teknologi dalam dunia pertambangan ari.doc

35
TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN -PERALATAN PELEDAKAN- 1.1. Pendahuluan Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Oleh karena itu selain mempelajari tentang metode peledakan juga diperlukan pengetahuan tentang peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam setiap masing-masing metode peledakan. Hal ini akan mengurangi dampak buruk atau kerugian yang ditimbulkan. 1.2. Latar Belakang Teori Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan. Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.

Upload: ari-rusmawan

Post on 26-Dec-2015

55 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN -PERALATAN PELEDAKAN-

1.1.  Pendahuluan

Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hati agar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan.

Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Oleh karena itu selain mempelajari tentang metode peledakan juga diperlukan pengetahuan tentang peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam setiap masing-masing metode peledakan. Hal ini akan mengurangi dampak buruk atau kerugian yang ditimbulkan.

1.2.  Latar Belakang Teori

Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.

Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknya terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.

Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan metodenya.

1.3 Deskripsi

Secara garis besar, sesuai dengan perkembangan teknologi, metode peledakan dapat dibagi sebagai berikut :

Page 2: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

1.      Metode sumbu api (cap & fuse method)

2.      Metode sumbu ledak

3.      Metode listrik

4.      Metode non listrik (Nonel)

Secara lebih jelas, peralatan dan perlengkapan untuk setiap metode peledakan dapat dilihat pada tabel 1.1

Peralatan yang biasa dipergunakan yaitu :

1. Blasting Machine

2. Multimeter

3. Crimper

4. Leading wire

5. Korek api / penyulut

Ada beberapa peralatan yang biasanya digunakan untuk operasi peledakan dengan listrik, yaitu :

1.      Exploder (Blasting Machine) , ada dua tipe yang diperdagangkan yaitu :

a.       Generator Type

b.      Condenser Discharge (CD) Type

Kedua tipe alat tersebut dibuat untuk menghasilkan arus searah bertegangan tinggi. Kapasitas alat ini biasanya dinyatakan dalam jumlah detonator listrik dengan panjang leg wire 30 ft bila sambungan seri. Tipe yang pertama tidak pernah untuk digunakan sambungan parallel karena ada kemungkinan misfire (konsleting). Tipe yang kedua terutama digunakan untuk peledakan yang lebih besar. Bentuk blasting machine sangat beraneka ragam, mulai dari bentuk kuno sampai yang bentuk remote control saat ini.

METODE PELEDAKAN PERLENGKAPAN PERALATAN

SUMBU API (CAP & FUSE)

1. Plain detonator

2. Sumbu api

3. Igneter cord

4. Igneter cord conector

1. Cap crimper

2. Penyulut (lighter) : korek api.

3. Tamper

Page 3: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

SUMBU LEDAK

1.   Sumbu ledak

2.   Detonatring Relay/ Dellay connector

3.   Initator (detonator listrik/biasa)

Tergantung detonator yang dipakai

LISTRIK1. Detonator listrik

2. Connecting wire

1. Blasting machine/ exploder

2. Blasting machine tester :

-Rheostat

-Blasting VOM meter

3. Circuit tester :

- Galvanometer

- Voltmeter

4. Tamper

5. Leading wire

NON LISTRIK

1.   Detonator non listrik (Nonel, Hercudet)

2. Connector

3. Sumbu ledak (untuk nonel)

1. Exploder

2.   Gas supply unit (untuk hercudet)

3.   Circuit tester

Tabel 1.1

Peralatan Dan Perlengkapan Dalam Setiap Metode Peledakan

2.       Blasting Machine Tester

Adalah sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator. 

3.      Circuit tester

Page 4: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Sebelum peledakan dilakukan, setelah semua sirkuit dipasang, maka harus ditest terlebih dahulu. Beberapa alat yang digunakan untuk circuit tester adalah :

a.           Du Pont Rheostat

b.           Du Pont Blasting Galvanometer

c.           Du Pont Blasting Voltohmeter

Tipe-tipe blasting machine yaitu :

1.      Tipe generator

Untuk mengumpulkan energi listrik menggunakan gerakan mekanis dengan cara memutar engkol (handle) yang telah disediakan. Putaran engkol dihentikan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah maksimum dan siap dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah jarang digunakan.

