tektonik

2
D. Klasifikasi Tektonik Sumatera dan Jawa - Kemiripan Tektonik Sumatera dan Jawa Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara Lempeng Indo- Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa (Sunda). Maksudnya, pergerakan lempeng di Sumatera dan Jawa sama-sama mengakibatkan terbentuknya deretan gunung berapi. Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau benturan yang cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya kenaikan magma ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari dasar Samudra Hindia, yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di sepanjang pulau Sumatra dan Jawa juga turut meningkat. Akibat pergerakan lempeng pulau Sumatera dan Jawa sama-sama berpotensi gempa bumi dan tsunami. Maksudnya di Pulau Jawa atau Pulau Sumatera memiliki konsekuensi bahwa akan selalu akrab dengan bencana. Selain itu, dibelakang jalur penunjaman akan membentuk cekungan pengendapan seperti cekungan Sumatera Utara, cekungan Sumatera Tengah, cekungan Sumatera Selatan, demikian juga dengan pulau Jawa terdapat cekungan Jawa Utara. - Perbedaan Tektonik Sumatera dan Jawa

Upload: exsa-apriansyah-ritonga

Post on 17-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tektonik

TRANSCRIPT

Page 1: Tektonik

D. Klasifikasi Tektonik Sumatera dan Jawa

- Kemiripan Tektonik Sumatera dan Jawa

      Seperti telah dijelaskan sebelumnya, subduksi antara dua lempeng menyebabkan

terbentuknya deretan gunung berapi dan parit samudra. Demikian pula subduksi antara

Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia menyebabkan terbentuknya deretan gunung

berapi yang tak lain adalah Bukit Barisan di Pulau Sumatra dan deretan gunung berapi di

sepanjang Pulau Jawa, Bali dan Lombok, serta parit samudra yang tak lain adalah Parit Jawa

(Sunda). Maksudnya, pergerakan lempeng di Sumatera dan Jawa sama-sama mengakibatkan

terbentuknya deretan gunung berapi.

Lempeng tektonik terus bergerak. Suatu saat gerakannya mengalami gesekan atau

benturan yang cukup keras. Bila ini terjadi, timbullah gempa dan tsunami, dan meningkatnya

kenaikan magma ke permukaan. Jadi, tidak heran bila terjadi gempa yang bersumber dari

dasar Samudra Hindia, yang seringkali diikuti dengan tsunami, aktivitas gunung berapi di

sepanjang pulau Sumatra dan Jawa juga turut meningkat. Akibat pergerakan lempeng pulau

Sumatera dan Jawa sama-sama berpotensi gempa bumi dan tsunami. Maksudnya di Pulau

Jawa atau Pulau Sumatera memiliki konsekuensi bahwa akan selalu akrab dengan bencana.

Selain itu, dibelakang jalur penunjaman akan membentuk cekungan pengendapan seperti

cekungan Sumatera Utara, cekungan Sumatera Tengah, cekungan Sumatera Selatan,

demikian juga dengan pulau Jawa terdapat cekungan Jawa Utara.

- Perbedaan Tektonik Sumatera dan Jawa

      Secara geologis, kawasan barat Sumatera masuk zone subduksi atau berada pada titik

penunjaman (tumbukan atau gesekan) lempeng Sumatera. Ini sangat berpotensi menimbulkan

gempa besar yang besar kemungkinan diikuti tsunami atau gelombang raksasa. Dibanding

dengan pulau Jawa dengan potensi gempa yang kecil karena Jawa tidak berada pada titik

penunjaman.

Di pantai barat Pulau Sumatera, rata-rata sudut penunjaman lantai samudera lebih landai

daripada pantai selatan Pulau Jawa, ini karena lantai samudera di bawah Sumatera lebih muda

daripada Pulau Jawa. Disini Lempeng Indo – Australia menunjam di bawah Lempeng Eurasia

dengan arah kemiringan ( 450), dan di Jawa Lempeng Indo-Australia menunjam Lempeng

Eurasia dengan arah normal.   

Di lain hal Usia lantai samudera di bawah Pulau Sumatera diperkirakan 50 juta tahun, sementara lantai samudera di bawah Pulau Jawa adalah sekitar 100 juta tahun. bila lempeng

Page 2: Tektonik

berusia muda, maka daya apungnya masih tinggi, densitasnya relatif lebih ringan dan lantainya lebih landai.