terjemahan textbook os irma unhas

22
BAGIAN ILMU BEDAH MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN Terjemahan Text Book April 2014 PENATALAKSANAAN FRAKTUR EDENTULOUS MANDIBULA DAN PENATALAKSANAAN FRAKTUR MANDIBULA PADA ANAK (Fracture Management of Edentulous Mandible & Mandibular Fracture Management in Children) Nama : Irma Ariany Syam NIM : J111 10 008 Hari/ Tanggal : Jumat, 11 April 2014 Pembimbing : Prof. Dr.drg. H. Muhammad Hendra Chandha, MS Sumber : Textbook of Oral & Maxillofacial Surgery Chapter 25 pp. 593-602 DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU BEDAH MUUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Upload: irma-syam

Post on 18-Aug-2015

27 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

BAGIAN ILMU BEDAH MULUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Terjemahan Text Book

April 2014

PENATALAKSANAAN FRAKTUR EDENTULOUS MANDIBULA DAN

PENATALAKSANAAN FRAKTUR MANDIBULA PADA ANAK

(Fracture Management of Edentulous Mandible & Mandibular Fracture

Management in Children)

Nama : Irma Ariany Syam

NIM : J111 10 008

Hari/ Tanggal : Jumat, 11 April 2014

Pembimbing : Prof. Dr.drg. H. Muhammad Hendra Chandha, MS

Sumber : Textbook of Oral & Maxillofacial Surgery

Chapter 25 pp. 593-602

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU BEDAH MUUT

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

1

PENATALAKSANAAN FRAKTUR EDENTULOUS MANDIBULA

Edentulous mandibula menyajikan suatu tantangan khusus pada ahli bedah

facial. Tulang yang tipis dan suplai darah rendah membuat perawatan fraktur sangat

sulit. Nonunion merupakan komplikasi yang paling ditakuti orang ketika melakukan

perawatan fraktur. Pada pasien edentulous, oklusi tidak menjadi pertimbangan, dan

daerah fraktur adalah tujuan utama. Hal yang berkontribusi terhadap kesulitan dalam

merawat fraktur ini adalah kurangnya ketebalan tulang untuk menempatkan sekrup dan

kurangnya gigi untuk Intermaxillary Fixation (IMF). Penatalaksanaan fraktur

edentulous mandibula dengan reduksi tertutup merupakan perawatan yang lebih disukai

pada masa fiksasi pre-rigid dari perawatan fraktur. Pada tahun 1979, Marciani dan Hill

menggambarkan perawatan fraktur edentulous mandibula masih " kontroversial".

Masalah suplai darah ke rahang edentulous selama prosedur terbuka merupakan

perhatian besar saat ini. Bradley mempelajari arteri alveolar inferior dengan angiografi

dalam spesimen kadaver. Dia menunjukkan bahwa arteri alveolar inferior abnormal 56

% pada orang tua (umur 60 sampai 80 tahun) Bradley juga menemukan bahwa oklusi

arteri alveolar inferior sebagian berkorelasi dengan hilangnya gigi dan ia

menggambarkan pleksus subperiosteal pada orang tua bahwa "mungkin adalah pasokan

utama untuk mandibula" peneliti lain telah menunjukkan perubahan dalam arteri

alveolar inferior pada pasien edentulous. Wadu dan rekan mencatat bahwa setelah

pencabutan gigi bundel neurovaskular secara nyata direduksi ukurannya.

Teknik terbuka saat ini terdiri dari kawat fiksasi, pin Steinmann, kawat

Kirschner, wire mesh, pelat tulang, dan immediate bone grafting dengan cangkok

tulang rusuk atau cangkok krista iliaka. Fiksasi dengan metode ini memang tidak bisa

diprediksi penyediaan stabilisasi-nya dan setelah suplai darah ke mandibula terganggu

oleh stripping periosteal, tahapannya diatur untuk nonunion dan infeksi. Bruce dan

Strachan menyarankan bahwa kemungkinan terbesar dari nonunion dengan reduksi

terbuka dibandingkan dengan metode tertutup dan disarankan mencoba pengobatan

yang belakangan pertama kali.

