teori bela jar dalam psikologi

8
BELAJAR (LEARNING)

Upload: faiz

Post on 27-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

psikologi

TRANSCRIPT

BELAJAR(LEARNING)

Pengertian Dalam istilah psikologi belajar diartikan sebagai perubahan yang bersifat relatif dan permanen terhadap tingkah laku dan pengetahuan melalui sebuah pengalaman.yang pertama kali haus kita garis bawahi dari definisi tadi adalah kata change, perubahan disini tidak hanya pada arah positif melainkan kearah yang sebaliknya memungkinkan dalam sebuah proses belajar. Perubahan ini juga tidak hanya pada tingkah laku kita yang terlihat dari luar melainkan perubahan didalam yaitu tentang pengetahuan kita. Selanjutnya adalah kata melalui sebuah pengalaman. Melalui sebuah pengalaman ini menunjukan sebuah pengkhususan sebab, karena banyak sebab yang akan mempengaruhi tigkah laku dan pengetahuan, contonya adalah minuman keras, NARKOBA, penyakit, ataupun kepikunan. Esensinya belajar inni di tunjukan kepada manusia untuk memperoleh skill ataupun kemmpuan dalam hal yang baruProses belajar ini dapat melalui beberapa cara. berikut akan kami jelaskan beberapa diantaranya :A. CLASSICAL CONDITIONINGDalam classical conditioning kita akan mempelajari bagaimana stimulus yang datang menjadi sebuah prediksi kejadian yang selanjutnya akan terjadi. Didalam pengkondisian klasik ini ada beberapa komponen diantaranya adalah :1. Stimulus tak-terkondisi(unconditioned stimulus)2. Stimulus terkondisi(conditioned stimulus)3. Respon tak-terkondisi(unconditioned respond)4. Respon terkondisi(conditioned respond) Untuk memamahami bagian-bagian diatas mari kkita simak conto dari pengkondisian klasik dibawah ini :1. Sebelum pengkondisianTidak keluar air liurKeluar air liur(respon tak-terkondisi)Melihat Daging (stimulus tak-terkondisi)

Mendengar Suara bel(stimulus terkondisi)

2. Ketika pengkondisianMelihat daging(stimulus tak-terkondisi)

Suara bel(stimulus terkondisi)

Keluar air liur(respon tak-terkondisi)

3. Sesudah pengkondisian Keluar air liur (stimulus terkondisi)Suara bel(stimulus terkondisi)

Gambar di atas mengilustrasikan percobaan terhadap anjing yang diberikan stimulus sebuah daging, kemudian anjing tersebut akaan mengeluarkan air liur. Sedangkan saat diberi suara bel anjing tidak menunjukan respon apapun. Settelah pengkondisian dilakukan dengan cara meruntutkan stimulus terkondisi +stimulus tak-terkondisi = respon tak-terkondisi. Setelah pengkondisian tersebut anjing merespon bel(stimulus terkondisi) dengan mengeluarkan air liur. Hal ini terjadi karena aanjing mempresiksikan kedatangan daging setelah terdengar suara bel. Penelitian di atas dilakukan oleh pavlov pada tahun 1904, sehingga beliau mendapatkan hadiah nobel katrena penelitiannya ini..Komponen Pengkondisian Klasik Apabila kita amati setelah pengkondisian klasik ini ada bebarapa komponen penting di dalamnya, yaitu :a. Kemahiran (acquisition)Kemahiran ini diperoleh dari penggabungan terus menerus antara stimulus erkondisi dan tak-terkondisi.b. Generalsasi stimuluus (stimulus generalization)Komponen ini akan memberikan efek penggambaran sama kepada sesuatau yang mirip dengan stimulus terkondisi yang ada di dalam pengkondisian. Sebagai contonya setelah pengkondisian anjing akan merespon mengeluarkan salivanya tidak hanya pada bel yang ada di dalam penelitian saja.c. Diskriminasi stimulus(Stimulus discrimination)Komponen ini berjalan beriringan dengan penjeneralan stimulu. kita ambil conto saat seseorang alergi terhadap ikan akan tetapi, hanya ikan yang memiliki tulang belakang dan duri, maka ia harus membedakan atau mendiskriminasi stimulus dari ikan yang tidak memilki duri.d. Pemadaman (Extinction)Setelah percobaan, saat kita membunyikan bel sebanyak 5 atau 6 kali dan tanpa kita perlihatkan daging kepada si anjing maka anjing tidak akan lagi mengeluarkan air liurnya. Extinction ini berguna untuk memadamkan respon terhadap stimulus terkondisi apabila kita sudah tidak mmemprediksikan lagi kedatangan stimulus tak- terkondisi e. Penyembuhan kebali secara spontan (spontaneous recovery) Dalam rentan waktu saat pemadaman terjadi, selanjutnya objek akan beristirahat dari pemprediksian stimulus tak-terkondisi. Akan tetapi suatu saat objek akan memprediksikan kembali stimulus tak-terkondisi dan melakukan respon terkondisi. Atau dengan kata lain setelah pemadaman prediksi akan datangnya daging setelah bel berbunyi, sutu saat anjing pun akan merespon bunyi bel dengan mengeluarkan air liurnya kembali hal inilah yang diimaksud dengan spontaneous recovery. Catatan: Penelitian selanjutnya mengemukakan bahwa pengkondisian klasik ini tidak sesederhana seperti yang kita lihat. Dalam pengkondisian klasik ini kita dapat meninjau beberapa hal dibawah ini :Harus ada keterkaitan antara stimulus terkondisi dan tak-terkondisi saat peruntutan dalam percobaannya, Pengkondisian klasik ini sering dipakai untuk mengatasi masalah overdosis karena obat-obatan.

