tentang pemanfaatan ruang dan ......analisis mengenai dampak lingkungan; 18.peraturan pemerintah...

27
1 PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR..84 TAHUN 2020 TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PALUTUNGAN KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011-2031 menyatakan bahwa Kawasan Palutungan merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan lindung; b. bahwa perkembangan intensitas pemanfaatan ruang di Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan akan semakin kompleks dari segi intensitas pemanfaatan ruangnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemanfaatan Ruang Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968; 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung; 4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan; 5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana; 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

1

PERATURAN BUPATI KUNINGAN

NOMOR..84 TAHUN 2020

TENTANG

PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PALUTUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2011-2031 menyatakan bahwa Kawasan Palutungan merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan lindung;

b. bahwa perkembangan intensitas pemanfaatan ruang di Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan akan semakin kompleks dari segi intensitas pemanfaatan ruangnya;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pemanfaatan Ruang Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968;

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;

4. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

Page 2: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

2

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

11. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

12. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman;

13. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;

14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

15. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

20. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;

21. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

22. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;

23. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;

24. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;

25. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang;

26. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang;

27. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup;

Page 3: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

3

28. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;

29. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah;

30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Proses Perencanaan Tata Ruang di Daerah;

31. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi;

34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22/PRT/M/2007 tentang Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor;

35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan;

36. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 115 tahun 2017 tentang Mekanisme Pengendalian Pemanfaatan Ruang Daerah;

37. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 116 tahun 2017 tentang Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

38. Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;

39. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang Garis Sempadan Jalan;

40. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

41. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;

42. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelestarian dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Lindung;

43. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup;

44. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat;

Page 4: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

4

45. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 33 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pengelolaan Jasa Lingkungan Hidup;

46. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 13 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Air;

47. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 6 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

48. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 10 Tahun 2011 tentang Penanaman Modal;

49. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 26 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kuningan Tahun 2011 - 2013;

50. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketentuan Garis Sempadan Jalan;

51. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Kuningan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 10 Tahun 2019;

52. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kuningan 2018-2023;

53. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 13 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Izin Mendirikan Bangunan;

54. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 96 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Bangunan Gedung.

55. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 11 Tahun 2018 tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan;

56. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 59 Tahun 2019 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi Dan Uraian Tugas, Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang Kabupaten Kuningan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Kuningan Nomor 53 Tahun 2020.

Page 5: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

5

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PALUTUNGAN KABUPATEN KUNINGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah Republik Indonesia.

2. Daerah adalah Kabupaten Kuningan.

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kuningan.

4. Bupati adalah Bupati Kuningan.

5. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk hidup lainnya dan melakukan kegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya.

6. Tata Ruang adalah wujud dari struktur dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak direncanakan.

7. Penataan Ruang adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian ruang.

8. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

9. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang ditetapkan dengan peraturan daerah.

10. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

11. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

12. Kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air.

Page 6: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

6

13. Kawasan rawan letusan gunung berapi adalah kawasan yang sering atau berpotensi tinggi mengalami bencana letusan gunung berapi.

14. Kawasan pertanian tanaman pangan pada lahan kering adalah budidaya tanaman pertanian di lahan yang kurang air dan tanah yang kurang subur.

15. Gerakan tanah adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan dengan arah tegak mendatar, miring dari kedudukan semula karena berpengaruh gravitasi, arus air dan beban.

16. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan adalah suatu kawasan untuk permukiman yang ada pada lokasi sekitarnya masih didominasi oleh lahan pertanian, tegalan, perkebunan, dan pemanfaatan lainnya.

17. Taman Nasional Gunung Ciremai yang selanjutnya disebut TNGC adalah Taman Nasional Gunung Ciremai yang terletak di Wilayah Kabupaten Kuningan (zona rehabilitasi).

18. Hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh rakyat dengan luas minimal 0,25 Ha, penutupan tajuk tanaman berkayu dan atau jenis lainnya lebih dari 50% atau jumlah tanaman pada tahun pertama minimal 500 tanaman tiap hektar.

19. Kawasan rawan longsor adalah kawasan lindung atau kawasan budidaya yang meliputi zona-zona berpotensi longsor.

20. Kawasan hortikultura adalah kawasan yang diperuntukan untuk budidaya tanaman kebun seperti budidaya tanaman buah, tanaman bunga, tanaman sayuran, tanaman obat-obatan, dan taman (lansekap).

