tekanan negative pada manajemen terapi luka dari
TRANSCRIPT
Tekanan negative pada manajemen terapi luka dari “luka terbuka abdomen” akibat
trauma : studi prospektif dan sistematik review.
Abstrak
Pendahuluan : Penggunaan Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) untuk penutupan
sementara pada luka open abdomen (OA) diterima secara luas. Hasil terbitannya sangat
bervariasi tergantung dari sifat khusus dan etiologi yang menyebabkan OA. Tujuan dari studi ini
adalah untuk mengevaluasi efektivitas dari system NPWT yang baru terutama pada OA akibat
abdominal trauma.
Metode : Studi prospektif pada pasien trauma yang memerlukan Temporary Abdominal Closure
(TAC) dengan OA grade 1 atau 2 telah dilakukan. Semua pasien diobati dengan NPWT
(RENAYS AB Smith & Nephew) untuk mencapai TAC. Hasil utamanya adalah waktu yang
dicapai untuk penutupan fascia dan hasil sekundernya adalah komplikasi dan mortalitas.
Hasil: Sebanyak 20 pasien dilibatkan. Tiga belas pasien (65%) mencapai penutupan fasia setelah
median masa pengobatan dari 3 hari. Empat pasien (20%) meninggal karena penyebab yang
tidak terkait dengan NPWT. Komplikasi termasuk fistula formasi pada satu pasien (5%) dengan
resolusi spontan selama NPWT), nekrosis usus pada pasien tunggal (5%) dan tiga kasus infeksi
(15%). Tidak ada fistula yang tampak pada akhir NPWT.
Kesimpulan : peralatan NPWT yang baru aman dan efektif dan hasilnya baik pada penutupan
fascia dan komplikasinya trauma rendah terhadap pasien dengan trauma yang berat.
Kata Kunci : Negative Pressure Wound Therapy (NPWT), Grade 1 and 2 open abdomen,
Abdominal trauma, Fascial closure.
Pendahuluan
Manajemen open abdomen merupakan bidang kedokteran yang telah berkembang pesat selama
20 tahun terakhir [1] dan telah mengakibatkan tingkat kematian menurun [2]. manfaat
mengelola pasien dengan open abdomen termasuk pencegahan hipertensi intra-abdomen (IAH)
dan abdomen compartement syndrome (ACS), identifikasi awal komplikasi intra-abdomen
(misalnya usus iskemia) dan kemudahan re-entry. Di luar dari manfaat ini, pemeliharaan suatu
open abdomen menciptakan banyak tantangan manajemen seperti pengembangan fistula dan
infeksi. Pemeliharaan berkepanjangan dari open abdomen juga dapat menyebabkan
berkurangnya kemungkinan pemendekan kembali dari fasia, seperti isi dari abdomen menjadi
'fixed'. Dengan meningkatnya adopsi teknik open abdomen telah datang peningkatan permintaan
untuk metode Temporary Abdomen Closure (TAC) untuk melindungi open abdomen selama fase
terbuka pengobatan. Teknik utama untuk TAC adalah: Negatif Pressure Wound Therapy
(NPWT), metode Vacuum-Pac ("Vac" Pac), artificial burr (Whitmann ™ patch), absorbable
mesh/sheet, zipper, “plastic silo”, skin closure dan dynamic retention sutures. Teknik-teknik ini
bervariasi dalam keberhasilan mereka berkaitan dengan tingkat penutupan fasia, morbiditas
terkait dan tingkat kematian. Sejumlah tinjauan sistematis telah menyimpulkan bahwa artificial
burr dan NPWT memiliki tingkat penutupan fasia tertinggi dan tingkat kematian terendah [3,4].
karena relatif mudah penerapannya, dan perlindungan jaringan fasia, dan NPWT menjadi pilihan
dominan untuk TAC pada pasien open abdomen [1].
