terwujudnya pelayanan publik yang kompetitif dan profesional (2009)

13
 1 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional 1  Akbar Suwardi 2  I. Pendahuluan Kondisi perekonomian disetiap negara tidaklah hanya dipenagaruhi oleh satu faktor saja, misalnya hanya perbankakn. Namun, banyak sektor yang mempenagruhi kondisi tersebut, sebut saja pelayanan publik di negara tersebut. Di Indonesia, selama ini  pelayanan publik berupa barang dan jasa tidaklah memuaskan, hal ini seringkali dapat menjadi hambatan dalam mencapai produktifitas yang efisien di kalangan pelaku ekonomi di dalama negeri. Buruknya fasilitas berupa barang publik yang disediakan seperti, jalan raya, pelabuhan, dan lainnya. Serta l ambanya birokrasi dalam pelayanan  jasa, merupakan contoh permasalahan dari Pelayanan Publik Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sustainable dan mandiri, barang  publik yang disediakan oleh pemerintah h aruslah kompetitif dan profesional. Kompetitif  berarti barang publik dalam pelayanan dan kegunaanya terhadap pelaku bisnis dan masyarakat dapat berkompitisi dengan barang private yang disediakan oleh swasta. Prefesional berarti barang publik dalam pengadaannya harus menggunakan pendekatan organisatif dan sistemastis. Dalam penerapannya, barang publik yang kompetitif dan  profesional haruslah diterapkan di segala sektor, baik sektor yang sifatnya pelayanan umum berupa jasa ataupun berupa barang, agar dapat terwujud secara menyeluruh dan komprehensif. Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menjelaskan penegertian atas  pelayanan publik dan barang publik, keterkaiatan atas pelayanan publik dan barang  publik atas kondisi perekonomian atau pada kondisi iklim investasi, permasalahan    1  Tulisan ini adalah bahan diskusi Tim Perumus Simposium Ekonomi Nasional 2009 oleh BEM FEUI 2  Mahasisawa Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Upload: akbar-suwardi

Post on 11-Jul-2015

295 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - Akbar Suwardi-

TRANSCRIPT

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 1/13

 

1

Terwujudnya Pelayanan Publik yang

Kompetitif dan Profesional1 

Akbar Suwardi2 

I.  Pendahuluan

Kondisi perekonomian disetiap negara tidaklah hanya dipenagaruhi oleh satu

faktor saja, misalnya hanya perbankakn. Namun, banyak sektor yang mempenagruhi

kondisi tersebut, sebut saja pelayanan publik di negara tersebut. Di Indonesia, selama ini

pelayanan publik berupa barang dan jasa tidaklah memuaskan, hal ini seringkali dapat

menjadi hambatan dalam mencapai produktifitas yang efisien di kalangan pelaku

ekonomi di dalama negeri. Buruknya fasilitas berupa barang publik yang disediakan

seperti, jalan raya, pelabuhan, dan lainnya. Serta lambanya birokrasi dalam pelayanan

 jasa, merupakan contoh permasalahan dari Pelayanan Publik 

Untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang sustainable dan mandiri, barang

publik yang disediakan oleh pemerintah haruslah kompetitif dan profesional. Kompetitif 

berarti barang publik dalam pelayanan dan kegunaanya terhadap pelaku bisnis danmasyarakat dapat berkompitisi dengan barang private yang disediakan oleh swasta.

Prefesional berarti barang publik dalam pengadaannya harus menggunakan pendekatan

organisatif dan sistemastis. Dalam penerapannya, barang publik yang kompetitif dan

profesional haruslah diterapkan di segala sektor, baik sektor yang sifatnya pelayanan

umum berupa jasa ataupun berupa barang, agar dapat terwujud secara menyeluruh dan

komprehensif.