21. Kawasan sempadan sungai adalah dari kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas perlindungan sungai.

22. Rencana Tata Ruang Daerah adalah rencana tata ruang Kabupaten Kuningan.

23. Struktur Pemanfaatan Ruang adalah susunan unsur-unsur pembentuk lingkungan secara hirarkis dan saling berhubungan satu dengan lainnya.

24. Pola Pemanfaatan Ruang adalah tata guna tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya dalam wujud penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya.

25. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kuningan.

26. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang

Page 7: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

7

batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.

27. Kawasan adalah satuan ruang wilayah yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek fungsional serta memiliki ciri tertentu.

28. Program Bangunan dan Lingkungan adalah penjabaran lebih lanjut dari perencanaan dan peruntukan lahan yang telah ditetapkan untuk kurun waktu tertentu yang memuat jenis, jumlah, besaran, dan luasan bangunan gedung serta kebutuhan ruang terbuka hijau, fasilitas umum, fasilitas sosial, prasarana aksesibilitas, sarana pencahayaan dan sarana penyehatan lingkungan, baik berupa penataan prasarana dan sarana yang sudah ada maupun baru.

29. Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing, untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia.

30. Penanam modal adalah perseorangan atau badan usaha yang melakukan penanaman modal yang dapat berupa penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing.

31. Modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.

32. Pelayanan terpadu satu pintu adalah kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan nonperizinan yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang dilakukan dalam satu tempat.

33. Penanaman modal diselenggarakan berdasarkan asas: a. kepastian hukum; b. keterbukaan; c. akuntabilitas; d. perlakuan yang sama dan tidak membedakan asal

negara; e. kebersamaan; f. efisiensi berkreasi; g. berkenan hutan; h. berwawasan lingkungan; i. kemandirian; dan j. keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi.

Page 8: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

8

34. Penanaman modal bertujuan untuk: a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah; b. menciptakan lapangan kerja; c. meningkatkan pembangunan ekonomi

berkelanjutan; d. meningkatkan kemampuan daya saing daerah; e. meningkatkan ekonomi kerakyatan; f. mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan

ekonomi riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari masyarakat Kuningan maupun luar Kuningan; dan

g. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

35. Ketentuan Pengendalian Rencana adalah ketentuan-ketentuan yang bertujuan untuk mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan aturan dan pelaksanaan penataan suatu kawasan.

36. Struktur peruntukan lahan merupakan komponen rancang kawasan yang berperan penting dalam alokasi penggunaan dan penguasaan lahan/tata guna lahan yang telah ditetapkan dalam suatu kawasan perencanaan tertentu berdasarkan ketentuan dalam rencana tata ruang wilayah.

37. Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai maksimum bangunan terhadap lahan/tapak peruntukannya.

38. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum adalah batas aman maksimal angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

39. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum adalah batas aman maksimal angka persentase perbandingan antara jumlah total lantai yang dapat dibangun dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

40. Koefisien Dasar Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan luas ruang terbuka penghijauan dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

41. Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungan sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek termasuk pembentukan citra/karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi dari elemen-elemen: segmen, kaveling/petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan elevasi lantai bangunan yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada, terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.

Page 9: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

9

42. Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis pada halaman pekarangan bangunan yang ditarik sejajar dari garis as jalan, tepi sungai atau as pagar dan merupakan batas antara kavling/pekarangan yang boleh dibangun dan yang tidak boleh dibangun.

43. Tinggi Bangunan adalah jarak yang diukur dari permukaan tanah, dimana bangunan tersebut didirikan, sampai dengan titik puncak bangunan.

44. Sistem Jaringan Jalan dan Pergerakan adalah rancangan pergerakan yang terkait antara jenis-jenis hirarki/kelas jalan yang tersebar pada kawasan perencanaan (jalan lokal/lingkungan) dan jenis pergerakan yang melalui, baik masuk dan keluar kawasan, maupun masuk dan keluar kavling.

45. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum adalah rancangan sistem arus pergerakan kendaraan formal, yang dipetakan pada hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

46. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pribadi adalah rancangan sistem arus pergerakan bagi kendaraan pribadi sesuai dengan hirarki/kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

47. Tata Kualitas Lingkungan adalah rekayasa elemen-elemen kawasan yang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu kawasan atau sub area dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki orientasi tertentu.