Fraktur edentulous mandibula menyebabkan perpindahan ekstrim mandibula ke

bawah dan ke belakang menyebabkan “bucket-handle appearance" (gambar 25, 43)

2

Keuntungan dari status edentulous mandibula adalah bahwa, fraktur jarang

bergabung ke dalam mulut karena tidak adanya gigi. Oleh karena itu, kemungkinan

infeksi terjadi ketika teknik tertutup diadopsi sebagai metode reduksi fraktur. Kedua,

tidak adanya gigi menunjukkan bahwa fragmen tidak perlu direduksi menjadi oklusi

akurat. Ketidaktelitian dalam reduksi dapat dikompensasi dengan menggunakan gigi

tiruan. Oleh karena itu, beberapa fraktur edentulous mandibula tidak memerlukan

pengobatan sama sekali.

PENGELOLAAN FRAKTUR PADA RAHANG EDENTULOUS

Pendekatan Bedah untuk Edentulous Mandibula

Pendekatan intraoral dimodifikasi pada edentulous mandibula untuk mencegah

kerusakan saraf mental. Atrofi tulang alveolar mandibula mempengaruhi posisi foramen

mental, menciptakan migrasi relatif dari foramen mental untuk permukaan superior

alveolus. Insisi dibuat di tempat cara biasa bundel neurovaskular yang berisiko: Oleh

karena itu, insisi untuk mengakses mandibula dimodifikasi. Insisi yang terjadi selama

puncak crest anterior dan posterior ke foramen mental, dan daerah saraf mental, diseksi

supraperiosteal dilakukan. Setelah identifikasi dan perlindungan saraf, insisi yang

dilanjutkan sepenuhnya untuk mengekspos mandibula. Pada tingkat daerah molar

kedua, insisi dilakukan secara lateral untuk melindungi saraf lingual.

3

Teknik reduksi dan fiksasi fraktur dari perawatan edentulous mandibula

bervariasi, meskipun semua teknik operasi didasarkan pada prinsip-prinsip dasar aposisi

dan imobilisasi fragmen tulang.

Teknik untuk perawatan:

1. Reduksi tertutup dengan fiksasi splint

2. Reduksi terbuka (intraoral atau ekstraoral) dengan transosseous, circumferential

wire ligation dan transfixation kawat Kirschner

3. Percutaneous intramedullary pinning

4. Intraoral reduksi terbuka dengan graft tulang dan fiksasi maxilomandibular

5. Eksternal alat belat fiksasi

6. Reduksi terbuka ekstraoral dan fiksasi mulut dengan malleable mesh

7. Reduksi terbuka ekstraoral dan fiksasi mulut dengan plating tulang

1. Reduksi Tertutup dengan Fiksasi Splint

Gunning splints digunakan sebagai sarana reduksi tertutup untuk edentulous

mandibula yang lebih akurat digambarkan sebagai jenis splints seperti pada tahun 1866

Gunning awalnya dibuat splints vulcanite untuk fraktur dentate mandibula.

Gunning splints merupakan modifikasi gigi tiruan yang memiliki bite blok di

tempat gigi dan terdapat ruang di daerah insisivus untuk makan. Splints ini dapat

digunakan baik di rahang atas maupun rahang bawah yang edentulous. Dalam kasus

pasien total edentulous, imobilisasi dilakukan dengan memberikan splint dengan kawat

peralveolar dan splint rahang bawah pada tubuh mandibula dengan kawat

circumferential. Bagian atas dan bawah splints terhubung dengan kawat atau band

elastis untuk fiksasi intermaxillary. Hubungan dari Gunning Splint dapat membantu

reduksi secara efektif. Untuk meminimalkan masuknya partikel makanan di bawah

fitting surface, tepi splint harus berada sekitar sulkus.

Konstruksi

4

• Cetakan mandibula diambil dan splints dibentuk pada model yang diperoleh dari

hasil cetakan tersebut. Namun, ketika mandibula fraktur parah, sulit untuk

mendapatkan cetakan yang memadai. Kadang-kadang adalah mungkin untuk

menggunakan gigi tiruan yang dimiliki pasien jika tersedia. Namun, model yang

dibentuk dari permukaan gigi tiruan biasanya tidak akurat.

• Menggunakan resin akrilik, Splint dibentuk dan fitting surface dilapisi dengan warna

hitam gutta perca.

