telaahan rssib

Upload: anita-siipencintapersib-sakamshinna

Post on 16-Mar-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rs

TRANSCRIPT

TELAAH

PENAMBAHAN RUANGAN UNTUK MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM RSSIBPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGSalah satu upaya pembangunan manusia Indonesia seutuhnya adalah mempersiapkan individu-individu yang akan lahir. Ini merupakan upaya panjang yang kompleks dan melibatkan banyak unsur masyarakat.Kerjasama dan koordinasi yang terlibat tanggung jawab tersebut harus terus dikuatkan dengan dorongan yang terus menerus dalam rangka mencapai tujuan bersama yaitu turunnya angka kematian bayi dan ibu.

Survei Demografi Kesehatan Indonesia pada 2012, AKI mencapai 359 per 100 ribu penduduk atau meningkat sekitar 57 persen bila dibandingkan dengan kondisi pada 2007, yang hanya sebesar 228 per 100 ribu penduduk dan AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan target RPJMN Kementerian Kesehatan 2014 adalah AKI 118 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup.

Seperti diketahui Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dengan penurunan relatif sangat lambat menurut survey 2002-2003. Angka kematian neonatal adalah 20 per 1000 kelahiran hidup, dalam setiap jam terdapat 10 kematian neonatal. Keadaan tersebut diakibatkan oleh penyebab utama kematian yang sebenarnya dapat dicegah melalui pendekatan deteksi dini dan penatalaksanaan yang tepat.Meningkatkan penyediaan pelayanan essensial dalam rangka menyelamatkan nyawa ibu, bayi baru lahir dan anak harus menjadi komitmen dokter, paramedik, perencana, manajer dan LSM.

Salah satu upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk menurunkan AKI dan AKB di antaranya melalui program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi (RSSIB) berdasarkan KEPMENKES RI NO 603/MENKES/SK/VII/2008 tentang Pemberlakukan pedoman pelaksanaan program rumah sakit sayang ibu dan bayi. Untuk memantapkan pelaksanaan program RSSIB ini, perlu kerja sama seluruh pemangku kepentingan di mana pembinaan dan evaluasi perlu dilakukan terus menerus dan berkesinambungan untuk menjamin program akan dapat terus berlanjut.

Program RSSIB ini bukan hanya milik Kementerian Kesehatan. Untuk menjamin pelaksanaan program secara berkesinambungan, membutuhkan keikutsertaan masyarakat dan berbagai lintas program.

Program ini menekankan pada upaya peningkatan mutu pelayanan ibu dan bayi di rumah sakit dengan melaksanakan 10 langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna. di harapkan program ini nantinya dapat mempercepat penurunan AKI dan AKB di Indonesia.

Sepuluh langkah perlindungan ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna menuju rumah sakit sayang ibu dan bayi, adalah :

1. Ada kebijakan tertulis tentang manajemen yang mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi termasuk pemberian ASI eksklusif dan perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR.

2. Menyelenggarakan pelayanan antenatal termasuk konseling kesehatan maternal dan neonatal

3. Menyelenggarakan persalinan bersih dan aman serta penanganan pada bayi baru lahir dengan inisiasi menyusu dini dan kontak kulit ibu dan bayi.

4. Menyelenggarakan pelayanan obstetrik dan neonatal emergensy komprehensif (PONEK).

5. Menyelenggarakan pelayanan adekuat untuk nifas, rawat gabung termasuk membantu ibu menyusui yang benar dan pelayanan neonatus sakit.

6. Menyelenggarakan pelayanan rujukan dua arah dan membina jejaring rujukan pelayanan ibu dan bayi dengan sarana kesehatan lain.

7. Menyelenggarakan pelayanan immunissasi bayi dan tumbuh kembang

8. Menyelenggarakan pelayanan keluarga berencana termasuk pencegahan dan penanganan kehamilan yang tidak di inginkan serta kesehatan reproduksi lainnya.

9. Menyelenggarakan audit maternal dan perinatal rumah sakit secara periodik dan tindak lanjut.

10. Memberdayakan kelompok pendukung ASI dalam menindak lanuti pemberian ASI eksklusif dan PMK pada BBLR.TATALAKSANA INISIASI MENYUSU DINI (WABA2007 Leaflet UNICEF IMD 2007):

1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu saat melahirkan (ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised,2006).2. Dalam menolong ibu saat melahirkan, disarankan untuk tidak atau mengurangi mempergunakan obat kimiawi (Dimkin & OOhara; AmericanJournalof ObstreticandGynocology 2002).

3. DIKERINGKAN secepatnya terutama kepalanya, KECUALI TANGANNYA , tanpa menghilangkan lemak putih (vernix) (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, d 2006 and UNICEF India 2007). Mulut dan hidung dibersihkan,tali pusat diikat.

