teknik merencana
DESCRIPTION
Mesin Pres Selang Hidrolik Kapasitas 10 TonTRANSCRIPT
ASBTRAKSI
Steven, Rancang Bangun Mesin Press Selang Hidrolis sistem hidrolik
Program Studi Diploma III Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Surabaya.
Banyak proses dikehidupan manusia yang semula dikerjakan secara manual,
sekarang mulai tergantikan oleh mesin yang digerakkan secara otomatis hanya
dengan memberi perintah / program bahkan sekedar tombol sederhana/semi otomatis.
Hal ini diperuntukkan untuk efisiensi tenaga manusia dan efektifitas waktu
penyelesaian, karena semakin pesatnya kemajuan SDM ( Sumber Daya Manusia )
sehingga tidak mungkin lagi mengerjakan perkerjaan secara manual dengan tenaga
yang besar.
Dengan apa yang terjadi, maka harus dicari solusi yang tepat guna memenuhi
kebutuhan tersebut, salah satunya adalah membuat mesin press selang hidrolis.
Dimana pembuatan ini diperuntukkan untuk efisiensi biaya dan efektifitas waktu
dalam mengepres selang hidrolis yang biasa digunakan dalam kendaraan khususnya
roda 4, guna memudahkan proses belajar mengajar pada suatu instansi pendidikan.
Tugas merencana ini bertujuan untuk merencanakan, membuat, dan menguji
mesin pres selang hidrolis sistem hidrolik. Metode dalam perancangan mesin ini
adalah studi pustaka dan pengamatan.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas seagala rahmat, karunia dan hidayah-Nya.
Sehingga Tugas Teknik Merencana dengan judul Mesin Press Selang Hidrolis ini
dapat di rencanakan dengan baik, tanpa halangan suatu apapun. Tugas Merencana ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah Teknik
Merencana dan merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa DIII Teknik Mesin
Produksi Universitas Negeri Surabaya dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md)
Dalam penulisan laporan ini penulis menyampaikan banyak terimakasih atas
bantuan semua pihak, sehingga laporan ini dapat disusun. Dengan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.
2. Dadi dan mama dirumah atas segala bentuk dukungan dan doanya
3. Bapak Arif Rifa’I atas ilmu dan waktu yang selalu diberikannya
4. Teman – teman yang sudah mensuport.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini sistem hidrolik banyak digunakan dalam berbagai macam industri,
permesinan, otomotif, hingga industri makanan. Oleh karena itu, pengetahuan tentang
komopnen dari sistem hidrolik sangat penting dalam semua cabang industri.
Sistem hidrolik banyak memiliki keuntungan. Sebagai sumber kekuatan untuk
banyak variasi pengoperasian. Keuntungan sistem hidrolik antara lain :
1. Ringan
2. Mudah dalam pemasangan
3. Sedikit perawatan
Untuk meningkatkan efektivitas dan produktivitasnya, sekarang ini sistem
hidrolik banyak dikombinasikan dengan sistem lain seperti elektrik, pneumatik, dan
mekanik sehingga akan didapat unjuk kerja dari sistem hidrolik yang lebih optimal.
Tugas Teknik Merencana ini dimaksudkan untuk memberikan suatu fasilitas
penunjang yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa dalam mengamati dan
mempelajari tentang fenomena pada sistem hidrolik pada Mata kuliah Pneumatik dan
Hidrolik.
Dalam sistem hidrolik, harus dapat diketahui bagaimana suatu kinerja/cara kerja
suatu alat. Pada Tugas Teknik Merencana ini penulis tertarik untuk mengamati mesin
press semi otomatis. Pengamatan yang penulis pilih adalah :
Rancang Bangun Mesin Press Selang Hidrolis sistem Hidrolik.