2.      Tipe baterai ( listrik )

Pengumpulan energi listrik melalui baterai, yaitu dengan cara mengontakkan kunci kearah “starter” dan setelah lampu indikator menyala berarti kapasitor penuh dan arus sudah maksimal serta siap dilepaskan 

                          BM Tipe Generator                                 BM Tipe Baterai

Gambar 1.1

Blasting Machine

Page 5: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Alat pemicu peledakan nonel :

Ø  Disebut dengan shot gun atau shot firer atau nonel starter

Ø  Fungsi : sebagai penyuplai gelombang kejut pada detonator nonel melalui sumbu nonel (nonel tube)

Ø  Tipe : didasarkan atas pemicunya, digerakkan secara mekanis atau oleh baterai untuk membentuk gelombang kejut terhadap HMX yang terdapat di dalam sumbu nonel 

Ø  Ciri-ciri khusus : untuk tipe yang digerakkan secara mekanis dilengkapi Shot Shell Primer, sedangkan yang menggunakan baterai dapat menimbulkan percikan api bertekanan tinggi 

Cramper :

Ø  Alat khusus yang digunakan untuk menjepit atau mengikat kuat detonator biasa dengan sumbu api 

Ø  Sumbu api dikatagorikan juga sebagai sumbu non-electric

Ø  Cara Penggunaan: 

o   Masukkan sumbu api ke dalam detonator biasa. Persyaratan pemotongan sumbu api harus dipenuhi sebelum dimasukkan ke dalam detonator biasa.

o   Yakinkan bahwa sumbu api benar-benar telah menyentuh ramuan pembakar dalam detonator biasa.

o   Posisikan cramper pada ujung detonator biasa, kemudian jepit detonatornya. Saudara bisa melakukan penjepitan lebih dari satu kali untuk meyakinkan sambungan cukup kuat 

Gambar 1.2

Cramper

Kabel yang digunakan didalam peledakan listrik dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.      Leading wire → peralatan

Page 6: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

2.      Leg wire → perlengkapan

3.      Connecting wire → perlengkapan

Gambar 1.3

Leading wire

1.4 Pembahasan

Peralatan peledakan (blasting equipment) ialah alat-alat yang diperlukan untuk menguji dan menyalakan rangkaian peledakan, sehingga alat tersebut dapat dipakai berulang kali. Peralatn peledakan antara lain : 

Ø  Blasting Machine (sumber energi listrik DC), beserta ohm-meter (penguji tahanan rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine)

Ø  Cap Crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan)

Ø  Kabel Utama (bus wire, leading wire) yaitu kabel yang menghubungkan blasting machine (exploder) ke rangkaian peledakan listrik. 

Ø  Tamper ( sejenis linggis untuk memadatkan lubang ledak)

Ø  Lighter ( untuk menyalakan sumbu api )

Page 7: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

1.      Pelaksanaan Praktikum

Ø  Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:

o   Blasting Machine

o   Multi Meter

o   Bladting Galvanometer

o   Crimper

Ø  Prosedur praktikum meliputi :

o   Diskripsi Peralatan

o   Simulasi Peralatan

2.      Hasil Praktikum

Metode peledakan yaitu :

1.      Sumbu api → deflagasi

2.      Sumbu ledak → detonasi

3.      Arus listrik → detonasi

4.      Nonel → detonasi

Peralatan yg berhubungan langsung dgn peledakan :

1.      Alat pemicu ledak:

a.       Pada peledakan listrik (Blasting Machine)

b.      Pada peledakan nonel (Shot gun/ Shot firer)

2.      Alat bantu peledakan listrik:

a.       Blasting Ohmmeter (BOM)

b.      Pengukur kebocoran arus listrik 

c.       Multimeter peledakan 

d.      Pengukur kekuatan blasting machine

Page 8: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

e.       Pelacak kilat (lightning detector)

3.      Alat bantu peledakan lain:

a.       Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead-in line)

b.      Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan det.biasa)

c.       Meteran (50 m) dan tongkat bambu (± 7 m) diberi skala 

4.      Alat pencampur dan pengisi 

Peledakan dengan menggunakan arus listrik searah (DC) sebagai sumber tenaga, dihasilkan dari blasting machine. Arus listrik berfungsi membangkitkan panas yang dapat menyalakan detonator, kemudian detonator akan meledakkan primer dimana terdapat isian.

