beberapa

argument diatas adalah alasan kenapa penulis mengangkat masalah ini

menjadi penulisan yang layak dikaji dan diteliti.

Berangkat dari perbedaan yang mendasar inilah penulis berusaha

meneliti dari segi filsafat politik yang mendasari kedua pemikir tersebut

meletakkan pendapatnya. Dilihat dan dikaji dari kehidupan sosio historis dan

keadaan politik pada zaman mereka. ‘Ali ‘Abd al-Raziq adalah pemikir dan

tokoh yang berpengaruh besar dalam kancah perpolitikan di Mesir pada waktu

Page 24: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

7

itu. Dhiya’ ad-Din ar-Rais dalam bukunya Al-Islam wa al-Khilafah fi al-‘Ashr

al-Hadist mengatakan karya al-Raziq adalah karya yang menyulut kobaran

api dan api tersebut tidak pernah kembali lagi, buku al-Raziq Al-Islam wa

Ushul al-Hukm adalah buku atau karya paling penting dalam sejarah politik

Mesir.9 Sedangkan Khomeini adalah pemimpin revolusi Iran dan bengaruhnya

dalam politik kekuasaan sangatlah besar. Pada tahun 1979 Khomeini

mengguncangkan dunia dengan gerakan revolusinya. Pemerintahan yang

semula berbentuk sistem republik monarki berganti dengan sistem republik

Iran. Keduanya merupakan pemikir politik Islam kontemporer yang

mempengaruhi pemikiran Islam kontemporer. Keduanya mempunyai pengikut

dan pengkritik di kalangan pemikiran.

Maka penulis berupaya menjadikan karya ini sebagai karya

independen yang akademis dan tidak ada keberpihakan salah satu diantara

keduanya. Tetapi penulis berusaha menyelami keduanya dari segi filsafat

politik dan berusaha mengambil sumber dari sumber yang otentik dan bukan

dari sumber yang emosional.

Penelitian berbentuk komparasi ini untuk memperbandingkan sifat hakiki

dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam.

Justru perbandingan itu dapat menentukan secara tegas kesamaan dan

perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin

murni.10

9 Dhiya’ ad-Din ar-Rais, Islam dan Khilafah; Kritik Terhadap Buku Khilafah dan

Pemerintahan Dalam Islam ‘Ali ‘Abd al-Raziq (Bandung; Pustaka, 1985), hlm. 1. 10 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 47.

Page 25: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

8

Jika secara doktriner konsep dan gagasan politik kekuasaan tidak baku

dalam Al-Quran dan Sunnah, bagaimana para ulama dan umat Islam

memahami pandangan politik kekuasaan menurut Islam. Maka dipandang

perlu bagi penulis untuk mengetahui ijtihad dari pemikiran para pemikir dan

konsep pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini dalam hal politik

kekuasaan, mengingat keduanya mempunyai peran yang sangat besar bagi

kemajuan intelektual Islam dan pengaruhnya sangat kuat bagi umat.

Mengingat pentingnya kajian pemikiran politik Islam, Nurcholis Madjid

mengatakan:

Dalam kaitannya dengan masalah politik ini, kaum muslimin biasa mengatakan bahwa agama Islam berbeda dengan banyak agama lain. Pernyataan yang sering muncul serta stereotipikal itu memang mengandung hal itu akan berarti sama dengan mengingkari kenyataan sejarah yang telah berlangsung selama lebih dari empat belas abad dan yang masih akan berlangsung entah berapa abad lagi. Dan tentu hal itu juga akan berarti sama dengan mengingkari sebagian dari esensi agama Islam.11

Berdasarkan realita di atas, terasa sekali betapa pentingnya pengkajian

politik Islam (fiqh siyasah). Walaupun aspek kajian ini akan mengundang

banyak kontroversi, lebih-lebih di negara yang bukan Islam. Kajian ini tentu

akan mempertanyakan, apakah persoalan khilafah sebagaimana diajukan oleh

Imam Khomeini masih relevan?. Ataukah kajian ‘Ali ‘Abd al-Raziq yang

dituduh sekuler itu perlu dikaji dewasa ini dan masihkah ada relevansinya.

Berbicara mengenai filsafat politik maka didalamnya berbicara tentang

negara, menurut miriam budiardjo dalam bukunya Demokrasi di Indonesia,

11 Nurcholis Madjid, dalam Munawir Sadzali, Islam dan Tata Negara (Jakarta: UI Press,

1990), hlm. V. Dan lihat Muhammad Azhar, Filsafat Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo persada, 1996), hlm. 3.

Page 26: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

9

Negara (state) merupakan salah satu elemen pembentuk politik. Selain negara

terdapat elemen kekuasaan, pengambil keputusan, kebijakan dan pembagian

atau alokasi kewenangan. Kelima elemen tersebut menunjukkan bahwa

diskursus politik sangat komplek, khususnya ketika dihadapkan pada sistem

operasional negara. Namun pengamat menempatkan negara sebagai titik

sentral politik. Artinya kajian tentang negara mencerminkan tentang elemen

pembentuk politik secara keseluruhan.

Pemikiran politik mendapat tempat yang semakin menonjol dalam

ilmu politik. Indikasinya adalah bahwa negara kembali menduduki tempat

yang sentral dalam berbagai pembahasan ilmu politik, setelah sekian lama

menghilang ke belakang.12 Dan samapai disini maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Terdapat perbedaan pengertian tentang pemikiran (filsafat) politik,

teori politik dan ilmu politik.

2. Adakalanya teori politik lebih luas pengertiannya dari pemikiran

(filsafat) politik, namun dapat pula dipahami sebaliknya. Di sisi

lain, ada pula yang menyatakan bahwa antara keduanya harus

dipahami secara tersendiri.

3. Para pakar politik sepakat bahwa teori politik, yang memiliki

makna ganda tersebut, merupakan bagian dari ilmu politik.

4. Teori politik di sini mencangkup ideologi (keyakinan) politik dan

filsafat politik.

12 A. Rahman Zainuddin, Pemikiran Politik, Jurnal ilmu politik (AIPI Jakarta: No. 7/1990), hlm. 12. Dan lihat Muhammad Azhar, Filsafat Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 13.

Page 27: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

10

5. Secara metodologis, studi pemikiran politik mencangkup kajian

tentang tujuan, ukuran kriteria dan jenis penelitian yang digunakan.