Dalam makalah ini, penulis mencoba untuk menjelaskan penegertian atas

pelayanan publik dan barang publik, keterkaiatan atas pelayanan publik dan barang

publik atas kondisi perekonomian atau pada kondisi iklim investasi, permasalahan  –  

1Tulisan ini adalah bahan diskusi Tim Perumus Simposium Ekonomi Nasional 2009 oleh BEM FEUI

2Mahasisawa Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 2/13

 

2

permasalahan atas pelayanan publik berupa barang dan jasa, dan penjabaran atas upaya

yang telah digagas oleh ahlli ekonomi publik dalam memperbaiaki pelayanan publik 

II. Tinjauan Literatur

II.1. Pelayanan Publik

Pelayanan Publik merupakan sebuah kewajiban yang dilakukan oleh sebuah

kepemerintahan suatu negara tas negara yang dikelolonya. Dan dari sisi mayarkayt

merupakan sebuah Ha yang harus di terima. Hudges (1992) mengatakan bahwa

Organisasi publik dibuat oleh publik, untuk publik, dan karenanya harus bertanggung

 jawab kepada publik.

Pada dasarnya pelayanan public adalah kepercayaan publik. “Public service is a

 public trust. Citizens expect public servants to serve the public interest with fairness and 

to manage public resources properly on a daily basis. Fair and reliable public services

inspire public trust and create a favourable environment for businesses, thus contributing

to well-functioning markets and economic growth,” Dengan demikian, kualitas pelayanan

publik merupakan salah satu strategic issue bagi aparatur negara yang harus

diaktualisasikan dalam kerangka membangun kepercacayaan public. ( OECD (2000))

3

 Negara dalam upaya mencapai tujuannya, pastilah memerlukan perangkat negara

yang disebut dengan pemerintah dan pemerintahannya. Dalam hal ini pemerintah pada

hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani

dirinya sendiri, tetapi melayani masyarakat serta menciptakan kondisi agar setiap anggota

masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya (Rasyid, 1998:139).

Etika pelayanan publik adalah: ”suatu cara dalam melayani publik dengan

menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau

norma-norma yang mengatur tingkah laku manusia yang dianggap baik” (Kumorotomo,

1996:7). Lebih lanjut dikatakan oleh Putra Fadillah (2001:27), etika pelayanan publik 

adalah: ”suatu cara dalam melayani publik dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan

yang mengandung nilai-nilai hidup dan hukum atau norma yang mengatur tingkah laku

3 Dimensi Kepemimpinan Aparatur dalam Perspektif Pelayanan Publik: Building the Trust, Oleh A. Aziz Sanapiah

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 3/13

 

3

manusia yang dianggap baik”. Sedangkan etika dalam konteks birokrasi menurut

Dwiyanto (2002:188): ”Etika birokrasi digambarkan sebagai suatu panduan norma bagi

aparat birokrasi dalam menjalankan tugas pelayanan pada masyarakat. Etika birokrasi

harus menempatkan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan

organisasnya. Etika harus diarahkan pada pilihan-pilihan kebijakan yang benar-benar

mengutamakan kepentingan masyarakat luas”.4 

II.2. Pengertian barang publik

Barang publik secara umum diartikan berdasarkan tingkat dua karakteristik utama

yang dimilikinya : (1) konsumsi bersama (non rivalry) dan (2) non eksklusif.5 

Konsumsi bersama mengacu pada ide bahwa ada beberapa barang yang

manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu orang pada waktu yang sama. Misalnya,

budi dan tedi dapat menikmati oksigen di udara di kantor mereka secara bersamaan.

Konsumsi budi terhadap oksigen di udara tidak akan mengurangi jumlah oksigen yang

tersedia bagi tedi. Dalam kasus ini, konsumsi budi dan konsumsi tedi dikatakan non-rival.

Ada banyak contoh barang yang menawarkan konsumsi non-rival. Dua orang dapat

menonton sepak bola tanpa mengurangi kenikmatan orang lain. Para densusu 88 yang

berkerja menangkap para teroris untuk keamana masyarakat. Pekerjaan seorang diplomatatau perlindungan kapal nuklir dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, dan manfaat

yang diterima seseorang tidak mengurangi manfaat yang diterima orang lain.

