tenggelamnya one day no rice

3
Tenggelamnya One Day No Rice Oleh : Muhammad Husni (Nutrisionis Puskesmas Cipayung Depok) One Day No Rice (ODNR) adalah sebuah program yang dicanangkan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail demi menggalakkan diversifikasi pangan di Kota Depok. Program ini diawali dengan diterbitkannya SK Walikota Depok No. 010/27-um tanggal 10 Februari 2012 yang memerintahkan seluruh penjual makanan di kantin di Balai Kota Depok untuk tidak menjual nasi yang terbuat dari beras setiap hari selasa, namun menyediakan makanan pengganti seperti kentang , singkong , dan umbi-umbian lainnya. Kebijakan ini muncul setelah diskusi antara Nur Mahmudi Ismail dan profesor Djoko Said Damardjati mengenai kesuksesan program serupa di Korea Selatan. Melalui program One Day No Rice ini, masyarakat diminta untuk mengurangi konsumsi beras dan beralih ke makanan pokok lain seperti umbi-umbian yang sebenarnya tersedia dalam jumlah besar di pasar tradisional. Program ini telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah pusat dan penghargaan rekor MURI. Nur Mahmudi Ismail juga telah didaulat sebagai Walikota teladan karena pelaksanaan program ini. Program ini bahkan telah diliput oleh saluran televisi internasional, CNN . Menteri Pertanian mempertimbangkan program ini untuk menjadi program nasional. Tanggapan dari masyarakat pun beragam, ada yang menerima dan ada juga yang menganggap sinis dengan program tersebut. Banyak yang menganggap program ini merupakan program pencitraan saja karena banyak masyarakat yang masih mengonsumsi nasi setiap hari selasa. Bahkan dilingkungan Balai Kota pun banyak Pegawai Negeri Sipil yang masih “mencari” nasi diluar lingkungan Balai Kota. Namun itu bukanlah kesalahan, karena hal itu merupakan pilihan. Pilihan untuk terus mengonsumsi nasi ataupun tidak. Perlu diketahui, salah satu tujuan program ini adalah untuk diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah sebuah program

Upload: muhammad-husni

Post on 24-Jan-2017

147 views

Category:

Health & Medicine


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tenggelamnya one day no rice

Tenggelamnya One Day No Rice

Oleh : Muhammad Husni (Nutrisionis Puskesmas Cipayung Depok)

One Day No Rice (ODNR) adalah sebuah program yang dicanangkan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail demi menggalakkan diversifikasi pangan di Kota Depok. Program ini diawali dengan diterbitkannya SK Walikota Depok No. 010/27-um tanggal 10 Februari 2012 yang memerintahkan seluruh penjual makanan di kantin di Balai Kota Depok untuk tidak menjual nasi yang terbuat dari beras setiap hari selasa, namun menyediakan makanan pengganti seperti kentang, singkong, dan umbi-umbian lainnya. Kebijakan ini muncul setelah diskusi antara Nur Mahmudi Ismail dan profesor Djoko Said Damardjati mengenai kesuksesan program serupa di Korea Selatan. Melalui program One Day No Rice ini, masyarakat diminta untuk mengurangi konsumsi beras dan beralih ke makanan pokok lain seperti umbi-umbian yang sebenarnya tersedia dalam jumlah besar di pasar tradisional. Program ini telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari pemerintah pusat dan penghargaan rekor MURI. Nur Mahmudi Ismail juga telah didaulat sebagai Walikota teladan karena pelaksanaan program ini. Program ini bahkan telah diliput oleh saluran televisi internasional, CNN. Menteri Pertanian mempertimbangkan program ini untuk menjadi program nasional.

Tanggapan dari masyarakat pun beragam, ada yang menerima dan ada juga yang menganggap sinis dengan program tersebut. Banyak yang menganggap program ini merupakan program pencitraan saja karena banyak masyarakat yang masih mengonsumsi nasi setiap hari selasa. Bahkan dilingkungan Balai Kota pun banyak Pegawai Negeri Sipil yang masih “mencari” nasi diluar lingkungan Balai Kota. Namun itu bukanlah kesalahan, karena hal itu merupakan pilihan. Pilihan untuk terus mengonsumsi nasi ataupun tidak.

Perlu diketahui, salah satu tujuan program ini adalah untuk diversifikasi pangan. Diversifikasi pangan adalah sebuah program yang mendorong masyarakat untuk memvariasikan makanan pokok yang dikonsumsinya sehingga tidak terfokus pada satu jenis. Di Indonesia, diversifikasi pangan dimaksudkan untuk memvariasikan konsumsi masyarakat Indonesia agar tidak terfokus pada nasi.  Indonesia memiliki beragam hasil pertanian yang sebenarnya bisa difungsikan sebagai makanan pokok seperti sukun, ubi, talas, dan sebagainya yang dapat menjadi faktor pendukung utama diversifikasi pangan.  Diversifikasi pangan pada pemerintahan Indonesia menjadi salah satu cara untuk menuju swasembada beras dengan minimalisasi konsumsi beras sehingga total konsumsi tidak melebihi produksi. Definisi diversifikasi pangan tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan.

Makan beragam merupakan salah satu pilar dalam gizi seimbang. Makan beragam dalam ilmu gizi dimaksudkan untuk menutupi kebutuhan zat gizi yang tidak dimiliki oleh bahan makanan lain. Misalkan jika seseorang makan nasi terlalu banyak yang merupakan sumber karbohidrat maka dikhawatirkan akan terkena penyakit diabetes mellitus dikemudian hari. Selain

Page 2: Tenggelamnya one day no rice

itu tubuh tidak hanya membutuhkan karbohidrat, namun juga membutuhkan protein, lemak, vitamin dan mineral. Oleh karena itu, dalam mengonsumsi suatu makanan diharuskan ada sumber karbohidrat, sumber protein (ayam, ikan, telur, daging, tahu, tempe, kacang-kacangan), sumber lemak, sayuran dan buah agar kebutuhan zat gizi harian kita terpenuhi.

Selain itu, program ODNR ini sebenarnya juga bisa menurunkan tingkat obesitas di masyarakat. Masalah gizi saat ini tidak hanya gizi buruk saja namun sudah mulai bergeser ke stunting (pendek) dan kegemukan (obesitas). Mengurangi makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan berlemak diyakini bisa menurunkan berat badan atau menjaga berat badan tetap ideal disamping harus tetap berolahraga secara rutin.

Namun lebih kurang satu minggu setelah dilantik, Walikota Depok yang baru memutuskan untuk meniadakan lagi program ODNR setiap selasa yang menyebabkan “tenggelamnya ODNR”. Tentu saja hal ini mendapat sambutan luar biasa dari para pegawai Kota Depok. Perlu ditekankan penulis tidaklah memihak salah satu pihak. Keputusan untuk meniadakan atau tetap melanjutkan program ODNR tetap penulis dukung.

Namun penulis berharap program penganekaragaman tetap berjalan di Kota Depok, yang mana konsep makan beragam merupakan pilar gizi seimbang. Makan beragam untuk tubuh tetap sehat.