teori perkembangan ekonomi pra-klasik (adam smith)

11
Didalam buku yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, penulis merangkum Teori Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith) sebagai berikut: Konsep Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith) Pandangan para pemikir ekonomi mazhab klasik mempunyai pandangan bersama yang pokok mengenai tata susunan ekonomi masyarakat dimana : kegiatan perseorangan ataupun kegiatan satuan-satuan usaha harus diberi kebebasam untuk mengurus kepentingannya sendiri dan memperbaiki kedudukannya di bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam persaingan bebas akan jauh lebih bermanfaat bagi msyarakat sebagai keseluruhan daripada halnya kalau segala sesuatu itu diatur oleh pemerintah. Pangkal tolak dalam teori mazhab klasik ialah bahwa kebutuhan manusia akan terpenuhi dengan cara yang paling baik bilamana sumber-sumber daya produksi digunakan secara efisien. Selain itu bila hasil produksi berupa barang dan jasa dijual di pasaran melalui persaingan yang bebas. Hasil akhri bagi masyarakat secara menyeluruh ialah keserasian dalam kehidupan ekonom dan kesejahteraan umum (economic harmony and general welfare). Menjelang akhir abad XVIII telah terjadi Revolusi Industri yang mengakibatkan perkembangan ekonomi masyarakat 1

Upload: nurannisaapratiwi

Post on 25-Dec-2015

18 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

diambil dari 3 sumber buku

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

Didalam buku yang berhasil dikumpulkan oleh penulis, penulis merangkum

Teori Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith) sebagai berikut:

Konsep Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

Pandangan para pemikir ekonomi mazhab klasik mempunyai pandangan

bersama yang pokok mengenai tata susunan ekonomi masyarakat dimana :

kegiatan perseorangan ataupun kegiatan satuan-satuan usaha harus diberi

kebebasam untuk mengurus kepentingannya sendiri dan memperbaiki

kedudukannya di bidang ekonomi. Kegiatan ekonomi yang dilakukan dalam

persaingan bebas akan jauh lebih bermanfaat bagi msyarakat sebagai keseluruhan

daripada halnya kalau segala sesuatu itu diatur oleh pemerintah.

Pangkal tolak dalam teori mazhab klasik ialah bahwa kebutuhan manusia akan

terpenuhi dengan cara yang paling baik bilamana sumber-sumber daya produksi

digunakan secara efisien. Selain itu bila hasil produksi berupa barang dan jasa

dijual di pasaran melalui persaingan yang bebas. Hasil akhri bagi masyarakat

secara menyeluruh ialah keserasian dalam kehidupan ekonom dan kesejahteraan

umum (economic harmony and general welfare).

Menjelang akhir abad XVIII telah terjadi Revolusi Industri yang mengakibatkan

perkembangan ekonomi masyarakat sudah berubah dalam coraknya dan beralih

dari tahap kapitalisme komersial kea rah tahap kapitalisme industri.

Adam Smith, An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations

(1776)

Adam Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Skotlandia.

Sebagai guru besar dalam ilmu filsafat perhatian utama mula-mula ditujukannya

kepada bidang logika dan etika, dan kemudian semakin diarahkan kepada

masalah-masalah ekonomi baik yang diamati dalam masyarakat di dalam negeri

maupun di bidang internasional. Pembahasanya dalam Wealth of Nations

mencakup banyak dan berbagai rupa permasalahan ekonomi masyarakat.

Tiga kelompok pemikiran yang dapat disaring dan ditonjolkan dari gagasan

Adam Smith adalah:

1

Page 2: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

1) Haluan pandangannya dan pola pendekatannya terhadap masalah-masalah

ekonomi yang tidak lepas dari falsafah politik yang dianut oleh Adam Smith

(beserta semua pemikir yang kemudian menyusul dalam mazhab klasik).

2) Perhatiannya yang ditujukan pada identifikasi tentang faktor-faktor apa dan

kekuatan-kekuatan yang manakah yang menentukan nilai dan harga barang.

