teknik audit

25
TEKNIK-TEKNIK AUDIT Dalam melakukan audit, diperlukan beberapa teknik tersendiri untuk memperoleh suatu bukti yang memadai. Teknik- teknik audit ini ibarat senjata yang akan digunakan oleh auditor. Untuk memperoleh bukti yang tepat diperlukan senjata yang tepat pula. Oleh karena itu, dalam paper ini kami akan membahas teknik-teknik audit yang disarikan dari berbagai sumber. 1. Pengujian fisik (physical examination) Count merupakan penentuan aktiva yang dimiliki pada waktu tertentu. Istilah ini hanya dapat dikaitkan dengan jenis bukti audit yang didefinisikan sebagai pengujian fisik. Pengujian fisik adalah pengujian substantif yang melibatkan perhitungan atas aktiva yang berwujud, seperti kas, persediaan, bangunan, dan peralatan. Count juga sering kali dimasukkan dalam prosedur inventarisasi atau opname. Inventarisasi atau opname adalah pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang, menilai kondisinya (rusak berat, rusak ringan, atau baik) dan membandingkannya dengan saldo menurut buku (administrasi),kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan apabila ada. Hasil opname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara (BA). Count yang terkait dengan pengujian fisik ini tidak dapat diterapkan pada audit piutang usaha.

Upload: ganti-phaing-kanisa

Post on 04-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teknik audit

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Audit

TEKNIK-TEKNIK AUDIT

Dalam melakukan audit, diperlukan beberapa teknik tersendiri untuk memperoleh suatu

bukti yang memadai. Teknik-teknik audit ini ibarat senjata yang akan digunakan oleh auditor.

Untuk memperoleh bukti yang tepat diperlukan senjata yang tepat pula. Oleh karena itu,

dalam paper ini kami akan membahas teknik-teknik audit yang disarikan dari berbagai

sumber.

1. Pengujian fisik (physical examination)

Count merupakan penentuan aktiva yang dimiliki pada waktu tertentu. Istilah ini

hanya dapat dikaitkan dengan jenis bukti audit yang didefinisikan sebagai pengujian

fisik. Pengujian fisik adalah pengujian substantif yang melibatkan perhitungan atas

aktiva yang berwujud, seperti kas, persediaan, bangunan, dan peralatan.

Count juga sering kali dimasukkan dalam prosedur inventarisasi atau opname.

Inventarisasi atau opname adalah pemeriksaan fisik dengan menghitung fisik barang,

menilai kondisinya (rusak berat, rusak ringan, atau baik) dan membandingkannya dengan

saldo menurut buku (administrasi),kemudian mencari sebab-sebab terjadinya perbedaan

apabila ada. Hasil opname biasanya dituangkan dalam suatu berita acara (BA). Count

yang terkait dengan pengujian fisik ini tidak dapat diterapkan pada audit piutang usaha.

Kegunaan count untuk menguji asersi sebagai berikut :

1. membuktikan keberadaan (existence) hal-hal yang tersaji dalam laporan keuangan

klien

2. menguji penilaian (valuation) karena kuantitas terlibat secara langsung dalam

penentuan nilai sebagian besar aktiva.

3. menguji asersi mengenai kelengkapan (completeness) auditor bisa menemukan item-

item yang seharusnya tersaji tetapi dihilangkan klien dari laporan keuangan

4. dapat pula menguji asersi mengenai hak dan kewajiban (rights and obligations), tetapi

hanya untuk mendukung kepemilikan aktiva.

Page 2: Teknik Audit

5. dapat juga menguji mutu, bila count dilaksanakan dalam prosedur inventarisasi atau

opname.

• Batasan count :

1. tidak dapat diterapkan pada aktiva yang keberadaannya dibuktikan terutama melalui

dokumentasi, seperti piutang usaha, investasi, atau beban dibayar di muka.

2. tidak dapat diterapkan pada kewajiban, pendapatan, atau beban.

3. memerlukan kehati-hatian, keahlian dan pengalaman dalam menilai sebuah aktiva,

sehingga kadang memerlukan bantuan dari pihak independen yang ahli dalam menilai

aktiva tersebut.