TAC tepat dalam pengobatan OA yang berasal dari berbagai trauma, pasca operasi dan septic
clinical scenarios. Bersama ini membentuk kompleks dan beragam kelompok luka. Banyak
literatur yang diterbitkan menggambarkan hasil pada OA sulit untuk ditafsirkan karena
pengelompokan bersama dari clinical scenarios heterogen dengan luas yang bervari dari etiologi,
prognosis dan bahkan tujuan pengobatan. Hal ini menyebabkan hasil yang dilaporkan sangat
bervariasi dan tingkat komplikasi. tingkat penutupan fasia pada pasien yang diobati dengan open
abdomen dan NPWT telah dilaporkan serendah 22% [5] (dalam pankreatitis) dan setinggi 92%
[6] (dalam trauma). Dalam rangka untuk memahami bagaimana hasil dan potensi protokol
pengobatan bervariasi dalam berbagai jenis pasien open abdomen, peneliti terlebih dahulu harus
mempublikasikan hasil dari subgrup homogen dan didefinisikan dengan baik. The
World Society of Abdominal Compartment Syndrome (WSACS) telah mengusulkan klasifikasi
klinis sederhana untuk menggambarkan open abdomen (Bjorck et al.) [7] untuk memfasilitasi
perbandingan hasil studi dan pendekatan klinis (lihat Tabel 1). Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menggunakan klasifikasi Bjorck untuk melaporkan hasil dari welldefined sekelompok
pasien, (dengan grade 1 atau 2 open abdomen yang berasal dari luka trauma) setelah pengobatan
sistem NPWT yang baru ini diperkenalkan untuk TAC pada open abdomen. Peninjauan
sistematis dari dliteratur, mengidentifikasi studi dengan populasi penelitian homogen yang
sebanding, dilakukan sebagai cara membandingkan hasil dari penelitian ini dengan hasil dari
literatur.
Metode
Temporary abdominal closure
Prospektif, open labeled, studi non-komparatif sudah dilaksanakan di dua center di South Africa
antara bulan Agustus 2010 dan Desember 2011. Secara berturut-turut dipresentasikan pasien
dengan traumatic injury dan 1) yang membutuhkan damage control laparotomy with staged
abdominal repair. Atau 2) pengembangan abdominal compartment syndrome yang memerlukan
laparotomy dan temporary abdominal closure. Atau 3) dengan full thickness traumatic abdominal
wall defects dengan terksposenya organ viscera yang membutuhkan temporary abdominal
closure akan dimasukkan dalam penelitian. Pasien dengan open abdomen grade 1a, 1b, atau 2a,
2b, sesuai dengan klasifikasi dari Bjorck et al.
(Tabel 1) cocok dimasukkan. Berikut ini pengecualian dari criteria yang telah disebutkan : <18
tahun, hamil, keganasan pada bed luka, unexplored fistula, resiko tinggi pada kematian (yang
ditentukan oleh dokter ahli bedah yang merawat), hernia ventral, kehilangan yang signifikan dari
fascia dinding abdomen akibat dari trauma atau infeksi, pasien dengan open abdomen grade 4
(Bjorck et al. classification, lihat tabel 1), pasien dengan riwayat kurang dalam kepatuhan dan
pengobatan medis, atau pasien yang pernah ditarik ikut dalam penelitian. Sidang telah disetujui
oleh dewan etika lokal di kedua lembaga yang dilakukan sesuai ketat oleh deklarasi Helsinki.
Informed consent didapatkan dari mana saja, tapi jika pasien tidak capable, maka perwakilan
hukum pasien diminta untuk memberikan persetujuan atas nama pasien. Jika ini tidak
memungkinkan maka independen persetujuan dokter dianggap dapat diterima sebagai disetujui
oleh komite etika lokal. Semua informasi pasien itu anonymised pada sumbernya.
Pasien yang cocok untuk diikutsertakan dalam menjalani damage control laparotomy yang
pertama, dimana dikontrol juga pendarahan dan kontaminasi yang terjadi. Hal ini dapat diikuti
oleh intra-peritoneal packing yang diperlukan dan TAC. Resusitasi lebih lanjut yang mendekati
keadaan fisiologi normal dilanjutkan di Intensive Care Unit (ICU). Re-laparotomy dilakukan
dalam 48 jam awal bila diindikasikan. . Negative pressure wound therapy (RENASYS-AB
Abdominal Dressing and RENASYS EZ pump Smith & Nephew; St Petersburg, FL, USA) di
aplikasian pada luka dengan cara yang sudah ditentukan. film Penetrasi non adherent diletakkan
langsung pada viscera yang ekspose tapi juga pada rectus sheath. Polyurethane foam dikurangi
sepanjang pre-cut perforasi sampai ukuran yang sebenarnya dan ditempatkan diatas film dengan
abdomen yang terbuka..
Film transprant akan menutupi foam dan peri-wound sekitarnya sebelum dipasang sunction port
yang terhubung dengan NPWT pump. Negative pressure disampaikan pada tekanan kontinu
80mmHg. Uji coba ini terdiri dari maksimum 20 hari pengobatan dengan NPWTsystem dengan
tambahan 8 hari inisiasi pasca pengobatan tindak lanjut. perubahan dressing biasanya
berlangsung pada 48 jam selama re-laparotomi untuk menghilangkan kemasan dan pembentukan
kembali kontinuitas usus. Penilaian medis dan luka penuh dilakukan. Luka penutupan dilakukan
bila mungkin dan sesuai dengan kebijakan ahli bedah trauma yang hadir.