Bersama dengan itu sekaligus dipertanyakan tentang serangkaian faktor dan

kekuatan yang menentukan pembagian pendapatan sebagai konsekuensi dari

nilai dan harga barang dan secara bagaimana satu sama lain itu dibagi anatara

upah, sewa tanah (land rent), bunga dan laba.

3) Pola, sifat dan arah kebijaksanaan negara yang mendukung kegiatan ekonomi

ke arah kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam pandangan Adam Smith perilaku manusia secara alamiah didorong oleh

enam pertimbangan motivasi: kepentingan diri sendirinya, pada dasarnya ada

unsur simpati dalam hubungan antara sesame manusia, hasrat untuk berkelakuan

secar bebas, kecenderungan dalam perilaku manusia untuk menjaga sikap sopan-

santun, kebiasaan untuk bekerja, kecenderungan dalam dunia modern untuk

mengangkut barang dan menukarnya dengan barang-barang lain melalui transaksi

jual-beli. Dari hal ini nampaknya akan ada benturan dan persaingan antara

individu yang bersangkutan. Akan tetapi justru persaingan itulah (secara bebas)

yang akhirnya membawa hasil bersama (produk masyarakat) yang paling baik

bagi masyarakat secara menyeluruh sehingga masyarakat itu berkembang kea rah

kemajuan dan kesejahteraan.

Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan adanya pembagian kerja

dan spesialisasi. Tiap tenaga kerja tergantung dari perkejaan tenaga-tenaga

manusia yang lain. Ada suatu interdependensi (hubungan saling ketergantungan)

diantara para individu dalam pergaulan hidup. Di dalam hubungan ini pemerintah

harus menghentikan tiap kesitimewaan dalam kedudukan individu atau golongan

yang berperan dalam ekonomi masyarakat. Dan pemerintah harus mengambil

langkah-langkah untuk meniadakan kedudukan monopoli.

2

Page 3: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

Keseimbangan ekonomi dan harmoni masyarakat akan terganggu bilamana ada

keistimewaan dan monopoli yang didiuki oleh individu, keompok individu,

ataipun golongan masyarakat.

Hal yang menarik perhatian Adam Smith adalah adanya banyak barang yang

sebetulnya sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sebaliknya barang-

barang itu tidak bernilai dalam penukaran (tidak mempunyai harga). Hal ini

menyangkut barang-barang yang dianggap bebas (free goods) karena pasok dan

persediannya berlimpah dan dapat dinikmati tanpa batas oleh khalayak ramai.

Adam Smith berpendapat bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh nilainya

dalam pertukaran. Nilai tukar itu bersumber pada komponen tenaga kerja dan

imbalan jasa yang diberikan bagi pekerjaanya. Dari sinilah dikembangkan suatu

teori tentang nilai dan harga yang didasarkan atas peranan tenaga kerja (labor

theory of value). Tetapi dalam hubungan lain Adam Smith juga mengungkapkan

bahwa nilai barang sebenarnya bersumber pada biaya semua unsur komponen

produksi. Dengan begitu teorinya harus ditafsirkan sebagai teori tentang nilai dan

harga yang didasarkan atas biaya produksi (costs of production theory).

Perihal Sewa Tanah (Land Rent)

Dalam beberapa pemikiran yang terkandung dalam gagasan Adam Smith telah

diungkapkan bahwa imbalan jasa untuk penggunaan tanah tidak dianggap sebagai

faktor yang menentukan harga, melainkan land rent merupakan residu, suatu

unsur residual (sisa hasil) dari harga barang. Bagian residu itu jatuh pada dan

dinikmati oleh pemilik/penguasa tanah.

Sewa tanah bukan merupakan komponen dalam biaya produksi yang

menentukan harga barang, melainkan tinggi-rendahnya upah (beserta bunga dan

laba) yang menjadi faktor yang menentukan tinggi-rendahnya harga barang.