• Alternatif lain dapat dipotong pada permukaan oklusal dari satu splint dan terisi

dengan gutta perca. Permukaan oklusal pada sisi berlawanan kemudian dibentuk

untuk masuk ke palung dan cocok diperoleh pada operasi dengan kelembutan gutta

percha dan menekan dua splints bersama-sama. (Gambar 25. 44 A,B)

• Fiksasi intermaxillary dilakukan dengan mengaplikasikan pengait ke masing-masing.

• Modifikasi gigi tiruan pasien juga dapat digunakan sebagai splint jika ini telah

dirawat.

Selama operasi dibutuhkan adaptasi splint ke alveolus masing-masing rahang setelah

direduksi.

Gambar 25.44 (A,B) Pembuatan Gunning Splint, (C) kawat circumferential untuk splint

rahang bawah, dan (D) Gigi tiruan pasien digunakan untuk splinting

5

Kawat Peralveolar dari splint Atas

Sebuah penusuk yang digunakan bersama dengan kawat baja stainless lembut

0,45 mm untuk memperbaiki splint bawah ke alveolus. Hal ini dilakukan dengan

melewatkan kawat melalui crest alveolus di daerah caninus di setiap sisi dan kemudian

melalui lubang tepat diposisikan di bagian palatal dari splint. Free end bersama-sama

memutar lebih splint, dipotong pendek dan cenderung dalam waktu kurang dari satu

pengait atau cleat.

Kawat Circumferential untuk Splint Bawah (Gambar 25, 44 C)

Dengan menggunakan kawat circumferential, splint bawah melekat untuk

reduksi mandibula. Untuk tujuan ini, sebuah penusuk melengkung didorong melalui

kulit di bawah rahang bawah dan diarahkan ke mulut di sisi lingual dari tulang. Sebuah

kawat baja stainless lembut 0,45 mm melewati ujung penusuk, dan instrumen yang

ditarik sampai batas bawah mandibula tanpa keluar dari kulit.

Sekarang kawat diambil sepanjang batas bawah mandibula ke permukaan bukal

mandibula dan didorong ke rongga mulut dan kawat terlepas dari penusuk

tersebut. Untuk menghindari 'menggergaji' dari jaringan lunak kawat harus diterapkan

sedekat mungkin dengan tulang.

Splint disediakan dengan kait atau cleat di permukaan bukal. Setelah splints ini

telah melekat pada setiap rahang, mereka terhubung oleh band-band elastis atau loop

kawat, penggunaan kait ini atau cleat untuk membangun fiksasi intermaxillary.

Ketika gigi tiruan pasien tersedia pada saat fraktur, maka dapat digunakan

sebagai splint (Gambar 25. 44 D)

Kekurangan:

Retensi makanan antara fitting surface dari splin dan mukosa serta bau mulut dalam

waktu 4-6 minggu.

6

Candida-inducated stomatitis, adalah temuan yang biasa karena oral hygiene yang

buruk

Splints dianggap tidak efisien sebagai metode imobilisasi, terutama ketika

mandibula sangat tipis.

2. Reduksi (intraoral atau ekstraoral) dengan transosseous, Kawat

Circumferential ligation dan transfixation Kawat Kirschner)

Kawat Transosseous (gambar 25.45 A- B)

Osteosyinthesis dicapai dengan kawat transosseous non rigid. Oleh karena itu,

fiksasi tambahan diperlukan. Hal ini lebih mudah untuk mengaplikasikan kawat

transosseous intraoral, dan itu menyebabkan kurang ancaman terhadap kerusakan

bundel neurovaskular mandibula.

Gambar 25.45 A-B Kawat Transosseous

Kawat circumferential (gambar 25.46)

Kawat circumferential dapat digunakan dengan sukses dan efektif dalam

imobilisasi fraktur oblique pada rahang edentulous. Kawat dapat dilakukan dengan

melewati 0,45 mm kawat stainless melingkar di sekitar rahang bawah. Sebuah penusuk

melengkung didorong melalui kulit di bawah rahang bawah dan diarahkan ke mulut di

sisi lingual dari tulang. Salah satu ujung panjang tertentu dari 0,45 mm dari stainless

steel melewati ujung penusuk, yang ditarik di sisi lingual. Sekarang penusuk yang diarik

7

keluar dari kulit, didorong ke sulkus bukal dimana kawat terlepas dari penusuk dan

penusuk ditarik melalui tusukan asli. Kedua ujung dari 0,4 5 mm stainless steel terikat

bersama-sama dan diperketat.