48. Sistem Prasarana dan Utilitas Lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat beroperasi dan berfungsi sebagai mana mestinya.

49. Peran Serta Masyarakat adalah keterlibatan masyarakat secara sukarela di dalam perumusan kebijakan dan pelaksanaan keputusan dan/atau kebijakan yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat pada setiap tahap kegiatan pembangunan (perencanaan, desain, implementasi dan evaluasi).

50. Insentif adalah perangkat atau upaya untuk mendorong mewujudkan pemanfaatan ruang sejalan dengan rencana tata ruang.

51. Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.

52. Tim Koordinasi Penataan Ruang Daerah yang selanjutnya disingkat TKPRD adalah Tim yang mempunyai fungsi membantu pelaksanaan tugas Bupati dalam koordinasi penataan ruang di daerah.

Page 10: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

10

53. Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang yang selanjutnya disebut DPUTR adalah perangkat daerah yang menyelenggarakan sub-urusan penataan ruang.

54. Satuan Polisi Pamong Praja yang selanjutnya disebut Satpol PP adalah perangkat daerah yang dibentuk untuk menegakkan Peratutan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah, menyelenggarakan ketertiban umum dan ketentraman, serta menyelenggarakan perlindungan masyarakat.

BAB II

PERAN, FUNGSI, DAN LINGKUP PENGATURAN

Bagian Kesatu Peran dan Fungsi

Pasal 2

Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan pembangunan di Kawasan Palutungan dan penyelaras kebijakan penataan ruang.

Pasal 3

Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan menjadi pedoman untuk:

a. acuan dalam penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

b. acuan dalam pemanfaatan ruang; c. acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan; d. acuan lokasi investasi dalam wilayah yang dilakukan pemerintah,

masyarakat, dan swasta; e. pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang; f. dasar pengendalian pemanfaatan ruang meliputi penetapan

peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;

g. acuan dalam administrasi pertanahan; dan h. pedoman pelestarian lingkungan alami dan keanekaragaman

hayati.

Bagian Kedua

Ruang Lingkup

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi: a. asas, tujuan, fungsi, dan manfaat; b. kedudukan dan jangka waktu; c. wewenang dan tanggung jawab; d. pola pengembangan kawasan dan sifat lingkungan; e. peraturan zonasi; f. perizinan; g. insentif dan disinsentif; h. data dan informasi; i. kerjasama;

Page 11: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

11

j. pengendalian pemanfaatan ruang; k. hak, kewajiban, dan peran masyarakat; dan l. pembinaan dan pengawasan.

Bagian Ketiga

Batasan Lokasi Kawasan

Pasal 5

(1) Lokasi perencanaan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan meliputi Desa Cisantana, Desa Babakanmulya, dan Desa Puncak terletak di Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat.

(2) Luas Kawasan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan adalah 830,81 Ha dengan batas kawasan perencanaan sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kawasan TNGC, Desa Pajambon, Desa Ragawacana

b. Sebelah Selatan : Desa Ciherang dan Desa Tinggar

c. Sebelah Barat : Kawasan TNGC, Desa Sagarahiang, dan Desa Cisukadana

d. Sebelah Timur : Kelurahan Gunungkeling, Kelurahan Cipari, Kelurahan Cigugur, dan Desa Cileuleuy

(3) Peta Lokasi Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I dari Peraturan Bupati ini.

BAB III

TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu Tujuan Penataan Ruang

Pasal 6

Tujuan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan adalah menjadikan sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi yang produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Bagian Kedua Kebijakan Penataan Ruang

Pasal 7

(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 disusun kebijakan penataan ruang.

(2) Kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. penguatan fungsi pusat-sub pusat pelayanan kawasan; b. peningkatan aksesibilitas antar kawasan dan kota;

Page 12: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

12

c. peningkatan pelayanan sistem prasarana yang terpadu, merata dan ramah lingkungan;

d. pengembangan kawasan budidaya yang produktif dan ramah lingkungan; dan

e. meningkatkan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh wilayah.

Bagian Ketiga

Strategi Penataan Ruang

Pasal 8

(1) Untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, disusun strategi penataan ruang Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan.

(2) Strategi penguatan fungsi sub-sub pusat pelayanan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a, meliputi: a. memperkuat peranan pusat pelayanan sosial eknomi skala

kawasan; dan b. mengembangkan tematik kawasan.

