teknik

16

Click here to load reader

Upload: sherlihazairin

Post on 10-Aug-2015

37 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik

Teknik-Teknik Penjahitan

Posted by Masdin at 7:51 PM 23Jan

Teknik-Teknik Penjahitan

Pendahuluan

Sebagai sebuah metode untuk menutupi luka kulit, teknik penjahitan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Walaupun material jahitan dan aspek-aspek teknik penjahitan telah mengalami perubahan, namun tujuannya masih tetap sama, yaitu: menutupi ruang yang terbuka, mendukung dan memperkuat luka sampai penyembuhan meningkatkan kekuatan regangannya, memadukannya dengan kulit asli untuk hasil yang memuaskan dari segi estetik dan fungsional, serta meminimalisir risiko perdarahan dan infeksi.

Teknik penjahitan yang lebih baik diperlukan untuk memastikan hasil-hasil yang baik dalam bedah dermatologi. Kenampakan penutupan yang dirancang dengan baik atau flap setelah operasi bisa terganggu jika teknik penjahitan yang tidak tepat dipilih atau jika pelaksanaannya buruk. Sebaliknya, teknik penjahitan yang cermat tidak selamanya bisa sepenuhnya mengkompensasi teknik penjahitan yang buruk. Pemasangan incisi yang buruk dengan hanya memperhatikan batas tensi kulit yang berelaksasi, pemindahan jaringan yang berlebih, atau penyiapan luka yang kurang memadai bisa membatasi opsi-opsi bedah pada penutupan luka dan pemasangan jahitan. Penanganan jaringan yang hati-hati juga penting untuk mengoptimalkan penyembuhan luka.

Teknik penjahitan yang dipilih tergantung pada tipe dan lokasi anatomi luka, ketebalan kulit, besarnya tensi, dan hasil yang diinginkan. Pemasangan jahitan yang baik meningkatkan kerapatan kedua sisi luka, yang membantu meminimalisir dan meredistribusi tensi kulit. Eversi luka penting untuk memaksimalkan kemungkinan kerapatan epidermal. Eversi diinginkan untuk meminimalisir risiko depresi scar yang terkai akibat kontraksi jaringan selama penyembuhan. Biasanya, inversi tidak diinginkan, dan ini kemungkinan mengurangi risiko scarring hipertropi pada seseorang yang memiliki kerentanan terhadap scar hypertropi. Penghilangan ruang terbuka, restorasi kontur anatomi alami, dan peminimalan bekas jahitan juga penting untuk mengoptimalkan hasil kosmetik dan fungsional.

Dalam artikel ini, teknik-teknik penjahitan yang digunakan dalam bedah kulit direview. Teknik-teknik pemasangan jahitan untuk masing-masing tipe setik juga dijelaskan, alasan untuk memilih sebuah teknik penjahitan juga dibahas, dan kelebihan serta kekurangan masing-masing teknik juga disajikan. Seringkali, lebih dari satu teknik jahitan yang diperlukan untuk penutupan sebuah luka secara optimal. Setelah membaca artikel ini, pembaca diharapkan mendapatkan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa teknik penjahitan tertentu dipilih dan apresiasi metode mendasar tentang metode-metode pokok dalam memasang masing-masing tipe jahitan.

Banyak jenis material dan jarum jahitan yang tersedia bagi ahli-bedah kulit. Pilihan material dan jarum ditentukan berdasarkan lokasi lesi, ketebalan kulit pada lokasi tersebut, dan jumlah tensi yang diberikan pada luka. Tanpa memperhitungkan material dan jarum jahitan yang dipilih,

Page 2: Teknik

teknik-teknik dasar untuk penahanan jarum, pengarahan jarum, dan pemasangan simpul masih tetap sama untuk setiap teknik.