Gambar 25.46 kawat circumferential direct

Kawat Kirschner (gambar 25.47)

Kawat Kirschner untuk fraktur mandibula digunakan pada rahang edentulous

yang cukup tebal: pada mandibula ultra-tipis terdapat risiko kerusakan pada saraf

alveolar inferior. Reduksi yang tepat sulit dicapai dan sering mengakibatkan pendekatan

dan maloklusi yang buruk. Metode ini memiliki keunggulan dalam mengobati fraktur

oblique dari symphysys. Prosedur ini melibatkan reduksi segmen fraktur dan

transfixation fraktur menggunakan kawat. Sebuah kawat Kirschner 2 mm dimasukkan

dalam rongga medullary di daerah fraktur. Sebuah insisi dibuat pada kulit pada titik

yang sesuai pada segmen distal untuk pengenalan kawat. Bor listrik digunakan untuk

menyisipkan kawat seperti itu bekerja lebih baik daripada bor tangan. Kawat tersebut

dibor melalui korteks dan diarahkan ke rongga meduler dan di daerah fraktur

berkurang. Kawat terputus pada titik masuk pada kulit dan ditarik setelah fraktur

sembuh.

Sebuah metode fiksasi yang mudah adalah dimana kawat yang dibor di tengah-

tengah distal atau proksimal bagian mandibula sehingga muncul keluar melalui korteks

dan kulit di atasnya. Bor ini sekarang ditarik, dan ujung kawat yang terletak berlawanan

dengan segmen fraktur lain dibuat untuk melewati fragmen ini sehingga transfixing

fraktur.

8

Gambar 25.47 Kawat Kirschner

3. Percutaneous intramedullary pinning (gambar 25.48)

Suatu bentuk reduksi tertutup yang telah digunakan dalam mengobati fraktur

edentulous mandibula adalah pinning intramedulla. Teknik ini terdiri dari pin

Steinmann (5/64 inch atau 3/32 inch) atau kawat Kirschner (0,035 atau 0,045 inch)

memanjang melalui fragmen mandibula setelah reduksi fraktur. Kawat biasanya

diperkenalkan ke dalam tulang melalui insisi tab kecil yang ditempatkan dalam jaringan

kulit di atas daerah dagu. Jadi teknik harus dipertimbangkan sebagai pengobatan pilihan

pertama untuk fraktur tubuh dan fraktur sebagian besar sudut rahang edentulous.

Gambar 25.48 Intermedullary Pinning

4. Reduksi terbuka Intraoral dengan graft tulang dan fiksasi maksilomandibula

Ini digunakan untuk edentulous mandibula ultra-tipis dan pertama diperkenalkan

oleh Obwegeser pada tahun 1973. Autogeneous rib graft adalah pilihan graft. Panjang 5

cm dari tulang rusuk graft diperoleh dan dibagi menjadi dua bagian dan ditempatkan di

9

kedua sisi fraktur, dan stabil menggunakan kawat circumferential. Metode ini

memberikan perawatan yang efektif.

5. Fiksasi Skeletal indirect (fiksasi eksternal)

Fiksasi pin eksternal (gambar 25.49)

Sebuah sistem pin tulang bergabung untuk bersama-sama dengan batang dan

sendi universal dapat digunakan dalam fraktur edentulous mandibula dengan cara yang

sama seperti ketika terdapat gigi. Metode ini kadang-kadang penggunaannya praktis

ketika telah ada kominusi luas segmen panjang terutama jika melibatkan simfisis.

Gambar 25.49 Fiksasi Pin Eksternal

Klem tulang

Klem tulang seperti splint Brenthurst secara teoritis penggunaan untuk melumpuhkan

fraktur mandibula dan edentulous tipis untuk menghindari paparan bedah langsung dari

daerah fraktur.

6. Reduksi terbuka ekstraoral dan fiksasi mulut dengan malleable mesh

Ortopedik metallic mesh dan plating telah tepat digunakan untuk reduksi dan

imobilisasi fraktur wajah dan dalam beberapa operasi ortognatik. Stainless steel dan

titanium telah digunakan dalam pembuatan mesh.

