teknik konservasi lahan rawa dengan menggunakan tepulikampar

21
Makalah Pengantar Teknologi Pertanian TEKNIK KONSERVASI LAHAN RAWA DENGAN MENGGUNAKAN TEPULIKAMAPAR DISUSUN OLEH MUHAMMAD AFZAL 1305106010016 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

Upload: muhammadafzal6696

Post on 27-Sep-2015

260 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

llkkooloolkoo

TRANSCRIPT

Makalah Pengantar Teknologi Pertanian

TEKNIK KONSERVASI LAHAN RAWA DENGAN MENGGUNAKAN TEPULIKAMAPAR

DISUSUN OLEH

MUHAMMAD AFZAL1305106010016

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM BANDA ACEH2014

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah nya serta inayah-Nya kepada kami untuk penyusun paper Pengantar Teknologi Pertanian yang berjudul Teknik Konservasi Lahan Rawa Dengan Menggunakan Tepulikampar tanpa suatu halangan apapun sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, tanpa pertolongan Dia mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.Makalah ini kami susun selain untuk memenuhi tugas dari dosen pengajar Pengantar Teknologi Pertanian yang juga bertujuan agar kami lebih memahami tentang berbagai Teknologi Pertanian agar bisa digunakan sebagai referensi para pembaca agar lebih mengetahui tentang ilmu Keteknikan Pertanian khusus pada bidang Teknik Tanah dan Air.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr Mustafril, ST ,M.Si yang merupakan Dosen Pengampu Matakuliah Pengantar Teknologi Pertanian yang telah membantu penulis sehingga paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan paper ini. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih.Makalah berjudul Teknik Konservasi Lahan Rawa Dengan Menggunakan Tepulikampar ini berisi tentang . Kami berharap makalah ini dapat membuka wawasan kami maupun pembaca nantinya, dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari..Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Teknik Tanah dan Air , yang saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini saya susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri saya sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Makalah ini menjelaskan tentang Teknik Konservasi Lahan Rawa Dengan Menggunakan Tepulikampar.

Dalam pembuatan makalah ini saya sadar bahwa masih banyak kekurangan karena masih banyak terdapat kekurangan yamg mungkin luput perhatian saya,saya sangat berharap agar bapak dapat memakluminya serta sedia kiranya memberi saran-saran terhadap saya.

Banda Aceh, 09 November 2014

Muhammad Afzal

iI.PENDAHULUAN

1.Latar BelakangPertumbuhan manusia dan perkembangan zaman pada masa sekarang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan lahan sehingga muncul permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan pemanfaatannya. Penggunaan atau pemanfaatan yang tidak sesuai dengan keadaan dan krakteristik pada suatu lahan menyebabkan kemunduran kemampuan lahan dan lahan lambat laun menjadi kritis atau yang lebih jauh lagi lahan menjadi rusak (lahan terdegradasi). Begitu pula yang terjadi pada daerah pasang surut, pemanfaatan ini sudah mulai digerakan oleh pemerintah yang mana bertujuan untuk menopang perekonomian dan kesejahteraan masyarakat Indonesia dengan menggunakan lahan pasang surut untuk perkebunan, pertanian, dan hal lainnya tanpa melihat sisi buruk atau dampak dari kegiatan yang dilakukan.Luas lahan pasang surut di Indonesia penyebarannya cukup luas diperkirakan 24,7 juta ha, tersebar di sebagian Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Sebagian besar dari luasan daerah tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, sehingga diperlukan suatu cara atau metode pengembangan agar lahan pasang surut dapat digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan kemampuan, kesesuaian, dan krateristik yang dimiliki lahan pasang surut. Dalam pengembangan ini tidak harus dengan teknologi tinggi yang canggih dan serba modern, tetapi dapat digali dari cara-cara tradisional yang berkembang di masyarakat. Teknologi penyiapan lahan sawah pasang surut Tepulikampar yang diterapkan petani Banjar secara turun-temurun ternyata mengandung kaidah-kaidah konservasi lahan yang bermanfaat dalam mempertahankan kesuburan tanah serta memperbaiki kualitas tanah dan air.Daerah pasang surut dapat didefenisiskan sebagai daerah yang secara permanen atau temporal tergenang air karena tidak adanya sistem drainase alami serta mempunyai ciri khas secara fisik, kimia, dan biologi. Adapun masalah-masalah yang umum ditemukan dan menjadi kendala dalam uapaya pemanfaatan lahan pasang surut biasanya dicirikan oleh kombinasi beberapa kendal yaitu, pH rendah, genangan dalam, akumulasi zat-zat beracun, salinitas tinggi, kekurangan unsur hara, dan lain-lain.Keppres No. 32 tahun 1990 dan Undang-undang No. 21 tahun 1992 tentang penataan ruang kawasan bergambut menetapkan kawasan bergambut dengan ketebalan 3 m atau lebih, yang letaknya dibagian hulu sungai dan rawa, ditetapkan sebagai kawasan lindung, yang berfungsi sebagai penambat air dan pencegah banjir,serta melindungi ekosistem yang khas di kawasan tersebut. Peraturan ini perlu diber-lakukan lebih efektif lagi, disertai sanksi yang tegas bagi yang melanggarnya agar lahan rawa gambut dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

