teknik trolling

10
TEKNIK TROLLING Tidak dapat dipungkiri bahwa kegagalan mancing acapkali terjadi lantaran kekurangfahaman dalam menyikapi persiapan matang serta pengetahuan mendalam baik mengenai set peralatan yang digunakan maupun kondisi/tindakan yang serampangan yang dilakukan oleh pemancing itu sendiri. Pengalaman yang tidak sesuai kondisi pun tidak menjamin memperoleh strike bertubi tubi. Pengalaman mendapat ikan-ikan kecil tidak dapat diandalkan untuk mendapatkan ikan-ikan besar, demikian pula sebaliknya. Apalagi nurani berkata .. “Ah, ini hanya faktor kebetulan saja”. Nah untuk menambah wawasan memperkecil kegagalan, berikut saya ulas beberapa faktor sbb : 1. Kail yang tidak diasah Kail yang tajam (sangat tajam) mutlak diperlukan (khususnya untuk trolling). Tahukah saudara bahwa kail yang dibeli di toko-toko pancing itu adalah kail paling tumpul (kecuali jenis chemical sharpener)? Untuk itu, jika ingin mancing menggunakan umpan seret (rapala) ada baiknya kail treble diasah dengan menggunakan kikir setajam mungkin. Hal ini dimaksudkan agar sentakan ikan saat umpan tiruan sedang action akan langsung menancap di mulut ikan tanpa kita menyentaknya. Penulis pernah mengalami kegagalan saat troll di karang dangkal Pulau Panaitan akibat mata pancing yang “lupa” diasah. 2. Kenur/Senar yang sudah usang (berusia lama) Sekalipun saat mancing, senar cadangan tidak pernah dipakai namun kenur tetap menjadi usang oleh sengatan sinar matahari dan basuhan air laut ataupun uap garam, apalagi jika sudah beberapa kali sudah digunakan mengajar ikan disamping itu jika kenur tersebut termasuk kelas IGFA (international Game Fishing

Upload: wasis

Post on 25-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

teknik yang digunakan untuk mancing di laut

TRANSCRIPT

TEKNIK TROLLING

Tidak dapat dipungkiri bahwa kegagalan mancing acapkali terjadi lantaran kekurangfahaman dalam menyikapi persiapan matang serta pengetahuan mendalam baik mengenai set peralatan yang digunakan maupun kondisi/tindakan yang serampangan yang dilakukan oleh pemancing itu sendiri.Pengalaman yang tidak sesuai kondisi pun tidak menjamin memperoleh strike bertubi tubi.Pengalaman mendapat ikan-ikan kecil tidak dapat diandalkan untuk mendapatkan ikan-ikan besar, demikian pula sebaliknya.Apalagi nurani berkata .. Ah, ini hanya faktor kebetulan saja.Nah untuk menambah wawasan memperkecil kegagalan, berikut saya ulas beberapa faktor sbb :1. Kail yang tidak diasahKail yang tajam (sangat tajam) mutlak diperlukan (khususnya untuk trolling).Tahukah saudara bahwa kail yang dibeli di toko-toko pancing itu adalah kail paling tumpul (kecuali jenis chemical sharpener)?Untuk itu, jika ingin mancing menggunakan umpan seret (rapala) ada baiknya kail treble diasah dengan menggunakan kikir setajam mungkin.Hal ini dimaksudkan agar sentakan ikan saat umpan tiruan sedang action akan langsung menancap di mulut ikan tanpa kita menyentaknya.Penulis pernah mengalami kegagalan saat troll di karang dangkal Pulau Panaitan akibat mata pancing yang lupa diasah.2. Kenur/Senar yang sudah usang (berusia lama)Sekalipun saat mancing, senar cadangan tidak pernah dipakai namun kenur tetap menjadi usang oleh sengatan sinar matahari dan basuhan air laut ataupun uap garam, apalagi jika sudah beberapa kali sudah digunakan mengajar ikan disamping itu jika kenur tersebut termasuk kelas IGFA (international Game Fishing Association) dijamin kekuatan yang tercantum di label senarnya lebih rendah (kondisi baru).Beberapa rekan sering melakukan hal yang dianggapnya lumrah, yaitu dengan membalikkan gulungan (senar yang di luar menjadi di dalam).Ini sangat menjamin kekecewaan yang lebih parah, lantaran saat senar terulkur panjang maka senar yang di dalam (yang usang) menjadi titik tumpuan