Konstruksi jarum

Jarum memiliki 3 bagian. Ujungnya merupakan bagian yang paling tajam dan digunakan untuk menusuk kulit. Bagian badan merupakan bagian tengah dari jarum. Bagian pelana merupakan bagian yang paling tebal dari jarum dan bagian dimana material jahitan ditempatkan. Pada bedah kulit, 2 tipe jarum utama digunakan, yaitu: jarum cutting dan reverse cutting. Kedua jarum memiliki badan triangular. Jarum cutting memiliki sisi yang tajam pada lengkung dalam dari jarum yang diarahkan ke sisi luka. Jarum reverse cutting memiliki sisi yang tajam pada lengkung luar dari jarum yang diarahkan jauh dari sisi luka, yang mengurangi risiko penarikan jahitan dalam jaringan. Karena alasan inilah, jarum reverse cutting digunakan lebih sering dibanding pada bedah kutaneous (lihat Gambar 1).

Pemasangan Jahitan

Penahan jarum digunakan untuk mencengkeram jarum pada posisi distal bagian badannya, setengah sampai tiga per empat jarak dari ujung jarum, tergantung pada selera ahli-bedah. Penahan jarum diperkuat dengan menekannya sampai lilitan pertama dicapai. Penahan jarum tidak boleh diperketat berlebihan karena kerusakan jarum dan penahan jarum bisa terjadi. Jarum dipertahankan secara vertikal dan longitudinal tegak lurus dengan penahan jarum (lihat Gambar 2).

Pemasangan jarum yang tidak tepat dalam penahan jarum bisa menyebabkan jarum bengkok, sulit menembus kulit, dan/atau sudut masuk yang tidak diinginkan ke dalam jaringan. Penahan jarum dipegang dengan menempatkan ibu jari dan jari keempat dalam lubang pegangan penjepit dan dengan menempatkan jari telunjuk pada titik-tumpu penahan jarum supaya stabil (lihat Gambar 3). Atau, penahan jarum bisa ditahan dalam telapak tangan untuk meningkatkan kecekatan (lihat Gambar 4).

Jaringan harus distabilkan untuk memungkinkan pemasangan jahitan. Dengan tergantung pada selera ahli bedah, forcep/penjepit yang bergerigi atau tidak atau cantelan kulit bisa digunakan untuk mencengkeram jaringan secara perlahan. Trauma yang berlebihan terhadap jaringan yang sedang dijahit harus dihindari untuk mengurangi kemungkinan strangulasi dan nekrosis. Forcep/jepitan diperlukan untuk mencengkeram jarum pada saat keluar dari jaringan setelah ditusukkan. Sebelum melepas penahan jarum, pencengkeraman dan stabilisasi jarum cukup penting. Manuver ini mengurangi risiko kehilangan jarum dalam lemak dermis atau subkutaneous, dan khususnya penting jika jarum-jarum kecil digunakan di area-area seperti pinggang, dimana gigitan jarum yang besar diperlukan untuk perapatan jaringan yang tepat.

Jarum harus selalu menembus kulit pada sudut 90o, yang meminimalisir ukuran luka dan mempromosikan pemulihan sisi-sisi kulit. Jarum harus diinsersi 1-3 mm untuk sisi luka, tergantung pada ketebalan kulit. Kedalaman dan sudut jahitan tergantung pada teknik penjahitan khusus. Secara umum, 2 sisi jahitan harus sama, dan jarum harus selalu keluar dari kulit tegak lurus dengan permukaan kulit.

Page 3: Teknik

Pengikatan simpul

Apabila jahitan dipasang dengan baik, jahitan itu harus diamankan dengan sebuah simpul. Ikat-instrumen paling umum digunakan dalam bedah kulit. Simpul square knot sudah lazim digunakan. Pertama, ujung penahan jarum diputar searah jarum-jam di sekitar ujung panjang dari material jahitan selama 2 kali putaran. Ujung penahan jarum digunakan untuk mencengkeram ujung pendek dari jahitan. Ujung pendek dari jahitan ditarik melalui loop-loop ujung panjang dengan menyilangkan tangan, sedemikian rupa sehingga kedua ujung material jahitan terletak pada sisi-sisi garis jahitan yang berlawanan. Penahan jarum diputar berlawanan arah jarum-jam satu kali di sekitar ujung panjang jahitan. Ujung pendek dicengkeram dengan ujung penahan jarum, dan ujung pendek ditarik melalui loop kembali.