B. OPERANT CONDITIONING

Dalam pengkondisian ini kita akan melihat bagaimana objek akan belajar membuat respon, karena respon tersebut akan memberikan sebuah imbalan. Dalam pengkondisian ini yang terpenting adalah bagaimana asosiasi respon dengan apa yang terjadi selanjutnya (rescorla, 1987). Seperti halnya pengkondian klasik, pengkondisian ini pun memiliki beberpa komponen di dalamnya, berikut rinciannya :

a. Reinforcement and PunishmentReinforcemen dan punisshment mempunyai dua cara, yaitu masing-masing memilki cara positif dan negatif. Reinforcement Positif adalah pemberian sesuatu yang positif sesudah respon yang bener dilakukan oleh objek. Sebagai contonya adalah seseorang yang baru pertama kali berenang diberitahukan cara bernafas yang baik. Setelah ia melakukan cara bernafas di dalam air yang bbenar ia mendapatkan sesuatu yang positif yaitu dia bisa berenang dari ujung kolam ke ujung lainnya. Sedangkan Reinforcement Negatif adalah menghilangkan sesuatu yang negatif ssetelah respon yang benar telah dilakukan oleh si objek. Contonya adalah saat seseorang mengencangkan sabuk penggamannya ketika akan menaiki wahana hiburan tornado yang ada di Taman Impian Jaya Ancol, ia terhindar dari kecelakaan akibat jatuh dari wahana tersebut. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa reinforcement positif maupun negatif, keduanya bertujuan untuk meningkatkan respon yang benar tersebut atau agar si objek melaakukan hal yang sama di kemudian hari.Kita berlanjut pada Punishment Positif, yaitu memberikan sesuatu yang negatif kepada objek apabila si objek melakukan respon atau tingkah laku yang salah. Contonya adalah ketika murid-murid suatu kelas membuat keributan, guru memberikan sebuah hukuan agar mereka membersihkan halaman sekolah. Yang selanjutnya adalah Punishment Negatif yaitu kita menggambil atau menghilangkan sesuatu yyang positif pada objek yang melakukan perbuatan atau respon yang salah. Sebagai contonya adalah anak-anak yang membuat keributan tadi diancam tidak dapat mengikuti liburan akhir semester. Sehingga dapat kita lihat bahwa punishment ini tujuannya aadalah untuk mengurangi respon atau perbuatan yang tidak benar atau agar si objjek tidak melkukan hal itu di kemudian hari.b. Shaping (pembentukan)Komponen ini adalah sebuah sistematika penguatan agar si objek dapat belajar melakukan perbuatan yang baru denggan cepattc. Jadwal ReinforcementAda jadwal-jadwal yang efektif untuk melakkukan sebuat reinforcement. Salah satunya adlah ketika objek sudah elakukann respon dengan jumlah tertentu. Contonya adalah ketika kita sudah melakukan trnsaksi belaanja sebesar 50.000 rupiah kita akan mendapatkan piring cantik.d. Secondary ReinforcerReinforcer Primer adalah reinforcer yang dapat memberikan atau memenuhi kebutukan biologis seperti makan dan minuman. Sedangkan reinforcer sekunder adalah reinforcer bukan untuk memenuhi kebutuhan biologis. Karena pada dasarnya manusiaa memiliki dorongan primer daan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan seperti rasa lapar, seks, haus dan rasa sakit. Sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang diakibatkan oleh kebutuhan primer.