4. sering kali membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

2. Konfirmasi (confirmation)

Konfirmasi adalah metode yang digunakan auditor untuk memperoleh bukti audit

dengan cara meminta tanggapan baik secara tertulis maupun lisan dari pihak ketiga yang

independen mengenai item-item tertentu yang mempengaruhi laporan keuangan klien.

Pada konfirmasi tertulis, konfirmasi adalah surat yang ditandatangai klien, ditujukan

kepada pihak ketiga terkait (biasanya pelanggan atau kreditur) untuk meminta penegasan

(konfirmasi) mengenai saldo utang/piutang klien pada pihak ketiga tersebut per tanggal

tertentu (biasanya tanggal neraca).

Bukti audit yang diperoleh dari konfirmasi memiliki keandalan yang sangat tinggi

karena bukti audit dari teknik audit ini diperoleh dari pihak ketiga yang independen

terhadap klien. Oleh karena bukti audit yang diperoleh dari konfirmasi sangat tinggi,

teknik audit ini adalah teknik audit yang paling banyak digunakan, terutama untuk

menguji asersi manajemen terhadap utang dan piutang usaha.

Konfirmasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu konfirmasi positif dan konfirmasi

negatif. Pada konfirmasi positif auditor mengirimkan surat yang isinya meminta

tanggapan kepada pihak ketiga terkait, pihak yang dimintakan konfirmasi tersebut

diharuskan menjawab (membalas) apakah setuju atau tidak dengan jumlah yang

Page 3: Teknik Audit

tercantum dalam surat yang dikirimkan auditor. Konfirmasi positif biasanya digunakan

dalam keadaan:

1) saldo utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif besar

2) jumlah pelanggan/kreditur sedikit

3) pengendalian intern klien (agak) lemah

4) waktu audit cukup panjang.

Sedangkan pada konfirmasi negatif, surat yang dikirimkan auditor hanya dibalas

pihak yang dimintakan konfirmasi apabila jumlah yang tercantum dalam surat yang

dikirimkan auditor tersebut tidak disetujui oleh pihak ketiga tersebut. Apabila pihak

ketiga setuju dengan jumlah yang tercantum dalam surat yang dikirimkan auditor, maka

pihak ketiga tersebut tidak perlu membalas surat yang dikirimkan tersebut. Biasanya

dalam konfirmasi negatif, surat yang ikirimkan auditor diberi batas waktu. Jika pihak

terkait yang dikirimi surat tidak memberikan jawaban atas konfirmasi tersebut sampai

pada waktu yang ditetapkan maka pihak yang mimintakan konfirmasi tersebut dianggap

setuju. Konfirmasi negative umumnya digunakan auditor apabila:

1) saldo utang/piutang klien per pelanggan/kreditur relatif kecil

2) jumlah pelanggan/kreditur banyak

3) pengendalian intern klien (cukup) kuat

4) waktu audit cukup singkat.

Kegunaan atau Asersi Yang Diuji

keberadaan (existence)

hak dan kewajiban (rights and obligations)

penilaian (valuation) atau alokasi (completeness)

Page 4: Teknik Audit

kelengkapan (completeness),

penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Contoh dari konfirmasi adalah auditor mengirimkan surat yang berisi jumlah

piutang yang dimiliki klien kepada seorang pelanggan untuk meminta konfirmasi

mengenai benar tidaknya jumlah piutang yang dimiliki klien kepada pelanggan tersebut.

Jika yang dilakukan adalah konfirmasi positif, maka pelanggan tersebut harus membalas

surat dari auditor walaupun jumlah yang tercantum dalam surat tersebut disetujui atau

tidak. Sedangkan jika yang dilakukan adalah konfirmasi negatif, maka pelanggan hanya

membalas surat yang dikirimkan auditor jika jumlah dalam surat tersebut tidak disetujui

oleh kreditur.

Walaupun kondirmasi ini merupakan teknik yang paling bagus untuk pengujian

piutang namun ada bebera kelemahan teknik ini yaitu bergantung pada pihak ketiga

sehingga bisa membutuhkan waktu lama dan apabila terdapat perbedaan antara hasil

konfirmasi dengan data auditee juga masih perlu direkonsiliasi.

