teori proses terbentuknya wirausaha

4
A. Teori Proses Terbentuknya Wirausaha Studi kewirausahaan selalu berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekannya pada sang wirausaha sendiri(the person).Dalam bidang ilmu psikologi,misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha,sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan social dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ramaachandran (1996)menandaskan walau terdapat perbedaan sudut pandang,penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi,psikologi,dan sosiologi harus tetap berpijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengaan demikian wajarnya jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dengan memengaruhi. Sementara itu,fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku yang dianut oleh semua ahli(Shapero,1982).Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya perubahan-perubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyaak masukan bagi peneliti.Munculnya banyak wirausahaa atau pebisnis,telah menrik perhatian para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbentuk.Teori yang menjelaskan mengenai proses pembentukan wirausaha yaitu life path change,goal directe behaviour,pengambilan keputusan dan outcome expectancy.

Upload: ponponamel

Post on 02-Oct-2015

141 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Teori Proses Terbentuknya Wirausaha

TRANSCRIPT

A. Teori Proses Terbentuknya WirausahaStudi kewirausahaan selalu berkembang dalam disiplin ilmu lain yang penekannya pada sang wirausaha sendiri(the person).Dalam bidang ilmu psikologi,misalnya studi kewirausahaan meneliti karakteristik kepribadian wirausaha,sedangkan pada ilmu sosiologi penelitian ditekankan pada pengaruh dari lingkungan social dan kebudayaan dalam pembentukan masyarakat wirausaha. Ray dan Ramaachandran (1996)menandaskan walau terdapat perbedaan sudut pandang,penelitian yang dilakukan baik oleh ahli ekonomi,psikologi,dan sosiologi harus tetap berpijak pada kegiatan kewirausahaan serta sebab akibatnya pada tingkat mikro dan makro. Dengaan demikian wajarnya jika studi kewirausahaan dengan penekanan keilmuan yang berbeda itu pada akhirnya akan saling berhubungan dengan memengaruhi.Sementara itu,fenomena kewirausahaan ini masih terus diteliti dan belum terdapat satu pengertian baku yang dianut oleh semua ahli(Shapero,1982).Ini menunjukkan perkembangan teori ini masih dalam perjalanan panjang serta dari adanya perubahan-perubahan ekonomi dunia diharapkan memberi banyaak masukan bagi peneliti.Munculnya banyak wirausahaa atau pebisnis,telah menrik perhatian para pakar untuk meneliti bagaimana mereka terbentuk.Teori yang menjelaskan mengenai proses pembentukan wirausaha yaitu life path change,goal directe behaviour,pengambilan keputusan dan outcome expectancy.

B. Teori Pengambilan KeputusanSebelum mengambil keputusan terjun ke dalam wirausaha,seseorang terlebih dahulu melakukan pertimbangan-pertimbangan.Pengambilan keputusan tersebut tidaklah selalu mudah,bahkan dapat menimbulkan konflik dengan dirinya sendiri atau orang lain,dengan keluarga,misalnya Moore (1964) mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah perpaduan dari kegiatan berpikir,memilih,dan bertindak.Kemudian McCrimmon (1976) dalaam Djoealin (1980) menambahkan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses berpikir dan bertindak yang bermuara pada pemilihan perilaku tertentu sesuai dengan keputusan yang diambil.Baik Moore (1964) maupun McCrimmon (1976) menegaskan lagi bahwa suatu pengambilan keputusan dapat mengubah perilaku tindakan seseorang dalam mencapai tujuannya.Jika seseorang mengambil keputusan menjadi wirausaha maka dia akan menyelaraskan tindakan dengan hasil keputusannya.Ini membuktikan bahwa seseorang dapat menjadi wirausaha tanpaa harus memilik factor genetic(keturunan),namun selama dia rajin dan tekun mendalami keputusannya maka akan menyesuaikan dengan sendirinya (Sukardi,1991). Tentu saja ditambah dukungan dari lingkungan sekitarnya akan sangat membantu .Seprti diuraikan diatas bahwa dalam mengambil keputusan tidak selalu mudah.faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilaan keputusan menurut Reitman (1976),antara lain :A BA = Initial state atau exsting state, adaalaah suatu keadaan dari si pengambil keputusan paada saat sekarang B= Terminal state atau desired state,adlah target atau tujuan yang coba dicapai si pengaambil keputusan = Transformation atau decision alternatives atau operators, adalah proses aatau langkah dimana si pengambil keputusan dapat bergerak dari initial state ke terminal state Faktor faktor yang memengaruhi proses pengambilan keputusan:a. Faktor-faktor yang berasaal dari situasi lingkungan keputusan itu sendiri (decision environment)b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pengambil keputusan sendiri.Tingginyaa pemahaman tentang usaha dan keuletan terhadap keputusan yang telah dibuat mempunyai andil yang besar atas keberlangsungan suaatu usaha.1. Lingkungan Keputusan Suatu lingkungan keputusan bias berstruktur baik dan buruk,tergantung dari seberapa jauh si pengambil keputusan mengenal keadaannya pada masa sekarang (initial state),tujuan-tujuan aakan dating yang ingin dicapai (Terminal state) dan transformasi yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang diinginkannya.Apabila si pengambil keputusan cukup mengenal Initial state, desired state dan transformasinya dengan baik ,maka dia dihadapkan pada lingkungan keputusan (decision environment) yang berstruktur baik (well structured).Atau jika si pengambil keputusan tidak cukup mengenal Initial state, desired state dan transformasinya,maka dia dihadapkan padaa lingkungan keputusan yang berstruktur buruk(ill structured).Ada tiga(3) kondisi lingkungan keputusan yang berstruktur buruk yang memengaruhi proses pengambilan keputusan:a. Lingkungan keputusan yang tidak pasti.Dalam keadaan ini si pengambil keputusan dihadapkan pada situasi dimana: Tidak mengetahui peristiwa-peristiwa yang akan memengaruhi hasil keputusannya Tidak mengetahui hubungan kaausal yang terjadi dalam lingkungan keputusan Mempunyai control yang sedikit terhadap lingkungan keputusan Lingkungan keputusan yang tidak stabilb. Lingkungan keputusan yang kompleks.Disini pengambil keputusan dihadapkan pada situasi-situasi dimana lingkungannya sangaat luas,heterogen,abstrak,dan saling berhubungan.c. Lingkungan keputusan yang merupakan situasi konflik. Disini pengambil keputusan dihadapkan pada situasi-situasi multiperson dimana terjadi interaks diantarannya,tetapi mempunyai tujuan dan sumber penentuan yang saling berbeda.