(3) Strategi peningkatan aksesibilitas antar kawasan dan kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf b, meliputi: a. memperbaiki dan meningkatkan kualitas dan kuantitas ruas-

ruas jalan utama; b. mengembangkan jaringan jalan baru; c. mengembangkan jalan yang menghubungkan pusat – sub

lingkungan dengan kawasan permukiman; d. menghubungkan jalan antar kawasan permukiman; dan e. meningkatkan pelayanan angkutan masal dan angkutan hasil

produksi (pertanian) antar kawasan dan terminal angkutan penumpang dan hasil produksi.

(4) Strategi peningkatan pelayanan sistem prasarana yang terpadu, merata dan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (2) huruf c, meliputi: a. mengembangkan sistem jaringan sumber daya air yang

memadai; b. mengembangkan sistem pengelolaan air limbah yang ramah

lingkungan; c. mengembangkan sistem pengelolaan sampah terpadu; d. mengembangkan sistem jaringan energi yang handal dan

merata; dan e. mengembangkan prasarana telekomunikasi modern secara

merata.

(5) Strategi pengembangan kawasan budidaya yang produktif dan ramah lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d, meliputi: a. mengembangkan kawasan budidaya pertanian, perikanan,

peternakan dengan konsep terpadu dan produktif; dan b. mengembangkan kawasan perdagangan dan jasa yang lengkap

dan terjangkau dengan pusat-pusat pelayanan.

(6) Strategi meningkatkan ruang terbuka hijau yang proporsional di seluruh wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf e, meliputi:

Page 13: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

13

a. menyediakan ruang terbuka hijau minimal 40% dari luas wilayah;

b. mewajibkan alokasi minimal 40% luas lahan swasta atau masyarakat sebagai kawasan hijau terutama di tepi jalan utama kawasan yang menjadi jalan utama;

c. mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan sempadan;dan

d. mengembangkan ruang terbuka hijau di kawasan rawan bencana dan kawasan resapan air.

BAB IV

KEDUDUKAN

Pasal 9

Kedudukan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan sesuai dengan ketentuan RTRW Kabupaten Kuningan Tahun 2011-2031 yang mengatur pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan kawasan peruntukan.

BAB V

WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

Pasal 10

(1) Pemerintah Daerah dalam Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan berwenang: a. pengaturan, perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan

pengawasan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan;

b. penetapan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang berdasarkan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan;

c. kerjasama dalam penyelenggaraan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan;

d. koordinasian kegiatan antar SKPD/UKPD, instansi pemerintah, dan masyarakat; dan

e. pemberian sanksi terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang sesuai kewenangannya.

(2) Dalam pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kewajiban Pemerintah Daerah sebagai berikut: a. memberikan petunjuk dan bimbingan teknis pelaksanaan

Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan;

b. melaksanakan standar pelayanan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang berdasarkan RTRW dan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan;

c. memberikan arahan dalam pelaksanaan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang; dan

d. menyebarluaskan data dan informasi Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan.

Page 14: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

14

Pasal 11

(1) Wewenang dan kewajiban Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 menjadi tanggung jawab Bupati.

(2) Bupati dalam melaksanakan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), didasarkan pada kebijakan, standar, norma, kriteria, prosedur, dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 12

(1) Wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab Bupati dalam pelaksanaan Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 dilimpahkan secara operasional yang menjadi tugas dan fungsi Kepala SKPD bidang tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Kepala SKPD bidang tata ruang dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berkoordinasi dengan Kepala SKPD, UKPD, dan instansi terkait sesuai kewenangannya.

BAB VI

RENCANA UMUM PEMANFAATAN RUANG DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN

RUANG KAWASAN PALUTUNGAN KABUPATEN KUNINGAN

Bagian Kesatu Peruntukan Lahan

Pasal 13

(1) Rencana pola ruang pada Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan meliputi: a. pembagian kawasan; dan b. ketentuan umum peraturan zonasi.