4. Bila tak memerlukan resusitasi, bayi DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.

5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri (WABA 2008).

6. Ibu didukung dan bilaperlu dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.

7. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama PALING TIDAK SATU JAM atau lebih sampai proses menyusu awal selesai (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).

8. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, DEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 menit atau 1 jam lagi (WABA 2007).

9. Setelah KONTAK KULIT IBU-BAYI SETIDAKNYA 1JAM, atau lebih, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, diberi vit K dan dicap/tanda.

10. RAWAT GABUNG BAYI: Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng

Dalam upaya pelayanan perinatal terpadu, asuhan pediatri dan obstetri harus diberikan melalui kerjasama yang harmonis untuk mencapai tujuan utama yaitu persalinan bersih dan aman serta kelangsungan hidup neonatus yang lebih baik.Poin penting kerjasama antara Tim Obstetri dan Neonatal bagi kesehatan ibu dan neonatus adalah: Penting bagi petugas kesehatan untuk mengenali kondisi obstetri yang mungkin mempengaruhi kesehatan neonatus. Perlu kerjasama yang harmonis antara bagian kebidanan dan neonatologi untuk mencapai tujuan bersama dalam menolong persalinan bayi yang memerlukan asuhan khusus. Kerjasama ini akan memastikan lingkungan persalinan yang sesuai dan ketersediaan tenaga profesional untuk memenuhi kebutuhan neonatus. Persiapan dan rencana rujukan bayi khusus tetapi tidak tersedia pada fasilitas pelayanan primer harus disiapkan jauh hari sebelumnya agar pemilihan fasilitas dan hasil penanganan rujukan berjalan efektif. Peluang bayi untuk tetap hidup akan sangat baik jika asuhan yang diperlukan tersedia di fasilitas kesehatan tempat mereka dilahirkan. Hasil terbaik bagi ibu dan neonatus tercapai jika tenaga kesehatan asuhan obstetri dan neonatus menunjukkan kerjasama dan saling menghargai dan berdasarkan pada prinsip pengelolaan yang sama. Hal ini untuk mengindari akan terjadinya saling menyalahkan. Keberhasilan selalu merupakan hasil pencapaian bersama. Tenaga kesehatan asuhan neonatus akan mencapai hasil yang terbaik jika memiliki sistem pendukung yang diperlukan untuk membantu mereka melakukan diagnosa dan perawatan neonatus. Antisipasi komplikasi neonatus berdasarkan informasi yang diterima kesehatan ibu akan membantu pemberi asuhan neonatus untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

B. PENGERTIANRumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada Ibu dan Bayi , dimana sistem pelayanannya mendukung upaya peningkatan harmonisasi dan sinergi dalam mewujukan pelayanan profesional ibu dan bayi menuju tingkat yang mampu mewujudkan perlindungan Ibu dan Bayi sebagai basic mewujukan generasi Indonesia yang berkualitas.II. TUJUANMeningkatkan mutu pelayanan kesehatan Ibu dan bayi secara terpadu dan paripurna, dengan tujuan akhir menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi, lebih khusus dijabarkan sbb :1. Mengembangkan standard perlindungan Ibu dan Bayi secara terpadu paripurna.2. Meningkatkan kesiapan baik manajemen dan petugas kesehatan melaksanakan PONEK 24 jam.3. Membina puskesmas jejaring (PONED).4. Mempromosikan secara maksimal IMD (Inisiasi Menyusu Dini), PMK (Perawatan Metode Kanguru) pada BBLR, ASI eksklusif.5. Mengembangkan layanan lain yang mendukung perlindungan kesehatan Ibu dan Bayi.6. Membina kerjasama lintas sektor dan menjalin kerjasama dengan kelompok pendukung ASI.III. SASARAN1. Tim Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi sebagai pengemban tugas untuk melakukan pembinaan.2. Petugas kesehatan baik dari RSUD R SYAMSUDIN SH, Puskesmas, Dinas maupun Rumah Sakit lain dalam satu ruang lingkup rujukan.3. Penentu kebijakan termasuk para pengambil keputusan dan administrasi dari eksekutif dan legislatif.4. Para Kader kesehatan, posyandu PKK, dan lain-lain kelompok pendukung ASI.5. Penderita dan keluarganya.6. Masyarakat umum.IV. SUMBER DAYA1. Dukungan manajemen tentang kesehatan Ibu dan Bayi SK (RSSIB,PONEK,AMP,10 Langkah Perlindungan Ibu Dan Bayi, 10 Langkah Keberhasilan Menyusui). Ketenagaan terkait pelayanan Ibu dan Bayi/Anak :- Bidan : 65 orang, termasuk di dalamnya bidan yang non shift 6 orang- Dokter Umum IGD : 8 orang- Dokter Umum Ruangan : 2 orang- Dokter Spesialis Anak : 2 orang- Dokter Spesialia Obsgin : 4 orang- Terapis wicara : 2 orang- Psikolog : 1 orang2. Peralatan Pendukung USG abdomen Dopler NST USG TV Resusitasi set Inkubator Ruang Therafi Musik Tape recorder Peralatan SDIDTK Ruangan senam hamil dan senam nifas Ruang immunisasi Ruang laktasi dan penkes Monitor Oximetri Ventilator Infant Warmer Mobile X rayV. PROGRAM RUMAH SAKIT SAYANG IBU DAN BAYI

