teori belajar

8
2. Elemen –elemen Pembelajaran Melalui Pengamatan Menurut Bandura (1986) ada empat elemen penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan. Elemen- elemen itu adalah sebagai berikut a) Atensi Seseorang harus menaruh perhatian atau atensi agar supaya dapat belajar melalui pengamatan. Dalam pengajaran, guru harus menjamin agar siswa memberikan atensi kepada bagian-bagian penting dari pelajaran dengan melakukan presentasi yang jelas dan menggarisbawahi poin-poin penting. Dalam hal mendemonstrasikan suatu keterampilan yang kompleks, guru dapat meminta siswa untuk memperhatikan demonstrasi tersebut dari belakangdan memperhatikan dari atas pundak guru saat guru itu bekerja. Melihat tangan guru dari perspektif yang sama membuat pembelajaran melalui pengamatan lebih mudah. b) Retensi Agar dapat meniru perilaku suatu model, seorang siswa harus mengingat perilaku itu. Mengingat itu termasuk menggambarkan tindakan-tindakan model itu dalam berbagai cara, boleh jadi sebagai langkah-langkah verbal (sebagai contohnya “ Mengenolkan avometer yang difungsikan sebagai ohmmeter dilakukan dengan terlebih dahulu memutar switch utama pada kedudukan ohm, saling menempelkan ujung colokan merah dan hitam dan memutar tombol pengatur nol sedemikian rupa sehinga jarum tepat menunjuk angka nol”). Retensi dapat diperbaiki dengan

Upload: yeni-suranti

Post on 12-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Belajar Pembelajaran

TRANSCRIPT

2. Elemen elemen Pembelajaran Melalui PengamatanMenurut Bandura (1986) ada empat elemen penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran melalui pengamatan. Elemen- elemen itu adalah sebagai berikuta) AtensiSeseorang harus menaruh perhatian atau atensi agar supaya dapat belajar melalui pengamatan. Dalam pengajaran, guru harus menjamin agar siswa memberikan atensi kepada bagian-bagian penting dari pelajaran dengan melakukan presentasi yang jelas dan menggarisbawahi poin-poin penting. Dalam hal mendemonstrasikan suatu keterampilan yang kompleks, guru dapat meminta siswa untuk memperhatikan demonstrasi tersebut dari belakangdan memperhatikan dari atas pundak guru saat guru itu bekerja. Melihat tangan guru dari perspektif yang sama membuat pembelajaran melalui pengamatan lebih mudah.b) RetensiAgar dapat meniru perilaku suatu model, seorang siswa harus mengingat perilaku itu. Mengingat itu termasuk menggambarkan tindakan-tindakan model itu dalam berbagai cara, boleh jadi sebagai langkah-langkah verbal (sebagai contohnya Mengenolkan avometer yang difungsikan sebagai ohmmeter dilakukan dengan terlebih dahulu memutar switch utama pada kedudukan ohm, saling menempelkan ujung colokan merah dan hitam dan memutar tombol pengatur nol sedemikian rupa sehinga jarum tepat menunjuk angka nol). Retensi dapat diperbaiki dengan pengulangan secara mental (membayangkan meniru perilaku itu ) atau dengan latihan sebenarnya. Pada fase retensi dari pembelajaran melalui pengamatan ini, latihan membantu mengingat elemen-elemen perilaku yang dikehendaki. c) ProduksiSekali siswa mengetahui bagaimana seharusnya suatu perilaku dilakukan dan ingat elemen-elemen ataulangkah-langkahnya, tidak bererti siswa itu secar otomatis dapat melakukannya dengan lancar. Kadang-kadang siswa memerlukan banyak latihan, umpan balik, dan latihan khusus untuk langkah-langkah yang sulit sebelum siswa itu dapat memproduksi prilaku model tersebut. Pada fase reproduksi ini, latihan yang berulang-ulang membuat perilaku itu dapat ditirkan secara lebih lancar, dan lebih mahir. Keyakinan bahwa seorang siswa mampu melakukan suatu tugas, merupakan hal penting pada fase ini dan memepengaruhi motivasi siswa tersebut untuk mempengaruhi motivasi siswa tersebut untuk menunjukan kinerjanya.d) Motivasi dan PenguatanSeperti yang disebutkan terdahulu, teori kognitif sosial membedakan antara perolehan dan kinerja. Siswa dapat memperoleh suatu keterampilan, atau perialku melalui pengamatan, namun siswa itu mungkin tidak melaksanakan perilaku itu sampai ada motivasi atau insentif untuk melaksanakannya. Penguatan dapat memainkan beberapa peran dalam pembelajaran melalui pengamatan. Disamping itu, penguatan penting dalam memepretahankan pembelajaran. Seorang yang menciba suatu perilaku baru tidak mungkin untuk tetap melakukan tanpa penguatan. Banduran mengidentifikasi tiga bentu penguatan yang dapat mendorong pembelajaran melalui pengamatan.Pertama, sudah barang tentu, pengamat itu dapat memproduksi prilaku model dan penerima penguatan langsung. Kedua, penguatan itu tidak mesti langsung seperti itu penguatan itu juga dapat berwujud.Ketiga, pengendalian penguatan yang datang dari dalam, dari diri sendiri atau self reinforcement.