Jahitan harus diperkencang untuk merapatkan ujung-ujung luka tanpa mengerutkan jaringan. Terkadang, membiarkan sebuah loop terbuka dari jahitan setelah penusukan pertama cukup membantu. Loop cadangan memungkinkan setik jahitan sedikit berekspansi dan membantu dalam mencegah strangulasi jaringan karena tensi yang diberikan pada jahitan meningkat seiring dengan edema luka yang meningkat. Dengan tergantung pada selerai juru-bedah, 1-2 tusukan tambahan mungkin diperlukan.

Ikatan suksesif persegi yang baik cukup penting. Yakni, masing-masing ikatan harus diletakkan secara sempurna sejajar dengan ikatan sebelumnya. Prosedur ini penting dalam mencegah pembentukan simpul tidak tepat. Ketika jumlah tusukan yang diinginkan telah selesai, material jahitan bisa dipotong (jika setik jahitan yang terpotong digunakan), atau jahitan berikutnya bisa dipasang (lihat Gambar 5).

JAHITAN SIMPUL TUNGGAL (JAHITAN TERPOTONG SEDERHANA)

Teknik

Jahitan yang paling umum digunakan dan serba-guna dalam bedah kulit adalah jahitan simpul tunggal. Jahitan ini dipasang dengan menginsersi jarum tegak lurus ke epidermis, melintasi epidermis dan ketebalan penuh epidermis, dan keluar tegak lurus ke epidermis pada sisi luka yang berhadapan. Kedua sisi setik jahitan harus ditempatkan secara simetris dari segi kedalaman dan lebar. Secara umum, jahitan harus memiliki konfigurasi yang berbentuk botol (labu), yakni setik jahitan harus lebih luas pada pangkalnya (sisi dermal) dibanding pada bagian atasnya (sisi dermal). Jika setik jahitan mencakup volume jaringan yang lebih besar pada pangkal dibanding pada puncaknya, maka kompresi yang dihasilkan pada dasar memaksa jaringan bergerak ke depan dan mempromosikan eversi (penonjolan) sisi-sisi luka. Manuver ini mengurangi kemungkinan pembentukan scar terdepresi pada saat luka bertraksi selama penyembuhan (lihat Gambar 6).

Secara umum, tusukan jaringan harus ditempatkan secara merata sehingga sisi-sisi luka bertemu pada tingkatan yang sama untuk meminimalisir kemungkinan ketidakcocokan antara tinggi sisi luka. Akan tetapi, ukuran tusukan yang diambil dari dua sisi luka bisa divariasikan dengan memodifikasi jarak tempat insersi jarum dari sisi luka, jarak tempat keluar jarum dari sisi luka, dan kedalaman tusukan yang diambil. Penggunaan tusukan jarum yang berukuran berbeda pada

Page 4: Teknik

masing-masing sisi luka bisa mengoreksi ketidaksimetrisan yang telah ada dalam ketebalan atau ketinggian sisi. Tusukan-tusukan kecil bisa digunakan untuk secara tepat mencocokkan kedua sisi luka. Tusukan-tusukan besar bisa digunakan untuk mengurangi tensi luka. Tensi yang lebih baik penting untuk memastikan kerapatan luka yang tepat disamping mencegah strangulasi jaringan. Gambar 7 menunjukkan sebuah garis dari jahitan yang terinterupsi.

Kegunaan

Jika dibandingkan dengan jahitan jelujur, jahitan simpul tunggal mudah dipasang, memiliki kekuatan regangan yang lebih besar, dan memiliki potensi yang lebih kecil untuk menyebabkan edema luka dan sirkulasi kutaneous terganggu. Jahitan-jahitan yang terpotong juga memungkinkan juru-bedah untuk membuat penyesuaian jika diperlukan agar dapat mengatur dengan baik sisi luka ketika luka dijahit.

Kekurangan dari jahitan terpotong antara lain lamanya waktu yang diperlukan untuk pemasangan dan risiko yang lebih besar untuk crosshatched marks (yakni bekas seperti rel kereta api) lintas garis jahitan. Risiko crosshatching bisa diminimalisir dengan menghilangkan jahitan lebih dini untuk mencegah perkembangan track jahitan.