Sebaliknya, tinggi-rendahnya sewa tanah adalah sisa hasil dari harga barang itu

(setelah dikurangi dengan biaya produksi). Salah satu ciri pokok pada pemikiran

Adam Smith ialah pembagian kerja dan spesialisasi yang dapat membawa

efisiensi kerja dan hasil optimal bagi masyarakat secara menyeluruh.

3

Page 4: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

Segi kebijaksanaan dalam pandangan Adam Smith adalah kebebasan yang

diperlukan dalam produksi dan perdagangan, baik mengenai perdagangan dalam

negeri maupun di bidang internasional.

Dalam pandangan mazhab klasik asas persaingan secara bebas merupakan

pedoman kebijaksanaan untuk mencapai hasil optimal dalam dunia industri. Hal

ini dianggap oleh Adam Smith sebagai suatu konspirasi terhadap kepentingan

umum, karena selalu cenderung untuk membatasi produksi dan meningkatkan

harga.

Adam Smith juga menolak pandangan Merkantilisme perihal arti dan peranan

uang logam (emas dan perak). Menurut pendapat para penganut Merkantilisme,

akumulasi logam mulia merupakan sumber utama bagi kekayaan nasional dan

harus ada pembatasan atas ekspor logam mulia disertai peraturan perdagangan

lainnya guna mendorong akumulasi logam mulia itu. Sebaliknya Adam Smith

ditandaskan bahwa penguasaan atas emas dan perak bukan merupakan tolak ukur

untuk menilai kekayaan nasional.

Kekayaan nasional bersumber pada pekerjaan suatu bangsa yang dilakukan

tahun demi tahun dan yang dapat menyediakan segala kebutuhan dan kemudahan

dalam kehidupan manusia. Kekayaan dapat dibina berdasarkan: 1. Keterampilan

tenaga kerja dan penggunaan tenaga kerja secara efisien; 2. Perimbangan yang

tepat dalam proses produksi antara jumlah tenaga kerja yang menghasilkan (useful

labour) di satu pihak dan di pihak lain jumlah tenaga kerja yang sebenarnya tidak

menghasilkan pekerjaan yang mengandung faedah (non-usefuk labour). Adam

Smith pun menganjurkan diadakannya pajak pendapatan secara proporsional:

yang lebih kaya harus membayar secara nisbi lebih banyak dibanding dengan

mereka yang menerima pendapatan yang lebih rendah.

Perdagangan Bebas

Adam Smith dan para pendukung mashab klasik berpendapat bahwa

perdagangan bebas akan mendorong masing-masing orang untuk berbuat demi

kepentingan sendiri, tetapi yang secara otomatis juga akan menguntungkan

masyarakat seluruhnya. Dalam bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes

4

Page 5: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

of the Wealth of Nations”, Smith juga mengatakan bahwa perdagangan antar

negara yang bebas dan tidak terhalang oleh berbagai peraturan pemerintah akan

memberikan hasil yang maksimal, karena masing-masing negara akan melakukan

spesialisasi dalam produksi barang-barang yang paling cocok/menguntungkan

baginya. Doktrin liberalism ekonomi abad 18 ini mengandung dua unsur utama.

“laissez-faire” (campur tangan pemerintah yang minimum) di dalam negeri, dan

perdagangan bebas dengan negara-negara lain.

Kritik Adam Smith pada Merkantilisme

a. Definisi kemakmuran (wealth);

b. Doktrin pembinaan negara nasional yang kuat, dan

c. Ide bahwa suatu negaradapat secara terus-menerus menumpuk logam mulia

melalui kesinambungan surplus ekspor.

Smith mengatakan bahwa ukuran kemakmuran suatu negara/bangsa tidaklah

terletak pada banyaknya logam mulia, tetapi pada banyaknya barang-barang yang

dimilikinya. Dan menurutnya suatu negara yang makmur adalah negara yang

mengembangkan produksi barang-barang dan jasa-jasanya (GNP) melalui

perdagangan, dan bukan suatu negara yang berusaha untuk menghambat

perdagangan semata-mata unyuk dapat menumpuk logam mulia.