1.5 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peralatan peledakan yang digunakan pada suatu operasi peledakan tergantung dari metode peledakan yang di pakai. 

a. Metode sumbu api

      Peralatan : cap crimper, lighter dan tamper

b. Metode sumbu ledak

         Peralatan : tergantung dari detonator yang digunakan. Untuk detonator listrik, peralatannya yaitu lighter, cap crimper, dan tamper. Untuk detonator listrik peralatannya yaitu Exploder, tamper, blasting machine tester, circuit tester, dan leading wire.

c. Metode listrik

         Peralatan yang digunakan : Exploder, blasting machine tester, circuit tester, leading wire dan tamper.

d. Metode Non Electric (Nonel).

      Peralatan : Exploder, gas supply unit dan circuit tester.

Page 9: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

BAB II

PERLENGKAPAN PELEDAKAN

2.1  Pendahuluan

Perlengkapan peledakan (Blasting supplies/Blasting accessories) adalah material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya dapat dipakai untuk satu kali penyalaan saja. Hal-hal yang harus kita perhatikan di dalam memilih perlengkapan peledakan :

1.      Bahan peledak komersial adalah dari kelas bahan peledak kimia. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan sebahgai bahan peledak.

2.      Pabrik bahan peledak selalu memberikan keterangan mengenai spesifikasi bahan peledak yang dihasilkannya.

3.      Untuk pedoman pelaksanaannya beberapa sifat bahan peledak yang harus diperhatikan adalah :

a.       Kekuatan ( Strenght )

b.      Kerapatan/ Berat jenis ( Density/ Specific Gravity )

c.       Kecepatan Detonasi ( Detonation Velocity )

d.      Kepekaan ( Sensitivity )

e.       Ketahanan Terhadap Air ( Water Resistensy )

f.       Gas Beracun ( Fumes )

Page 10: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

g.      Kemasan ( Package )

4.      Perlengkapan bahan peledak terdiri dari detonator, sumbu api, sumbu ledak, dll

2.2  Latar Belakang Teori

Bahan peledak komersial umumnya adalah dari bahan peledak kimia (chemical explosive), yaitu semua jenis bahan peledak yang lazim digunakan untuk tujuan pembangunan. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan untuk mendukung bahan peledak.

Pabrik bahan peledak selalu memberi katalog dan keterangan mengenai spesifikasi bahan peledak yang dihasilkan. Untuk pedoman pelaksanaan, beberapa sifat bahan peledak yang harus diperhatikan antara lain :

a. Kekuatan (strength).

b. Kerapatan (density).

c. Kecepatan detonasi (detonation velocity).

d.      Kepekaan (sensitivity).

e. Ketahanan terhadap air (water resistance).

f.       Gas beracun (fumes).

g.      Kemasan (package).

Perlengkapan peledakan terdiri dari : detonator, sumbu api, sumbu ledak, bahan peledak, dan kabel-kabel konduktor.

2.3 Deskripsi

a. Detonator

Detonator adalah alat yang digunakan untuk menimbulkan gelombang detonasi sehingga mampu meledakan primer yang disediakan. Ada beberapa macam detonator yaitu : 

1)      Detonator listrik (Electric Blasting Caps/EBC)

Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di dalamnya terdapat power charge dan sebuah electrical ignition element yang dihubungkan dengan insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis besarnya detonator listrik dapat di bagi menjadi dua macam yaitu :

Ø  Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay).

Page 11: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Ø  Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah :

o     Menentukan muka peledakan.

o     Mengatur fragmentasi.

o     Mengurangi getaran yang ditimbulkan.

2)     Detonator biasa

b.      Sumbu Api

Sumbu api adalah sumbu yang berfungsi merambatkan api guna meledakan suatu bahan peledak. Komposisi sumbu api terdiri dari bagian inti dan pembungkus. Inti sumbu api terdiri dari low explosive (Potassiun Nitrat Black Powder), pembungkusnya dapat berupa textile atau jute.

a. Macam sumbu api :

Berdasarkan kecepatan rambatnya, sumbu api ada 2 jenis :

Sumbu api berkecepatan kira-kira 120 detik/yd

Sumbu api berkecepatan kira-kira 90 detik/yd.