3
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam tugas teknik merencana ini adalah bagaimana
merancang dan membuat mesin pres selang hidrolis sistem hidrolik yang mudah dan
efektif. Masalah yang akan diteliti meliputi :
1. Cara Kerja Mesin
2. Analisis perhitungan mesin
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka batasan-batasan masalah pada
proyek akhir ini adalah :
1. Perhitungan dibatasi pada komponen mesin yang meliputi putaran motor
2. Model peraga yang dianalisis menekankan pada cara kerja dari mesin hidrolik
yang pengoperasiannya menggunakan gear pump dan tidak menekankan
konstruksi model dari mesin tersebut.
D. Tujuan dari Proyek
Tujuan dari penulisan tugas teknik merencana ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan perhitungan dalam perancangan mesin pres
2. Untuk menganalisis cara kerja sistem hidrolik yang terdapat pada mesin pres
semi otomatis.
E. Manfaat Proyek Akhir
Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi tentang bagaimana cara kerja sistem hidrolik mesin
pres
2. Menerapkan ilmu perkuliahan pneumatik dan hidrolik yang diperoleh dari
bangku perkuliahan dan mengembangkannya
3. Untuk melatih dan menuangkan kreativitas dalam berfikir serta memberikan
masukan positif kepada pembaca tentang ilmu hidrolik.
4
F. Metode Pemecahan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan beberapa metode antara
lain :
1. Studi Pustaka.
Yaitu data diperoleh dengan merujuk pada beberapa literatur sesuai dengan
permasalahan yang dibahas.
2. Pengamatan ( investivigasi )
Yaitu dengan melakukan beberapa kali percobaan/pembuatan langsung untuk
mendapatkan mesin dengan spesifikasi yang dikehendaki.
BAB II
DASAR TEORI
Untuk melakukan perhitungan pada komponen mesin ini diperlukan pengertian
mengenai beberapa terminologi sebagai berikut :
A. Pengertian Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik adalah sistem penerusan daya dengan menggunakan fluida cair.
Minyak mineral adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem
hidrolik adalah jenis fluida yang sering dipakai. Prinsip dasar dari sistem hidrolik
adalah memanfaatkan sifat bahwa zat cair tidak mempunyai bentuk yang tetap,
namun menyesuaikan dengan yang ditempatinya. Zat cair bersifat inkrompresibel.
Karena itu tekanan yang diterima diteruskan ke seagala arah secara merata.
Gambar 2.1 Diagram aliran sistem hidrolik
5
Sistem hidrolik biasanya diaplikasikan untuk memperoleh gaya yang lebih besar
dari gaya awal yang dikeluarkan. Fluida penghantar ini dinaikkan tekanannya oleh
pompa yang kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan
katup-katup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan oleh
tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju mundur maupun
naik dan turun sesuai dengan pemasangan silinder yaitu horizontal maupun vertikal.
B. Keuntungan dan Kekurangan sistem hidrolik
1. Keuntungan Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik memiliki beberapa keuntungan, antara lain :
a. Fleksibilitas.
Sistem hidrolik berbeda dengan metode pemindahan tenaga mekanis dimana
daya ditransmisikan dari engine dengan shafs, gear, belts, chains, atau kabel.
Pada sistem hidrolik, daya dapat ditransfer kesegala tempat dengan mudah
melalui pipa/selang fluida.
b. Melipat gandakan gaya.
Pada sistem hidrolik gaya yang kecil dapat digunakan untuk menggerakkan
beban yang besar dengan cara memperbesar ukuran diameter silinder.
c. Sederhana.
Sistem hidrolik memperkecil bagian-bagian yang bergerak dan keausan dengan
pelumasan sendiri.
d. Hemat.
Karena penyederhanaan dan pengehmatan tempat yang diperlukan sistem
hidrolik, dapat mengurangi biaya pembuatan sistem.
e. Relatif aman.
Dibanding sistem yang lain kelebihan beban ( over load ) mudah dikontrol dengan
menggunakan relief valve.
