termal 1

Upload: lutfita-diaz-azizah

Post on 04-Mar-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN TERMAL

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMTEKNIK SISTEM TERMALKONDUKSI MELALUI DINDING DATAR

Oleh:Lutfita Diaz ANIM A1H013046

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANPURWOKERTO2015

I. PENDAHULUANA. Latar BelakangAkhir-akhir ini aplikasi mengenai ilmu perpindahan kalor sudah berkembang pesat. Hampir semua hal yang ada sekitar kita berhubungan dengan ilmu ini. Kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain, secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Seiring berjalannya waktu, kalor dianggap sebagai suatu bentuk energi yang berkaitan erat dengan suhu. Kajian lanjut menunjukkan bahwa kalor dapat berpindah melalui tiga cara yaitu, konduksi, konveksi dan radiasi. Apabila dua jenis benda yang memiliki temperatur berbeda saling berkontak termal, maka temperatur benda yang lebih panas akan perlahan mendingin, sedangkan temperatur benda yang lebih dingin akan menjadi panas hingga suhu tertentu. Peristiwa tersebut terjadi karena adanya perpindahan kalor antara dua benda yang berkontak termal. Perpindahan panas yang mana partikel-partikel dalam medium perpindahan panas tersebut tidak berpindah disebut konduksi. Pada peristiwa konduksi, koefisien perpindahan panas dan koefisien kontak merupakan faktor yang penting, yang dalam percobaan ini akan ditentukan besarnya untuk dua unit yang digunakan dalam percobaan.Proses perpindahan kalor dapat terjadi dalam beberapa kategori yang dibagi berdasarkan cara perambatannya. Salah satu jenis perpindahan kalor ialah konduksi. Perpindahan kalor secara konduksi dibedakan menjadi dua, yaitu konduksi tunak dan konduksi tak-tunak. Aplikasi dari konduksi tunak ini ialah pada proses insulasi. Zaman ini, sistem insulasi digunakan pada banyak kasus. Salah satu penerapan sistem insulasi yang dikenal ialah sistem insulasi perpipaan. Fluida yang dialirkan dalam pipa memiliki kondisi yang perlu dipertahankan sehingga membutuhkan sistem insulasi yang baik. contoh lain ialah sistem insulasi pada oven dan kulkas. Oleh karena, hal tersebut diatas maka perlu dipelajari dengan baik sistem perpipaan, diantaranya ialah tebal kritis insulasi, tahanan kalor tergabung, dan konduktivitas termal.Perpindahan kalor konduksi tak-tunak memiliki perbedaan dengan konduksi tunak dimana pada konduksi tak-tunak terjadi perubahan pada energi internal.contoh dari konduksi tak-tunak ialah proses pemanasan dan pendinginan makanan. Pada proses ini terjadi aliran kalor yang tidak langsung setimbang secara termal. Aplikasi dari hukum fourier ini membahas aliran kapasitas kalor tergabung, aliran kalor transien pada benda semi-infinite, batasan-batasan konveksi, dan angka biot, angka fourier, serta bagan heisler.B. Tujuan1. Memahami karakteristik pindah panas secara konduksi pada dinding datar2. Menghitung laju pindah panas konduksi pada dinding datar

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1.Pengertian KonduksiKonduksi adalah proses perpindahan kalor dimana panas mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, tetapi medianya tetap. Perpindahan kalor secara konduksi tidak hanya terjadi pada padatan saja tetapi bisa juga terjadi pada cairan ataupun gas, hanya saja konduktivitas terbesar pada padatan.Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan elektron bebas. Berdasarkan perubahan suhu menurut waktu, konduksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu konduksi tunak dan konduksi tidak tunak.Pada zat padat, energi kalor tersebut dipindahkan hanya akibat adanya vibrasi dari atom- atom zat padat yang saling berdekatan. Hal ini disebabkan karena zat padat merupakan zat dengan gaya intermolekular yang sangat kuat, sehingga atom-atomnya tidak dapat bebas bergerak, oleh sebab itu perpindahan kalor hanya dapt terjadi melalui proses vibrasi. Sedangkan proses konduksi pada fluida disebabkan karena pengaruh secara langsung karena atom-atomnya dapat lebih bebas bergerak dibandingkan dengan zat padat.Konduksi merupakan suatu proses perpindahan kalor secara spontan tanpa disertai perpindahan partikel media karena adanya perbedaan suhu, yaitu dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah.Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya kemudian bertambah. Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer sebagian energi mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi.Konduksi atau hantaran kalor hanya terjadi bila ada perbedaan suhu. Berdasarkan eksperimen, menunjukkan bahwa kecepatan hantaran kalor melalui benda yang sebanding dengan perbedaan suhu antara ujung-ujungnya.Kecepatan hantaran kalor juga bergantung pada ukuran dan bentuk benda. Untuk mengetahui secara kuantitatif, perhatikan hantaran kalor melalui sebuah benda uniform tampak seperti pada gambar berikut.