Berdasarkan pembungkusnya, sumbu api dapat dibagi menjadi 2 macam :

Textile Type Fuses

Plastic Type Fuses.

b. Cara dan alat pengapian sumbu api :

Hot Wire Fuse Lighte

Pull Wire Fuse

Lead Spliter Fuse Lighter

Cigarette Lighter

Igneter Cord, dimana igneter cord ini ada tiga type :

- Fast Type

- Medium Speed Type

- Slow Speed Type

c. Penyalaan awal pada sumbu api :

Page 12: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

·         Sumbu api dengan korek api

·         Sumbu api dan detonator biasa.

d. Rangkaian peledakan dengan sumbu api :

·         Pengisian lubang tembak

·         Peledakan tunggal (Single shot)

·         Peledakan lubang tembak banyak (Multiple shot), dengan cara :

- Cara Trimming

- Dengan menggunakan Igneter Cord

- Menggunakan IC dan sumbu api tidak sama panjang.

c. Sumbu Ledak

Sumbu Ledak (Detonating Fuse, Detonating Cord) adalah suatu sumbu yang berintikan initiating explosive (biasanya Pentaerythritol Tetranitrat) yang dimasukan dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi textile, kawat halus dan plastik. Fungsi sumbu ledak dalam peledakan ialah untuk merambatkan gelombang detonasi sampai ke isian.

Jadi perbedaan antara sumbu api dengan sumbu ledak ialah pada bahan intinya. Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak adalah high explosive. Sehingga pada sumbu api yang terjadi ialah rambatan nyala api, sedangkan pada sumbu ledak terjadi rambatan gelombang detonasi.

a. Terdapat sumbu ledak jenis khusus untuk keperluan tertentu, misalnya :

Detacord

Plastic Reinforced Primacord

Seismic Cord

Rdx 70 Primacord.

Sumbu ledak dikemas dalam bentuk gulungan pada coil (500-1000 ft per coil). Satu kotak kemasan berisi dua coil atau 2000 ft dengan berat antara 11-17 lb/1000 ft.

b. Ada tiga cara untuk menunda waktu peledakan yaitu

·         Igneter Cord

·         Trimming (pengaturan panjang sumbu tidak terkecuali ssumbu api atau sumbu ledak untuk mengatur peledakan sesuai yang diinginkan)

Page 13: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

·         Kombinasi keduanya.

c. Cara penyalaan awal dengan sumbu ledak :

·         Dengan detonator biasa 

·         Dengan detonator listrik.

d. Penggalakan (Priming) pada sumbu ledak :

·         Memakai Dodol dynamite

·         Booster

d. Bahan Peledak

Bahan peledak adalah suatu campuran dari bahan-bahan berbentuk padat atau cair ataupun campuran dari keduanya yang apabila terkena suatu aksi misalnya panas, benturan, atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi (Keppres RI No. 5 Tahun 1988).

1)      Klasifikasi Bahan Peledak

Berdasarkan Keppres No. 5/1988 juga SK Menhankam No. SKEP/974/VI/1988 membagi bahan peledak (Explosives) menjadi dua golongan besar yaitu :

a.       Bahan peledak industri (komersial)

b.      Bahan peledak militer

Bahan peledak industri dibedakan ke dalam dua kelompok sesuai dengan kecepatan kejutnya (Jimeno dkk, 1995), yaitu :

a.       Bahan peledak cepat (Rapid and Detonating Explosives)

Memiliki kecepatan antar 2000-7000 m/detik dan dibedakan lagi menjadi dua yaitu primer (energinya tinggi dan sensitive, ntuk isian detonator dan primer cetak, seperty mercury fulminate, PETN, pentolite), dan sekunder yang kurang sensitive, dipakai untuk isian lubang ledak.

b.      Bahan peledak lambat (Slow and Deflagrating Explosives)

Memiliki kecepatan di bawah 2000 m/detik, contoh gunpowder senyawa piroteknik dan senyawa propulsive untuk artileri.

Page 14: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Ahli bahan peledak lain (Manon, 1976) membedakan bahan peledak industri menjadi dua kelompok yaitu :

a.       Bahan peledak kuat (High Explosives).