6
2. Kekurangan sistem hidrolik
Sistem hidrolik memiliki pula beberapa kekurangan, antara lain :
a. Gerakan relatif lambat
Karena sistem kerja pada hidrolik menggunakan transfer energi dari mekanik
kemudian hidrolik, berubah lagi menjadi mekanik yaitu pergerak piston yang
diakibatkan oleh tekanan dari fluida hidrolik.
b. Sistem yang sulit
Sulitnya dalam perhitungan bagi para pemula merupakan kekurangan pada sistem
hidrolik
c. Peka terhadap tekanan
Tekanan merupakan jantung dari sistem hidrolik, sehingga dalam sistem hidrolik
tekanan merupakan masalah yang besar dan hampir sebagian besar masalah yang
terdapat dalam hidrolik adalah pekanya komponen terhadap kebocoran.
C. Dasar – dasar Sistem Hidrolik
Prinsip dasar dari sistem hidrolik berasal dari hukum Pascal, Pada dasarnya
menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang
yang sama maka akan dpancarkan kesegala arah dengan tekanan dan jumlah aliran
yang sama. Dimana tekanan dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1. Tidak punya bentuk yang tetap, selalu berubah sesai dengan tempatnya.
2. Tidak dapat dimampatkan
3. Meneruskan tekanan ke semua arah dengan sama rata.
7
D. Komponen – Komponen Penyusun Hidrolik
1. Motor
Motor berfungsi sebagai pengubah dari tenaga listrik menjadi tenaga mekanis.
Dalam sistem hidrolik motor berfungsi sebagai penggerak utama dari semua
komponen hidrolik dalam rangkaian ini. Kerja dari motor itu dengan cara memutar
poros pompa yang dihubngkan dengan poros input motor menggunakan coupling atau
pulley. Motor yang digunakan dalam sistem ini adalah motor AC 2 HP 1 Fasa
Gambar 2.2 Eletric motor
2. Pompa Hidrolik
Pompa hidrolik ini digerakkan secara mekanis oleh motor listrik. Pompa hidrolik
berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik dengan cara
menekan fluida hidrolik ke dalam sistem.
Dalam sistem hidrolik, pompa merupakan suatu alat untuk menimbulkan atau
membangkitkan aliran fluida ( untuk memindahkan sejumlah volume fluida ). Dan
untuk memberikan daya sebagaimana diperlukan. Pompa yang digunakan adalah
External gear pump tipe CB – 1A
Gambar 2.3 External Gear Pump
8
Apabila pompa digerakkan motor ( penggerak utama), pada dasarnya pompa
melakukan dua fungsi utama :
Pompa menciptakan kevakuman sebagaian pada saluran masuk pompa. Vakum
ini memungkinkan tekanan atmosfer untuk mendorong fluida dari tangki
( reservoir ) ke dalam pompa.
Gerakan mekanik pompa menghisap fluida ke dalam pemompaan, dan
membawanya melalui pompa, kemudian mendorong dan menekannya kedalam
sistem hidrolik.
Pompa hidrolik dapat dibedakan atas :
a. Pompa Vane
Ada beberapa tipe pompa vane yang dapat digunakan, antara lain :
1. Pompa Single stage
Ada beberapa jenis pompa single stage menurut tekanan dan displacement
(perpindahan) dan mereka banyak digunakan diantara tipe-tipe lain sebagai
sumber tenaga hidrolik.
Gambar 2.4 Pompa Single – stage tekanan rendah
Gambar 2.5 Pompa Single – stage tekanan tinggi
9
2. Pompa ganda ( double pump )
Pompa ini terdiri dari dua unit bagian operasi pompa pada as yang sama,
dapat dijalankan dengan sendiri-sediri dan dibagi menjadi dua tipe tekanan
rendah dan tinggi.
Gambar 2.6 Double pump
b. Pompa Roda Gigi ( gear pump )
1. Pompa roda gigi external (external gear pump)
Pompa ini mempunyai konstruksi yang sederhana, dan pengoperasiannya juga
mudah. Karena kelebihan-kelebihan itu serta daya tahan yang tinggi terhadap
debu, pompa ini dipakai banyak peralatan konstruksi.
Gambar 2.7 External gear pump
2. Pompa roda gigi internal (internal gear pump)
Pompa ini mempunyai keunggulan pulsasi kecil dan tidak mengeluarkan suara
yang bersisik dan dipakai dikendaraan bermotor dan peralatan lain yang hanya
mempunyai ruangan sempit untuk pemasangan.