I. PENINGKATAN PELAYANAN IBU HAMIL( PERSIAPAN ANTENATAL:1. Ruang Poli Hamil terpisah dari ruang periksa ginekologi2. Kelas antenatal terpadu ( melibatkan psikolog), dengan agenda :- Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan Ibu dan Pelayanan KB- Terafi musik - Perawatan payudara dan Laktasi - Imunisasi TT- Senam Hamil ( hari di tentukan)

II. PENINGKATAN PELAYANAN IBU BERSALIN1. Dokter jaga spesialis Obsgin 24 jam terpisah antara jaga ruangan dan jaga OK.2. Ruangan yang bersih dan memadai.3. Persalinan dengan pendampingan keluarga.4. Penyuluhan kelompok- Perawatan nifas- Perawatan payudara- Keluarga barencana5. Senam nifas6. Penanganan kegawatan sedini mungkin mulai dari IGD7. Rawat Gabung8. Konsultasi psikolog jika ada gangguan

III. PENINGKATAN PELAYANAN BAYI1. Ruangan memadai2. Program IMD (Inisiasi Menyusu Dini)3. PMK ( Perawatan Metode Kanguru) untuk BBLR4. Imunisasi bayi5. Penyuluhan pembelajaran cara menyusui dan merawat bayi6. Pijat bayi sehat7. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak8. Pemantauan tumbuh kembang9. Mendorong ASI eksklusif.IV. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN1. Pembinaan petugas kesehatan2. Pelatihan/refreshing PONEK untuk petugas rumah sakit3. Pembinaan Puskesmas PONEDV. KERJASAMA DAN PEMBINAAN LINTAS SEKTOR1. Pembinaan kelompok pendukung ASI/kader2. Memberdayakan kelompok pendukung ASI (kader/posyandu), dengan 3. Memberikan rujukan ke bawah ibu ibu sehabis melahirkan.4. Audit maternal perinatal bersama dinas kesehatan.5. Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan anak.Di pandang perlu untuk mendukung keberhasilan program RSSIB, dengan itu di butuhkan beberapa poliklinik baru di bawah ObsGyn untuk mengoptimalkan pelayanan kebidanan. Penambahan Poliklinik itu diantaranya :

1. Ruang Poli Hamil terpisah dari ruang periksa ginekologi- Poliklinik Hamil dikelola oleh bidan sebanyak 3 orang yang non shift

Kelas antenatal terpadu ( melibatkan psikolog), dengan agenda :- Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan Ibu dan Pelayanan KB

- Terafi musik - Perawatan payudara dan Laktasi - Imunisasi TT- Senam Hamil ( hari di tentukan)

II. PENINGKATAN PELAYANAN IBU BERSALIN1. Dokter jaga spesialis Obsgin 24 jam terpisah antara jaga ruangan dan jaga OK.2. Ruangan yang bersih dan memadai.3. Persalinan dengan pendampingan keluarga.4. Penyuluhan kelompok- Perawatan nifas- Perawatan payudara- Keluarga barencana5. Senam nifas6. Penanganan kegawatan sedini mungkin mulai dari IGD7. Rawat Gabung8. Konsultasi psikolog jika ada gangguan

III. PENINGKATAN PELAYANAN BAYI1. Ruangan memadai2. Program IMD (Inisiasi Menyusu Dini)3. PMK ( Perawatan Metode Kanguru) untuk BBLR4. Imunisasi bayi5. Penyuluhan pembelajaran cara menyusui dan merawat bayi6. Pijat bayi sehat7. Pemeliharaan kesehatan bayi dan anak8. Pemantauan tumbuh kembang9. Mendorong ASI eksklusif.IV. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN1. Pembinaan petugas kesehatan2. Pelatihan/refreshing PONEK untuk petugas rumah sakit3. Pembinaan Puskesmas PONEDV. KERJASAMA DAN PEMBINAAN LINTAS SEKTOR1. Pembinaan kelompok pendukung ASI/kader2. Memberdayakan kelompok pendukung ASI (kader/posyandu), dengan 3. Memberikan rujukan ke bawah ibu ibu sehabis melahirkan.4. Audit maternal perinatal bersama dinas kesehatan.5. Pelaksanaan deteksi dini tumbuh kembang bayi dan anak.

Telaah rssib

[Type text]Page 7