(2) Pembagian kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu: No. Nama Kawasan Fungsi Luas (Ha) 1 Resapan air Lindung 349,32 2 Rawan letusan gunung api Lindung 150,09 3 Pertanian tanaman pangan pada lahan kering Budidaya 118,13 4 Rawan gerakan tanah Lindung 68,50 5 Peruntukan permukiman perdesaan Budidaya 65,83 6 Pelestarian alam TNGC Lindung 39,42 7 Hutan rakyat Budidaya 12,03 8 Rawan longsor Lindung 10,92 9 Peruntukan tanaman hortikultura Budidaya 7,93

10 Perlindungan setempat (sempadan sungai) Lindung 6,59 11 Penyangga Lindung 0,58 12 Berfungsi lindung Lindung 0,02

(3) Peta Pembagian Pola Ruang Pemanfaatan Ruang dan Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a tercantum dalam Lampiran II dari Peraturan Bupati ini.

(4) ketentuan umum peraturan zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b di kawasan terdiri dari:

Page 15: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

15

a. Kawasan 1 (resapan air) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang yang tidak

mengurangi fungsi lindung kawasan; 2) diperbolehkan melakukan kegiatan pertanian tanaman

semusim atau tahunan yang disertai tindakan konservasi dan agrowisata;

3) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk RTH; 4) diperbolehkan secara terbatas kegiatan pemanfaatan ruang

untuk kegiatan budidaya terbangun penunjang kawasan; 5) luas bangunan maksimum yang diperbolehkan sebesar

10% dari luas kawasan yang diizinkan dengan konstruksi semi permanen dan disesuaikan dengan arsitektur budaya setempat;

6) diperbolehkan membangun jalan dengan lebar badan jalan 4 meter tidak boleh diperkeras;

7) diperbolehkan membangun jalan transportasi dengan lebar badan jalan 6 meter diperkeras dengan batu tidak diaspal dan tidak dibeton;

8) dilarang melakukan kegiatan budidaya termasuk mendirikan bangunan, kecuali bangunan yang menunjang fungsi kawasan dan/atau bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum;

9) dilarang melakukan pengambilan air tanah pada semua kedalaman kecuali untuk keperluan air minum rumah tangga penduduk setempat;

10) dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengurangi daya serap tanah terhadap air; dan

11) dilarang melakukan kegiatan budidaya yang bersifat menutupi infiltrasi air ke dalam tanah.

b. Kawasan 2 (rawan letusan gunung api) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang dengan

mempertimbangkan tipologi bencana; 2) diperbolehkan membangun jalur evakuasi dari

permukiman penduduk; 3) diperbolehkan mendirikan bangunan untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum;dan

4) diperbolehkan secara terbatas kegiatan pendirian bangunan.

c. Kawasan 3 (pertanian tanaman pangan pada lahan kering) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk

permukiman di sekitar kawasan; 2) diperbolehkan melakukan penambahan sarana dan

prasarana pendukung serta pengolahan hasil-hasil pertanian;

3) diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya peternakan, permukiman, dan kegiatan pariwisata; dan

Page 16: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

16

4) diperbolehkan melakukan pengalihfungsian pada lahan pertanian yang tidak produktif menjadi peruntukan lain dilakukan secara selektif tanpa mengurangi kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga fungsi utama, daya dukung, dan kesesuaian dengan aktivitas sekitar.

d. Kawasan 4 (rawan gerakan tanah) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang dengan

mempertimbangkan tipologi bencana; 2) diperbolehkan membangun jalur evakuasi dari

permukiman penduduk; 3) diperbolehkan mendirikan bangunan untuk kepentingan

pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum;dan

4) diperbolehkan secara terbatas kegiatan pendirian bangunan.

e. Kawasan 5 (peruntukan permukiman perdesaan) yaitu: 1) diperbolehkan mendirikan bangunan akomodasi pariwisata

serta sarana sosial ekonomi sesuai kebutuhan; 2) diperbolehkan kegiatan penyediaan sarana pendidikan,

kesehatan, sarana perdagangan dan niaga, kebutuhan sarana ruang terbuka, taman dan lapangan olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

3) diperbolehkan kegiatan pembangunan perumahan dengan ketentuan menyediakan lahan kuburan minimal 5% dari luas areal;

4) dilarang mengembangkan perumahan di kawasan rawan letusan gunung berapi dan kawasan rawan gerakan tanah tinggi; dan

5) dilarang mengembangkan permukiman terutama pada kemiringan lebih besar dari 40%, tikungan sungai, serta alur sungai kering di daerah pegunungan di kawasan rawan longsor dengan tingkat kerawanan tinggi.

f. Kawasan 6 (KSA/KPA TNGC) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk

kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam terbatas pada zona rimba, pariwisata dan rekreasi alam pada zona pemanfaatan, serta zona pemanfaatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2) dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona inti TNGC meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti TNGC, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli; dan

3) dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi zona pemanfaatan dan zona lain dari TNGC.