Gambar 1. Mekanisme konduksiKonduksi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan berubah atau tidaknya suhu terhadap waktu, yaitu konduksi tunak (steady) dan konduksi tak tunak (unsteady). Konduksi tunak dapat dijelaskan sebagai konduksi ketika suhu yang dihantarkan tidak berubah atau distribusi suhu konstan terhadap waktu. Sebaliknya, konduksi tak tunak jika suhu berubah terhadap waktu.Perpindahan kalor secara konduksi dibedakan menjadi dua, yaitu konduksi tunak dan konduksi tak-tunak. Aplikasi dari konduksi tunak ini ialah pada proses insulasi. Zaman ini, sistem insulasi digunakan pada banyak kasus. Salah satu penerapan sistem insulasi yang dikenal ialah sistem insulasi perpipaan. Fluida yang dialirkan dalam pipa memiliki kondisi yang perlu dipertahankan sehingga membutuhkan sistem insulasi yang baik. contoh lain ialah sistem insulasi pada oven dan kulkas. Oleh karena, hal tersebut diatas maka perlu dipelajari dengan baik sistem perpipaan, diantaranya ialah tebal kritis insulasi, tahanan kalor tergabung, dan konduktivitas termal.Perpindahan kalor konduksi tak-tunak memiliki perbedaan dengan konduksi tunak dimana pada konduksi tak-tunak terjadi perubahan pada energi internal.contoh dari konduksi tak-tunak ialah proses pemanasan dan pendinginan makanan. Pada proses ini terjadi aliran kalor yang tidak langsung setimbang secara termal. Aplikasi dari hukum fourier ini membahas aliran kapasitas kalor tergabung, aliran kalor transien pada benda semi-infinite, batasan-batasan konveksi, dan angka biot, angka fourier, serta bagan heisler.2.2 Konduktivitas Thermal(Daya Hantar Panas)Tetapan kesebandingan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut konduktivitas termal. Pada umumnya konduktivitas termal itu sangat tergantung pada suhu.Konduktivitas termal menunjukkan seberapa cepat bahan itu dapat menghantarkan panas konduksi. Pada umumnya nilai (k) dianggap tetap, namun sebenarnya nilai k dipengaruhi oleh suhu (T) (Anonim 1, 2014).Tabel 1.1 Konduktivitas Termal Berbagai Bahan pada 0 oC.Konduktivitas Termal Bahan

(K)

W/m.CBtu/h . ft . F

Perak ( murni )410237

Tembaga ( murni )385223

Aluminium ( murni )202117

Nikel ( murni )9354

Besi ( murni )7342

Baja karbon, 1% C4325

Timbal (murni)3520,3

Baja karbon-nikel16,39,4

Kuarsa ( sejajar sumbu )41,624

Magnesit4,152,4

Marmar2,08-2,941,2-1,7

Batu pasir1,831,06

Kaca, jendela0,780,45

Kayu maple atau ek0,170,096

Serbuk gergaji0,0590,034

Wol kaca0,0380,022

Air-raksa8,214,74

Air0,5560,327

Amonia0,5400,312

Minyak lumas, SAE 500,1470,085

Freon 12, 22FCCI0,0730,042

Hidrogen0,1750,101

Helium0,1410,081

Udara0,0240,0139

Uap air ( jenuh )0,02060,0119

Karbon dioksida0,01460,00844

Sumber:Rudiwarman, 2011.Konduktivitastermal merupakan suatubesaran intensif bahanyang menunjukkan kemampuan untukmenghantarkan panas (Anonim 2, 2014). Konduktivitas termal adalah suatu fenomenatransportdimana perbedaan temperatur menyebabkan transfer energi termal dari satu daerah benda panas ke daerah yang sama pada temperatur yang lebih rendah.Konduktivitas termal dari material adalah laju perpindahan panas dengan konduksi per satuan panjang per derajat Celcius.Hal ini dinyatakan dalam satuan W/mC.Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:a. Konduktor bahan yang mudah dalam menghantarkan kalor (mempunyai konduktivitas yang baik)Contoh :aluminium, besi, baja, tembagab. Isolatorbahan yang lebih sulit dalam menghantarkan kalor (mempunyai konduktivitas yang jelek)Contoh :plastik, kayu, kain, kertas, kaca(Anonim 1, 2014).2.3 Perpindahan Kalor Konduksi di dalam Zat PadatAliran kalor konduksi terjadi jika dalam suatu bahan kontinu terdapat gradient suhu, maka kalor akan mengalir tanpa disertai oleh suatu gerakan zat. Pada logam-logam padat, konduksi termal merupakan akibat dari gerakan elektron yang tidak terikat. Konduktivitas termal berhubungan erat sekali dengan konduktivitas listrik. Pada zat padat yang bukan penghantar listrik, konduksi termal merupakan akibat dari transfer momentum oleh masing-masing molekul di samping gradient suhu. Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain: perpindahan kalor pada logam cerek pemasak air atau batang logam pada dinding tungku (Anonim 4, 2014)Hubungan dasar yang menguasai aliran kalor melalui konduksi adalah kesebandingan antara laju aliran kalor melintasi permukaan isothermal dan gradient suhu yang terdapat pada permukaan itu. Hubungan umum ini disebut Hukum Fourier yang berlaku pada setiap lokasi di dalam suatu benda, pada setiap waktu. Hukum tersebut dapat dituliskan sebagai:(1)dimana A = luas permukaan isothermal yang tegak lurus terhadap arah aliran kalor(m)n = jarak, diukur tegak lurus terhadap permukaan itu(m / det)q = laju aliran kalor melintas permukaan itu pada arah normal terhadap permukaan(kj / det,W)T = suhu( C, F )k = konstanta proporsionalitas (tetapan kesebandingan)(W/m.C)(Tim Penyusun,2014).Konduksi pada kondisi distribusi suhu konstan disebut konduksi keadaan stedi (steady-state conduction). Pada keadaan stedi, T hanya merupakan fungsi posisi saja dan laju aliran kalor pada setiap titik pada dinding itu konstan. Untuk aliran stedi satu-dimensi, persamaan (1) dapat dituliskan : (2)Konstanta proporsionalitas k di atas adalah suatu sifat fisika bahan yang disebut konduktivitas termal (Tim Penyusun,2014).2.4 Aliran Kalor Melintasi Lempeng (Tim Penyusun, Suatu lempeng rata seperti terlihat pada Gambar 1.1, diandaikan bahwa (k) tidak tergantung pada suhu dan luas dinding sangat besar dibandingkan dengan tebalnya, sehingga kehilangan kalor dari tepi-tepinya dapat diabaikan. Permukaan-permukaan luar dinding tegak lurus terhadap bidang gambar, dan kedua permukaan itu isothermal.Arah aliran kalor tegak lurus terhadap dinding. Karena keadaan stedy, tidak ada penumpukan ataupun pengurasan kalor di dalam lempeng itu, dan q konstan di sepanjang lintas aliran kalor. Jika x adalah jarak dari sisi yang panas, maka persamaan 2 dapat dituliskan :(3)