3. Pembelajaran Melalui Pengamatan dalam PengajaranAda lima kemungkina hasil yang diperoleh dari pembelajaran melalui pengamatan, yaitu mengajarkan perilaku dan sifat baru, mendorong perilaku yang telah ada, mengubah perilaku yang menghambat, mengarahkan perhatian, dan menimbulkan emosi. Berikut ini diuraikan tiap-tia hasil belajar itu pada saat terjadi dikelas.a) Mengajarkan Perilaku BaruSesungguhnya pemodelan telah lama digunakan untu melatih menar, olahraga, dan menukang, selain itu juga melatih keterampilan dalam suatu mata pelajaran seperti ilmu kerumahtanggaan, kimia, dan kerja bengkel. Pemodelan juga dapat diterapkan di kelas untuk mengajarkan keterampilan mental dan untuk meluaskan cakrawala mengajarkan cara- cara baru dalam berpikir. Guru berperan sebagai modal untuk rentang perilaku yang luas, mulai dari melafalkan kata-kata, rekasi terhadap siswa yang terken serangan penyakit ayan, dan antusias dalam pembelajaran. Sebagai contoh, guru dapat memodelkan keterampilan berpikir kritis yang logis dengan cara mengucapkan dengan keras jalan pikirannya thinking out loud saat menjawab pertanyaan siswa. Enelitian menunjukan bahwa pemodelan dapat berfungsi paling efektif apabila guru menggunakan elemen-elemen pembelajaran melalui pengamatan yang diuraikan terdahulu, khususnya penguatan dan pelatihan.b) Pemantapan Perilaku yang Telah DipelajariBarangkali kita semua pernah berada dalam situasi mencari-cari petunujuk dari orang lain pada saat dihadapkan pada situasi yang belum kita kenali. Mengamati perilaku orang lain dapat memberitahukan kepada kita perilaku manakah yang telah kita pelajari yang seharusnya digunakan, misalnya yang garpu yang benar untuk makan salad, kapan saat yang tepat untuk meniggalkan kelompok bicara, jenis bahasa apa yang sesuai, dsb. c) Penguatan dan Peredeman Perilaku yang MenghambatApabila anak-anak di kelas menyaksikan seorang siswa melanggar suatu peraturan kelas dan membiarkan saja tanpa mendapatkan teguran dari guru, siswa lain dapat memperoleh pesan bahwa konsekuensi yang tak diinginkan tidak selalu menyudul pelanggaran peraturan. Kelas itu dikemudian hari mungkin tidak lagi segan-segan melanggar peraturan ini. Apabila si pelanggar aturan itu anak yang populer, anak yang menonjol yang memiliki status tinggi, pengaruh pemodelan itu malah lebih besar lagi. Seorang ahli psikologi menyebutkan gelajala ini sebagai efek ripel yang dapat dimanfaatkan guru demi kebaikan. Apabila guru berhasil menangani secar efektif, seorang pelanggar aturan, khususnya seorang siswa populer, ide pelanggar aturan ini mungkin dapat dicegah agar tidak dilakukan oleh siswa lain yang menyaksikan kejadian ini. d) Pengarahan PerhatianDengan mengamati orang lain, kita tidak hanya bagiaman bertindak, kita juga memperhatikan objek-objek yang terlibat dalam tindakan tersebut. Sebagi contoh, dalam suatu kelas taman kanak-kanak, apabila ada seorang anak bermain penuh semangat dengan sebuah boneka yang telah diabaikan selama beberapa hari, banyak anak lain mungkin menginginkan untuk memiliki boneka itu, meskipun apabila mereka bermain dengan boneka itu akan bermain dengan cara lain, atau hanya sekedar membawanya berkeliling. Hal ini terjadi, sebagian, karena perhatian anak-anak itu telah tertarik pada boneka itu.e) Menimbulkan EmosiAkhirnya, melalui pembelajaran melalui pengamatan, orang dapat mengembangkan reaksi emosional terhadap situasi yang mereka sendiri belum pernah mengalaminya, sebagai misal terbang atau mengemudi. Seorang anak yang menyaksikan temannya jatuh dari ayunan dan patah lengannya dapat menjadi takut bermainayunan. Siswa dapat takut atau cemas pada saat mereka mendengar akan diajar guru tertentu, semata-mata dikarenakan mereka telah mendengar cerita yang menakutkan tentang guru itu hendaknya dicatat bahwa mendengar dan membaca tentang situasi juga merupakan bentuk pengamatan. Panduan berikut ini akan memberikan ide-ide bagaimana menggunakan pembelajaran melalui pengamatan di kelas.Panduan Penggunaan Pembelajaran dengan Pengamtan1) Model perilaku dan sikap yang Anda inginkan untuk dipelajari siswa.Contohnya : menunjukan sikap antusias terhadap mata pelajaran yang Anda ajarkan, Kesediaan untuk mendemostrasikan dua-duanya, tugas-tugas mental dan fisik yang Anda harapkan dikerjakan oleh siswa Anda. Pada saat membaca untuk siswa, tunjukan model pemecahan masalah yang baik.2) Menggunakan teman sebaya sebagai modelContohnya : Dalam kerja kelompok, pasangkan siswa-siswa yang mampu bekerja dengan baik dengan siswa-siswa yang memiliki kesulitan. Mintalah siswa mendemonstrasikan perbedaan antara berbisik-bisik dan diam-tidak berbicara.3) Yakinkan siswa mengetahui bahwa perilaku positif mendatangkan penguatan bagi siswa lain.Contohnya : Tunjukan hubungan antara perilaku positif dan konsekuensi positif dalam cerita-cerita bacaan siswa. Adil dalam memberikan penguatan.4) Mendapatkan bantuan dari siswa-siswa populer dalam pemodelan.Contohnya : Mintalah seorang siswa yang menyenangkan bersahabat dengan siswa yang menyendiri dan penakut. Beri kesempatan siswa yang memiliki status tinggi memimpin suatu aktivitas pada saat Anda membutuhkan kerjasama kelas atau pada saat siswa pada awalnya tampak menunjukan keengganan.