terapi nutrisi pada pasien dengan sirosis hepatis
DESCRIPTION
terapi nutrisiTRANSCRIPT
TERAPI NUTRISI PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS
Asupan nutrisi yang baik sangat penting untuk pasien penderita sirosis. Namun, metabolisme
nutrien sangat terganggu pada penyakit hati stadium akhir dan sulit untuk dicapai.
KALORI
Pasien sirosis membutuhkan peningkatan kalori untuk memenuhi kenutuhan energi tubuh
(120% sampai 175% pengeluaran energi basal). Kebutuhan yang pasti bergantung pada
faktor-faktor lain seperti infeksi aktif dan asites. Asupan kalori dapat ditingkatkan dengan
lemak, seperti mentega pada kentang, roti, sayuran dan nasi, dan dengan tambahan gula
dan kopi. Jika terjadi steatore (terjadi karena kurangnya empedu), lemak harus dibatasi.
PROTEIN
Asupan protein dapat merupakan aspek terapi nutrisi yang sulit pada pasien sirosis karena
tubuh memerlukan tambahan protein untuk penyembuhan dan pembentukan jaringan,
tetapi metabolisme protein dapat menyebabkan tingginya kadar amonia dalam darah.
Asupan protein yang rendah (serendah 20gram/hari) dapat direkomendasikan apabila
pasien mengalami ensefalopati hepatik. Sebagian besar pasien dapat menoleransi sampai
1.5 g/kg per hari. Pantau status mental dan amonia darah dengan cermat.
CAIRAN
Cairan harus dibatasi sampai 1000-1500 ml/hari pada awalnya untuk mengontrol edema.
Setelah edema berkurang dan protein darah meningkat, cairan dapat ditingkatkan sampai
2000 ml/hari atau disesuaikan berdasarkan keluaran urine pasien (500 sampai 700 ml
ditambah pengeluaran urine per hari)
NATRIUM
Natrium juga harus dibatasi untuk mengontrol edema. Pada mulanya pembatasan natrium
dapat serendah 2gram/hari. Pembatasan ini harus meningkat seiring dengan perbaikan
kondisi pasien.
VITAMIN DAN MINERAL
Hampir semua cadangan vitamin berkurang pada pasien dengan penyakit hati stadium
akhir sehingga memerlukan suplemen harian. Sering terjadi defisiensi kalsium,
magnesium dan seng.
TAMBAHAN ENTERAL DAN PARENTERAL
Sesekali, penderita sirosis tidak dapat memenuhi kebutuhan makanan oral mereka,
mungkin akibat gangguan mental (ensefalopati), anoreksia dan muntah, atau peradangan
gastrointestinal. Pada kasus ini, nutrisi enteral dan parenteral mungkin dapat digunakan.
Formula untuk pasien sirosis meliputi formula asam amino rantai cabang, yang sewaktu
dimetabolisme tidak menghasilkan amonia.
KOMPLIKASI PADA SIROSIS
Masalah metabolik
Karena hati menjadi tidak mampu memetabolisme glukosa, lemak, dan protein dapat
timbul komplikasi tambahan seperti
1. gangguan metabolisme protein membuat konsentrasi protein darah rendah.
Protein-protein ini dibutuhkan untuk mempertahankan tekanan onkotik
normal dalam sirkulasi. Tanpa protein cairan berdifusi dari darah ke dalam
jaringan disekitarnya, menyebabkan edema.
2. gangguan produksi empedu, menyebabkan hilangnya kemampuan untuk
mencerna lemak.
Masalah koagulasi
Karena sirosis memburuk, hati menjadi tidak mampu mensintesis faktor koagulasi dan
menyimpan vitamin K, menyebabkan masalah pembekuan darah.
Defisiensi vitamin
Akibat ketidakmampuan hati untuk menghasilkan, menggunakan dan menyimpan
vitamin tertentu (seperti vitamin A, C dan K) akan tampak tanda-tanda defisiensi.
Gangguan mental
Walaupun penyebab pasti kemunduran mental tidak dimengerti, hal ini diyakini berkaitan
dengan tingginya kadar amonia. Amonia adalah produk metabolisme protein yang alami,
terdapat pada hati dan usus sebagai asam amino rantai panjang yang dipecah oleh bakteri
normal. Pada sirosis, kadar amonia meningkat karena hati tidak mampu lagi mengubah
amonia menjadi urea yang disekresi lewat urine.
Malnutrisi
Akibat asupan, metabolisma dan eksresi yang tidak adekuat, malnutrisi adalah gambaran
sirosis yang menonjol. Keadaan ini dieksaserbasi pada kasus penyalahgunaan alkohol
kronik dalam keadaan ini saluran cerna sudah mengalami disfungsi serta tidak mampu
menyerap nutrien tertentu.