beban. Akibatnya bisa dibayangkan ikan terlepas dengan membawa potongan panjang senar anda.Lebih bijaksana untuk memotong senar di bagian luar yang tampak usang, inipun hanya bisa dilakukan 2 hingga 3 kali mancing, untuk selanjutnya ganti dengan senar baru.3. Jumlah Kenur TerbatasJangan sayang untuk menyiapkan senar dalam penggulung dengan cukup memadai apalagi dalam kondisi trolling dengan sasaran ikan Marlin.Menempatkan senar dalam penggulung juga tidak bisa terisi hingga full, mengapa demikian?Tahukan anda, bahwa kerapatan susunan senar di penggulung tergantung tarikan beban? Jika kita menggulung senar tanpa beban, maka senar tersusun dengan tingkat kerapatan rendah. Akibatnya, senar yang tadinya cukup menjadi berlebih dan gulungan senar akan tampak gembung.Kondisi ini sangat berbahaya, boleh jadi saat mengulur senar, beberapa lingkaran senar sekaligus keluar dan nyangkut di penggulung, apalagi sembari diputar.Bisa dibayangkan jika senar macet padahal kita dengan strike ikan besar.4. Formasi Umpan (pola penebaran)Khususnya penggemar trolling, penebaran formasi umpan mutlak diperlukan. Efisiensi waktu akan maksimal jika dilakukan dengan formasi tepat.Senar pun tidak saling membelit satu dengan lainnya saat kapal membelok atau terkena ombak samping.Gunakan Formasi V atau W bila memakai 3 atau 5 umpan, dan gunakan Formasi Z untuk 4 umpan (untuk jelasnya silahkan kontak saya).Persentase sambaran akan maksimal bila umpan ditempatkan di lereng muka gelombang yang ditimbulkan oleh baling2 kapal. Sedangkan umpan yang berenang di bawah permukaan harus ditempatkan di posisi tertentu hingga membentuk formasi diinginkan.Ikutilah petunjuk pemancing yang telah berpengalaman, jangan mengulur umpan sekehendak hati, karena bukan saja boncoss tetapi juga mengganggu pemancing trolling di samping anda.5. Pemilihan Umpan yang ngawur (tidak berdasar)Penggunaan rapala lebih diutamakan jika kapal troll melewati karang dangkal.Konahead hanya efektif jika kapal melewati tubiran karena sangat besar kemungkinan disambar ikan MARLIN idaman para Sport Fisherman.Artinya penggunaan rapala di laut dalam atau konahead di laut dangkal akan sia-sia.6. Trolling Ngawur (membabi buta)Istilah membabi buta mungkin berlebihan, tetapi trolling di lokasi yang salah memang akan memboroskan waktu, tenaga dan uang serta membosankan.Jika kapten kapal memberikan isayarat bahwa di situ lokasi Tenggiri dan Kuwe, maka gunakanlah rapala, dan jika isayaratnya Marlin (tubiran dalam) maka gunakanlah konahead.Adapun formasi trolling harus memenuhi ketentuan di atas (V, W atau Z).7. Trolling dengan satu mesin (dengan tujuan menghemat bahan bakar)Alasan ini sama sekali tidak masuk akal. Tujuan trolling adalah untuk memperoleh ikan dari sambaran dengan kecepatan tertentu (20 knot), jangan dikira dengan memperlambat kecepatan kapal akan terjadi strike terus-terusan, malah justru pemancing akan bosan dan mengantuk sembari menantikan derikan reel yang sangat menawan Sia2 sajaKemungkinan ikan terlepas juga sangat besar lantaran full gas mutlak diperlukan saat strike ikan besar (marlin). Gunanya full gas ini agar mata kail menancap sempurna, setelah itu barulah kapal memperlambat lajunya sembari memainkan drag dan gulung reel (gunakan reel jenis troll, bukan jenis spinning).8. Kapten kapal mematikan mesin saat terjadi sambaran.Tanpa alasan jelas mesin kapal justru sering dimatikan saat terjadi sambaran.Seharusnya agar kail dapat mengait dengan sempurna justru kapal harus di gas penuh untuk selanjutnya mesin harus terus posisi hidup dengan kecepatan sedang hingga pelan (kurang lebih 5 hingga 10 knot) tujuannya agar kapal dapat bermanuver untuk membantu memudahkan pemancing mengatasi perlawanan ikan.Jangan salah saudara, bahwa mesin harus selalu hidup walaupun tiba saat