3. Dokumentasi (documentation),

Dokumentasi adalah inspeksi oleh auditor atas berbagai dokumen dan catatan klien

untuk mendukung informasi yang tersaji atau yang seharusnya tersaji dalam laporan

keuangan. Dokumentasi yang diperiksa adalah catatan yang digunakan klien untuk

menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis dengan cara yang terorganisasi baik

dalam bentuk kertas, elektronik maupun media lainnya. Dokumentasi telah dipergunakan

secara luas sebagai bukti audit karena dokumentasi telah tersedia bagi auditor dengan

biaya perolehan bukti yang relatif rendah.

Dokumen dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu dokumen internal dan eksternal.

Dokumen internal adalah dokumen yang dipersiapkan dan digunakan dalam organisasi

klien dan disimpan tanpa pernah disampaikan kepada pihak di luar organisasi, contohnya

laporan jam kerja karyawan dan laporan penerimaan persediaan. Dokumen eksternal

adalah dokumen yanng ditangani oleh pihak luar organisasi yang mewakili pihak klien

dalam melakukan transaksi tetapi dokumen ini dapat dengan mudah diakses oleh klien

Page 5: Teknik Audit

dengan segera, contohnya faktur dari pemasok, polis asuransi, dan lain sebagainya.

Dokumen eksternal memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi sehingga lebih dapat

diandalkan daripada dokumen internal karena dokumen eksternal pernah berada baik di

tangan klien maupun pihak lain (pihak eksternal) sebagai lawan transaksi klien. Dalam

dokumentasi, terdapat beberapa istilah. Berikut ini adalah beberapa istilah tersebut dan

penjelasan singkatnya.

Examine

Memeriksa (Examine) adalah kegiatan mempelajari/studi yang cukup terinci

atas dokumen atau catatan untuk menentukan fakta-fakta spesifik tentang catatan itu

untuk mendukung informasi yang tersaji, atau seharusnya tersaji.

Dalam laporan keuangan, dokumen yang diperiksa auditor adalah catatan yang

digunakan klien untuk menyediakan informasi bagi pelaksanaan bisnis dengan cara

yang terorganisasi, yang bisa juga dalam bentuk kertas kerja, bentuk elektronik, atau

media lain. Karena setiap transaksi pada organisasi klien biasanya didukung paling

tidak oleh selembar dokumen, jenis bukti audit ini tersedia dalam jumlah besar.

Sebagai contoh, klien sering kali menyimpan pesanan pelanggan, dokumen

pengiriman, serta faktur penjualan.

Contoh dari kegiatan examine adalah memeriksa sampel pesanan pelanggan,

faktur penjualan kredit, catatan gudang, dan bukti pengiriman barang untuk

menentukan apakah barang atau jasa telah dijual/dikirim kepada konsumen dengan

benar. Kegiatan ini meliputi meneliti catatan yang ada pada catatan akuntansi serta

memperoleh dan mempelajari dokumen sumber yang mendasari catatan tersebut

untuk menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi yang dicatat.

Prosedur ini biasanya seiring dengan prosedur vouching yang dilakukan pada

audit piutang, untuk menilai keakuratan pencatatan dan menghindari pencatatan

penjualan kredit yang overstated.

Teknik examine ini berguna bagi auditor untuk memverifikasi keakuratan

(accuracy) catatan klien.

Prosedur ini berguna jika yang diperiksa adalah dokumen kompeten dan handal.

Berikut tingkat kompetensi dokumen:

Page 6: Teknik Audit

Dokumen ekstern, yang disediakan dan dipegang oleh pihak ketiga yang bertransaksi

dengan klien, dan pihak ketiga tersebut memiliki pengendalian intern yang baik.

Dokumen jenis ini adalah yang dinilai paling handal.

Dokumen Intern, yang disediakan oleh klien dengan sistem pengendalian intern yang

baik. Dokumen jenis ini adalah yang cukup handal.

Dokumen ekstern, yang disediakan dan dipegang oleh pihak ketiga yang bertransaksi

dengan klien, dan pihak ketiga tersebut memiliki pengendalian intern yang buruk.

Dokumen jenis ini adalah yang dinilai tidak handal.

Dokumen intern, yang disediakan oleh klien dengan sistem pengendalian intern yang

buruk. Tentu saja dokumen jenis ini adalah yang tidak handal.