Keuntungan dari pelat mesh ortopedi dalam pengelolaan fraktur adalah:

10

Implan titanium mesh memberikan pilihan yang berbeda untuk penempatan sekrup

yang dapat dimasukkan ke dalam tulang pada sejumlah daerah pada permukaan

mesh tulang.

Open mesh memungkinkan ahli bedah untuk memiliki visi langsung dari daerah

fraktur untuk penyelarasan yang tepat dari fragmen, dan berbagai ukuran mesh

memungkinkan untuk daerah fraktur harus benar terlibat, direduksi dan difiksasi.

Stabilisasi Firm disediakan oleh mesh untuk mencegah segala bentuk relaps yang

terjadi karena traksi otot.

7. Ekstra reduksi terbuka dan fiksasi mulut dengan plating tulang (Gambar

25.50)

Pelat tulang digunakan dengan osteosynthesis langsung dari edentulous mandibula

untuk perpindahan fraktur dan fraktur sudut. Pelat tulang terutama pada kompresi mini-

plate ini digunakan untuk fiksasi edentulous mandibula yang tipis. Mereka relatif mudah

untuk diterapkan dalam mandibula edentulous, dan pasien merasa lebih nyaman selama

masa penyembuhan.

Gambar 25.50 Fiksasi dengan bone plate

Elevasi ekstensi periosteum diperlukan untuk aplikasi pelat tulang, yang terdiri

dari suplai darah dari daerah fraktur. Oleh karena itu disarankan bahwa pelat tulang

harus diterapkan dengan intervensi terpasang periosteum. Namun, hal ini tidak mungkin

secara praktis.

11

Prinsip fiksasi

Reduksi fraktur edentulous mandibula harus dibentuk dengan minimal stripping

periosteal sebagai intervensi pada suplai darah periosteal yang dapat menyebabkan

nonunion fraktur. Metode yang paling disukai pada osteosynthesis adalah dengan

menggunakan non-kompresi mini-plate.

Gunning splints telah digunakan secara luas dalam pengobatan fraktur mandibula

dentulous, namun karena kemajuan dalam modalitas pengobatan ini

penggunaannya dibatasi. Fraktur dalam tubuh mandibula tipis sulit untuk diobati

dan akan menghasilkan nonunion.

Namun, penyatuan jaringan fibrous pada pasien yang sangat tua dapat diterima

Dalam rahang ultra-tipis, cangkok tulang autogenous adalah metode pilihan.

Pemilihan metode fiksasi

1. Pada edentulous mandibula, reduksi dan fiksasi adalah syarat utama untuk fraktur

dari tubuh dan sudut mandibula.

2. Karena risiko nonunion akibat gangguan suplai darah periosteal, reduksi harus

dicapai dengan eksposur minimal.

3. Walaupun jenis Gunning splints dapat digunakan untuk mencapai fiksasi setelah

reduksi tertutup, kelemahan yang melekat mereka membuat harus dihindari sedapat

mungkin.

4. Pada pasien dinyatakan sehat, reduksi terbuka dan osteosynthesis langsung adalah

metode pilihan. Fiksasi intermaxillary harus dihindari sedapat mungkin.

5. Bentuk yang paling efektif adalah dengan osteosynthesis non-kompresi mini-plate.

12

6. Ketika ketebalan tubuh mandibula kurang dari 10 mm, perawatan fraktur menjadi

sulit sebuah nonunion lebih mungkin terjadi. Harus diingat bahwa penyatuan

jaringan fibrous dapat diterima pada pasien yang sangat tua atau lemah

7. Prosedur Transfixation memanfaatkan kawat Kirschner hanya sesekali

digunakan. Namun ketika ada kominusi luas, metode ini harus dipertimbangkan.

Mandibula yang sangat tipis biasanya tidak akan berhasil dengan metode

konvensional reduksi dan fiksasi, dan kasus ini bone graft autogenous sebagai prosedur

primer harus menjadi metode pilihan dan harus mempertimbangkan kondisi umum

pasien.

13

PENGELOLAAN FRAKTUR MANDIBULA PADA ANAK

Meskipun mandibula adalah tulang wajah yang paling sering patah pada pasien

anak setelah tulang hidung, fraktur mandibula relatif jarang terjadi bila dibandingkan

dengan kejadian pada populasi orang dewasa. Hal ini karena ketahanan tinggi tulang

pada anak-anak yang membutuhkan syarat kekuatan yang lebih besar untuk terjadi

fraktur. Pengobatan jenis fraktur tertentu berbeda dari pengobatan fraktur yang sama

pada orang dewasa dan tergantung pada tahap perkembangan gigi pasien anak.