6. Secara filosofis, studi pemikiran politik yang paling pokok terdiri

dari pemikiran politik Barat, negara berkembang dan pemikiran

politik Islam. Kajian filosofis ini mencangkup pula perbandingan

politik, studi kawasan, sistem dan pembangunan politik maupun

aspek sosiologi dan antropologi politik (terutama tentang pengaruh

pemikiran politik asing dan lokal0.

7. Studi pemikiran politik Barat (terutama Eropa dan Amerika) pada

mulanya mengkaji tentang sejarah filsafat. Lalu berlanjut dengan

pengkajian secara kronologis tentang politik serta perbandingan

politik.

8. Secara objektif, ada dua hal yang menjadi fokus perhatian dalam

studi pemikiran politik, yakni tentang negara (state) dan perilaku

politik (political behavioralism).13

Dhiauddin Rais sempat menyinggung tentang tiga gelar simbolik

utama. Tiga gelar simbolik utama yang ia maksud adalah: imam, khalifah dan

amirul mukminin.14 Tiga gelar ini akan dijelaskan oleh penulis pada bab

selanjutnya.

13 Muhammad Azhar, Filsafat Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 13-14. 14 Muhammad Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam, terj Abdul Hayyie al-Kattani dkk

(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 73.

Page 28: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

11

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah penelitian mengenai pemikiran

politik kekuasaan ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini tersebut dan untuk

mempermudah penelitian ini, maka batasan kajian ini pada wilayah teori dan

konsep politik kekuasaan yang dianut ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam

Khomeini. penulis merumuskan permasalahan dalam beberapa pernyataan

ataupun persoalan yang dicoba untuk dijawab dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana konsep hubungan antara agama dan negara?

2. Bagaimana perkembangan teori politik kekuasaan yang dianut oleh

‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini?

3. Bagaimana pemikiran tentang bentuk negara dan sistem

pemerintahan ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini?

Penelitian ini akan memfokuskan pada pandangan politik kekuasaan

‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini dengan berbagai argumen dan

sumbernya. Dalam penulisan tesis ini, term kekuasaan politik menunjuk

secara khusus pada agama Islam karena pembahasan ini mengacu pada

pemikiran politik Islam.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berawal dari rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian adalah:

1. Menganalisa hubungan antara agama dan negara.

2. Menganalisa perkembangan teori politik kekuasaan yang dianut oleh

‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini.

Page 29: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

12

3. Menganalisa pemikiran tentang bentuk negara dan sistem

pemerintahan menurut ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini.

Menyajikan dan Menganalisa perkembangan teori politik kekuasaan

yang dianut ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan eksistensi kepemimpinanakan

memberikan gambaran sebab akibat dari suatu kebijakan terhadap kehidupan

pemikiran pada masa-masa berikutnya. Analisa ini akan dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi penyusun kebijakan dalam menetapkan kebijakan penataan

politik kekuasaan dan dijadikan dasar untuk memperkirakan perkembangan

pemikiran Islam.

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademis untuk menambah khazanah penelitian mengenai

politik kekuasaan dalam wilayah pemikiran Islam.

2. Secara pragmatis untuk menambah bahan referensi bagi para

peneliti lain yang ingin mengkaji masalah politik kekuasaan secara

lebih mendalam.

3. Sumbangan bagi penyusunan solusi yang kreatif dan alternatif bagi

ketegangan dan kemajemukan yang muncul akibat polemik antar

aliran keagamaan dengan memperluas khazanah penelitian serta

sejarah kebudayaan yang berakar pada tradisi Islam yang

sebenarnya.

Page 30: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

13

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian mengenai filsafat politik ataupun hubungan (relasi) agama

dan negara dalam perspektif ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini secara

spesifik dan mendalam sejauh ini penulis belum pernah menemukan. Ada

beberapa penulisan yang mengangkat tema tentang ‘Ali ‘Abd al-Raziq sendiri,

ataupun mengangkat tema pemikiran Imam Khomeini tentang wilayatul faqih

dan filsafat politiknya. Ada beberapa penelitian dan karya yang

mengkomparasikan atara pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan beberapa tokoh

seperti al-Mawardi, Rasyid Ridha, Abul A’la al-Maududi, Muhammad

‘Imarah dan Abdurrahman Wahid. Penulis secara pribadi belum menemukan

kajian dan penelitian yang mengangkat komparasi pemikiran dan filsafat

politik antara ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini.

Adapun karya yang penulis temukan tentang negara dan Islam:

Bachtiar Effendy, Islam dan Negara: Tranformasi Pemikiran dan

Praktek Politik Islam di Indonesia (jakarta; Paramadina, 1998).

Tentang pendekatan sosiologis dan antropologis di dalam membangun

konsep negara.

Muhammad Tahir Azary, Negara Hukum: Studi Tentang Prinsip-

Prinsipnya Dilihat dari Segi Hukum Islam, Implementasinya pada Periode

Madinah dan Masa Kini. (Jakarta; Kencana, 2004).

Fokus perhatian buku ini adalah bagaimana prinsip-prinsip umum

negara dalam Islam yang digariskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah serta

implementasinya selama periode negara Madinah dan masa kini.

Page 31: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

14

Sulthan Syahril,15Islam dan Negara; Studi komparasi pemikiran ‘Ali

‘Abd al-Raziq dan Abul A’la al-Maududi. Dalam penelitian disertasi ini, lebih

fokus terhadap konsep-konsep pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Abul A’la al-

Maududi tentang Islam dan negara.

Ahmad Abdur Rohman,16 Hubungan Agama dan Negara, studi

komparatif Pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Muhammad ‘Imarah.

Dhiya’ ad-Din ar-Rais,17 dalam bukunya Islam dan Khilafah, Kritik

Terhadap Buku Khilafah dan Pemerintahan Dalam Islam ‘Ali “Abd al-Raziq,

banyak mengkritisi ‘Ali ‘Abd al-Raziq yang menurutnya kontroversional dan

ketidaktahuannya akan hakikat dan sejarah Islam.buku ini sebagai respon

terhadap karangan ‘Ali ‘Abd al-Raziq yang berjudul al-Islam wal Ushul al-

Hukm, karyanya yang membahas mendalam tentang khilafah dan

pemerintahan Islam dan juga kritik-kritik atas pemikir sebelumnya.

Diyah Rahma Fauziana-Izzudin Irsam Mujib, dalam bukunya

Khomeini dan Revolusi Iran. Dalam bukunya Fauziana dan Mujib lebih

terfokus kepada sosok kepemimpinan Imam Khomeini dalam revolusi iran,

dan bukan pada pemikirannya yang mendalam tentang pemikiran politik

islam.

Muhammad Anis, Islam dan Demokrasi; Perspektif Wilayah Al-Faqih.

Dalam bukunya, penulis banyak menguraikan tentang konsep wilayah al-

15 Sulthan Syahril, Islam dan Negara: Studi Komparatif Pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan

Abul A’la al-Maududi, Disertasi Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008. 16 Ahmad Abdur Rohman, Hubungan Agama dan Negara, studi komparatif Pemikiran

‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Muhammad ‘Imarah. Tesis Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2011.

17 Dhiya’ ad-Din ar-Rais, Islam dan Khilafah, Kritik terhadap buku Khilafah dan Pemerintahan Dalam Islam ‘Ali ‘Abd al-Raziq, terj. Alwi AS. (Bandung; Pustaka, 1985).

Page 32: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

15

faqih. Menurutnya, inti dari wilayah al-faqih adalah konsep ini mempunyai 2

nilai penting. Yaitu masru’iyyah dan maqbuliyyah. Dalam wilayah al-faqih

seorang pemimpin haruslah mempunyai kriteria yang telah ditetapkan, kriteria

ini sebagai legitimasi bahwa dia layak menjadi pemimpin, disamping itu

kedaulatan tersebut berada di tangan Tuhan. Setelah itu haruslah pemimpin itu

bisa diterima oleh rakyat. Jadi menurutnya, wilayah al-faqih mengusung

konsep teokrasi demokrasi. Karena selain kedaulatan tertinggi berada di

tangan Tuhan, rakyat juga menyetujui melalui referendum.

Penelitian mengenai filsafat politik Islam dalam perspektif ‘Ali ‘Abd

al-Raziq dan Imam Khomeini secara spesifik dan mendalam sejauh ini penulis

belum pernah menemukan. Ada beberapa penulisan yang mengangkat tema

tentang ‘Ali ‘Abd al-Raziq sendiri, ataupun mengangkat tema pemikiran

Imam Khomeini tentang wilayatul faqih dan filsafat politiknya. Ada beberapa

penelitian dan karya yang mengkomparasikan atara pemikiran ‘Ali ‘Abd al-

Raziq dan beberapa tokoh seperti al-Mawardi, Rasyid Ridha, Abul A’la al-

Maududi, Muhammad ‘Imarah dan Abdurrahman Wahid. Penulis secara

pribadi belum menemukan kajian dan penelitian yang mengangkat komparasi

pemikiran dan filsafat politik antara ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini.

Penelitian-penelitian tentang politik negara seharusnya untuk

membangun suatu konsep dan teori negara dan pemerintahannya dan

terimplementasikan nilai etik dan moral agama. Hal ini hanya bisa dilakukan

dengan kerangka maslahah untuk mewakili sisi normatifnya, sembari

mempertimbangkan kondisi obyektif masyarakat negara, untuk mewakili sisi

Page 33: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

16

historisnya. Jika prinsip diatas apapun konsepnya patut dan layak

dipertimbangkan.

E. Kerangka Teoritis

Penelitian ini merupakan penelitian dalam kerangka pemikiran aliran

Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Adapun data yang

diperlukan dalam penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan yang

berhubungan dengan pemahaman pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam

Khomeini, khususnya yang berhubungan dengan politik kekuasaan. Data

pokok adalah pernyataan-pernyataan yang bersifat formal.

Penelitian ini bersifat deskriptif, analitis dan komparatif.18 Tujuan

penelitian ini berusaha mendeskripsikan suatu realitas sosial, pemikiran aliran,

maka posisi teori diposisikan untuk memahami dan menafsirkan temuan-

temuan pemikiran. Karena dengan tujuan penelitian akan sangat menentukan

jenis teori yang digunakan. Penelitian yang penulis kaji adalah model

penelitian studi komparasi. Penelitian model ini adalah suatu penelitian yang

membandingkan dua pandangan tokoh ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam

Khomeini tentsng pemikiran politikIslam dalam kontek politik kekuasaan

18 Deskripsi, berarti menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan,

gejala atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Analisis, adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan melakukan perincian terhadap objek yang diteliti dengan jalan memilah-milah antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain atau sekedar memperoleh kejelasan mengenai halnya. Sedangkan komparasi, adalah usaha untuk membandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Dengan komparasi dapat ditentukan secara tegas kesamaan dan perbedaan sesuatu hingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin murni. Sudarto, Metode Penelitian Filsafat (Jakarta: raja grafindo Persada, 1996). hlm. 47-49.

Page 34: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

17

negara. Hal yang diperbandingkan adalah teori tentang sistem pemerintahan,

dan persoalan pokok tentang Islam dan negara. Dan pendekatan masalah yaitu

analisis filosofi dan interpretatif terhadap pemikiran aliran dalam kurun waktu

tertentu.

Dalam perspektif Islam ada beberapa aliran pemikiran politik yang

dominan, ada tiga aliran tentang hubungan antara Islam dan ketatanegaraaan:

1. Aliran pertama berpendirian bahwa Islam bukanlah semata-mata

agama dalam pengertian Barat, yakni hanya menyangkut hubungan

manusia dengan Tuhan belaka. Islam adalah satu agama yang

sempurna dan lengkap, mencangkup pengaturan bagi semua aspek

kehidupan manusia termasuk kehidupan bernegara. Sistem

kenegaraan harus sepenuhnya mengacu pada Islam, tidak perlu

meniru sistem Barat. Tokoh-tokoh utama dari aliran ini antara lain;

Syekh Hasan al-banna, Sayyid Qutb, Syekh Muhammad Rasyid

Ridha, dan tokoh yang paling vokal adalah al-Maududi.

2. Aliran kedua berpendapat bahwa Islam adalah agama dalam

pengertian barat, yang tidak ada hubungannya dengan kenegaraan.

Nabi hanya seorang Rasul semata, bukan sebagai kepala negara.

Tokoh aliran ini yang terkemuka diantaranya ‘Ali ‘Abd al-Raziq

dan Thaha Husein.

3. Aliran ketiga menolak pendapat Islam adalah satu agama yang

serba lengkap dan dalam Islam terdapat suatu sistem

ketatanegaraan. Tetapi aliran ini menolak anggapan bahwa Islam

Page 35: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

18

adalah agama dalam pengertian Barat yang hanya mengatur

hubungan manusia dengan Tuhan. Aliran ini berpendirian bahwa

dalam Islam tidak terdapat sistem kenegaraan, tetapi terdapat

seperangkat tata nilai etika bagi kehidupan bernegara. Diantara lain

para tokoh aliran ini ialah Muhammad Husein haikal.19

Dalam upaya pengkajian pemikiran politik Islam, pada umumnya tidak

terlepas dari kajian fiqh siyasah dan kaitannya dengan hukum Islam.Dalam

khazanah Islam klasik didapati, paling tidak ada empat trend pendekatan

penelitian Islam, yakni:

1. Trend hukum (juristic trend). Pemikiran ini berkaitan dengan teori

legitimasi atau hukum Islam.

2. Trend birokrasi (bureucratic). Pemikiran ini mengungkapkan

struktur dan hirarki pemerintahan, etiket dan tradisi para padsyah

dan syahansah di Iran, karenanya disebut cermin raja-raja (mirrors

for princes).

3. Trend filosofis (philosophic trend). Kecenderungan ini mencoba

mengajukan kerangka ideal dari sebuah pemerintahan Islam.

4. Trend etis (ethical trend). Kecenderungan yang mencoba untuk

menarik prinsip-prinsip politik (political principle), namun lebih

bersifat teologis.20

19 Munawir Sadzali, Islam dan Tata Negara; Ajaran, Sejarah dan Pemikiran (Jakarta: UI

Press, 1990), hlm. 4. Dan bandingkan Muhammad Azhar, Filsafat Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 14-15.

20 M. Sirajuddin Syamsuddin, Pemikiran Politik (Aspek yang Terlupakan dalam Pemerintahan Islam), dalam Ihsan al-Fauzi (ed), Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam, 70 tahun Harun Nasution (Jakarta: LSAF, 1989), hlm. 243. Bandingkan Muhammad Azhar, Filsafat

Page 36: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

19

Dalam perspektif oksidentali (studi kebaratan) adala lima pendekatan

penelitian bidang politik, yakni pendekatan historis, realis, idealis, marxis dan

empiris.21 Sesuai dengan pembahasan tentang tema filsafat politik Islam ‘Ali

‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini maka penulis menekankan trend filosofis

(philosophic trend) yang lebih bersifat spekulatif idealistik, bukan bersifat

teoritik kategorik.22 Pengkajian filsafat politik pada bab berikutnya ditekankan

pada moral philosophic atau ethics. Kalaupun ada kajian yang menyinggung

aspek ontologis dan epistemologis tidak lain hanya untuk membantu

ketajaman analisis dari dimensi etis filsafat politik yang dimaksud.23

F. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang mengkaji

filsafat pemikiran Islam yang mencoba membidik ekspresi keagamaan dalam

saluran-saluran politik dengan menempuh proses penelitian sebagai berikut:

Pertama, pengumpulan sumber, sumber yang digunakan adalah

tulisan-tulisan tentang ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini, yang

bermuatan ideologis, aqidah, fihqhiyah, ataupun sebagai aliran politik.

Pengumpulan data merujuk pada pengumpulan data yang moderat ataupun

yang emosional, tetapi jika menghadapi tulisan atau data-data yang emosional

Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 16-17.

21Muhammad Azhar, Filsafat Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 18.

22 Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara, pengantar Studi Ilmu Politik (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1992), hlm. 21-22.

23 Muhammad Azhar, Filsafat Politik; Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 20.

Page 37: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

20

yang mengacu pada provokatif maka penulis akan mengkaji ulang dengan

sumber-sumber yang berlawanan yang bernuansa moderat.

Kedua, sumber tersebut diseleksi menurut urgensi dan pokok aspek

yang ingin dikaji. Juga menyaring tulisan atau data-data tersebut sudah diakui

secara umum atau tidak. Tetapi penulis menggunakan ukuran-ukuran yang

dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, di mana peneliti sendiri

mengumpulkan data utama melalui riset perpustakaan (library research).

Teknik pengumpulan data diperoleh dari dan melalui data primer dan data

sekunder. Data primer didapat dari pengkajian mendalam atas karya-karya

para pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini. Data primer diambil

dari pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq seperti karyanyan Al-Islâm wa Ushûl al-

Hukm: Ba’ts fî Al-Khilâfah wa Al-Hukûmah fî Al-Islâm, Min Atsâr Musthâfâ

‘Abd Al-Râziq dan Al-Ijmâ’ fî Al-yarîah Al-Islâmiyah. Adapun karya data

primer dari pemikiran Imam Khomeini yakni AL-Hukumah AL-Islamiyyah

(Islamic Goverment), Tahrir Wasilah Najaf Asyraf al-Adab, Imam Khomeini,

karya Akhmad Khomeini, Buku ini terdiri dari bab-bab yang membahas

tentang perjalanan hidup dan pemikiran-pemikiran Imam Khomeini yang di

dalamnya terdapat pemikiran tentang sistem pemerintahan Islam. Sedangkan

data-data sekunder diperoleh dari bahan pustaka (buku, artikel, dokumen, dan

lain-lain) yang membahas pemikiran ‘Ali ‘Abd al-Raziq dan Imam Khomeini.

Dengan demikian sumber-sumber sekunder tersebut dapat melengkapi analisa

penelitian ini.

Page 38: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

21

Setelah data terkumpul, penulis mengolah data-data tersebut dan

mengklasifikasikannya sesuai pokok kajian. Untuk mendukung langkah-

langkah tersebut maka digunakan metode deskriptif-analisis, yaitu

menuturkan dan menafsirkan data yang telah terkumpul, menganalisis suatu

obyek dengan memilah-milah antara satu pengertian lain untuk mendapatkan

kejelasan suatu masalah.24 Metode ini berguna untuk menghindari kerancuan

konsep yang dibangun aliran tersebut sehingga penulis dapat menangkap

gagasan secara akurat.

Penulisan ini membahas ide-ide yang muncul di masa lampau, yang

lahir melalui proses pergulatan panjang. Karena itu pula penulisan ini

menggunakan pendekatan historis-filosofis, yaitu suatu proses pendekatan

terhadap suatu masalah yang meliputin pengumpulan dan interpretasi atau

menafsirkan suatu masalah dan gagasan yang muncul di masa lampau.

Sementara dengan metode filosofis diharapkan dapat menjernihkan

pemahaman ilmiah yang telah ada dengan lebih baik dan lengkap serta dapat

memberikan pengarahan untuk menyusun pemahaman ilmiah yang lebih

menyeluruh dan tepat.25

Penelitian ini juga memakai model penelitian komparatif

(membandingkan pandangan dua pemikir). Objek material penelitian ini

pandangan keduanya jauh dan ditemukan dalam dua tradisi berbeda,

perbandingan dilakukan mengenai salah satu masalah dan salah satu bidang

24 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996) hlm.

59. 25 Anton Bakker & Achmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta:

Kanisius, 1990) cet ke-1, hlm. 115.

Page 39: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

22

yakni tentang filsafat politik keduanya, yang dibandingkan merupakan

pertentangan atau kontras. Sedang objek formalnya yakni perbandingan ini

terjadi mengenai pandangan-pandangan filosofis, diteliti juga argumen-

argumen mereka yang khas. Namun khususnya penelitian ini menelaah

kesamaan atau perbedaan mereka dalam hakikat, norma dan argumentasi.

Komparasi selalu memberikan pengertian baru, sebab garis-garis masing-

masing pandangan tampak lebih jelas dan tegas.26

G. Sistematika Pembahasan

Tesis ini terdiri dari lima bab, setiap bab saling berhubungan satu sama

lain.

Bab pertama adalah latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teoritis, metode

penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua mengkaji karakteristik filsafat pemikiran islam dan

pemikiran Islam tentang kenegaraan. Pada bab ini akan banyak mengulas

teori-teori yang berkembang dalam kancah pemikiran politik Islam yang

berkembang.

Bab ketiga membahas latar belakang historis dan filosofis kehidupan

sosial dan politik ‘Ali ‘Abd al-Raziq, basis keislaman dan juga karya-

karyadan mengenia pemikiran politik ‘Ali ‘Abd al-Raziqdalam ketatanegaraan

Islam. Di sini akan dijelaskan secara jelas apa permasalahan yang timbul dari

26 Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat…, hlm. 83-

84.

Page 40: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

23

permasalahan politik kenegaraan. Dan juga dijelaskan konsep pemikiran dari

Ali Abdar-Raziq mengenai pemerintahan dalam Islam.

Bab keempat membahas latar belakang historis dan filosofis kehidupan

sosial dan politik Imam Khomeini, basis keislaman dan juga karya-karyadan

mengenia pemikiran politik Imam Khomeini dalam ketatanegaraan Islam. Di

sini akan dijelaskan secara jelas apa permasalahan yang timbul dari

permasalahan politik kenegaraan. Dan juga dijelaskan konsep pemikiran dari

Imam Khomeini mengenai pemerintahan dalam Islam.

Bab kelima berisi penutup, kesimpulan dan saran.

Page 41: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

117

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis terhadap konsep pemerintahan

Islam menurut pandangan Ali Abd.al-Raziq dan Imam Khomeini. Secara umum bab

ini terdiri dari dua hal utama, pertama yaitu kesimpulan dan yang kedua tentang saran

yang berkaitan dengan pemerintahan Islam, karena bagaimanapun juga penelitian ini

masih terdapat kekurangan.

A. Kesimpulan.

Setelah melihat fokus penelitian, data yang dikumpulkan, temuan

penelitian dan pembahasan tentang Islam dan Negara secara terperinci

membandingkan antara pemikiran Ali Abd. al-Raziq dan Imam Khomeini, maka

penelitian dalam penulisan ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Substansi Pemikiran Ali Abd. al-Raziq dan Imam Khomeini.

a. Hubungan antara Agama dan Negara.

Raziq berpendapat bahwa hubungan antara agama dan Negara

tidak mungkin diintegrasikan; keduanya merupakan dua hal yang berbeda.

Agama menurutnya hanya berhubungan dengan permasalahan spiritual

sementara Negara berhubungan dengan persoalan duniawi, oleh karena itu

ia menolak pandangan mayoritas ulama yang berpendapat bahwa pada diri

nabi Muhammad saw terintegrasi antara misi risalah, pemegang kekuasaan

politik dan sekaligus sebagai pendiri pemerintahan.

Page 42: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

118

b. Eksistensi Khilafah.

Dalam hal ini Raziq mengungkapkan bahwa khilafah atau lembaga

khilafah bukan merupakan kewajiban syar’i. Dalam Islam tidak ada

ketegasan adanya perintah untuk mendirikan khilafah; yang wajib justru

menegakkan hukum syara’. Oleh karena itu jika hukum syara’ (berjalan di

atas keadilan hukum-hukum Allah) telah dilaksanakan, maka eksistensi

imam dan khilafah tidak diperlukan lagi. Menurutnya, term khilafah dan

imamah dalam Al-Qur’an maupun Hadis tidak pernah menyebut term

khilafah atau khalifah dalam pengertian kepemimpinan Negara.

c. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan.

Raziq berpendapat bahwa Islam tidak menentukan bentuk Negara

dan pemerintahan tertentu yang harus dianut untuk mengatur dan menata

sebuah Negara. Umat Islam memiliki kebebasan mutlak untuk mengatur

persoalan kenegaraan sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan

kemampuan intelektual yang mereka, dengan tetap mempertimbangkan

kebutuhan zaman dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

2. Substansi Pemikiran Imam Khomeini.

a. Hubungan antara Agama dan Negara.

Dalam pandangan Khomeini, tidak ada pemisahan antara Islam dan

Negara (politik). Dalam konsep bernegara, agama mempunyai andil yang

sangat penting didalamnya. Seorang pemimpin atau Imamah adalah

pemimpin dalam persoalan agama (spiritual) dan persoalan Negara

Page 43: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

119

(politik). Semua yang diperlukan manusia ada pada Al-Qur’an dan Sunnah

dan tidak ada keraguan atas keduanya.

b. Eksistensi Khilafah.

Dalam hal khilafah Khomeini menegaskan jika sepeninggal Rasulullah

tidak ada seorang muslim pun yang meragukan kebutuhan pemerintahan.

Ketidaksepakatan terjadi hanya siapa yang layak untuk memikul tanggung

jwab atas pemerintahan itu. Umat Muslim harus meneruskan tradisi

pemerintahan Islam. Umat muslim harus mengakui akan kedaulatan

tertinggi berada di tangan Allah beserta Rasulnya, naik dibidang eksekutif,

legislatif, maupun yudikatif. Dan untuk melaksanakan kedaulatan Allah

tersebut maka dibutuhkan pemimpin yang memegang ranah agama

(spiritual) dan Negara (politik) secara bersamaan. Keduanya tidak bisa

dipisahkan. Pemimpin dalam pandangan Khomeini dan kaum Syi’ah biasa

disebut imamah.

c. Bentuk Negara danSistemPemerintahan.

Bentuk Negara dalampandangan Khomeini adalah Negara teokrasi, di

manaprinsip-

prinsipKetuhananmemegangperanutamadanmenjadikanprinsip-

prinsipKetuhanansebagaipedomanpemerintahan.KonsepPemerintahan

Islam menurut Khomeini adalahkonsep Wilayah al-Faqih yang

manapemerintahanrakyakdenganberpegangpadahukumTuhan.Pemerintaha

nharuslahbertindakadil (sesuaidengansyari’at Islam).Dan

Page 44: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

120

syaratmenjadipemimpininihanyabisadipenuhiolehparafaqih, ahli di

bidanghukum Islam. Karenanyafaqihmerupakan figure yang paling

siapuntukmemerintahmasyarakat Islam. Inilahsebenarnyagagasaninti

Wilayah al-Faqih.sebagaipenguasa, faqihmemilikiotoritas yang

samadandapatmenjalankanfungsisebagai imam,

walaupuniatidakdengansendirinyasamadengan Imam.

Seorangfaqihtidakma’sumdanhanyamewakilikedaulatanTuhan.

Persamaan dan perbedaan pemikiran kenegaraan antara Ali Abd. al-Raziq

dan Imam Khomeini:

1. Persamaan Pemikiran

a. Keduanya sama-sama mendasarkan pemikiran pada nilai-nilai normatif

yang bersumber dari Al-Qur’an dan al-Hadis.

b. Keduanya memiliki kemampuan ilmiah dan pemikiran keislaman yang

tinggi.

c. Keduanya sama-sama memiliki konsentrasi terhadap pemikiran-pemikiran

politik Islam dengan konstruksi pemikiran yang jelas dan terperinci.

d. Keduanya sama-sama merespon secara cermat dan tentang hegemoni

imperialism dan kolonialisme. Sehingga keduanya mempunyai komitmen

untuk melepaskan umat Islam dari pengaruh dan propaganda

imperialis.Tetapimaknaimperialisantarakeduanyaberbeda. Jika Khomeini

Page 45: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

121

mengatakanimperialisadalahbaratmakaRaziqmengatakanjikaimperialisadal

ah Islam yang mendukungkhilafahIslamiyah.

2. Perbedaan Pemikiran

a. Ali Abd. al-Raziq dan Imam Khomeini mengusung konsep demokrasi,

demokrasi yang mereka kenalkan juga berbeda. Raziq berpendapat bahwa

demokrasi yang sebenarnya adalah demokrasi yang berada di tangan

rakyat, segala kedaulatan ada di tangan rakyat. Sedangkan Khomeini

mengatakan bahwa demokrasi adalah kedaulatan tertinggi berada di

tangan Tuhan dan rakyat mengakui dan menyetujui akan kepemimpinan

dari imam tersebut.

b. Ali Abd. al-Raziq dalam hal pola pikir politik bersifat liberal yang banyak

bertentangan dengan ulama pada saat itu, namun demikian, ia tidak

mengesampingkan nilai-nilai normatif Al-Qur’an dan Hadis. Sementara

Imam Khomeini memiliki pola pikir yang masih menjaga tradisi dengan

tetap mengacu kepada pola pikir ulama terdahulu khususnya ulama

Syi’ah.

c. Ali Abd. al-Raziq sangat mendukung sistem sekularisasi, yaitu pemisahan

antara urusan agama dan Negara. Sedangkan Imam Khomeini sangat tidak

sependapat dengan sekularisasi, menurutnya agama dan Negara harus

menjadi kesatuan yang utuh. Karena di dalam agama mengatur hubungan

antara agama dan Negara.

Page 46: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

122

d. Imam Khomeini berpegang pada konsep Kedaulatan Tuhan dan

memandang al-Qur’an sebagai konstitusi Islam dan adanya pengakuan dan

persetejuan dari rakyat. Sedangkan Ali Abd. al-Raziq tidak secara spesifik

memberikan gambaran yang jelas mengenai kedaulatan dan konstitusi

Negara. Dia memberikan kebebasan kepada Negara untuk menentukan

sistem pemerintahan yang sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi, budaya

yang ada dan sesuai juga dengan kebutuhan zaman dengan tidak

mengesampingkan aturan-aturan dari Islam.

B. Saran.

Melihatdarisubstansipenelitian yang terbatas pada sebagian tema-tema

Pemikiranfilsafatpolitik Islam semata, makatidak layak jika penelitian ini

dikatakan sebagai penelitian tentang pemikiran filsafatpolitik Ali Abd.al-

Raziqdan Imam Khomeini secarautuh. Maka dari itu, ke depannya diperlukan lagi

lebih banyak penelitian dengan cakupan yang lebih luas terhadap pemikiran

filsafat politik Ali Abd. al-Raziq dan Imam Khomeini. Nama Ali Abd. al-

Raziqdan Imam Khomeini

termasukdalamderetanpembaharudalamkontekspemikiran Islam kontemporer.

Olehkarenaitu,keduatokohinilayakdiberitempatterhormatdalamwacanapembaharu

anperiode modern.

Menuruthematpenulis, pondasipemikiran yang

dibangunkeduanyamerupakanmanifestasidarihasilpengamatan yang

Page 47: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

123

mendalamterhadapfenomena-fenomenaperkembanganpolitikpadamasanya,

sehinggamerekadenganpemikirannyamampumerumuskan ide-ide

politiknyakedalamsuatukonstruksipemikiran yang

aktualdanmasihrelevansampaisaatini.Olehkarenaitubagiparapemerhatifilsafatpoliti

k Islam khususnya, gagasan-gagasan Ali Abd.al-Raziqdan Imam Khomeini

dalambatasan-

batasantertentumasihrelevanuntukdijadikanrujukandalammembangunkehidupanbe

rnegara yang lebihberdemokratis.

Akhirnyadengansegalakerendahanhati,

penulisberharapsemogakaryailmiahinidapatmenambahkhazanahilmuke-

Islamandanilmupolitik Islam sebagaimaterikajiandalamstudi-studi Islam.

Page 48: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

222

Daftar Pustaka

Abd al-Raziq, Ali, al-Islam waUshul al-Hukm: Ba’ts fi al-Khilafahwa al-Hukumah fi al-Islam.(Beirut: Maktabah al Hayyah, 1966).

Abdullah, Amin, Falsafah Islam di Era Postmodernisme, (Yogyakarta:

PustakaPelajar, 2009). ______________,Studi Agama Normativitas Atau Historisitas?, (Yogyakarta:

PustakaPelajar, 2011). ______________,Antara Al-Ghozalidan Kant – FilsafatEtika Islam, (Bandung :Mizan, 2002).

, _____________, dkk.,Filsafat Islam : Kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, Historis Perspektif, ( Yogyakarta : LESPI, 1992).

Anis, Muhammad., Islam dan Demokrasi; Perspektif Wilayah Al-Faqih, (Jakarta:

Mizan, 2013). Anshari, Endang S., Ilmu Filsafat dan Agama, (Surabaya: BinaIlmu, 1979). Al Jabiri, Muhammad Abed, (Kritik Kontemporeratas Filsafat Islam) Al-Kitab Al

Rabi Al-Mu’asir, terj. Muhammad Nur Ichwan, (Yogyakarta: Islamika, 2003). Al-Mawardi, Al-Ahkâm al-Sulthâniyyah: Hukum-hukum Penyelenggaraan Negara

dalam Syariat Islam, terj. Fadli Bahri, cet.II, (Jakarta: Darul Falah, 2007). Al-Raziq, ‘Ali ‘Abd. AL-Islam wa Ushul al-Hukm. (Kairo; Mathba’ah Misro Syirkah

Musahamah Mishriyyah, 1925). Azhar, Muhammad FilsafatPolitik. Perbandingan Antara Islam dan Barat (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1996). Ar-Rais, Dhiya’ ad-Din.Islam danKhilafah; Kritik Terhadap Buku Khilafah dan

Pemerintahan Dalam Islam ‘Ali ‘Abd al-Raziq.(Bandung; Pustaka, 1985). Ash-Sadr, Moh.Baqir, Falsafatuna :PandanganMuh. Baqir ash-Shadr terhadap

Berbagai Aliran Filsafat Dunia, terj. Falsafatuna :Dirasah Mauhu’iyyah fi Mu’tarak al-Shira-Al-Fikry al-Qaim-Falsafatuna Baina al-Falsafa al-Islamiyyahwa al-Maddiyyah al-Diyalik, Tikiyyah, penj. M. Nur Mufid Bin Ali, (Bandung :Mizan. 1993).

Page 49: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

223

Azhar, Muhammad. FilsafatPolitik; Perbandingan Antara Islam dan Barat.(Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1996). AnNa’im, Abdullah Ahmed, Islam dan Negara Sekuler Menegoisasikan Masa Depan

Syariah, (terj) Sri Murniati, (Bandung: Mizan, 2007). Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000). Baidhawi, Zakiyuddin, Kredo Kebebasan Beragama, (Jakarta: Pusat Studi Agama

dan Peradaban, 2006). Bakker, Anton dan Achmad Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat.

(Yogyakarta: Kanisius, 1998). Bakker, Anton, Ontologi Metafisik Umum, (Yogyakarta :Kanisius, 1992). Berterns, K., dkk.,Filsuf-filsuf Besartentang Manusia, (Jakarta: Gramedia,1991).

__________, Ringkasan Sejarah Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1995).

__________, Sari Sejarah Filsafat Barat 2, (Yogyakarta: Kanisius, 1980). Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : CV. Alwaah, 1993). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta

:Balai Pustaka, 1994). Henry D. Aiken, Abad Ideologi, (Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya, 2002). Harb, Ali, Kritik Nalar Al-Quran, terj. Naqd al-‘Aql-Al-Quran, penj. M. Faisol

Fatawi, (Yogyakarta :LKiS, 2003). Horkheimer, Max dan Theodor W. Adorno, Dialektika Pencerahan, )Yogyakarta :

IRCiSoD, 2002). Kamaruzzaman, relasi Islam dan Negara; perspektif Modernis dan

Fundamentalis.(Magelang; Indonesia Tera, 2001). Kattsoff, Louis O., Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono Soemargono,

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 1996).

Page 50: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

224

Kholiq, Abdul, “Pendekatan Penghayatan dalam Pendidikan Islam (Telaah Aksiologi Model Etika Immanuel Kant)” dalam buku Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2001).

Miri, Sayyid Mohsen, "Mulla Sadra Kehidupandan Pemikirannya,"dalam Jurnal al-

Huda, vol. 2, no. 8, (Islamic Center, Jakarta, 2003). Mudhofir, Ali, Kamus Filsafat Barat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001). Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996). Muslehuddin, Moh.,Filsafat Hukum Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,

1991). Khaldun, Ibnu, Mukaddimah Ibnu Khaldun, alih bahasa oleh Ahmadie Thoha,

(Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001). Khomeini, Imam. Pemerintahan Politik Islam Dalam Pemerintahan ,terj. Muhammad

Anis Maulachela. (Jakarta; Shadra Press, 2010). __________,ManajemenNafsu,terj.Salman Fadhlullah, Al-Huda, (Jakarta, 2010). __________,“Islamic Government” yang diterjemahkan oleh Muhammad Anis

Maulachela Pemikiran Politik Islam dalam Pemerintahan (konsep Wilayah Faqih sebagai Epistemologi Pemerintahan Islam), yang di terbitkan oleh (Shadra Press. 2012).

__________, Pandangan, Hidup, dan Perjuangan. Al- Huda. __________, Sistem Pemerintahan Islam,Terj. Anis Maulachlea, (Pustaka Zahra,

Jakarta, 2006).

Mustofa, A., Filasafat Islam, (Bandung: PustakaSetia, 1997).

Mustansyir, Rizal, dan MinalMunir, FilsafatIlmu, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2001).

______________, Filsafat Analitik Sejarah, Perkembangan dan Peranan Para Tokohnya, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2001).

Ma’luf , Lous.al-Munjid fi al-lughwa al-A’lam, (Beirut: Darul Masyriq, 1992).

Page 51: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

225

Mudhofir, Ali, Kamus Filsafat Barat, (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2001). Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996). Mukhlis, Inklusifisme Tafsir al-Azhar, (Mataram: IAIN Mataram Press, 2004). Munawar, Rachman, Budhy, Ensiklopedi Nurcholis Madjid Pemikiran Islam di

Kanvas Peradabanvol. 2, (Jakarta: Mizan, 2006). Munir, Miftahul, Filsafat Kahlil Gibran Humanisme Teistik, (Yogyakarta:

Paradigma, 2005). Murchland, Bernard, Humanisme dan Kapitalisme Kajian Pemikiran Tentang

Moralitas, terj. Hartono Hadikusumo (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992). Naim, Ngainun, Pluralisme Agama (Studi Komparatif Pemikiran Frithjof Schuondan

Nurcholis Madjid), Disertasi (Yogyakarta: PPs UIN SunanKalijaga, 2011).