Prosedur ini menjadi tidak bermanfaat jika yang diperiksa adalah dokumen jenis

ketiga dan keempat, karena dokumen yang disediakan tersebut tidak bisa diyakini

kebenarannya.

Vouching

Vouching adalah kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran atau

keabsahan suatu bukti yang mendukung transaksi. Kegiatan ini meliputi memilih

catatan yang ada pada catatan akuntansi serta memperoleh dan menyelidiki dokumen

yang mendasari catatan tersebut untuk menentukan keabsahan dan ketelitian transaksi

yang dicatat. Dengan vouching, arah pengujian berlawanan dengan tracing.

Penelusuran dimulai dari catatan ke dokumen.

Kegunaan vouching adalah memverifikasi dan memeriksa ketelitian perkalian,

penjumlahan pembukuan, kepemilikan, dan keberadaannya. Adapun tujuan dari

vouching untuk memastikan bahwa:

1. Bukti tersebut telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan terkait

2. Bukti tersebut dari sesuai dengan tujuannya

3. Jumlah yang tertera di dalam bukti adalah benar dan sesuai dengan transaksi

4. Pencatatan dilakukan secara benar

5. Kepemilikan dan keberadaannya sah.

Contoh dari kegiatan vouching pada audit piutang adalah auditor mengambil

salah satu ayat jurnal dalam catatan akuntansi klien untuk penjualan kredit

Page 7: Teknik Audit

(pengambilan ayat jurnal dilakukan auditor dengan sampling), Untuk membuktikan

apakah transaksi yang dijurnal itu memang benar-benar ada dan telah dicatat dengan

sesuai, auditor mencari bukti-bukti yang mendukung transaksi tersebut, seperti

perjanjian jual-beli antara auditee dengan konsumennya, pesanan pelanggan, faktur

penjualan kredit, catatan gudang, dan bukti pengiriman barang, serta berita acara

penyelesaian pekerjaan bulanan (monthly certificate) jika pekerjaan tersebut

merupakan pekerjaan konstruksi jangka panjang, dan sebagainya.

Prosedur ini cocok dilakukan pada audit piutang, karena pada umumnya audit

piutang berfokus bagaimana penilaian keberadaan (existence) atas transaksi, karena

perusahaan cenderung untuk mencantumkan penjualan overstated dengan cara

memperbesar penjualan kredit yang secara otomatis memperbesar piutang, padahal

transaksi tidak pernah terjadi.

Vouching dilakukan untuk mendeteksi apakah catatan akuntansi klien

ketinggian (overstatement). Selain itu, vouching juga digunakan untuk menguji asersi

manajemen mengenai keberadaan (existence), penilaian (valuation), hak dan

kewajiban (rights and obilgation), penyajian dan pengungkapan (presentation and

disclosure). Namun, vouching juga memiliki kelemahan. Pengujian asersi mengenai

kelengkapan (completeness) melalui vouching lebih sulit dilakukan karena pengujian

kelengkapan mengharuskan auditor untuk mencari bukti item yang tidak tercatat.

Sama dengan prosedur examine. Prosedur ini berguna jika yang diperiksa adalah

dokumen yang kompeten dan handal. Prosedur ini menjadi tidak efektif jika yang

diperiksa adalah dokumen ekstern yang disajikan oleh pihak ketiga dengan

pengendalian intern yang buruk dan juga dokumen intern yang disediakan oleh klien

dengan sistem pengendalian intern yang buruk.

Tracing

Tracing adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memeriksa kebenaran dan

keabsahan pencatatan atas suatu bukti sumber di dalam catatan akuntansi. Tracing

merupakan kebalikan dari vouching. Arah kegiatan tracing adalah mengikuti

dokumen sumber hingga ke pencatatannya dalam catatan akuntansi. Adapun

pelaksanaan dari tracing adalah dengan pertama-tama auditor melakukan

penyeleksian dokumen sumber, seperti faktur penjualan atau laporan pengiriman,

Page 8: Teknik Audit

kemudian auditor melakukan penelusuran dokumen sumber tersebut melalui sistem

akuntansi ke pencatatan akhir dalam catatan akuntansi, seperti jurnal dan buku besar.