Tujuan utama adalah untuk menentukan jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai penutupan
fasia primer yang tertunda. Tujuan sekunder adalah mortalitas, perubahan klasifikasi OA,
tekanan intra-abdomen (IAP), lama tinggal (hari) di ICU dan rumah sakit, insiden komplikasi
(sindrom kompartemen perut (ACS), fistula, sepsis, kegagalan organ multiple (MOF), saluran
pernapasan akut distress syndrome (ARDS)). SOFA, APACHE, ISS, Skor Niss juga dicatat
Evaluasi statistik
Kaplan-Meier estimasi atas median waktu untuk mencapai penutupan fasia primer dengan
menghentikan pengobatan telah disajikan. Uji McNemar digunakan untuk menguji pengurangan
dengan adanya infeksi dari awal sampai akhir penilaian. Semua hasil lainnya telah dirangkum
dengan menggunakan statistik deskriptif.
Review sistematis
Pedoman PRISMA digunakan sebagai panduan dalam merancang proses review sistematis [8].
Berikut ini PubMed search [("open abdomen" ATAU "abdominal compartment syndrome
"ATAU laparotomi) DAN (" negative pressure wound therapy "ATAU NPWT ATAU" Vacuum
assisted "ATAU VAC ATAU "vac pack" ATAU "vakum pack") TIDAK direview ] telah
dilakukan pada bulan April 2010 dan diperbarui pada bulan April 2011 dan Mei 2012. Studi ini
telah diulas secara manual dan jenis berikut tidak dilibatkan: studi pediatrik, studi di mana lebih
dari 33% pasien memiliki luka open abdomendengan sepsis lanjut pada awal; grade 4 luka pada
awal; ulasan kasus (kurang dari 6 kasus). Meskipun sebagian besar studi tidak
mengklasifikasikan luka menurut Bjorck et al. [7], upaya yang dilakukan untuk
mengklasifikasikan mereka secara retrospektif berdasarkan data pasien yang disediakan. Semua
studi yang dilakukan pada non-septik grade 1 atau 2 luka, luka open abdomen disertakan terlepas
dari etiologi.
Data mentah diekstraksi dari semua surat-surat. Hasilnya (penutupan fasia, mortalitas dan fistula)
dinyatakan sebagai persentase dari total jumlah pasien diperlakukan dengan memerintahkan
untuk meminimalkan bias berdasarkan ukuran sampel yang berbeda. Pendekatan ini juga
dikoreksi Bias pelaporan yang melekat pada beberapa studi yang berkaitan dengan apakah data
mengambiljumlah pasien telah meninggal ke dalam perhitungan (yaitu mengungkapkan hasil
sebagai persentase dari seluruh kelompok dan bukan hanya persentase penderita).
Hasil
Pasien
Dua puluh pasien trauma yang menjalani damage control laparotomi direkrut (lihat Tabel 2
untuk demografi dan dasar rincian therapy). Keparahan Cedera diukur dengan Cedera Severity
Score (ISS) dengan nilai rata-rata 25(kisaran 9-50). Sebuah ISS> 15 (ukuran trauma parah) ada
pada 17/20 pasien. Empat (20%) pasien meninggal selama masa studi, Satu pasien mencapai
penutupan fasia primer, namun meninggal setelah serangan jantung sebelum akhir masa studi.
Dua pasien lain meninggal sebagai akibat gagal ginjal akut dan pasien yang tersisa meninggal
sebagai akibat dari kegagalan multi-organ. Data untuk ke 20 pasien dimasukkan dalam semua
evaluasi pada 'intention to treat' dasar, kecuali ditentukan.
Tingkat penutupan fasia primer - tujuan utama
Penutupan dicapai pada 13 dari 20 pasien (65% pasien pada intent-to-treat) (lihat Tabel 3;
melihat data tambahan untuk data estimasi Kaplan-Meier). Tingkat penutupan dinyatakan
sebagai persentase dari pasien adalah 75 (12/16 ) (data tidak ditampilkan). Satu pasien meninggal
setelah penutupan fasia primer tetapi pada 12 pasien closed abdomens yang tersisa stabil pada
tindak lanjut 8 hari setelah penutupan meskipun sepsis ada di salah satu pasien. Waktu rata-rata
untuk mencapai penutupan fasia primer adalah 3 hari (CI) (n = 20). Dua pasien ditarik dari
penelitian setelah 19 dan 24 hari terapi NPWT karena mereka berkembang menjadi grade 4
(fixed) open abdomen dan penutupan fasia primer tidak lagi menjadi pilihan (yaitu mereka tidak
bisa lagi berkontribusi pada tujuan utama).