1

2.Perumusan MasalahBagaimana cara konservasi pada daerah lahan pasang surut dengan menggunakan metode tepulikampar?3.TujuanAdapun tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang bagaimana konservasi lahan pasang surut dengan menggunakan Tepulikampar yang merupakan produksi masyarakat banjar pada mata kuliah konservasi tanah dan reklamasi lahanTujuan akhir pengembangan lahan rawa ialah merancang sistem pengelolaan bagi tujuan pertanian yang produktif dan berkelanjutan untuk kelas harkat lahan masing-masing. Produktivitas dan keterlanjutan ditetapkan menurut sudut pandang usahatani, terutama untuk pertanaman pangan dan hortikultura, dan menurut sudut pandang perusahaan, terutama untuk pertanaman industri. Sudut pandang usahatani sekaligus berguna merancang sistem pemukiman masyarakat pedesaan yang mapan..

2

II.TINJAUAN PUSTAKA

Lahan Pasang SurutLahan pasang surut merupakan lahan marginal karena kesuburan tanahnya rendah dan kemasaman tanah dan air tinggi sehingga tidak menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Lahan pasang surut adalah daratan rendah yang terendam air tawar yang berada di pantai dan dekat pantai sehingga terpengaruh pasang surut air laut. Lahan pasang surut dibagi berdasarkan jangkauan luapan air pasang yang mana sebagai akibat terjadinya pasang surut air laut, yaitu:Tipe luapan A: merupakan daerah yang selalu terluapi air pasang tertinggi dari adanya variasi elevasi pasang surut air sungai.Tipe luapan B: merupakan daerah yang kadang-kadang (tidak selalu) terluapi oleh air pasang tinggi dari variasi pasang surut air sungai.Tipe luapan C: didefenisikan sebagai daerah yang tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi dari variasi elevasi pasang surut air sungai, namun memiliki kedalaman muka air tanah tidak lebih dari 50 cm dari permukaan tanah.Tipe luapan D: menurut hydrofotografinya tidak pernah terluapi oleh air pasang tertinggi dari variasi elevasi pasang surut air sungai, dan memiliki kedalaman air tanah > 50 cm dari permukaan tanah (Widjaja,et al., 1997).

Lahan pasang surut merupakan suatu daerah yang sering tergenangi air dan memiliki kedalaman pirit (lapisan beracun) pada kedalaman >50 cm di atas permukaan tanah. Selain itu, sebelum mengerjakan lahan pasang surut, perlu terlebih dahulu memahami empat tipologinya.Tipologi pertama adalah tipologiLahan Potensial, yaitu suatu lahan yang mempunyai kedalaman pirit (lapisan beracun) pada kedalaman >50 cm di atas permukaan tanah. Lalu tipologi yang keduaadalah Lahan Sulfat Masam, yang merupakan lahandengan lapisan pirit pada kedalaman 0-50 cm di atas permukaan tanah. Terakhir, tipologiLahan Salin, yaitu lahan yang mendapat intrusi air laut sehingga mengandung garam dengan konsentrasi tinggi terutama pada musim kemarau (Wibowo, 2003).Sifat tanah dan air yang perlu dipahami di lahan pasang surut ini berkaitan dengan: tanah sulfat masam dengan senyawa piritnya, tanah gambut, air pasang besar dan kecil, kedalaman air tanah, dan kemasaman air yang menggenangi lahan. Masalah yang nyata atau sering ditemukan pada daerah lahan pasang surut yaitu seperti (Widjaja,et al., 1997) :1. Kondisi pirit: kondisi pirit yang dangkal sehingga jikka teroksidasi dengan udara akan menjadi racun bagi tanaman.2. Salinitas/intruksi air laut: prilaku pasang surut air laut berdampak pada masuknya air asin di lahan, terutama di daerah pesisir atau berdekatan dengan laut/selat.3. Kondisi gambut: umunya kondisi gambut tebal hingga kedalaman 3 5 m dimana nilai keasaman sangat tinggi (pH