Kegunaan atau Asersi yang diuji

Karena arah pengujian tracing berlawanan dengan vouching, tracing dapat

digunakan untuk menguji asersi manajemen antara lain sebagai berikut :

1. Kelengkapan (Completeness)

2. Penilaian (Valuation)

3. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure).

Kemudian karena prosedur ini memberi keyakinan dari bukti asli sampai

akhirnya dimasukkan ke dalam perkiraan, maka prosedur ini terutama sangat

bermanfaat untuk mendeteksi catatan akuntansi yang kerendahan (understatement).

Kelemahan atau keterbatasan tracing

Salah satu kelemahan dari teknik audit tracing ini adalah memerlukan waktu

yang lama, karena biasanya dokumen sumber suatu perusahaan sangat banyak

jumlahnya dan hampir setiap transaksi mempunyai satu dokumen sumber. Akan tetapi

kelemahan ini dapat diatasi oleh auditor dengan hanya menguji beberapa saja dengan

menggunakan metode sampling.

Contoh Penggunaan Pada Audit atas Piutang

Contoh dari kegiatan tracing pada audit piutang adalah auditor mengambil salah

satu dokumen transaksi klien (pengambilan dokumen transaksi ini dilakukan auditor

dengan sampling), misalnya yang diambil adalah faktur penjualan. Kemudian auditor

menelusuri pencatatan faktur penjualan tersebut dalam catatan akuntansi klien dan

menilai apakah pencatatan yang dilakukan klien terhadap faktur tersebut telah sesuai

dengan standar akuntansi yang berlaku umum.

Gambaran tracing:

Page 9: Teknik Audit

Read

Read adalah penelaahan atas informasi tertulis untuk menentukan fakta-fakta

yang berkaitan dengan audit yang dilakukan. Contoh penerapannya adalah auditor

membaca notulen rapat serta mengikhtisarkan semua informasi yang berkaitan dengan

laporan keuangan dalam kertas kerja.

Contoh penggunaan dari teknik audit read ini pada audit piutang adalah dengan

membaca semua informasi yang terkait dengan transaksi yang mempengaruhi piutang

itu sendiri. Misalnya dengan membaca kontrak apabila penjualan kredit dilakukan

dalam partai besar, kemudian bisa juga dengan membaca berita acara penghapusan

piutang terkait penghapusan piutang yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi yang

didapat dari hasil membaca dan terkait dengan objek piutang yang diperiksa

kemudian dituangkan ke dalam kertas kerja.

Scan

Scan adalah pemeriksaan yang kurang terinci atas catatan atau dokumen untuk

menentukan apakah terdapat hal yang tidak biasa yang memerlukan investigasi

lanjutan. Penggunaan scan pada audit piutang adalah auditor bisa men-scan daftar

piutang untuk melihat piutang setiap pelanggan yang memiliki kejadian piutang yang

tidak biasa, seperti adanya saldo piutang negatif, piutang yang umurnya lama, dan

piutang yang nilainya besar.

Scan dapat digunakan untuk menguji asersi:

Completeness, yaitu apakah setiap piutang telah dicatat ke dalam buku piutang

Right and obligation, yaitu apakah piutang setiap pelanggan telah dicatat sesuai

dengan kepemilikan piutang dari pelanggan yang bersangkutan

Presentation and disclosure, apakah piutang telah disajikan dan diungkapkan

seluruhnya

Keterbatasan Scan:

Page 10: Teknik Audit

pengujian asersi existence (membuktikan keberadaan piutang) sulit untuk dilakukan,

karena auditor hanya melihat kepada kejadian piutang yang tidak biasa, seperti adanya

saldo piutang negatif, umurnya lama, dan nilainya besar

karena scan bukan merupakan pemeriksaan yang terinci maka scan tidak dapat

digunakan untuk menguji asersi evaluation (yaitu menilai perhitungan saldo piutang)

Compare

Compare adalah perbandingan informasi dari dua lokasi yang berbeda. Instruksi

harus menyatakan informasi mana yang akan diperbandingkan dengan sebanyak

mungkin rincian yang dapat dilakukan dalam praktek.

Penggunaan pada audit piutang adalah auditor membandingkan saldo piutang pada

neraca dengan buku besar dan daftar piutang. Compare dapat digunakan untuk

menguji asersi:

existence, yaitu adanya keberadaan piutang setiap pelanggan baik di buku besar dan

daftar piutang yang dilengkapi dengan faktur

completeness, yaitu apakah setiap faktur penjualan kredit telah dibukukan sebagai

piutang pada buku besar

Right and obligation, yaitu apakah piutang setiap pelanggan telah dicatat sesuai

dengan kepemilikan piutang dari pelanggan yang bersangkutan

Presentation and disclosure, yaitu apakah piutang telah disajikan dan diungkapkan

seluruhnya

Keterbatasan compare:

Karena compare hanya membandingkan dari suatu informasi ke informasi lainnya,

maka tidak bisa untuk dilakukan pengujian asersi valuation (penilaian terhadap

kebenaran saldo piutang)

4. Prosedur analitis (analytical procedures)

Page 11: Teknik Audit

Prosedur analitis atau compute adalah metode pengumpulan bukti audit yang digunakan

auditor dengan cara melakukan mempelajari data klien, lalu mencari berbagai

perbandingan atas data klien yang berupa saldo dan rasio klien, kemudian mencari

hubungan-hubungan dari data tersebut. Prosedur analitis menghasilkan bukti analitis.

Auditor dapat menggunakan satu atau lebih dari lima jenis prosedur analitis.

Lima jenis prosedur analitis tersebut yaitu:

1. Membandingkan data klien dengan data industri

2. Membandingkan data klien dengan data periode sama yang sebelumnya

3. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan klien

sebelumnya (anggaran)

4. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang telah ditentukan auditor

5. Membandingkan data klien dengan hasil dugaan yang menggunakan data

nonkeuangan.

Kelemahan prosedur analitis adalah tidak bisa menguji asersi Presentation and

Disclosure. Sedangkan keunggulannya yaitu prosedur analitis biasa digunakan auditor

untuk menilai kelayakan data dan menguji keempat asersi lainnya termasuk empat

Transaction Related Audit Objective maupun lima Balance Related Audit Objective

untuk menguji Valuation. Selain itu, prosedur analitis juga dapat digunakan untuk

memahami industri dan bisnis klien, menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas,

menunjukkan munculnya kemungkinan kesalahan pengujian dalam laporan keuangan,

serta mengurangi pengujian audit rinci.

Contoh dalam Pos Piutang:

Auditor membandingkan data piutang tahun ini dengan tahun lalu

Auditor menghitung dengan teknik-teknik perhitungan statistik untuk melihat rata-

rata, korelasi, kecenderungan, maupun kesimpulan-kesimpulan lain.

Page 12: Teknik Audit

5. Wawancara kepada klien (inquiries of the client)

Wawancara adalah metode pengumpulan bukti audit yang melibatkan pertanyaan

baik lisan maupun tulisan oleh auditor. Pertanyaan-pertanyaan ini dibuat secara intern

kepada manajemen atau pegawai klien, seperti pertanyaan tentang persediaan yang usang

atau kemungkinan dapat ditagihnya piutang. Wawancara dilakukan kepada manajemen

danpegawai klien karena manajemen dan pegawailah yang paling mengetahui operasi

dan pengendalian internal klien. Wawancara ini dapat menghasilkan 3 jenis bukti yaitu:

1. Bukti Kesaksian adalah bukti peyakin yang didapat dari pihak lain karena diminta

oleh auditor. Peyakin maksudnya adalah untuk mendukung bukti-bukti lain yang telah

didapatkan oleh auditor. Biasanya bukti pengujian fisik, bukti dokumen, bukti

analisis, atau bukti lisan telah diperoleh, baru kemudian dilengkapi dengan bukti

kesaksian.

2. Bukti Lisan adalah bukti yang didapat oleh auditor dari orang lain melalui

pembicaraan secara lisan. Orang lain tersebut mungkin berasal dari luar auditi

maupun dari pihak auditi sendiri. Dalam hal memperoleh bukti lisan, auditor harus

mencatat (menuangkan dalam kertas kerja) dengan seksama termasuk nara

sumbernya.

3. Bukti Spesialis adalah bukti yang didapat dari tenaga ahli, baik seorang pribadi

maupun instansi atau institusi yang memiliki keahlian yang kompeten dalam

bidangnya. Tenaga spesialis yang dapat digunakan adalah semua profesi seperti ahli

pertambangan, dokter, ahli purbakala, ahli pertanian, ahli hukum, ahli perbankan, dll.

Untuk memenuhi syarat kompetensi bukti audit, maka kompetensi tenaga spesialis

tersebut harus terjamin. Dalam hal ini, jika diputuskan untuk menggunakan tenaga

ahli (spesialis), maka auditor harus mengusahakan ahli yang diakui oleh umum.

Kelemahan wawancara:

o Informasi yang diperoleh auditor dari wawancara kepada klien memiliki

keandalan yang terbatas karena informasi ini diperoleh dari pihak internal

klien.

Kegunaan wawancara:

Page 13: Teknik Audit

Wawancara kepada klien juga meliputi pengujian pengendalian dan pengujian

substantif. Wawancara kepada klien dapat digunakan auditor untuk menguji semua

asersi laporan keuangan. Auditor dapat menggunakan wawancara untuk mempelajari

kebijakan dan prosedur pengendalian apa saja yang telah diterapkan klien, prinsip

akuntansi apa saja yang telah digunakan klien, dan bagaimana transaksi-transaksi

tertentu diproses. Selain itu, wawancara juga dapat digunakan untuk memperoleh

penjelasan dari manajemen tentang hasil pengujian audit tertentu.

Walaupun keandalannya sangat terbatas (kecuali keterangan ahli), informasi ini

merupakan titik awal dari pelaksanaan teknik audit lainnya. Pada umumnya, jawaban

atas wawancara diperkuat dengan kinerja atau teknik lainnya. Akan tetapi,

pelaksanaan audit akan lebih efisien jika auditor mencermati jawaban atas wawancara

daripada mencari jawaban secara independen melalui suatu pemeriksaan tidak

langsung atas bukti terperinci.

Wawancara pun sebagian besar (kecuali keterangan ahli) pun adalah teknik yang

mudah dilakukan dan bisa dikatakan sangat murah.

Contoh wawancara dalam pos piutang:

Melakukan wawancara kepada top management mengenai para kreditur, terutama

yang kelas kakap.

Melakukan wawancara secara lisan dengan petugas gudang saat minum-minum di

kantin perusahaan, apakah prosedur pengeluaran barang dilakukan dengan benar.

Apakah tidak pernah ada semacam disposisi untuk mengeluarkan barang tertentu

tanpa dokumen pengeluaran barang.

6. Hitung uji

Footing

Footing adalah penjumlahan kolom angka untuk menentukan apakah totalnya

sama dengan nilai yang diperoleh klien. Teknik audit foot akan menghasilkan bukti

audit berupa rekalkulasi, dimana rekalkulasi ini merupakan bagian dari

Page 14: Teknik Audit

reperformance. Reperfomance yaitu metode pengumpulan bukti audit di mana auditor

melakukan proses pengulangan aktivitas klien, kemudian hasil yang diperoleh auditor

dari pengulangan aktivitas tersebut dibandingkan dengan hasil yang diperoleh oleh

klien untuk mendapatkan bukti audit. Reperfomance melibatkan pengujian kembali

atas berbagai perhitungan dan pengujian kembali atas berbagai transfer informasi.

Contoh penerapan foot pada audit akun piutang adalah melakukan footing atas

nilai-nilai dalam buku jurnal piutang usaha salah satu debitur untuk periode selama

satu bulan dan membandingkan semua total nilai yang terdapat dalam buku jurnal

piutang usaha tersebut dengan nilai yang terdapat dalam buku besar.

Kegunaan foot untuk menguji asersi sebagai berikut :

1. Keberadaan (existence)

Pelanggaran mengenai asersi keberadaan terjadi jika suatu item telah dihitung

lebih dari satu kali.

2. Kelengkapan (completeness)

Jika auditor menemukan bahwa beberapa item telah dihilangkan, maka asersi

mengenai kelengkapan telah dilanggar

3. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Pelanggaran mengenai asersi penyajian dan pengungkapan terjadi jika ayat jurnal

telah diposting pada akun yang salah.

4. Akurasi (accuration)

Apakah perhitungan klien telah akurat sesuai data yang ada.

Batasan foot :

1. Tidak dapat digunakan untuk menguji asersi : right and obligation, timing, valuation

and allocation.