ikan diganco, karena sangat mungkin ikan berontak dan masuk menyeberang kolong kapal. Nah, dalam posisi hidup dan berjalan, gerakan ikan seperti ini dapat diatasi.9. Tidak SiapBanyak pemancing yang merencanakan acara mancing dengan mendadak (misalnya dari kantor langsung menuju pemberangkatan kapal) seperti ini pasti banyak lupa nya, banyak set yang tidak terbawa.Ketidaksiapan lain adalah tidak memasang gimbal (dudukan joran) di pinggang, Ini tampaknya sederhana saudara, tetapi fatal akibatnya dimana saat ikan strike kita tidak dapat menggulung karena dudukan tidak ada, sehingga menyebabkan kita panik, terlambat untuk segera memasang gimbal sementara ikan terus meronta-ronta.Ngelamun juga sama akibatnya.Jadi apapun itu yang penting waspada dan konsentrasi penuh jika diyakini yang sedang dilalui dihuni oleh ikan-ikan target, tentunya seluruh set sudah terpasang dengann sempurna.10. Kapal mengejar ikan (harap diberitahukan kepada kapten kapal)Kapal berbalik arah ataupun mundur mengejar ikan yang memakan umpan memang membuat jarak antara pemancing dan ikan semakin dekat, tetapi ini sangat tidak dianjurkan karena saat berbalik dan senar dalam keadaan kendur, ikan dapat seketika melesat dengann kecepatan tinggi berlawanan arah dan sangat membahayakan si pemancing, bahkan dapat merusak drag dari reel yang kita gunakan..untuk itu usahakan senar selalu dalam keadaan regang lurus dengan ikan.11. Tidak Konsisten (in-konsistensi)Trolling berjam jam mencari ikan buruan (Marlin) namun tidak kunjung berhasil memang membuat keinginan untuk segera mendengan suara indah dari Reel kesayangan yang berderit sulit ditahan.Namun karena setiap saat bisa saja terjadi sambaran Marlin, keputusan mampir trolling sebentar di karang dangkal untuk sekedar mendengar reel berbunyi telah mengurangi peluang mendapat ikan.Terlebih berhasil atau tidak, trolling di karang dangkal juga tidak mungkin dilakukan hanya 1 atau 2 jam.Padahal selalu ada kemungkinan justru pada saat itulah seharusnya kesempatan mendapat Marlin itu datang.Camkankah : keberhasilan mendapat target (Marlin) hanyalah soal waktu jika yakin bahwa di situ memang dihuni oleh ikan tsb. Konsistensi perlu terus dijaga.Nah, untuk memaksimalkan keberhasilan kita, yang perlu dilakukan adalah :1. Asah kail setajam mungkin,2. Gunakan Formasi penempatan umpan yang terbukti ampuh,3. Gunakan variasi umpan yang berherak di permukaan (rapala) dan yang bergerak di bawah permukaan (konahead),4. Gunakan umpan dengan gaya berenang dan warna sesuai cuaca dan warna air,5. Pemancing harus selalu siap antisipasi untuk setiap sambaran ikan,6. Pemancing harus siap menggulung kenur sehingga umpan seolah-olah hendak melarikan diri apabila ikan target (Marlin) hanya berenang mengikuti umpan, atau segera mengulur kenur sehingga umpan langsung masuk ke mulut ikan yang sedang menganga ketika ikan berkali-kali gagal menyambar umpan,7. Tekan Gas full seketika berbarengan saat strike terutama bila menggunakan jenis umpan kona head atau cumi-cumi tiruan,8. Pemancing harus tetap siap dengan jorannya sekalipun leader man sudah mengganco ikan tersebut, karena boleh jadi ikan meloloskan diri dan kabur Drag/rem harus disetel tidak dalam posisi dead drag, ini perlu untuk mengatasi kaburnya ikan,9. Waspadalah terhadap risiko bahaya umpan dengann kail treble super tajamnya yang bisa saja terpental akibat upaya brutal sang ikan untuk melepaskan diri, walaupun ikan sudah diganco dan sudah di atas geladak kapal

WARNA UMPAN TIRUAN LURE Semakin jauh kita mendalami dunia perpancingan khususnya variasi umpan tiruan (artificial), semakin banyak pula pengetahuan mengenai karakter atau reaksi ikan terhadap manuver-manuver umpan (trolling) yang tentunya dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai umpan sungguhan.Satu kelebihan umpan tiruan justru terletak pada gerakan gerakan eksotis yang diciptakan selain dari pilihan warna yang tepat.Ikan ikan predator seperti wahoo, barracuda, tuna, bahkan Marlin sekalipun tidak begitu tertarik dengan aroma umpan, lain halnya dengan hiu yang sangat peka dengan bau darah (dari puluhan kilo meter sudah tercium oleh hiu)Hiu bahkan paling sering menyerang mangsa bukan dikedalam laut tetapi justru di pinggiran antara satu hingga tiga meter, maka berhati hatilah jika berenang dilaut yang terkenal berpenghuni hiu, apalagi jika kaki atau anggota tubuh lain terluka kena karang halus dan mengeluarkan darah.Sasaran sport fishing ataupun memancing dgn membawa pulang hasil pancingan kali ini sasarannya bukanlah ikan hiu, tetapi ikan ikan predator lain yang tentunya sangat nikmat di santap bersama.Nah bagaimana seharusnya pemilihan umpan yang tepat serta ukuran serta gerakan yang bagaimana yang dapat membangkitkan naluri memangsa ikan ikan predator? Inilah jawabannya.Pertama perlu difahami karakter mata ikan terhadap spektrum cahaya yang masuk ke air laut (bias)Seperti diketahui bahwa sinar matahari terdiri dari sekumpulan warna (merah jingga kuning hijau biru nila serta ungu) yang masing masing memiliki panjang gelombang yang berbeda beda yang menjadi satu membentuk sinar cahaya putih netral.Pada saat gelombang ini mengenai permukaan air laut dan masuk kedalam air maka terpecah pecahlah cahaya putih itu menjadi beberapa spektrum cahaya seperti yang disebutkan diatas (mejikuhibiniu), ada sinar yang terpantul kembali, ada yang lemah dan ada juga yang menembus hingga jauh kedalam dasar laut.Cahaya merah adalah cahaya yang mempunya panjang gelombang terpanjang sedangkan cahaya biru mempunyai panjang gelombang yang pendek dan justru cahaya biru inilah mampu menembus hingga jauh kedalam yang menimbulkan persepsi warna biru.Dengan alasan sama laut di tempat yang lebih dangkal (pantai) cenderung berwarna hijau atau kekuning kuninganbahkan di muara sungai yang airnya mengalir kelaut cenderung berwarna coklat kemerah merahan.Nah bagaimana reaksi mata ikan terhadap berbagai panjang gelombang cahaya/sinar yang masuk?Banyak diperhatikan para pemancing membeli umpan tiruan dengan memperkirakan ukuran (ukuran besar dg harapan ikan besar pula yang bakalan menyantap), bentuk dan warna.Ukuran dan bentuk umpan memang menentukan gaya berenang umpan saat ditarik (trolling), gerakan atraktif yang banyak dijual dipasaran adalah gerakan zigzag bahkan dapat disetel gerakan dan kedalamannya, ada juga gaya rap yang loncat loncat energic. Tetapi warna? Dapatkah ikan predator membedakan warna?Pada retina mata manusia terdapat sel kerucut yg disebut cones setiap sel kerucut mempunyai pigmen warna tertentu dan hanya peka terhadap warna tertentu pula. Untuk dapat membedakan warna dengan sempurna maka paling sedikit di retina mata mempunyai dua sel kerucut dengan pigmen berbeda.Pada retina mata manusia terdapat tiga sel kerucut dengan pigmen saling berbeda, itulah sebabnya kita dapat membedakan spektrum warna dengan lengkap dan sempurna.Pada ikan belum pasti jumlah sel kerucutnya tetapi yang jelas bahwa sel kerucut manusia berbeda dengan ikan, bahkan pada ikan tidak semua sel kerucut berhubungan dengan otak yang mengurusi masalah spektrum warna, tetapi malah berhubungan dengan fungsi reproduksi.Setiap ikan ternyata mempunya sel kerucut dengan pigmen berbeda serta kepekaan terhadap warna tertentu juga berbeda (study literatur) dan umumnyapigmen penglihatan ini menyesuaikan dgn warna air dilingkungan ia berada.Efek Cahaya dan Efek Corak Tubuh Ikan:Jika kita perhatikan kolam renang yang terkena matahari langsung maka akan tampak pola gelap-terang terutama pantulan dari dinding dan dasar kolam, nah pola pola demikian