Setiap open abdomen adalah dinilai sesuai dengan klasifikasi WSACS [7] (Tabel 1) pada saat
penerapan awal NPWT dan pada setiap perubahan dressing change , termasuk dihilangkannya
akhir dari dressing.. Nilai dari open abdomen bagi mayoritas pasien membaik selama
berlangsungnya terapi.
Tujuan Sekunder
Skor SOFA dan APACHE11 mengalami penurunan dari median dari 11 dan 14,5 pada awal
menjadi 9 dan 12 masing-masing pada akhir terapi . Tidak ada hubungan yang jelas antara IAP
pada awal dan tercapainya penutupan fasia primer. Waktu median di ICU adalah 8 hari (kisaran
1-28 hari, n = 20). Pada pasien yang tersisa, alasan penghentian NPWT adalah kematian, (3/20;
15), miskin (1/20; 5), withdrawal karena alasan lain (1/20; 5 - bowel hematic persisten sebagai
konsekuensi dari viscera yang sangat luas). Cairan yang terkandung dalam tabung limbah sekitar
diukur dan ini merupakan bagian dari manajemen cairan pasien sehari-hari. Dengan volume rata-
rata 871 ml (700 ml median) ikut berada dalam tabung pada dressing change . Kehilangan darah
ke dalam tabung itu juga merupakan tanda awal perdarahan internal dan memungkinkan
intervensi cepat (data tidak ditampilkan).
Berbagai komplikasi dinilai dan hasilnya ditunjukkan pada Tabel 4. Satu fistula (5) yang diamati
selama studi pada pasien tunggal yang telah menerima trauma tembus. Ini fistula dengan output
yang rendah yang diamati selama dressing change kedua tetapi telah diselesaikan oleh dressing
change berikutnya (48 jam kemudian). Tidak ada trauma yang diamati pada penghilangan salah
satu komponen dressing change dan karena itu tidak mungkin bahwa adhesi hasil dari dressing
pada usus besar telah memberikan kontribusi terhadap pembentukan fistula.
Bowel nekrosis ditemukan pada dua pasien (10%). Satu contoh ada pada awal dan diselesaikan
sebelum penerapan NPWT setelah operasi pengangkatan 90 cm panjang usus besar. Pasien ini
melanjutkan untuk melakukan penutupan fascia fasia primer dalam waktu 3 hari dari cedera.
Contoh kedua nekrosis usus besar dikembangkan pada dressing change kedua selama penelitian
pada pasien yang memiliki luka open abdomen septik pada awal dengan tingkat moderat edema.
Pasien ini meninggal akibat kegagalan multi-organ karena sepsis dan sebagai hasil akhir
presentasi. Pengembangan nekrosis usus besar tidak diyakini terkait dengan penggunaan
perangkat NPWT.
Pada penilaian awal, 5 pasien mengalami kontaminasi berat dari rongga perut akibat terjadinya
tumpahan usus. Pada 3 pasien kontaminasi yang ada di sana dikendalikan dan tidak ada tanda-
tanda kontaminasi atau infeksi dengan pengobatan penghentian. Sisa 2 pasien berkembang
menjadi infeksi klinis bersama dengan lebih 3 pasien selama penelitian. Satu pasien, meskipun
fistula.
Resolusi (seperti dijelaskan di atas), menjadi terus-menerus terinfeksi mencegah penutupan luka.
Luka terdegradasi menjadi kelas 4 (fixed) open abdomen dan ditutup dengan sebuah graft.
Seorang pasien kedua dengan luka open abdomen grade 1a berkembang dengan baik tetapi
menjadi membingungkan dan menghilangkan hasil dari dressing pada infeksi luka dan
withdrawal dari pasien yang tidak patuh-. Pasien ketiga yang mengalami infeksi usus besar juga
berkembang menjadi edema selama studi dan evicerasi. Ini sebagian karena viscera yang luar
biasa besar. Oleh karena itu, pada perlakuan diskontinuitas 5 pasien luka abdomen secara klinis
terinfeksi.