T1

T2

x1 x2Gambar 2. Pemanasan Suatu Lempeng pada Keadaan Stedy.Sumber :Tim Penyusun,2014.Oleh karena hanya x dan T yang merupakan variabel dalam Pers. (3), integrasi langsung akan menghasilkan :(4)Dimana = beda suhu melintas lempeng = tebal lempeng(Tim Penyusun,2014).Bila konduktivitas termal k berubah secara linier dengan suhu, maka k diganti dengan nilai rata-rata . Nilai dapat dihitung dengan mencari rata-rata aritmetik dari k pada kedua suhu permukaan, T1 dan T2, atau dengan menghitung rata-rata aritmetik suhu dan menggunakan nilai k pada suhu itu.Persamaan (4) dapat dituliskan dalam bentuk :(5)dimana R adalah tahanan termal zat padat antara titik 1 dan titik 2 (Tim Penyusun,2014).

Gambar 1.3Dinding Rata dalam Susunan Serikakbkc

TI

TO

xaxbxcSumber :Tim Penyusun,2014Karena dalam aliran kalor stedi semua kalor yang melalui tahanan pertama harus seluruhnya melalui tahanan kedua pula, dan lalu tahanan ketiga, maka qa, qb dan qc tentulah sama, dan ketiganya dapat ditandai dengan q.(6)Selanjutnya,(7)atau(8)dimana(9)U adalah overall heat transfer coefficient2014).Koefisien perpindahan panas menyeluruh (overall heat transfer coefficient,U) merupakan aliran panas menyeluruh sebagai hasil gabungan proses konduksi dan konveksi .Koefisien perpindahan panas menyeluruh dinyatakan dengan W/m2oC. Koefisien perpindahan panas menyeluruh menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin. Besar kalor yang mengalir per satuan waktu pada proses konduksi ini tergantung pada :a. Berbanding lurus dengan luas penampang batangb. Berbanding lurus dengan selisih suhu kedua ujung batang, danc. Berbanding terbalik dengan panjang batang(Anonim 2, 2014).

III. METODOLOGI1. Alat dan Bahan1. Bak multilapis1. Hybrid recorder dan termokopel (alat ukur suhu)1. Penangkas/kompor1. Heater1. Panci1. Air1. Prosedur Kerja1. Ukur suhu awal dan dinding observasi1. Tuangkan air yang telah dipanaskan pada suhu 100 C kedalam bak air multilapis, perthanankan suhu air tersebut sampai pengukuran selesai1. Ukur perubahan suhu yang terjadi pada setiap titik observasi dengan interval waktu 2 menit selama 30 menit1. Catat hasil pengukuran

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. HasilPengeringan Ubi1. Dengan oven 105C 60 menit1. Ka (BB%) = x 100%= x 100%= 15 %1. Sinar MatahariWaktuSuhu (C)Berat bahan (gram)Ka (%)

103119.866,55

203019.484,65

303019.233,4

403219.022,35

502918.761,05

603018.550

1. Ka (BB%) pengovenanBerat air= x berat bahan awal= x 20 gram = 1,45 gram1. Padatan= berat bahan awal air= 20 gram 1,45 gram = 18,55 gram1. Ka t = 10Padatan sama (Ya) Air = awal padatan = m1 ya Ka = Air1 = m1 ya = 19,86 18.55 = 1,31 gramKa1 = x 100% = x 100% = 6,55 %