juga terjadi pada tubuh ikan yang punggungnya berwarna gelap serta bagian perut kebawah yang berwarna terang.Setiap sinar yang masuk kedalam air akan terbias atau dipantulkan oleh riak gelombang permukaan, maka masuk akal bila laut yang jernih akan terlihat jelas hingga kedalaman lebih dari 100 meter ini lantaran alun gelombang raksasa yg bergerak dengan anggunnya juga berfungsi sebagai Lensa raksasa yg meneruskan cahaya tersebut.Kilatan cahaya didalam air dapat menyamarkan ikan dan dapat pula lebih jelas terlihat tergantung dari corak dan warna ikan.Efek samaran ini akan jelas pada ikan ikan yang mempunyai permukaan pipih spt ikan pari, hiu macan (corak horizontal) ataupun tenggiri yang mepunyai corak vertikal, nah efek cahaya ini menimbulkan efek kamuflase pada tubuh ikan.Suatu pengamatan terhadap ikan kuwe dan tenggiri telah dilakukan untuk mengamati efek kilasan cahaya dan ternyata ikan kuwe menjadi lebih jelas terlihat dibandingkan tenggiri (lebih tersamar), keduanya memang masih tampak tetapi ikan kuwe jauh lebih jelas.Corak warna yang ada pada ikan (countershading) berguna untuk berkamuflase seperti punggung yang berwarna hitam dari beberapa jenis ikan.Ini utk mengelabui pemangsa yang melihat dari atas ke bawah.Sebaliknya jika pemangsa melihat dari bawah keatas, perut yang putih dan mengkilat akan terkamuflase dengan kilauan cahaya dari permukaan.Nah bagaimana jika pemangsa melihat dari samping? Kamuflase dengan countershading juga masih efektif lantaran punggung gelap akan menyerap cahaya sedangkan perut yg berwarna cerah akan memantulkan cahaya ditambah dengan ilusi akibat taburan cahaya maka kamuflase ikan bersangkutan kian meyakinkan.Countershading efektif karena mampu mengacaukan bayangan ikan terhadap latar belakangnya, mengurangi pantulan serta mengubah persepsi bentuk.Cilakanya bahwa countershading ini tidak dapat mengeliminasi pola dan pantulan saat ikan bergerak khususnya jika ikan bergerak dan dilihat dari samping sementara latar belakang sampingnya gelap.Pemangsa juga mempunya tingkat kecerdikan yangg tinggi saat akan memangsa yaitu dgn memposisikan umpan diantara dirinya dan matahari, selain mendapat silhuet mangsanya, dirinya yang berada diposisi bawah juga terkamuflase dengan sempurna.Kemampuan ikan dalam mendeteksi pergerakan tidak hanya diperlukan untuk menyerang mangsanya, tetapi juga untuk interpretasi seksual dan agresifitas obyek yang diamatinya, bahkan juga untuk mendeteksi pergerakan relatif mangsanya sehingga dirinya dapat tetap menjaga posisi relatifnya.Dari uraian diatas, jika ingin mancing ikan yang mempunyai kebiasaan menyerang dari bawah keatas (kuwe, Marlin dan lain lain), maka pilihlah warna yang memancarkan cahaya bukan yg memantulkan cahaya, sedangkan untuk predator yang menyerang dari samping (tenggiri, barracuda, tuna dan lain lain) pilih umpan berwarna terang dan memantulkan cahaya.Trolling disaat panas matahari terik dan berombak harus kita asumsikan bahwa dibawah permukaan air banyak sekali kilasan cahaya artinya bahwa umpan yang mengkilap dan memantulkan cahaya menjadi tidaklah efektif dan pemilihan umpan jatuh pada umpan yang berwarna gelap dan non-reflektif.Sebaliknya jika trolling disaat cuaca mendung atau berawan, umpan berwana terang dan reflektiflah yang lebih efektif.Itu sebabnya frekuensi sambaran Marlin, tuna dan lain lain sangat rendah saat laut rata bagai kaca, sebaliknya saat ombak kasar dan cuaca sedikit mendung, ikan mulai dapat membedakan umpan, kenur dan kail.Pemilihan kenur lebih efektif memakai jenis Fluorocarbon karena index biasnya hampir sama dengan air (terkamuflase dengan air) artinya bahwa senar ini tidak terpersepsikan sebagai garis lurus panjang yang tentunya akan membuat ikan menjauh.(Sebagian artikel di ambil dari literatur)