Studi Kasus
Seorang laki-laki berusia 27 tahun yang tidak memiliki riwayat medis yang signifikan ini
mengaku 18 Oktober 2010 dengan trauma tumpul perut sebagai akibat dari kekerasan. Sebuah
garis tengah damage control laparotomi terlihat (Gambar 1A). kontaminasi berat pada rongga
peritoneal akibat cidera organ berongga telah terlihat. Tekanan intra abdominal- (IAP) adalah
15mmHg dan tekanan perfusi abdominal (APP) adalah 58mmHg. Skor Cedera adalah sebagai
berikut: SOFA 11, APACHE 5, ISS 25 dan Niss 48. Luka diklasifikasikan sebagai grade 1b dan
dipersulit oleh adanya usus besar yang nekrotik. Sembilan puluh sentimeter usus besar telah
dihilangkan melalui pembedahan (Gambar 1B) sebelum dressing change NPWT itu diterapkan
(Gambar 1C) dengan tujuan melakukan tampilan kedua damage control laparotomi untuk
memastikan tidak ada perkembangan usus besar yang nekrosis. Tekanan NPWT diaplikasikan
pada -80 mmHg tekanan kontinyu. 800 ml asites dikeluarkan. resusitasi aktif selama 24 jam
yang diperlukan di mana titik ulang damage control laparotomi dilakukan dalam rangka untuk
melihat ujung rektum dan sigmoidoskopi yang kaku. Sebuah relaparotomy kedua diperlukan
pada 48 jam (Gambar 1D). Itu luka open abdomen ditutup dengan penutupan fascia fasia primer
yang tertunda pada hari 3 (Gambar 1E) tanpa komplikasi lebih lanjut.
Figure 1 A 27 year old male was admitted with blunt abdominal trauma. A damage control laparotomy was performed (A), 90 cm of necrotic bowel removed (B) and NPWT (Renasys F-AB, Smith & Nephew) applied at -80 mmHg (C). Second look lapartomies were performed at 24 and 48 hours (D) and the fascia closed at Day 3 post injury (E).
Perbandingan dengan literatur yang diterbitkan
Dalam rangka untuk membandingkan hasil yang disajikan di sini dengan literatur yang ada,
pencarian sistematis dilakukan. Tabel 5 menunjukkan proses pencarian sistematis. secara singkat
Makalah 129 teridentifikasi, dimana 49 lolos seleksi kriteria dan sesuai untuk kajian terinci. Dari
ini, 13 lebih tidak melaporkan titik akhir yang relevan. dari sisanya 36 makalah, penelitian
dimana> 33% dari penelitian ini populasi yang itu septik tidak dilibatkan karena adanya
superficial wound sepsis memiliki dampak yang signifikan terhadap prognosis dan hasil dari
pasien luka open abdomen [10]. Pada saat ini studi, 25% dari luka pada awal telah terinfeksi atau
terkontaminasi. Studi menggunakan sistem NPWT 'buatan' (yaitu vaksin-pack) tidak dilibatkan
untuk menghindari variabilitas dalam Hasil yang dihasilkan dari variabilitas dalam komponen
atau teknik aplikasi. Vac-pack juga telah dilaporkan memiliki hasil sedikit kurang efektif
dibandingkan dengan VAC [4,11] NPWT karena komersial memberikan tolak ukur yang baik.
luka open abdomen dari semua etiologi secara teoritis termasuk tetapi dalam prakteknya
mayoritas studi dilaporkan pasien trauma dengan hanya 2 studi
melaporkan kohort campuran pasien.
Hasil perbandingan antara penelitian ini dan artikel yang relevan diidentifikasi dari review
sistematis ditunjukkan pada Tabel 6. Penelitian yang diidentifikasi relatif dalam ukuran kecil
dengan jumlah pasien rata-rata 30. Demografik variabel (ISS, umur, jenis kelamin) telah dapat
diterima sama antara penelitian ini dan penelitian yang dilaporkan (data tidak ditunjukkan).
Secara keseluruhan, rata-rata tingkat penutupan fasia 63,7% yang telah dilaporkan; kecocokan
yang dekat dengan nilai rata-rata 65% yang dilaporkan dalam penelitian ini. Nilai-nilai ini
mencerminkan 'intent-to-treat' populasi yang yang mencakup semua pasien terlepas dari apakah
mereka selamat dari luka-luka mereka. Berarti Angka kematian dalam studi yang dipublikasikan
adalah 22% yang dibandingkan baik dengan nilai-nilai dalam studi saat ini 20%. Persentase yang
rata-rata 3% dari pasien yang diterbitkan literatur berkembang menjadi fistula selama terapi
(berkisar 7-0%). Nilai dalam penelitian ini dari 5% dibandingkan, terutama mengingat bahwa
satu pasien berkembang menjadi fistula yang jelas pada hanya satu dressing change dan
diselesaikan oleh dressing change berikutnya. Dalam hal angka komplikasi lain, Data itu kurang
dapat diandalkan karena tidak semua studi yang relevan melaporkan komplikasi (tidak
ditampilkan). Sebagai kesimpulan, tidak ada bukti bahwa peralatan yang digunakan dalam
penelitian ini kurang efektif dibandingkan perangkat ™ VAC dalam pengobatan dari grade 1
dan 2 pada luka open abdomen yang berasal dari pasien trauma.