Mempunyai kecepatan detonasi antar 1600-7500 m/detik, sifat reaksinya detonasi (propagasi gelombang kejut) dan menghasilkan efek menghancurkan (Shattering effect). Contoh : dynamite, TNT (Tri Nitro Toluene), PETN (Penta Era-Thritol Tetra Nitrate)

Bahan peledak kuat dapat dibagi menjadi dua yaitu :

·         Primary explosive ( initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang mudah meledak karena terkena api, benturan, gesekan, dan semacamnya. Misalnya Pb N6 (ONC)2

·         Secondary explosive ( non initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang hanya akan meledak apabila ada ledakan yang mendahuluinya. Misalnya ledakan dari sebuah detonator

b.      Bahan peledak lemah (Low Explosives).

Kecepatan reaksi kurang dari 1600 m/detik, sifat reaksinya deflagrasi (reaksi kimia yang cepat), dan menimbulkan efek pengangkatan (heaving effect). Contoh : black powder, propelant

2)        Sifat-sifat Bahan Peledak

Sifat-sifat bahan peledak yang berpengaruh dalam hasil peledakan yaitu kekuatan, kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, tekanan detonasi, ketahanan terhadap air, sifat gas beracun dan permissibilitas.

a.       Kekuatan (Weight Strength and Volume Strength).

Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak tersebut, dan Kekuatan suatu bahan peledak merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja. Biasanya dinyatakan dala persen(%). Weight Strength menyatakan % berat NG yang terdapat dalam Straight-NG Dynamite, yang menghasilakan simpangan Ballistic mortal yang sama dengan bahan peledak yang diukur apabila keduanya diledakan pada berat yang sama.

Page 15: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Bahan PeledakEnergi

(Mj/Kg)

Vol. Gas

(m3/Kg)

Weight Strength Dibandingkan

Dynamite ANFO

Dynamite I

Dynamite II

ANFO                

TNT-Al Slurry

Light Slurry

ANFO 10% Al

TNT

RDX

PETN

Nitroglycerin

Nitromethane

5,00

4,42

3,89

4,50

3,44

5,56

4,1

5,54

6,12

6,27

6,4

0,850

0,904

0,973

0,700

0,900

0,800

0,960

0,908

0,780

0,715

0,723

1,00

0,91

0,84

0,89

0,75

1,09

0,82

1,09

1,17

1,19

1,21

1,19

1,08

1,00

1,06

0,89

1,30

0,98

1,30

1,39

1,42

1,44

Tabel 2.1

Energi Bahan Peledak, Volume Gas Dan Weight Strength 

b.      Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation/VOD).

Velocity of Detonation (VOD) adalah kecepatan gelombang detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam meter/detik. Kecepatan detonasi bahan peledak komersial ialah antar 1500-8000 m/s. kecepatan detonasi suatu bahan peledak tergantung pada jenis bahan peledak (ukuran butir dan bobot isi), diameter dodol dan diameter lubang ledak, derajat pengurungan (degree of Confinement) dan penyalaan awal (Initiating).

c.       Kepekaan (Sensitivity).

Page 16: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Sensitivity adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk memulai bereaksi dan menyebarkan reksi peledakan keseluruh isian. Kepekaan bahan peledak tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan air dan temperatur. Beberapa macam kepekaan yaitu kepekaan terhadap benturan (Sensivity to shock), kepekaan terhadap gesekan (Sensivity to friction), kepekaan terhadap panas (Sensivity to heat) dan kepekaan terhadap ledakan bahan peledak lain dari jarak tertentu (gap sensivity).

d.      Bobot Isi Bahan Peledak (Density).

Density adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan dalam gr/cm3. bobot isi biasanya juga dinyatakan dalam istilah Specific Grafity (SG), Stick Count (SC), atau Loading Density (De).

·         Specific Grafity adalah perbandingan antara density bahan peledak terhadap density air pada kondisi setandar. SG bahan peledak komersial antara 0,6-1,7.

·         Stick Count adalah jumlah dodol (catridge) ukuran standar 1 ¼”x8”yang terdapat dalam 1 dos seberat 50 pound. Stick count badak antara 232-83.

·         Loading Density adalah berat bahan peledak per unit panjang dari isian.

e.       Tekanan Detonasi (Detonation Pressure).

Detonation Pressure ialah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilo bar (kb). Tekanan detonasi bahan peledak komersial antara 5-150 kb.