JAHITAN JELUJUR (RUNNING SUTURE)

Jahitan Jelujur Sederhana

Teknik

Jahitan jelujur sederhana merupakan serangkain jahitan simpul tunggal yang tidak mengalami interupsi. Jahitan dimulai dengan memasang sebuah setik jahitan terinterupsi, yang diikat tetapi tidak dipotong. Serangkaian jahitan sederhana ditempatkan selanjutnya tanpa mengikat atau memotong material jahitan setelah masing-masing penusukan. Jahitan-jahitan harus memiliki jarak yang sama rata, dan tensi harus terdistribusi merata disepanjang garis jahitan. Garis setik jahitan dilengkapi dengan mengikat sebuah simpul setelah tusukan terakhir pada ujung garis jahitan. Simpul diikat antara ujung benang dari material jahitan dimana dia keluar dari luka dan loop jahitan terakhir ditempatkan. Gambar 8 menunjukkan contoh garis jahitan jelujur.

Kegunaan

Jahitan jelujur bermanfaat untuk luka-luka panjang dimana tensi luka telah diminimalisir dengan jahitan dalam yang dipasang dengan baik dan dimana kedekatan ujung-ujung luka cukup baik. Tipe jahitan ini juga bisa digunakan untuk mengencangkan graft kulit ketebalan penuh atau sebagian. Secara teritis, lebih sedikit scarring yang terjadi dengan jahitan jelujur dibanding dengan jahitan simpul tunggal karena lebih sedikit simpul yang dibuat dengan jahitan jelujur sederhana; akan tetapi, jumlah insersi jarum masih tetap sama.

Kelebihan jahitan jelujur sederhana antara lain pemasangan yang cepat dan perapatan-ulang ujung-ujung luka yang lebih cepat, dibanding dengan jahitan terinterupsi sederhana. Kekurangannya mencakup crosshatching yang mungkin terjadi, risiko terbukanya jahitan jika

Page 5: Teknik

material jahitan rusak, kesulitan dalam melakukan penyesuaian di sepanjang garis jahitan, dan kerutan garis jahitan ketika setik jahitan ditempatkan pada kulit yang tipis.

Jahitan Jelujur Feston (Locked)

Teknik

Jahitan jelujur sederhana bisa dikunci atau tidak dikunci. Simpul pertama dari jahitan jelujur terkunci diikat seperti pada jahitan jelujur tradisional dan bisa dikunci dengan melewatkan jarum melalui loop yang mendahuluinya pada saat masing-masing setik dipasang. Jahitan ini juga dikenal sebagai baseball stitch (lihat Gambar 9) karena kenampakan akhir dari garis jahitan yang terkunci.

Kegunaan

Jahitan terkunci memiliki kekuatan regangan yang meningkat; dengan demikian, bermanfaat pada luka-luka yang memiliki tensi sedang atau pada luka yang memerlukan hemostasis tambahan karena keluar dari sisi kulit. Jahitan terkunci memiliki risiko yang meningkat untuk mengganggu mikro-sirkulasi di sekitar luka, dan bisa menyebabkan strangulasi jaringan jika ditempatkan terlalu ketat. Dengan demikian, tipe jahitan ini hanya boleh digunakan pada area-area yang memiliki vaskularisasi yang baik. Secara khusus, jahitan terkunci bisa bermanfaat pada kulit-kepala atau pada sulcus postauricular, khususnya ketika hemostasis tambahan dibutuhkan.

JAHITAN MATRAS

Jahitan Matras Vertikal

Teknik

Jahitan matras vertikal merupakan sebuah variasi dari jahitan simpul tunggal. Ini terdiri dari sebuah setik terputus sederhana yang dipasang lebar dan dalam ke dalam sisi luka dan sebuah setik terputus kedua yang lebih dangkal ditempatkan lebih dekat ke sisi luka dan dengan arah yang berlawanan. Lebar setik harus ditingkatkan sebanding dengan jumlah tensi pada luka. Yakni, semakin tinggi tensi, semakin lebar setik (lihat Gambar 10).

Kegunaan

Jahitan matras vertikal khususnya bermanfaat dalam memaksimalkan eversi luka, mengurangi ruang mati, dan meminimalisir tensi pada luka. Salah satu kekurangan dari jahitan ini adalah crosshatching. Risiko crosshatching lebih besar karena tensi yang meningkat diantara luka dan keempat titik masuk dan keluar dari setik dalam kulit. Waktu yang direkomendasikan untuk pemindahan jahitan ini adalah 5-7 hari (sebelum pembentukan track permukaan epitlial sempurna) untuk mengurangi risiko scarring. Jika jahitan harus dibiarkan tetap pada tempatnya lebih lama, maka pendukung (bolster) bisa ditempatkan diantara jahitan dan kulit untuk meminimalisir kontak. Penggunaan bolster akan meminimalisir stragulasi jaringan ketika luka

Page 6: Teknik

membengkak sebagai respon terhadap edema postoperatif. Pemasangan masing-masing setik secara tepat dan pengambilan gigitan simetris sangat penting dengan jaringan ini.

Jahitan Matras Modifikasi (Half-Buried vertical Mattress Suture)

Teknik

Jahitan matras vertikal yang tertanam sebagian merupakan modifikasi dari jahitan matras vertikal dan menghilangkan 2 dari 4 titik masuk, sehingga mengurangi scarring. Jahitan matras vertikal tertanam-sebagian dipasang dengan cara yang sama seperti jahitan matras vertikal, kecuali bahwa jarum menembus kulit sampai level dalam dari dermis pada salah satu sisi luka, mengambil tusukan dalam bagian dermis yang dalam pada sisi luka yang berhadapan tanpa keluar dari kulit, kembali ke sisi pertama dari luka, dan keluar dari kulit. Titik masuk dan keluar dengan demikian terdapat pada salah satu sisi luka saja.

Kegunaan

Jahitan matras modifikasi digunakan pada bagian-bagian yang penting dari segi kosmetik seperti wajah.

Jahitan Katrol

Teknik

Jahitan katrol adalah modifikasi dari jahitan matras vertikal. Ketika jahitan katrol digunakan, sebuah jahitan matras vertikal ditempatkan, simpul dibiarkan tidak terikat, dan jahitan diloop dalam loop eksternal pada sisi yang lain dari incisi dan ditarik menyilang. Pada titik ini, simpul diikat. Loop baru ini berfungsi sebagai sebuah katrol, yang mengarahkan tegangan jauh dari untai yang lain (lihat Gambar 11).

Kegunaan

Jahitan katrol memfasilitas peregangan yang lebih besar pada sisi luka dan digunakan ketika kekuatan penutupan luka tambahan diperlukan.

Jahitan Matras Vertikal Termodifikasi Jauh-Dekat Dekat-Jauh

Teknik

Setik lain yang memiliki fungsi sama seperti jahitan katrol adalah modifikasi jauh-dekat dekat-jauh dari jahitan matras vertikal. Loop pertama ditempatkan sekitar 4-6 mm dari sisi luka pada sisi yang jauh dan sekitar 2 mm dari sisi luka pada sisi yang dekat. Jahitan melintasi garis jahitan dan memasuki-ulang kulit pada sisi pertama dengan jarak 2 mm dari sisi luka pada sisi dekat. Loop lengkap, dan jahitan keluar dari kulit pada sisi berlawanan 4-6 mm jauh dari sisi luka pada sisi-jauh. Pemasangan ini menimbulkan efek katrol (lihat Gambar 12).

Page 7: Teknik

Kegunaan

Jahitan katrol bermanfaat apabila ekspansi jaringan diinginkan, dan bisa digunakan secara intraoperatif untuk tujuan ini. Jahitan ini juga bermanfaat ketika memulai penutupan luka yang memiliki tensi signifikan. Dengan memasang setik katrol pertama-tama, sisi-sisi luka bisa didekati, sehingga mempermudah pemasangan jahitan tertanam. Ketika penutupan luka telah selesai, setik katrol bisa dibiarkan tetap pada tempatnya jika tensi luka terdistribusi merata setelah pemasangan jahitan permukaan dan yang tertanam.

Jahitan Matras Horizontal

Teknik

Jaringan matras horizontal ditempatkan dengan memasuki kulit 5 mm sampai 1 cm dari sisi luka. Jahitan dilewatkan dalam dermis ke sisi yang berlawanan dari garis jahitan dan keluar dari kulit yang sama jaraknya dari luka (efeknya sama dengan setik terpotong sederhana). Jarum memasuki kembali kulit pada sisi yang sama dari garis jahitan 5mm sampai 1 cm secara lateral dari titik keluar. Setik dilewatkan ke sisi berlawanan dari luka dimana dia keluar dari kulit dan simpul diikat (Gambar 13).

