teknik mengejan

Upload: diahayu-mandalika

Post on 17-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:a. Power

Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah power seperti HIS dan kekuatan mengejan.

1) HisHis (Kontraksi) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur, yang secara bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina (jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu. Dalam persalinan his harus selalu dipantau.

Beberapa istilah yang perlu diperhatikan di dalam memantau his yaitu :

1. Frekuensi adalah jumlah his dalam waktu tertentu yang biasanya dihitung per 10 menit. Frekuensi minimal 3 kali dalam 10 menit

2. Durasi adalah lamanya setiap his berlangsung yang diukur dengan detik . Durasi his dalam persalinan berkisar antara 45 -75 detik

3. Interval adalah masa relaksasi. Interval teratur, terjadi secara bertahap dan semakin memendek

4. Amplitudo adalah kekuatan his yang diukur dalam mmHg. Intensitas sangat bervariasi yaitu dari 20 sampai 60 mmHg, rata rata sekitar 40 mmHg.

5. Aktivitas his adalah frekuensi dikalikan dengan amplitudo yang diukur dengan unit Montevideo

6. Datangnya his : apakah his datangnya sering, teratur atau tidak.

(Lutan (ed),1998 : 83 & Rukiyah,2009:16)

Pace maker adalah pusat koordinasi his yang berada pada uterus di sudut tuba dimana gelombang his berasal. Gelombang his bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik mencakup seluruh otot otot uterus. His yang sempurna mempunyai kekuatan paling tinggi di fundus uteri yang disebut fundus dominan. Oleh karena servik tidak mempunyai otot otot yang banyak maka pada setiap his terjadi perubahan pada servik yaitu : tertarik dan mendatar (effacement), serta membuka (dilatasi). (Lutan (ed),1998 : 84)

His biasanya mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau sesudah) tanggal perkiraan persalinan. Penyebab yang pasti dari mulai timbulnya his tidak diketahui. Mungkin karena pengaruh dari oksitosin (hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisa dan menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan). Sebelum terjadinya his sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau kontrksi rahim yang tidak teratur. His ini disebut kontraksi Braxton Hicks. Biasanya his palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui perbedaan antara his sejati dan his palsu adalah melakukan pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan dalam bisa diketahui adanya perubahan pada serviks yang menandakan dimulainya proses persalinan.

Penyebab rasa nyeri pada saat terjadi kontraksi uterus tidak diketahui dengan pasti, tetapi beberapa hipotesi tentang penyebab rasa nyeri dikemukakan sebagai berikut :

1. Hipoksia miometrium yang berkontraksi menimbulkan anoxia sel sel otot dalam korpus uteri tempat terdapat banyak serabut saraf

2. Kompresi ganglia saraf di servik dan uterus bawah oleh berkas - berkas otot yang saling mengunci

3. Peregangan servik saat dilatasi

4. Peregangan peritoneum yang membungkus uterus

Perasaan sakit pada saat his tidak hanya tergantung pada intensitas his, tetapi juga tergantung pada keadaan mental ibu, yang berarti his juga bersifat subyektif. (Rukiyah,2009:16)Pembagian dan sifat sifat his (Lutan (ed),1998 : 85):

1. His pendahuluan merupakan his yang tidak kuat dan terjadi secara tidak teratur dapat juga menyebabkan show (sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks)

2. His pembukaan ( kala I ) adalah his yang menimbulkan pembukaan servik sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm. his ini mulai kuat, teratur, dan terasa sakit

3. His pengeluaran (his mengedan/kala II) adalah his yang sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi, dan lama.his ini berfungsi untuk mengeluarkan janin. Terjadi koordinasi bersama antara his kontrksi otot perut, kontraksii diafragma, dan ligament.

4. His pelepasan uri (kala III) adalah his yang menyebabkan kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta

5. His pengiring (kala IV) adalah kontraksi yang bersifat lemah, masih sedikit nyeri, dan dapat menyebabkan pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari.Perubahan perubahan yang terjadi akibat his diantaranya (Lutan (ed),1998 : 85 & Rukiyah,2009:17):

1. Pada uterus dan servik : uterus teraba keras karena kontraksi. Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrautein naik dan menyebabkan servik menjadi mendatar dan membuka.