Air2 = m2 ya = 19.48 18,55 = 0,93 gramKa2 = x 100% = x 100% = 4,65 %

Air3 = m3 ya = 19.23 18,55 = 0,68 gramKa3 = x 100% = x 100% = 3,4 %

Air4 = m4 ya = 19,02 18,55 = 0,47 gramKa4 = x 100% = x 100% = 2,35 %

Air5 = m5 ya = 18,76 18,55 = 0,21 gramKa5 = x 100% = x 100% = 1,05 %

Air6 = m6 ya = 18,55 18,55 = 0 gramKa6 = x 100% = x 100% = 0 %

B. Pembahasan

Dalam bahasa ilmiah pengeringan adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari suatu bahan. Proses pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan kehilangan sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi pada proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini dapat diberikan melalui berbagai sumber seperti kayu api, minyak dan gas, arang baru ataupun tenaga surya. Dengan kata lain pengeringan merupakan proses penghilangan sejumlah air dari material. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan yang dikeringkan. Material biasanya dikontakkan dengan udara kering yang kemudian terjadi perpindahan massa air dari material ke udara pengering.Dalam sektor pertanian sistem pengeringan yang umum digunakan adalah tenaga surya. Pada sistem tenaga surya ini, bahan diexpose ke sinar surya secara langsung maupun tidak langsung. Uap air yang terjadi dipindahkan dari tempat pengeringan melalui aliran udaraPengeringan makanan memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah sebagai sarana pengawetan makanan. Mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan makanan tidak dapat berkembang dan bertahan hidup pada lingkungan dengan kadar air yang rendah. Selain itu, banyak enzim yang mengakibatkan perubahan kimia pada makanan tidak dapat berfungsi tanpa kehadiran air. Tujuan kedua adalah untuk meminimalkan biaya distribusi bahan makanan karena makanan yang telah dikeringkan akan memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran yang lebih kecil.Faktor- Faktor yang mempengaruhi proses pengeringan1. Luas PermukaanMakin luas permukaan bahanmakin cepat bahan menjadi kering Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. Untuk mempercepat pengeringan umumnya bahan pangan yang akan dikeringkan dipotong-potong atau di iris-iris terlebih dulu. Hal ini terjadi karena:(1) pemotongan atau pengirisan tersebut akan memperluas permukaan bahan dan permukaan yang luas dapat berhubungan dengan medium pemanasan sehingga air mudah keluar,(2) potongan-potongan kecil atau lapisan yang tipis mengurangi jarak dimana panas harus bergerak sampai ke pusat bahan pangan. Potongan kecil juga akan mengurangi jarak melalui massa air dari pusat bahan yang harus keluar ke permukaan bahan dan kemudian keluar dari bahan tersebut.(Supriyono, 2003)2. Perbedaan Suhu dan Udara SekitarnyaSemakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.(Supriyono, 2003)3. Kecepatan Aliran UdaraMakin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan. Udara yang bergerak dan mempunyai gerakan yang tinggi selain dapat mengambil uap air juga akan menghilangkan uap air tersebut dari permukaan bahan pangan, sehingga akan mencegah terjadinya atmosfir jenuh yang akan memperlambat penghilangan air. Apabila aliran udara disekitar tempat pengeringan berjalan dengan baik, proses pengeringan akan semakin cepat, yaitu semakin mudah dan semakin cepat uap air terbawa dan teruapkan.(Supriyono, 2003)4. Tekanan UdaraSemakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut air selama pengeringan, karena dengan semakin kecilnya tekanan berarti kerapatan udara makin berkurang sehingga uap air dapat lebih banyak tetampung dan disingkirkan dari bahan pangan. Sebaliknya jika tekanan udara semakin besar maka udara disekitar pengeringan akan lembab, sehingga kemampuan menampung uap air terbatas dan menghambat proses atau laju pengeringan.5. Kelembapan UdaraMakin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan Makin kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).Proses pengeringan pada prinsipnya menyangkut proses pindah panas dan pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Pertama panas harus di transfer dari medium pemanas ke bahan. Selanjutnya setelah terjadi penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida di mana cairan harus di transfer melalui struktur bahan selama proses pengeringan berlangsung. Jadi panas harus di sediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui berbagai macam tahanan agar supaya dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang bebas. Lama proses pengeringan tergantung pada bahan yang di keringkan dan cara pemanasan yang digunakan. Makin tinggi suhu dan kecepatan aliran udara pengeringan makin cepat pula proses pengeringan berlangsung. Makin tinggi suhu udara pengering, makin besar energi panas yang di bawa udara sehingga makin banyak jumlah massa cairan yang di uapkan dari permukaan bahan yang dikeringkan. Jika kecepatan aliran udara pengering makin tinggi maka makin cepat massa uap air yang dipindahkan dari bahan ke atmosfer. Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap air. Pada kelembaban udara tinggi, perbedaan tekanan uap air didalam dan diluar bahan kecil, sehingga pemindahan uap air dari dalam bahan keluar menjadi terhambat. Pada pengeringan dengan menggunakan alat umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater)serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara dapat digunakan blower. Sumber energi yang dapat digunakan pada unit pemanas adalah tungku, gas, minyak bumi, dan elemen pemanas listrik.

