tektonik lempeng kolisi
DESCRIPTION
tektonikTRANSCRIPT
TEKTONIK LEMPENG KOLISI
Ahmad Munawwar S (111.130.197) Teknik Geologi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Ada tiga jenis batas lempeng yang
berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain.
Tiga jenis ini masing-masing berhubungan
dengan fenomena yang berbeda di
permukaan.
Gambar 1. Tektonik Lempeng
Tiga jenis batas lempeng tersebut
adalah:
1. Batas Divergen
Gambar 2. Batas divergen tektonik
lempeng
terjadi pada dua lempeng tektonik yang
bergerak saling memberai (break apart).
Ketika sebuah lempeng tektonik pecah,
lapisan litosfer menipis dan terbelah,
membentuk batas divergen. Pada lempeng
samudra, proses ini menyebabkan
pemekaran dasar laut (seafloor spreading).
Sedangkan pada lempeng benua, proses ini
menyebabkan terbentuknya lembah
retakan (rift valley) akibat adanya celah
antara kedua lempeng yang saling menjauh
tersebut. Pematang Tengah-Atlantik (Mid-
Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh
divergensi yang paling terkenal, membujur
dari utara ke selatan di sepanjang Samudra
Atlantik, membatasi Benua Eropa dan
Afrika dengan Benua Amerika.
2. Batas Konvergen
Gambar 3. Konvergen lempeng benua-
samudra (Oceanic-Continental)
Gambar 4. Konvergen lempeng samudra
—samudra (Oceanic—Oceanic)
Gambar 5. Konvergen lempeng benua—
benua (Continental—Continental)
Terjadi apabila dua lempeng
tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak
bumi, yang mengakibatkan keduanya
bergerak saling menumpu satu sama lain
(one slip beneath another). Wilayah
dimana suatu lempeng samudra terdorong
ke bawah lempeng benua atau lempeng
samudra lain disebut dengan zona
tunjaman (subduction zones). Di zona
tunjaman inilah sering terjadi
gempa.Pematang gunung-api (volcanic
ridges) dan parit samudra (oceanic
trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Konvergen terdiri dari tiga macam
batas tumbukan, yaitu:
a. Batas menunjam (subduction)
Subduksi adalah batas antar
lempeng, dimana kerak samodera
menunjam di bawah kerak benua ataupun
kerak samodera. Jika kerak samodera
menunjam di bawah kerak samodera, maka
akan menghasilkan suatu sistem busur
kepulauan (island arc system) atau disebut
juga busur magmatik dan juga terbentuk
melange serta busur cekungan.
b. Batas anjakan (obduction)
Obduksi adalah batas antar
lempeng yang saling mendekat dengan
kenampakan kerak benua menunjam di
bawah kerak samodera. Ada beberapa
hipotesis tentang mula terjadi obduksi,
yang paling memungkinkan adalah bahwa
diawali oleh penunjaman kerak samodera
dengan kerak benua di belakangnya, di
bawah kerak samodera. Penunjaman bisa
terjadi karena perubahan dari batas
lempeng divergen menjadi konvergen.
Kelanjutan penunjaman membawa kerak
benua berbenturan dengan kerak samodera
dan pada awalnya, kerak samodera naik ke
atas kerak benua, sebelum akhirnya
penunjaman di tempat itu berhenti dan
berpindah ke tempat lain yang dapat
mengakomodasi con vergensi antar
lempeng.
c. Batas tumbukan (collision)
Pada penunjaman kerak samodera
yang membawa kerak benua di
belakangnya ke bawah kerak benua, jika
hal ini berlanjut, maka akan terjadi
tumbukan antar kerak benua. Tumbukan
tersebut dapat mengakibatkan
terbentuknya suatu relief yang tinggi
seperti Himalaya. Pada batas kolisi
(suture) sering tersisa pecahan kerak
samodera (ofiolit). Kenampakan hasil
tumbukan termuda yang dijumpai di dunia
adalah Pegunungan Himalaya, sedangkan
yang relatif lebih tua adalah Pegunungan
Appalachia, Kaledonid, Alpen dan Ural.
Penebalan kerak benua dapat terjadi
karena pensesaran naik yang berjenjang
dan saling menumpang (imbrikasi).
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik
bergerak saling menggelangsar (slide each
other), yaitu bergerak sejajar namun
berlawanan arah. Keduanya tidak saling
memberai maupun saling menumpu. Batas
transform ini juga dikenal sebagai sesar
ubahan-bentuk (transform fault). Jika dua
lempeng bertemu pada suatu sesar,
keduanya dapat bergerak saling menjauhi,
saling mendekati atau saling
bergeser.Umumnya, gerakan ini
berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur
sebesar 0-15cm pertahun.Kadang-kadang,
gerakan lempeng ini macet dan saling
mengunci, sehingga terjadi pengumpulan
energi yang berlangsung terus sampai pada
suatu saat batuan pada lempeng tektonik
tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan
tersebut sehingga terjadi pelepasan
mendadak yang kita kenal sebagai gempa
bumi.
DAFTAR PUSTAKA
Ben A. van der Pluijm, Stephen Marshak, 2004, Earth Structure, New York, W. W.
Norton & Company, Inc.
Fossen, Haakon, 2010, Structural Geology, New York, Cambrigde University Press.
Tectonic Plate Boundaries, tersedia online pada
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tectonic_plate_boundaries.