Prinsip Anatomi

Karena diferensiasi buruk antara korteks dan medula, fraktur anak-anak biasanya

disebut fraktur greenstick.

Fraktur greenstick menimbulkan ancaman yang lebih untuk perkembangan gigi

geligi.

Selama beberapa tahun pertama kehidupan, kuncup gigi permanen berkembang kecil,

dan rasio gigi ke tulang rahang yang relatif rendah. Dalam frase gigi bercampur (6-

12 tahun). Tinggi rasio gigi ke tulang melemahkan mandibula di lokasi tertentu dan

penjangkaran fraktur melalui gigi berkembang ketika terjadi trauma (Gambar 25.51

AB)

Selama masa bayi dan anak usia dini, proses condylar mandibula memiliki ruang

sumsum dan vaskularisasi yang baik dengan leher yang tebal dan pendek. Injuri pada

condylar terlihat melibatkan kompresi, sedangkan fraktur leher jarang

terjadi. Namun, kemudian pada masa remaja, condylar rentan terhadap fraktur leher.

Interferensi dengan Potensi Pertumbuhan

Potensi pertumbuhan mandibula tergantung pada perkembangan normal dari

semua gigi. Jika kuncup gigi rusak selama fraktur, maka akan mengganggu

perkembangan normal mandibula sebagai alveolus yang tidak akan berkembang secara

normal dalam ruang tersebut. Kedua, infeksi pada garis fraktur juga akan

14

mempengaruhi pertumbuhan mandibula. Fraktur yang tidak dirawat di lokasi condylar

akan mengakibatkan ankilosis berserat dan tulang dari sendi temporomandibular.

Gambar 25.51 Perbandingan condyle pada orang dewasa dan anak-anak (A) leher

kondil relative sempit dan permukaan artikular yang tebal, dan (B) leher kondil relative

lebar dan permukaan artikular yang tipis

Etiologi

Beberapa penelitian telah menunjukkan, kecelakaan kendaraan bermotor dan

jatuh adalah penyebab paling umum dari fraktur mandibula anak. Sebagian besar

kecelakaan kendaraan bermotor yang berhubungan dengan sepeda. Anak usia sekolah

yang lebih tua juga mengalami cedera dalam kegiatan olahraga, sedangkan remaja,

seperti orang dewasa, sering tunduk pada penyebab cedera kekerasan.

Insidensi

Hampir 12% dari fraktur mandibula pada anak terjadi pada pasien yang lebih

muda dari 6 tahun. Insiden fraktur meningkat dengan usia.

Posnick melaporkan bahwa sebagian besar fraktur mandibula terjadi pada

kondilus (55%), diikuti oleh daerah parasymphyseal (27%), kemudian body (9%), dan

angle (8%). Semakin meningkat usia pasien, jumlah relatif fraktur condylar menurun,

sedangkan fraktur tubuh dan angulus mandibula meningkat.

Prinsip-prinsip manajemen bedah

15

Tingginya osteogenik periosteum pada anak-anak menghasilkan dalam

penyembuhan fraktur yang cepat remodeling yang lebih luas setelah penyatuan tulang

terjadi. Fakta ini menjelaskan untuk penyebab perawatan konservatif dari fraktur pada

anak-anak.

Pola fraktur mandibula dipengaruhi oleh fakta bahwa rahang anak dipenuhi

dengan gigi pada berbagai tahap perkembangan pada usia yang berbeda.

Menurut Hardt-Gottsauner:

Tingkat perpindahan menentukan kebutuhan osteosynthesis

Tahap pertumbuhan gigi akan menentukan teknik imobilisasi dan osteosynthesis

yang akan digunakan

Daerah fraktur akan menentukan durasi imobilisasi.