e. The Discriminative Stimulus (diskriminnasi stimulus)f. Pemadaman (extinction)Kita mengenal istilah ini dari pengkondisian klasik dimana akan terjadi pemadaman respon apabila stimuluss terkondisi tidak disertai dengan stimulus tak-terkondisi. Sedangkan dalam pengkondisian ini, objek akan mengalami pemadaman respon ketika dia tidak menerima reinforcement.

Catatan : Penelitian terhadap hewan mengemukakan bahwa kapasitas pembelajaran hewan hanya sebatas dengan insting. Sedangkan manusia memiliki memori di dalam otaknya.

C. OBSERVASI (MODELING)Dalam teori observasi ini dikatakan bahwa objek akan belajar mmelalui sebuah penniruan model. Teori inni adalah terapan pengkondisian klasik dan operant dalam kehidupan sehari-hari. Sepertihalnya teori sebelumnya, teori ini pun memilki komponen-komponen di dalamnya, berikut pemparannya :

a. Vicarious Reinforcement Dan Vicarious PunishmentVicarious reinforcement adalah ketika seorang model mendapatkan reinforcement dan objekpun menirunya. Sedangkan vicarious punishment adalah ketika seorang model mendapatkan punishment, sehingga objek tidak ingin menirukan apa yang dilakukan oleh si model.b. Intrinsic Reinforcement Dan Intrinsic PunishmentKedua komponen ini adalah ketika objek merasakan sendiri punishment dan reinforcement sehingga objek meniru dirinya yang ppernah mendapaatkan reinforcement dan meninggalkan dirinya yanng ppernah terkena punishmentc. Skema Skema adlah aluur tingkah lku yang diperlihatkan oleh model. Akan tetapi alur ini tidak akan ditiiru sepenuhnya oleh objek secara detai.

D. TRIAL AND ERROR

Teori yang tterakhir adala teori trial and error. Teor ini akan menjelaskan bagaimana kita belajar dengan cara mengeksplorasi lingkungan sehingga kita dapat mencapai tujuan kita dengan tingkah laku atau respon yang sesuai dengaan lingkungan. Terori ini ada kaitannya dengan pengkondisian intrumental (operant conditioning). Conto dari teori ini adalah ketika seekor kucing yang lapar diletakan di kotak yang transparan. Kotak tersebut memiliki pintu yang hanya dapat dibuka oleh tombol yang ada di dalam kotak. Sebelum kucing dapat menemukan tombol tersebut dia mencoba berbagai cara untuk dapat keluuar dari dalaam kotak, entah itu dengan cara mencakar, menggigit atau memukul-mukul kotak tersebut. Hal itullah yang dikemukakan teori inni yaiitu mencoba berbagai cara hingga akhirnya kita menemukan cara yang tepat.

E. TAMBAHAN a. Motivasi adalah hal yang terpenting di dalam belajarb. Tingkah laku belajar selalu melibatkan rasa kepuasan (satisfaction) c. Hukum belajar Law Of Effect Law Of Readiness Law Of Exercise Law Of Use Law Of Disuse

Demikianlah pemaparan mengenai teori belajar dalam ilmu psikologi.