Diskusi
Dalam studi ini, tingkat penutupan fascia fasia primer adalah 65% pada intent-to-treat yang
dibandingkan baik dengan penelitian yang diterbitkan (63,7%) pada pasien (Tabel 6). semua
perbandingan dilakukan dengan studi menggunakan predominan yang tersedia secara komersial
yaitu NPWT kit , Abdominal VAC ™ (KCI San Antonio, Tx USA). Satu kelemahan yang
signifikan dari desain penelitian ini adalah desainnya non-komparatif. Sebuah studi
perbandingan yang besar akan diperlukan untuk mengkonfirmasi kesetaraan kedua perangkat ini.
Penelitian ini memberikan bukti bahwa penerapan dressing change alternatif (RENASYS ™ AB
Smith & Nephew St Petersburg, FL USA) memungkinan untuk mencapai hasil yang serupa.
aplikasi bersamaan tension fasia primer: misalnya melalui penggunaan 'dynamic suturing',
bersama dengan NPWT lebih lanjut dapat meningkatkan frekuensi penutupan fasia primer
[19,20] meskipun, sampai saat ini, tidak ada studi banding telah dilakukan untuk mendukung hal
ini. Pencapaian penutupan fasia primer tidak hanya memiliki implikasi signifikan bagi pemulihan
pasien tetapi juga menyebabkan berkurangnya angka tinggal pada ICU dan rumah sakit ,
mengurangi kebutuhan untuk bedah rekonstruksi pada dinding yang, dan waktu pemulihan lebih
pendek. Faktor-faktor ini semua memiliki cukup elemen biaya begitu awal tapi aman
penutupan fascia adalah hasil terbaik.
Yang paling sering dikutip keberatan dengan penggunaan NPWT TAC adalah peningkatan
dirasakan dalam pembentukan fistula. tingkat pembentukan fistula dalam penelitian ini dari 5
adalah sama dengan yang berasal dari 3 %studi yang dipublikasikan dari pasien dengan . Hal ini
memungkinkan bahwa tingkat yang relatif rendah pada pembentukan fistula teramati dalam
populasi tertentu dari pasien dengan luka open abdomen yang lebih lanjut [2,21] dan bahwa
insiden yang lebih tinggi dari de novo pembentukan fistula dapat terjadi pada sekumpulan pasien
'berisiko tinggi' yaitu orang-orang dengan grade luka open abdomen yang lebih lanjut (grade 3
atau 4), sepsis, atau pada luka dimana anastomosis usus besar setelah menjalani operasi usus
besar terjadi atau dimana terdapat keterlambatan atau kegagalan untuk mencapai penutupan fasia
primer. Bahkan keprihatinan telah diungkapkan oleh beberapa komentator [22-24] pasien
dijelaskan cenderung menjadi 'tinggi tinggi '. Hubungan potensial antara NPWT dan
pembentukan fistula telah diperdebatkan oleh orang lain [25] termasuk secara tinjauan sistematis
[26].
Bukti lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah penggunaan NPWT pada grade 3 atau 4
luka open abdomen yang lebih lanjut efektif dan apakah peningkatan risiko fistulisation memang
diamati sebagai hasil dari terapi pada subpopulasi ini. Berkenaan dengan penelitian ini, satu
kelemahan adalah ukuran sampel yang relatif rendah, yang mungkin tidak secara akurat
mencerminkan kejadian yang sebenarnya pembentukan fistula pada luka . Salah satu variabel
tidak dinilai dalam tinjauan sistematis adalah tingkat negative pressure yang digunakan dalam
studi masing-masing. Hal ini dilaporkan dalam satu studi di mana tingkat yang relatif tinggi-
175mmHg digunakan [13]. Penggunaan tingkat tinggi negative pressure diduga faktor risiko
potensial untuk meningkatkan pembentukan fistula tetapi analisis ini tidak mampu menjelaskan
pernyataan ini. apakah penggunaan NPWT pada grade 3 atau 4 abdomenis yang efektif dan
apakah peningkatan risiko fistulisation memang diamati sebagai hasil dari terapi pada
subpopulasi ini.
Berkenaan dengan penelitian ini, satu kelemahan adalah ukuran sampel yang relatif rendah, yang
mungkin tidak secara akurat mencerminkan kejadian yang sebenarnya pembentukan fistula pada
luka . Salah satu variabel tidak dinilai dalam tinjauan sistematis adalah tingkat negative pressure
yang digunakan dalam studi masing-masing. Hal ini dilaporkan dalam satu studi di mana tingkat
yang relatif tinggi-175mmHg digunakan [13]. Penggunaan tingkat tinggi negative pressure
diduga faktor risiko potensial untuk meningkatkan pembentukan fistula tetapi analisis ini tidak
mampu menjelaskan pernyataan ini.