Kegunaan

Jahitan matras horizontal bermanfaat untuk luka-luka yang memiliki tensi tinggi karena memberikan kekuatan dan eversi luka. Jahitan ini juga bisa menjadi setik tertinggal pada ujung luka secara sementara, sehingga memungkinkan pemasangan setik subkutikular atau setik tsimpul tunggal. Setik temporer dilepaskan setelah tensi terdistribusi merata pada luka.

Jahitan matras horizontal bisa dibiarkan pada tempatnya selama beberapa hari jika tensi luka terus berlangsung setelah pemasangan setik yang tersisa. Pada bagian-bagian dimana tensi yang sangat tinggi berisiko untuk terbukanya jahitan, jahitan matras horizontal bisa dibiarkan tetap pada tempatnya bahkan setelah pengangkatan jahitan kulit permukaan. Akan tetapi, ini memiliki risiko untuk menghasilkan tanda jahitan jika dibiarkan lebih dari 7 hari.

Jahitan matras horizontal bisa ditempatkan sebelum ekscisi yang diusulkan sebagai sebuah teknik ekspansi kulit untuk mengurangi tensi. Pemulihan yang membaik bisa dicapai dengan setik ini pada luka tanpa tensi signifikan dengan menggunakan tusukan-tusukan kecil dan jahitan yang rapi.

Disamping risiko munculnya tanda jahitan, jahitan horizontal memiliki risiko tinggi untuk strangulasi jaringan dan nekrosis ujung luka jika disimpul terlalu ketat. Dengan melakukan banyak tusukan, penggunaan bolster, dan mengatur kekecanangan jahitan sesuai kebutuhan, bisa mengurangi risiko dan diupayakan menghilangkan jahitan sedini mungkin jika memungkinkan. Pemasangan jahitan dari sisi luka mempermudah pemindahannya.

JAHITAN TERTANAM

Page 8: Teknik

Jahitan Horizontal Tertanam-Sebagian atau setik tip

Teknik

Jahitan horizontal tertanam-sebagian atau setik tip dimulai pada sisi luka pada mana flap terpasang. Jahitan ini dilewatkan melalui dermis dari sisi luka ke dermis dari ujung flap. Jarum dilewatkan secara lateral dalam bidang dermal yang sama dari ujung flap, keluar dari ujung flap, dan masuk kembali ke kulit pada mana flap akan dipasang. Jarum diarahkan secara tegak lurus dan keluar dari kulit; selanjutnya, simpul diikat (lihat Gambar 14).

Kegunaan

Jahitan horizontal tertanam-sebagian atau setip tip digunakan utamanya untuk memposisikan sudut-sudut dan ujung-ujung dari flap dan untuk melakukan penutupan M-plasties dan penutupan V-Y.

Jahitan Tertanam Absorbable

Jahitan tertanam absorbable digunakan sebagai bagian dari penutupan berlapis pada luka yang memiliki tensi sedang sampai tinggi. Jahitan tertanam memberikan dukungan kepada luka dan mengurangi tensi pada sisi-sisi luka, sehingga memungkinkan kerapatan epidermal yang lebih baik dari kulit. Jahitan ini digunakan untuk menghilangkan ruang kosong, atau digunakan sebagai jahitan jangkar untuk memantapkan jaringan diatas dengan jaringan di bawahnya.

Jahitan Dermal-Subdermal

Teknik

Jahitan ditempatkan dengan menyisipkan jarum sejajar dengan epidermis pada pertemuan antara dermis dan subkutis. Jarum mengarah ke depan dan keluar dalam dermis papillary, lagi-lagi sejajar dengan epidermis. Jarum disisipkan paralel dengan epidermis dalam dermis papillary pada sisi luka yang berlawanan, menuju ke bawah dermis retikular, dan keluar pada pangkal luka pada pertemuan antara dermis dan subkutis dan sejajar dengan epidermis. Simpul terikat pada pangkal luka untuk meminimalisir kemungkinan reaksi jaringan dan ekstrusi simpul. Jika jahitan ditempatkan lebih di permukaan dalam dermis pada 2-4 mm dari sisi luka, maka eversi bisa meningkat.