Gambar 2.8 Internal gear pump
10
c. Pompa Piston Aksial
1. Tipe Sumbu Bengkok
Dalam tipe ini, piston dan silinder blok tidak sejajar dengan as penggerak tapi
dihubungkan dengan suatu sudut. Dengan mengubah sudut ini, keluarnya minyak
dapat diatur. Bengkokan sumbu juga dapat dibuat menjadi berlawanan arahnya
sehingga arah hisap dan keluar menjadi terbalik.
Gambar 2.9 Pompa aksial tipe sumbu bengkok (bent axel type)
2. Tipe Plat Pengatur (Swash Plate Type)
Dalam tipe ini letak piston dan silinder blok sejajar dengan as, dan pelat
pengatur yang bisa miring memegang leher piston untuk mengubah stroke atas
dan bawah atau kanan dan kiri didalam rotasi silinder blok. Pengeluaran
minyak dapat disetel dengan bebas dengan mengubah sudut, saluran hisap dan
keluar dapat dibalik dengan memiringkan plat pengatur ke arah berlawanan.
Gambar 3.0 Pompa aksial tipe plat pengatur (swash plate type)
3. Katup (Valve)
Dalam sistem hidrolik, katup berfungsi sebagai pengatur tekanan dan aliran fluida
yang sampai ke silinder kerja. Menurut pemakaiannya, katup hidrolik dibagi menjadi
tiga macam, antara lain :
11
a. Katup pengantar tekanan (relief valve )
Katup pengatur tekanan digunakan untuk melindungi pompa-pompa dan
katup – katup pengontrol dari kelebihan tekanan dan untuk mempertahankan
tekanan tetap dalam sirkuit hidrolik. Cara kerja katup ini adalah berdasarkan
kesetimbangan antara gaya pegas dengan gaya tekan fluida. Dalam kerjanya
katup ini akan membuka apabila tekanan fluida dalam suatu ruang lebih besar
dari tekanan katupnya, dan katup akan menutup kembali setelah tekanan
fluida turun sampai lebih kecil dari tekanan pegas katup.
Gambar 3.1 (a) Relief Valce (b) Sequence Valve (c) Pressure Reducing Valve
b. Katup Pengatur Arah Aliran ( Flow Control Valve )
Katup pengontrol arah adalah sebual saklar yang dirancang untuk
menghidupkan, mengontrol arah, mempercepat dan memperlambat suatu
gerakan dari silinder kerja hidrolik. Fungsi dari katup ini adalah ntuk
mengarahkan dan menyuplai fluida tersebut ke tangki reservoir.
Gambar 3.2 (a) Manual Directional Control Valve (b) Selenoid Valve
c. Katup pengatur jumlah aliran ( flow control valve )
Katup pengontrol jumlah aliran adalah sebuah katup yang berfungsi untuk
mengatur kapasitas aliran fluida dari pompa ke silinder, jumlah untuk
mengatur kecepatan aliran fluida dan kecepatan gerak piston dari silinder.
Dari fungsi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan gerak piston
12
silinder ini tergantung dari beberapa fluida yang masuk kedalam ruang
silinder dibawah piston tiap satuan waktunya.
Gambar 3.3 Flow Control Throttling Valve
4. Silinder Kerja Hidrolik
Silinder kerja hidrolik merupakan komponen utama yang berfungsi untuk
merubah dan meneruskan daya dari tekanan fluida, dimana fluida akan mendesak
piston yang merupakan satu-satunya komponen yang ikut bergerak untuk melakukan
gerak translasi yang kemudian gerak ini diteruskan ke bagian mesin melalui batang
piston. Silinder kerja hidrolik yang digunakan adalah Enerpack tipe RR – 1012
dengan kapasitas 10 ton
Menurut konstruksinya, silinder kerja hidrolik dibagi menjadi dua macam tipe
dalam sistem hidrolik, antara lain :
a. Silinder kerja penggerak tunggal (single action)
Silinder kerja jenis ini hanya memiliki satu buah ruang fluida kerja
didalamnya, yaitu ruang silinder di atas atau dibawah piston. Kondisi ini
mengakibatkan silinder kerja hanya bisa melakukan satu buah gerakan, yaitu
gerakan tekan. Sedangkan untuk kembali ke posisi semula, ujung batang
piston didesak oleh gravitasi atau tenaga dari luar.