Adopsi yang lebih luas dari sistem klasifikasi yang diterbitkan diperlukan ketika melaporkan
hasil pada luka open abdomen yang lebih lanjut untuk membantu memperjelas masalah ini dan
masalah lainnya.
Kesimpulan
Penerapan suatu alternatif NPWT TAC sistem, bila diterapkan pada pasien trauma dengan grade
1 dan 2 open abdomens (Bjorck et al klasifikasi.) [7] aman dan efektif pada tingkat tinggi tingkat
penutupan fasia primer (65 intentto-treat) dan tingkat komplikasi yang relatif rendah. Nilai-nilai
ini sama dengan yang disajikan dalam literatur yang diterbitkan. Adopsi yang lebih luas dari
sistem klasifikasi yang diterbitkan diperlukan ketika melaporkan hasil pada pasien dengan open
abdomen .
AbbreviationsNPWT: Negative Pressure Wound Therapy; IAH: Intra-abdominalHypertension; IAP: Intra-abdominal Pressure; ACS: Abdominal CompartmentSyndrome; OA: Open Abdomen; SOFA: Sequential Organ Failure Score;APACHE 11: Acute Physical and Chronic Health Evaluation Score; ISS: InjurySeverity Score; NISS: New Injury Severity Score.
Competing interestsThis study was funded by Smith & Nephew (S&N). Authors JS and JC areemployees of S&N. DH was part of an International Expert Panel on NegativePressure Wound Therapy funded by an unrestricted educational grantprovided by Smith & Nephew.
Authors’ contributionsPN, DH and AN acquired the data. JC and AN conceived and designed thestudy and JS interpreted the data, drafted the manuscript and carried outthe systematic review. All authors provided critical revisions of themanuscript before their final approval of the manuscript.
AcknowledgementsHussein Dharma and Alison Wraith (employees of Smith & Nephew) carriedout data management and statistical analysis. S&N (the funding body)contributed to study design and provided statistical evaluation and medicalwriting expertise. The reporting of the study is believed to be impartial andscientific in its approach.
Author details1Department of Surgery, Groote Schuur Hospital, University of Cape Town,Cape Town, South Africa. 2Smith & Nephew, St Petersberg, Florida, USA.3Smith & Nephew, 101 Hessle Road, Hull HU3 2BN, UK.Received: 17 October 2012 Accepted: 20 December 2012Published: 10 January 2013
References1. MacLean AA, O’Keeffe T, Augenstein J: Management strategies for the
open abdomen: survey of the American Association for the Surgery ofTrauma membership. Acta Chir Belg 2008, 108:212–218.
2. Cheatham ML, Safcsak K: Is the evolving management of intra-abdominalhypertension and abdominal compartment syndrome improvingsurvival? Crit Care Med 2010, 38:402–407.
3. Quyn AJ, Johnston C, Hall D, Chambers A, Arapova N, Ogston S, Amin A:The open Abdomen and Temporary Abdominal Closure Systems - HistoricalEvolution and Systematic Review, Colorectal disease: the official journal of theAssociation of Coloproctology of Great Britain and Ireland. 2012.
4. Boele van Hensbroek P, Wind J, Dijkgraaf MGW, Busch ORC, Goslings JC,Carel Goslings J: Temporary closure of the open abdomen: a systematic
review on delayed primary fascial closure in patients with an openabdomen. World J Surg 2009, 33:199–207.
5. Schmelzle M, Alldinger I, Matthaei H, Aydin F, Wallert I, Eisenberger CF,Schulte Am Esch J, Dizdar L, Topp SA, Yang Q, Knoefel WT: Long-termvacuum-assisted closure in open abdomen due to secondary peritonitis:a retrospective evaluation of a selected group of patients. Dig Surg 2010,27:272–278.
6. Garner GB DM, Ware DN, Cocanour CS, Duke JH, Mckinley BA, Ph D, KozarRA, Moore FA: Vacuum-assisted wound closure provides early fascialreapproximation in trauma patients with open abdomens. Am J Surg2002, 182:630–638.
7. Björck M, Bruhin A, Cheatham M, Hinck D, Kaplan M, Manca G, Wild T,Windsor A: Classification–important step to improve management ofpatients with an open abdomen. World J surg 2009, 33:1154–1157.
8. Liberati A, Altman DG, Tetzlaff J, Mulrow C, Gotzsche PC, Ioannidis JPA,Clarke M, Devereaux PJ, Kleijnen J, Moher D: The PRISMA statement forreporting systematic reviews and meta-analyses of studies that evaluatehealthcare interventions: explanation and elaboration. BMJ 2009,339:b2700-b2700.