Ada beberapa barang yang tidak bersifat konsumsi bersama. Dua orang tidak 

dapat mengkonsumsi ketoprak secara bersama-sama. Manfaat dan kepuasan budi

memakan ketoprak tidak akan tersedia bagi tedi. Karena jika memeng terjadi, budi dan

tedi memakan ketoprak tersebut bersama-sama, maka kepuasann yang akan terjadi akan

berbeda atau kurang dibandingkan jika sendiri – sendiri. Oleh karena itu, ketika konsumsi

barang oleh seseorang tidak dapat dikonsumsi oleh orang lain, konsumsi dua orang

tersebut disebut rival.

4 Mewujudkan Birokrasi Yang Mengedepankan Etika Pelayanan Ublik , Oleh I Wayan Sudana 5

Economics of The Public sector, by Joseph E. Stiglitz

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 4/13

 

4

Karakteristik kedua yang membedakan barang publik dengan barang swasta

adalah non-eksklusifitas. Untuk beberapa barang, kemampuan teknik untuk 

mengecualikan konsumsi orang-orang yang tidak membayar merupakan hal rutin. Untuk 

barang lain, pengecualian tersebut tidak dimungkinkan. Hanya karena terdapat suplai

lontong sayur tidak berarti semua orang dapat menikmatinya. Jika anda tidak membayar

penjual lontong sayur, anda tidak akan mendapat lontong sayur tersebut tersebut.

Non-eksklusifitas terjadi ketika seseorang dapat menikmati manfaat barang baik 

dengan membayar maupun tidak. Misalnya, jika lingkungan telah menyemprot nyamuk,

sulit untuk mencegah orang lain yang tidak membayar untuk menikmati hasil semprotan

tersebut. Atau dengan skala yang lebih luas, jika terdapat sistem pertahanan negara,

semua penduduk dapat memperoleh manfaat baik membayar pajak atau tidak. Ini tidak 

berarti bahwa perusahaan pencari-keuntungan akan mensuplai barang yang bersifat non-

eksklusifitas.

II.3. Efisiensi Pareto

Efisiensi Pareto menyatakan bahwa suatu keadaan lebih diinginkan dibandingkan

yang lain jika menghasilkan perbaikan satu individu atau lebih tanpa merugikan

kesejahteraan orang lain. Ketika satu titik dicapai dimana memperbaiki sejumlah orangakan merugikan kesejahteraan orang lain, dikatakan telah mencapai titik optimal Pareto.

Optimalitas Pareto merupakan kriteria hati-hati. Ia menolak setiap gerakan yang

membahayakan setiap orang meski manfaat untuk beberapa orang akan merugikan orang

lain.6 

Optimalitas Pareto merupakan sasaran sistem pertukaran sukarela. Dalam kasus

barang swasta, mengapa dua individu bebas melakukan transaksi kecuali keduanya

merasa situasi ekonomi mereka akan meningkat? Jika masyarakat merasa keadaan

ekonomi mereka akan memburuk dengan melakukan kontrak, mereka tidak akan

melakukannya. Jika kita menganggap transaksi ekonomi sebagai bentuk sistem

pemilikan, kita dapat mengatakan bahwa keputusan pertukaran sukarela dibuat atas dasar

kesepakatan bersama.

6Economics of The Public sector, by Joseph E. Stiglitz

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 5/13

 

5

III. Kondisi Pelayanan Publik di Indonesia

1.  High Cost Economy

Iklim Investasiyang merupakan salah satau faktor penting bagi perekonomian

seuatau negara juga dipengaruhi oleh pelayanan publik dalam pemprosesannya atau

birokarsi. Lamanya waktu yang terbuang serta tingginya biaya yang dikeluarkan untuk 

memulai suatu usaha baru di Indonesia. Baik bagi sisi Asing ataupun dalam negeri,

merupakan suatu yang perlu dipertimbangkan.

Tabel 1.1 Hambatan Jalannya Bisnis7 

Indonesia Pakistan Philipina Banglades CinaAnti Kompetisi 17.3 21.3 24.3 29.3 17.6

Lisensi Bisnis dan Izin Usaha 17.5 14.5 13.5 16.5 15.9

Korupsi 38.2 40.4 35.2 57.8 22.4

Pungutan liar 3.4 2.0 1.9 2.5 1.8

terhadap Penerimaan

Dilihat pada Tabel 1.1, pada anti kompetisi Indonesia menduduki peringkat

terakhir. Lama nya Lisensi Bisnis dan Izin Usaha pada urutan yang pertama, hal ini

menandakan sulitnya para Investor dalam menginvestasikan dananya ke Indonesia, danahal ini pula yang dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi dan memperburuk 

iklim Insvestasi dalam negeri. Sedangkan jika dibandingkan neagara berkembanga

lainnya di Asia, Indonesia menempati posisi teraats dalam hal pembuatan izin usaha

paliing lama dan panjangnya prosedur yang harus dilalui perusahan dalam memulai usaha

baru.

Korupsi, seperti yang kita ketahui tingkat korupsi merupakan hal penting dalam

memeperhatiakan ketidaka efisienan suatu negara, namun sangat memprihatinkan

ternyata Indonesia mempati posisi ketiga ketiga tertinggi dalam hal Korupsi (The

 Investment Climate Study, 2005) setelah Banglades dan Pakistan,

“korupsi merupakan titik kulminasi dari proses hubungan kolusi yang 

sistemik antara pelaku institusi politik (baik politikus atau birokrat) dengan

7Laporan ADB dan Bank Dunia, May 2005

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 6/13

 

6

  pelaku ekonomi (baik ekonomi privat atau masyarakat biasa) yang relatif 

kontinyu sehingga menghasilkan semacam situasi dilematis (reconfusion)

dalam menentukan batas-batas ruang lingkup „publik‟ dan „privat”‟.8 

Kata kolusi di atas merujuk pada pengertian adanya kesepakatan rahasia untuk 

kepentingan kedua belah pihak yang biasanya bersifat ilegal atau pemalsuan, sementara

bentuk titik kulminasi di atas misalnya skandal terbuka, kebangkrutan ekonomi negara,

bahkan kudeta, atau revolusi sosial.

Pungutan Liar terhadap penerimaan pada urutan tertinggi, yang menandakan

bahwa banyaknya adaministratif yang ilegal yang pada nyatanya sangat membebankan

para perusahaan dalam pengoprasian produksinya.

2.  Penyediaan barang Publik

Kondisi barang publik yang diberikan oleh pemerintah tidaklah disertai dengan

perawatan oleh pemerintah, akibatnya selain habisnya dana yang besar dalam

membangun hal tersebut, namun juga mengganngu jalannya perekonomian, sebagai salah

satu contoh, jalan raya, jalan raya sangatlah diperlukan oleh para pengusaha dalam

memproduksi.

Pada dasarnya, penyediaan barang publik dapat dikatagorikan pada menajadi dua,

yaitu yang terlibat lagsung dan yang tidak terlibat langsung bagi perekonomian. Bagi

Barang publik yang tidak terlibat langsung dalam perekonomian, karena butuh waktu

atau proses yang lama untuk merasakan hasil atas kebijakan tersebut, seperti pada Sektor

Kesehatan dan Pendidikan. Sektor Kesehatan: Rumah sakit, puskesmas, Sektor

Pendidikan : Bangunan Sekolahan, Perpustakaan Umum. Penyediaan barang publik 

berupa Infrastruktur yang terlibat langsung daam perekonomian, seperti pembangunan

Pasar, Baik Tradisional atau yang modern, Pembangunan jalan buat transportasi bahan

baku serta barang jadi bagi kegiatan perkeonomian, pelabuhan dan airport  yang

digunakan sebagai tempat ekspor dan impor.

8 Ahmad Zaenal Fanani, SHI “Optimalisasi Pelayanan Publik; Persepektif David Osborne

dan Ted Gaebler”

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 7/13

 

7

Penyedian barang publik atas perekonomian sebuah negara sanagatlah vital atau

penting keberadaanya. Di Indonesia, belanja keperluan publik telah menyerap sekitar 30-

40% dari anggaran belanja negara. Pada beberapa departemen pemerintah, seperti

Departemen Pekerjaan Umum dan Departemen Pendidikan Nasional, pengeluaran

pengadaan barang dan jasa publik berkisar antara 60 % - 70% setiap tahun anggaran.

Oleh sebab itu, belanja negara dalam pengadaan barang dan jasa publik harus disertai

dengan proses yang jujur dan pengelolaan secara tepat. Berbagai langkah harus diambil

untuk mengurangi dan meminimalisir potensipenyimpangan dan pelanggaran. Besarnya

angka belanja negara dalam pengadaan barang dan jasa sangat rentan korupsi. Menteri

Negara BUMN, Soegiharto, memprakirakan bahwa 80% dari korupsi dan penyelewengan

di BUMN terjadi di bidang pengadaan barang dan jasa. Menurut Indeks Pembayaran

Suap TI tahun 2002, sektor bisnis yang rawan terjadi suap adalah: Pekerjaan

Umum/konstruksi (46%); senjata dan pertahanan (38%); minyak dan gas (21%);

keuangan (15%); dan perumahan (11%).

IV.  Upaya Perbaikan Pelayanan Publik di Indonesia

IV.1. Upaya Perbaikan Pelayanan Publik atas jasa 

1.   Reinventing Government dan Optimalisasi Pelayanan9 

Gagasan   Reinventing Government yang dicetuskan oleh David osborne dan Ted

Gaebler (1992) adalah gagasan mutakhir yang mengkritisi dan memperbaiki konsep-

konsep dan teori-teori klasik untuk optimalisasi pelayanan publik. Gagasan-gagasan

Osborne dan Gaebler tentang   Reinventing Government mencakup 10 prinsip untuk 

mewirausahakan birokrasi dan mengoptimalisasi pelayanan Publik. Adapun 10 prinsip

tersebut adalah:

Pertama,   pemerintahan katalis: mengarahkan ketimbang mengayuh. Artinya,

 jika pemerintahan diibaratkan sebagai perahu, maka peran pemerintah seharusnya sebagai

9 Ulasan 10 prinsip Reinventing Government ini secara utuh bisa dilihat dalam David Osborne dan Ted Gaebler,

 Reinventing; atau terjemahannya Mewirausahakan, hlm. 29-343. sebagai bahan pelengkap juga baca David

osborne dan Peter Plastrik, Memangkas Birokrasi: Lima Strategi Menuju Pemerintahan Wirausaha, terj. Abdul

Rasyid dan Ramelan, Jakarta: PPM, 2000.- Optimalisasi Pelayanan Publik: Perspektif David Osborne Dan

Ted Gaebler Oleh: Ahmad Zaenal Fanani, Shi., M.Si

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 8/13

 

8

pengemudi yang mengarahkan jalannya perahu, bukannya sebagai pendayung yang

mengayuh untuk membuat perahu bergerak. Pemerintah entrepreneurial seharusnya lebih

berkonsentrasi pada pembuatan kebijakan-kebijakan strategis (mengarahkan) daripada

disibukkan oleh hal-hal yang bersifat teknis pelayanan (mengayuh).

Kedua,   pemerintahan milik rakyat: memberi wewenang ketimbang melayani.

Artinya, birokrasi pemerintahan yang berkonsentrasi pada pelayanan menghasilkan

ketergantungan dari rakyat. Hal ini bertentangan dengan kemerdekaan sosial ekonomi

mereka. Oleh karena itu, pendekatan pelayanan harus diganti dengan menumbuhkan

inisiatif dari mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat, kelompok-kelompok 

persaudaraan, organisasi sosial, untuk menjadi sumber dari penyelesaian masalah mereka

sendiri. Pemberdayaan semacam ini nantinya akan menciptakan iklim partisipasi aktif 

rakyat untuk mengontrol pemerintah dan menumbuhkan kesadaran bahwa pemerintah

sebenarnya adalah milik rakyat.

Ketiga,   pemerintahan yang kompetitif : menyuntikkan persaingan ke dalam

  pemberian pelayanan. Artinya, berusaha memberikan seluruh pelayanan tidak hanya

menyebabkan resources pemerintah menjadi habis terkuras, tetapi juga menyebabkan

pelayanan yang harus disediakan semakin berkembang melebihi kemampuan pemerintah

(organisasi publik), hal ini tentunya mengakibatkan buruknya kualitas dan efektifitas

pelayanan publik yang dilakukan mereka. Oleh karena itu, pemerintah harusmengembangkan kompetisi (persaingan) di antara masyarakat, swasta dan organisasi non

pemerintah yang lain dalam pelayanan publik. Hasilnya diharapkan efisiensi yang lebih

besar, tanggung jawab yang lebih besar dan terbentuknya lingkungan yang lebih inovatif.

Keempat ,  pemerintahan yang digerakkan oleh misi: mengubah organisasi yang

digerakkan oleh peraturan. Artinya, pemerintahan yang dijalankan berdasarkan peraturan

akan tidak efektif dan kurang efisien, karena bekerjanya lamban dan bertele-tele. Oleh

karena itu, pemerintahan harus digerakkan oleh misi sebagai tujuan dasarnya sehingga

akan berjalan lebih efektif dan efisien. Karena dengan mendudukkan misi organisasi

sebagai tujuan, birokrat pemerintahan dapat mengembangkan sistem anggaran dan

peraturan sendiri yang memberi keleluasaan kepada karyawannya untuk mencapai misi

organisasi tersebut.

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 9/13

 

9

Kelima,   pemerintahan yang berorientasi hasil : membiayai hasil, bukan

masukan. Artinya, bila lembaga-lembaga pemerintah dibiayai berdasarkan masukan

(income), maka sedikit sekali alasan mereka untuk berusaha keras mendapatkan kinerja

yang lebih baik. Tetapi jika mereka dibiayai berdasarkan hasil (outcome), mereka

menjadi obsesif pada prestasi. Sistem penggajian dan penghargaan, misalnya, seharusnya

didasarkan atas kualitas hasil kerja bukan pada masa kerja, besar anggaran dan tingkat

otoritas.

Keenam,   pemerintahan berorientasi pelanggan: memenuhi kebutuhan

  pelanggan, bukan boirokrasi. Artinya, pemerintah harus belajar dari sektor bisnis di

mana jika tidak fokus dan perhatian pada pelanggan (customer ), maka warga negara tidak 

akan puas dengan pelayanan yang ada atau tidak bahagia. Oleh karena itu, pemerintah

harus menempatkan rakyat sebagai pelanggan yang harus diperhatikan kebutuhannya.

Pemerintah harus mulai mendengarkan secara cermat para pelanggannya, melaui survei

pelanggan, kelompok fokus dan berbagai metode yang lain.

Ketujuh,   pemerintahan wirausaha: menghasilkan ketimbang membelanjakan.

Artinya, sebenarnya pemerintah mengalami masalah yang sama dengan sektor bisnis,

yaitu keterbatasan akan keuangan, tetapi mereka berbeda dalam respon yang diberikan.

Daripada menaikkan pajak atau memotong program publik, pemerintah wirausaha harus

berinovasi bagaimana menjalankan program publik dengan dengan sumber dayakeuangan yang sedikit tersebut. Dengan melembagakan konsep  profit motif dalam dunia

publik, sebagai contoh menetapkan biaya untuk  public service dan dana yang terkumpul

digunakan untuk investasi membiayai inoasi-inovasi di bidang pelayanan publik yang

lain. Dengan cara ini, pemerintah mampu menciptakan nilai tambah dan menjamin hasil,

meski dalam situasi keuangan yang sulit.

Kedelapan,   pemerintahan antisipatif : mencegah daripada mengobati. Artinya,

pemerintahan tradisional yang birokratis memusatkan pada penyediaan jasa untuk 

memerangi masalah. Misalnya, untuk menghadapi sakit, mereka mendanai perawatan

kesehatan. Untuk menghadapi kejahatan, mereka mendanai lebih banyak polisi. Untuk 

memerangi kebakaran, mereka membeli lebih banyak truk pemadam kebakaran. Pola

pemerintahan semacam ini harus diubah dengan lebih memusatkan atau berkonsentrasi

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 10/13

 

10

pada pencegahan. Misalnya, membangun sistem air dan pembuangan air kotor, untuk 

mencegah penyakit; dan membuat peraturan bangunan, untuk mencegah kebakaran.

Kesembilan,   pemerintahan desentralisasi: dari hierarki menuju partisipasi dan

tim kerja. Artinya, pada saat teknologi masih primitif, komunikasi antar berbagai lokasi

masih lamban, dan pekerja publik relatif belum terdidik, maka sistem sentralisasi sangat

diperlukan. Akan tetapi, sekarang abad informasi dan teknologi sudah mengalami

perkembangan pesat, komunikasi antar daerah yang terpencil bisa mengalir seketika,

banyak pegawai negeri yang terdidik dan kondisi berubah dengan kecepatan yang luar

biasa, maka pemerintahan desentralisasilah yang paling diperlukan.

Dan prinsip yang kesepuluh adalah   pemerintahan berorientasi pasar:

mendongkrak perubahan melalui pasar . Artinya, daripada beroperasi sebagai pemasok 

masal barang atau jasa tertentu, pemerintahan atau organisasi publik lebih baik berfungsi

sebagai fasilitator dan pialang dan menyemai pemodal pada pasar yang telah ada atau

yang baru tumbuh. Pemerintahan entrepreneur  merespon perubahan lingkungan bukan

dengan pendekatan tradisional lagi, seperti berusaha mengontrol lingkungan, tetapi lebih

kepada strategi yang inovatif untuk membentuk lingkungan yang memungkinkan

kekuatan pasar berlaku. Pasar di luar kontrol dari hanya institusi politik, sehingga strategi

yang digunakan adalah membentuk lingkungan sehingga pasar dapat beroperasi dengan

efisien dan menjamin kualitas hidup dan kesempatan ekonomi yang sama.

10

 

2.  Pembentukan Komisi Kepegawaian untuk Mereformasi Birokrasi

Salah satu yang menyumbangkan atas permasalahan buruknya pelayan Publik di

Indonesia baik barang dan jasa adalah banyaknya para aparatur  –  aparatur pemerintah

atau PNS tidaklah berkerjseacara profesionalisme maka merelesaikan Gagasan

pembentukan komisi kepegawaian untuk mereformasika Birokrasi dijalankan. Gagasan

tersebut , yang mana merupakan salah satu hasil penelitian The Habibie Center yang

disampaikan dalam acara Refleksi Akhir Tahun 2005 dan Perspektif Awal Tahun

2006,pernah dicetuskan oleh Direktur Program dan Riset The Habibie Center Dr Dewi

Fortuna Anwar.

10ibid

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 11/13

 

11

IV.2. Upaya Perbaikan Pelayanan Publik atas barang

1.  Pemantauan dan Perbaikan Barang Publik

Pemantauan dan Perbaikan atas Barang publik yang telah ada sanagatlah

dibutuhkan, mengingat dana yanf dikeluarkan atas pembuatan barang tersebuat

tidakalah murah. Selaian itu, jika kondisi barang publik tidak baikan atau rusak, maka

akan mempengaruhi produktivitas perekonomian negara tersebut.

2.  Transparansi seleksi atas penyedian barang publik

Dengan Transparansi seleksi atas penyediaan barang publik diharapakan dalampengadaan barang publik tidak terjadi kecurangan – kecurangan seperti Korupsi, Kolusi,

Nepotisme (KKN), yan semua itu dapat merugikan negara dan perekonomian. Barang

publik yang sediakan dapat menghabiskan biaya tinggi, namun nilai keguanan serta

kualitas yang dirasakan sanagatlah rendah.

V. Kesimpulan

Pelayanan Publik atas barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah haruslah

kompetitif dan profesional. Kompetitif berarti barang publik dalam pelayanan dan

kegunaanya terhadap pelaku bisnis dan masyarakat dapat berkompitisi dengan barang

private yang disediakan oleh swasta. Prefesional berarti barang publik dalam

pengadaannya harus menggunakan pendekatan organisatif dan sistemastis. Dalam

penerapannya, barang publik yang kompetitif dan profesional haruslah diterapkan di

segala sektor, baik sektor yang sifatnya pelayanan umum berupa jasa ataupun berupa

barang, agar dapat terwujud secara menyeluruh dan komprehensif.

Dalam pelayanan publik, kita harus ingat, bahwa Pemerintah sanalah seperti

Organisasi publik, yang mana Organisasi publik dibuat oleh publik, untuk publik, dan

karenanya harus bertanggung jawab kepada publik. Barang publik secara umum diartikan

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 12/13

 

12

berdasarkan tingkat dua karakteristik utama yang dimilikinya : (1) konsumsi bersama

(non rivalry) dan (2) non eksklusif 

Kondisi Pelayanan Publik Di Indonesia yang masih belum dikatagorikan baik ini,

turut menyumbang lemahnya pertembuhan ekonomi di tanaha air, dari sisi anti

Kompetisi, lisensi Bisnis dan Izin Usaha, Korupsi, Pungutan Liar. Indonesia diantara

negara – neagra lainnya bukanlah termassuk dalam katagori yang dapat di contoh. Dalam

hal penyediaan barang publik, jangan membedakan anatara pelayanan barang publik yang

langsung mempengaruhi perekonomian denga yang tidak langsung, karena negara ini

tidaklah dibangun dan berjalan 10 atau sampai 100 tahun saja.

  Reinventing Government yang digagas oleh David Osborne dan Ted Gaebler

menemukan titik relevansinya dalam konteks optimalisasi pelayanan publik. 10 prinsip

yang terkandung di dalamnya, yakni pemerintah seharusnya lebih berfungsi mengarahkan

ketimbang mengayuh, memberi wewenang ketimbang melayani, menyuktikkan

persaingan (kompetisi) dalam pemberian pelayanan.

Dalam hal, memantau serta meningkatkan kinerja dari aparatur pemeritaha maka

Pembentukan Komisi Kepegawaian untuk Mereformasi Birokrasi perlu dilaksanakan.

Dan untuk memperbaiki kualitas dan menekan biaya atas penyediaan baranf publik maka

perlu adanya pemantauan serta transparansi dalam penyediaan arang publik.

5/11/2018 Terwujudnya Pelayanan Publik yang Kompetitif dan Profesional (2009) - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/terwujudnya-pelayanan-publik-yang-kompetitif-dan-profesional-2009 13/13

 

13

Daftar Pustaka

  David osborne dan Peter Plastrik,  Memangkas Birokrasi: Lima Strategis Menuju

Pemerintahan Wirausaha, terj. Abdul Rasyid dan Ramelan, Jakarta: PPM, 2000.

  Ahmad Zaenal Fanani, SHI “Optimalisasi Pelayanan Publik; Persepektif David

Osborne dan Ted Gaebler” 

  Inu Kencana Syafi'i, dkk., Ilmu Administrasi Publik , Jakarta: Rineka cipta, 1999.

  World Bank, (2007), Indonesia Public Expenditure Review , Conference Edition.

  I Wayan Sudana, “Mewujudkan birokrasi yang menegdepankan Etika Pelayanan

Publik”. 

  Stiglitz, Joseph E. Economics of The Public Sector , New York : W.W. Norton &

Company, 2000.