Nasution, Harun, Falsafatdan Mistisisme, (Jakarta: Bulan Bintang, 1962). _____________, Filsafat Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973). _____________, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI-Press, 1986). Roswantoro, Alim, Gagasan Manusia Otentik dalam Eksistensialisme Religius

Muhammad Iqbal (Yogyakarta: Idea Press, 2009). _____________, Menjadi Diri Sendiri Dalam Eksistensialisme Religius Soren

Kierkegaard, (Yogyakarta: Idea Press, 2008). _____________, Tuhandan Kebebasan Manusia Dalam Eksistensialisme Ateistik

Kritik atas Argumen Penolakan Tuhan, Kebebasan Manusia dan Pertanggung jawaban (Yogyakarta: Idea Press, 2008).

Rusyd, Ibn, Fasl Maqal fi ma Baina al-Hikmahwa al-Syari’ahmin al-Ittishal, (Kairo:

Dar al-Ma’arif, tt). Sadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara :Ajaran, Sejarah dan Pemikiran, (Jakarta:

UI-Press, 1990).

Sudarto.Metode Penelitian Filsafat. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996).

Page 52: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

226

Sumarno AP dan Yeni R. Lukiswara. Pengantar Studi Ilmu Politik. (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1992).

Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996). Sartre, Jean Paul, Eksistensialisme Dan Humanisme, terj. Yudhi Murtanto,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002). Shadily, Hasandkk, (Ed.) Ensiklopedi Indonesia, Edisi Khusus jilid.2 (Jakarta: Ichtiar

Baru-Van Hope, 1983). Sihotang, Kasdin, Filsafat Manusia Upaya Membangkitkan Humanisme,

(Yogyakarta: Kanisius, 2009). Snijders, Adelbert, Antropologi Filsafat Manusia Paradoks Dan Seruan,

(Yogyakarta: Kanisius, 2004). Sudarminta, J. dan S. P. Lili Tjahjadi, Dunia, Manusia dan Tuhan Antologi

Pencerahan Filsafat dan Teologi (Yogyakarta: Kanisius, 2008). Syamsudin, Dimensi Edukatif Pemikiran Tafsir al-Azhar, Tesis (Yogyakarta: PPs

IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1995). Syari’ati, Ali, Humanisme Antara Islam dan Mazhab Barat, terj. Afif Muhammad

(Bandung: PustakaHidayah, 1996). Syari’ati, Ali, Kritik Islam Atas Marxisme dan Sesat Pikir Barat Lainnya, terj. Husin

Anis al-Habsy (Bandung: Mizan, 1983).

Syamsuddin, M. Sirajuddin. Pemikiran Politik (Aspek yang Terlupakan dalam Pemerintahan Islam), dalam Ihsan al-Fauzi (ed), Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam, 70 tahun Harun Nasution, (Jakarta: LSAF, 1989).

Suseno, Franz-Magnis, Filsafat Sebagai Ilmu Kritis, (Yogyakarta: Kanisius, 1992). Suyono, Yusuf, "Relasi Ilmu-ilmu Keislaman dalam pemikiran Abduh dan Iqbal"

dalam Theologi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, vol. 13, no. I, Februari 2002. Syarif, MM.,Sejarah Filosof Muslim terj. History of Muslim Philosophy, penj. Ilyas

Hasan, (Bandung: Mizan, 1991). Strathern, Paul, 90 Menit Bersama Nietzche, terj. Nietzche in 90 Minutes, penj.Frans

Kowa, (Jakarta: Erlangga, 2001).

Page 53: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

227

Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002). Sumantri, Jujun Suria, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Sinar

Harahap, 1998). Sumaryono. E., Hermeneutik, sebuah Metode Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1999). Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995). Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty,

1996). Tafsir, Ahmad, T. Jun Surjaman (ed.), Filsafa Ilmu Akal dan Hati Sejak Thales

Sampai Capra, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999). Tjacjadi, S.P. Lili, Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif

Kategoris, (Yogyakarta: Kanisius, 1991). Veeger, K.J. Realitas Sosial,(Jakarta: Gramedia, 1990). Verhak, C. dan Haryono Imam, Filsafat Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Gramedia,

1981). Wibisono, Koento, dkk.,Reformasi Filsafat Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah

(IAIN Walisongo Semarang: Pustaka Pelajar, 1996). Wibowo, A. Setyodan Majalah Driyarkara, Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul

Sartre, (Yogyakarta: Kanisius, 2011). Yamani, Wasiat Sufi Imam Khomeini Kepada Putranya, Ahmad Khomeini, (Bandung

:Mizan, 2002). Yusriah, “Pengaruh Kritisisme Kant terhadap Filsafat Modern”dalam Jurna

lTeologia, (Semarang: Media Komunikasi Informasi Keilmuan, 1989). Z.T.F., Pradana Boy, Filsafat Islam Sejarah; Aliran dan Tokoh, (Malang: UMM

Press, 2003). Zaqzuq, Mahmud Hamdi, Al-Islam waQadhaya al-Hiwar, (Kairo: Maktabah al-

Usroh, 2007).

Page 54: TESIS - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/17587/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · kaitannya dengan eksistensi khilafah bukan kewajiban syar’I, yang wajib justru menegakkan

129

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri Nama : Krisbowo Laksono, S.Ud. Jenis Kelamin : Laki-laki Tempat/tgl. Lahir : Semarang/12 November 1985 Status : Menikah Alamat Rumah : Purwogondo rt 02 rw 03 Sumurarum, Grabag 56196

Magelang Nama istri : Rosita Kurniawati S.Ud Nama Ayah : H. Heri Sukrismanto bin Sumali Siswosasmito Nama Ibu : Hj. Nanik Yuniati

B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal

a. TK PGRI Grabag tahun 1989-1992. b. SD Negeri 2 Grabag tahun 1992-1998. c. SMP Negeri 1 Grabag tahun 1998-2001. d. Pondok Modern Darussalam Gontor tahun 2001-2005. e. IAIN Surakarta tahun 2007-2011.

2. Pendidikan Non-Formal dan Pelatihan a. PLMPM (Pusat Studi Manajemen dan Pengembangan Masyarakat) tahun

2005-2006.

C. Pengalaman Organisasi 1. Pengurus KOPMA IAIN Surakarta 2. Pengurus HMI cabang Sukoharjo. 3. Relawan Kops. Sukarela PMI Surakarta. 4. Pengurus HIPMI Surakarta. 5. Pengurus WMI (Wirausaha Muda Indonesia).

Yogyakarta, 17 Agustus 2014

Krisbowo Laksono, S.Ud.