Page 17: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

17

g. Kawasan 7 (hutan rakyat) yaitu: 1) diperbolehkan secara terbatas kegiatan pemanfaatan hasil

hutan untuk menjaga kestabilan neraca sumberdaya kehutanan;

2) diperbolehkan secara terbatas kegiatan pendirian bangunan untuk menunjang kegiatan pemanfaatan hasil hutan; dan

3) diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk dikonversi menjadi hutan produksi.

h. Kawasan 8 (rawan longsor) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang dengan

mempertimbangkan tipologi bencana; 2) diperbolehkan membangun jalur evakuasi permukiman

penduduk; dan 3) diperbolehkan secara terbatas kegiatan pendirian

bangunan kecuali untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana dan kepentingan umum.

i. Kawasan 9 (peruntukan tanaman hortikultura) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pola tanam monokultur,

tumpangsari, dan tumpang gilir; 2) diperbolehkan melakukan tindakan konservasi berkaitan

dengan vegetatif dan sipil teknis, yaitu pembuatan pematang, terasering, dan saluran drainase;

3) diperbolehkan melakukan pengendalian secara ketat konversi lahan sawah beririgasi non teknis untuk keperluan infrastruktur strategis; dan

4) dilarang melakukan alih fungsi lahan sawah beririgasi teknis yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan.

j. Kawasan 10 (sempadan sungai) yaitu: 1) diperbolehkan melakukan pemanfaatan ruang untuk RTH; 2) diperbolehkan melakukan kegiatan yang dapat

memperkuat fungsi perlindungan sempadan sungai dan tidak mengubah fungsi kegiatannya di masa mendatang;

3) diperbolehkan melakukan kegiatan yang tidak memanfaatkan lahan secara luas;

4) dilarang mendirikan bangunan pada sempadan sungai kecuali bangunan yang menunjang fungsi sempadan sungai dan/atau bangunan yang merupakan bagian dari suatu jaringan atau transmisi bagi kepentingan umum;dan

5) dilarang melakukan kegiatan yang secara sengaja dan jelas menghambat arah dan intensitas aliran air.

Bagian Kedua Intensitas Pemanfaatan Lahan

Pasal 14

(1) Pengaturan Intensitas Pemanfaaatan Lahan di kawasan perencanaan meliputi: a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum; b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum; dan c. Koefisien Dasar Hijau (KDH).

Page 18: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

18

(2) Pengaturan KDB maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Kawasan Resapan Air maksimum 10%, sedangkan untuk kawasan lainnya melalui pertimbangan TKPRD.

(3) Pengaturan KLB maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b melalui pertimbangan TKPRD.

(4) Pengaturan KDH minimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c melalui pertimbangan TKPRD.

Bagian Ketiga

Tata Bangunan

Pasal 15

(1) Rencana tata bangunan pada kawasan perencanaan meliputi: a. pengaturan orientasi bangunan; b. pengaturan langgam/gaya arsitektur; c. pengaturan ketinggian bangunan maksimum; d. pengaturan garis sempadan bangunan; dan e. pengaturan garis sempadan sungai.

(2) Pengaturan orientasi bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yang berada pada koridor jalan ditetapkan ke arah muka atau tegak lurus menghadap jalan.

(3) Pengaturan langgam/gaya arsitektur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. langgam/gaya arsitektur khas lokal pada bangunan

perkantoran pemerintah dan sarana pelayanan umum; b. langgam/gaya arsitektur bernuansa budaya lokal pada sarana

wisata; dan c. langgam/gaya arsitektur modern pada bangunan perumahan

dan perdagangan dan jasa.

(4) Pengaturan ketinggian bangunan maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c melalui pertimbangan TKPRD, dan untuk ketinggian pagar maksimal 1,5 meter.

(5) Pengaturan garis sempadan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dengan perhitungan ½ badan jalan (meter) + 1 (meter) dari tepi ruang milik jalan. Gambar ilustrasi pengaturan garis sempadan bangunan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d tercantum dalam Lampiran III dari Peraturan Bupati ini.