Kegunaan

Jahitan dermal-subdermal tertanam bisa memaksimalkan eversi luka. Jahitan ditempatkan sedemikian rupa sehingga jahitan lebih jauh dari sisi luka.

Jahitan Matras Horizontal Tertanam

Teknik

Page 9: Teknik

Jahitan matras horizontal tertanam merupakan sebuah jahitan purse-string. Jahitan harus ditempatkan dalam bagian tengah-sampai-dalam dari dermis untuk mencegah kulit mengalami sobekan. Jika diikat terlalu kencang, jahitan bisa menghalangi aliran suplai darah ke jaringan di dekatnya (strangulasi).

Kegunaan

Jahitan matras horizontal tertanam digunakan untuk menghilangkan ruang mati, mengurangi besarnya kelainan, atau mengurangi tensi pada luka.

VARIASI JAHITAN JELUJUR

Jahitan Matras Horizontal Jelujur

Teknik

Jahitan sederhana ditempatkan, dan simpul diikat tetap tidak dipotong. Jahitan matras horizontal selanjutnya ditempatkan, dengan loop akhir yang diikat ke ujung bebas dari material jahitan.

Kegunaan

Jahitan matras horizontal digunakan untuk eversi kulit. Ini bermanfaat pada daerah-daerah yang memiliki kecenderungan untuk inversi, seperti leher. Teknik ini juga bermanfaat untuk mengurangi penyebaran scar facial. Jika jahitan diikat terlalu kencang, strangulasi jaringan bisa terjadi.

Jahitan Jelujur Subkutikular

Tehnik

Jahitan jelujur subtikular merupakan sebuah bentuk tertanam dari jahitan matras horizontal. Ini ditempatkan dengan mengambil tusukan-tusukan horizontal melalui dermis papillary pada sisi-sisi bersebelahan dari luka. Tidak ada tanda jahitan yang bisa dilihat, dan jahitan bisa dibiarkan tetap pada tempatnya selama beberapa pekan (lihat Gambar 15).

Kegunaan

Jahitan jelujur subkutikular cukup bermanfaat pada daerah-daerah dimana tensi yang terjadi cukup minimal, ruang mati telah dihilangkan, dan hasil kosmetik yang mungkin diharapkan. Karena epidermis hanya dipenetrasi pada awal dan akhir garis jahitan, maka jahitan kutikular efektif menghilangkan risiko untuk crosshatching. Jahitan tidak memberikan kekuatan luka yang signifikan, walaupun secara tepat mendekatkan sisi-sisi luka. Dengan demikian jahitan jelujur subkutikular paling baik dipersiapkan untuk luka-luka dimana tensi telah dihilangkan dengan jahitan dalam, dan sisi-sisi luka memiliki ketebalan yang hampir sama.

Jahitan Jelujur Subkutan

Page 10: Teknik

Jahitan jelujur subkutan dimulai dengan jahitan jahitan simpul tunggal subkutaneous yang diikat tetapi tidak dipotong. Jahitan ini diloop melalui jaringan subkutaneous dengan pelewatan berurutan melalui sisi-sisi yang berhadapan dari luka. Simpul tidak diikat pada ujung luka yang berlawanan dengan menyimpul ujung panjang dari material jahitan ke loop dari tusukan terakhir yang ditempatkan.

Kegunaan

Jahitan jelujur subkutan digunakan untuk menutup bagian dalam dari luka bedah dibawah tensi sedang. Ini digunakan menggantikan jahitan dermal tertanam pada luka-luka besar apabila penutupan cepat diperlukan. Kekurangan dari jahitan jelujur subkutan mencakup risiko kerusakan jahitan dan pembentukan ruang mati dibawah permukaan kulit.

PENUTUPAN

Pelepasan Jahitan

Jahitan harus dilepaskan dalam waktu 1-2 pekan setelah pemasangan, tergantung pada lokasi anatomik. Pemindahan yang dilakukan dengan cepat mengurangi risiko terbentuknya tanda jahitan, infeksi dan reaksi jaringan, luka rata-rata biasanya mencapai sekitar 8% kekuatan tensil yang diharapkan 1-2 pekan setelah bedah. Untuk mencegah terbukanya jahitan dan penyebaran scar, jahitan harus dilepaskan sedini mungkin.