Gambar 3.4 Silinder single – acting
13
b. Silinder kerja penggerak ganda ( double acting )
Silinder kerja ini merupakan silinder kerja yang memiliki dua buah ruang
fluida didalam silinder yaitu ruang silinder di atas piston dan dibawah piston,
hanya saja ruang di atas piston ini lebih kecil bila dibandingkan dengan yang
dibawah piston karena sebagian ruangnya tersita oleh batang piston. Dengan
konstruksi tersebut silinder kerja memungkinkan untuk dapat melakukan
gerakan bolak-balik atau maju mundur.
Gambar 3.5 Silinder double - acting
5. Manometer (preasure gauge)
Biasanya pengatur tekanan dipasang dan dilengkapi dengan sebuah alat yang
dapat menunjukkan sebuah tekanan fluida yang keluar. Prinsip kerja alat ini
ditemukan oleh Bourdon. Oli masuk ke pengatur tekanan lewat saluran P. tekanan
didalam pipa yang melengkung Bourdon (2) menyebabkan pipa memanjang.
Tekanan lebih besar akan mengakibatkan radius lebih besar pula. Gerakan
perpanjangan pipa tersebut kemudian diubah ke suatu jarum penunjuk (6) lewat
tuas penghubung (3), tembereng roda gigi (4), dan roda gigi pinion (5). Tekanan
pada saluran masuk dapat dibaca pada garis lengkung skla penunjuk (7). Jadi,
prinsip pembacaan pengukuran tekanan manometer ini adalah bekerja
berdasarkan atas dasar prinsip analog.
Gambar 3.6 Pengukur tekanan (manometer) dengan prinsip kerja Bourdon.
14
6. Saringan Oli (oil Filter)
Filter berfungsi menyaring kotoran-kotoran dari minyak hidrolik dan
diklasifikasikan menjadi filter saluran yang dipakai saluran bertekanan. Filter
ditempatkan didalam tangki pada saluran masuk yang akan menuju ke pompa.
Dengan adanya filter, diharpkan efisiensi peralatan hidrolik dapat ditinggikan dan
umur pemakaian lebih lama
Gambar 3.7 filter tangki
7. Fluida Hidrolik
Fluida hidroluk adalah salah satu unsur yang penting dalam peralatan hidrolik.
Fluida hidrolik merupakan suatu bahan yang mengantarkan energi dalam peralatan
hidrolik dan melumasi setiap perlatan serta sebagai media penghilang kalor yang
timbul akibat tekanan yang ditingkatkan dan meredam getaran suara.
Oli hidrolik yang berbasis pada minyak mineral biasanya digunakan secara luas
pada mesin – mesin perkakas atau juga mesin – mesin industri. Menurut standart DIN
51524 dan 512525 dan sesuai dengan karakteristik serta komposisinya oli hidrolik
dibagi menjadi tiga kelas : Hydaulic oil HL, Hydraulic JLP, Hydraulic oil HV
Fluida hidrolik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
a. Mempunyai viskositas temperatur yang cukup yang tidak berubah dengan
perubahan temperatur.
b. Mepertahankan fluida pada temperatur rendah dan tidak berubah buruk dengan
mudah dipakai dibawah temperatur.
c. Mempunyai stabilitas oksidasi yang baik.
d. Mempunyai kemampuan anti karat
15
e. Tidak merusak (karena reaksi kimia ) karat dan cat.
f. Tidak kompresible (mampu merapat)
g. Mempunyai tendesi anti foatming (tidak terjadi busa ) yang baik.
h. Mempunyai kekentalan terhadap api.