(6) Pengaturan garis sempadan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e ditetapkan: a. Sungai bertanggul sekurang-kurangnya 5 (lima) meter

disebelah luar sepanjang kaki tanggul; dan b. Sungai tidak bertanggul ditetapkan:

i. Sungai besar, yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran seluas 500 (lima ratus) km atau lebih, sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter; dan

ii. Sungai kecil, yaitu sungai yang mempunyai daerah pengaliran kurang dari 500 (lima ratus) km, sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) meter.

Page 19: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

19

Bagian Keempat Rencana Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Pasal 16

(1) Rencana sirkulasi dan jalur penghubung pada kawasan perencanaan meliputi: a. jaringan jalan; b. sirkulasi kendaraan; c. sirkulasi pejalan kaki; dan d. sistem perparkiran.

(2) Rencana jaringan jalan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a di kawasan perencanaan meliputi: a. Jalan ruas Cigugur – Palutungan - Desa Puncak sebagai jalan

kabupaten yang direncanakan sebagai berikut: 1. jalan ruas Cigugur - Palutungan terbagi ke dalam 2 jalur

dan 2 lajur; 2. lebar jalan ruas puncak adalah 12 meter; dan 3. lebar setiap lajur adalah 6 meter.

b. Jalan ruas Cipari – Cisantana sebagai jalan kabupaten yang direncanakan sebagai berikut: 1. jalan ruas Cipari – Cisantana terbagi ke dalam 2 jalur dan

2 lajur; 2. lebar jalan ruas Cipari – Cisantana adalah 12 meter; dan 3. lebar setiap lajur adalah 6 meter.

c. Jalan sebagai jalan lingkungan dengan status Jalan Kabupaten direncanakan dengan lebar 6 meter.

(3) Rencana sirkulasi kendaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. sirkulasi kendaraan dipertahankan untuk dua arah; b. sirkulasi kendaraan pribadi dapat melalui seluruh jalan di

kawasan palutungan; dan c. sirkulasi kendaraan umum hanya melalui jalan ruas Cigugur

- Palutungan dan berhenti di setiap halte/tempat pemberhentian angkutan umum.

(4) Rencana sirkulasi pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi penyediaan jalur pejalan kaki pada dua sisi jalan ruas Cigugur – Palutungan – Puncak dan jalan ruas Cipari - Cisantana dengan lebar 1 meter dan ketinggian 10-25 centimeter.

(5) Panduan rancangan sirkulasi pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi: a. bahan material; dan b. kelengkapan.

(6) Bahan material sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a meliputi: a. tidak licin; b. dapat menyerap air; c. mudah perawatan; d. kuat; dan e. dengan motif dan pola yang sesuai dengan nuansa lokal.

(7) Kelengkapan sebagaimana dimaksud ayat (5) huruf b meliputi: a. fasilitas jalan (kursi dan tempat sampah); b. elemen petunjuk jalan (rambu-rambu lalu-lintas); c. elemen pengarah;

Page 20: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

20

d. elemen perabot ruang luar; dan e. peneduh pada fasilitas sirkulasi pejalan kaki.

(8) Rencana sistem perparkiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d meliputi rencana parkir di luar jalan/off street dengan arahan: a. parkir kendaraan terletak di pelataran parkir dalam lahan

bangunan, baik di ruang terbuka maupun di dalam bangunan; b. pelataran parkir dapat disediakan baik di halaman depan

bangunan maupun di samping maupun di belakang bangunan;

c. sistem parkir juga dapat dilakukan dengan menyediakan kantong-kantong parkir dengan aksesibilias ke segala arah dan dapat mengakses langsung ke jalur pejalan kaki; dan

d. pelataran parkir diluar bangunan menggunakan material yang dapat menyerap air dan dilengkapi dengan tata vegetasi yang teduh.

Bagian Kelima Mitigasi Bencana

Pasal 17

(1) Rencana mitigasi bencana pada kawasan perencanaan meliputi: a. penentuan ruang evakuasi bencana/titik kumpul; dan b. penentuan jalur dan arah evakuasi bencana.

(2) Penentuan ruang evakuasi bencana/titik kumpul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diarahkan pada ruang terbuka yang terdapat di lokasi yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah.

(3) Penentuan jalur dan arah evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah menggunakan jaringan jalan yang ada.

(4) Penentuan jalur dan arah evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran IV dari Peraturan Bupati ini.