2. Pada ibu : rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim serta terjadi kenaikan nadi dan tekanan darah

3. Pada janin : pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenta berkurang , maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas terdengar karena adanya iskemia fisiologi.

Periode istirahat antara dua kontraksi mempunyai fungsi utama yaitu (Rukiyah,2009:17-18):1. Memberikan kesempatan pada otot otot uterus untuk beristirahat sebab kontraksi yang terjadi terus menerus dapat menyebabkan rupture uteri

2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat karena ibu yang menahan kontraksi uterus secara terus menerus dengan durasi yang lama akan menyebabkan kelelahan.3. Mempertahankan kesejahteraan janin. Pada saat kontraksi terjadi, pembuluh darah uterus terjepit sehingga Apabila ini terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan hipoksia janin, anoksia, dan kematian janin dalam uterus.

2) Tenaga mengejan

Setelah servik terbuka lengkap kekuatan yang sangat penting pada ekspulsi janin adalah yang dihasilkan oleh peningkatan tekanan intra-abdomen yang diciptakan oleh kontraksi otot-otot abdomen. Dalam bahasa obstetric biasanya ini disebut mengejan. Sifat kekuatan yang dihasilkan mirip seperti yang terjadi pada saat buang air besar, tetapi biasanya intensitasnya jauh lebih besar.Pada saat kepala sampai dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah.Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, kala I pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu kontraksi rahim atau uterus. Di samping itu, kekuatan-kekuatan tahanan mungkin ditimbulkan oleh otot-otot dasar panggul dan aksi ligament. (Rukiyah, Ai Yeyeh. 2009. Hal: 18)Pada sebagian besar kasus, mengejan merupakan reflek spontan timbul pada persalinan kala II, tetapi kadang kala wanita tersebut tidak mengerahkan daya ekspulsifnya dengan baik dan memerlukan bimbingan. Tungkai sebaiknya berada dalam setengah fleksi sehingga ibu dapat menolakan kakinya pada alas. Hendaknya diinstruksikan untuk mengambil nafas dalam segera setelah kontraksi uterus berikutnya dimulai dan sambil menahan nafas, mengejan kuat ke bawah persis seperti ketika ibu sedang mengeluarkan tinjau. Ibu sebaiknya tidak dianjurkan untuk mendorong setelah kontraksi uterus selesai. Sebaliknya, ibu dan janin seharusnya dibiarkan beristirahat dan memulihkan diri dari efek-efek gabungan kontraksi uterus, menahan nafas, dan upaya fisik yang besar.

Biasanya, mengejan menyebabkan penonjolan perineum yaitu akibat semakin turunya kepala janin. Ibu hendaknya diberithu tentang kemajuan itu, karena dukungan moral pada kala ini sangat penting. Pada masa mengejan aktif ini, frekuensi denyut jantung janin yang diaskultasi segera setelah kontraksi mungkin lambat, tetapi pulih kembali ke tingkat normal sebelum daya ekspulsif berikutnya.

Ketika kepala menuruni panggul, ibu sering mengeluarkan feses. Saat kepala turun lebih jauh, perineum mulai menonjol dan kulit yang menutupinya menjadi tegang dan mengkilat. Sekarang kepala janin dapat terlihat melalui lubang vulva. Pada saat ini, yaitu saat tahanan perineum terhadap dorongan sudah rendah, wanita tersebut dan janinnya dipersiapkan untuk pelahiran. (Cunningham, F. Gary, 2006 hal: 343-344)

DAFTAR PUSTAKACunningham,F.Gary.2006.Obstetri Williams.Jakarta:EGC

Lutan,D (ed).1998.Sinopsis Obstetri Jilid 1Edisi 2.Jakarta:ECG

Rukiyah, Ai Yeyeh. 2009.Asuhan Kebidanan II (Persalinan).Jakarta:Trans Info Media