8. Pipa Saluran Oli
Pipa merupakan salah satu komponen penting dalam sebuah sistem hidrolik yang
berfungsi untuk meneruskan fluida kerja yang bertekanan dari pompa pembangkit ke
silinder kerja. Mengingat kapasitas yang mampu dibangkitkan oleh silinder kerja,
maka agar maksimal dalam penerusan fluida kerja bertekanan, pipa-pipa harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mampu menahan tekanan yang tinggi dari fluida.
b. Koefisien gesek dari dinding bagian dalam harus sekencil mungkin.
c. Dapat menyalurkan panas dengan baik.
d. Tahan terhadap perubahan suhu dan tekanan.
e. Tahan terhadap perubahan cuaca.
f. Berumur relatif panjang.
g. Tahan terhadap korosi.
Gambar 3.8 Hydraulic Hose
9. Unit Pompa Hidrolik ( Power Pack )
Unit pompa adalah kombinasi dari tangki minyak, pompa, motor dan relief valve.
Disamping itu hand control valve dan peralatan perlengkapan dipakai sesuai
keperluan.
16
Syarat – syarat pembuatan unit pompa hidrolik (Power Pack ) antara lain sebagai
berikut :
a. Tangki minyak harus dirancang untuk mencegah masuknya debu dan kotoran-
kotoran lain dari luar.
b. Tangki minyak dapat dilepaskan dari unit utama untuk keperluan maintenance
dan memastikan akurasinya untuk membebaskan udara.
c. Kapasitas dan ukuran tangki minyak harus cukup besar untuk mempertahankan
tingkat yang cukup langkah dalam apapun.
d. Plat pemisah (buffle plate) harus dipasang antara pipa kembali dan pipa hisap
untu memisahkan kotoran.
e. Pipa pengembali dan pipa hisap pompa harus dibawah level minyak.
Gambar 3.9 Power Pack
10. Kopling
Kopling merupakan sebuah penyambung antara electric motor dan gear pump
yang berfungsi untuk menggerakkan pompa langsung dari elektrik motor tanpa
perantara sebuah pulley dan v belt. Dalam mesin pres ini coupling yang digunakan
adalah tipe HC – 42 dengan Jumlah maximum power yang digunakan adalah &.5 kW
atau 10 Hp . yang telah disesuaikan dengan perhitungan.
Gambar 4.0 Coupler / kopling
17
E. Istilah & Lambang dalam sistem hidrolik
Dalam pembuatannya, rangkaian sistem hidrolik diperlukan banyak komponen
penyusunnya dan apabila dilakukan langsung dalam lapangan akan memakan waktu
yang cukup lama. Oleh karena itu, pada sistem hidrolik terdapat lambang-lambang
atau tanda penghubung sistem hidrolik yang dikumpulkan dalam lembar norma dim
24300 (1966); Tujuan lambang atau simbol yang diberikan pada sistem hidrolik
adalah :
a. Memberikan suatu sebutan yang seragam bagi semua unsur hidrolik.
b. Menghindari kesalahan dalam membaca skema sistem hidrolik.
c. Memberikan pemahaman dengan cepat laju fungsi dari skema sistem hidrolik.
d. Menyesuaikan literatur yang ada dari dalam negeri maupun luar negeri.
Tabel 1.1 Simbol – Simbol Pada Sistem Hidrolik
Lambang Keterangan
Saluran pengisian dan saluran kerja
Saluran pengendali atau saluran buang
Saluran fleksibel selang, pipa spiral,
dan sebagainya.
Penyilangan saluran tidak terhubung
Penyilangan saluran terhubung
18
Tabel 1.2 Simbol katup pengarah menurut jumlah lubang dan posisi kontrol
Klasifikasi Simbol Keterangan
Jum
lah
luba
ng (
Jum
lah
hubu
ngan
)
2 Lubang
Memiliki 2 lubang
penghubung dan dipakai
untuk membuka dan
menutup saluran
3 Lubang
Memiliki 3 lubang
penghubung dan dipakai
flow control dari sebuah
lubang pompa ke dua arah
4 Lubang
Memiliki 4 lubang
penghubung dan dipakai
untuk operasi maju / mundur
dan pemberhentian aktuator
Banyak Lubang
Memiliki 5 lubang
penghubung atau lebih dan
dipakai untuk tujuan khusus
Jum
lah
Pos
isi K
ontr
ol
2 Posisi Memiliki 2 posisi kontrol
3 Posisi Memiliki 3 posisi kontrol
Banyak Posisi
Memiliki 4 posisi kontrol
atau lebih yang dipakai
untuk tujuan tertentu
Tabel 1.3 Simbol – simbol untuk katup
19
Klasifikasi Simbol Keterangan
Tip
e O
pera
siManual
Dioperasikan dengan level
( pengungkit )
Mekanikal
Dioperasikan dengan cam
roller dan alat mekanikal
lain
Tekanan pilotDioperasikan dengan pilot
minyak hidrolik
SelenoidDioperasikan dengan gaya
elektromagnetik
Selenoid hidrolik
Valve spool utama
dioperasikan dengan pilot
hidrolik yang menggunakan
tenaga elektromagnetik
Spring offset
Direction control dilakukan
dengan gaya operasi. Dan
kembali ke posisi semula
dengan tenaga pegas saat
gaya operasi dimatikan
Spring center
Spool kembali ke posisi
semula dengan tenaga pegas
saat gaya operasi dimatikan
Tanpa springPosisi katup ditahan pada
tiap posisi kontrol
Tabel 1.4 Beberapa lambang komponen penyusun dalam sistem hidrolik
20
Lambang Keterangan
Salurang buang ke reservoir
Saluran dari reservoir
Silinder penggerak ganda (double –
acting )
Silinder penggerak tunggal ( single
acting )
Silinder penggerak ganda dengan dua
batang piston
Motor Listrik
Katup pengatur tekanan
Katup satu arah
Katup satu arah dengan menggunakan
pegas
Akumulator
21
BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
A. Proses perencanaan
Tahapan – tahapan dalam perencanaan :
1. Spesifikasi mesin hidrolik
a. Motor AC 1 fasa 2 hp, 1420 rpm
b. Pulling stroke 300 mm
c. Coupling HC - 42
d. Pompa roda gigi ( gear pump ) : CB 1A
e. Directional Valve DSG – 01 – 3C60
f. Silinder kerja penggerak tunggal ( double acting ) ø 73 x 663
g. Manometer (preassure gauge)
h. Filter oli MF-45
i. Pipa dan nepel saluran minyak hidrolik
j. Bak penumpang oli (reservoir)
k. Fluida/oli
22
Gambar 4.1 Sirkuit sistem hidrolik ( Sirkit Meter – In )
No Nama Komponen
Simbol JIS No Nama Komponen
Simbol JIS
1Silinder Hidrolik
Double Acting7 Filter
2Counter
Belance Valve 8 Reservoir
3 Directional Valve
9 Katup arah
4 Manometer 10 Relief Valve
5External Gear
Pump 11Flow Control
Valve
6 Elektrik Motor 12 Arah putaran
Gambar 4.2 Rancang bangun mesin pres selang hidrolis
23
2. Ukuran Aktuator
a. Diameter silinder : ø 73 mm ( luas efektif pada head side = 14.5 cm2 )
b. Diamter rod : ø 34,9 ( luas efektif pada rod side = 4.8 cm2 )
c. Stroke : 305 mm
3. Cycle diagram : Berdasarkan operasi mesin pres, cycle diagram yang digunakan
adalah menggunakan directional control
B. Proses Perhitungan
1. Putaran Pompa
n2
n1
=d1
d2
n2
1800= 72
256
n2 = 506,25 Rpm = 506 Rpm
Keterangan
n1 = putaran motor
n2 = Putaran Pompa
d1 = Diameter gear motor
d2 = Diameter gear pompa