Berdasarkan prosesnya dikenal dua macam pengeringan yaitu pengeringan secara alami dengan menggunakan matahari dan secara mekanis dengan menggunakan dryer, berikut merupakan perbedaannya,1. Pengeringan secara alami dengan sinar matahariPengeringan ditingkat petani Indonesia sebagian besar dilakukan dengn sinar matahari dan hanya sebagin besar petani yang melakukan pengeringan dengan mesin pengering. Pengeringan dengan sinar matahari dapat dilakukan dengan mudah terutama di daerah-daerah tropis seperti Indonesia. Akan tetapi Indonesia panen umumnya jatuh pada musim hujan sehingga pengeringan menjadi masalah.Menurut Taib dkk, (1998), pengeringan alamiah memanfaatkan radiasi surya, suhu, dan kelembaban udara sekitar serta kecepatan angin untuk proses pengeringan. Pengeringan dengan cara penjemuran ini mempunyai beberapa kelemahan antara lain tergantung cuaca, sukar dikontrol, memerlukan tempat penjemuran yang luas, mudah terkontaminasi, dan memerlukan waktu yang lama.Alat pengering yang menggunakan energi surya terdiri atas dua jenis berdasarkan prinsip kerja alat dalam memanfaatkan radiasi untuk proses pengeringan yaitu sistem pasif dan sistem hibrid. Pengeringan sistem pasif memanfaatkan radiasi surya dan kecepatan angin tanpa tambahan sumber energy selain ebergi surya. Pengeringan sistem hibrid memanfaatkan energy surya dengan tambahan sumber energi lain (listrik, bahan bakar, dan lain-lain).2. Pengeringan secara mekanis dengan menggunakan dryerPengeringan dengan menggunakan alat mekanis (pengeringan buatan) yang menggunakan tambahan panas memberikan beberapa keuntungan diantaranya tidak memerlukan cuaca, kapasitas pengeringan dapat dipilih sesuai dengan yang diperlukan, tidak memerlukan tempat yang luas, serta kondisi pengering dapat dikontrol. Pengering ini memerlukan energi untuk memanaskan alat pengering, mengimbangi radiasi panas yang keluar dari alat, memanaskan bahan, menguapkan air bahan, serta menggerakkan udara.Alat pengering buatan pada umumnya terdiri dari tenaga penggerak dan kipas, unit pemanas (heater) serta alat-alat kontrol. Sebagai sumber tenaga untuk mengalirkan udara penggerak dapat digunakan motor bakar atau motor listrik. Untuk alat pengering dengan unit pemanas, beberapa macam sumber energi panas yang biasanya dipakai adalah gas, minyak bumi, batubara, atau elemen pemanas listrik.Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.Adapun beberapa jenis mesin pengering diantaranya, yaitu :1. Tray dryerPengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal atau pasta, yang ditebarkan pada baki logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki yang lansung berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum digunakan adalah konveksi dan perpindahan panas secara konduksi juga dimungkinkan dengan memanaskan baki tersebut.Rangka bak pengering terbuat dari besi, rangka bak pengerik di bentuk dan dilas, kemudian dibuat dinding untuk penyekat udara dari bahan plat seng dengan tebal 0,3mm. Dinding tersebut dilengketkan pada rangka bak pengering dengan cara di revet serta dilakukan pematrian untuk menghindari kebocoran udara panas. Kemudian plat seng dicatdengan warna hitam buram,agar dapat menyerap panas dengan lebih cepat. Pada bak pengering dilengkapi dengan pintu yang berguna untuk memasukan dan mengeluarkan produk yang dikeringkan. Di pintu tersebut dibuat kaca yang mamungkinkan kita dapat mengetahui temperature tiap rak, dengan cara melihat thermometer yang sengaja digantungkan pada setiap rak pengering. Di bagian atas bak pengering dibuat cerobong udara, bertujuan untuk memperlancar sirkulasi udara pada proses pengeringan.2. Drum (Rotary) DryerRotary dryer atau bisa disebut drum dryer merupakan alat pengering berbentuk sebuah drum yang berputar secara kontinyu yang dipanaskan dengan tungku ataugasifier. Alat pengering ini dapat bekerja pada aliran udara melalui poros silinder pada suhu 1200-1800oF tetapi pengering ini lebih seringnya digunakan pada suhu 400-900oF.Rotary dryer sudah sangat dikenal luas di kalangan industri karena proses pengeringannya jarang menghadapi kegagalan baik dari segi output kualitas maupun kuantitas. Namun sejak terjadinya kelangkaan dan mahalnya bahan bakar minyak dan gas, maka teknologi rotary dryer mulai dikembangkan untuk berdampingan dengan teknologi bahan bakar substitusi seperti burner batubara, gas sintesis dan sebagainya.Pengering rotary dryer biasa digunakan untuk mengeringkan bahan yang berbentuk bubuk, granula, gumpalan partikel padat dalam ukuran besar. Pemasukkan dan pengeluaran bahan terjadi secara otomatis dan berkesinambungan akibat gerakan vibrator, putaran lubang umpan, gerakan berputar dan gaya gravitasi. Sumber panas yang digunakan dapat berasal dari uap listrik, batubara, minyak tanah dan gas. Debu yang dihasilkan dikumpulkan olehscrubberdan penangkap air elektrostatis.Secara umum, alat rotary dryerterdiri dari sebuah silinder yang berputar di atas sebuah bearing dengan kemiringan yang kecil menurut sumbu horisontal, rotor, gudang piring, perangkat transmisi, perangkat pendukung, cincin meterai, dan suku cadang lainnya.. Panjang silinder biasanya bervariasi dari 4 sampai lebih dari 10 kali diameternya (bervariasi dari 0,3 sampai 3 m). Feed padatan dimasukkan dari salah satu ujung silinder dan karena rotasi, pengaruh ketinggian dan slope kemiringan, produk keluar dari salah satu ujungnya. Pengering putar ini dipanaskan dengan kontak langsung gas dengan zat padat atau dengan gas panas yang mengalir melalui mantel luar, atau dengan uap yang kondensasi di dalam seperangkat tabung longitudinal yang dipasangkan pada permukaan dalam selongsong. (Heriana, dkk., 2012)Pada alat pengering rotary dryer terjadi dua hal yaitu kontak bahan dengan dinding dan aliran uap panas yang masuk ke dalam drum. Pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan dinding disebut konduksi karena panas dialirkan melalui media yang berupa logam. Sedangkan pengeringan yang terjadi akibat kontak bahan dengan aliran uap disebut konveksi karena sumber panas merupakan bentuk aliran. Pada pengeringan dengan menggunakan alat ini penyerapan panas mudah dilakukan dan terjadi penyusutan bobot yang lebih tajam dibandingkan dengan penurunan pembobotan yang dialami tray dryer.Pengeringan pada rotary dryer dilakukan pemutaran berkali-kali sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian, sehingga pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih merata dan lebih banyak mengalami penyusutan. Selain itu rotary ini mengalami pengeringan berturut-turut selama satu jam tanpa dilakukan penghentian proses pengeringan. Pengering rotary ini terdiri dari unit-unit silinder, dimana bahan basah masuk diujung yang satu dan bahan kering keluar dari ujung yang lain.Proses pengeringan terjadi ketika bahan dimasukkan ke dalam silinder yang berputar kemudian bersamaan dengan itu aliran panas mengalir dan kontak dengan bahan. Didalam drum yang berputar terjadi gerakan pengangkatan bahan dan menjatuhkannya dari atas ke bawah sehingga kumpulan bahan basah yang menempel tersebut terpisah dan proses pengeringan bisa berjalan lebih efektif. Pengangkatan memerlukan desain yang hati-hati untuk mencegah dinding yang asimetri. Selain itu bahan bergerak dari bagian ujung dryer keluar menuju bagian ujung lainnya akibat kemiringan drum. Bahan yang telah kering kemudian keluarmelalui suatu lubang yang berada di bagian belakang pengering drum. Sumber panas didapatkan dari gas yang diubah menjadi uap panas dengan cara pembakaran.Kontak yang terjadi antara padatan dan gas pada alat pengering rotary dryerdilengkapi denganflights, yang diletakkan di sepanjang silinder rotary dryer. Volume material yang ditransport olehflightsantara 10 sampai 15 % dari total volume material yang terdapat di dalamrotary dryer.Mekanismenya sebagai berikut, pada saat silinder pengering berputar, padatan diambil keatas olehflights, terangkat pada jarak tertentu kemudian terhamburkan melalui udara. Kebanyakan pengeringan terjadi pada saat seperti proses ini, dimana padatan berkontak dengan gas.Flightsjuga berfungsi untuk mentransfer padatan melalui silinder. (Heriana, dkk., 2012)Proses yang terjadi di dalamrotary dryersangat kompleks dan masih sedikit dimengerti dengan baik sehingga menjadi obyek penelitian dari banyak peneliti. Untuk dapat menganalisis dan mendesain sistemrotary dryersecara benar dan meyakinkan, perlu difahami fenomena perpindahan panas, perpindahan massa dan transportasi partikel padat di dalamrotary dryer. Mula-mula panas dipindahkan dari gas ke padatan basah, karena adanya driving forcesuhu, dan temperatur padatan akan naik dan kehilangan uap air. Uap air berpindah ke aliran gas karena adanya gradien tekanan uap. Hal ini merupakan proses simultan dari perpindahan massa dan perpindahan panas yang terjadi pada saat partikel padat bergerak secara kontinyu membentuk pancaran berputar di seluruh silinder dari masukan sampai keluaran (Earle,1989). Metoda perpindahan panas yang terjadi adalah konveksi dan konduksi.Pada umumnya kebanyakan alat pengering, panas dipindahkan dengan lebih dari satu cara, tetapi pengering industri tertentu (misalnya pengeringan makanan) mempunyai satu metoda perpindahan panas yang dominan. Sedangkan padarotary dryer, perpindahan panas yang dominan adalah perpindahan panas konveksi, panas yang diperlukan biasanya diperoleh dari kontak langsung antara gas panas dengan padatan basah. Pengeringan dalam rotary dryermenggunakan suhu tidak lebih dari 70oC dengan lama pengeringan 80-90 menit, dan putaranrotary dryer17-19 rpm. Untuk memperoleh hasil pengeringan yang baik selain ditentukan oleh suhu dan putaran mesin juga ditentukan oleh kapasitas mesin pengering. Kapasitas perbatchmesin pengering ditentukan oleh diameter mesin itu.Dalam merencanakan alat pengering rotary dryer hendaklah diketahui kadar air input, kadar air output, densiti material, ukuran material, maksimum panas yang diijinkan, sifat fisika atau kimia, kapasitas output, dan ketersediaan