PENGELOLAAN FRAKTUR

Tergantung pada Status gigi

1. Sebelum usia 2 tahun

Karena gigi sulung tidak sepenuhnya erupsi, anak-anak pada tahap

perkembangan diperlakukan seolah-olah edentulous. Menurut MacLennan, jenis

Gunning splint digunakan untuk pasien tersebut dengan kawat sirkum-mandibula. Jika

imobilisasi rahang diperlukan, splint mungkin sudah ditetapkan pada kedua permukaan

oklusi dengan kawat circummandibular untuk mandibula dan kawat melalui aperture

piriformis untuk maksila (angka 25,52 -F. 25.53AF).

2. Antara usia 2-5 tahun

Setelah gigi sulung erupsi, mereka dapat digunakan untuk fiksasi. Meskipun gigi

sulung yang berbentuk kerucut, kawat interdental dapat digunakan. Mini-arch bar

terpasang dengan resin digunakan untuk mengobati fraktur non-displaced serta

menghindari imobilisasi mandibula.

16

3. Antara usia 6-12 tahun

Gigi bercampur pada anak usia 6-12 tahun. Selama periode ini, stabilitas gigi lebih

genting. Akar gigi sulung mengalami resorpsi. Gigi sering lepas.

Pada anak-anak usia 7-11 tahun, gigi molar dan insisivus sulung dapat digunakan

untuk jangkar fiksasi. Pada anak yang lebih dari 9-12 tahun, standar fiksasi

intermaxillary (IMF) dengan lengkungan bar dan kawat Lubang dapat dilakukan. Kawat

baja stainless tipis dan lembut dapat digunakan untuk tujuan ini. Cap splints juga dapat

dibuat, tetapi retensi cenderung tidak memadai. Oleh karena itu, harus diperkuat dengan

kawat circumferential.

Kapasitas penyembuhan cepat dari anak-anak untuk mengurangi durasi imobilisasi

memadai, meskipun beberapa merekomendasikan perawatan lebih lama. Pada banyak

kasus, 2-3 minggu dari imobilisasi memadai, meskipun beberapa rekomendasi

perawatan yang lebih lama. Wirings circumferential dan circumzygomatic dilakukan

untuk kasus karies luas atau gigi lepas.

Jika reduksi terbuka dan fiksasi diperlukan, menggunakan pendekatan intraoral,

sedapat mungkin. Tempatkan sekrup monocortical di perbatasan inferior mandibula

untuk menghindari kerusakan gigi dibawahnya. Pendekatan bedah terbuka untuk

kondilus adalah melalui pendekatan submandibular atau preauricular, tergantung pada

lokasi fraktur.

Keuntungan dari fiksasi internal

Permeable airway

Mendapatkan reduksi yang tepat dari fokus fraktur

Mencegah potensi komplikasi serius seperti muntah aspirasi

mengembalikan dengan cepat diet biasa anak,

Pemeliharaan maksilomandibula dan craniomandibular fungsionalisme (TMJ)

17

Kerugian dari fiksasi internal

Kemungkinan kerusakan kuncup gigi

Gangguan potensi osteogenik dari periosteum pada waktu mengekspos rahang

bawah dengan perubahan akibat dari pola pertumbuhan.

tampilan bekas luka hipertrofik, secara fundamental pada remaja

Kemungkinan gangguan dari bahan osteosynthesis dalam pertumbuhan

mandibula.

Gambar 25.52 A-F Kawat Circumferential

18

Tergantung pada daerah fraktur

Fraktur condylar

Pada anak-anak berusia dibawah 5 tahun, luka yang hancur ke disk artikular

yang lebih umum. Leher kondilus pendek dan tebal, dan kekuatan trauma umumnya

menghilang pada permukaan artikular. Cedera pada permukaan artikular dapat

menyebabkan haemorthrosis dan ankilosis tulang berikutnya. Kisaran awal gerak adalah

penting dalam mencegah komplikasi ini. Cedera tulang rawan juga mempengaruhi

pertumbuhan mandibula. Pada anak yang lebih 5 tahun, fraktur leher lebih umum dan

dianggap sebagai relatif mengoreksi diri.

Berbeda dengan pasien dewasa, sebagian besar pasien anak dengan fraktur

condylar dapat diobati secara non-bedah atau dengan periode fiksasi intermaxillary

tergantung pada jenis fraktur.