Sudah menjadi aturan umum, semakin besar tensi pada luka, semakin lama jahitan harus tinggal. Dianjurkan agar pada wajah, jahitan dilepaskan dalam waktu 5-7 hari; pada leher, 7 hari; pada kulit-kepala, 10 hari; pada batang-tubuh dan ekstremitas atas, 10-14 hari; dan pada ekstremitas bawah, 14-21 hari. Jahitan pada luka di bawah tensi yang lebih besar mungkin perlu dibiarkan tetap pada tempatnya lebih lama. Jahitan-jahitan tertanam, yang ditempatkan dengan material jahitan absorbable, dibiarkan pada tempatnya karena dapat terlarut dalam kulit.

Teknik pelepasan jahitan yang baik penting untuk mempertahankan hasil yang baik setelah jahitan. Jahitan harus diangkat secara perlahan dengan jepitan/forcep, dan salah satu sisi jahitan harus dipotong. Kemudian, jahitan dicengkeram secara perlahan dengan simpul dan ditarik perlahan menuju ke luka atau garis jahitan sampai material jahitan semuanya telah terlepas. Jika jahitan ditarik jauh dari garis jahitan, sisi-sisi luka bisa berpisah. Steri-Strips bisa diaplikasikan dengan sebuah adhesif jaringan untuk memberikan dukungan luka tambahan setelah jahitan dilepaskan.

Metode-Metode Slternatif Untuk Penutupan Luka

Steri-strips

Pita-pita penutupan luka, atau Steri-Trips, merupakan pita adhesif bedah mikro-pori yang diperkuat. Steri-Strips digunakan untuk menyediakan dukungan ekstra bagi sebuah garis jahitan, baik ketika jahitan subkutikular dijalankan atau setelah jahitan dilepaskan. Pita penutup luka bisa mengurangi penyebaran scar jika dibiarkan pada tempatnya selama beberapa pekan setelah

Page 11: Teknik

pemindahan jahitan. Seringkali, metode ini tidak digunakan sebagai sebuah adhesif jaringan. Pita-pita ini jarang digunakan untuk penutupan luka primer.

Staples

Staples stainless steel sering digunakan pada luka-luka yang memiliki tensi tinggi, termasuk luka pada kulit kepala dan batang tubuh. Kelebihan dari staples antara lain pemasangan yang cepat, reaksi jaringan yang minimal, risiko infeksi yang rendah, dan penutupan luka yang kuat. Kekurangannya mencakup penataan sisi luka yang kurang tepat dan mahal.

Adhesif jaringan

Superglues yang mengandung acrylat bisa diaplikasikan pada luka-luka superficial untuk memblokir perdarahan kulit yang jelas dan untuk mencocokkan sisi-sisi luka dengan tepat. Manfaat plastik polimerisasi terbatas karena kesulitan dalam menanangani adhesif dan potensi untuk toksisitas dan inflamasi jaringan. Penggunaan adhesif jaringan pada bedah dermatologi masih sedang berkembang. Sebagai produk yang baru dan berkembang, penggunaan adhesif untuk penutupan kulit bisa meningkat.

Jahitan berduri

Jahitan berduri telah dikembangkan dan sedang dievaluasi keampuhannya pada bedah kutaneous. Kelebihan yang diusulkan dari jahitan ini adalah terhindarkannya simpul jahitan. Simpul jahitan secara teoritis bisa menjadi cikal bakal infeksi, cukup lama untuk dipasang, bisa memberikan tuntutan ischemik terhadap jaringan, dan bisa keluar setelah bedah. Sebuah trial tekrontrol acak yang membandingkan jahitan berduri dengan penutupan konvensional menggunakan jahitan polydioksason 3-0 menunjukkan bahwa sebuah jahitan berduri memiliki keamanan dan profil kosmesis yang mirip dengan jahitan konvensional jika digunakan untuk menutup luka cesar. Penelitian tambahan kemungkinan diperlukan sebelum jahitan berduri diterima untuk digunakan secara luas.