Tekanan akibat ledakan akan terjadi disekitar dinding lubang ledak dan menyebar ke segala arah, yang intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak (kekuatan, bobot isi, VOD), tingkat/derajat pengurangan, jumlah dan temperatur gas hasil ledakan.

f.       Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance).

Water Resistance dari suatu bahan peledak ialah kemampuan handak itu dalam menahan rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam. Sifat ini sangat penting dalam kaitannya dalam kondisi tempat kerja, sebab untuk sebagian besar jenis handak adanya air dalam lubang ledak dapat mengakibatkan ketidak seimbangan kimia dan memperlambat reaksi pemanasan. Lebih lanjut air juga dapat mengakibatkan kerusakan bahan peledak. 

Dikenal ada lima tingkatan ketahanan terhadap air, yaitu :

·         Sempurna, jika tahan terhadap air lebih dari 12 jam,

·         Sangat bagus, jika tahan trhadap air 8-12 jam,

·         Bagus, jika tahan terhadap air 4-8 ajm,

·         Cukup, jika tahan terhadap air kurang dari 4 jam, 

Page 17: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

·         Buruk, juka tidak tahan terhadap air.

Bahan peledak dapat dilindungi dari air dengan cara menambah campuran gelatin kedalam komposisinya, atau secara fisik dibungkus dengan pembungkus kedap air seperti wood fiber, paraffin, dan politilen.

g.      Sifat Gas Beracun (Fumes).

Bahan peledak yag meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smoke atau fumes. Smoke tidak berbahaya karena hanya trdiri dari uap atau asap yang berwarna putih. Sedangkan fumes berwarna kuning dan berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu terdiri dari Karbon-Monoksida (CO) dan    Oksida – Nitrogen (Nox). Fumes dapat terjadi bila bahan peledak yang diledakan tidak memiliki keseimbangan oksigen, dapat trjadi pula bila bahan peledak tersebut sudah kadaluarsa selama penyimpanan, atau karena hal lain.

2.4 Pembahasan

Pada operasi peledakan faktor keamanan dan juga biaya (ekonomi harus sangat diperhatikan), maka perlu dilakukan pengujian dan pemilihan unsur-unsur peledakan serta rangkaiannya secara tepat dan cermat. Karena untuk menghindari masalah dimana dapat merugikan dan menghambat proses peledakan tersebut, seperti terjadi miss-fire yaitu bahan peledak tidak meledak atau meledak sebagian saja.

Hal ini bisa disebabkan oleh :

1. Bahan peledak telah rusak atau waktu pengisian terjadinya kerusakan komponen.

2. Rangkaian sambungan kabel ada yang putus.

3. Detonator yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.

4. Telah terjadi Cut Off (penyalaan terputus oleh peledakan sebelumnya).

Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah melakukan tenggang waktu antara saat terjadinya miss-fire dengan tempat peledakan selanjutnya. Kemudian tempat terjadi miss-fire itu segera dilokalisir untuk diadakan tindakan pengamanan serta penelitian penyebab terjadinya dengan menggunakan peralatan khusus. Sehingga proses selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.

Dalam pemilihan perlengkapan peledakan seperti bahan peledak, ini harus sangat diperhatikan. Kondisi lapangan harus mendukung dengan bahan peladak yang dipilih. Misalnya pada tambang batubara harus digunakan bahan peledak jenis permissible explosive dengan campuran tertentu agar tidak mengeluarkan gas beracun.

Page 18: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Penggunaan detonator ada dua cara, yaitu satu detonator untuk meledakkan satu lubang ledak atau satu detonator untuk meledakkan beberapa lubang ledak. Pemasangan detonator yang berbeda ini dapat mempengaruhi kecepatan peledakan, karena detonator berfungsi sebagai alat yang memicu terjadinya ledakan dan ikut meledak.

1.      Pelaksanaan Praktikum

Ø  Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:

o   Detonator

o   Sumbu api

o   Sumbu ledak

Ø  Prosedur praktikum meliputi :

o   Diskripsi Perlengkapan

o   Simulasi Perlengkapan

2.      Hasil Praktikum

            Perlengkapan adalah bahan-bahan pembantu peledakan yang habis dipakai dalam sekali pakai. Di bawah ini beberapa perlengkapan peledakan :

Gambar 2.1

Sumbu api

Page 19: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Gambar 2.2

Sumbu Ledak

 

Page 20: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Gambar 2.3

Detonator Dengan Dan Tanpa Delay

Page 21: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Sambungan ikat bunga cengkeh 

   

Gambar 2.4

Cara Menyambung Sumbu Ledak

2.5 Kesimpulan

1. Dalam kegiatan peledakan sangat diperlukan adanya peralatan dan perlengkapan peledakan.

2. Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau kelengkapan yang dapat digunakan hanya untuk satu kali peledakan saja. Sedangkan Peralatan peledakan adalah  alat-alat yang digunakan berulang kali.

3. Perlengkapan peledakan yaitu :

-          Detonator

Page 22: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

-          Sumbu Api

-          Sumbu Ledak

-          Bahan Peledak

-          Kabel-kabel konduktor.

4        Metode-metode peledakan :

-     Sumbu Api

-     Sumbu Ledak

-     Listrik

-     Non Listrik (nonel)

5        Cara menunda suatu peledakan ada 3 yakni :

-     Ignetir Cord

-     Trimming

-     Kombinasi keduanya.

6        Perbedaan sumbu api dengan sumbu ledak yaitu pada bahan intinya. Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak ialah high explosive. Pada sumbu api yang terjadi rambatan api dan pada sumbu ledak adalah rambatan gelombang detonasi (gelombang kejut).

1. Peralatan Peledakan

a. Crimper

Fungsi : Alat khusus yang digunakan untuk menjepit atau mengikat kuat detonator biasa dengan sumbu api 

 

Page 23: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

b.

Fungsi : untuk memadatkan atau mendorong bahan peledak (stemming)

 

Tamper

c. Korek api (Lighter)

d. Blasting Machine (Exploder)

Fungsi : untuk menyuplai energi listrik yang cukup pada sistem peledakan listrik

 

Fungsi : sebagai pemicu sumbu api

 

Page 24: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

e. Leading Wire

f.

Fungsi : untuk mengukur arus listrik yang bekerja pada system peledakan

 

Multimeter

Fungsi : menghubungkan rangkaian peledakan listrik ke alat pemicu ledak listrik (blasting machine).

 

Page 25: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

g. Galvanometer

Fungsi : untuk mengukur tegangan listrik yang bekerja pada system peledakan

 

h. MMU (MOBILE MIXING / MANUFACTURING UNIT)

Fungsi : untuk mengisi dan atau mencampur ANFO

 

Page 26: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

i.

Fungsi : sebagai sumber energy untuk melakukan peledakan

 

Battery

2.      Perlengkapan Peledakan

a. ANFO

Fungsi : Sebagai bahan peledak, yang terdiri dari Amonium Nitrat dan Fuel Oil.

 

Page 27: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

b. Dodol (Gel)

c. Connecting Wire

Fungsi : Untuk menyambung leg wire sampai ke dalam lubang

 

Fungsi : sebagai pengganti spesifikasi dinamit yang sangat peka terhadap detonator karena terpengaruh terhadap suhu dan slurry dalam tingkat kepekaan yang rendah.

 

Page 28: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

d. Detonator Listrik

Fungsi : sebagai detonator yang menggunakan aliran listrik yang cukup untuk meledakkan primary explosive atau delay elemen dalam detonator.

 

e. Detonator Nonel

f. Multiple Fuse Igniter (MFI)

Fungsi : sebagai detonator yang mempunyai energy yang cukup untuk meledakkan primary explosive atau delay elemen dalam detonator.

 

Page 29: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

Fungsi : sebagai alat bantu penyulut beberapa sumbu api berupa silinder terbuat dari tembaga atau alumunium dan didalamnya terdapat ramuan pembakar.

 

g. Sumbu Ledak

Fungsi : untuk merangkai suatu sistem peledakan tanpa menggunakan detonator di dalam lubang ledak.

 

Page 30: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc

h. Sumbu Api

Fungsi : untuk merambatkan api dengan kecepatan tetap, perambatan api dapat menyalakan ramuan pembakar (ignition mixture) di dalam detonator biasa, sehingga dapat meledakkan isian primer dan isian dasarnya.

 

i. Delay Connector

Fungsi : untuk menyelenggarakan peledakan tunda (delay blasting) dalam suatu peledakan memekai sumbu ledak.

 

Page 31: TEKNOLOGI DALAM DUNIA PERTAMBANGAN ari.doc