BAB VII

RENCANA PENANAMAN MODAL DAN IZIN

Pasal 18

(1) Rencana penanaman modal adalah semua kegiatan pembangunan sebagai implementasi Pemanfaatan Ruang dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan Palutungan Kabupaten Kuningan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kuningan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Kuningan.

(2) Setiap orang yang akan melakukan pemanfaatan ruang wajib memiliki izin dari Bupati yang telah dilimpahkan kewenangannya secara operasional menjadi tugas Kepala SKPD dan/atau instansi terkait sesuai fungsinya.

(3) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan setelah mendapatkan pertimbangan dari TKPRD.

Page 21: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

21

(4) Izin pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberikan Kepala SKPD bidang perizinan dan/atau instansi terkait sesuai jenis kegiatan yang dilakukan dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VIII KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

DI KAWASAN LINDUNG DILAKUKAN MELALUI PENGAWASAN DAN PENERTIBAN

Pasal 19

(1) Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui tahapan penetapan: a. peraturan zonasi; b. perizinan; c. pemberian insentif; dan d. pemberian disinsentif.

(2) Peraturan zonasi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap peruntukan yang penetapan kawasannya dalam rencana tata ruang.

(3) Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah perizinan pemanfaatan ruang sebagai upaya pengendalian dan penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang melalui TKPRD.

(4) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c adalah sebagai imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, dalam bentuk: a. keringanan pajak; b. pemberian kompensasi; c. imbalan; d. penyediaan infrastruktur; e. kemudahan prosedur perizinan; atau f. penghargaan.

(5) Pemberian disinsentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d adalah sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, dalam bentuk: a. pengenaan pajak yang tinggi; b. pembatasan penyediaan infrastruktur; c. pengenaan kompensasi; atau d. penalti.

BAB IX PENGELOLAAN KAWASAN

Pasal 20

(1) Pedoman pengendalian pengelolaan kawasan dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

Page 22: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

22

(2) Ketentuan pedoman pengendalian pelaksanaan pengelolaan kawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. ketentuan umum peraturan zonasi; b. ketentuan perizinan; c. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif; dan d. arahan pengenaan sanksi.

(3) Bagian yang mengatur mekanisme kerja, fungsi, dan tata peran pengelola dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Kuningan beserta dengan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kuningan.

BAB X PROGRAM BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Bagian Kesatu Kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Pasal 21

(1) Setiap penyelenggaraan pemanfaatan ruang yang berada pada Kawasan Palutungan yang memenuhi kriteria penyusunan AMDAL harus mengikuti ketentuan dalam peraturan ini.

(2) Setiap penyelenggaraan pemanfaatan ruang yang berada pada Kawasan Palutungan yang memenuhi kriteria penyusunan AMDAL harus dilakukan penyusunan AMDAL/UKL/UPL sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kedua

Partisipasi Masyarakat

Pasal 22

(1) Partisipasi masyarakat dalam pemanfaatan rencana adalah: a. pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara berdasarkan

peraturan perundang-undangan, agama, adat, atau kebiasaan berlaku;

b. bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan;

c. penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan rencana;

d. konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lain untuk tercapainya pemanfaatan kawasan yang berkualitas;

e. pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana; f. perubahan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan

rencana; g. pemberian usulan dalam penentuan lokasi dan bantuan

teknik dalam pemanfaatan ruang; dan h. kegiatan menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian

fungsi lingkungan kawasan.

(2) Partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan rencana adalah: a. pengawasan terhadap pemanfaatan ruang kawasan,

termaksud pemberian informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang kawasan; dan

Page 23: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;

23

b. bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban dalam kegiatan pemanfaatan ruang kawasan dan peningkatan kualitas pemanfaatan ruang kawasan.

BAB XI KETENTUAN PENUTUP

Pasal 23

Peraturan Bupati Kuningan ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati Kuningan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di Kuningan

pada tanggal: 16 Nopember 2020

BUPATI KUNINGAN,

ACEP PURNAMA

Diundangkan di Kuningan

pada tanggal : 16 Nopember 2020

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN KUNINGAN

DIAN RACHMAT YANUAR

BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2020 NOMOR 84

Page 24: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
Page 25: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
Page 26: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
Page 27: TENTANG PEMANFAATAN RUANG DAN ......Analisis Mengenai Dampak Lingkungan; 18.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;