2. Mencari Flow rate ( Q ) :
- Putaran ( n ) : 600 Rpm
- Debit Pompa : 32 l/mint ( liter/menit)
Note :
600 Rpm didapat dari spesifikasi gear pump
32 liter / menit di dapat dari spesifikasi gear pump
Diperoleh perbandingan
24
32600
= Q
506Q = 26,98 l/mnt = 27 liter/menit
3. Perhitungan Pada Silinder Hidrolik
Diketahui :
Diameter torak (d1 ) = 42,9 mm = 4.3 cm
Diameter batang torak (d2) = 34,9 mm = 3.5 cm
Panjang langkah ( h ) = 300 mm = 30 cm
Rugi gesek dan kebocoran diabaikan
- Mencari luas penampang torak ( A ) :
A = π r2
A = 3.14 x 21,45 x 21,45 = 1.444,72 mm2 = 14,5 cm2
- Mencari luas Penampang torak ( Ar )
Ar = 3.14 x 17,45 x 17,45 = 956,13 mm2 = 9,6 cm2
- Jadi luas penampang kerja/anulus area ( AR ) = A - Ar
AR = 14,5 – 9,6 = 4.9 cm2
- Langkah maju (secara teoritis)
t = A .hQ
t = 14,9. 30
27
t = 16,56 detik
Sehingga didapat ketika silinder bergerak maju dengan debit aliran 27 liter / menit
dan langkah piston sepanjang 30 cm dihasilkan waktu 16,56 detik.
- Langkah dorong Maju
P = 100 bar = 100 . 104 N/m2
A = 14,5 cm2 = 14,5 . 10-4 m2
25
F = P . A
F = 100 . 104 x 14,5 . 10-4
F = 1.450 N
- Menghitung kapasitas motor listrik
Q = f xp600 = kW
F = Power motor
Q = Flow pompa
P = Tekanan pompa
600 = Hasil turunan dari rumus perhitungan power. Jadi bisa disebut
sebagai konstanta
Sehingga didapat Kapasitas motor dengan jumlah 4,5 Kw dan gaya yang
dihasilkan oleh mesin pres adalah 1.450 N
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil perancangan mesin pres selang hidrolis sistem hidrolik dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Untuk menghemat biaya pulley dan v belt yang biasa digunakan untuk
mentransfer energi dari elektrik motor menuju pompa hidrolik bisa diganti dengan
coupler yang relatif murah dan tidak sulit.
2. Mesin pres hidrolis ini menggunakan aktuator dengan kapsitas 10 ton
3. Untuk Control valve yang digunakan adalah tipe DSG – 01 - 3C60 karna control
valve ini sesuai dengan sistem pres ini.
26
4. Coupling yang digunakan sebagai penghubung antara elektric motor dan hidrolik
pump adalah jenis HC – 42
5. Kapasitas motor minimal adalah 4.5 kW
6. Pada pengujian mesin pres saat menggunakan tekanan 100 bar, debit aliran 27
liter /menit diperoleh gaya (f) = 1450 N dan membutuhkan waktu aktuator turun
sekitar 16,56 detik
B. Saran
1. Kepada para mahasiswa yang ingin membuat mesin pres hidrolik, pastikan untuk
mengetahui spesifikasi yang di inginkan sebelum merancang sistem hidrolik.
2. Perlu penempatan dan perlakuan khusus pada mesin sistem pres ini, karena harus
terhindar dari debu.
3. Perlu perawatan yang intensif karna rawan terhadap kebocoran.
27
DAFTAR PUSTAKA
[2] Fuad, Ahmadi. 2001. Karakteristik Teknologi Tepat Guna balam Industri Skala Usaha Kecil dan Menengah di Jawa Timur.Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26 Juli tahun 2001.
[3] Haryono dkk..1999. Buku Panduan Materi KuIiah Kewirausahaan. Unipres UNESA Surabaya.
[5] Sutantra, I Nyoman.2001.Produktivitas Sistem Produksi dan Teknologi. Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa.Tanggal 26 Juni tahun 2001.
[6] Sutiono. 2002. Produktivitas UKM di Jawa Timur. Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas usaha kecil di Unesa,Tanggal 26 Juni tahun 2002.
28