jenis bahan bakar sehingga dapat ditentukan dimensi rotary dryer, sistem pemanas (langsung atau tidak langsung), arah gas panas (co-current atau counter current), volume dan tekanan udara, kecepatan dan tenaga putar, dan dimensi siklon.Keuntungan penggunaan rotary/drum dryer sebagai alat pengering adalah :1.Dapat mengeringkan baik lapisan luar ataupun dalam dari suatu padatan2.Penanganan bahan yang baik sehingga menghindari terjadinya atrisi3.Proses pencampuran yang baik, memastikan bahwa terjadinya proses Pengeringan bahan yang seragam/merata4.Efisiensi panas tinggi5.Operasi sinambung6.Instalasi yang mudah7.Menggunakan daya listrik yang sedikitKekurangan dari penggunaan pengering drum diantaranya adalah :1.Dapat menyebabkan reduksi kuran karena erosi atau pemecahan2.Karakteristik produk kering yang inkonsisten3.Efisiensi energi rendah4.Perawatan alat yang susah5.Tidak ada pemisahan debu yang jelas(Heriana, dkk., 2012)3. SpraydryerSpray dryer merupakan suatu proses pengeringan untuk mengurangi kadar air suatu bahan sehingga dihasilkan produk berupa bubuk melalui penguapan cairan. Spray dryer menggunakan atomisasi cairan untuk membentuk droplet, selanjutnya droplet yang terbentuk dikeringkan menggunakan udara kering dengan suhu dan tekanan yang tinggi. Bahan yang digunakan dalam pengeringan spry drying dapat berupa suspensi, dispersi maupun emulsi. Sementara produk akhir yang dihasilkan dapat berupa bubuk, granula maupun aglomerat tergantung sifat fisik-kimia bahan yang akan dikeringkan, desain alat pengering dan hasil akhir produk yang diinginkan.Prinsip dasar Spray drying adalah memperluas permukaan cairan yang akan dikeringkan dengan cara pembentukan droplet yang selanjutnya dikontakkan dengan udara pengering yang panas. Udara panas akan memberikan energi untuk proses penguapan dan menyerap uap air yang keluar dari bahan.Bahan (cairan) yang akan dikeringkan dilewatkan pada suatu nozzle (saringan bertekanan) sehingga keluar dalam bentuk butiran (droplet) yang sangat halus. Butiran ini selanjutnya masuk kedalam ruang pengering yang dilewatioleh aliran udara panas. Hasil pengeringan berupa bubuk akan berkumpul dibagian bawah ruang pengering yang selanjutnya dialirkan ke bak penampung.4. Freeze dryerFreeze Driyer merupakan suatu alat pengeringan yang termasuk kedalam Conduction Dryer/ Indirect Dryerkarena proses perpindahan terjadi secara tidak langsung yaitu antara bahan yang akan dikeringkan (bahan basah) dan media pemanas terdapat dinding pembatas sehingga air dalam bahan basah / lembab yang menguap tidak terbawa bersama media pemanas. Hal ini menunjukkan bahwa perpindahan panas terjadi secara hantaran (konduksi), sehingga disebut juga Conduction Dryer/ Indirect Dryer.Pengeringan beku (freeze drying) adalah salah satu metode pengeringan yang mempunyai keunggulan dalam mempertahankan mutu hasil pengeringan, khususnya untuk produk-produk yang sensitif terhadap panas.Keunggulan pengeringan beku, dibandingkan metoda lainnya, antara lain adalah :a. Dapat mempertahankan stabilitas produk (menghindari perubahan aroma, warna, dan unsur organoleptik lain)b. Dapat mempertahankan stabilitas struktur bahan (pengkerutan dan perubahan bentuk setelah pengeringan sangat kecil)c. Dapat meningkatkan daya rehidrasi (hasil pengeringan sangat berongga danlyophilesehingga daya rehidrasi sangat tinggi dan dapat kembali ke sifat fisiologis, organoleptik dan bentuk fisik yang hampir sama dengan sebelum pengeringan).Keunggulan-keunggulan tersebut tentu saja dapat diperoleh jika prosedur dan proses pengeringan beku yang diterapkan tepat dan sesuai dengan karakteristik bahan yang dikeringkan. Kondisi operasional tertentu yang sesuai dengan suatu jenis produk tidak menjamin akan sesuai dengan produkjenis lain.5. Fluidized Bed DryerPengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Drying) adalah proses pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida.Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah. Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi uap air.Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara terendah dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik, sedangkan kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi dimana pada tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering.6. Vacum dryerVakum berasal dari bahasa latin,vacuus, artinya kosong. Jadi vakum artinya menghampakan suatu ruangan atau suatu kemutlakan dibawah nol tekanan. Sitem ruang hampa dikepung oleh atmospir bumi. Untuk meciptakan ruang hampa diperlukan pompa untuk mengeluarkan udara keluar dari sistem. Kebutuhan ini merupakan arti pekerjaan dasar dari vakum.Prosedur kerja pada saat praktikum yaitu yang pertama siapkan 2 potongan bahan yang digunakan dan 2 buah wadah , kemudian menimbang berat masing-masing wadah dengan timbangan digital , lalu menimbang berat setiap wadah dengan potongan bahan yang berbeda, dan catat hasilnya. Kemudian masukkan potongan bahan dan wadahnya pada oven dengan suhu 1050C (wadah ke 1), dan pada wadah yang ke 2 di letakkan di bawah sinar matahari langsung. Kemudian ukur berat potongan bahan pada wadah 1 setelah dioven selama 60 menit. Dan ukur berat potongan bahan, setiap 10 menit sekali pada wadah 2 lalu ukur suhu lingkungan dengan menggunakan termometer setiap kali potongan bahan diambil untuk ditimbang dan hitung kadar air setiap menitnya. Setelah di hitung kita dapat mengetahui massa bahan setelah dan sebelum di keringkan dari 2 metode tersebut (metode pengeringan dengan sinar matahri dan metode dengan menggunakan alat pengering oven) dan juga dapat mengetahui kadar air dari masing-masing perlakuan. Setelah di hitung dan di lihat dari hasil perlakuan yang di dapat massa bahan mengalami penurunan. Itu artinya kadar air yang terdapat pada bahan juga berkurang.Berdasarkan hasil praktikum yang telah di lakukan bila di lihat dari keefektifan maka dapat di simpulkan bahwa yang lebih efektif adalah dengan menggunakan metode pengeringan mekanis yaitu dengan menggunakan alat. Alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu oven. Dimana pada alat pengering oven dapat di atur suhunya yaitu pada saat praktikum kami menggunakan suhu 105oC , sementara jika pengeringan yang menggunakan metode alami atau dengan pengeringan matahari langsung suhunya tidak beraturan. Bila dibandingkan dengan literatur Sun Drying Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya dilakukan di tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100o Fahrenheit. Pengeringan dengan metode ini memerlukan waktu 3-4 hari. Untuk kualitas yang lebih baik, setelah pengeringan, panaskan bahan di oven dengan suhu 175 o Fahrenheit selama 10-15 menit untuk menghilangkan telur serangga dan kotoran lainnya. Sedangkan pengeringan menggunakan oven dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat digunakan sebagai dehydrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5-12 jam. Agar bahan menjadi kering, temperature oven harus di atas 140o derajat Fahrenheit. Kelebihan Pengeringan Buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.Metode pengeringan beserta kelebihan dan kekurangannya yaitu :a. Pengeringan alami. Pengeringan alami terdiri dari:1. Sun Drying Pengeringan dengan menggunakan sinar matahari sebaiknya dilakukan di tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100o Fahrenheit. Pengeringan dengan metode ini memerlukan waktu 3-4 hari. Untuk kualitas yang lebih baik, setelah pengeringan, panaskan bahan di oven dengan suhu 175 o Fahrenheit selama 10-15 menit untuk menghilangkan telur serangga dan kotoran lainnya.2. Air Drying Pengeringan dengan udara berbeda dengan pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Pengeringan ini dilakukan dengan cara menggantung bahan di tempat udara kering berhembus. Misalnya di beranda atau di daun jendela. Bahan yang biasa dikeringkan dengan metode ini adalah kacang-kacangan. Kelebihan Pengeringan Alami adalah tidak memerlukan keahlian dan peralatan khusus, serta biayanya lebih murah. Dan kelemahan pengeringan alami adalah membutuhkan lahan yang luas, sangat tergantung pada cuaca, dan sanitasi hygiene sulit dikendalikan. b. Pengeringan Buatan Pengeringan buatan terdiri dari: 1. Menggunakan alat Dehidrator Pengeringan makanan memerlukan waktu yang lama. Dengan menggunakan alat dehydrator, makanan akan kering dalam jangka waktu 6-10 jam. Waktu pengeringan tergantung dengan jenis bahan yang kita gunakan. 2. Menggunakan oven Dengan mengatur panas, kelembaban, dan kadar air, oven dapat digunakan sebagai dehidrator. Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5-12 jam. Lebih lama dari dehidrator biasa. Agar bahan menjadi kering, temperature oven harus di atas 140o derajat Fahrenheit. Kelebihan Pengeringan Buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.Kelemahan Pengeringan Buatan adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.Pengeringan dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan produk melalui pengurangan water activity. Pengurangan ini dilakukan dengan cara menghambat pertumbuhan mikroba dan aktivitas enzim, tanpa harus menginaktifkannya. Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa manfaat dari pengeringan produk diantaranya untuk mengawetkan suatu bahan sehingga bahan tersebut dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.Kadar air merupakan pemegang peranan penting, kecuali temperatur maka aktivitas air mempunyai tempat tersendiri dalam proses pembusukan dan ketengikan. Kerusakan bahan makanan pada umumnya merupakan proses mikrobiologis, kimiawi, enzimatik atau kombinasi antara ketiganya. Berlangsungnya ketiga proses tersebut memerlukan air dimana kini telah diketahui bahwa hanya air bebas yang dapat membantu berlangsungnya proses tersebut.Kadar air suatu bahan biasanya dinyatakan dalam persentase berat bahan basah, misalnya dalam gram air untuk setiap 100gr bahan disebut kadar air berat basah. Kadar air basis basah dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

Dimana :m = Kadar air basis basah (%)Wm = Berat air dalam bahan (gr)Wd = berat bahan kering mutlak (gr)Wt = Berat total = Wm + Wd dalam (gr )Cara lain untuk menyatakan kadar air adalah kadar air basis kering yaitu : air yang diuapkan dibagi berat bahan setelah pengeringan. Jumlah air yang diuapkan adalah berat bahan sebelum pengeringan dikurangi berat bahan setelah pengeringan dan dinyatakan dalam persamaan berikut:

Dimana :M = Kadar air basis kering (%)Wd = Berat air dalam bahan (gr)m = Berat bahan kering mutlak (gr)Berat bahan kering adalah berat bahan setelah mengalami pemanasan beberapa waktu tertentu sehingga beratnya tetap (konstan). Pada proses pengeringan air yang terkandung dalam bahan tidak dapat seluruhnya diuapkan. Kadar air yang diperoleh saat praktikum menunjukkan adanya penurunan presentase kadar air bahan setiap selang waktu 10 menit selama 60 menit dengan menggunakan sinar matahari. Pada saat menggunakan kadar air belimbing sebesar 66,7%bb setelah 60 menit kadar air singkong berubah menjadi 26%bb. Dengan sinar matahari kadar air belimbing sebesar 66,7%bb setelah 60 menit kadar air belimbing berubah menjadi 61,77%bb. Sedangkan kadar air singkong yang ada pada referensi, kadar air maksimum belimbing dapat dikeringkan hingga 16% hal ini berguna untuk pengawetan sehingga produsen dapat menyimpan bahan tersebut dalam jangka waktu yang lama.Berikut merupakan grafik yang menghubungkan waktu dengan suhu, waktu dengan massa bahan dan hubungan waktu dengan kadar air.

Gambar 3. Grafik hubungan KA dengan waktu pada sinar matahari

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini, tampak bahwa waktu pengeringan semakin lama, kadar air dalam bahan semakin berkurang, namun dengan kecepatan penurunan kadar air makin lambat. Semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin cepat waktu pengeringannya. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang ada pada gambar diatas. Terlihat bahwa nilai kecepatan pengeringan pada oven lebih besar dibandingkan dengan kecepatan pengeringan dengan menggunakan sinar matahari. Maka waktu pengeringan pada oven lebih cepat daripada dengan menggunakan sinar matahari.

Gambar 4. Grafik hubungan suhu dengan waktu pada pengeringan sinar matahari

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini, tampak bahwa suhu lingkungan yang ada menunjukkan nilai yang fluktuatif. suhu yang paing maksimal yaitu 320C dimenit yang ke-40. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang ada pada gambar diatas.

Gambar 5. Grafik hubungan berat bahan dengan waktu pada pengeringan sinar matahari

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini, tampak bahwa waktu pengeringan semakin lama, berat pada bahan semakin berkurang. Semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin cepat waktu pengeringannya. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang ada pada gambar diatas. Kendala-kendala yang dialami dalam praktikum acara 2 ini adalah0. Alat (timbangan digital) yang tersedia hanya satu, kurang efektif0. Asisten kurang jelas dalam menjelaskan materi, sehingga praktikan bingung.

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Pengeringan merupakan proses penghilangan sejumlah air dari material. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan yang dikeringkan. Material biasanya dikontakkan dengan udara kering yang kemudian terjadi perpindahan massa air dari material ke udara pengering.2. Alat yang digunakan dalam pengeringan diantaranya try dryer, cabinet dryer, spray dryer, drum dryer, rotary dryer, dan freeze dryer.

B. SaranSemoga untuk praktikum selanjutnya praktikan dapat datang praktikum tepat waktu dan bersungguh-sungguh saat jalannya praktikum, untuk kenyamanan bersama, maka disarankan untuk lebih aktif dalam hubungan antara praktikan dan asisten bersangkutan. Serta lebih berhati-hati dalam menggunakan alat saat praktikum.

DAFTAR PUSTAKAAnonim. http://digilib.unimus.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Desember 2015 Pukul 21.00 WIBAnonim. 2010. Drum Drying. http://anekamesin.com/produk-mesin/mesinlain/spray-dryer.html. [22 May 2011]. Diakses pada tanggal 10 Desember 2015 Pukul 21.00 WIBHasibuan, Rosdaneli. 2005. Proses Pengeringan. http://library.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Desember 2015 Pukul 21.00 WIBMujumdar, A.S., 1995. Superheated Steam Drying of Industrial Drying,2nd Edition. Marcel Dekker, New York.Rohman, Saepul. 2008. Teknologi Pengeringan Bahan Makanan. http://majarimagazine.com. Diakses pada tanggal 10 Desember 2015 Pukul 21.00 WIBTim Penyusun, 2015. Modul Praktikum Satuan Operasi Industri. Fakultas Pertanian. Universitas Jendal Soedirman: Purwokerto.