Smith pun mengkritik banyaknya campur tangan pemerintah. Menurutnya tugas

pemerintah tidak lain hanyalah untuk:

1. Mempertahankan negara terhadap serangan dari luar,

2. Melaksanakan tata hukum dan keadilan dalam negeri, dan

3. Membangun dan melaksanakan berbagai pekerjaan umum dan lembaga-

lembaga masyarakat yang tidak mungkin dilaksanakan oleh pihak swasta

karena keuntungan yang diharapkan dari usaha itu tidak memadai walaupun

faedah bagi masyarakat seluruhnya adalah sangat besar.

Sumbangan Adam Smith dalam Teori Perdangan Internasional

a. Smith mengemukakan idenya tentang pembagian kerja internasional yang

membawa pengaruh besar bagi perluasan pasar barang-barang negara

tersebut serta akibatnya yang berupa spesialisasi internasional. Spesialisasi

internasional dapat memberikan hasil berupa manfaat perdagangan (gains of

5

Page 6: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

trade) yang dapat timbul berupa kenaikan produksi serta konsumsi barang-

barang dan jasa-jasa. Hal ini digunakan untuk menekankan produksi pada

barang-barang tertentu sesuai dengan keuntungan yang dimiliki, baik

keuntungan alamiah (natural advantage) yaitu keuntungan yang diperoleh

karena suatu negara memiliki sumberdaya alam yang tidak dimiliki oleh

negara lain, maupun keuntungan yang diperkembangkan (acquired

advantage) yaitu keuntungan yang diperoleh karena suatu negara telah

mampu mengembangkankemampuan dan keterampilan dalam menghasilkan

produk-produk yang diperdagangkan belum dimiliki negara lain.

b. Spesialisasi menurut smith juga memungkinkan terjadinya pertukaran

barang-barang yang diproduksikan secara berlebihan (surplus) dengan

barang-barang lain yang dibutuhkan

Dalam tulisan “The Socialogy of Economic Life” karya J. Smelser, Adam

Smith menangani masalah dengan 2 cara yaitu:

1. Ia memasukan suatu asumsi ke dalam teorinya yang merupakan unsur inti

dari paham ‘pasar persaingan sempurna’, asumsi bahwa tidak ada perusahaan

individual yang mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi harga atau

output suatu industri. Tidak ada agen ekonomi yang sekaligus merupakan

agen politik. Smith menyadari bahwa dalam praktik, para pengusaha itu dan

yang lainnya berusaha mengatur harga-harga dan output “orang-orang dalam

usaha yang sama jarang yang bertemu bersama, tetapi percakapan dapat

berakhir dengan komplotan (conspiracy) terhadap publik”. Ia merasakan

bahwa kesepakatan ini tidaklah wajar dan tidak sah (illegitimate). Jika

perekonomian itu bebas, maka para pengusaha akan menggunakan modalnya

untuk usaha-usaha yang paling produktif, dan pembagia pendapatan dapat

menemukan sendiri tingkatnya yang wajar dipasar. Perkonomian akan

mengatur dirinya sendiri.

2. Ia mengasumsikan bahwa beberapa kendala politik umum adalah perlu untuk

mencegah para pengusaha terlalu mengejar kepentingan dirinya dengan cara

tak terkendali. Misalnya, negara hendaklah mengadakan undang-undang

untuk menjamin bahwa penjualan dan kontrak itu dihormati, negara jangan

6

Page 7: Teori Perkembangan Ekonomi Pra-Klasik (Adam Smith)

pilih kasih pada kelompok-kelompok tertentu dalam perekonomian. Jadi,

berdasarkan asumsi laissez-faire pun, negara tidaklah sama sekali pasif. Ia

memberikan setting moral, legal dan institusional yang mendorong

perusahaan secara keseluruhannya, tetapi tidak pada usah-usaha bisnis

tertentu. (J. Smelser, 1990: 6-7)

DAFTAR PUSTAKA

Ikbar, Yanuar. 1995. Ekonomi Politik Internasional. Bandung: Penerbit

ANGKASA.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: Buku I

Dasar Teori dalam Ekonomi Umum. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

7