2. Membutuhkan ketelitian dalam penjumlahan/perhitungan

Page 15: Teknik Audit

Recompute

Recompute adalah perhitungan yang dilakukan untuk menentukan apakah

perhitungan klien sudah benar. Sama seperti foot, recompute juga merupakan bagian

dari reperformance.

Contoh penerapan recompute pada audit akun piutang adalah melakukan recompute

atas perhitungan penyisihan piutang usaha akhir tahun, apakah telah diterapkan benar

sesuai dengan kebijakan aging schedule piutang.

Kegunaan recompute untuk menguji asersi sebagai berikut :

1. Keberadaan (existence)

Pelanggaran mengenai asersi keberadaan terjadi jika suatu item telah dihitung

lebih dari satu kali

2. Kelengkapan (completeness)

Jika auditor menemukan bahwa beberapa item telah dihilangkan, maka asersi

mengenai kelengkapan telah dilanggar

3. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)

Pelanggaran mengenai asersi penyajian dan pengungkapan terjadi jika ayat jurnal

telah diposting pada akun yang salah

4. Akurasi (accuration)

Apakah perhitungan klien telah akurat sesuai data yang ada.

Batasan recompute :

1. Tidak dapat digunakan untuk menguji asersi : right and obligation, timing, valuation

and allocation.

2. Membutuhkan ketelitian dalam penjumlahan/perhitungan

Page 16: Teknik Audit

7. Observasi (observation)

Observasi adalah penggunaan indera-indera auditor untuk menilai aktivitas klien.

Observasi berhubungan dengan memperhatikan serta menyaksikan pelaksanaan dari

suatu kegiatan dan proses. Auditor dapat mengunjungi lokasi pabrik untuk memperoleh

kesan umum atas fasilitas klien atau mengamatai para individu yang melaksanakan

tugas-tugas akuntansi untuk menentukan apakah orang yang diserahi tanggung jawab

telah melaksanakan tugas dengan baik. Selain itu, beberapa kebijakan dan prosedur

pengendalian internal hanya dapat diverifikasi dengan observasi karena pelaksanaan

kegiatan ini tidak meninggalkan bukti dokumenter. Jadi, observasi ini lebih kepada

penilaian keandalan dan keefektifan sistem pengendalian intern.

Observasi kurang dapat diandalkan karena terdapat risiko bahwa karyawan klien

yang terlibat aktivitas-aktivitas yang sedang diobservasi telah menyadari kehadiran

auditor sehingga pada saat dilakukan observasi, karyawan klien akan mengubah

perilakunya dengan melaksanakan tanggungjwabnya sesuai dengan kebijakan

perusahaan. Oleh karena itu, auditor wajib untuk menindaklanjuti berbagai kesan

pertama yang didapat dengan berbagai bukti audit lainnya yang bersifat nyata. Walaupun

begitu, observasi sangat berguna dalam pelaksanaan sebagian besar proses audit.

Observasi merupakan suatu hal yang berbeda dengan pengujian fisik. Observasi

difokuskan pada aktivitas klien untuk mengetahui siapa mereka atau bagaimana dan

kapan mereka melakukannya sedangkan pengujian fisik melibatkan penghitungan atas

aktiva tertentu. Observasi merupakan salah satu teknik audit yang biayanya cukup

rendah. Observasi umumnya dilakukan oleh auditor dengan sejumlah prosedur audit

yang lainnya.

Contoh observasi yang berkaitan dengan piutang adalah observasi yang dilakukan

untuk menilai pengendalian intern pada siklus penjualan dan penagihan. Pada siklus ini,

auditor dapat melakukan observasi apakah ada pemisahan fungsi antara fungsi penjualan,

fungsi otorisasi kredit, fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas serta fungsi

pencatatan. Selain itu, auditor dapat melakukan observasi apakah kredit harus diotorisasi

dengan tepat sebelum penjualan dilakukan dan apakah barang dikirim setelah otorisasi

Page 17: Teknik Audit

diberikan. Contoh lain adalah auditor dapaat mengobservasi apakah laporan bulanan

telah dikirimkan kepada pelanggan agar dapat mendorong pelanggan untuk segera

merespon jika ada saldo yang dinyatakan tidak benar.