Gambar 25.53 Fiksasi Fraktur menggunakan cap splint

19

Reduksi terbuka ditunjukkan dalam situasi berikut:

Dislokasi dari kondilus mandibula ke fossa kranial tengah

Kondilus melarang gerakan mandibular

Fraktur condylar Bilateral menyebabkan pengurangan tinggi ramus dan open bite

Fraktur angle dan body

Fraktur angle dan body yang sering adalah fraktur greenstick dan dikelola

dengan diet lunak dan kontrol nyeri. Splints tidak dapat digunakan dalam fraktur

sudut.Jika fraktur non-pengungsi atau jika hanya minimal sampai sedang perpindahan

ada, reduksi tertutup dan IMF biasanya sudah cukup. Jika reduksi terbuka diperlukan,

pendekatan ekstra oral yang mungkin diperlukan.

Fraktur Parasymphyseal

Teknik reduksi terbuka dengan stabil Mini-plate dan sekrup fiksasi di perbatasan

inferior, dikombinasikan dengan lengkungan bar, memberikan penyatuan tulang dari

cedera tanpa perpindahan.

Pengaruh Perawatan Fraktur Terhadap Pertumbuhan dan Fungsi Mandibula

Dalam berbicara tentang efek dari fraktur pada pertumbuhan mandibula,

kontroversi ada antara penyembuhan hampir sempurna konservatif berhasil pengungsi

fraktur condylar dan laporan gangguan pertumbuhan berat atau ankilosis. Daerah

anatomi keprihatinan terbesar adalah pusat pertumbuhan condylar.

Penyebab gangguan pertumbuhan tetap tidak jelas. Kelainan Resultan mungkin

karena yang hilang dari stimulus pertumbuhan atau karena pembatasan mekanik dan

penurunan suplai darah sekunder terhadap jaringan parut. Hilangnya berbagai gerakan

juga dapat mempengaruhi pertumbuhan. Studi menunjukkan kerusakan gigi lebih

banyak dengan plating dibandingkan dengan kawat fiksasi, mungkin ini sekunder

20

terhadap pembedahan yang lebih luas. Temuan ini juga dapat dikaitkan dengan plate

yang lebih besar dan sekrup yang sebelumnya digunakan.

Internal Rigid Fiksasi menggunakan plat Resorbable Pada Anak

Tujuan dari internal rigid fiksasi menggunakan plat resorbable (IFRP) adalah

keseimbangan antara stabilitas fraktur dan potensi risiko dari eksposur operasi tulang.

Pada anak-anak, keseimbangan ini sangat tidak stabil seperti saat implantasi perangkat

logam sangat penting untuk sebagian besar hidup pasien. Untuk alasan ini, penggunaan

resorbable fiksasi implan dalam mengembangkan tulang wajah yang sangat

menarik. (Gambar (25.54)

Gambar 25.54 Pola pertumbuhan mandibula dengan fiksasi pelat osteosynthesis pada

ramus mandibula

Fiksasi internal menggunakan plat resorbable untuk mandibula pada anak-anak

menggunakan resorbable Mini plat dengan gauge yang kecil dengan sekrup

monocortical yang dirancang dengan melihat lokasi campuran gigi dan perjalanan

nervus alveolar inferior. Mandibula anak lebih elastis, fraktur cenderung kurang

bergerak pada keadaan gigi bercampur dan tekanan dari daearah fraktur tidak

diperlukan lagi.

Keuntungan

21

Salah satu keuntungan signifikan dari sekrup resorbable pada mandibula anak

adalah menghindari potensi cedera odontogenik. Sebagai sebuah lubang bor penyadapan

benang sekrup menembus hanya pada korteks bagian luar, cedera pada tahap

perkembangan gigi tidak tampak. Bahkan jika ujung sekrup resorbable menjangkarkan

gigi. Ujungnya tumpul dan non-penetrasi. Resorpsi berikutnya sekrup menghilangkan

halangan potensi untuk erupsi gigi. Dengan demikian, plate resorbable dan sekrup dapat

diterapkan bahkan mandibula termuda, di mana seluruh tulang seluruhnya terdiri dari

gigi dan saraf.

Kekurangan

Tidak seperti fiksasi dengan pelat logam lebih kaku, plat resorbable tidak bisa

benar-benar terlalu dibengkokkan dan sifat fisik mereka hanya memungkinkan mereka

untuk berbaring pasif terhadap tulang. Lingual misalignment mandibula tidak dapat

dengan mudah diperbaiki dengan plat resorbable yang kurang rigid.