9. Cheatham ML, Malbrain MLNG, Kirkpatrick A, Sugrue M, Parr M, De Waele J,Balogh Z, Leppäniemi A, Olvera C, Ivatury R, D’Amours S, Wendon J, HillmanK, Wilmer A: Results from the International Conference of Experts onIntra-abdominal Hypertension and Abdominal Compartment Syndrome.II. Recommendations. Intensive Care Med 2007, 33:951–962.
10. Mentula P: Non-traumatic causes and the management of the openabdomen. Minerva Chir 2011, 66:153–163.
11. Kaplan M, Banwell P, Orgill D, Ivatury R, Demetriades D, Moore F, Miller P,Nicholas J, Henry S: Guidelines for the management of the openabdomen. Wounds 2005, 10:S1–24.
12. Miller PR, Meredith JW, Johnson JC, Chang MC: Prospective Evaluation ofVacuum-Assisted Fascial Closure After Open Abdomen. Ann Surg 2004,239:608–616.
13. Suliburk JW, Ware DN, Balogh Z, McKinley BA, Cocanour CS, Kozar RA,Moore FA, Ivatury RR: Vacuum-assisted wound closure achieves earlyfascial closure of open abdomens after severe trauma. J Trauma 2003,55:1155–1160. discussion 1160–1.
14. Stone PA, Hass SM, Flaherty SK, DeLuca JA, Lucente FC, Kusminsky RE:Vacuum-Assisted Fascial Closure for Patients With Abdominal Trauma.J Trauma: Inj Infect Crit Care 2004, 57:1082–1086.
15. Weinberg JA, George RL, Griffin RL, Stewart AH, Reiff DA, Kerby JD, MeltonSM, Rue LW: Closing the open abdomen: improved success withWittmann Patch staged abdominal closure. J Trauma 2008, 65:345–348.
16. Arigon J-P, Chapuis O, Sarrazin E, Pons F, Bouix A, Jancovici R: [Managingthe open abdomen with vacuum-assisted closure therapy: retrospectiveevaluation of 22 patients]. J Chirurgie 2008, 145:252–261.
17. Batacchi S, Matano S, Nella A, Zagli G, Bonizzoli M, Pasquini A, Anichini V,
Tucci V, Manca G, Ban K, Valeri A, Peris A: Vacuum-assisted closure deviceenhances recovery of critically ill patients following emergency surgicalprocedures. Critical Care (London, England) 2009, 13:R194.
18. Labler L, Zwingmann J, Mayer D, Stocker R, Trentz O, Keel M: V.A.C.WAbdominal Dressing System. Eur J Trauma 2005, 31:488–494.19. Pliakos I, Papavramidis TS, Mihalopoulos N, Koulouris H, Kesisoglou I,Sapalidis K, Deligiannidis N, Papavramidis S: Vacuum-assisted closure insevere abdominal sepsis with or without retention sutured sequentialfascial closure: a clinical trial. Surgery 2010, 148:947–953.
20. Matthias RK-r, Nina Z: Open Abdomen Treatment with Dynamic Suturesand Topical Negative Pressure Resulting in a High Primary Fascia ClosureRate. 2012.Navsaria et al. World Journal of Emergency Surgery 2013, 8:4 Page 7 of 8http://www.wjes.org/content/8/1/4
21. Mentula P, Hienonen P, Kemppainen E, Puolakkainen P, Leppäniemi A:Surgical decompression for abdominal compartment syndrome insevere acute pancreatitis. Arch Surg (Chicago, Ill. 1960) 2010, 145:764–769.
22. Trevelyan SL, Carlson GL: Is TNP in the open abdomen safe and effective?J Wound Care 2009, 18:24–25.
23. Rao M, Burke D, Finan PJ, Sagar PM: The use of vacuum-assisted closure ofabdominal wounds: a word of caution. Colorectal dis: Offic J AssocColoproctology Great Britain Ireland 2007, 9:266–268.
24. Fischer JE: A cautionary note: the use of vacuum-assisted closure systemsin the treatment of gastrointestinal cutaneous fistula may be associatedwith higher mortality from subsequent fistula development. Am J Surg2008, 196:1–2.
25. Shaikh IA, Ballard-Wilson A, Yalamarthi S, Amin AI: Use of topical negativepressure in assisted abdominal closure does not lead to high incidenceof enteric fistulae. Colorectal dis: Offic J Assoc Coloproctology Great BritainIreland 2010, 12:931–934.
26. Stevens P: Vacuum-assisted closure of laparostomy wounds: a criticalreview of the literature. Int Wound J 2009, 6:259–266.doi:10.1186/1749-7922-8-4
Cite this article as: Navsaria et al.: Negative pressure wound therapymanagement of the “open abdomen” following trauma: a prospectivestudy and systematic review. World Journal of Emergency Surgery 2013 8: